• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS REDUPLIKASI MORFOLOGI BAHASA MELAYU DIALEK DESA MERAWANG KECAMATAN LINGGA KABUPATEN LINGGA KEPULAUAN RIAU ARTIKEL E-JOURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS REDUPLIKASI MORFOLOGI BAHASA MELAYU DIALEK DESA MERAWANG KECAMATAN LINGGA KABUPATEN LINGGA KEPULAUAN RIAU ARTIKEL E-JOURNAL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS REDUPLIKASI MORFOLOGI BAHASA MELAYU DIALEK DESA MERAWANG KECAMATAN LINGGA KABUPATEN LINGGA

KEPULAUAN RIAU

ARTIKEL E-JOURNAL

diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Isnaini NIM 120388201177

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

(2)

ABSTRAK

Isnaini. 2016. Analisis Reduplikasi Morfologi Bahasa Melayu Dialek Desa Merawang Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga Kepulauan Riau. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing 1: Drs. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd., Pembimbing 2: Wahyu Indrayatti, M.Pd.

Kata Kunci : Reduplikasi, Dialek Melayu

Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Berdasarkan masalah tersebut, peneliti merumuskan masalah penelitian ini, yaitu bagaimana bentuk dan makna Reduplikasi Morfologis Bahasa Melayu dialek Desa Merawang Kabupaten Lingga Kepulauan Riau.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dan makna Reduplikasi Morfologis Bahasa Melayu Dialek Desa Merawang Kabupaten Lingga Kepulauan Riau.

Metode penelitian yang digunakan terhadap “Analisis Reduplikasi Morfologi Bahasa Melayu Dialek Desa Merawang Kecamatan Lingga” adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi informan dalam penelitian ini hanya sebanyak 5 jiwa yaitu masyarakat Desa Merawagn Kabupaten Lingga Kepulauan Riau. Karena pada penelitian kualitatif tidak ditentukan banyaknya sampel, sebab data yang didapat langsung di analisis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara , simak dan sadap. Serta teknik analisis data yang digunakan berupa transkripsi, penerjemahan, klasifikasi, analisis data dan simpulan.

Hasil analisis data, peneliti memperoleh 71 reduplikasi morfologis dan 7 makna reduplikasi Bahasa Melayu Dialek Masyarakat Desa Merawang Kabupaten Lingga Kepulauan Riau.

(3)

ABSTRACT

Isnaini. 2016. Reduplikasi analysis of the morphology of the dialect of Malay village of Merawang sub-district of Linga. Skirpsi. Department of Education Language and Literature Indonesia, the Faculty of Education, University Maritime Raja Ali Haji. Supervisor 1: Dra . Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd., supervising 02: Wahyu Indrayatti, M.Pd

Key Words: Reduplikasi, Malay Dialect

Language is a means of communication between members of the public in the form of the symbol of the sound generated by the tool man said. The language gives the possibility of a far more extensive and complex than can be obtained with the use of the media. Based on these issues, researchers formulate research problems, namely how the shape and meaning of morphological Reduplikasi Malay dialect of Merawang village of Lingga Regency of Riau Islands.

The objectives to be achieved in this research is to know the form and meaning of morphological Reduplikasi Malay dialect of Merawang village of Lingga Regency of Riau Islands.

Research methods used against "Reduplikasi analysis of the morphology of the dialect of Malay village of Merawang sub-district of Linga" is qualitative, descriptive methods. The population of the informants in this study only 5 inhabitants, namely the villagers Merawagn Lingga Regency of Riau Islands. Because qualitative research is not specified the number of samples, because the data are obtained directly in the analysis. This research uses descriptive method, with data collection techniques in the form of interviews, audition and sadap. As well as the data analysis techniques used in the form of the transcription, translation, classification, data analysis and summary.

The results of data analysis, researchers obtain 71 reduplikasi morphological and 7 meaning of reduplikasi Dialect of Malay Villagers Merawang Lingga Regency of Riau Islands.

(4)

1. Pendahuluan

Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.

Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau perlambang.

Adanya berbagai macam dialek dan ragam bahasa menimbulkan masalah, bagaimana kita harus menggunakan bahasa itu di dalam masyarakat. Bahasa Melayu Dialek Desa Merawang merupakan sebuah alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga , Kepulaua

(5)

Riau. Bahasa tersebut sampai sekarang masih dipakai oleh masyarakat penuturnya. Bagi masyarakat penuturnya, fungsi bahasa Melayu dialek desa Merawang Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau mempunyai kesamaan dengan fungsi bahasa-bahasa daerah lainnya, yaitu sebagai (1) lambang kebanggan daerah, (2) lambang identitas daerah, dan (3) alat penghubung di dalam keluarga dan masyarakat daerah.

Dalam hal ini, penulis akan meneliti bahasa Melayu dialek Desa Merawang Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, khususnya tentang Reduplikasi Morfologi. Adapun alasan peneliti memilih Reduplikasi Morfologi karena belum pernah adanya penilitian dialek bahasa melayu desa merawang dari aspek apapun. Pada masyarakat Desa Merawang reduplikasi kata ini lah yang menjadi unik pada daerah tersebut , karena bentuk kata yang unik ini maka penulis tertarik untuk meneliti.

Selain itu penulis ingin mengangkat keberadaan bahasa ini ke hadapan masyarakat, khususnya Kepulauan Riau. Hal tersebut dikarenakan sampai saat ini belum adanya informasi lengkap yang diperlukan dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, serta pemeliharaan bahasa daerah, dan penulis ingin meningkatkan pemahaman tentang reduplikasi bahasa melayu di hadapan masyarakat khususnya masyarakat Desa Merawang Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau karena kurang atau ketidaktahuan masyarakat terhadap reduplikasi bahasa melayu yang terdapat pada masyarakat Desa Merawang Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau dan

(6)

diharapkan dengan adanya penelitian ini masyarakat mendapatkan wawasan serta pemahaman tentang reduplikasi bahasa melayu.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan terhadap “Analisis Reduplikasi Morfologi Bahasa Melayu Dialek Desa Merawang Kecamatan Lingga” adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisisMetode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang biasanya memerlukan data kata – kata tertulis, peristiwa, dan perilaku yang dapat diamati. Kelebihan metode kualitatif adalah mempunyai fleksibilitas yang tinggi bagi peneliti ketika menentukan langkah – langkah penelitian.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada penelitian ini peneliti menganalisis bentuk dan makna reduplikasi morfologi bahasa melayu dialek Desa Merawang Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga Kepulauan Riau. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, bahwa pada bahasa melayu Desa Merawang Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga Kepulauan Riau terdapat bentuk Reduplikasi Morfologi berupa pengulangan akar yang terdiri dri pengulangan utuh sebanyak 30 kata, pengulangan sebagian 1 kata, dan pengulangan perubahan bunyi 3 kata. Serta pengulangan dasar berafiks yang terdiri dari pengulangan akar berprefiks ber- sebanyak 9 kata, pengulangan akar berprefiks me- sebanyak 10 kata , pengulangan akar berprefiks ter- sebanyak 17 kata, dan pengulangan akar

(7)

berkonfiks ke – an sebanyak 1 kata.Makna reduplikasi yang terdapat Pada Bahasa Melayu Desa Merawang Kecamatan lingga Kabupaten Lingga Kepulauan Riau terdapat 7 makna reduplikasi.

4. Simpulan dan Rekomendasi

Berdasarkan penelitian dan pembahasan maka terdapat pengulangan akar dan pengulangan dasar berafik. Selain itu terdapat 7 makna reduplikasi morfologi.

Berdasarkan kesimpulan skripsi ini peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Analisis dialek ini hendaknya dijadikan salah satu acuan atau pedoman bagi mahasiswa dalam menyusun penelitian sejenis seperti ini.

2. Peneliti mengharapkan agar para peneliti berikutnya dapat dijadikan kajian penelitian tentang dialek Melayu desa Merawang secara tepat dan bermanfaat.

3. Penelitian-penelitian juga diharapkan dapat mengembangkan eksistensi bahasa melayu Desa Merawang khususnya Reduplikasi Morfologi.

(8)

Daftar Pustaka

Arifin, Zaenal. dkk.2007. Morfologi ( Bentuk , makna dan fungsi ).Jakarta: PT. Grasindo

Aslinda, dkk. 2007. Pengantar Sosiolinguistik.Bandung: PT Refika Aditama Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta

___________.2007. Kajian Bahasa (Sruktur internal, pemakaian dan pembelajaran). Jakarta: PT Rineka Cipta

. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Juliarto. 2012. Analisis Afiksasi Bahasa Melayu Kepulauan Riau Dialek PianTengah Kecamatan Bunguran Barat Kabupaten Natuna.Skripsi FKIP UMRAH Tanjungpinang: Tidak Diterbitkan

Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Flores: Nusa Indah

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Lingustik. Jakarta: PT. Gramedia. Mahsun. 2005. Metode penelitian Bahasa. Jakarta: Radja Grafindo Persada. Moelong, L. J. 2004 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; PT Remaja

Rosdakarya.

Muslich, Masnur. 1990. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nurhayani. 2013.Analisis reduplikasi bahasa melayu sub dialek desa Penaga teluk bintan kabupaten bintan. Skripsi FKIP UMRAH Tanjungpinang: tidak diterbitkan.

Ramlan. 2009. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta : CV. Karyono.

Sisca Rezeki. 2014. Analisis Reduplikasi Morfologis Bahasa Melayu Sub Dialek Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Tembilahan Riau. Skripsi FKIP UMRAH Tanjungpinang: tidak diterbitkan.

Sugeng D. Triswanto. 2010. Trik Menulis Skripsi & Menghadapi Presentasi Bebas Stress. Yogyakarta : Tugu Publisher

Referensi

Dokumen terkait

pembelajaran melalui board game, audio dan video. Informasi benda koleksi berupa teks akan ditampilkan dalam wujud scan the barcode untuk memberikan informasi lebih

Ketua BRA bertugas memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan agenda, program dan kegiatan Penguatan Perdamaian Aceh yang meliputi pengarusutamaan perdamaian dalam

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS EPIFAUNA PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN BEDUKANG KECAMATAN RIAU SILIP KABUPATEN BANGKA.. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

menyebabkan proses pertukaran data dilakukan secara bertahap tidak sekaligus Application Presentation Session Transport Network Data-Link Physical.. Transport  Berfungsi

Alasan organisasi menerapkan model desentralisasi ini adalah karena manajer biasanya memiliki penilaian yang lebih baik pada penentuan user yang dapat mengakses

• Pantun sebagai jenis puisi Pantun sebag ai jenis puisi Melayu lama yang Melayu lama yang.. tertua dan asli

Pada prinsipnya identifikasi adalah prosedur penentuan identitas individu, baik hidup ataupun mati, yang dilakukan melalui pembandingan berbagai data dari individu yang diperiksa

Pada penelitian ini penerapan metode Critical Chain Project Management dilakukan pada penjadwalan proyek PLTA Peusangan – Aceh Tengah, yang sebelumnya telah memiliki