• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Makna Peribahasa dalam Bahasa Melayu Riau Kabupaten Kepulauan Meranti: Kajian Semantik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Makna Peribahasa dalam Bahasa Melayu Riau Kabupaten Kepulauan Meranti: Kajian Semantik"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Melayu digunakan sebagai alat komunikasi baik lisan maupun

tulisan oleh masyarakat Melayu di Nusantara. Bahasa Melayu tersebar luas

hampir di seluruh wilayah Indonesia, akan tetapi pembahasan ini khusus

merujuk pada bahasa yang dipertuturkan di daerah Melayu Riau, Kabupaten

Kepulauan Meranti Kecamatan Tebing Tinggi Kota Selatpanjang.

Kabupaten Kepulauan Meranti adalah salah satu kabupaten di provinsi

Riau, Indonesia, dengan ibu kotanya adalah Selatpanjang. Secara geografis

kabupaten Kepulauan Meranti berada pada koordinat antara sekitar 0° 42' 30" -

1° 28' 0" LU, dan 102° 12' 0" - 103° 10' 0" BT, dan terletak pada bagian pesisir timur pulau Sumatera, dengan pesisir pantai yang berbatasan dengan sejumlah

negara tetangga dan masuk dalam daerah Segitiga Pertumbuhan Ekonomi

(Growth Triagle) Indonesia - Malaysia - Singapore (IMS-GT) dan secara tidak

langsung sudah menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam - Tj. Balai Karimun. Dalam rangka memanfaatkan peluang dan keuntungan posisi geografis dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah

perbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura, maka wilayah

(2)

dengan Riau daratan dengan negara tetangga melalui jalur laut, hal ini untuk

melengkapi kota Dumai yang terlebih dahulu ditetapkan dan berfungsi sebagai

kota Pusat Kegiatan Strategis Negara yaitu yang berfungsi sebagai beranda depan negara, pintu gerbang internasional, niaga dan industri.

Luas kabupaten Kepulauan Meranti : 3707,84 km², sedangkan luas kota

Selatpanjang adalah 45,44 km².

Bahasa Melayu Riau dalam pemakaian sehari-hari, sama seperti bahasa

daerah lainnya, mengalami frekuensi yang menurun dilihat dari kosakata yang

muncul, terutama kosakata baru yang merupakan budaya baru. Kosakata baru

bagi masyarakat bahasa Melayu Riau cenderung diserap melalui bahasa

Indonesia, yang sebagian besar lafalnya disesuaikan dengan lingkungan

fonetik bahasa Melayu.

Salah satu unsur bahasa yang cenderung baku dan beku, baik dari segi

struktur maupun makna (maksud) adalah unsur yang disebut peribahasa

(secara universal unsur ini dimiliki bahasa-bahasa yang ada di dunia dengan

bentuk-bentuk baku dan beku, yang sering disebut pula adalah unsur idiom).

Unsur tersebut diwariskan secara turun-temurun dengan struktur dan makna

yang sama meskipun sebagian makna ekspresi itu tidak cocok bagi budaya

(3)

Peribahasa Melayu mempunyai kaitan yang rapat dengan kehidupan

dan pemikiran bangsa Melayu. Sebagai salah satu puisi tertua yang

memaparkan akal budi bangsa Melayu, penciptaan peribahasa sangat terkait

dengan adat-istiadat Melayu lama. Sejajar dengan itu, menelusuri peribahasa

dapat dikaji struktur sosial Melayu lama, sikap, aktivitas kehidupan serta

falsafah hidup yang mereka anut.

Peribahasa Melayu diciptakan berdasarkan pengalaman hidup yang

memancarkan nilai dan hati budi orang Melayu. Perwatakan serta sifat-sifat

orang Melayu dapat juga diketahui dari peribahasa Melayu di mana peribahasa

berperanan sebagai hukum adat dan nasihat moral dalam mengawali tingkah

laku anggota masyarakatnya. Penciptaannya, yang berdasarkan keadaan

kehidupan bermasyarakat sebenarnya, memancarkan pemikiran bangsa Melayu

tentang alam kehidupan yang mereka alami.

Ungkapan yang berbunyi “Bahasa menunjukkan bangsa” mempunyai

makna bahwa adanya hubungan intrinsik antara bahasa dan sikap, pemikiran

dan perilaku sesuatu bangsa itu yang dapat diidentifikasi melalui pemakaian

bahasa termasuklah peribahasa dimana terkandung nilai-nilai budaya yang

mencerminkan kehidupan manusia pada waktu tertentu. Tidak dapat dipungkiri

bahwa peribahasa merupakan manifestasi kehidupan jiwa bangsa dari abad ke

abad. Peribahasa merupakan pengungkapan emosi dalam masyarakat Melayu

(4)

Peribahasa merupakan khazanah ilmu pengetahuan dan budaya. Oleh

karena itu, penghayatan terhadap peribahasa akan memberikan keseimbangan

antara pemerolehan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu pihak dan

pembangunan jiwa di pihak lain.

Peribahasa dalam bahasa Melayu mencakup berbagai jenis atau genre

termasuk mamang, bidal, gurindam, pantun dan lain-lain. Sebagian daripada

peribahasa ini merupakan bentuk terikat lalu dipakai dalam kalimat biasa

dengan diberi sebuah referent (rujukan) yang menunjuk kepada apa atau siapa.

Pernyataan emosi yang menggunakan ungkapan tersurat, misalnya untuk

menyatakan kerendahan hati pihak penutur, “apalah… kita ini mentimun je… takkanlah hak berlawanan dengan durian”. Pernyataan ini menggambarkan

luapan emosi kecewa atau pernyataan ketidakmampuan untuk yang

dibicarakan. Ini salah satu fungsi penting metafora secara umum, yaitu

mengalihkan muatan emosi dari penutur ke pendengar. Hal ini dapat dilihat

dalam peribahasa yang mempunyai pesan yang berlaku dalam masyarakat

tetapi juga menilai emosi yang terungkap dari segi baik buruknya.

Karena sebagian besar peribahasa yang berkaitan dengan emosi

merujuk kepada perasaan universal yang tidak boleh dipisahkan daripada isi

kognitif pesannya. Peribahasa ini juga merupakan suatu bentuk nyata yang

dapat dikesan daripada kerangka budaya yang mengandung norma-norma

(5)

Sama halnya dengan peribahasa dalam bahasa lain, peribahasa Melayu

memiliki beberapa fungsi sosial, termasuk memberikan nasihat, pengamatan

terhadap dunia dan keadaan, sebagai tanda identitas pembicara sebagai

identitas pembicara sebagai anggota suatu kaum atau untuk memperindah

bahasa cakap.

Semua bahasa mempunyai berbagai strategi verbal untuk

menyampaikan emosi (perasaan), walaupun emosi sangat bersifat universal di

dalam arti bahasa dialami oleh semua manusia di dunia ini, tetapi

tindakan-tindakan emosi ini berbeda mengikuti budaya. Dengan ini emosi adalah

bersifat kultural spesifik yang berkaitan dengan tingkah laku dan tindakan

suatu masyarakat dalam memaparkan emosi tersebut. Emosi orang Melayu

berbeda dengan emosi orang India, orang Cina dan sebagainya. Ungkapan ini

merujuk keadaan yang mempengaruhi pikiran orang Melayu. Tidak heran

banyak peribahasa Melayu berkaitan dengan emosi dan reaksi terhadap emosi

yang dialami orang Melayu sejak dulu kala.

Peribahasa emosi dibagi beberapa kelompok, menurut metafora yang

dikandungi emosi yang digambarkan struktur atau hal lain yang mempermudah

analisis. Disamping itu setiap peribahasa mempunyai maksud sosial, pesan

yang sama-sama dimengerti pemakai dan pendengar yang berkaitan erat

dengan masyarakat dan keadaan mereka.

Oleh karena itu sangatlah wajar kalau peribahasa dikaji secara

(6)

sejak dahulu dan menambahkan pengetahuan kita mengenai pandangan dunia

suatu bangsa.

1.2Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah jenis-jenis peribahasa dalam bahasa Melayu Riau Kabupaten

Kepulauan Meranti?

2. Bagaimanakah makna peribahasa dalam bahasa Melayu Riau Kabupaten

Kepulauan Meranti ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah disebutkan di atas,

adapun tujuan penelitian yang dijelaskan adalah antara lain:

1. Menjelaskan jenis-jenis peribahasa dalam bahasa Melayu Riau Kabupaten

Kepulauan Meranti.

2. Mendeskripsikan makna peribahasa dalam bahasa Melayu Riau Kabupaten

Kepulauan Meranti.

1.4Manfaat Penelitian

Sejalan dengan tujuan penelitian ini, manfaat yang diharapkan dari

(7)

1. Meningkatkan kualitas pengetahuan pemahaman kajian semantik

terhadap peribahasa.

2. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya tentang

analisis semantik terhadap peribahasa Melayu Riau.

3. Untuk menambah kepustakaan pada bidang linguistik.

4. Sebagai penambah pengetahuan dan penambah data kepustakaan di

Departemen Sastra Daerah khususnya Program Studi Bahasa dan Sastra

Referensi

Dokumen terkait

Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini, (1) Bagaimanakah jenis-jenis makna dalam bahasa Melayu dialek Tanjung Balai, (2) Bagaimanakah hubungan bentuk dan makna

- Untuk biaya transportasi di dalam Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti disesuaikan dengan standar harga yang berlaku di Kabupaten Kepulauan Meranti sedangkan

21 Peribahasa bahasa Jepang yang diteliti memiliki padanan makna dalam bahasa Indonesia dengan bentuk peribahasa, namun ada sebuah peribahasa yang padanan maknanya

Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini, (1) Bagaimanakah jenis-jenis makna dalam bahasa Melayu dialek Tanjung Balai, (2) Bagaimanakah hubungan bentuk dan makna

Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini, (1) Bagaimanakah jenis-jenis makna dalam bahasa Melayu dialek Tanjung Balai, (2) Bagaimanakah hubungan bentuk dan makna

Berdasarkan analisis tahap 1, keserasian unsur makanan yang dibawa oleh keli dilihat berdasarkan cara masyarakat Melayu menggagaskan makna yang tidak baik terhadap peribahasa

186 Pemasaran Kopi Liberika Meranti di Desa Kedaburapat Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau dengan Aplikasi Berbasis Android kopi ini telah dibudidayakan oleh masyarakat

Hasilnya yaitu 1 makna leksikal pada peribahasa Sunda perilaku tidak ada kaitannya dengan makna idiomatisnya, hanya pada kata-kata pembentuk sebagai perbandingan; 2 bentuk peribahasa