• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Pelayanan Credit Union (CU) (Studi Kasus : CU Merdeka, Desa Sempajaya , Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo) Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Pelayanan Credit Union (CU) (Studi Kasus : CU Merdeka, Desa Sempajaya , Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo) Chapter III VI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian.

Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau secara sengaja yaitu di Desa

Sempajaya, Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo. Adapun pertimbangan untuk

memilih daerah ini karena Desa Sempajaya mudah diakses dan di Desa tersebut

terdapat salah satu Unit CU yaitu CU Merdeka. Pada umumnya para anggota

CU Merdeka Unit Desa Sempajaya berprofesi sebagai petani hortikultura

dengan jumlah anggota CU Merdeka Unit Desa Sempajaya berjumlah sebanyak

572 orang.

Tabel 1. Jumlah Anggota CU Merdeka Berdasarkan Unitnya (2015)

No Unit CU Jumlah Angggota

(2)

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Total anggota CU Merdeka Unit Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi

Kabupaten Karoadalah sebanyak 572 orang (Tabel 1). Data diambil secara acak atas jumlah populasi yang ada di daerah penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah sebagian besarnya adalah para nasabah CU Merdeka yang berprofesi

sebagai petani. Penentuan jumlah sampelnya akan dihitung menggunakan metode Slovin, dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

n = ukuran sampel

N = Ukuran populasi sampel

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan, merupakan batasan persentase

kelonggaran ketelitian pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir maksimal kelonggaran yaitu sebesar 10%.

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yaitu :

Setelah dilakukan perhitungan, jumlah sampel minimum yang didapatkan adalah 85,119 , dibulatkan menjadi 85 orang petani sampel.

3.3 Metode Pengambilan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden

(3)

di daerah penelitian, dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari lembaga/instansi

yang terkait, literature, jurnal, buku, dan media lain yang relevan dengan penelitian ini.

3.4 Model Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menguji validitas dan

reliabilitas instrumen penelitian, berupa item-item pertanyaan dalam kuisioner. Setelah itu, analisis dilanjutkan dengan menggunakan analisis gap dimensi Servqual dan analisis Costumer Satisfaction Index (CSI).

3.4.1 Uji Validitas

Validitas merupakan suatu instrument yang berkaitan dengan kemampuan

instrument itu untuk mengukur atau mengungkap karakteristik dari variabel yang dimaksudkan untuk diukur (Aritonang, 2007) .

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang varibel yang dimaksud.

Dalam penelitian ini uji validitas menggunakan uji korelasi pearson dengan kriteria apabila nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari level 0,05 maka

(4)

3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang

reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur yang dapat dipercaya

atau diandalkan untuk diuji (Arikunto, 2006).

Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan uji korelasi cronbach alpha dengan kriteria apabila nilai cronbach alpha yang diperoleh lebih besar dari level

0,60 maka data tersebut bersifat reliabel. Pengujian ini dilakukan pada keseluruhan nomor item kuisioner yang berada dalam satu kategori variabel.

3.4.3 Analisis Gap Dimensi Servqual

Model Servqual merupakan suatu cara instrument untuk melakukan pengukuran kualitas jasa yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry dalam

serangkaian penelitian mereka terhadap sektor-sektor jasa, model ini juga dikenal dengan istilah Gap. Model ini berkaitan erat dengan model kepuasan. Dalam

model Servqual, kualitas jasa didefinisikan sebagai ―penilaian atau sikap global berkenaan dengan superioritas suatu jasa (Parasuraman, dkk 1990).

Dalam analisis gap dimensi Servqual, akan dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut :

(5)

1. Mengidentifikasi atribut-atribut pelayanan berdasarkan dimensi Servqual yaitu tangible, responsiveness, reliability, assurance, dan emphaty. Hasil identifikasi

digunakan sebagai bahan kuisioner untuk responden.

2. Kemudian masing-masing atribut dalam kuisioner ditanyakan kepada responden terkait dengan tingkat kinerja aktual dan tingkat harapan mereka

terhadap koperasi.

3. Setelah kuisioner terisi oleh responden, peneliti harus menghitung jawaban

responden berdasarkan atribut-atribut per dimensi. Setelah data-data diolah ke dalam Microsoft Excel 2013, maka secara otomatis akan didapatkan rata-rata tingkat harapan dan rata-rata tingkat kinerja. Kemudian skor rata-rata persepsi

dikurangi dengan skor rata-rata harapan, sehingga diperoleh gap rata-rata. Rumus :

G =

Dimana: = nilai kinerja aktual rata-rata

= nilai harapan rata-rata

G = Nilai gap rata-rata

Nilai negatif yang didapatkan dari hasil perhitungan gap merupakan hal yang wajar karena menurut Irawan (2007) kemungkinan terjadinya gap positif

sangat kecil dan hanya ada 1 hingga 2 di antara 100 perusahaan. Hal tersebut dikarenakan sifat konsumen yang tidak pernah puas dan selalu ada saja hal

(6)

berbeda-beda. Perusahaan atau penyedia layanan dapat dikatakan baik jika mempunyai nilai gap lebih besar dari -1.

4. Setelah mendapatkan gap dari pengukuran berdasarkan atribut setiap dimensi, kemudian dihitung kesenjangan tiap dimensinya.

5. Hasil perhitungan gap per atribut dan perhitungan gap per dimensi kemudian

diinterpretasikan. Sehingga dapat diketahui dimensi mana saja yang pelayanannya harus diprioritaskan perbaikannya oleh pihak CU Merdeka.

Kemudian disusun batasan-batasan dalam setiap dimensi dari lima dimensi Servqual, masing-masing memiliki atribut-atribut yang telah disesuaikan dengan karakteristik CU Merdeka sebagai objek penelitian.

1. Tangible (bukti fisik). Dimensi Tangible merupakan kemampuan CU Merdeka dalam menunjukkan eksistensinya kepada pelanggan melalui kondisi fisiknya.

Atribut-atribut yang digunakan pada dimensi ini adalah kondisi gedung, kondisi teknologi penunjang, ketersediaan media informasi terkait dengan CU Merdeka, dan kerapihan pakaian karyawan CU Merdeka.

2. Responsiveness (daya tanggap). Dimensi ini menunjukkan kesediaan dan kemampuan CU Merdeka untuk membantu dan merespon permintaan petani

nasabah dengan segera. Atribut yang digunakan pada dimensi ini adalah kemudahan dalam mendapatkan pinjaman modal untuk berusaha tani, kesigapan pengurus dalam melayani anggota, kecepatan dalam menanggapi keluhan

anggota, dan penerapan sanksi bagi anggota yang melanggar aturan CU Merdeka.

3. Reliability (kehandalan). Dimensi ini menunjukkan kemampuan CU Merdeka

dalam memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan

(7)

handal. Atribut yang digunakan pada dimensi ini adalah penyediaan pinjaman untuk berusaha tani, pelayanan tabungan anggota, pembagian hasil CU tepat

waktu, kerjasama CU dengan pihak lain, dan keakuratan informasi yang diberikan.

4. Assurance (jaminan). Dimensi ini lebih menekankan pada tingkat pengetahuan,

keramahan, dan kesopanan dari pengurus CU Merdeka sehingga muncul rasa percaya dan yakin dari anggota. Atribut yang digunakan pada dimensi ini meliputi

kejujuran pengurus, pembagian hasil CU Merdeka secara adil, pengetahuan pengurus CU Merdeka, dan keterampilan pengurus CU Merdeka.

5. Emphaty (empati). Dimensi empati merupakan dimensi yang menggambarkan

kemampuan CU Merdeka dalam memahami dan memperhatikan petani sebagai anggotanya secara personal dan mendalam. Dimensi ini menggunakan atribut

layanan konsultasi individu anggota terkait dengan pinjaman untuk usaha taninya, kesabaran pengurus CU Merdeka dalam menghadapi protes anggota, dan dukungan moril maupun materiil terhadap petani yang mengalami kesulitan dalam

usaha taninya.

3.4.4 Skala Likert

Pengukuran Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala interval. Menurut Masri Singarimbun (1995) ukuran interval adalah mengurutkan orang atau objek berdasarkan suatu atribut, selain itu ukuran

(8)

Dalam penelitian ini, skala interval yang digunakan adalah skala likert. Skala likert merupakan skala yang dapat menunjukkan tanggapan konsumen

terhadap karakteristik suatu barang atau jasa (sangat setuju, setuju, ragu -ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju). Informasi yang didapatkan berupa skala pengukuran ordinal sehingga hasilnya dapat dibuat rangking tanpa dapat

diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan dengan tanggapan yang lain (Durianto, 2004).

Skala yang digunakan pada penelitian ini memiliki satuan yang berbeda -beda untuk masing-masing atribut. Namun secara tersirat, nilai satuan untuk skala yang digunakan pada penelitian ini tercantum pada tabel. Untuk

menghindari bias pada jawaban masing-masing responden, masing-masing skala pada setiap atribut memiliki indikator penyeragaman.

Tabel 2. Tabel Skala likert

Kategori Jawaban Skor

3.4.5 Customer Satisfaction Index (CSI)

CSI digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat harapan

dan kinerja dari atribut-atribut kualitas jasa yang diukur (Irawan, 2007). Metode pengukuran CSI melalui beberapa tahap berikut yaitu :

1. Menghitung Weight Factor (WF), yaitu mengubah nilai rata-rata tingkat kepentingan menjadi angka persentase dari total nilai rata-rata

(9)

tingkat kepentingan untuk seluruh atribut yang diuji, sehingga didapatkan total WF sebesar 100%.

2. Menghitung Weighted Score (WS), yaitu nilai perkalian antar nilai rata-rata tingkat kinerja atau kepuasan masing-masing atribut

dengan WF masing- masing atribut.

3. Menghitung Weighted Total (WT), yaitu menjumlahkan WS dari semua atribut kualitas jasa.

4. Menghitung Satisfaction Index, yaitu WT dibagi skala maksimal yang digunakan (penelitian ini menggunakan skala maksimal adalah 5) kemudian dikali 100%.

Tingkat kepuasan responden secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan pelanggan. Adapun kriterianya berdasarkan

Aditiawarman dalam Aminah, dkk (2007), sebagai berikut :

a. 0,00 – 0,34 = Sangat Tidak Puas

b. 0,35 – 0,50 = Tidak Puas

c. 0,51 – 0,65 = Cukup Puas

d. 0,66 – 0,80 = Puas

e. 0,81 – 1,00 = Sangat Puas

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam

penelitian ini, maka diberikan beberapa definisi dan batasan operasional.

Defenisi

1. Petani adalah para nasabah CU Merdeka Unit Desa Sempajaya, Kecamatan

(10)

2. Tingkat kepuasan adalah seberapa puas para nasabah dengan kinerja maupun pelayanan CU Merdeka Unit Desa Sempajaya, Kecamatan

Berastagi Kabupaten Karo.

3. Pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu instansi dan bersifat jasa.

4. CU (Credit Union) merupakan salah satu sumber modal bagi para petani dalam menjalankan usaha taninya.

5. Metode Servqual (Service Quality) merupakan metode yang memungkinkan peneliti untuk mengukur dimensi-dimensi tingkat kepuasan.

6. Dimensi-dimensi Servqual yang meliputi tangible, reliability,

responsiveness, assurance, dan emphaty merupakan indikator dalam pengukuran tingkat kepuasan.

7. Bukti Fisik (Tangible) adalah fasilitas fisik yang dapat dilihat seperti gedung, kantor, dan lainnya.

8. Daya Tanggap (Responsiveness) adalah kemampuan CU Merdeka untuk

membantu dan merespon permintaan mereka dengan segera.

9. Kehandalan (Reliability) adalah kemampuan CU Merdeka dalam memberikan

pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan handal.

10.Bentuk Jaminan (Assurance) adalah kemampuan CU Merdeka dalam memberikan rasa aman dan nyaman terhadap petani sebagai pemakai jasa.

11.Perhatian (Empathy) adalah kemampuan CU Merdeka dalam memahami dan memperhatikan petani sebagai anggotanya secara personal dan mendalam.

12.Gap adalah kesenjangan antara harapan petani dan realita dari pelayanan CU Merdeka.

(11)

13.CSI merupakan metode yang digunakan untuk menilai tingkat kepuasan petani.

14.Skala Likert adalah skala interval yang digunakan untuk merangkum informasi responden dengan skor untuk setiap jawaban yang berbeda.

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian dilakukan di CU Merdeka Unit Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo.

(12)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara

berada pada ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata 20º C. Luas wilayah Desa Sempajaya 703 ha dengan luas dataran 633 ha dan perbukitan/pegunungan 70 ha dan berjarak ±15 Km dari kantor Bupati.

Gambaran batas wilayah daerah penelitian adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Hutan Negara

Sebelah Selatan : Desa Rumah Berastagi

Sebelah Barat : Kelurahan Gundaling Sebelah Timur : Desa Dolat Rakyat

4.2 Keadaan Penduduk

4.2.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

Jumlah penduduk di Desa Sempajaya tahun 2014 adalah 8.097 jiwa dengan rincian laki-laki 3.965 jiwa (49%) dan perempuan 4.132 jiwa (51%). Data ini

diperoleh dari Data Monografi Desa Sempajaya Tahun 2014. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

No Golongan Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 0-6 1.083 13,40

(13)

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk paling banyak terdapat pada golongan umur 26-45 tahun yaitu sebesar 2.065 jiwa (25,50%), dan jumlah

golongan paling sedikit adalah pada golongan umur≥76 tahun yaitu sebesar 353 jiwa (4,35%). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di daerah penelitian dominan berada pada usia produktif.

4.2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk Desa Sempajaya berjumlah 8097 jiwa dengan jumlah kepala keluarga

sebanyak 1830 KK. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini : Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Laki-Laki 3.965 48,9

2 Perempuan 4.132 51,1

Jumlah 8.097 100

Sumber : Data Monografi Desa 2014

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit

dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan yaitu laki-laki sebanyak 3.965 jiwa dengan persentase 48,9% sedangkan perempuan sebanyak 4.132 Jiwa dengan

persentase 51,1%.

4.2.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di Desa Sempajaya yang tersedia dengan baik adalah sarana pendidikan sebanyak 6 unit sekolah, sarana kesehatan sebanyak 6 unit puskesmas, dan sarana peribadatan sebanyak 13 unit. Kondisi jalan yang ada di Desa

(14)

4.3 Karakteristik Responden Petani di Desa Sempajaya

Petani yang menjadi sampel penelitian adalah sebanyak 85 petani yang bermukim

dan mengusahakan usaha taninya di Desa Sempajaya. Dan pada umumnya mereka mengusahakan usaha tani jenis hortikultura dan petani ini juga berstatus sebagai

nasabah CU Merdeka. 4.3.1 Umur Responden

Umur petani merupakan salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan

dalam melaksanakan kegiatan usaha taninya. Dan umur juga mempengaruhi sifat dan tindakan seorang petani dalam menanggapi suatu situasi. Berikut ini akan

disajikan tabel rentang umur responden petani.

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Responden Jumlah Responden Presentase (%)

21-29 6 7,1

30-39 19 22,4

40-49 33 38.7

50-59 27 31,8

TOTAL 85 100

Sumber : Data primer diolah 2016

Dari Tabel 5, responden yang terkecil frekuensinya adalah berasal dari rentang umur 21-29 tahun dengan jumlah 6 orang atau sebesar 7,1% dari total responden.

Dan kemudian dapat diketahui bahwa mayoritas responden berasal dari rentang umur 40-49 tahun dengan jumlah 33 orang atau sebesar 37% dari total responden.

4.3.2 Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin mempunyai pengaruh bagi setiap individu untuk mampu mengambil suatu keputusan terhadap masalah yang sedang dihadapinya. Berikut

ini akan disajikan tabel tentang sebaran jenis kelamin responden petani.

(15)

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase (%)

Laki-Laki 54 63,5

Perempuan 31 36,5

TOTAL 85 100

Sumber : Data primer diolah 2016

Dari Tabel 6, Mayoritas responden adalah berjenis kelamin laki—laki dengan jumlah 54 orang atau sebesar 63,5% dari total responden petani.

4.3.3. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh terhadap tingkat pemahaman yang dimiliki seseorang tehadap fenomena sosial yang ada disekitar dan juga terhadap

aktifitas yang dilakukan dalam usaha memenuhi kebutuhan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula pemahamannya terhadap

tindakan yang seharusnya dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan atau aktifitas. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang turut berperan dalam bertransaksi di CU Merdeka. Berdasarkan kuesioner yang disebarkan pada

responden, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Presentase (%)

SD 41 48,2

SMP 20 23,5

SMA 24 28,3

TOTAL 85 100

Sumber : Data primer diolah 2016

(16)

4.4 Keadaan CU Merdeka Unit Desa Sempajaya

Kantor CU Merdeka Unit Desa Sempajaya ini berada disamping Kantor Kepala

Desa. Berada di satu bangunan yang sama, namun berbeda ruangan. CU Merdeka unit Desa Sempajaya mulai beroperasi secara efektif pada hari Sabtu pukul 16:00-20:00WIB dan hari Minggu pukul 15:00-20:00 WIB. Namun jika ada perayaan

maupun hari besar, kantor CU Merdeka unit Desa Sempajaya tidak beroperasi.

(17)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner

Pengujian validitas maupun reliabilitas dapat dilihat dari nilai signifikansi korelasi pearson yang lebih kecil dari 0,05 dan koefisien reliabilitas (Cronbach Alpha)

lebih besar dari 0,60 (Sekaran, 2003).

Berikut ini adalah hasil uji validitas dan realibilitas kuisioner : a. Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Tangibles (X1) Tabel 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X1

Variabel Nomor Item Validitas

(Sig. korelasi Pearson) Sumber : Data primer diolah 2016

Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan semua item pertanyaan untuk

variabel Tangibles mempunyai nilai signifikansi korelasi Pearson yang lebih kecil dari 0,05 dan mempunyai nilai Cronbach Alpha sebesar 0,743. Dengan demikian

berarti bahwa item pertanyaan untuk variabel Tangibles (X1) adalah valid dan reliabel untuk pengujian lebih lanjut.

b. Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Responsiveness (X2) Tabel 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X2

Variabel Nomor Item Validitas

(Sig. korelasi Pearson)

Cronbach Alpha X2

Bersedia Melayani Nasabah 0.00

0,879

Bertindak Cepat 0.00

Solusi dan Info Akurat 0.00

Membantu Nasabah 0.00

(18)

Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan semua item pertanyaan untuk variabel Responsiveness mempunyai nilai signifikansi korelasi Pearson yang lebih

kecil dari 0,05 dan mempunyai nilai Cronbach Alpha sebesar 0,879. Dengan demikian berarti bahwa item pertanyaan untuk variabel Responsiveness (X2) valid dan reliabel untuk pengujian lebih lanjut.

c. Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Reliability (X3) Tabel 10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X3

Variabel Nomor Item Validitas

(Sig korelasi Pearson) Prosedur Sesuai Perjanjian 0.00

Transaksi Tepat Waktu 0.00 Sumber : Data primer diolah 2016

Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan semua item pertanyaan untuk

variabel Reliability mempunyai nilai signifikansi korelasi Pearson yang lebih kecil dari 0,05 dan mempunyai nilai Cronbach Alpha sebesar 0,786. Dengan demikian berarti bahwa item pertanyaan untuk variabel Reliability (X3) valid dan

reliabel untuk pengujian lebih lanjut.

d. Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Assurance (X4) Tabel 11. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X4

Variabel Nomor Item Validitas

(Sig korelasi Pearson) Keramahan dan Kesopanan 0.00

Menjamin Nasabah Aman 0.00 Jujur dan Terpercaya 0.00 Sumber : Data primer diolah 2016

Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan semua item pertanyaan untuk

variabel Assurance mempunyai nilai signifikansi korelasi Pearson yang lebih kecil dari 0,05 dan mempunyai nilai Cronbach Alpha sebesar 0,791. Dengan

(19)

demikian berarti bahwa item pertanyaan untuk variabel Assurance (X4) valid dan reliabel untuk pengujian lebih lanjut.

e. Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Empathy (X5) Tabel 12. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X5

Variabel Nomor Item Validitas

(Sig korelasi Pearson)

Cronbach Alpha

X5 Menjalin Komunikasi 0.00 0,952

Memberi Perhatian Lebih 0.00 Sumber : Data primer diolah 2016

Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan semua item pertanyaan untuk variabel Empathy mempunyai nilai signifikansi korelasi Pearson yang lebih kecil dari 0,05 dan mempunyai nilai Cronbach Alpha sebesar 0,952. Dengan demikian

berarti bahwa item pertanyaan untuk variabel Empathy (X5) valid dan reliabel untuk pengujian lebih lanjut.

f. Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Tingkat Kepuasan Petani (Y) Tabel 13. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y

Variabel Nomor Item Validitas

(Sig korelasi Pearson)

Cronbach Alpha

Y Merekomendasikan CU 0.00 0,831

Tetap Menjadi Nasabah CU 0.00 Sumber : Data primer diolah 2016

(20)

5.1.2 Analisis Gap Dimensi Servqual

Dimensi-dimensi yang digunakan dalam teori Servqual adalah dimensi Tangible, Responsiveness, Reliability, Assurance, dan Emphaty. Masing-masing dimensi terdapat atribut-atribut pertanyaan pada kuisioner mempengaruhi tingkat kepuasan

petani terhadapnya sehingga diketahui atribut kunci penyebab ketidakpuasan terbesar nasabah CU. Hasil yang didapatkan dari metode ini adalah gap atau

selisih antara pandangan anggota terhadap kinerja CU dengan apa yang menjadi harapan mereka.

Semakin besar gap yang dihasilkan maka semakin besar pula ketidakpuasan yang

dimiliki anggota sehingga perlu adanya usaha perbaikan kinerja oleh pihak CU Merdeka.

a. Dimensi Tangible

Dimensi Tangible merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pelanggan antara lain melalui kondisi fisik perusahaan.

Karena pada dasarnya produk jasa tidak dapat dilihat, maka sebagian besar perusahaan jasa mengandalkan dimensi Tangible untuk menarik pelanggan-pelanggan baru. Berikut ini adalah hasil data kuisioner dari 85 orang petani nasabah CU merdeka terkait dengan dimensi Tangible.

Tabel 14. Analisis Gap Dimensi Tangible (X1)

TANGIBLE (X1) RATAAN

Penampilan Karyawan 4.03 4.51 -0.48

Luas Bangunan 3.6 4.51 -0.91

Fasilitas Bangunan 3.65 4.29 -0.64

Kebersihan Bangunan 4.47 4.63 -0.16

Nilai Rataan 3.942 4.47 -0.528

Sumber: Data primer diolah 2016

(21)

Dari tabel 14, dapat dilihat bahwa nilai gap bentuk bangunan, penampilan karyawan, luas bangunan, fasilitas bangunan, dan kebersihan bangunan

berturut-turut adalah -0.45 , -0.48 , -0.91 , -0.64 , dan -0.16. Sedangkan nilai rataan gap dimensi Tangible adalah -0.528 . Angka ini masih bernilai negatif yang artinya variabel Tangible CU Merdeka belum memenuhi harapan petani.

b. Dimensi Responsiveness

Dimensi Responsiveness merupakan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan

untuk membantu pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan segera. Bentuk dimensi ini bisa berupa kinerja yang cepat dan tepat disertai dengan informasi yang jelas untuk mengantisipasi keluhan nasabah dalam bentuk respon

perusahaan. Hasil data dari 85 orang responden petani nasabah CU merdeka terkait dengan dimensi Responsiveness adalah sebagai berikut :

Tabel 15. Analisis Gap Dimensi Responsiveness (X2)

RESPONSIVENESS (X2) RATAAN

KINERJA

RATAAN HARAPAN

GAP

Bersedia Melayani Nasabah 4.42 4.5 -0.08

Bertindak Cepat 4.2 4.3 -0.1

Solusi dan Info Akurat 4.23 4.42 -0.19

Membantu Nasabah 4.52 4.67 -0.15

Nilai Rataan 4.3425 4.4725 -0.13

Sumber: Data primer diolah 2016

(22)

c. Dimensi Reliability (Keandalan)

Dimensi Reliability merupakan dimensi yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan handal. Dimensi ini mencakup dua aspek utama yaitu konsistensi dan sifat terpercaya yang berarti perusahaan dapat memberikan pelayanan secara benar

sejak awal sesuai standar perusahaan. Dimensi Reliability merupakan dimensi yang paling menggambarkan performa kinerja Credit Union dalam menjalankan

perannya sebagai lembaga permodalan. Berikut ini adalah hasil data dari 85 responden nasabah CU Merdeka terkait dengan dimensi Reliability adalah :

Tabel 16. Analisis Gap Dimensi Reliability (X3)

RELIABILITY (X3) RATAAN

Prosedur Sesuai Perjanjian 4.14 4.23 -0.09

Transaksi Tepat Waktu 3.96 4.21 -0.25

Nilai Rataan 4.02 4.24 -0.22

Sumber: Data primer diolah 2016

Dari tabel 16, dapat dilihat bahwa nilai gap kemudahan prosedur, prosedur sesuai perjanjian, dan transaksi tepat waktu berturut-turut adalah -0.33 , -0.09 , dan -0.25. Sedangkan nilai rataan gap dimensi Reliability adalah -0.22 . Angka ini masih bernilai negatif yang artinya kinerja variabel Reliability CU Merdeka belum memenuhi harapan petani.

d. Dimensi Assurance

Dimensi Assurance adalah dimensi yang lebih menekankan pada tingkat pengetahuan, keramahan, dan kesopanan dari pengurus maupun pegawai sehingga

muncul rasa percaya dan yakin dari petani. Berikut ini adalah hasil data dari 85 orang responden petani nasabah CU merdeka terkait dengan dimensi Assurance :

(23)

Tabel 17. Analisis Gap Dimensi Assurance (X4)

Pengetahuan Karyawan 4.09 4.45 -0.36

Keramahan dan Kesopanan 4.44 4.67 -0.23

Menjamin Nasabah Aman 4.29 4.49 -0.2

Jujur dan Terpercaya 3.96 4.34 -0.38

Nilai Rataan 4.195 4.4875 -0.29

Sumber: Data primer diolah 2016

Dari tabel 17, dapat dilihat bahwa nilai gap pengetahuan karyawan, keramahan dan kesopanan, menjamin nasabah aman, serta jujur dan tepercaya, berturut-turut

adalah -0.36 , -0.23 , -0.2 , dan -0.38. Sedangkan nilai rataan gap dimensi Assurance adalah -0.29 . Angka ini masih bernilai negatif yang artinya kinerja variabel Assurance CU Merdeka belum memenuhi harapan petani.

e. Dimensi Emphaty

Dimensi Emphaty merupakan dimensi yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memahami dan memperhatikan nasabahnya secara personal dan mendalam. Berikut ini adalah hasil data dari 85 orang responden petani nasabah CU merdeka terkait dengan dimensi Emphaty:

Tabel 18. Analisis Gap Dimensi Empathy (X5)

EMPATHY (X5) RATAAN

KINERJA

RATAAN HARAPAN

GAP

Menjalin Komunikasi 4.15 4.38 -0.23

Memberi Perhatian Lebih 4.17 4.31 -0.14

Nilai Rataan 4.16 4.345 -0.18

Sumber: Data primer diolah 2016

Dari tabel 18, dapat kita lihat bahwa nilai gap menjalin komunikasi dan memberi

(24)

5.1.3 Analisis Customer Satisfaction Index (CSI)

Analisis Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan petani nasabah CU secaara menyeluruh dengan cara membandingkan kinerja yang dirasakan dengan harapan mereka terhadap kualitas pelayanan CU Merdeka pada setiap atribut dimensi Servqual. Hasil dari perhitungan adalah sebagai berikut :

Tabel 19. Atribut Setiap Dimensi Servqual

No Atribut Pelayanan

Dimensi Tangible (X1) 1. Bentuk Bangunan CU Merdeka Unit Desa Sempajaya 2. Penampilan Karyawan CU Merdeka Unit Desa Sempajaya 3. Luas Bangunan CU Merdeka Unit Desa Sempajaya 4. Fasilitas Bangunan CU Merdeka Unit Desa Sempajaya 5. Kebersihan Bangunan CU Merdeka Unit Desa Sempajaya

Dimensi Responsiveness (X2) 6. Karyawan Bersedia dan Tanggap Dalam Pelayanan 7. Bertindak Cepat Dalam Merespon

8. Penyampaian Solusi dan Info Akurat 9. Bersedia Membantu Nasabah

Dimensi Reliability (X3) 10. Memberikan Kemudahan Prosedur

11. Prosedur Sesuai Perjanjian dan standar yang seharusnya 12. Dapat Menyelesaikan Transaksi Tepat Waktu

Dimensi Assurance (X4)

13. Pengetahuan Karyawan yang Memadai Tentang Credit Union 14. Karyawan Bersikap Ramah dan Sopan

15. Karyawan Dapat Membuat Nasabah Merasa Aman 16. Karyawan Jujur dan Terpercaya

Dimensi Empathy (X5) 17. Karyawan Menjalin Komunikasi yang Baik

18. Karyawan Memahami dan Memberikan Perhatian Lebih

(25)

Tabel 20. Perhitungan CSI pada setiap atribut Servqual

Setelah diperoleh nilai Satisfaction Index, maka nilai tersebut harus di kategorikan. Menurut Aditiawarman dalam Aminah, dkk (2007) nilai ini harus dikategorikan dengan rentang kategori yang telah ditentukan sebagai berikut :

Tabel 21. Rentang Skor dan Kategori Nilai CSI

Rentang Skor Rentang Skor (%) Kategori

0,00 – 0,34 0 – 34 Sangat Tidak Puas 0,35 – 0,50 35 – 50 Tidak Puas

0,51 – 0,65 51 – 65 Cukup Puas 0,66 – 0,80 66 – 80 Puas

(26)

Sehingga hasil perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) adalah 78.80%. Kemudian nilai ini dikategorikan sesuai tabel. Dari tabel tersebut maka nilai CSI

sebesar 78.80% terdapat dalam rentang skor (0,66 – 0,80) atau dalam rentang skor (66%-80%) dan berarti bahwa tingkat kepuasan petani nasabah CU Merdeka unit desa sempajaya kecamatan berastagi kabupaten karo berada dalam kategori puas.

5.2Pembahasan

5.2.1 Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis sementara (Ho) terkait dengan analisis Gap Dimensi Servqual adalah kinerja CU Merdeka sudah baik dan kriteria nilai gap yang diperoleh yaitu

lebih besar dari -1,0. Sementara hipotesis tandingannya (H1) adalah kinerja CU Merdeka buruk dengan kriteria nilai gap yang diperoleh lebih kecil dari -1,0.

Berikut ini adalah data skor kinerja dan harapan serta gap dari keseluruhan variabel dimensi Servqual :

Tabel 22. Hasil Analisis Gap Dimensi SERVQUAL

Variabel Kinerja Harapan GAP

Tangible (X1) 3,942 4,47 -0,528

Responsiveness (X2) 4,342 4,472 -0,130

Reliability (X3) 4,246 4,246 -0,223

Assurance (X4) 4,487 4,487 -0,292

Empathy (X5) 4,345 4,345 -0,185

Sumber : Data primer diolah 2016

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun nilai gap yang menunjukkan angka positif. Nilai negatif yang didapatkan dari hasil perhitungan

gap merupakan hal yang wajar karena menurut Irawan (2007) kemungkinan terjadinya gap positif sangat kecil dan hanya ada 1 hingga 2 di antara 100

(27)

perusahaan. Hal tersebut dikarenakan sifat konsumen yang tidak pernah puas dan selalu ada saja hal yang menjadikan mereka tidak puas. Apalagi dengan

banyaknya jumlah anggota maka semakin sulit untuk menyatukan tingkat kebutuhan mereka yang berbeda-beda. Perusahaan atau penyedia layanan dapat dikatakan baik jika mempunyai nilai gap lebih besar dari -1,0. Nilai gap pada

setiap variabel lebih besar dari -1,0 sehingga dapat dikatakan pelayanan CU Merdeka Unit Desa Sempajaya sudah baik.

5.2.2 Pengujian Hipotesis Kedua

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat kepuasan Petani Nasabah CU Merdeka Unit Desa Sempajaya Kecamatan

Berastagi Kabupaten Karo sudah tinggi. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai CSI dengan perolehan nilai sebesar 78.80%. Nilai ini berada diantara rentang skor (0,66 - 0,80) dan berada dalam kategori Puas.

Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa CU Merdeka Unit Desa Sempajaya telah berhasil memberikan pelayanan yang baik bagi para petani sebagai

nasabahnya. Meskipun demikian, diharapkan CU Merdeka Unit Desa Sempajaya harus terus berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kepuasan

(28)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai tingkat kepuasan petani terhadap pelayanan Credit Union Unit Desa Sempajaya dengan menggunakan dua alat uji

yaitu analisis regresi linier berganda dan analisis gap dimensi servqual, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis gap seluruh dimensi servqual mempunyai nilai negatif dan nilai

tersebut masih lebih besar dari -1,0 yang berarti bahwa kinerja CU Merdeka Unit Desa Sempajaya sudah menunjukkan angka yang baik. Nilai gap

merupakan suatu kesenjangan antara nilai kinerja rata-rata aktual CU Merdeka Unit Desa Sempajaya dengan nilai harapan rata-rata petani nasabah CU Merdeka Unit Desa Sempajaya. Jika nilai gap untuk masing-masing

variabel servqual diurutkan dari yang terbesar sampai yang terkecil maka urutannya adalah Tangibles (-0,528) , Assurance (-0,292), Reliability (-0,223), Empathy (-0,185), dan Responsiveness (-0,130).

2. Hasil analisis CSI menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat kepuasan Petani Nasabah CU Merdeka Unit Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi

(29)

6.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan penelitian ini adalah:

1. Bagi CU Merdeka Unit Desa Sempajaya, disarankan untuk harus terus

berupaya mempertahankan dan meningkatkan kepuasan nasabahnya pada tahun selanjutnya sampai bisa mencapai kategori sangat puas.

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat menganalisis tentang tingkat

kepuasan nasabah pada Credit Union yang lain sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang masih harus diperbaiki dalam rangka untuk

Gambar

Tabel 1. Jumlah Anggota CU Merdeka Berdasarkan Unitnya (2015)
Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Reconnaissance merupakan study pendahuluan yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah atau kebutuhan berdasarkan data yang terkumpul dari berbagai sumber dan

siklus dengan setiap siklus terdiri dari perencanaan ( planning ), tindakan ( action ), pengamatan ( observation ) dan refleksi ( reflection ). Dalam penelitian ini

Berdasarkan hasil pengamatan dan wa- wancara langsung selama 2 minggu dengan jumlah sampel 2500 produk dengan menggunakan SNQ dan Plibel , maka dapat diuraikan

Setelah diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) tersebut terjadi peningkatan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa

Hubungan pengetahuan perawat tentang standar pelayanan keperawatan dengan pelaksanaan standar operasional prosedur pasien baru di ruang rawat inap Rumah Sakit

Writing can achieve the expected goals that are written by not leaving the rules that apply in English grammar, suitability of subject and verb, write a sentence or

dikarenakan siswa merupakan anak yang perlu memperoleh arahan dari orang dewasa agar mampu beradaptasi di tengah masyarakat. Fokusan dari penelitian ini adalah

Our goal in writing Involvement parent program for teachers is to empower you to be a more successful teacher by showing you how to get the support you need