ASAS-ASAS HUKUM ADMINISTRASI
DAN PERKEMBANGANNYA
Oleh:
Peristilahan
• HTUN
• HTP
• HAN
• HA (I)
• Bestuursrecht
• Administratiefrecht
• Droit Administratif
• Administrative Law
AWY/Silabus HAN FH
Pengertian
• A.M Donner
• Van Poelje
• P. de Haan
• H.D van Wijk/Willem Konijnenbelt
• A.D Belinfante
• Oppenheim & Van Vollenhoven
• Sjahran Basah dan Philipus M. Hadjon
Intisari Pengertian HAN
1. HAN merupakan bagian dari hukum publik; 2. HAN merupakan cabang dari HTN dalam arti
luas (staatsrecht in ruime zin);
3. berkenaan dengan kekuasaan eksekutif; 4. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan;
AWY/Silabus HAN FH
Fungsi HAN
• Unsur/ciri Negara Hukum (rechtsstaat, rule of law) dengan mengacu pada pendapat a.l
Immanuel Kant, F.J Stahl, AV Dicey, Shceltema, Philipus. M. Hadjon.
• Negara Kesejahteraan (welvaartsstaat)
• Negara Hukum Demokratis
• Mengatur penggunaan kekuasaan
•
Pemerintah terikat pada hukum
•
Jaminan perlindungan HAM
•
Menguji keabsahan perbuatan
pemerintaham
•
Good Governance – Good
AWY/Silabus HAN FH
PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE
• Sound/Good Governance
• Transparansi/keterbukaan (Transparent)
• Partisipatif (Participatory)
• Akuntabel/bertanggung jawab (Accountable)
Stahl empat unsur pokok agar suatu negara
dapat digolongkan sebagai negara hukum, yakni:
(1) Adanya pengakuan dan perlindungan terhadap HAM,
(2) Adanya pembagian kekuasaan,
(3) Adanya penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan undang-undang,
(4) Adanya peradilan administrasi guna memeriksa, menilai, dan mengadili perbuatan hukum
AWY/Silabus HAN FH
Scheltema menunjukkan empat unsur agar suatu negara dapat disebut negara hukum.
(1) Adanya kepastian hukum, (2) Adanya persamaan,
(3) Adanya demokrasi,
Pemikiran dari Eropa Kepulauan (Anglo-Saxon) dan dikenal dengan konsep Rule of Law, yang dipelopori oleh A.V. Dicey. Terdapat tiga
elemen utama yang diintroduksi berdasarkan konsep rule of law agar dapat disebut negara hukum. Ketiganya adalah:
(1) Adanya supremasi hukum atau supremacy of law, (2) Adanya persamaan dihadapan hukum atau
equality before the law,
AWY/Silabus HAN FH
Lima kondisi, yang bergerak simultan dalam mencapai sasaran akhir berupa kesejahteraan umum yang berkeadilan tadi,
yakni:
1. Negara harus menjunjung tinggi
supremasi hukum yang demokratis dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia;
2. Pemerintahan yang bersih dan terbuka (clean and open government) dalam
3. Penegakan hukum yang efektif dan konsisten dengan berintikan keadilan, kepastian, dan pengayoman;
4. Pembangunan harus ditujukan pada sasaran kemanfaatan lahir dan batin dengan
berlandaskan pada kesadaran bahwa
AWY/Silabus HAN FH
Requirements
• Sistem perwakilan yang efektif (Effective Representative System);
• Kemandirian peradilan (Independence of Judiciary); • Birokrasi bersih dari KKN, responsif, dapat dipercaya,
profesional (Clean, Responsive, Credible, and Professional);
• Desentralisasi yang demokratis (Democratic
Decentralization);
• Masyarakat sipil yang kuat dan partisipatif (Strong and Participatory Civil Society);
Good Governance: Pelaksanaan kewenangan politik, ekonomi, dan administrasi dalam
mengelola masalah-masalah bangsa. Governance
AWY/Silabus HAN FH
Kondisi Governance di Indonesia
– Kemampuan dan kapasitas wakil rakyat, baik sebagai pembentuk undang-undang eksekutif, maupun
penyerap aspirasi mayarakat;
– Belum terdapat perubahan yang signifikan dalam dunia peradilan;
– Perubahan pimpinan pemerintahan belum membawa
perubahan pada kultur birokrasi di Indonesia (belum mengarah pada budaya melayani rakyat, keterbukaan, masih berorientasi pada “getting project through”
– Civil Society belum memberikan tekanan yang efektif (pressure) yang optimal
terhadap perubahan prilaku penentu kebijakan;
Good Governance
8/13/2013 17
• Tata pemerintahan dalam penggunaaan wewenang ekonomi, politik, dan administrasi guna mengelola urusan negara pada semua tingkat.
• Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban, dan menjembatani
Trilogi Stakeholders Good Governance
• Pemerintah,
• Dunia usaha, dan
Pergeseran
dari Government ke Governance
8/13/2013 19
• Dari sekedar pemberi pelayanan (provider)
menjadi fasilitator, kepemilikan negara
Perbandingan Ciri-ciri Bad Government
dengan Good Government
1. Proaktif
2. Ramah dan Persuasif
3. Transparan
4. Mengutamakan proses dan produk
5. Proporsional dan profesional
6. Bekerja secara sistemik
7. Pembelajaran sepanjang
1. Lamban dan bersifat reaktif
2. Arogan
3. Korup
4. Birokratisme
5. Boros
6. Bekerja secara naluriah
7. Enggan berubah
8. Kurang berorientasi pada
Ciri-ciri Good Government
Prinsip
Good Governance
8/13/2013 21
• Responsif,
• Participatory,
• Transparant
• Equitable
• Accountable
PARTISIPASI publik tidak dapat
Akuntabilitas sulit terlaksana tanpa
Prosedur, peraturan perundangan dilaksanakan dengan konsekuen
Tindakan pemerintah dapat dipertanggungj awabkan dengan indikator kinerj a dan target yang j elas Terbukanya akses publik
tentang berbagai informasi pemerintahan
Masyarakat dapat
memperoleh info tentang prosedur, peraturan,
perundanngan & kebij akan
Transparansi “ memaksa” peningkatan akuntabilitas publik
Transparansi
8/13/2013 23
• Makna transparansi akan menunjang empat hal yang mendasar
(Kristiansen, 2006), yaitu:
– meningkatnya tanggungjawab para perumus kebijakan
terhadap rakyat sehingga kontrol terhadap para politisi dan birokrat akan berjalan lebih efektif;
– memungkinkan berfungsinya sistem kawal dan imbang
(checks and balances) sehingga mencegah adanya monopoli kekuasaan oleh para birokrat;
– mengurangi banyaknya kasus korupsi; dan
– meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraan pelayanan
Prinsip Transparansi
• Prinsip transparansi (keterbukaan) keterbukaan ini menuntut agar seluruh kebijakan yang akan diambil oleh penguasa/pemerintah harus diketahui dan
didasarkan pada kondisi riil rakyat/masyarakat
Prinsip Transparansi
8/13/2013 25
• Prinsip transparansi (keterbukaan) keterbukaan ini menuntut agar seluruh kebijakan yang akan diambil oleh penguasa/pemerintah harus diketahui dan
didasarkan pada kondisi riil rakyat/masyarakat
Partispasi Masyarakat
• Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan
keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang
dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan bersosialisasi dan berbicara serta
Subtansi
Partisipasi Masyarakat
8/13/2013 27
– Dukungan masyarakat
– Kerjasama antara masyarakat dengan
pemerintah/penguasa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sebuah
Partisipasi Masyarakat :
Perwujudan Hak dan Pengakuan Hak
Dimensi Akuntabilitas
8/13/2013 29
• Dimensi akuntabilitas secara praktis:
– siapa yang melaksanakan
– kepada siapa dan
– apa standar yang digunakan untuk penilaian
• Dimensi Akuntabilitas:
– Akuntabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum.
– Akuntabilitas Proses.
– Akuntabilitas Program
Prinsip-Prinsip Akuntabilitas
– Komitmen.
– Suatu sistem
– Menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran
– Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh.
Kerangka Pemikiran
1. UUD 1945
- Negara Hukum yang demokratis - Demokrasi yang berkeadaban
- Negara Kesejahteraan yang berkemakmuran
Perkembangan hasil amandemen:
Crince le Roy dan Founding fathers
• Perkembangan dan Pergesaran HA semaikin meluas dan mendalam
• Negara Kesejahteraan (Campur tangan negara Vs Nacht wakerstaat
• Founding fahters: campur tangan negara harus melalui dan oleh hukum:
Hak Masyarakat dalam Negara Hukum
yang Demokratis
• Hak atas informasi
• Hak untuk memikirkan
• Hak untuk menyatakan pendapat
• Hak untuk mempengaruhi pengambilan keputusan publik
Pelayanan Umum
• Pelayanan Publik
• Prosedur Pelayanan
• Persyaratan Pelayanan
• Kecepatan pelayanan
• Keadilan mendapatkan pelayanan
• Kepastian jadwal pelayanan
• Kenyamanan lingkungan
• Keamanan pelayanan
• Pelayanan dengan perlakuan khusus
• Proporsi akses
• Prosentase dan perlakuan tertentu
Prinsip
– Ketersediaan meliputi sarana dan prasarana fisik,
perlengkapan, pegawai, sarana komunikasi, dan jaringan kerja berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang saling terkoneksi.
– Keandalan yaitu meliputi kemampuan untuk memberikan
pelayanan sesuai yang dijanjikan, segera, akurat, dan memuaskan.
– Daya tanggap yaitu kesiapan untuk menanggapi dan
– Jaminan mencakup kepastian penyelenggara pelayanan publik, prosedur pelayanan, waktu pelayanan, jangka waktu penyelesaian pelayanan, dan biaya pelayanan
– Empati meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
– Daya terima yaitu pengetahuan, kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para pelaksana, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat
– Aksesibilitas yaitu keterjangkauan pelayanan oleh pengguna, baik secara langsung melalui tatap muka
Kewajiban Penyelenggara Pelayanan
Publik
• Setiap penyelenggara pelayanan publik wajib menyelenggarakan pelayanan publik untuk
memenuhi hak-hak asasi kelompok masyarakat tertentu.
• Kewajiban tersebut meliputi:
BENTUK- BENTUK KORUPSI , FAKTOR PENYEBAB, AKI BAT, UPAYA PEMBERANTASAN DAN HAMBATANNYA
Bentuk – Bentuk Korupsi
1. Penyalahgunaan wewenang 2. Pembayaran fiktif
3. Kolusi/ persekongkolan
4. Biaya perjalanan dinas fiktif 5. Suap/ uang pelicin
6. Pungutan tidak resmi
7. Penyalahgunaan fasilitas/ inventaris kantor 8. I mbalan tidak resmi
9. Pemberian fasilitas secara tidak adil
11. Tidak disiplin waktu
12. Komisi atas transaksi jual beli yang tidak disetor ke Kas Negara
13. Menunda / memperlambat pembayaran 14. Pengumpulan dana taktis
15. Penyalahgunaan anggaran
16. Menerima hadiah, sumbangan/hibahberkaitan dengan tugas/jabatan
17. Mark up harga beli/menurunkan harga jual
18. Mengubah dan memanfaatkan kelemahan sistem teknologi informasi
Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi
1. Tanggungjawab profesi, moral dan sosial yang rendah
2. Sanksi yang lemah penerapan hukum yang tidak konsisten dari I nstitusi penegak hukum, institusi pemeriksa yang tidak bersih/ independen.
3. Rendahnya disiplin/ kepatuhan terhadap peraturan
4. Kehidupan yang konsumtif, boros dan serakah (untuk memperkaya diri)
5. Lemahnya pengawasan berjenjang (internal) dalam pelaksanaan tugas/ pekerjaan
6. Kurangnya keteladanan dari atasan/ pimpinan 7. Hilangnya rasa malu ber KKN
9. Kesempatan yang terbuka
10. Lemahnya pengawasan Eksternal
11. Belum efektifnya pengawasan masyarakat lembaga legislative.
12. Peraturan tidak jelas
13. Budaya memberi upeti/tips 14. Pengaruh lingkungan sosial
15. Penghasilan yang rendah dibandingkan dengan kebutuhan hidup yang layak
16. Sikap permisif/serba membolehkan dalam masyarakat, dan sungkan untuk saling mengingatkan.
Akibat yang Ditimbulkan
1. Merusak mental aparat/ masyarakat (budaya instan)
2. Menurunkan/ menghilangkan kepercayaan, citra dan martabat 3. Ekonomi biaya tinggi, investasi rendah, laporan kerja/ usaha
rendah
4. Hasil pembangunan tidak dinikmati sebagian besar masyarakat, sebaliknya lebih banyak untuk penguasa yang akhirnya akan menimbulkan kesenjangan sosial
5. Kualitas prestasi kerja/ kinerja aparat rendah
6. Output tidak optimal/ tidak dapat dimanfaatkan tepat waktu/ tepat standar
7. Peraturan/ prosedur tidak dapat ditegakan
Upaya Memberantas KKN
1. Meninjau/ menyempurnakan pendapat peraturan, perundang-undangan disegala bidang
2. Penegakan hukum yang tegas dan konsisten dengan sanksi berat kepada pelaku korupsi
3. Meningkatkan komitmen, konsisten dengan sanksi berat kepada pelaku korupsi
4. Menata kembali organisasi, memperjelas/ mempertegas visi, misi, tugas dan fungsi yang diemban oleh setiap instansi
6. Memperbaiki manajemen Kepegawaian
(penerimaan, penempatan, pengembangan, kesejahteraan, jaminan hari tua)
7. Mengembangkan budaya kerja/tertib/malu melakukan KKN
8. Melakukan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
9. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan sistem Pengendalian Manajemen, Pengawasan
fungsional/berjenjang dan memperdayakan pengawasan masyarakat.
Hambatan Utama Pemberantasan Korupsi
Aspek Struktural 1. Lemahnya koordinasi
2. Ego Sektoral / I nstansional 3. Lemahnya pelaksanaan SPI
4. Belum efektifnya pelaksanaan TLHP
Aspek Kultural Kurangnya komitmen, konsistensi, kompetensi dan professional SDM
• Tidak tegaknya hukum merupakan ciri dari proses krisis kewibawaan (crisis gezag). Krisis ini berdampak multi-dimensi dan pada
ujungngnya erosi kepercayaan yang
• Dalam suasana chaotis demikian, persatuan dan kesatuan terancam:
a. ada yang ingin memperbaiki prilaku demokratik;
b. ada yang mengharapkan jalan pintas,
Prinsip Hukum dalam Al-Quran dan Ass-Sunnah
1. Kekuasaan sebagai amanah; 2. Musyawarah (Asy-Syura 38);
3. Keadilan (Anissa ayat 58,105,135, Maidah 8, Al-Hujarat 9);
4. Kesejahteraan umat 5. Persamaan;
6. Demokrasi keadaban
7. Pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia (Annisa 29-30);
8. Independesi peradilan ( An-Nisa 58, Muslim dari Abu Zar r.a, Riwayat Abu Dawud);
9. Perdamaian (rahmatan lil al-alamin);
11. Haqq dan ma’ruf (Al-Araf 157)
12. Memelihara alam/lingkungan (Ar-Rum 41,46 )
13. Tidak boleh mengurangi timbangan (Al- Mutafifin 1-3)
14. Wajib menepati janji (Al-Baqarah 177, Al-Imran 76 15. Mengahalalkan jual beli mengharamkan riba
(Albaqarah 275, Al Imran 130)
AWY/Silabus HAN FH
Hubungan antara HAN dan HTN
• Badan pemerintah tanpa kaidah-kidah HTN akan lumpuh dan badan pemerintah tanpa kaidah HAN akan bebas dan dapat sewenang-wenang (Oppenheim dan Van Vollenhoven)
• HAN merupakan perpanjangan dari HTN (J.B.J.M ten Berge)
Hubungan antara HAN dan HTN
• HAN dan HTN bagaikan koin dengan dua sisi, dapat dibedakan namun tak dapat dipisahkan. (Bahsan Mustafa)
• Perbedaan antara HAN dan HTN tidak prinsipil, melainkan berdasarkan “doelmatige
AWY/Silabus HAN FH
Hubungan antara HAN dan HTN
• HTN dalam arti sempit (Staatssrecht in enge zin) adalah sama dengan Hukum Konstitusi (Constitutioneelrecht), sedangakan HAN
meruapakan HTN dalam arti luas (staatsrecht in ruime zin). HTN tanpa bantuan HAN tidak
PEMBAGIAN HAN
•
Hukum Administrasi Umum (
algemeen
deel
)
•
Hukum Administrasi Khusus (
bijzonder
deel
)
AWY/Silabus HAN FH
Ciri HAN Umum
• Bersifat fundamental
• Prinsip-prinsip umum dan Pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan
• Bersumber dari HAN heteronom
• Relatif berlaku jangka panjang
• Menyangkut lintas bidang/sektor
Ciri HAN Khusus
• Bersifat teknis operasional
• Daya berlaku jangka pendek atau ad.hoc
• Berkenaan dengan satu sektor/bidang tertentu
• Relatif cepat berubah
AWY/Silabus HAN FH
•
Sumber Hukum Administrasi
• Perbuatan Pemerintahan (Bestuurs handeling):
• Perbuatan Nyata (feitelijke handelingen)
• Perbuatan Hukum (recht handelingen):
o Perbutan Hukum Perdata o Perbuatan Hukum Publik:
AWY/Silabus HAN FH
Dasar Keabsahan Perbuatan Hukum
Pemerintahan
• Rechtmatigheid (sah secara/berdasar hukum)
• Wetmatigheid (sah secara/berdasar undang-undang)
• Doelmatigheid en doeltraffenheid (sah secara/berdasar tujuan yang efektif dan efisien)
•
Susunan Pemerintahan
Nasional
Daerah
Hubungan Antar Susunan
Pemerintahan
:
PusatAWY/Silabus HAN FH
• Produk Hukum
• Algemene Verbidende Voorschriften
(Peraturan perundang-undangan)
• besluit van algemene strekking (keputusan yang isinya bersifat mengatur/umum)
• Beschikking (Keputusan yang besifat penetapan)
• Beleidsregel (Aturan kebijakan)
•
Teori
Beschikking (Keputusan TUN):
Pengertian
Beschikking
Ciri-ciri
Beschikking
Macam
Beschikking
AWY/Silabus HAN FH
Macam-macam
beschikking
• Beschikking dalam rangka larangan/perintah
• Beschikking yang menyediakan sejumlah uang
• Beschikking yang membebankan suatu kewajiban keuangan
• Beschikking yang memberikan kedudukan
Corak/sifat
Beschikking
• Beschikking yang bebas dan terikat
• Beschikking yang memberi keuntungan dan yang memberi beban
• Beschikking yang seketika berakhir dan yang lama berjalan terus
AWY/Silabus HAN FH
•
Konsesi
•
Lisensi
•
Izin
AWY/Silabus HAN FH
• Mogen, mogelijkheid instemmen,
goedvinden;
• Allow, to be allowed to
Pengertian Izin
• Suatu Keputusan TUN yang diberikan kepada seseorang atau badan usaha/badan hukum perdata (korporasi) untuk melakukan
perbuatan hukum tertentu yang pada
dasarnya dilarang oleh hukum administrasi, sehingga perbutannya tersebut menjadi
AWY/Silabus HAN FH
Unsur Izin
•
Instrumen pemerintahan;
•
Yuridis preventif;
•
Sarana hukum administrasi;
Tujuan Perizinan
1. Mengkonkretkan norma umum pada perbuatan hukum tertentu;
2. Mengatur pada perbuatan individual; 3. Memberikan perlindungan hukum;
AWY/Silabus HAN FH
Rasionalitas Izin
•
Nilai
•
Norma
•
Kelayakan teknis
Sistem Perizinan
•
Sistem Terpadu
•
Sistem Berantai
AWY/Silabus HAN FH
Asas Legalitas Perizinan
•
Tujuan
:
menyeleksi orang dan/atau badan
privat;
mencegah kerugian, bahaya dan
gangguan;
melindungi benda/sumber daya;
•
Wewenang:
Sumber
Atribusi
Delegasi
Mandat
Alokasi wewenang
Persyaratan Kompetensi dan kapasitas
Pemberi Izin
• Dimilikinya kemampuan merumuskan persyaratan izin;
• Adanya kemampuan untuk melakukan
verifikasi, pengujian, dan penilaian terhadap persyaratan yang diajukan pemohon izin;
• Melakukan pengawasan secara efektif;
AWY/Silabus HAN FH
•
Aturan Kebijakan
(
Beleidsregel/Policy Rule
):
• Pengertian
• Fungsi
• Sifat
• Jenis
•
Asas Kebebasan bertindak
(
Freies Ermessen/discretionary Power:
Pengertian
Ciri/karakteristik
Sifat
AWY/Silabus HAN FH
Freies Ermessen/discretionary
power/pouvoirdiscretionnaire (Asas kebebasan bertindak bagi Pejabat TUN) :
adalah suatu tindakan/perbuatan administrasi yang bebas menilai dan bebas
mempertimbangkan terhadap
situasi/persoalan yang penting dan timbul secara tiba-tiba/mendadak. Administrasi negara terpaksa bertindak cepat untuk
membuat penyelesaian, namun
keputusan-keputusan yang diambil untuk menyelesaikan masalah-masalah itu harus dapat
Jadi karateristik freies Ermessen itu antara
lain adalah :
• pada dasarnya pejabat TUN (administrasi negara) itu tidak boleh menolak untuk mengambil suatu
keputusan (beleid/policy) walaupun tidak ada peraturannya;
AWY/Silabus HAN FH
• adanya persoalan penting dan mendesak untuk segera diselesaikan;
• harus dipertimbangkan kelayakan dan
kesesuaian secara adil demi kepentingan
• De tournemen de pouvoir (abuse of power) dan Willekeur (arbitrary)
o Pengertian o Ciri
AWY/Silabus HAN FH
Ultra vires/abuse of power/detournement de pouvoir/abus de droit
• adalah tindakan yang merupakan kebalikan dari dari tindakan freies Ermessen, yakni suatu tindakan dari administrasi negara (pejabat TUN) yang
bertentangan dengan hukum, dan dipergunakan pula untuk tujuan yang bertentangan dengan atau
menyimpang sebagaimana yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Dengan
perkataan lain ultra vires ini melanggar asas legalitas dan dapat dikualifikasi sebagai perbuatan
Ciri-ciri Ultra Vires/de tournement de pouvoir/abuse of power :
Bahwa suatu tindakan pejabat/badan administrasi negara akan menjadi tidak sah apabila :
• mengabaikan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam prosedurnya;
• suatu tindakan bukan menjadi wewenang pejabat atau badan adminsitrasi negara yang bersangkutan;
AWY/Silabus HAN FH
• bahwa ada kemungkinan penggunaan wewenang yang salah
oleh pejabat/badan adiministrasi negara (di luar
wewenangnya atau sudah tidak berwenang lagi), hal ini dapat terjadi karena misalnya pejabat/badan TUN yang
mendapatkan delegasi wewenang, padahal peraturan umum tidak membolehkan adanya pendelegasian wewenang itu. Dapat pula terjadi, wewenangnya itu sudah dicabut atau dialihkan kepada yang lain.
• Bahwa ada kemungkinan tindakan pejabat/badan administrasi
itu memang merupakan wewenangnya, namun dalam
• Bahwa tindakan pejabat/badan TUN itu ternyata dilakukan dengan tujuan yang salah atau keliru, dengan alasan-alasan yang tidak logis dan secara substansial tidak dipertimbangkan dengan cukup rasional dan relevan. Dengan perkataan lain bahwa terjadi pelanggaran hukum atau pun berada di luar hukum yang berlaku dan kepatutan dalam
AWY/Silabus HAN FH
Penyelesaian Sengketa Administrasi
•
Upaya Administrasi:
- Keberatan
- Banding Administrasi
Lembaga Pengawasan
• Ombudsman
• KPK
• KPPU
• KPU
AWY/Silabus HAN FH
Sumber Wewenang
•
Atribusi
•
Delegasi
Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik
• Asas Persamaan
• Asas Kepercayaan
• Asas Kepastian Hukum
• Asas Kecermatan
AWY/Silabus HAN FH
•
Sanksi Administrasi:
Pembatalan/pencabutan keputusan TUN
Bestuursdwang
Dwangsom
Jenis-jenis sanksi
AWY/Silabus HAN FH
8. penutupan sementara usaha/kegiatan ; 9. uang jaminan ;
10. melakukan perbuatan tertentu yang diperintahkan;
11. paksaan pemerintahan ; 12. uang paksa;
13. pembayaran sejumlah uang tertentu; 14. denda administrasi ;
• Dalam konteks penegakan hukum
administrasi, maka perangkat yang harus dikembangkan meliputi:
1)izin yang harus didayagunakan sebagai
perangkat pengawasan dan pengendalian; 2)persyaratan dalam izin wajib merujuk pada
peruntukan sesuai dengan rencana tata ruang, standar konstruksi, kelayakan
4) keberadaan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, baik pejabat pemberi izin maupun
pejabat pengawas yang memadai;
5) sarana dan prasarana pengawasan dan penegakan hukum yang memadai; dan 6) sanksi administrasi yang efektif. Keenam
Self Regulation (-consulting-negotiating- agreeing-settling)
Disincentives (economical instrument Civil Penalties
Mandatory Audit Criminal Penalties License Suspension
Ringkasan Biodata
Prof. Dr. Asep Warlan Yusuf, SH.,MH
Tempat/tanggal lahir : Bandung, 9 Juli 1960
Alamat Rumah : Jln. Solo No. 38 Antapani Bandung
Tlp/Fax. (022) 7204775 HP: 0816.62.4195
E-mail:
Alamat Kantor : Kampus Pascasarjana Unpar
PENDIDIKAN
Doktor Ilmu Hukum (S-3) : Universitas Indonesia, lulus 2002 Magister Hukum (S-2) : Universitas Padjadjaran, lulus 1990 Sarjana Hukum (S-1): Universitas Katolik Parahyangan, lulus
1984
Course on Legal Drafting, Indonesia-Netherlands Cooperation, 1986;
Course on Decentralization in Planning and Organization, Indonesia-Netherlands Cooperation, 1989;
Course on Adiministrative Law Enforcement: A Study Comparative between Netherlands and Indonesia, 1995;
Course on Environmantal Law and Administration, VROM Ministry of Netherlands - Leiden University, Den Haag Netherlands 1998;
Training on Environmental Law and Enforcement, AUSAid MA -ICEL, 2000.
PEKERJAAN
1984 – sekarang : Dosen pada Fakultas Hukum Unpar Bandung
JABATAN STRUKTURAL: