BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Neraca analitis Mettler Toledo
Ayakan 120 mesh Fisher
Hotplate Gallenkamp
Tanur Gallenkamp
Oven Memmert
Kjeldahl Term Gerhardt
Termometer Fisher
Tabung Reaksi Pyrex
Erlenmeyer Pyrex
Labu ukur 25 mL pyrex
Labu ukur 50 mL pyrex
Labu ukur 100 mL pyrex
Aluminium foil
Spatula
Statif dan Klem
Botol Aquades
Pipet tetes
Mixer
Loyang
Labu kjeldahl
Alat distillation System
Kertas Saring
Alat soklet
Spektrofotometer UV-Visible
3.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
H2C2O4.2H2O p.a.(E.Merck)
HCl 37% p.a.(E.Merck)
H2SO4(P) p.a.(E.Merck)
NaOH(S) p.a.(E.Merck)
H3BO3 3% p.a.(E.Merck)
N-Heksan p.a.(E.Merck)
Indikator Fenolftalein p.a.(E.Merck)
Indikator Metil Merah p.a.(E.Merck)
Indikator Metil Biru p.a.(E.Merck)
Selenium(s) p.a.(E.Merck)
Metanol p.a p.a.(E.Merck)
Aquades
Tepung Terigu Segitiga Biru
Gula Pasir Gulaku
Tepung Ubi Ungu
Telur Ayam
Mentega Margarin
Ubi Ungu
Garam
Butter
Coklat Batang
Coklat Bubuk
Baking Powder
3.2 Prosedur Penelitian
3.2.1 Pembuatan Reagen
a.Pembuatan Indikator Fenoftalein 1% (b/v)
Ditimbang 1 g indikator fenolftalein dan dilarutkan dengan alcohol 96% dalam labu takar 100 ml sampai garis tanda.
b.Pembuatan larutan NaOH 40%
c.Pembuatan larutan H3BO3 3%
Ditimbang 3 g H3BO3, lalu dilarutkan dengan aquades dalam labu takar 100 ml sampai garis tanda. Kemudian ditambahkan 900 ml aquades, lalu dipanaskan sehingga volume menjadi 1000 ml.
d.Pembuatan larutan H2C2O4 0,01 N (b/v)
Ditimbang 0,63 g Kristal H2C2O4.2H2O dan dilarutkan dengan aquades sampai dalam labu takar 100 ml sampai garis tanda.
e.Pembuatan indikator tashiro
Dicampurkan 2 bagian indikator metal biru 0,2 % (b/v) dan 1 bagian indikator metal merah 0,2 % (b/v) dalam alkohol 96%.
f.Pembuatan larutan NaOH
Ditimbang 0,4 g kristal NaOH, dan dilarutkan dengan akuades dalam labu takar 1000 ml hingga garis tanda.
Standarisasi larutan
1. Dipipet 10 ml larutan NaOH, lalu dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer.
2. Ditambah dengan indikator fenolftalein.
3. Dititrasi dengan Asam Oksalat 0,01 N hingga larutan berwarna bening.
4. Dicatat volume Asam Oksalat
g.Pembuatan larutan HCl
Sebanyak 0,83 ml HCl 37% diencerkan dengan aquades dalam labu takar
1000 ml sampai garis tanda.
Standarisasi larutan HCl
3. Dititrasi dengan NaOH 0,0103 N hingga berwarna merah lembayung.
3.2.2 Pembuatan Tepung Ubi Ungu
Ubi ungu dilkupas kulitnya, kemudian dicuci bersih. Kemudian di iris tipis-tipis lalu, di parut dan dikeringkan dalam oven pada suhu 500C hingga kering. kemudian di blender sampai halus. Kemudian di ayak dengan ayakan 120 mesh.
3.2.3 Pembuatan Brownies
Dipanaskan mentega terlebih dahulu, dimasukkan 3 butir telur dan gula 100 ml kedalam wadah, Kemudian ditambahkan baking powder 1/2 sdm, butter ¼ sdm, dimixer hingga merata dan mengembang selama 20 menit. Di masukkan 100 g tepung ( tepung ubi ungu : tepung terigu dengan variasi 20 : 80 ; 40 : 60 ) dalam campuran tersebut dan diaduk sampai merata. Kemudian tambahkan coklat bubuk 3 sdm, coklat batang yang telah dilelehkan terlebih dahulu. Ditambahkan mentega yang sudah dipanaskan terlebih dahulu. Kemudian diaduk hingga merata selama 5 menit. Lalu dimasukkan kedalam Loyang atau cetakan. Dikukus selama 35-40 menit.
3.2.4 Penentuan kadar Protein
Dimasukkan sampel 0,1 g kedalam labu kjeldahl ditambahkan 0,3 g selenium, kemudian ditambahkan 15 ml H2SO4(p). lalu didestruksikan dengan kjeldahl term pada suhu 450 0C sampai larutan menjadi jernih. Kemudian dimasukkan kedalam
alat Distillation System. Kemudian di destilasi. Lalu, ditampung dalam Erlenmeyer yang berisi 25 ml H3BO3 3% dan dicampur dengan 3 tetes indikator tashiro. Dititrasi dengan HCl 0,1 N. ditentukan % N.
3.2.5 Penentuan kadar lemak
ditimbang berat sampel kering. Diulangi sampai berat konstan. Kemudian dihitung kadar lemaknya.
3.2.6 Penentuan kadar air
Dimasukkan sampel sebanyak 2 g kedalam cawan yang telah diketahui beratnya. Dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C selama 30 menit. Kemudian ditimbang berat sampel kering lalu, diulangi sampai berat konstan. Kemudian dihitung kadar airnya.
3.2.7 Penentuan kadar abu
Dikeringkan sampel sebanyak 5 g kedalam oven pada suhu 1300C. kemudian dimasukkan kedalam cawan porselen yang telah diketahui beratnya. Kemudian dimasukkan kedalam tanur pada suhu 4000C selama 5 jam sampai diperoleh abu berwarna putih lalu, ditimbang dan dihitung kadar abunya.
3.2.8 Penentuan kadar karbohidrat
Dihitung jumlah persentase kadar air, abu, lemak, dan protein. Kemudian kadar karbohidrat diketahui dengan menghitung selisih antara 100% dengan jumlah dari persentase tersebut. Kadar karbohidrat (%)= 100% - % (protein + lemak + air + abu ).
3.2.9 Uji Antioksidan dengan Metode DPPH
3.2.9.1 Pembuatan larutan DPPH
Larutan DPPH dibuat dengan melarutkan 5 mg serbuk DPPH dalam methanol p.a
pada labu takar 25 ml, kemudian dihomogenkan
3.2.9.2 Pembuatan variasi tepung ubi ungu
3.2.10 Uji Antioksidan
3.2.10.1. Larutan blanko
Sebanyak 5 ml larutan DPPH ditambahkan methanol p.a hingga garis batas dalam labu takar 25 ml. kemudian dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap. Setelah itu diukur absorbansi dengan panjang gelombang maksimum 516 nm.
3.2.10.2. Uji Antioksidan tepung ubi ungu
3.3 Bagan Penelitian
3.3.1 Pembuatan Tepung ubi ungu
Ubi ungu
Dikupas kulitnya Dicuci bersih
Diiris tipis-tipis
Irisan ubi ungu
Diparut
Dikeringkan dalam oven pada suhu 500C
Diblender sampai halus
Diayak dengan ayakan 120 mesh
3.3.2 Pembuatan Brownies
3 Butir telur dan 100 ml gula
Dimasukkan kedalam wadah plastik
Ditambahkan baking powder ½ sdm
Ditambahkan butter ¼ sdm
Diaduk hingga mengembang selama 20 menit
Ditambahkan 100 ml tepung (tepung ubi ungu : tepung terigu dengan variasi 20:80; 40:60)
Ditambahkan coklat bubuk 3 sdm
Ditambahkan coklat batang yang sudah di lelehkan terlebih dahulu
Ditambahkan mentega yang sudah dipanaskan terlebih dahulu
Diaduk hingga merata selama 5 menit
Adonan
Dimasukkan kedalam Loyang atau cetakan
Dikukus selama 30-35 menit
3.3.3 Penentuan Kadar Protein
Dilakukan perlakuan yang sama terhadap variasi tepung ubi ungu : tepung terigu dengan variasi ( 20:80 ), ( 40:60 ), ( 60 : 40 ), ( 80 : 20 )
1 g Tepung ubi ung
Dimasukkan kedalam labu kjeldahl Ditambahkan 0,3 g selenium
Ditambahkan 15 ml H2SO4(P)
Larutan sampel
Didestruksi dengan kjeldahl therm pada suhu 4500C sampai larutan menjadi jernih
Dimasukkan kedalam alat distillation system
Didestilasi
Larutan Hijau
Ditampung dalam Erlenmeyer yang berisi 25 ml H2BO3 3% dan dicampur dengan 3 tetes indikator tashiro
Dititrasi dengan HCl 0,1 N
Larutan Ungu
Ditentukan % N
3.3.4 Penentuan Kadar Lemak
Dilakukan perlakuan yang sama terhadap variasi tepung ubi ungu : tepung terigu dengan variasi ( 20:80 ), ( 40:60 ), ( 60 : 40 ), ( 80 : 20 )
2g Tepung ubi ungu
Dibungkus tepung ubi ungu hasil pengeringan dengan oven pada suhu 1050C dengan kertas saring
Dimasukkan kedalam alat soklet
Diekstraksi dengan larutan N-heksan selama 6 jam pada suhu ± 800C Didestilasi larutan N-heksan dari ekstrak lemak pada suhu 100-1050C Didinginkan di dalam desikator
Ditimbang berat sampel kering Diulangi sampai berat konstan
Dihitung kadar lemaknya
3.3.5 Penentuan kadar air
Dilakukan perlakuan yang sama terhadap variasi tepung ubi ungu : tepung terigu dengan variasi ( 20:80 ), ( 40:60 ), ( 60 : 40 ), ( 80 : 20 )
2g Tepung ubi ungu
Dimasukkakedalam cawan yang telah diketahui beratnya
Dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C selama 3jam
Didinginkan didalam desikator selama 30 menit
Ditimbang berat sampel kering
Diulangi sampai berat konstan
Dihitung kadar airnya
3.3.6 Penentuan kadar Abu
Dilakukan perlakuan yang sama terhadap variasi tepung ubi ungu : tepung terigu dengan variasi ( 20:80 ), ( 40:60 ), ( 60 : 40 ), ( 80 : 20 )
2g Tepung ubi
Dimasukkan kedalam cawan porselen yang telah diketahui beratnya
Dimasukkan kedalam tanur pada suhu 400 0C selama 5 jam sampai diperoleh abu berwarna putih
Ditimbang
Dihitung kadar abunya
3.3.7 Penentuan kadar karbohidrat
Dilakukan perlakuan yang sama terhadap variasi tepung ubi ungu : tepung terigu dengan variasi ( 20:80 ), ( 40:60 ), ( 60 : 40 ), ( 80 : 20 )
Berat Aliquot (100%)
Dikurangkan dengan kadar protein (%)
Dikurangkan dengan kadar lemak (%)
3.3.8Uji Antioksidan dengan Metode DPPH
3.3.8.1 Pembuatan larutan DPPH
3.3.8.2 Pembuatan Variasi tepung ubi ungu
5 mg DPPH
Dimasukkan kedalam labu takar 25 ml Ditambahkan methanol p.a hingga garis batas
Dihomogenkan
Larutan DPPH
1 gram tepung ubi ungu
Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml
Ditambahkan methanol p.a hingga garis tanda Dihomogenkan
100 ml larutan induk 100 ppm
Dibuat variasi konsentrasi 100, 200, 300, 400 ppm
Dipipet 2,5 ml p.a hingga garis tanda
Dihomogenkan
Larutan 100 ppm
Dipipet 5 ml p.a hingga garis tanda
Dihomogenkan
Larutan 200 ppm
Dipipet 7,5 p.a hingga garis tanda
Dihomogenkan
Larutan 300 ppm
Dipipet 10 ml p.a hingga garis tanda
Dihomogenkan
3.3.9 Uji Antioksidan
3.3.9.1. Uji blanko
3.3.9.2. Uji Tepung Ubi Ungu
Dilakukan perlakuan yang sama terhadap variasi konsentrasi 200, 300 dan 400 ppm
5 ml larutan DPPH
Dimasukkan kedalam labu takar 25 ml
Ditambahkan methanol p.a hingga garis tanda Dihomogenkan
Dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap
Diukur absorbansi pada panjang maksimum 516 nm
Hasil
5 ml larutan DPPH
Dimasukkan kedalam labu takar 25 ml
Ditambahkan 2,5 ml tepung ubi ungu 100 ppm Dihomogenkan
Dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap
Diukur absorbansi pada panjang gelpmbang 516 nm
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian
4.1.1 Data hasil pengukuran kadar lemak pada tepung ubi ungu dan
brownies(tepung ubi ungu : tepung terigu)
Tepung ubi ungu dan variasi tepung ubi ungu dengan tepung terigu terhadap kadar lemak pada brownies dilakukan dengan metode ekstraksi secara kontiniu dengan alat soklet. Berat lemak yang terdapat padatepung ubi ungu dan brownies terdapat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran kadar lemak pada tepung ubi ungu dan brownies
Sampel Ulangan
Berat
Tepung ubi ungu
4.1.2 Data hasil pengukuran kadar air pada tepung ubi ungu dan brownies
(tepung ubi ungu : tepung terigu)
Tepung ubi ungu dan variasi tepung ubi ungu dengan tepung terigu terhadap kadar air pada brownies dilakukan dengan metode pengeringan dalam oven pada suhu 100-1050C.Uap air yang hilang selama pengeringan tepung ubi ungu dan brownies terdapat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran kadar air pada tepung ubi ungu dan brownies
Sampel Ulangan
Berat
Tepung ubi ungu
4.1.3 Data hasil pengukuran kadar abu pada tepung ubi ungu dan brownies
(tepung ubi ungu : tepung terigu)
Tepung ubi ungu dan variasi tepung ubi ungu dengan tepung terigu terhadap kadar abu pada brownies dilakukan dengan metode pengabuan dalam tanur pada suhu 5500C. Berat abu yang diperoleh dari tepung ubi ungu dan brownies terdapat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.3 Hasil pengukuran kadar abu pada tepung ubi ungu dan brownies
Sampel Ulangan
Berat
Tepung ubi ungu
4.2 Pengolahan Data
4.2.1. Perhitungan kadar protein
Kadar protein pada tepung ubi ungu dan brownies dapat dihitung sebagai berikut :
% � = volume sampel−volume blanko ml x N HCl x 14,008
berat sampel mg X 100%
% P = % N X Faktor Konversi
Keterangan :
% N = % Nitrogen
% P = % Protein
Faktor konversi = 6,25
4.2.2 Perhitungan Kadar Lemak
Penentuan kadar lemak pada tepung ubi ungu danbrownies dapat dihitung sebagai berikut :
Kadar Lemak= Berat Lemak
Berat Sampel X 100%
4.2.3 Perhitungan Kadar Abu
Penentuan kadar abu pada tepung ubi ungu dan brownies dapat dihitung sebagai berikut :
Kadar Abu= Berat abu
Berat Sampel X 100%
4.2.4 Perhitungan Kadar Air
Penentuan kadar air pada tepung ubi ungu dan brownies dapat dihitung sebagai berikut :
Kadar air =cawan + sampel basah−cawan + sampel kering
4.2.5 Perhitungan Kadar karbohidrat
Penentuan kadar karbohidrat pada tepung ubi ungu dan brownies dapat dilakukan sebagai berikut :
% karbohidrat = 100 % - ( % protein + % lemak + % air + % abu )
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh perbandingan campuran tepung terigu dengan tepung ubi
ungu pada brownies terhadap kadar protein
Tabel 4.4 perbandingan campuran tepung ubi ungu dan tepung terigu (brownies) terhadap kadar protein
Sampel tepung ubi ungu : tepung terigu
Ulangan analisa
Rata-rata
I II III
80 : 20 3,23 3,23 3,23 3,23
60 : 40 3,85 3,85 3,85 3,85
40 : 60 7,09 7,09 7,09 7,09
20 : 80 6,47 6,47 6,47 6,47
Pada gambar 1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar protein pada brownies dengan perbandingan tepung ubi ungu dengan tepung terigu 80:20 , 60:40 dan 40:60. Hal ini disebabkan karena kandungan protein pada ubi ungu
Gambar 4.1 : Pengaruh perbandingan campuran tepung ubi ungu dengan tepung terigu ( brownies ) terhadap kadar protein
4.3.2 Pengaruh perbandingan campuran tepung terigu dengan tepung ubi
ungu pada browniesterhadap kadar Lemak
Tabel 4.5 perbandingan campuran tepung ubi ungu dan tepung terigu (brownies) terhadap kadar Lemak
Sampel tepung ubi ungu : tepung terigu
Ulangan analisa disebabkan karena kandungan lemak pada tepung terigu lebih tinggi dibandingkan dengan tepung ubi ungu. menurut Depkes RI (1989) kandungan lemak tepung terigu adalah 11,3 g per 100 gram tepung terigu sedangkan kandungan lemak pada
tepung ubi ungu adalah 0,81 g per 100 gram tepung ubi ungu ( susilawati dan medikasari , 2011).kadar lemak tepung ubi ungu juga akan semakin berkurang dengan adanya pemanasan dan pengeringan dalam pengolahan tepung sehingga
0 2 4 6 8
80;20 60;40 40;60 20;80
kad
semakin banyak tepung ubi ungu ditambahkan pada pembuatan brownies maka kadar lemak dari brownies tersebut juga akan semakin berkurang.
Gambar 4.2 : Pengaruh perbandingan campuran tepung ubi ungu dengan tepung terigu ( brownies) terhadap kadar lemak
4.3.3 Pengaruh perbandingan campuran tepung terigu dengan tepung ubi
ungu pada brownies terhadap kadar Air
Tabel 4.6 perbandingan campuran tepung ubi ungu dan tepung terigu (brownies) terhadap kadar air
Sampel tepung ubi ungu : tepung terigu
Ulangan analisa dengan perbandingan tepung ubi ungu dengan tepung terigu dengan perbandingan 80:20 , 60:40 dan 40:60 dan perbandingan tepung ubi ungu dengan tepung terigu 20:80 terjadi penurunan. Hal ini disebabkan karena kandungan air pada tepung ubi ungu lebih tinggidibandingkan dengan tepung terigu.tepung ubi ungu yang telah mengalami proses pengeringan hanya menghilangkan sebagian kadar airnya
0 5 10 15 20
80;20 60;40 40;60 20;80
K
ad
ar
Lem
ak
sekitar 7% dan masih mengandung air dalam jumlah yang cukup besar. Sehingga semakin besar jumlah tepung ubi ungu yang yang ditambahkan dalam pembuatan
brownies maka kandungan air yang terkandung dalam brownies tersebut akan semakin meningkat.
Gambar 4.3 : Pengaruh perbandingan campuran tepung ubi ungu dengan tepung terigu (brownies) terhadap kadar Air
4.3.4 Pengaruh perbandingan campuran tepung terigu dengan tepung ubi
ungu pada browniesterhadap kadar Abu
Tabel 4.7 perbandingan campuran tepung ubi ungu dan tepung terigu (brownies) terhadap kadar abu
Sampel tepung ubi ungu : tepung terigu
Ulangan analisa
Pada gambar 4 menunjukkan bahwa tidak terjadi peningkatan dan penurunan. Hal ini disebabkan karena terjadinya sifat fisik dan kimia pada bahan pangan tersebut. Selain itu juga tidak ada perubahan yang terjadi pada adonan brownies.
0
80;20 60;40 40;60 20;80
K
ad
ar
A
ir
Gambar 4.4 : Pengaruh perbandingan campuran tepung ubi ungu dengan tepung terigu (brownies) terhadap kadar Abu
4.3.5 Pengaruh perbandingan campuran tepung terigu dengan tepung ubi
ungu pada brownies terhadap kadar Karbohidrat
Tabel 4.8 perbandingan campuran tepung ubi ungu dan tepung terigu (brownies) terhadap kadar karbohidrat
Sampel tepung ubi ungu :
Pada gambar 5 menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai karbohidrat dengan perbandingan tepung ubi ungu dengan tepung terigu 80:20 ke 60:40 dan terjadi peningakatan pada perbandingan tepung ubi ungu dengan tepung terigu 20;80. hal ini dipengaruhi oleh jenis tepung, perbandingan yang sesuai dan proses pengolahan ubi ungu menjadi tepung dan kadar protein, lemak, air serta abu yang terdapat pada brownies tersebut, dimana kadar karbohidrat ditentukan dengan menghitung selisih 100% dengan jumlah kadar protein, lemak, air dan abu. Sehingga apabila jumlah kadar-kadar tersebut menurun karbohidrat yang diperoleh akan meningkat dan apabila kadar-kadar tersebut meningkat maka kadar karbohidrat yang dihasilkan akan menurun.
0
80;20 60;40 40;60 20;80
K
Gambar 4.5 : Pengaruh perbandingan campuran tepung ubi ungu dengan tepung terigu (brownies) terhadap kadar karbohidrat
4.3.6 Uji antioksidan pada tepung ubi ungu dengan tepung terigu
Tabel 4.9 Hasil pengukuran absorbansi tepung ubi ungu
Sampel Absorbansi % Peredeman
Blanko 0,801 0
100 ppm 0,321 59,92
200 ppm 0,272 66,04
300 ppm 0,225 71,91
400 ppm 0,212 73,53
Tabel 4 menunjukkan bahwa tepung ubi ungu tidak jauh berbeda dengan tepung ubi jalar lainnya. Berdasarkan IC50 maka tepung ubi ungu berpotensi sebagai bahan makanan fungsional atau makanan kesehatan terutama untuk antioksidannya. Dalam hal ini, makin tinggi nilai IC50 maka akan semakin rendah antioksidannyadan sebaliknya. IC50 tepung ubi ungu yaitu 173,14 mg/L.
0
80;20 60;40 40;60 20;80
K
Gambar 4.6 : Grafik % peredemen Vs Konsentrasi ppm
4.3.7 Uji antioksidan pada tepung ubi ungu dengan tepung terigu
Tabel 4.10Hasil pengukuran absorbansi tepung terigu
Sampel Absorbansi % Peredeman
Blanko 0,763 0
Gambar 4.7 : Grafik % peredemen Vs Konsentrasi ppm
0 20 40 60 80
blanko 100 ppm 200 ppm 300 ppm 400 ppm
%
blanko 100 ppm 200 ppm 300 ppm 400 ppm
sBAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Kadar protein tertinggi pada brownies dengan perbandingan tepung ubi ungu dengan tepung terigu (40:60) yaitu 7,09 % sedangkan yang terendah perbandingan tepung ubi ungu dengan tepung terigu (80:20) yaitu 3,23 %, Kadar Lemak tertinggi pada perbandingan tepung ubi ungu dengan tepung terigu (20:80) yaitu 18,60 sedangkan kadar lemak terendah perbandingan (80:20) dan (60:40) yaitu 0,63%. Kadar karbohidrat tertinggi pada perbandingan tepung ubi ungu dengan tepung terigu (40:60) dan (20:80). Namun demikian variasi tepung ubi ungu dengan perbandingan (40:60) yaitu 7,09% dan (20:80) yaitu 6,47% masih memiliki kadar protein yang cukup bagus dan menghasilkan brownies yang cukup bagus. Dilihat dari standart
mutu dari brownies per 100 gram yaitu 5,03%.
2. Perbandingan tepung ubi ungu dan tepung terigu yang tepat pada pembuatan brownies yaitu pada perbandingan tepung ubi ungu dengan tepung terigu 40:60 dan 20:80
3. Antioksidan yang dihasilkan oleh tepung ubi ungu yaitu IC50 173,14 mg/L sedangkan tepung terigu memiliki IC50 299,49 mg/L.
5.2 Saran