Tinjauan Yuridis mengenai Status Kewarganegaraan Etnis Rohingya di Myanmar berdasarkan Convention Relating to the Status of Stateless Persons 1954
Teks penuh
Dokumen terkait
209 orang yang menerima kewarganegaraan adalah anggota minoritas Muslim Kaman, yang diakui oleh pemerintah sebagai adat untuk Myanmar, tetapi ada juga dari Rohingya..
terdorong untuk melakukan penelitian mengenai Peran Negara dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Orang-Orang yang tidak Memiliki Kewarganegaraan (Stateless Person)
terdorong untuk melakukan penelitian mengenai Peran Negara dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Orang-Orang yang tidak Memiliki Kewarganegaraan (Stateless Person)
Beliau juga mengatakan bahwa ASEAN tidak dapat menekan pemerintah Myanmar agar dapat memberikan kewarganegaraan pada etnis Rohingya, dalam kasus yang terjadi
Artikel ini membahas Bagaimana pengaturan di dalam Hukum Internasional yang terkait dengan orang tanpa kewarganegaraan (Stateless People) dan Bagaimana perlindungan
Article 1 of the Convention relating to the Status of Stateless Persons 1954 defines a ‘stateless person’ as ‘a person who is not considered as a national by any State under the
namely the 1951 Convention13 and its 1967 Protocol to the Status of Refu- gees14, the 1954 Convention relating to the Status of Stateless Persons,15 the 1966 International Covenant on
106 LVII – 2006 Asian-African Legal Consultative Organization: Invites Member States to consider the possibility of acceding to the 1954 Convention relating to the Status of Stateless