• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Ornamen Dan Kaligrafi Pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan (Kajian Semiotika) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Ornamen Dan Kaligrafi Pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan (Kajian Semiotika) Chapter III V"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Setiap penelitian membutuhkan suatu cara atau pun metode untuk mencapai hasil

yang sistematis dan terarah. Metode menurut Subagyo (2004: 1) adalah cara atau jalan,

yang selanjutnya merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai

sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran

yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan masalah.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian

yang mengambil data dari Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan. Berdasarkan

dengan tempat, waktu, dan hasil yang akan diteliti, maka metode yang akan digunakan

adalah pengamatan /observasi, wawancara dan dokumentasi.

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian lapangan ini dilakukan di Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan

Kota Medan. Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan terletak dijalan Yos Sudarso Km.

18 Medan Labuhan Kota Medan.

3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini diperkirakan membutuhkan waktu selama tiga bulan dalam

penyelesaiannya, dimulai dari bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Maret 2017.

3.3. Metode Penelitian

Peneliti menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif dalam

penelitian ini dikarenakan sesuai dengan cara penyajian data yang akan dilakukan

(2)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan sebuah alat perekam visual yaitu kamera untuk

mengumpulkan data berupa gambar sampel ornamen Masjid Raya Al-Osmani Medan

Labuhan dan peneliti sendiri yang menjadi pengumpul data dalam penelitian ini. untuk

menyeleaikan penelitian ini, maka peneliti melakukan tiga tahapan yaitu :

1. Observasi

Menurut Erlina (2011: 22), observasi merupakan salah satu metode

pengumpulan data primer dengan cara pengamatan langsung. Sedangkan

menurut Subagyo (2004: 63) observasi adalah alat pengumpul data yang

dapat dilakukan secara spontan maupun dengan sengaja yaitu dengan

menggunakan daftar isian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dalam hal ini

peneliti melakukan pengamatan langsung ke lokasi Masjid Raya Al-Osmani

Medan Labuhan Kota Medan.

2. Wawancara

Salah satu metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, yaitu

suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung

dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada koresponden.

(Subagyo, 2004: 39). Wawancara adalah proses Tanya jawab dalam

penelitian yang berlangsung secara lisan oleh dua orang atau lebih bertatap

muka mendengarkan langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan. Teknik wawancara banyak dilakukan di Indonesia sebab

merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam setiap survei. Peneliti

telah mewawancarai 2 orang narasumber untuk mencari dan menambah

informasi yang berkaitan dengan ornamen pada Masjid Raya Al-Osmani

Medan Labuhan Kota Medan. Narasumber tersebut yaitu: Ketua Badan

(3)

Bapak Ahmad Faruni M.Ag dan Badan Pengurus Harian Masjid Raya

Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan yaitu Bapak sufyan

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang berkaitan

dengan sampel. Dokumentasi yang dilakukan akan menghasilkan beberapa

data yang bersifat visual (gambar atau foto) dari ornamen pada Masjid Raya

Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan yang selanjutnya akan dianalisis

dengan ilmu semiotika. disamping itu juga, buku buku referensi berhubungan

dengan penelitian.

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan saat pengumpulan data

berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka

peneliti merangkum data dan memfokuskan pada hal-hal yang penting saja seperti

memfokuskan pada ornamen dan kaligrafi melalui ilmu semiotika berdasarka teori

Pierce dalam Saragih (2011) untuk mengetahui pemaknaan tanda dari aspek Ikonik

(representamen), Indeksikal (intrpretant), Simbolik (lambang) pada Masjid Raya

Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.

3.6. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Setelah data dirangkum, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Penelitian kualitatif akan menghasilkan beberapa data yang bersifat deskriptif oleh

karena itu, penyajian hasil penelitian tersebut biasanya dibuat dalam beberapa teks yang

(4)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan

Kebudayaan Indonesia merupakan perpaduan berbagai akar kultur, termasuk

budaya melayu yang hidup dibeberapa wilayah pulau sumatera. Salah satu kawasan

yang kental dengan budaya melayu ini adalah sumatera utara khususnya kota Medan.

Akar budaya melayu termasuk salah satu didunia yang terkenal dekat dengan ajaran

islam. Oleh karenanya, memiliki sebuah Masjid yang dapat menjadi symbol kebesaran

dan religiulitas budaya melayu sekaligus Kota Medan adalah hal yang penting. Untuk

itulah Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan dibangun. Masjid Raya Al-Osmani

Medan Labuhan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Osman dari Kerajaan Melayu

Deli. Beliau memerintah pada tahu 1854-1858, saat itu ibukota Kesultanan Deli ada

dilabuhan Deli. Bekas istananya berdiri tidak jauh dari masjid, tetapi sekarang tidak

tampak lagi tinggal puing-puingnya saja. (Anom, I.G.N. 1999: 33)

Masjid Al-Osmani adalah sebuah masjid di Medan, Sumatera Utara. Masjid ini

juga di kenal dengan sebutan Masjid Labuhan karena lokasinya yang berada di

kecamatan Medan Labuhan. Masjid ini terletak di jalan K.L. Yos Sudarso Km. 18 Kel.

Pekan Labuhan sekitar 20 kilometer sebelah utara Kota Medan. Di depan masjid ini ada

sebuah sekolah yaitu sekolah YASPI (Yayasan Pendidikan Islam) dan tak jauh dari

masjid ini disebelah YASPI ada sebuah pekong Lima Medan Labuhan dan di depan

pekong tersebut ada sebuah jalan yang menuju ke pasar/pajak medan labuhan. Masjid

Al-Osmani dibangun pada 1854 oleh Raja Deli ketujuh, yakni Sultan Osman Perkasa

Alam dengan menggunakan bahan kayu pilihan. Ketika pertama kali dibangun pada

tahun, ukuran Masjid Al-Osmani hanya 16 x 16 meter dengan material utama dari kayu

pilihan yang didatangkan langsung dari Belanda yang masuk dari pelabuhan Belawan di

(5)

Gambar 17. Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Sebelum Direnovasi (Sumber : Google Picture, diakses pada tanggal 15 Mei 2017)

Kemudian pada 1870 hingga 1872 masjid yang terbuat dari bahan kayu itu

dibangun menjadi permanen oleh anak Sultan Osman, yakni Sultan Mahmud Perkasa

Alam yang juga menjadi Raja Deli kedelapan. Beberapa kali pemugaran terhadap

bangunan masjid ini telah dilaksanakan tanpa menghilangkan arsitektur asli yang

merupakan perpaduan bangunan Timur Tengah, India, Spanyol, Melayu, dan China.

Kombinasi arsitektur empat Negara itu misalnya pada pintu masjid berornamen China,

ukiran bangunan bernuansa India, dan arsitektur bernuansa Eropa, dan

ornamen-ornamennya bernuansa Timur Tengah. Rancangannya unik, bergaya India dengan kubah

tembaga bersegi delapan. Kubah yang terbuat dari kuningan tersebut beratnya mencapai

2,5 ton.

Pada tahun 1870, Sultan Deli VIII Mahmud Perkasa Alam melakukan

pemugaran besar-besaran terhadap bangunan masjid yang diarsiteki arsitek asal Jerman,

GD Langereis. Selain dibangun secara permanen, dengan material dari Eropa dan Persia,

ukurannya juga diperluas menjadi 26 x 26 meter. Renovasi itu selesai tahun 1872.

Masjid Al-Osmani didominasi warna kuning, dengan warna kuning keemasan yang

merupakan warna kebanggaan Suku Melayu, warna tersebut diartikan atau menunjukkan

kemegahan dan kemuliaan. Kemudian dipadu dengan warna hijau yang filosofnya

(6)

Gambar 18. Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan setelah direnovasi (Sumber. Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 Januari 2017)

Masjid Raya Al-Osmani sekarang masih dikelola oleh keturunan sultan, semula

dibangun dengan kontruksi kayu setelah beberapa kali pemugaran barulah bangunan

masjid ini dibuat permanen oleh sultan Mahmud Perkasa Alam, pengganti sultan Osman

Perkasa Alam. Tahun1927 masjid direhab oleh Deli maatschappij dan pada tahun

1963-1964 masjid direhab oleh Direktur Utama Tembakau deli II. Tahun 1977 masjid direhab

kembali dengan dana bantuan Presiden RI. Tahun 1991-1992 masjid dipugar atas

prakarsa Walikota KDH Tk.II Medan dan diresmikan pemugarannyapada 4 juni 1992.

Hingga kini, selain digunakan sebagai tempat beribadah, masjid itu juga dipakai

sebagai tempat peringatan dan perayaan hari besar keagamaan dan tempat

pemberangkatan menuju pemondokan jamaah haji yang berasal dari Medan utara. Di

masjid ini juga terdapat lima makam raja deli yang dikuburkan yakni Tuanku Panglima

Pasutan (Raja Deli IV), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli V), Sulthan

Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli VI), Sultan Osman Perkasa Alam, dan Sulthan

(7)

4.2. Bentuk Dan Fungsi Ornamen Yang Terdapat Pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.

4.2.1. Ornamen Pucuk Rebung

Gambar 19. Ornamen Pucuk Rebung

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)

Ornamen ini berbentuk ornamen Flolaris/tumbuhan, yaitu Pucuk Rebung (Sinar,

2007: 17). Pucuk Rebung adalah pucuk bambu yang masih muda. Bentuk Pucuk Rebung

ini dijumpai pada bagian Resplang atas 4 pintu masuk Masjid Raya Al-Osmani Medan

Labuhan. Pucuk rebung berbentuk segitiga dengan garis-garis lengkung dan lurus

didalamnya. Pada umumnya didalam segitiga tersebut terdapat satu garis tegak lurus

yang dirantai dengan ranting (garis-garis) melengkung kekiri dan kekanan. Garis-garis

lengkung inilah yang membentuk pola ukiran Pucuk Rebung. Ornamen ini memiliki

fungsi murni estetis karena memperindah bagian resplang atas Masjid.

4.2.2. Ornamen Kiambang

Gambar 20. Ornamen Kiambang

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)

Ornamen ini berbentuk ornamen Floralis/tumbuhan yaitu Kiambang (Sinar,

(8)

tumbuhan menjalar. Ornamen Kiambang ini terletak pada bagian Mimbar Masjid Raya

Al-Osmani Medan labuhan Kota Medan. Kiambang adalah sebutan umum paku air atau

tumbuhan air. Tumbuhan ini bisa ditemukan mengapung di air menggenang, seperti

sawah, kolam dan danau. Ornamen ini memiliki fungsi murni estetis karena

memperindah bagian Mimbar Masjid.

4.2.3. Ornamen Itik Pulang Petang

Gambar 21. Ornamen Itik Pulang Petang

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)

Ornamen ini berbentuk ornamen Hewan/binatang yaitu Hewan Itik (Sinar, 2007:

19). Ornamen ini memiliki bentuk dasar huruf “S” yang bersambung. Huruf “S” ini

dapat dibuat tegak maupun miring. Ornamen ini berada pada sisi Selatan dan sisi Utara

bagian atas pintu kecil Masjid. Dibagian tengah ornamen Itik Pulang Petang ini dibuat

variasi berupa daun-daunan, bunga-bungaan dan sebagainya. Ornamen ini selain

memiliki fungsi murni estetis sebagai hiasan juga memiliki fungsi kontruktif sebagai

kusen pintu agar cahaya dapat masuk kedalam Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan

Kota Medan.

4.2.4. Ornamen Bunga Ketola

Gambar 22. Ornamen Bunga Ketola

(9)

Ornamen ini berbentuk ornamen Flolaris/tumbuhan yaitu Bunga Ketola (Sinar,

2007: 28). ornamen ini merupakan gambaran bunga yang indah dikelilingi dengan

bentuk Sulur atau tumbuhan menjalar disekitarnya. Ornamen ini terletak pada bagian

atas pintu utama Masjid. Ketola dalam bahasa Indonesia adalah Gambas yaitu sejenis

sayuran yang termasuk kedalam jenis labu-labuan. Ornamen ini selain memiliki fungsi

murni estetis untuk memperindah bagian atas pintu utama masjid juga memiliki fungsi

konstruktif yaitu sebagai sarana agar cahaya dapat masuk kedalam ruangan Masjid Raya

Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.

4.2.5. Ornamen Bunga Cina

Gambar 23. Ornamen Bunga Cina

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)

Ornamen ini berbentuk ornamen Floralis/tumbuhan yaitu Bunga Cina

(Sinar,2007: 29). Bunga Cina disebut juga dengan Bunga Susun Kelapa. Ornamen ini

memiliki corak persegi, kotak-kotak terletak pada bagian pintu masuk Masjid Raya

Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Ornamen ini memiliki fungsi murni estetis karena

memperindah tampilan pada bagian pintu masuk Masjid.

4.2.6. Ornamen Bunga Cengkih

Gambar 24. Ornamen Bunga Cengkih

(10)

Ornamen ini berbentuk ornamen Floralis/tumbuhan yaitu Bunga Cengkih (Sinar,

2007: 29). Ornamen Bunga Cengkih ini memiliki pewarnaan kecoklat-coklatan dan

menyerupai bentuk Bunga Cengkih aslinya. Ornamen ini terletak pada bagian Fentilasi

atas dan ornamen ini memiliki fungsi murni estetis juga memiliki fungsi konstruktif

karena selain memperindah bagian fentilasi atas masjid juga sebagai tempat udara masuk

kebagian dalam Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.

4.2.7. Ornamen Bunga Matahari

Gambar 25. Ornamen Bunga Matahari

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)

Ornamen ini berbentuk ornamen Floralis/tumbuhan yaitu Bunga Matahari

(Kartini, 2014: 20). Ornamen Bunga Matahari berbentuk setangkai bunga matahari yang

dikelilingi secara simetris dengan sulur daun-daunan. Ornamen ini terletak pada bagian

bawah kubah bagian luar masjid. ornamen ini memiliki fungsi murni estetis karena

memperindah tampilan bagian luar kubah Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan

Kota Medan.

4.2.8. Ornamen Bunga Kundur

Gambar 26. Ornamen Bunga Kundur

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)

Ornamen ini berbentuk ornamen Floralis/tumbuhan yaitu Bunga Kundur (Sinar,

(11)

tumbuhan sayur-sayuran. Ornamen ini terletak pada bagian jendela masjid. ornamen ini

selain memiliki fungsi murni estetis juga memiliki fungsi konstruktif karena selain

menambah keindahan tampilan bagian jendela masjid juga sebagai sarana agar cahaya

dapat masuk menerangi bagian dalam Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota

Medan.

4.2.9. Ornamen Lebah Bergantung

Gambar 27. Ornamen Lebah Bergayut

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)

Ornamen ini berbentuk ornamen Hewan/binatang yaitu Lebah Bergantung

(Sinar, 2007: 19). Ornamen ini diambil dari bentuk sarang ebah yang bergantung

didahan kayu. Diberi variasi dengan lekukan dan bunga-bunga yang memanjang.

Ornamen ini terletak pada bagian Resplang bawah Masjid dan memiliki fungsi murni

estetis karena memperindah tampilan bagian bawah Resplang Masjid Raya Al-Osmani

Medan Labuhan Kota Medan.

4.2.10.Ornamen Ekor Merak

Gambar 28. Ornamen Ekor Merak

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)

Ornamen ini berbentuk ornamen Hewan/binatang yaitu Ekor Merak (Sunaryo,

(12)

memiliki keindahan tiada tara. Ornamen ini terletak pada bagian dinding atas yang

mengelilingi seluruh Masjid. Bulu-bulu ekornya seperti membentuk kipas dengan bintik

seperti mata. Ornamen ini memiliki fungsi murni estetis karena menambah keindahan

tampilan dinding Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.

4.2.11.Ornamen Daun Pakis

Gambar 29. Ornamen Daun Pakis

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)

Ornamen ini merupakan ornamen Daun Pakis (Sinar, 2007: 22). Ornamen ini

diberi pewarnaan hijau kecoklat-coklatan yang menyerupai bentuk daun pakis aslinya

ornamen ini terletak pada bagian atas atau langit-langit Masjid Raya Al-Osmani Medan

Labuhan Kota Medan. Ornamen ini memiliki fungsi murni estetis karena sebagai hiasan

untuk memperindah tampilan bagian langit-langit masjid.

4.2.12.Ornamen Bunga Lotus (Teratai)

Gambar 30. Ornamen Bunga Lotus

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 Januari 2017)

Ornamen ini merupakan ornamen khas Arab (Arabesque) yaitu Bunga Lotus

(Mahfuzah, 2015: 65). Ornamen ini merupakan ornamen berjenis Bunga Lotus atau

(teratai) yang dipadukan dengan hiasan dedaunan. Ornamen Bunga Lotus ini terletak

pada bagian depan Mihrab Masjid ornamen ini memiliki fungsi murni estetis karena

(13)

4.3.Kaligrafi Yang Terdapat Pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.

4.3.1. Kaligrafi Jenis Khat Sulus

Gambar 31. Kaligrafi Arab jenis Khat Sulus

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Khat jenis Sulus yang terdapat pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan

Kota Medan yaitu pada Al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 144 :

ٰ ر أدق

ۚ رحأل دجأس أل رأطش ك أج ف ۚ ه ضأرت ًة أبق ك يل ف ۖ ء سل يف ك أج ب قت

/Qad narā taqalluba wajhika fi as-samā‟i falanuwalliyannaka qiblatan tardāhā fawalli wajhaka syatra al-masjidi al-harāmi/. Artinya: “Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau

senang. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram”. Penulisan jenis khat Sulus ini berada pada bagian atas Mihrab Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota

Medan.

4.3.2. Kaligrafi Jenis Khat Kufi

Gambar 32. Kaligrafi Arab jenis Khat Kufi

(14)

Khat jenis Kufi yang terdapat pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan

Kota Medan yaitu :

ه

/allah/ (azza wajalla) dan

د ح

/Muhammad/ (khataman

anbiya‟). Dan keduanya dikelilingi oleh kalimat syahadat yang berbunyi,

هل َ د ش

د ح د ش ه

ه سر

(Saya bersaksi tiada tuhan selain allah dan Muhammad adalah utusan allah). Penulisan ini terletak pada bagian sisi kiri dan sisi kanan bagian

atas Mihrab Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.

4.4. Analisis Semiotika Pada Ornamen Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan

Masjid Raya al-Osmani Medan Labuhan memiliki beberapa bagian utama yaitu

kubah, ruang utama, mihrab, dan mimbar yang dihiasi dengan berbagai macam ornamen

baik itu ornamen geometris, floralis dan hewan. Berbagai macam ornamen tersebut

memiliki makna yang dapat dikaji dengan ilmu Linguistik yaitu ilmu Semiotika, karena

ornamen tersebut memiliki makna Simbolis didalamnya. Ornamen akan dikaji

menggunakan ilmu Semiotika Pierce dalam Saragih (2011), terdapat tiga macam tanda

menurut sifat penghubung antara petanda dengan penanda yaitu, Ikonik (representamen)

tanda yang hampir seperti menyerupai atau identik dengan bentuk aslinya, Indeksikal

(interpretan) adalah tanda yang menunjukkan kepada sebuah arti, dan Simbolik (object)

adalah tanda yang tidak memiliki hubungan logis dan kemiripan dengan objek tetapi

pemaknaannya sesuai dengan kesepakatan bersama (konvensi). Ornamen pada Masjid

Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan yang akan dibahas pada penelitian ini

yaitu sebagai berikut:

(15)

4.4.1. Ikonik (representamen), Indeksikal (interpretant) dan Simbolik (object) pada Ornamen Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan 4.4.1.1. Ornamen Bunga Ketola

Gambar 33. Ornamen bunga ketola secara keseluruhan

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 34. Ornamen Bunga Ketola

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)

Seperti pada penjelasan sebelumnya bahwa Ikonik (representamen) adalah suatu

tanda yang menyerupai atau hampir seperti dengan bentuk aslinya. Pada gambar diatas

Secara Ikonik (representamen) berbentuk bunga yaitu bunga ketola yang terletak diatas

pintu utara dan selatan masjid yang terbuat dari kaca patri. Ornamen ini dibuat pada

tahun 1886 Masehi, dengan bahan kaca patri timah putih yang langsung didatangkan

dari Negeri Persia.

Secara indeksikal (interpretant), ornamen diatas merupakan ornamen berbentuk

bunga ketola, bunga ketola ini merupakan gambaran bunga yang indah dikelilingi

dengan bentuk sulur atau tumbuhan menjalar disekitarnya yang memiliki arti rasa

(16)

selaku Ktua BKM MAsjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan pada tanggal

20 Mei 2017)

Secara simbolik (objek), ornamen ini merupakan ornamen Bunga Ketola. Ketola

dalam bahasa Indonesia adalah gambas yaitu sejenis sayuran yang termasuk dalam jenis

labu-labuan, sering juga disebut “onyong”. Ornamen yang bunga ketola ini merupakan

gambaran bunga yang indah dikelilingi dengan bentuk sulur atau tumbuhan menjalar

disekitarnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/gambas, diakses 23 mei 2017)

4.4.1.2. Ornamen Bunga Cengkih

Gambar 35. Ornamen bunga cengkih secara keseluruhan

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 36. Ornamen Bunga Cengkih

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)

Secara Ikonik (representamen) ornamen ini berbentuk bunga yaitu Bunga

Cengkih. Ornamen ini berapa pada setiap sisi Fentilasi bagian atas Masjid Raya

Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan dan ornamen ini berjumlah 4 buah. Ornamen

Bunga Cengkih ini dibuat pada tahun 1999 Masehi dan dibuat dengan bersusun

(17)

Secara Indeksikal (interpretant) ornamen ini merupakan Bunga Cengkih dengan

pewarnaan kecoklat-coklatan. Ornamen Bunga Cengkih memiliki makna bahwa bunga

cengkih diharapkan dapat memberikan keharuman pada para Jama‟ah yang memasuki Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. (Hasil wawancara langsung

dengan bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku Ketua BKM MAsjid Raya Al-Osmani Medan

Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017)

Secara Simbolik (objek) ornamen ini merupakan bentuk ornamen Bunga Cengkih

yang menyerupai bentuk aslinya ornamen ini disusun secara melingkar dan memiliki

makna kemegahan (skripsi Kartini, 2014: 17). Ornamen ini disusun melingkar

mengelilingi lubang fentilasi bagian dalam Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan

Kota Medan.

4.4.1.3. Ornamen Kiambang

Gambar 37. Ornamen kiambang secara keseluruhan

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 38. Ornamen Kiambang

(18)

Secara Ikonik (representamen) ornamen ini merupakan ornamen Kiambang yang

terletak pada Mimbar Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Ornamen

pada Mimbar ini dibuat pada tahun 1886 Masehi. Ornamen Kiambang ini merupakan

gambaran Mahkota yang sangat indah yang biasa dipasang diatas kepala Raja atau

Sultan.

Secara Indeksikal (interpretant) ornamen ini memiliki warna kecoklat-coklatan

yang dipadukan dengan warna hijau. Hampir seluruh bagian mimbar dihiasi dengan

bentuk Kiambang yang sangat indah. Mimbar ini merupakan pemberian dari saudagar

Cina yaitu Cong Afi yang merupakan sahabat dekat Sultan Mahmud Perkasa Alam,

hingga saat ini Mimbar masih terus digunakan terutama pada saat Sholat Jum‟at. .

(Hasil wawancara langsung dengan bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku ketua BKM

Masjid Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017).

Secara Simbolik (object) ornamen ini merupakan ornamen Kiambang. Kiambang

merupakan sebutan umum untuk paku air dari genus Salvina, ki artinya pohon dan

ambang artinya mengapung. Tumbuhan ini biasa ditemukan mengapung di air

menggenang, seperti sawah, kolam, dan danau. Kiambang tidak menghasilkan bunga

karena termasuk kedalam jenis paku-pakuan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kiambang,

diakses 23 Mei 2017).

4.4.1.4. Ornamen Pucuk Rebung

Gambar 39. Ornamen Pucuk Rebung secara keseluruhan

(19)

Gambar 40. Ornamen Pucuk Rebung

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)

Secara Ikonik (representamen) ornamen merupakan ornamen Pucuk Rebung.

Ornamen ini berada pada bagian resplang yang mengelilingi seluruh bagian masjid Raya

Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Ornamen ini dibuat pada Tahun 1886 Masehi.

Ornamen ini telah banyak mengalami pergantian dikarenakan bahan kayunya yang rusak

terkena hujan dan panas matahari.

Secara Indeksikal (interpretant) ornamen pucuk rebung ini berbentuk segitiga

tegak lurus yang dirantai dengan ranting-ranting (garis-garis) melengkung kekiri dan

kekanan. Garis-garis lengkung inilah yang membentuk pola ukiran pucuk rebung.

Ornamen ini menurut adat melayu mengungkapkan “duduk berunding, bermusyawarah, bermufakat” yang bermakna segala sesuatu harus disepakati melalui musyawarah agar

masyarakat melayu tidak terpecah belah sebab bambu merupakan pohon yang tidak

mudah rebah oleh tiupan angin kencang sekalipun. (Hasil wawancara langsung dengan

bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku ketua BKM Masjid Al-Osmani Medan Labuhan Kota

Medan pada tanggal 20 Mei 2017).

Secara Simbolik (object) Ornamen Pucuk Rebung adalah pucuk bambu yang

masih muda. Pucuk rebung berbentuk segitiga denga garis-garis lengkung dan lurus

didalamnya ornamen pucuk rebung ini melambangkan kesuburan dan kebahagiaan

(20)

4.4.1.5.Ornamen Bunga Cina

Gambar 41. Ornamen Bunga Cina secara keseluruhan

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 42. Ornamen Bunga Cina

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)

Secara Ikonik (representamen) ornamen ini berbentuk bunga yaitu Bunga Cina.

Ornamen ini terletak pada bagian pintu Masjid yang berjumlah 9 buah. Bentuk ornamen

yang berada pada pintu masuk Masjid ini dibuat pada tahun 1886 Masehi yang

merupakan sumbangan dari saudagar Cina yaitu Cong Afi yang merupkan sahabat dekat

Sultan Mahmud Perkasa Alam.

Secara Indeksikal (interpretan) ornamen ini merupakan ornamen bunga cina

yang memiliki corak persegi, kotak-kotak dan memiliki perpaduan warna kuning dan

juga warna hijau. Ornamen bunga cina ini biasa kita temui dipintu-pintu masuk rumah

atau Vihara tempat ibadahnya orang Cina. (Hasil wawancara langsung dengan Bapak

Ahmad Faruni selaku ketua BKM Masjid Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan Pada

(21)

Secara Simbolik (objek) ornamen ini merupakan ornamen Bunga Cina yang

terletak dibagian pintu masuk Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan

Ornamen Bunga Cina disebut juga dengan Bunga Susun Kelapa. Bunga Cina ini

mempunyai makna keikhlasan hati. (Skripsi Krtini, 2014: 18).

4.4.1.6. Ornamen Lebah Bergayut

Gambar 43. Ornamen lebah Bergayut secara keseluruhan

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 44. Ornamen Lebah Bergayut

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)

Secara Ikonik (representamen) ornamen ini berbentuk Hewan yaitu Lebah.

ornamen ini disebut juga Lebah Bergayut. Ornamen ini di buat pada tahun 1886 Masehi

yang terbuat dari bahan kayu akan tetapi ornamen ini telah banyak mengalami renovasi

karena bahan dasar kayunya yang rusak terkena hujan dan panas matahari.

Secara Indeksikal (interpretant) ornamen ini diambil dari bentuk sarang lebah

yang bergayut didahan kayu bentuk Lebah Bergayut mempunyai arti yang baik bagi

(22)

dengan Bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku Ketua BKM Masjid Raya Al-Osmani Medan

Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017).

Secara Simbolik (object) ornamen ini merupakan ornamen lebah bergayut

biasanya ditempatkan pada lisplang dan sebagai hiasan pada pinggir bawah bidang yang

memanjang. Ukiran ini disebut juga dengan ombak-ombak. Ornamen ini biasanya

mengelilingi seluruh lisplang bawah bangunan seperti masjid. (Kartini, 2014: 25).

4.4.1.7. Ornamen Bunga Matahari

Gambar 45. Ornamen Bunga Matahari secara

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 46. Ornamen Bunga Matahari

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)

Secara Ikonik (representamen) ornamen diatas berbentuk bunga yaitu bunga

matahari. Ornamen diatas terletak pada kubah bagian luar Masjid Raya Al-Osmani

Medan Labuhan Kota Medan. Penulisan bentuk ornamen ini mengelilingi seluruh bagian

(23)

Secara Indeksikal (interpretant) ornamen bunga matahari ini diumpamakan

kepada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan, posisi ornamen bunga

matahari yang berada pada bagian luar kubah masjid ini menggambarkan keindahan dan

letaknya yang tinggi sehingga masyarakat dapat melihat sisi luar Masjid yang sangat

indah. (Hasil wawancara langsung dengan Bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku Ketua

BKM Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017).

Secara Simbolik (object) ornamen Bunga Matahari berbentuk setangkai bunga

matahari yang dikelilingi secara simetris dengan sulur daun-daunan dan memiliki makna

ketentraman dan kerukunan pemilik rumah, serta memberi berkah dan rasa nyaman bagi

penghuninya. (Kartini, 2014: 20).

4.4.1.8. Ornamen bunga kundur

Gambar 47. Ornamen Bunga Kundur secara keseluruhan

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 48. Ornamen Bunga Kundur

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)

Secara Ikonik (representamen) ornamen ini berbentuk bunga yaitu Bunga

(24)

sangat indah. Ornamen Bunga Kundur ini dihiasi dengan bentuk dedaunan yang sangat

indah.

Secara Indeksikal (interpretant) ornamen ini memiliki arti ketabahan dalam

menjalani kehidupan sehari-hari. Ornamen ini memiliki perpaduan beberapa warna yaitu

warna kuning, warna merah, warna hijau dan warna biru yang sangat indah dan meriah.

(Hasil wawancara langsung dengan Bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku Ketua BKM

Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017).

Secara Simbolik (object) ornamen ini merupakan ornamen bunga kundur dan

dihiasi dengan beberapa dedaunan yang sangat indah dan perpaduan warna yang meriah

didalam pembuatannya. Ornamen bunga kundur ini termasuk ornamen yang masuk

kedalam bentuk sayur-sayuran (Kartini, 2014: 16)

4.4.1.9. Ornamen Ekor Merak

Gambar 49. Ornamen Ekor Merak secara keseluruhan

(25)

Gambar 50. Ornamen Ekor Merak

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)

Secara Ikonik (representamen) ornamen ini berbentuk Hewan yaitu ornamen

Ekor Merak. Penulisan ornamen ini berada pada dinding atas yang mengelilingi seluruh

bagian luar dinding pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.

Ornamen ini dibuat pada tahun 1999 Masehi.

Secara Indeksikal (interpretant) ornamen Ekor Merak merupakan ornamen yang

melambangkan keindahan. Penerapan ornamen ini pada Masjid Raya Al-Osmani Medan

Labuhan diharapkan memberikan kesan keindahan kepada para Jama‟ah Masjid.

sehingga para Jama‟ah akan kembali Shalat di Masjid Raya Al-Osman Medan Labuhan Ini. (Hasil wawancara langsung dengan Bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku Ketua BKM

Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017).

Secara Simbolik (object) ornamen ini merupakan ornamen ekor merak. Ekor

burung merak yang panjang dan biasanya digambarkan dalam keadaan terbuka dengan

pola-pola bulatan pada bulu ekornya merupakan cirri yang menonjol. Ornamen ekor

merak ini melambangkan keindahan. (Sunaryo, 2011: 68)

4.4.1.10. Ornamen Itik Pulang Petang

Gambar 51. Ornamen Itik Pulang Petang secara keseluruhan

(26)

Gambar 52. Ornamen Itik Pulang Petang

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)

Secara Ikonik (representamen) ornamen ini berbentuk Hewan yaitu Itik Pulang

Petang. Ornamen ini terletak pada bagian atas pintu Masjid Raya Al-Osmani Medan

Labuhan Kota Medan dan ornamen ini dibuat pada tahun 1886 Masehi dengan bahan

dasar dari pembuatan ornamen ini yaitu terbuat dari kaca patri timah putih.

Secara Indeksikal (interpretant) ornamen ini memiliki makna dimana waktu

petang atau sore hari semua masyarakat muslim pulang kerumah setelah seharian berada

diluar serta bergegas agar bersiap-siap untuk melaksanakan Shalat Magrib berjamaah

bersama di Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. (Hasil wawancara

langsung dengan Bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku Ketua BKM Masjid Raya

Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017).

Secara Simbolik (object) ornamen Itik Pulang Petang memiliki bentuk dasar huruf

“S” yang bersambung. Huruf “S” itu dapat dibuat tegak maupun miring. Dan biasanya dibagian tengah dibuat variasi berupa daun-daunan, bunga-bungaan dan sebagainya.

Huruf “S” itulah yang mirip dengan seekor itik. Ornamen ini ditempatkan pada bidang

yang memanjang, seperti kerangka pintu dan lis dinding. (Kartini, 2014: 25-26).

4.4.1.11. Ornamen Daun Pakis

Gambar 53. Ornamen Daun Pakis secara keseluruhan

(27)

Gambar 54. Ornamen Daun Pakis

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)

Secara Ikonik (representamen) ornamen ini berbentuk daun yaitu daun pakis.

Ornamen ini terletak pada bagian kubah dalam atau langit-langit (asbes) Masjid Raya

Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Ornamen ini dibuat pada tahun 2012 dengan

modifikasi bentuk persegi empat.

Secara indeksikal (interpretant) ornamen ini bermakna semangat yang tak

kunjung padam, maju terus walaupun mendapat halangan dan rintangan, sedangkan

pewarnaan pada ornamen persegi banyak diatas memiliki warna yang beraneka ragam

warna yang diharapkan dapat memberikan kesegaran pada jamah yang memasuki

Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. (Hasil wawancara langsung

dengan Bapak Ahmad Faruni M.Ag selaku Ketua BKM Masjid Raya Al-Osmani Medan

Labuhan Kota Medan pada tanggal 20 Mei 2017).

Secara Simbolik (object) ornamen ini merupakan ornamen berbentuk Daun Pakis

yang terdiri dari delapan kelopak yang disusun secara teratur melingkar. Ornamen daun

pakis ini dikombinasikan dengan bentuk persegi empat dan pewarnaan yang sangat

(28)

4.4.1.12. Ornamen Bunga Lotus (Teratai)

Gambar 55. Ornamen Bunga Lotus (Teratai) secara keseluruhan

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 Januari 2017)

Gambar 56. Ornamen Bunga Lotus (Teratai)

(Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada tanggal 24 januari 2017)

Secara Ikonik (representamen) ornamen ini merupakan ornamen berbentuk

bunga yaitu Bunga Lotus (teratai). Ornamen ini terletak pada bagian Mihrab Masjid.

Ornamen ini merupakan ornamen Arab (Arabesque) yang memiliki bentuk dasar bunga

teratai yang sangat indah .

Secara Indeksikal (interpretant) ornamen ini memiliki fungsi memperindah

seluruh bagian tulisan kaligrafi. Ornamen ini disusun rapi mengelilingi seluruh bagian

pinggir kaligrafi, dan ornamen ini memiliki pewarnaan beragam warna menambah kesan

megah kaligrafi tersebut. (Hasil wawancara langsung dengan Bapak Ahmad Faruni

M.Ag selaku Ketua BKM Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan pada

tanggal 20 Mei 2017).

Secara Simbolik (object) ornamen ini merupakan ornamen yang memiliki bentuk

dasar bunga teratai yang biasa dijumpai didalam air seperti sungai, danau, dan

sebagainya. Bunga Teratai ini memiliki bentuk yang sangat indah dan jenis bunga ini

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka peneliti mengambil beberapa

kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat 2 macam bentuk ornamen pada Masjid Raya Al-Osmani Medan

Labuhan Kota Medan yaitu ornamen berbentuk Floralis (tumbuh-tumbuhan) dan

ornamen berbentuk hewan (binatang). Seluruh ornamen yang diteliti memiliki

pemaknaan secara Ikonik (representamen), Indeksikal (interpretant) dan

Simbolik (object).

2. Ornamen berbentuk floralis (tumbuh-tumbuhan) yang terdapat pada Masjid Raya

Al-Osmani Medan Labuhan yaitu :

 Ornamen Floralis Berbentuk Bunga Lotus

3. Ornamen berbentuk hewan (binatang) yang terdapat pada Masjid Raya

Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan yaitu :

 Ornamen hewan berbentuk Lebah Bergantung

 Ornamen hewan berbentuk Itik Pulang Petang

(30)

4. Penulisan ornamen pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan

berada pada bagian dalam dan juga bagian luar masjid.

5. Penulisan ornamen disesuaikan dengan syariat islam bahwa ornamen yang

berbentuk makhluk hidup tidak boleh berada pada bagian dalam ruangan masjid.

penulisan ornamen pada bagian dalam masjid berupa bunga dan tumbuhan

lainnya, sedangkan ornamen yang berbentuk makhluk hidup berada pada bagian

luar masjid.

difokuskan pada bagian atas mihrab masjid saja.

5.2. Saran

Untuk meningkatkan kemampuan dan minat peneliti selanjutnya, khususnya oleh

mahasiswa/i program studi Sastra Arab, peneliti berharap agar tulisan ini dapat

berkembang dan dikembangkan lagi sehingga jenis ornamen Arab dan Melayu

khusunya pada bangunan masjid dapat dipelajari bahkan diteliti lebuh banyak maupun

lebih luas lagi. Oleh karena itu, peneliti menyarankanbeberapa hal sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa/i program studi Sastra Arab, peneliti mengharapkan adanya

penelitian lanjutan kepada peneliti lainnya karena tidak menutup kemungkinan

untuk membahas objek lain dengan ilmu ini. Misalnya penelitian dengan ilmu

semiotika terhadap karya sastra seperti syair, prosa dyang lainnya.

2. Bagi setiap masyarakat kota medan dan khusunya umat muslim bahwasannya

peninggalan sejarah kebudayaan berbentuk masjid merupakan hal yang harus

dilestarikan dan harus dijaga dengan sebaik-baiknya, karena dapat mengangkat

harkat dari setiap masyarakatyang menghargai kebudayaan. Serta tidak

Gambar

Gambar 17. Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Sebelum Direnovasi (Sumber : Google Picture, diakses pada tanggal 15 Mei 2017)
Gambar 18. Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan setelah direnovasi (Sumber. Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 Januari 2017)
Gambar 19. Ornamen Pucuk Rebung (Sumber: Dok. Pribadi, gambar didokumentasikan pada 24 januari 2017)
Gambar 23. Ornamen Bunga Cina
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komputer di bidang permainan dan grafis menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis, sehingga penulis mengambil topik pembuatan

COMPARATION STUDY OF INSTANT NOODLE NONG SHIM KOREA AND INDOMIE INDONESIA AS THE EFFECT OF PACKAGING DESIGN POINT OF INTEREST TO THE CONSUMER BRAND PREFERENCE..

The types of foods as animal protein sources such as meat, fish and egg, which are consumed almost every day with the frequency of 0.6 times per day or 3 to 4 times per week by

Seperti yang terlihat pada grafik perbandingan kandungan harmonik arus (THDi) antara kondisi beban seimbang dan tak seimbang pada Gambar 5 di atas, dapat dilihat

JUDUL : STRATEGI REVITALISASI KB PERLU DIRUMUSKAN MEDIA : BERNAS JOGJA. TANGGAL : 27

STIGMA SOSIAL TERHADAP IBU RUMAH TANGGA PENYALAHGUNA NARKOBA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN TANJUNG GUSTA

Dengan tegangan keluaran referensi adalah 100 V, tegangan keluaran chopper adalah 103,4 V.Dengan hanya saklar 1 yang bekerja pada saat kecepatan angin 6 m/s, maka