Beton,
Teknologi membuat batu
buatan
Menurut SNI 03 – 2847 – 2002,
beton adalah bahan yang didapat dengan mencampurkan semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat.
Beton adalah hasil teknologi yang sederhana dengan
pengetahuan yang komplek. Dua hal ini pada waktu yang sama akan menyebabkan beton menjadi sempurna dan bisa juga sebaliknya dimana tergantung keahlian penguasaan
Definisi Beton
Agregat kasar (batu pecah) Semen dan
fly ash
Air Bahan Tambah
Potongan Beton
Hasil beton yang bagus (Kompak)
Sifat
–
sifat Beton
Ada empat sifat utama beton, yaitu :
1. Workability/ Kelecakan( kemudahan untuk mengerjakan beton )
2. Cohesiveness ( seberapa baik campuran beton itu menyatu dalam kondisi plastis )
3. Strength ( Kekuatan Tekan ) 4. Durability ( Keawetan )
Beton mengalami tiga kondisi yang berbeda :
1. Plastis ( beton segar )
2. Setting ( saat pengikatan )
Kategori Mutu Beton
a. Beton mutu rendah (< 20 MPa)
b. Beton mutu moderat (20 s.d 40 MPa) c. Beton berkekuatan Tinggi (> 40 Mpa)
Beton mutu moderat biasa disebut beton normal, biasanya dipakai untuk pekerjaan struktural.
Cara Membuat Piramida
Menurut Al Quran
Setidaknya ada dua ayat yang secara khusus
berhubungan dengat teknis pembangunan
suatu bangunan,
yaitu QS. Al-Kahfi ayat 96
tentang teknik pembangunan dinding antara
dua gunung yang dilakukan oleh Zulqarnain,
dan QS. Qashash ayat 38 tentang
Sebagai catatan, berat masing-masing bongkahan batu itu adalah 2,5 ton. Apa mungkin orang-orang dahulu sangat kuat sehingga mampu memindahkan dan mengangkat batu-batu besar dengan mudah? Mungkin akan ada banyak sekali jawaban dan spekulasi tentang hal ini.
Adalah seorang peneliti, Profesor Joseph Davidovits, Direktur Institut
Geopolimer Prancis yang mengajukan teori bahwa piramida dibangun dari batu buatan atau semacam beton yang dicor menjadi sekeras batu alam. Penelitian yang dilakukan Profesor Davidovits menunjukkan bahwa lumpur dan bahan lainnya diambil dari sepanjang Suangai Nil dan bahan-bahan ini disatukan dalam suatu cetakan batu khusus. Campuran ini selanjutnya
dipanaskan pada suhu yang tinggi, yang menyebabkan komponen-komponen kimiawi dari bahan-bahan tersebut saling berinteraksi dan membentuk
sejenis batu, persis seperti batu gunung berapi, yang terbentuk jutaan tahun lalu (Bandingkan dengan Proses Pembuatan Semen)?.
Ilmuwan Davidovits menegaskan bahwa batu yang digunakan untuk membangun piramida terutama dari batu kapur, tanah liat dan air. Tes dilakukan dengan menggunakan Nanoteknologi (cabang teknik yang berhubungan dengan hal-hal kecil dari 100 nanometer) membuktikan
Hal yang sama jugadinyatakan oleh Mario Collepardi, seorang Profesor dari Italia yang mengkhususkan diri pada penelitian arsitektur piramida. Ia meyakini bahwa Firaun menggunakan tepung kapur yang tersedia dalam jumlah melimpah di daerah mereka, dicampur dengan tanah biasa.
Kemudian mereka menambahkan air dari sungai Nil dan menyalakan api hingga suhu 900 derajat Celcius. Proses pemanasan ini memberi kekuatan pada batu dan menjadikannya mirip dengan batuan alami.
Pengujian Bahan Pembentuk Beton
1. SEMEN
: Konsistensi Normal Semen Portland, Waktu
Pengikatan Semen dengan vicat, Berat Jenis Semen
Portland.
2.
PASIR
: Analisa saringan pasir, Kelembaban Pasir, Berat
Jenis Pasir, Air Resapan Pasir, Pengembangan Volume
pasir, Kebersihan Pasir Terhadap Bahan Organik,
Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur (Basah), Kebersihan
Pasir Terhadap Lumpur (Kering), Berat Volume Pasir
Lepas, Berat Volume Pasir dirojok.
Pengujian konsistensi normal semen
Bahan dan alat pengujian konsistensi normal semen
Siapkan alat dan bahan untuk pengujian sebagai berikut:
1. Semen
2. Air bersih/air suling
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram 4. Alat vikat
5. Jarum vikat diameter 10 mm, dengan beban sendiri 300 gram
6. Cincin ebonite
7. Plat kaca atau plastic 8. Pisau aduk dari logam 9. Gelas ukur 100 ml
Alat vikat
Cincin ebonite
- Semen
- Alat vikat
- Jarum vikat
diameter 10 mm,
dengan beban
sendiri 300 gram
- Cincin ebonite
- Plat kaca atau
Langkah Kerja pengujian konsistensi normal semen
1. Semen ditimbang 250 gram ( A ).
2. Ukur air suling sebanyak antara 24-28 % dari berat semen sekitar 60-70 cc.
3. Bentuk pasta semen menjadi bola dengan kedua tangan (yang memakai sarung tangan karet), lemparkan 6 kali dari tangan satu ke tangan lainnya dengan jarak sekitar 15 cm selama 3 menit (B).
4. Pegang cincin ebonite dengan tangan kiri, dengan posisi lobang yang kecil menempel telapak tangan kiri
5. Letakkan bola pasta tadi dengan satu telapak tangan (kanan) ke dalam lobang cincin ebonite yang besar, sampai pasta semen terasa menempel pada tangan kiri
6. Ambil kelebihan pasta pada lobang cincin yang besar dengan sekali gerakan telapak tangan.
7. Letakkan cincin dengan lobang yang besar terletak pada permukaan kaca/plastic 8. Potong kelebihan pasta pada lobang cincin yang kecil dengan sekali gerakan tepi
pisau aduk pada permukaan cincin
Mengukur Penetrasi :
1. Segera setelah pasta selesai dicetak (diratakan) dalam cincin, letakkan pada tempat pengujian tepat di bawah jarum vikat
2. Tempatkan ujung jarum vikat tepat menyentuh permukaan atas pasta, kencangkan sekrup
3. Setel penunjuk tepat pada angka nol (0)
4. Siapkan stop watch,setel untuk waktu 30 detik 5. Buka sekrup jarum vicat sehingga jarum turun,
biarkan jarum turun selama 30 detik
6. Kencangkan sekrup jarum vikat tersebut 7. Baca penunjuk penetrasi
Pengulangan tes :
1. Konsistensi normal semen PC tercapai bila penetrasi /penurunan yang terjadi 10 mm . Catat jumlah air pada penurunan tsb
(Konsistensi Normal PC ).
2. Bila konsistensi normal belum tercapai, maka perlu dilakukan pengujian ulang dengan kadar air dirubah. Misalnya dengan kadar air 24% didapat angka penetrasi 5 mm, ini berarti pasta terlalu kental, maka pada pengujian berikutnya air harus
Waktu pengikatan awal semen dg Vicat
Bahan dan Alat untuk
Waktu Pengikatan Semen
Siapkan alat dan bahan untuk
pengujian sebagai berikut:
1. Semen
2. Air bersih/air suling
3. Timbangan dengan ketelitian
0,01 gram
4. Alat vikat
5. Jarum vikat diameter 1 mm
6. Cincin ebonite
7. Plat kaca atau plastic
8. Pisau aduk dari logam
9.Gelas ukur 100 ml
Langkah Kerja
1. Semen ditimbang 250 gram ( A ).
2. Ukur air suling sesuai dengan hasil konsistensi normal
3. Bentuk pasta semen menjadi bola dengan kedua tangan (yang memakai sarung tangan karet), lemparkan 6 kali dari tangan satu ke tangan lainnya dengan jarak sekitar 15 cm selama 3 menit (B).
4. Pegang cincin ebonite dengan tangan kiri, dengan posisi lobang yang kecil menempel telapak tangan kiri
5. Letakkan bola pasta tadi dengan satu telapak tangan (kanan) ke dalam lobang cincin ebonite yang besar, sampai pasta semen terasa menempel pada tangan kiri
6. Ambil kelebihan pasta pada lobang cincin yang besar dengan sekali gerakan telapak tangan.
7. Letakkan cincin dengan lobang yang besar terletak pada permukaan kaca/plastic 8. Potong kelebihan pasta pada lobang cincin yang kecil dengan sekali gerakan tepi
pisau aduk pada permukaan cincin
9. Selama pekerjaan ini, hindarkan tekanan pada pasta
10. Pasta dibiarkan selama 45 menit, lalu diukur penetrasi dengan jarum kecil alat vicat. 11. Selanjutnya setiap 15 menit di test dan penurunan yang terjadi dicatat.
12. Dibuat grafik penurunan.
• Waktu awal mulai mengikat pada penurunan 25 mm.
Berat jenis semen
Bahan Dan Alat untuk Berat Jenis Semen
1. Siapkan semua bahan dan
alat-alat yang diperlukan,
yaitu:
2. Semen
3. Minyak tanah
4. Timbangan dengan
ketelitian 0,01 gram
5. Labu takar 500 ml
6. Kapas/kertas saring
7. Mangkok/cawan
Langkah Kerja
1. Semen ditimbang 250 gram ( A ). 2. Saring minyak tanah dengan
mengunakan kasa penyaring atau kapas
3. Timbang labu takar 500 cc.
4. Masukkan semen kedalam labu takar dengan mengunakan corong dan ditimbang lagi (untuk cek ) 5. Labutakar yang sudah terisi semen
dimasuki minyak tanah sampai batas garis, agar tidak ada
gelembung udara di dalam semen labu takar diposisikan miring dan diputar–putar, dan ditimbang ( B ). 6. Timbang labu takar dan minyak
tanah saja sampai batas garis, dan ditimbang( C ).
Dimana : 0,8 adalah berat jenis minyak tanah
Langkah Kerja Analisa saringan kerikil
1. Bersihkan saringan dan pan
dengan ukuran # 4,76 ; 2,38; 1,19; 0,59; 0,297; 0,149; pan
2. Timbang saringan dan pan
3. Susun saringan dan pan dari atas ke bawah dengan urutan nomor saringan besar ke kecil
4. Timbang pasir kering oven 1000 gram.
5. Masukan ke dalam susunan saringan dan pan
6. Digetarkan dengan mesin
penggetar dengan waktu + 10 menit.
7. Timbang dan catat berat pasir pada tiap-tiap nomor saringan, ketelitian dalam menimbang
diijinkan dengan kesalahan lebih dan kurang 0,5-1%.
3
4
5
6
Analisa saringan kerikil
Langkah Kerja
1. Bersihkan saringan dan pan dengan
ukura # 1 ½ ; ¾ ; 3/8 dita bah
# 4,76 ; 2,38 ; pan
2. Timbang saringan dan pan
3. Susun saringan dan pan dari atas ke bawah dengan urutan nomor
saringan besar ke kecil 4. Timbang kerikil 16 kg
5. Masukan ke dalam susunan saringan dan pan
6. Digetarkan dengan mesin penggetar dengan waktu + 10 menit.
7. Timbang dan catat berat kerikil pada tiap-tiap nomor saringan, ketelitian dalam menimbang
Langkah Kerja
1. Tempat pasir/kerikil ditimbang.
2. Timbang pasir/kerikil (kondisi asli ) 500 gram (B ).
3. Masukan pasir /kerikil ke dalam oven 24 jam dengan temperature 110o+ 5o C.
Langkah Kerja
1. Timbang labu takar 1000 cc 2. Timbang pasir kondisi SSD
(Saturated Surface Dry ) 500 gram.
3. Pasir dimasukkan ke dalam labu takar, ditimbang lagi( untuk control).
4. Labu takar diisi air sampai batas kapasitas, dan diputar – putar dengan posisi tangan miring supaya gelembung udara keluar.
5. Sesudah itu ditambah air hingga batas kapasitas dan ditimbang( B ).
Langkah Kerja Air Resapan Pasir
• Tempat nampan ditimbang.
• Timbang pasir SSD
(Saturated Surface Dry ) 500 gram.
• Dimasukan oven 24 jam dengan temperature 110o+
5o C.
Langkah Kerja
• Kerikil direndam dalam air 24 jam, lalu diangkat dan dilap satu demi satu
sehingga kondisi kering permukaan ( SSD ).
• Ditimbang sebanyak 3000 gram atau 3 kg (B).
• Ditimbang dalam air (C).
Langkah Kerja
•
Tempat nampan
ditimbang.
•
Timbang kerikil SSD
(Saturated Surface Dry )
3000 gram.
•
Dimasukanoven 24 jam
dengan temperature
110
o+ 5
oC.
•
Kering oven keadaan
Langkah Kerja
• Gelas ukur 1000 cc diisi pasir ¾ nya, volume dibaca (A).
• Pasir
dikeluarkan,kemud ian masukkan air kedalam gelas ukur ½ bagian (500 cc ). Masukkan kembali pasir ke dalam
Langkah Kerja
• Botol bening diisi pasir 6 cm
• Lalu diisi air secukupnya,
ditutup rapat dan dikocok – kocok sampai merata dan didiamkan 24 jam, endapan
Langkah Kerja
•
Timbang kerikil
1000 gr.
•
Ditaruh dalam
tempat laludiberi
air dan dicuci
sampai bersih.
•
Sesudah bersih
kerikil dimasukkan
kedalam oven
selama 24 jam
temp. 110 ± 5 C,
Berat Isi (Berat Volume) Lepas Pasir
Langkah Kerja
• Takaran ditimbang (A) pasir memakai tempat yang
volumenya 3 liter. Kerikil memakai tempat yang
volumenya 10 liter.
• Lalu takaran diisi pasir atau kerikil dan diratakan,
• Dan ditimbang (B), volume
Langkah Kerja
• Takaran ditimbang (A) pasir memakai tempat yang
volumenya 3 liter. Kerikil memakai tempat yang volumenya 10 liter.
• Takaran diisi pasir atau kerikil 1/3 dan dirijok 25 x, dan diisi 1/3 lagi dirojok 25 x, diisi lagi 1/3 dirojok 25 x,
lalupermukaandiratakan.
17. MENYIAPKAN MIX DESIGN
Yang harus disiapkan antara lain :
Gradasi prosentase campuran (pasir +
kerikil).
Berat jenis pasir + kerikil.
Kelembaban.
18. MENCAMPUR BETON
Alat & Bahan yang harus disiapkan:- Cetakan kubus / silinder
- Bahan – bahan yang akan dicampur - Takaran berat volume
- Slump test - rojokan
- molen untuk pengaduk beton.
• Cetakan beton diolesi oli dan baut – bautnya dirapatkan.
• Mesin molen dijalankan masukan dulu air secukupnya untuk membasahi permukaan ketel mesin.
• Lalu masukan kerikil, lalu pasir, lalu semen, baru air, kita biarkan sampai homogen betul campurannya, bila kurang encer kita tambah lagi air secukupnya, lalu campuran beton
dituang kedalam bak dan di aduk – aduk dan siap untuk
19. BERAT VOLUME BETON SEGAR
Langkah:
1. Takaran (tempat) ditimbang ( A gram).
2. Takaran diisi beton segar 1/3 nya lalu dirojok sebanyak 25 x, dan diisi lagi 1/3 nya dirojok lagi 25 x, diisi lagi 1/3 nya dirojok lagi 25 x.
3. Setelah itu permukaannya beton diratakan. 4. Lalu beton dalam takaran ditimbang (B).
5. Volume takaran (C)
20. SLUMP BETON
• Alat slump dibasahi dulu permukaannya.
• Lalu kerucut slump diletakan di atas alasnya, dan dijaga kekokohannya (posisinya) dengan kaki / tangan.
• Diisi/ dimasukan kedalamnya beton segar 1/3 nya lalu dirojok sebanyak 25 x, dan diisi lagi 1/3 nya dirojok 25 x, diisi lagi 1/3 nya dirojok 25 x, dan permukaannya supaya diratakan dan ditunggu ± 30 detik sambil membersihkan beton yang
tercecer di sekitar kerucut, setelah itu kerucut diangkat pelan
– pelan dan diletakan di samping beton yang terbalik.
21. MENCETAK BETON
• Disiapkan cetakan beton termasuk baut –baut harus sudah dikeraskan
• Permukaan cetakan disapu dengan minyak/ olie
• Cetakan diisi beton hingga penuh.
• Lalu digetar – getar dengan jarum penggetar (vibrator)
• Setelah beton padat dan rata, jarum penggetar bisa dipakai lainnya.
• Sesudah ditunggu beberapa saat, beton diberi tanda
22. MENGE-
TEST
KUBUS/SILINDER BETON
Sehari sebelum beton ditest, beton diangkat dulu dari dalam bak air.
Pengetesan kubus pada umur 3, 7, 14, 21, dan 28 hari.
Untuk test yang 28 hari beton diangkat dari dalam air sesudah beton itu berumur 14 hari, lalu ditaruh pada tempat yang
aman.