• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASAS ASAS HUKUM ADMINISTRASI DAN PERKEMB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASAS ASAS HUKUM ADMINISTRASI DAN PERKEMB"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

ASAS-ASAS HUKUM ADMINISTRASI

DAN PERKEMBANGANNYA

Oleh:

(2)

Peristilahan

• HTUN

• HTP

• HAN

• HA (I)

• Bestuursrecht

• Administratiefrecht

• Droit Administratif

• Administrative Law

(3)

AWY/Silabus HAN FH

Pengertian

• A.M Donner

• Van Poelje

• P. de Haan

• H.D van Wijk/Willem Konijnenbelt

• A.D Belinfante

• Oppenheim & Van Vollenhoven

• Sjahran Basah dan Philipus M. Hadjon

(4)

Intisari Pengertian HAN

1. HAN merupakan bagian dari hukum publik; 2. HAN merupakan cabang dari HTN dalam arti

luas (staatsrecht in ruime zin);

3. berkenaan dengan kekuasaan eksekutif; 4. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan;

(5)

AWY/Silabus HAN FH

Fungsi HAN

• Unsur/ciri Negara Hukum (rechtsstaat, rule of law) dengan mengacu pada pendapat a.l

Immanuel Kant, F.J Stahl, AV Dicey, Shceltema, Philipus. M. Hadjon.

• Negara Kesejahteraan (welvaartsstaat)

• Negara Hukum Demokratis

• Mengatur penggunaan kekuasaan

(6)

Pemerintah terikat pada hukum

Jaminan perlindungan HAM

Menguji keabsahan perbuatan

pemerintaham

Good Governance – Good

(7)

AWY/Silabus HAN FH

PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE

Sound/Good Governance

• Transparansi/keterbukaan (Transparent)

• Partisipatif (Participatory)

• Akuntabel/bertanggung jawab (Accountable)

(8)

Stahl empat unsur pokok agar suatu negara

dapat digolongkan sebagai negara hukum, yakni:

(1) Adanya pengakuan dan perlindungan terhadap HAM,

(2) Adanya pembagian kekuasaan,

(3) Adanya penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan undang-undang,

(4) Adanya peradilan administrasi guna memeriksa, menilai, dan mengadili perbuatan hukum

(9)

AWY/Silabus HAN FH

Scheltema menunjukkan empat unsur agar suatu negara dapat disebut negara hukum.

(1) Adanya kepastian hukum, (2) Adanya persamaan,

(3) Adanya demokrasi,

(10)

Pemikiran dari Eropa Kepulauan (Anglo-Saxon) dan dikenal dengan konsep Rule of Law, yang dipelopori oleh A.V. Dicey. Terdapat tiga

elemen utama yang diintroduksi berdasarkan konsep rule of law agar dapat disebut negara hukum. Ketiganya adalah:

(1) Adanya supremasi hukum atau supremacy of law, (2) Adanya persamaan dihadapan hukum atau

equality before the law,

(11)

AWY/Silabus HAN FH

Lima kondisi, yang bergerak simultan dalam mencapai sasaran akhir berupa kesejahteraan umum yang berkeadilan tadi,

yakni:

1. Negara harus menjunjung tinggi

supremasi hukum yang demokratis dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia;

2. Pemerintahan yang bersih dan terbuka (clean and open government) dalam

(12)

3. Penegakan hukum yang efektif dan konsisten dengan berintikan keadilan, kepastian, dan pengayoman;

4. Pembangunan harus ditujukan pada sasaran kemanfaatan lahir dan batin dengan

berlandaskan pada kesadaran bahwa

(13)

AWY/Silabus HAN FH

Requirements

• Sistem perwakilan yang efektif (Effective Representative System);

• Kemandirian peradilan (Independence of Judiciary); • Birokrasi bersih dari KKN, responsif, dapat dipercaya,

profesional (Clean, Responsive, Credible, and Professional);

• Desentralisasi yang demokratis (Democratic

Decentralization);

• Masyarakat sipil yang kuat dan partisipatif (Strong and Participatory Civil Society);

(14)

Good Governance: Pelaksanaan kewenangan politik, ekonomi, dan administrasi dalam

mengelola masalah-masalah bangsa. Governance

(15)

AWY/Silabus HAN FH

Kondisi Governance di Indonesia

– Kemampuan dan kapasitas wakil rakyat, baik sebagai pembentuk undang-undang eksekutif, maupun

penyerap aspirasi mayarakat;

– Belum terdapat perubahan yang signifikan dalam dunia peradilan;

– Perubahan pimpinan pemerintahan belum membawa

perubahan pada kultur birokrasi di Indonesia (belum mengarah pada budaya melayani rakyat, keterbukaan, masih berorientasi pada “getting project through

(16)

Civil Society belum memberikan tekanan yang efektif (pressure) yang optimal

terhadap perubahan prilaku penentu kebijakan;

(17)

Good Governance

8/13/2013 17

• Tata pemerintahan dalam penggunaaan wewenang ekonomi, politik, dan administrasi guna mengelola urusan negara pada semua tingkat.

• Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban, dan menjembatani

(18)

Trilogi Stakeholders Good Governance

• Pemerintah,

• Dunia usaha, dan

(19)

Pergeseran

dari Government ke Governance

8/13/2013 19

• Dari sekedar pemberi pelayanan (provider)

menjadi fasilitator, kepemilikan negara

(20)

Perbandingan Ciri-ciri Bad Government

dengan Good Government

1. Proaktif

2. Ramah dan Persuasif

3. Transparan

4. Mengutamakan proses dan produk

5. Proporsional dan profesional

6. Bekerja secara sistemik

7. Pembelajaran sepanjang

1. Lamban dan bersifat reaktif

2. Arogan

3. Korup

4. Birokratisme

5. Boros

6. Bekerja secara naluriah

7. Enggan berubah

8. Kurang berorientasi pada

Ciri-ciri Good Government

(21)

Prinsip

Good Governance

8/13/2013 21

• Responsif,

Participatory,

Transparant

Equitable

Accountable

(22)

PARTISIPASI publik tidak dapat

Akuntabilitas sulit terlaksana tanpa

Prosedur, peraturan perundangan dilaksanakan dengan konsekuen

Tindakan pemerintah dapat dipertanggungj awabkan dengan indikator kinerj a dan target yang j elas Terbukanya akses publik

tentang berbagai informasi pemerintahan

Masyarakat dapat

memperoleh info tentang prosedur, peraturan,

perundanngan & kebij akan

Transparansi “ memaksa” peningkatan akuntabilitas publik

(23)

Transparansi

8/13/2013 23

• Makna transparansi akan menunjang empat hal yang mendasar

(Kristiansen, 2006), yaitu:

– meningkatnya tanggungjawab para perumus kebijakan

terhadap rakyat sehingga kontrol terhadap para politisi dan birokrat akan berjalan lebih efektif;

– memungkinkan berfungsinya sistem kawal dan imbang

(checks and balances) sehingga mencegah adanya monopoli kekuasaan oleh para birokrat;

– mengurangi banyaknya kasus korupsi; dan

– meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraan pelayanan

(24)

Prinsip Transparansi

• Prinsip transparansi (keterbukaan) keterbukaan ini menuntut agar seluruh kebijakan yang akan diambil oleh penguasa/pemerintah harus diketahui dan

didasarkan pada kondisi riil rakyat/masyarakat

(25)

Prinsip Transparansi

8/13/2013 25

• Prinsip transparansi (keterbukaan) keterbukaan ini menuntut agar seluruh kebijakan yang akan diambil oleh penguasa/pemerintah harus diketahui dan

didasarkan pada kondisi riil rakyat/masyarakat

(26)

Partispasi Masyarakat

• Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan

keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang

dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan bersosialisasi dan berbicara serta

(27)

Subtansi

Partisipasi Masyarakat

8/13/2013 27

– Dukungan masyarakat

– Kerjasama antara masyarakat dengan

pemerintah/penguasa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sebuah

(28)

Partisipasi Masyarakat :

Perwujudan Hak dan Pengakuan Hak

(29)

Dimensi Akuntabilitas

8/13/2013 29

Dimensi akuntabilitas secara praktis:

– siapa yang melaksanakan

– kepada siapa dan

– apa standar yang digunakan untuk penilaian

Dimensi Akuntabilitas:

– Akuntabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum.

– Akuntabilitas Proses.

– Akuntabilitas Program

(30)

Prinsip-Prinsip Akuntabilitas

– Komitmen.

– Suatu sistem

– Menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran

– Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh.

(31)

Kerangka Pemikiran

1. UUD 1945

- Negara Hukum yang demokratis - Demokrasi yang berkeadaban

- Negara Kesejahteraan yang berkemakmuran

Perkembangan hasil amandemen:

(32)

Crince le Roy dan Founding fathers

• Perkembangan dan Pergesaran HA semaikin meluas dan mendalam

• Negara Kesejahteraan (Campur tangan negara Vs Nacht wakerstaat

• Founding fahters: campur tangan negara harus melalui dan oleh hukum:

(33)

Hak Masyarakat dalam Negara Hukum

yang Demokratis

• Hak atas informasi

• Hak untuk memikirkan

• Hak untuk menyatakan pendapat

• Hak untuk mempengaruhi pengambilan keputusan publik

(34)

Pelayanan Umum

• Pelayanan Publik

• Prosedur Pelayanan

• Persyaratan Pelayanan

• Kecepatan pelayanan

• Keadilan mendapatkan pelayanan

(35)

• Kepastian jadwal pelayanan

• Kenyamanan lingkungan

• Keamanan pelayanan

• Pelayanan dengan perlakuan khusus

• Proporsi akses

• Prosentase dan perlakuan tertentu

(36)

Prinsip

– Ketersediaan meliputi sarana dan prasarana fisik,

perlengkapan, pegawai, sarana komunikasi, dan jaringan kerja berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang saling terkoneksi.

– Keandalan yaitu meliputi kemampuan untuk memberikan

pelayanan sesuai yang dijanjikan, segera, akurat, dan memuaskan.

– Daya tanggap yaitu kesiapan untuk menanggapi dan

(37)

– Jaminan mencakup kepastian penyelenggara pelayanan publik, prosedur pelayanan, waktu pelayanan, jangka waktu penyelesaian pelayanan, dan biaya pelayanan

– Empati meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.

– Daya terima yaitu pengetahuan, kemampuan, kesopanan,

dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para pelaksana, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat

– Aksesibilitas yaitu keterjangkauan pelayanan oleh pengguna, baik secara langsung melalui tatap muka

(38)

Kewajiban Penyelenggara Pelayanan

Publik

• Setiap penyelenggara pelayanan publik wajib menyelenggarakan pelayanan publik untuk

memenuhi hak-hak asasi kelompok masyarakat tertentu.

• Kewajiban tersebut meliputi:

(39)

BENTUK- BENTUK KORUPSI , FAKTOR PENYEBAB, AKI BAT, UPAYA PEMBERANTASAN DAN HAMBATANNYA

Bentuk – Bentuk Korupsi

1. Penyalahgunaan wewenang 2. Pembayaran fiktif

3. Kolusi/ persekongkolan

4. Biaya perjalanan dinas fiktif 5. Suap/ uang pelicin

6. Pungutan tidak resmi

7. Penyalahgunaan fasilitas/ inventaris kantor 8. I mbalan tidak resmi

9. Pemberian fasilitas secara tidak adil

(40)

11. Tidak disiplin waktu

12. Komisi atas transaksi jual beli yang tidak disetor ke Kas Negara

13. Menunda / memperlambat pembayaran 14. Pengumpulan dana taktis

15. Penyalahgunaan anggaran

16. Menerima hadiah, sumbangan/hibahberkaitan dengan tugas/jabatan

17. Mark up harga beli/menurunkan harga jual

18. Mengubah dan memanfaatkan kelemahan sistem teknologi informasi

(41)

Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi

1. Tanggungjawab profesi, moral dan sosial yang rendah

2. Sanksi yang lemah penerapan hukum yang tidak konsisten dari I nstitusi penegak hukum, institusi pemeriksa yang tidak bersih/ independen.

3. Rendahnya disiplin/ kepatuhan terhadap peraturan

4. Kehidupan yang konsumtif, boros dan serakah (untuk memperkaya diri)

5. Lemahnya pengawasan berjenjang (internal) dalam pelaksanaan tugas/ pekerjaan

6. Kurangnya keteladanan dari atasan/ pimpinan 7. Hilangnya rasa malu ber KKN

(42)

9. Kesempatan yang terbuka

10. Lemahnya pengawasan Eksternal

11. Belum efektifnya pengawasan masyarakat lembaga legislative.

12. Peraturan tidak jelas

13. Budaya memberi upeti/tips 14. Pengaruh lingkungan sosial

15. Penghasilan yang rendah dibandingkan dengan kebutuhan hidup yang layak

16. Sikap permisif/serba membolehkan dalam masyarakat, dan sungkan untuk saling mengingatkan.

(43)

Akibat yang Ditimbulkan

1. Merusak mental aparat/ masyarakat (budaya instan)

2. Menurunkan/ menghilangkan kepercayaan, citra dan martabat 3. Ekonomi biaya tinggi, investasi rendah, laporan kerja/ usaha

rendah

4. Hasil pembangunan tidak dinikmati sebagian besar masyarakat, sebaliknya lebih banyak untuk penguasa yang akhirnya akan menimbulkan kesenjangan sosial

5. Kualitas prestasi kerja/ kinerja aparat rendah

6. Output tidak optimal/ tidak dapat dimanfaatkan tepat waktu/ tepat standar

7. Peraturan/ prosedur tidak dapat ditegakan

(44)

Upaya Memberantas KKN

1. Meninjau/ menyempurnakan pendapat peraturan, perundang-undangan disegala bidang

2. Penegakan hukum yang tegas dan konsisten dengan sanksi berat kepada pelaku korupsi

3. Meningkatkan komitmen, konsisten dengan sanksi berat kepada pelaku korupsi

4. Menata kembali organisasi, memperjelas/ mempertegas visi, misi, tugas dan fungsi yang diemban oleh setiap instansi

(45)

6. Memperbaiki manajemen Kepegawaian

(penerimaan, penempatan, pengembangan, kesejahteraan, jaminan hari tua)

7. Mengembangkan budaya kerja/tertib/malu melakukan KKN

8. Melakukan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

9. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan sistem Pengendalian Manajemen, Pengawasan

fungsional/berjenjang dan memperdayakan pengawasan masyarakat.

(46)

Hambatan Utama Pemberantasan Korupsi

Aspek Struktural 1. Lemahnya koordinasi

2. Ego Sektoral / I nstansional 3. Lemahnya pelaksanaan SPI

4. Belum efektifnya pelaksanaan TLHP

Aspek Kultural Kurangnya komitmen, konsistensi, kompetensi dan professional SDM

(47)

• Tidak tegaknya hukum merupakan ciri dari proses krisis kewibawaan (crisis gezag). Krisis ini berdampak multi-dimensi dan pada

ujungngnya erosi kepercayaan yang

(48)

• Dalam suasana chaotis demikian, persatuan dan kesatuan terancam:

a. ada yang ingin memperbaiki prilaku demokratik;

b. ada yang mengharapkan jalan pintas,

(49)

Prinsip Hukum dalam Al-Quran dan Ass-Sunnah

1. Kekuasaan sebagai amanah; 2. Musyawarah (Asy-Syura 38);

3. Keadilan (Anissa ayat 58,105,135, Maidah 8, Al-Hujarat 9);

4. Kesejahteraan umat 5. Persamaan;

6. Demokrasi keadaban

7. Pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia (Annisa 29-30);

8. Independesi peradilan ( An-Nisa 58, Muslim dari Abu Zar r.a, Riwayat Abu Dawud);

9. Perdamaian (rahmatan lil al-alamin);

(50)

11. Haqq dan ma’ruf (Al-Araf 157)

12. Memelihara alam/lingkungan (Ar-Rum 41,46 )

13. Tidak boleh mengurangi timbangan (Al- Mutafifin 1-3)

14. Wajib menepati janji (Al-Baqarah 177, Al-Imran 76 15. Mengahalalkan jual beli mengharamkan riba

(Albaqarah 275, Al Imran 130)

(51)

AWY/Silabus HAN FH

Hubungan antara HAN dan HTN

• Badan pemerintah tanpa kaidah-kidah HTN akan lumpuh dan badan pemerintah tanpa kaidah HAN akan bebas dan dapat sewenang-wenang (Oppenheim dan Van Vollenhoven)

• HAN merupakan perpanjangan dari HTN (J.B.J.M ten Berge)

(52)

Hubungan antara HAN dan HTN

• HAN dan HTN bagaikan koin dengan dua sisi, dapat dibedakan namun tak dapat dipisahkan. (Bahsan Mustafa)

• Perbedaan antara HAN dan HTN tidak prinsipil, melainkan berdasarkan “doelmatige

(53)

AWY/Silabus HAN FH

Hubungan antara HAN dan HTN

• HTN dalam arti sempit (Staatssrecht in enge zin) adalah sama dengan Hukum Konstitusi (Constitutioneelrecht), sedangakan HAN

meruapakan HTN dalam arti luas (staatsrecht in ruime zin). HTN tanpa bantuan HAN tidak

(54)

PEMBAGIAN HAN

Hukum Administrasi Umum (

algemeen

deel

)

Hukum Administrasi Khusus (

bijzonder

deel

)

(55)

AWY/Silabus HAN FH

Ciri HAN Umum

• Bersifat fundamental

• Prinsip-prinsip umum dan Pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan

• Bersumber dari HAN heteronom

• Relatif berlaku jangka panjang

• Menyangkut lintas bidang/sektor

(56)

Ciri HAN Khusus

• Bersifat teknis operasional

• Daya berlaku jangka pendek atau ad.hoc

• Berkenaan dengan satu sektor/bidang tertentu

• Relatif cepat berubah

(57)

AWY/Silabus HAN FH

Sumber Hukum Administrasi

(58)

• Perbuatan Pemerintahan (Bestuurs handeling):

• Perbuatan Nyata (feitelijke handelingen)

• Perbuatan Hukum (recht handelingen):

o Perbutan Hukum Perdata o Perbuatan Hukum Publik:

(59)

AWY/Silabus HAN FH

Dasar Keabsahan Perbuatan Hukum

Pemerintahan

Rechtmatigheid (sah secara/berdasar hukum)

Wetmatigheid (sah secara/berdasar undang-undang)

Doelmatigheid en doeltraffenheid (sah secara/berdasar tujuan yang efektif dan efisien)

(60)

Susunan Pemerintahan

Nasional

Daerah

Hubungan Antar Susunan

Pemerintahan

:

Pusat

(61)

AWY/Silabus HAN FH

• Produk Hukum

Algemene Verbidende Voorschriften

(Peraturan perundang-undangan)

besluit van algemene strekking (keputusan yang isinya bersifat mengatur/umum)

Beschikking (Keputusan yang besifat penetapan)

Beleidsregel (Aturan kebijakan)

(62)

Teori

Beschikking (Keputusan TUN):

Pengertian

Beschikking

Ciri-ciri

Beschikking

Macam

Beschikking

(63)

AWY/Silabus HAN FH

Macam-macam

beschikking

Beschikking dalam rangka larangan/perintah

Beschikking yang menyediakan sejumlah uang

Beschikking yang membebankan suatu kewajiban keuangan

Beschikking yang memberikan kedudukan

(64)

Corak/sifat

Beschikking

Beschikking yang bebas dan terikat

Beschikking yang memberi keuntungan dan yang memberi beban

Beschikking yang seketika berakhir dan yang lama berjalan terus

(65)

AWY/Silabus HAN FH

Konsesi

Lisensi

Izin

(66)
(67)

AWY/Silabus HAN FH

• Mogen, mogelijkheid instemmen,

goedvinden;

• Allow, to be allowed to

(68)

Pengertian Izin

• Suatu Keputusan TUN yang diberikan kepada seseorang atau badan usaha/badan hukum perdata (korporasi) untuk melakukan

perbuatan hukum tertentu yang pada

dasarnya dilarang oleh hukum administrasi, sehingga perbutannya tersebut menjadi

(69)

AWY/Silabus HAN FH

Unsur Izin

Instrumen pemerintahan;

Yuridis preventif;

Sarana hukum administrasi;

(70)

Tujuan Perizinan

1. Mengkonkretkan norma umum pada perbuatan hukum tertentu;

2. Mengatur pada perbuatan individual; 3. Memberikan perlindungan hukum;

(71)

AWY/Silabus HAN FH

Rasionalitas Izin

Nilai

Norma

Kelayakan teknis

(72)

Sistem Perizinan

Sistem Terpadu

Sistem Berantai

(73)

AWY/Silabus HAN FH

Asas Legalitas Perizinan

Tujuan

:

menyeleksi orang dan/atau badan

privat;

mencegah kerugian, bahaya dan

gangguan;

melindungi benda/sumber daya;

(74)

Wewenang:

Sumber

Atribusi

Delegasi

Mandat

Alokasi wewenang

(75)
(76)

Persyaratan Kompetensi dan kapasitas

Pemberi Izin

• Dimilikinya kemampuan merumuskan persyaratan izin;

• Adanya kemampuan untuk melakukan

verifikasi, pengujian, dan penilaian terhadap persyaratan yang diajukan pemohon izin;

• Melakukan pengawasan secara efektif;

(77)

AWY/Silabus HAN FH

Aturan Kebijakan

(

Beleidsregel/Policy Rule

):

• Pengertian

• Fungsi

• Sifat

• Jenis

(78)

Asas Kebebasan bertindak

(

Freies Ermessen/discretionary Power

:

 Pengertian

 Ciri/karakteristik

 Sifat

(79)

AWY/Silabus HAN FH

Freies Ermessen/discretionary

power/pouvoirdiscretionnaire (Asas kebebasan bertindak bagi Pejabat TUN) :

adalah suatu tindakan/perbuatan administrasi yang bebas menilai dan bebas

mempertimbangkan terhadap

situasi/persoalan yang penting dan timbul secara tiba-tiba/mendadak. Administrasi negara terpaksa bertindak cepat untuk

membuat penyelesaian, namun

keputusan-keputusan yang diambil untuk menyelesaikan masalah-masalah itu harus dapat

(80)

Jadi karateristik freies Ermessen itu antara

lain adalah :

• pada dasarnya pejabat TUN (administrasi negara) itu tidak boleh menolak untuk mengambil suatu

keputusan (beleid/policy) walaupun tidak ada peraturannya;

(81)

AWY/Silabus HAN FH

• adanya persoalan penting dan mendesak untuk segera diselesaikan;

• harus dipertimbangkan kelayakan dan

kesesuaian secara adil demi kepentingan

(82)

De tournemen de pouvoir (abuse of power) dan Willekeur (arbitrary)

o Pengertian o Ciri

(83)

AWY/Silabus HAN FH

Ultra vires/abuse of power/detournement de pouvoir/abus de droit

• adalah tindakan yang merupakan kebalikan dari dari tindakan freies Ermessen, yakni suatu tindakan dari administrasi negara (pejabat TUN) yang

bertentangan dengan hukum, dan dipergunakan pula untuk tujuan yang bertentangan dengan atau

menyimpang sebagaimana yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Dengan

perkataan lain ultra vires ini melanggar asas legalitas dan dapat dikualifikasi sebagai perbuatan

(84)

Ciri-ciri Ultra Vires/de tournement de pouvoir/abuse of power :

Bahwa suatu tindakan pejabat/badan administrasi negara akan menjadi tidak sah apabila :

• mengabaikan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam prosedurnya;

• suatu tindakan bukan menjadi wewenang pejabat atau badan adminsitrasi negara yang bersangkutan;

(85)

AWY/Silabus HAN FH

bahwa ada kemungkinan penggunaan wewenang yang salah

oleh pejabat/badan adiministrasi negara (di luar

wewenangnya atau sudah tidak berwenang lagi), hal ini dapat terjadi karena misalnya pejabat/badan TUN yang

mendapatkan delegasi wewenang, padahal peraturan umum tidak membolehkan adanya pendelegasian wewenang itu. Dapat pula terjadi, wewenangnya itu sudah dicabut atau dialihkan kepada yang lain.

• Bahwa ada kemungkinan tindakan pejabat/badan administrasi

itu memang merupakan wewenangnya, namun dalam

(86)

• Bahwa tindakan pejabat/badan TUN itu ternyata dilakukan dengan tujuan yang salah atau keliru, dengan alasan-alasan yang tidak logis dan secara substansial tidak dipertimbangkan dengan cukup rasional dan relevan. Dengan perkataan lain bahwa terjadi pelanggaran hukum atau pun berada di luar hukum yang berlaku dan kepatutan dalam

(87)

AWY/Silabus HAN FH

Penyelesaian Sengketa Administrasi

Upaya Administrasi:

- Keberatan

- Banding Administrasi

(88)

Lembaga Pengawasan

• Ombudsman

• KPK

• KPPU

• KPU

(89)

AWY/Silabus HAN FH

Sumber Wewenang

Atribusi

Delegasi

(90)

Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik

• Asas Persamaan

• Asas Kepercayaan

• Asas Kepastian Hukum

• Asas Kecermatan

(91)

AWY/Silabus HAN FH

Sanksi Administrasi:

 Pembatalan/pencabutan keputusan TUN

Bestuursdwang

Dwangsom

(92)

Jenis-jenis sanksi

(93)

AWY/Silabus HAN FH

8. penutupan sementara usaha/kegiatan ; 9. uang jaminan ;

10. melakukan perbuatan tertentu yang diperintahkan;

11. paksaan pemerintahan ; 12. uang paksa;

13. pembayaran sejumlah uang tertentu; 14. denda administrasi ;

(94)

• Dalam konteks penegakan hukum

administrasi, maka perangkat yang harus dikembangkan meliputi:

1)izin yang harus didayagunakan sebagai

perangkat pengawasan dan pengendalian; 2)persyaratan dalam izin wajib merujuk pada

peruntukan sesuai dengan rencana tata ruang, standar konstruksi, kelayakan

(95)

4) keberadaan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, baik pejabat pemberi izin maupun

pejabat pengawas yang memadai;

5) sarana dan prasarana pengawasan dan penegakan hukum yang memadai; dan 6) sanksi administrasi yang efektif. Keenam

(96)

Self Regulation (-consulting-negotiating- agreeing-settling)

Disincentives (economical instrument Civil Penalties

Mandatory Audit Criminal Penalties License Suspension

(97)
(98)

Ringkasan Biodata

Prof. Dr. Asep Warlan Yusuf, SH.,MH

Tempat/tanggal lahir : Bandung, 9 Juli 1960

Alamat Rumah : Jln. Solo No. 38 Antapani Bandung

Tlp/Fax. (022) 7204775 HP: 0816.62.4195

E-mail:

Alamat Kantor : Kampus Pascasarjana Unpar

(99)

PENDIDIKAN

Doktor Ilmu Hukum (S-3) : Universitas Indonesia, lulus 2002 Magister Hukum (S-2) : Universitas Padjadjaran, lulus 1990 Sarjana Hukum (S-1): Universitas Katolik Parahyangan, lulus

1984

 Course on Legal Drafting, Indonesia-Netherlands Cooperation, 1986;

 Course on Decentralization in Planning and Organization, Indonesia-Netherlands Cooperation, 1989;

 Course on Adiministrative Law Enforcement: A Study Comparative between Netherlands and Indonesia, 1995;

 Course on Environmantal Law and Administration, VROM Ministry of Netherlands - Leiden University, Den Haag Netherlands 1998;

 Training on Environmental Law and Enforcement, AUSAid MA -ICEL, 2000.

(100)

PEKERJAAN

1984 – sekarang : Dosen pada Fakultas Hukum Unpar Bandung

JABATAN STRUKTURAL:

Referensi

Dokumen terkait

Namun, perhitungan numerik tidak akan menjadi sangat jauh lebih lama jika kita menentukan np dan nx yang lebih banyak agar lebih konvergen dan grafik yang dihasilkan

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian uji fitokimia untuk mengetahui senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan dan mengetahui efektivitas ekstrak bekatul

kombinasi model regresi dan ARFIMA memberikan nilai MSE yang jauh lebih kecil dibandingkan model dengan kombinasi regresi dan ARIMA, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi

Selain itu bentuk Syair Bur- dah Melayu unik karena menggabungkan bentuk puisi sastra arab yang memiliki dua penggalan, pantun Melayu terdiri dari empat baris

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai apakah karakteristik perusahaan (Profitabilitas, Leverage,

Berdasarkan uraian tujuan perpustakaan desa tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa tujuan terbentuknya sebuah perpustakaan umum maupun perpustakaan yang

Dengan adanya Perancangan Pusat Batik dan Kerajinan Khas Jawa Timur di Surabaya ini, diharapkan dapat menampilkan ciri khas dari kerajinan yang ada di Jawa Timur

dukungan kelompok dan tingkat layanan penyuluhan terhadap usaha pembudidaya ikan sebagai faktor pendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi; (2)