• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Mekanistik Desain Perkerasan Lentur Bina Marga Nomor 02 M Bm 2013 Terhadap Pembebanan Dan Modulus Lapisan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Mekanistik Desain Perkerasan Lentur Bina Marga Nomor 02 M Bm 2013 Terhadap Pembebanan Dan Modulus Lapisan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI ME BINA TERHADAP P

D Penyele

BIDA

DEP

UNIVER

EKANISTIK DESAIN PERKERASAN LEN INA MARGA NOMOR 02/M/BM/2013

P PEMBEBANAN DAN MODULUS LAPIS

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat nyelesaian Pendidikan Sarjana Teknik Sipil

LUTHFI PRATAMA

10 0404 055

DANG STUDI TRANSPORTASI

EPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

IVERSITAS SUMATERA UTARA

2015

ENTUR

(2)

ABSTRAK

Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga mengeluarkan Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013 sebagai acuan tambahan para perencana jalan. Manual ini menyajikan bagan desain yang berisi repetisi lalulintas, material perkerasan serta tebal perkerasan sebagai desain awal. Desain awal yang dihasilkan dari bagan desain ini tidak bisa langsung digunakan, diperlukannya analisa mekanistik untuk mengevaluasi terhadap aspek-aspek dari kondisi yang mempengaruhi suatu struktur perkerasan jalan seperti pembebanan dan property material.

Bagan desain 3 Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013 yang dievaluasi pada tugas akhir ini dengan kondisi tanah dasar normal dengan variasi CBR 2.5%,3%,4%,5% dan 6%. Desain perkerasan tersebut akan dievaluasi terhadap pembebanan dan modulus elastisitas dengan menggunakan program perhitungan mekaistik KENPAVE untuk mendapatkan respon struktur perkerasan yaitu regangan yang kemudian akan disubstitusikan kedalam transfer fungtion untuk mendapatkan umur yang dapat dicapai perkerasan tersebut sebelum terjadinya retak (fatigue) dan alur (rutting).

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa beberapa desain perkerasan telah memenuhi repetisi rencana yang disajikan oleh Bina Marga. Evaluasi terhadap pembebanan dapat dijadikan acuan dalam menetapkan toleransi beban berlebih pada suatu struktur perkerasan, sedangkan perubahan modulus elastisitas lebih mempengaruhi umur alur (rutting) dari pada retak (fatigue). Selain itu juga dapat diamati sensitifitas desain perkerasan terhadap tebal lapisan tertentu.

Kata Kunci:

(3)

KATA PENGANTAR

Saya bersyukur atas rahmat Allah SWT yang telah memberi kemudahan

kepada saya untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul: EVALUASI

MEKANISTIK DESAIN PERKERASAN LENTUR BINA MARGA NOMOR

02/M/BM/2013 TERHADAP PEMBEBANAN DAN MODULUS LAPISAN serta

sholawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW.

Dengan tulus dan kerendahan hati saya sampaikan hormat dan terimakasih

serta penghargaan sebesar-besarnya kepadaa bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M.

Eng.Sc sebagai pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu untuk

membimbing, mengarahkan dan memotivasi saya dalam menyelesaikan tugas

akhir ini.

Rasa hormat dan terimakasih juga penulis tujukan kepada:

1. Teristimewa kedua Orang Tua saya, atas setiap dukungan, doa dan

pengorbanannya dalam masa perkuliahan

2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johanes Tarigan ketua Departemen Teknik Sipil, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Ir. Syahizal, Mt, selaku seketaris Departemen Teknik Sipil, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Ir. Indra JayaPandia, M.T, dan Bapak Ir. Joni Hariato sebagai

pembanding/penguji yang telah memberikan masukan dan kritikan yang

membangun dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini

5. Bapak Ibu dosen staff pengajar yang telah membekali saya dengan ilmu hingga

(4)

6. Kakak Drg.Opi Akana yang telah bersedia meminjamkan dengan ikhlas leptopnya

kepada saya saat leptop saya rusak ditengah-tengah pengerjaan Tugas Akhir ini.

7. Seluruh teman-teman Teknik Sipil USU 2010. Khususnya Febrianti boru Regar,

Williatun boru Nst, Sarifa, Taslimah boru Lbs, Kopipah, Hardiati, Yuda Gelo,

Uus, Erol, Daka, Rizkan terimakasih atas dukungan dan semangatnya

Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karna itu saya sangat

membuka diri terhadap saran dan kritikan untuk menyempurnakan Tugas Akhir

ini. Semoga tugas akhir ini memberikkan manfaat bagi pengembangan imu

pengetahuan khususnya dilingkungan Teknik Sipil USU

Medan, Juli 2015

Hormat saya

Luthfi Pratama

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABLE ...viii

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR GRAFIK ...xiv

BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum... 1

I.2 Latar Belakang ... 2

I.3 Perumusan Masalah ... 4

I.4 Tujuan dan Manfaat ... 4

I.5 Batasan Masalah... 5

I.6 Literatur Review... 6

I.6.1 Beban Berlebih ... 6

-Pengertian Beban Berlebih... 6

-Konsep Dasar Beban Berlebih ... 7

I.6.2 Modulus Elastisitas... 13

-Pengujian Modulus Lapisan ... 13

-Faktor yang Pengaruhi Modulus... 14

I.7 Metodelogi ... 16

(6)

BAB II MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN LENTUR 2013

II.1 Umum... 20

II.2Umur Rencana... 26

II.3 Lalulintas... 29

II.3.1Volume Lalulintas... 29

II.3.2 Faktor Pertumbuhan Lalulintas... 30

II.3.3 Faktor Lajur ... 31

II.3.4 Perkiraan Faktor Ekivalen Beban ... 32

II.4 Beban Lalulintas... 36

II.4.1.Beban lalulintas Standard ... 36

II.4.2.Pengendalian beban Sumbu ... 36

II.4.3.Beban Sumbu Standard Komulatif ... 36

II.5 Desain Pondasi Jalan... 37

II.6 Prosedur Desain ... 39

II.7 Contoh Desain... 42

BAB III Metode Mekanistik Empirik III.1 Umum... 48

III.2 Tegangan dan Renggangan pada Perkerasan Lentur ... 49

III.3 Para Meter Desain ... 53

III.3.1.Modulus Elastisitas ... 53

III.3.2.Poisson’s Ratio... 57

III.3.3.Tebal Lapisan ... 60

(7)

III.4 Analisa Kerusakan ... 63

III.4.1.Retak (fatigue)... 63

III.4.2Alur (rutting)... 65

III.4.3Titik Kritis... 66

III.5 Program KENPAVE ... 67

III.6 KENLAYER ... 70

III.7 Pemodelan Perkerasan dan Pembebanan ... 76

III.8 Proses Running dan Output program ... 77

BAB.IV.Hasil dan Pembahasan IV.1 Desain Perkerasan ... 79

IV.2 Evaluasi Desain Perkerasan ... 81

IV.2.1 Pembebanan ... 81

IV.2.2 Modulus Elastisitas ... 81

IV.2.3 Program KENPAVE ... 82

 Proses Input Data... 83

 Proses Output Data ... 86

IV.3 Hasil Evaluasi ... 89

IV.3.1 Perkerasan f1... 90

IV.3.2 Perkerasan f2... 93

IV.3.3 Perkerasan f3... 96

IV.3.4 Perkerasan f4... 99

IV.3.5 Perkerasan f5...102

IV.3.6 Perkerasan f6...105

(8)

IV.3.8 Perkerasan f8...111

IV.4 Pembahasan Hasil Evaluasi ...114

IV.4.1 Kondisi Normal...114

IV.4.2 Kondisi Beban Berlebih...115

IV.4.3 Kondisi Perubahan Modulus...117

IV.4.4 Sensitifitas terhadap Tebal Lapisan ...117

IV.4.4.1 Sensitifitas terhadap Tebal Timbunan ...118

IV.4.4.1 Sensitifitas terhadap Tebal LPA ...118

IV.4.4.1 Sensitifitas terhadap Tebal AC-BC ...119

IV.4.4.1 Sensitifitas terhadap Tebal AC-WC & AC-BC...120

BABV. Kesimpulan dan Saran V.4 Kesimpulan ...121

V.4 Saran...122

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Dimensi dan Sumbu Terberat Maksimum ... 7

Tabel 1.2 Muatan Sumbu Terberat Beberapa Negara ... 9

Tabel 1.3 Modulus Lapangan VS Modulus Laboraturium ... 16

Tabel 1.4 Desain yang Akan Dianalisa ... 17

Tabel 2.1 Ketentuan Pertimbangan Desain Perkerasan ... 26

Tabel 2.2 Umur Rencana Perkerasan Jalan Baru (UR)... 27

Tabel 2.3 Contoh Penghematan Peningkatan Umur Rencana ... 23

Tabel 2.4 Faktor Pertumbuhan Lalulintas (i) Minimum ... 31

Tabel 2.5 Faktor Pertumbuhan Lalulintas ... 32

Tabel 2.6 Pengumpulan Data Beban Lalulintas ... 34

Tabel 2.7 Nilai VDF Standard ... 35

Tabel 2.8 Solusi Desain Pondasi Jalan Minimum... 41

Tabel 2.9 ... 41

Desain Perkerasan Lentur Opsi Biaya Optimum Termasuk CTB Tabel 2.10 Contoh Rekapitulasai Penentuan Nilai CESA ... 45

Tabel 3.1 Modulus Elastisitas Tipikal... 54

Tabel 3.2 Besaran Modulus Young’s Material Perkerasan... 55

Tabel 3.3 Modulus Elastisitas Literatur yang Tersedia... 55

Tabel 3.4 Modulus Tipikal Bina Marga ... 56

Tabel 3.5 Besar Pengurangan Modulus terhadap Tebal Lapis Atas ... 56

Tabel 3.6... 57

(10)

Tabel 3.7 Poissons Ratio Literatur 8 & 7 ... 58

Tabel 3.8 Poisson’s Ratio... 58

Tabel 3.9 Poisson’s Ratio Bina Marga... 59

Tabel 3. 10... 59

Poisson’s Ratio yang Digunakandalam Analisa Mekanistik Table 3.11... 64

Model Kegagalan Retak (Fatigur Cracking) Beberapa oleh Organisasi Table 3.12 Model Alur (Rutting) Beberapa Organisasi ... 66

Tabel 4.1 Perkerasan yang akan Dievaluasi... 79

Tabel 4.3... 90

Umur Retak dan Alur Perkerasan f1 dalam Kondisi Beban Standard Tabel 4.4... 91

Umur Retak dan Alur Perkerasan f1 dalam Kondisi Beban 125 Psi - 200 Psi Tabel 4.5... 92

Umur Retak dan Alur Perkerasan f1 dalam Kondisi Modulus -10% dan +10% Tabel 4.6... 93

Umur Retak dan Alur Perkerasan f2 dalam Kondisi Beban Standard Tabel 4.7... 94

Umur Retak dan Alur Perkerasan f2 dalam Kondisi Beban 125 Psi - 200 Psi Tabel 4.8... 95

Umur Retak dan Alur Perkerasan f2 dalam Kondisi Modulus -10% dan +10% Tabel 4.9... 96

(11)

Tabel 4.10... 97

Umur Retak dan Alur Perkerasan f3 dalam Kondisi Beban 125 Psi -200 Psi

Tabel 4.11... 98

Umur Retak dan Alur Perkerasan f3 dalam Kondisi Modulus -10%dan+10%

Tabel 4.12... 99

Umur Retak dan Alur Perkerasan f4 dalam Kondisi Beban Standard

Tabel 4.13...100

Umur Retak dan Alur Perkerasan f4 dalam Kondisi Beban 125 Psi -200 Psi

Tabel 4.14...101

Umur Retak dan Alur Perkerasan f4 dalam Kondisi Modulus -10% dan +10%

Tabel 4.15...102

Umur Retak dan Alur Perkerasan f5 dalam Kondisi Beban Standard

Tabel 4.16...103

Umur Retak dan Alur Perkerasan f5 dalam Kondisi Beban 125 Psi - 200 Psi

Tabel 4.17...104

Umur Retak dan Alur Perkerasan f5 dalam Kondisi Modulus -10% dan +10%

Tabel 4.18...105

Umur Retak dan Alur Perkerasan f6 dalam Kondisi Beban Standard

Tabel 4.19...106

Umur Retak dan Alur Perkerasan f6 dalam Kondisi Beban 125 Psi - 200 Psi

Tabel 4.20...107

Umur Retak dan Alur Perkerasan f6 dalam Kondisi Modulus -10% dan +10%

Tabel 4.21...108

(12)

Tabel 4.22...109

Umur Retak dan Alur Perkerasan f7 dalam Kondisi Beban 125 Psi - 200 Psi Tabel 4.23...110

Umur Retak dan Alur Perkerasan f7 dalam Kondisi Modulus -10% dan +10% Tabel 4.24...111

Umur Retak dan Alur Perkerasan f8 dalam Kondisi Beban Standard Tabel 4.25...112

Umur Retak dan Alur Perkerasan f8 dalam Kondisi Beban 125 Psi - 200 Psi Tabel 4.27Sensitifitas terhadap Tebal Timbunan f2 & f3...118

Tabel 4.28 Sensitifitas terhadap Tebal LPA f1 & f2...118

Tabel 4.29Sensitifitas terhadap Penambahan 20cm AC-BC...119

Tabel 4.30Sensitifitas terhadap Penambahan 30cm AC-BC...119

Tabel 4.31Sensitifitas terhadap Penambahan 50cm AC-BC...119

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Beban Diizinkan VS Beban Aktual... 8

Gambar 1.2 ... 12

Diagram Konsep dasar Beban Berlebih Secara Teknis dan Mekanis Gambar 1.3 Universal Materials Testing Apparatus ... 13

Gambar 1.4 Falling Weight Deflectometer ... 14

Gambar 1.5 Grafik Modulus terhadap Temperatur... 15

Gambar 1.6 Diagram Flowchart Pengerjaan Tugas Akhir... 18

Gambar 2.1 Distribusi Baban Perkerasan ... 21

Gambar 3.1... 51

Perkerasan dengan Pembebanan Tunggal, Respons Struktur, dan Material Properties Gambar 3.2Odemark’s Transformation of Layer System... 52

Gambar 3.3 Kurva Tegangan Regangan ... 53

Gambar 3.4 Poission’s Ratio... 57

Gambar 3.5 Distribusi Pembebanan Perkerasan Lentur ... 60

Gambar 3.6 Sumbu Tunggal Roda Ganda ... 62

Gambar 3.7 Pemodelan Pembebanan saat Analisa Mekanistik ... 62

Gambar 3.8 Tititk kritis yang akan Dianalisa ... 67

Gambar 3.9 Tampilan Utama Program KENPAVE ... 68

Gambar 3.10 Tampilan LAYERINP... 71

Gambar 3.11 Tampilan Menu General... 71

Gambar 3.13 Tampilan Menu ZCoord... 73

(14)

Gambar 3.15 Tampilan Menu Interface ... 74

Gambar 3.16 Tampilan Menu Moduli ... 75

Gambar 3.17 Tampilan Menu Load ... 76

Gambar 4.1 Penggunaan Bagan Desain Perkerasan Lentur... 76

Gambar 4.2 Desain Perkerasan f1 dengan CBR 3% ... 80

Gambar 4.3... 81

Model Perkerasan f1; CBR 3% Evaluasi terhadap Pembebanan Gambar 4.4... 82

Model Perkerasan f1; CBR 3% Evaluasi terhadap Modulus Gambar 4.5 Menu General Perkerasan f1; CBR 3%... 83

Gambar 4.6 Menu Zcoord Perkerasan f1; CBR 3%... 83

Gambar 4.7 Menu Layers Perkerasan f1; CBR 3% ... 84

Gambar 4.8 Menu Moduli Perkerasan f1; CBR 3% ... 84

Gambar 4.9 Menu Load Perkerasan f1; CBR 3% ... 85

Gambar 4.10 Menu Titik Kritis Perkerasan f1; CBR 3% ... 85

Gambar 4.11 Menu Utama Layerinp Perkerasan f1; CBR 3% ... 86

Gambar 4.12 Menu Utama KENPAVE Perkerasan f1; CBR 3% ... 86

Gambar 4.13 Running Succesced Perkerasan f1; CBR 3%... 87

Gambar 4.14 Menu LGRAPH Perkerasan f1; CBR 3% ... 87

(15)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Regangan Tarik (et) dan Tekan (ev) Perkerasan f1 ... 90

Grafik 4.2 ... 90

Umur Retak (Nf) dan Alur (Nd) Perkerasan f1 Kondisi Beban Standard

Grafik 4.3 ... 91

Pengaruh Pembebanan Berlebih terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f1

Grafik 4.4 ... 92

Pengaruh Perubahan Modulus terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f1

Grafik 4.5 Regangan Tarik (et) dan Tekan (ev) Perkerasan f2 ... 93

Grafik 4.6 ... 93

Umur Retak (Nf) dan Alur (Nd) Perkerasan f2 Kondisi Beban Standard

Grafik 4.7 ... 94

Pengaruh Pembebanan Berlebih terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f2

Grafik 4.8 ... 95

Pengaruh Perubahan Modulus terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f2

Grafik 4.9 Regangan Tarik (et) dan Tekan (ev) Perkerasan f3 ... 96

Grafik 4.10 ... 96

Umur Retak (Nf) dan Alur (Nd) Perkerasan f3 Kondisi Beban90 Standard

Grafik 4.11 ... 97

Pengaruh Pembebanan Berlebih terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f3

Grafik 4.12 ... 98

Pengaruh Perubahan Modulus terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f3

(16)

Grafik 4.14 ... 99

Umur Retak (Nf) dan Alur (Nd) Perkerasan f4 Kondisi Beban Standard

Grafik 4.15 ...100

Pengaruh Pembebanan Berlebih terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f4

Grafik 4.16 ...101

Pengaruh Perubahan Modulus terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f4

Grafik 4.17 Regangan Tarik (et) dan Tekan (ev) Perkerasan f5 ...102

Grafik 4.18 ...102

Umur Retak (Nf) dan Alur (Nd) Perkerasan f5 Kondisi Beban Standard

Grafik 4.19 ...103

Pengaruh Pembebanan Berlebih terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f5

Grafik 4.20 ...104

Pengaruh Perubahan Modulus terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f5

Grafik 4.21 Regangan Tarik (et) dan Tekan (ev) Perkerasan f6 ...105

Grafik 4.22

Umur Retak (Nf) dan Alur (Nd) Perkerasan f6 Kondisi Beban Standard...105

Grafik 4.23 ...106

Pengaruh Pembebanan Berlebih terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f6

Grafik 4.24 Perbesaran dari Grafik 4.23 terhadap Umur Retak...106

Grafik 4.25 ...107

Pengaruh Perubahan Modulus terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f6

Grafik 4.26 Regangan Tarik (et) dan Tekan (ev) Perkerasan f7 ...108

(17)

Grafik 4.28 ...109

Pengaruh Pembebanan Berlebih terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f7

Grafik 4.29 ...110

Pengaruh Perubahan Modulus terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f7

Grafik 4.30 Regangan Tarik (et) dan Tekan (ev) Perkerasan f8 ...111

Grafik 4.31 ...111

Umur Retak (Nf) dan Alur (Nd) Perkerasan f8 Kondisi Beban Standard

Grafik 4.32 ...112

Pengaruh Pembebanan Berlebih terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f8

Grafik 4.33 Perbesaran Grafik 4.32 terhadap Umur Retak ...112

Grafik 4.34 ...113

Pengaruh Perubahan Modulus terhadap Umur Retak dan Alur Perkerasan f8

Referensi

Dokumen terkait

M.Hum Ilmu Budaya Pelatihan Choukai Tingat Dasar Melalui WEB Media Pada Guru-guru Bahasa Jepang di Kota Padang.. 11 Yasniwati, SH,

As a result, in the context of this paper, a 3D WebGIS application is developed in order to successfully retrieve and visualize CityGML data in accordance with their

sehubungan akan dilaksanakan pelatihan Pengelolaan Keuangan Kegiatan PHBM KKN tematik Kerjasama Universitas Andalas, UNDP dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat, dengan

Dynamizers support inlining of O&M data representing sen- sor observation values, which then are injected into the at- tributes of specific city objects.. This approach is useful

Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan kajian yang lebih mendalam dan komprehensif yang akan dituangkan ke dalam bentuk penelitian

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Ranking Tinggi ... Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Ranking

Dengan mengamati kiat Abi untuk membentuk karakter santri putri, penulis menemukan model pembentukan karakter yang tepat untuk menggambarkan hal tersebut.. Penulis

diameter lubang bornya, maka dari itu dalam menentukan diameter bor yang akan digunakan untuk proses pengeboran pada mesin bubut harus mempertimbangkan beberapa kepentingan