BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Informasi akuntansi memiliki peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Para pengguna informasi ini menjadikan informasi akuntansi yang mereka peroleh sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi akuntansi diperoleh dari laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen. Karakteristik informasi akuntansi diarahkan dan disediakan untuk memenuhi kebutuhan sebagai dasar pengambilan keputusan dibidang investasi, kredit, dan keputusan lain yang sejenis (Rosjidi, 1999).
Informasi akuntansi terkandung dalam laporan keuangan. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangannya untuk memenuhi kebutuhan informasi akuntansi bagi setiap pihak pengguna informasi akuntansi. Hal ini dilakukan karena pihak luar perusahaan tidak mempunyai otoritas atau akses secara langsung kedalam perusahaan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Sehingga melalui publikasi laporan keuangan dapat memenuhi kebutuhan para pihak yang memiliki kepentingan atas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.
maksudnya adalah dapat diterima oleh kelompok pengguna laporan keuangan. Suatu prinsip akuntansi yang dapat diterima secara umum pada suatu negara belum tentu dapat diterima secara umum juga pada negara lain.
Laporan keuangan yang bermanfaat adalah laporan keuangan yang mengandung informasi yang dibutuhkan oleh para pelaku pasar. Dimana para pelaku pasar akan memberikan respon atau reaksi terhadap informasi yang diperolehnya dalam laporan keuangan. Reaksi ini dapat diukur melalui return sebagai nilai perubahan harga saham atau dengan menggunakan abnormal return (Jogiyanto, 2000).
Krisis keuangan yang terjadi di wilayah Asia dalam kisaran tahun 1997 yang menimpa beberapa negara seperti Thailand, Singapura, Indonesia, Malaysia, Korea Selatan, dan Hongkong, serta mega skandal yang melibatkan raksasa-raksasa korporasi seperti Enron, Adhelpia, Worldcom, telah membuat dunia mempertanyakan tentang standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang lebih baik yang bisa menghasilkan informasi keuangan yang dapat dipercaya. Sehingga diharapkan suatu standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi.
menambahkan bahwa harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan telah dianggap sebagai suatu hal yang mendesak yang harus dilakukan oleh setiap negara termasuk Indonesia sebagai negara berkembang. Manfaat utama yang diperoleh dari harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan adalah adanya pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan yang berasal dari berbagai negara. Sehingga memudahkan suatu perusahaan dalam menjual sahamnya secara lintas negara atau lintas pasar modal.
Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak menutup diri terhadap arus globalisasi. Sehingga pasar Indonesia terbuka bagi para pelaku pasar yang berasal dari luar negeri. Para pelaku pasar ini juga membutuhkan informasi akuntansi sebagai acuan dalam pengambilan keputusan mereka. Namun, menjadi permasalahan apabila bahasa akuntansi yang berlaku di Indonesia berbeda dengan yang mereka pahami.
Peranan Indonesia dalam perekonomian dunia semakin nyata dengan masuknya Indonesia ke dalam perhimpunan negara dengan perekonomian yang terbesar di dunia yaitu G-20. Dimana dari hasil pertemuan negara-negara anggota G-20 yang berlangsung di Washington DC, 15 November 2008 silam pemerintah Indonesia menyepakati untuk melakukan konvergensi IFRS. Adapaun prinsip-prinsip G-20 yang dicanangkan adalah sebagai berikut:
1. Strengthening Transparency and Accountability 2. Enhancing Sound Regulation
5. Reforming International Financial Institutions
Sehingga Indonesia melalui IAI dan Malaysia melalui MASB yang merupakan standard setter meresponi masalah tersebut dengan melaksanakan konvergensi dari PSAK dan FRS kepada IFRS. Sesuai rencana atau target yang telah ditetapkan oleh IAI dan MASB, dimana mulai 1 Januari 2012 PSAK dan FRS yang telah mengalami konvergensi sudah berlaku efektif. Sehingga sejak tanggal tersebut perusahaan resmi menerapkan PSAK atau FRS yang telah dikonvergensikan menjadi sesuai IFRS menjadi standar akuntansi dan pelaporan keuangannya.
Proses konvergensi IFRS tentunya menimbulkan banyak perubahan terhadap standar akuntansi dan pelaporan keuangan di Indonesia dan Malaysia. Perubahan signifikan tentunya terjadi dalam laporan keuangan dan kebijakan akuntansi perusahaan yang menerapakan PSAK dan FRS yang berbasis IFRS. Tentunya juga akan terjadi perubahan terhadap informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan. Pertanyaan yang muncul setelah terjadinya perubahan regulasi terhadap standar akuntansi dan pelaporan keuangan adalah: “Bagaimana para pelaku pasar meresponi fenomena tersebut?” Penelitian ini mencoba untuk
meneliti bagaimana respon atau reaksi para pelaku pasar terhadap perubahan regulasi akuntansi dan pelaporan keuangan yang terjadi di Indonesia.
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di Bursa Malaysia 2012.’’
1.2. Rumusan Masalah
Reaksi pasar modal terhadap kandungan informasi dalam suatu peristiwa
dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau
dengan menggunakan abnormal return yang merupakan selisih antara return
aktual dengan return yang diekspektasikan oleh investor (Jogiyanto, 2003 dalam
Wardhani 2012).
Permasalahan yang dikemukakan pada penelitian ini adalah: Apakah
penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) memiliki pengaruh
terhadap Reaksi Pasar pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia atau di Bursa Malaysia pada tahun 2012.
1.3. Tujuan Peneitian
Tujuan dari penelititan ini adalah untuk menganalisis bagaimana reaksi
pasar terhadap penerapan PSAK dan FRS hasil dari konvergensi IFRS di
Indonesia dan Malaysia terutama pada perusahaan manufaktur sebelum, pada saat,
dan sesudah laporan keuangan perusahaan diterbitkan. Penelitan ini menggunakan
windows) sekitaran pada saat laporan keuangan dipublikasikan yang digambarkan
sebagai berikut:
0
5 hari sebelum pada saat 5 hari sesudah Gambar 1.1
Event Wndows
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi perkembangan studi dan memberikan bukti empiris mengenai signaling theory di pasar modal Indonesia dan Malaysia terkait dengan reaksi pasar terhadap penerapan IFRS di Indonesia dan Malaysia.
2. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, khususnya penelitian di bidang akuntansi dan pasar modal.