• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

15 BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Menurut Chandler (Rangkuti, 2003), strategi merupakan alat untuk

mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka

panjang,program tindak lanjut serta alokasi sumber daya, Sedangkan menurut

Muslich (1997:11) strategi adalah rencana yang di satukan menyeluruh dan

terpadu yang mengaitkan antara keunggulan strategi perusahaan (faktor intern)

dengan tantangan lingkungannya (faktor ekstern). Rencana yang disatukan artinya

rencana yang satu dengan rencana yang lain saling berkaitan dan tak dapat di

pisahkan satu dengan lainnya yang tergabung dengan strategi perushaan.

Rencananya yang menyeluruh berarti meliputi berbagai aspek-aspek yang

penting dalam strategi dimana aspek-aspek tersebut meliputi internal maupun

eksternal perusahaan dan saling mencakup satu sama lain dalam strategi ini,

dengan adanya rencana yang terpadu yaitu rencana yang dibuat dalam perusahaan

harus harus terintegritasi, dimana dalam rencana perusahaan tersebut harus saling

berkaitan,saling mendukung antara satu dengan yang lainnya yang ada di internal

maupun eksternal perusahaan,

Sedangkan menurut Amstrong (2003: 39-42) dalam buku The Art of HRD

menambahkan bahwa setidaknya terdapat tiga pengertian strategi, (1) Strategi

(2)

16

tujuan, dan memperhatikan sungguh-sungguh alokasi sumber daya perusahaan

yang penting untuk jangka panjang dan mencocokkan sumber daya dan

kapabilitas dengan lingkungan eksternal. (2) Strategi merupakan perspektif

dimana isu kritis atau faktor keberhasihan dapat di bicarakan, serta keputusan

strategis yang bertujuan untuk membuat dampak yang besar serta jangka panjang

kepada perilaku dan kebersihaan organisasi. (3) Strategi pada dasarnya adalah

mengenai penetapan tujuan (tujuan strategis) dan mengalokasikan atau

menyesuaikan sumber daya dengan peluang (strategi berbasis sumber daya)

sehingga dapat mencapai kesesuaian strategi antara tujuan strategi dan basis

sumber dayanya.

Menurut Hamel dan Prahalad (Rangkuti, 2000: 4) strategi merupakan

tindakan yang bersifat intremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus

dilakukan berdasrkan sudut pandang tentang apa yang di harapkan oleh para

pelanggan di masa yang akan datang.dengan demikian perencanaan strategi

hampir selalu di mulai dari “apa yang dapat” terjadi bukan di mulai dari apa yang

terjadi. Selain memerlukan strategi, kemampuan inovasi mampu melakukan yang

terbaik demi perkembangan usaha, setelah berkembangnya usaha tersebut perlu

akan adanya strategi pemasaran agar usaha itu mampu bertahan.

2.1.2 Tingkatan Strategi

Dalam suatu organisasi/perusahaan manajer strategis itu sangat penting.

Dimana manajer pada umumnya berpikir dengan tiga pola yang dapat di terapkan

(3)

17 1. Strategi di tingkat perusahaan

Dimana strategi tingkat perusahaan ini saling berkaitan antara

perusahaan secara menyeluruh yang membentuk kombinasi antara unit bisnis dan

rangkaian produk yang membentuk kesatuanperusahaan, dalam tingkatan strategi

ini berkaitan dengan akuisisi usaha yang baru yaitu penambahaan di investasi unit

bisnis yang samadengan perusahaan yang baru di luar area tapi dengan kesatuan

yang sama.

2. Strategi di tingkat bisnis

Dimana strategi ini sangat berpengaruh kesetiap unit bisnis dan

rangkaian antara produk, strategi tingkat bisnis ini berfokus pada

bagaimana unit bisnis ini berkompetisi di industrinya demi konsumen,

tingkatan strategis yaitu berhubungan dengan jumlah iklan, arah dan

besran penelitian dan pengembangan, perubahan produk, peralatan,

fasilitas, maupun pengurangan produk.

3. Strategi di tingkat fungsionl

Dimana strategi ini saling berkaitan dengan seluruh fungsi utama

yang terdiri dari produksi dan operasi, pemasaran, keuangan, sumber daya

manusia (SDM).

2.2 Manajemen Strategis

2.2.1 Defenisi Manajemen Strategis

Dalam defenisi manajemen strategi terdapat beberapa pendapat antara

lain,seperti menurut Jauch dan Gluck (Jatmiko,2003:5) mendefenisikan

(4)

18

penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu

mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategi adalah dengan cara yang

mana para perencanaan strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan.

Dalam pengambilan suatau keputusan srtategis tidak dapat di lakukan

dengan hanya mengandalkan intiusi saja, melainkan di butuhkan analisis

mendalam dan terarah, sehingga keputusan yang akan dilakukan benar-benar

sesuai kebutuhan perusahaan. Sedangkan menurut Hunger dan Wheelen (2003:4)

yang mengatakan manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan

yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Menurut Hickson, D.J.et.al (1986) keputusan strategis memilik tiga

karakteristik, yaitu dalam (Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L,2003)

adalah:

1. Rare, adalah keputusan- keputusan strategis yang tidak biasa, khusus

dan tidak dapat ditiru.

2. Conseqtual, adalah keputusan-keputusan strategis yang memasukkan

sumber daya penting dan menuntut banyak komitmen.

3. Directive, adalah keputusan-keputusan yang menetapkan keputusan

yang dapat di tiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan

yang diperlukan di masa- masa yang datang untuk keseluruhan

(5)

19 2.2.2 Model Manajemen Strategis

Cara belajar dan mengaplikasikan proses manajemen strategis adalah

dengan menggunakan model memperesentasikan proses. Dimana model ini tidak

menjamin keberhasilan, tetapi model tersebut menunjukkan pendekatan yang jelas

dan praktis untuk memformulasi,mengimplementasikan dan mengevaluasi

strategi. Hubungan antara komponen utama dari proses manajemen strategis di

tunjukkan yang muncul dalam semua bab berikut dengan bagian yang sesuai yang

di bentuk untuk menunjukkan fokus khusus dari setiap bab David (2006:18)

Dalam perakteknya proses manajemen strategis pembagian serta

pelaksanaannya tidak seperti yang di gambarkan dalam model manajemen strategi

tersebut yang tergambar.

Gambar 2.1 Model Manajemen Strategi

s

Strategy formulation Strategy Implementation Strategy Evaluation

Sumber: David (2006) Perform

external audit Implemen strategis

(6)

20 2.3 Pemilihan Alternatif Strategi

Menurut Situmorang (2009:240) ada empat jenis-jenis strategi alternatif

antara lain:

1. Strategi integrasi

1. Integrasi kedepan, memperoleh kepemilikan atau meningkatkan

kendali pada distributor atau pengecer

2. Integrasi kebelakang, strategi yang mencari kepemilikan atau

kenali lebih besar pada perusahaan pemasok.

3. Integrasi Horizontal, strategi mencari kepemilikan dari atau

kendali yang lebih besar atas perusahaan asing.

2. Strategi progresif

1. Penetrasi pasar, berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk

produk dan jasa yang sudah ada di pasar yang lewat, usaha

pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi tersebut untuk

meneambah jumlah wiraniaga, menambah belanja iklan,

menawarkan barang pasar, penjualan eksentif atau menambah

usaha publisitas.

2. Pengembangan pasar, memperkenalkan produk atau jasa yang

sudah ada di wilayah geografi yang baru, misalnya produk yang

banyak internasional yang masuk ke daerah Indonesia.

3. Pengembangan produk, strategi yang mencari peningkatan

penjualan dengan memperbaiki dan memodifikasi produk atau

(7)

21

memerlukan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan

pengembangan.

3. Strategi Diversifikasi

1. Diversifikasi konsentrik adalah menambah jumlah produk atau

jasa baru tetapi berkaitan secara luas, misalnya perbankan, yang

menambah ke dunia bisnis asuransi.

2. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru yang

tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada, misalnya

coca-cola yang menambah pangsa pasarnya dengan membuat air

minum dalam botol

3. Diversifikasi konglemerat, yaitu menambah produk atau jasa

baru yang baru beberapa perusahaan melakukan diversifikasi

konglemerat sebagian didasrkan pada laba dari memecah

perusahaan yang di beli dan menjual divisi sebagian demi

sebagian.

4. Strategi defensif

1. Usaha patungan, yaitu usaha yang bermitra antar satu perusahaan

dengan perusahaan lain dengan tujuan kapitalisasi. Startegi ini ini

di anggap defensif karena tidak melakukan proyek sendirian

2. Penghematan/pengecilan yaitu membuat penghematan biaya

untuk mendongkrak penjualan dan laba yang turun, yaitu lebih

sering di sebut dengan strategi terbalik, pengecialn di disain

(8)

22

3. Divestasi, sering dipakai untuk meningkatkan modal untu

akuisisi atau investasi strategi lebih lanjut. Divestasi dapat

menjadi bagian dari strategi pengecilan perusahaan untuk

menghapus suatu organisasi bisnis yang tidak mendatangkan

laba, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok

dengan aktivitas perusahaan lain.

4. Likuidasi, menjual semua asset perusahaan, bagian demi bagian

untuk nilai dari aset berwujut.

5. Startegi kombinasi, dimana organisasi perusahaan kombinasi dari

dua arah atau lebih, tetapi strategi kombinasi ini mungkin

membawa resiko yang istimewa bila dilaksanakan terlalu jauh.

2.4 Analisis lingkungan perusahaan

Menurut Hunger dan Wheleen (2003) analisis lingkungan merupakan suatu

kegiatan untuk mendefinisikan faktor-faktor strategis, baik secara eksternal

maupun internal yang menentukan tujuan perusahaan ke depannya.

2.4.1 Lingkungan Internal

Lingkungan internal menurut David (2006) yaitu fungsi bisnis berupaya

untuk mendefenisikan dan menilai faktor-faktor internal yang mencakup

kemampuan perusahaan, dan keterbatasan yang di kategorikan antara lain: (1)

manajemen, (2) pemasaran, (3) keuangan, (4) produktivitas, (5) penelitian dan

(9)

23 1. Manajemen

Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas yaitu: perncanaan,

pengorganisasian, pemberian motivasi pengolahan staff, dan

pengendalian (David, 2006). Perencanaan yaitu semua aktivitas yang

terkait dengan persiapan masa depan perusahaan, serta pekerjaan yang

spesifik mencakup peramalan, penetapan sasaran, formulasi strategi,

pengembangan kebijakan, penetapan tujuan. Pengorganisasian yaitu

mencakup manajerial perusahaan yang menghasilkan struktur pekerjaan

dan hubungan otoritas.

Pemberian motivasi yaitu untuk membentuk prilaku karyawan

dalam perusahaan seperti kepemimpinan, komunikasi,serta prilaku,

pengolahan staf, yaitu memfokuskan dalam sumder daya staf maupun

sumber daya manusia, termasuk gaji upah karyawan dan konpensasi

perusahaan terhadap internal perusahaan, Pengendalian adalah

mengendalikan semua aktivitas managerial sesuai dengan apa yang di

rencanakan.

2. Pemasaran

Pemasaran terdiri dari tujuh aspek yaitu: (1) analisis pelanggan,

(2) penjualan produk/jasa, (3) perencanaan produk/jasa, (4) penetapan

harga, (5) distribusi, (6) riset pemasaran, (7) analisis pelunag, (David,

(10)

24 3. Keuangan

Dalam suatu perusahaan keungan sangat penting di perhatikan

dan perlu selalu di audit. Semua audit keungan baik jangka pendek

maupun jangka panjang harus sesuai dengan kebijakan perusahaan.

4. Produksi

Perusahaan pasti ada dengan yang namanya produktivitas

produk/jasa Manajemen produksi/jasa selalu berhubungan dengan input,

maupun output yang bervariasi antar perusahaan dengan pasar tujuan

produk.

5. Penelitian dan pengembangan.

Manajer bertanggung jawab mengusulkan strategi teknologi

perusahaan, tugas manajer meliputi: (1) memilih alternatif teknologi

yang baru untuk digunakan dalam perusahaan, (2) mengembangkan

teknologi yang ada ke dalam produktivitas perusahaan, (3) memeratakan

sumber daya yang ada sehingga produktivitasnya rata setiap bidangnya.

6. Sitem Informasi manajemen

Kegunaan sistem informasi manajemen untuk memperbaiki

kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan

manegerial (David, 20006), yaitu memberikan data base yang akurat

yang berisi berbgai catatan yang akurat, yang menjadi jantung dari

(11)

25 2.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan Eksternal perusahaan terdiri dari dua yaitu: (1) lingkungan

umum, (2) lingkungan industri.

1. Lingkungan umum yaitu lingkungan yang ada di tengah masyarakat yang

dapat mempengaruhi secara langsung suatu perusahaan seperti, demokrasi,

ekonomi, politik dan hukum, sosial kultur, teknologi, dan global.

2. Lingkungan industri menurut porter dalam David (2006) hakikat

persaingan suatu industri ini dapat di lihat sebagai kombinasi antara lain

yaitu: (1) kemungkinan masuknya pesaing baru, (2) persaingan antara

perusahaan yang sama, (3) potensi pengembangan produk substitusi, (4)

kekuatan tawar–menawar pemasok, dan (5) kekutan tawar-menawar

pembeli. Pemahaman ini penting dalam suatu perusahaan. Penjelasan

darilimakombinasi tersebut lebih jelasnya dapat di lihat dalam gambar di

bawah ini.

Gambar 2.2 Model Lima pesaing baru

Sumber: David (2006) Potensi pengembangan

produk substitusi

Kekuatan tawar menawar konsumen Kekuatan tawar

menawar pemasok

Persaingan antar perusahaan yang sejenis

(12)

26 1. Kemungkinan masuknya pesaing baru

Masuknya pesaing baru akan menambah ketat persaingan di pasar

sebab akan ada persaingan usaha yang sama dan produk yang sama yang

masing-masing memiliki pangsa pasar yang sama yang bertujuan mencari

hati para pelanggan. Dimana pesaing baru ini akan mlihat celah yang

belum di masuki perusahaan.ketika pangsa pasar akan terbagi karena

adanya perusahaan yang sama dan pasar yang sama dan dapat menjadi

ancaman bagi produsen yang ada.

2. Persaingan antar perusahaan sejenis

Perusahaan yang sejenis akan saling bersaing mendapatkan hati

pelanggan dimana perusahaan akan membuat strategi persaingan seperti

pemasaran, harga yang terjangkau konsumen, meningkatkan mutu dari

produk yang di tawarkan, menyediakan jasa, membuat persediaan yang

bisa menutupi permintaan pasar yang meminta produk secara tiba-tiba.

3. Potensi pengembangan produk substitusi baru

Dalam industri globalisasi saat ini, perusahaan persaingan dalam

mendapatkan hati pelanggan berbagai ragam cara, dan memiliki

persaingan yang sangat ketat dengan produsen produk substitusi,

misalnya papan di gantikan dengan batu bata. Tekanan persaingan akibat

adanya produk substitusi semakin bertambah dan produk yang di

tawarkan lebih relative murah,sehingga pelanggan akan beralih ke

produk yang lain, dan rencana perusahaan produk sustitusi tersebut untuk

(13)

27

4. Kekuatan tawar menawar penjual/pemasok

Para pemasok berada pada posisi tawar menawar yang sangat kuat,

dan memiliki andil yang besar dimana pemasok memiliki tawar menawar

jika, (1) pemasok mendomonasi pengguasaan/pemilikan bahan mentah

tertentu, (2) bahan baku yang susah di cari karena saling berkaitan

dengan produk tertentu, (3) perusahahaan tersebut tidak merupakan

pelanggan penting dari pemasok, (4) pemasok akan memperlihatkan

ancaman untuk melakukan intekrasi hilir.

5. Kekuatan tawar–menawar pembeli/pemasok

Pembeli biasanya membeli produk yang relatif harga yang lebih

murah dengan meminta kualitas yang tinggi dan sistem pelayanannya

baik, hal itu yang membuat persaingan antara perusahaan dalam industri

yang sama.hal ini membuat tawar–menawar pembeli akan meningkat

apabila berbagai kondisi tertentu terpenuhi anatara lain: (1) Pembeli

membeli produk dengan jumlah yang besar, (2) Produk yang dibeli

pembeli berstandart dan harga produk tidak menjadi pertimbangan

utama, (3) Produksi substitusi yang mafaatnya relatif sama tersedia di

pangsa pasar, (4) Produk yang di produksi perusahaan tidak terlalu

penting bagi pembeli, (5) Adanya perusahaan yang sama dan produk

yang sama sehingga konsumen/pembeli memiliki banyak pilihan dalam

membeli, (6) Untuk pembeli perorangan,apabila pendapatan perkapita

meningakat, maka daya beli akan meningkat dengan melihat satu

(14)

28

produk. Perusahan pesaing membuat suatu strategi yang bisa merebut

kepercayaan pelanggan.

2.5 Analisis SWOT

2.5.1 Pengertian analisis SWOT

Menurut Kotler dan Keller (2009, 51) keseluruhan evaluasi tentang

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di perusahaan disebut dengan

analisis SWOT. Sedangkan menurut Rangkuti (2009, 19), analisi SWOT adalah

identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan. Analisis ini di dasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strengths), peluang (opportunities), dan dapat meminimalkan

kelemahan (weaknesess) beserta ancaman (threats).

1. Kekuatan (strengths)

Menurut Situmorang (2009: 240) kekuatan adalah segala sesuatu

yang bagus dan dapat diperbuat oleh perusahaan, atau suatu karakteristik

yang memiliki kapasitas penting

2. Kelemahan (weakness)

Menurut Situmorang (2009: 240), kelemahan adalah segala sesuatu

yang merupakan kekurangan perusahaan dan kondisi yang tidak

(15)

29 3. Peluang (opportunities)

Menurut Jatmiko (2004: 52) peluang adalah suatu kecenderungan

lingkungan yang menguntungkan yang dapat meningkatkan kinerja suatu

perusahaan seperti, divisi perusahaan, fungsi-fungsi perusahaan, serta

produk dan jasa perusahaan.

4. Ancaman (threats)

Menurut Jatmiko (2004: 51) ancaman adalah suatu kecenderungan

lingkungan yang tidak menguntungkan dan dapat merugikan posisi

perusahaan seperti, divisi perusahaan, fungsi perusahaan, produk atau jasa.

2.5.2 Cara Membuat Analisis SWOT

Melihat kinerja perusahaan dapat dilihat melalui kombinasi faktor

eksternal dan internal. Faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis

SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal dan lingkungan

eksternal dimana internal meliputi (Strength dan Weakness) dan Eksternal

(Opportunities dan Threats), analisis SWOT selalu membandingkan antar faktor

(16)

30

Gambar 2.3 Analisis SWOT

1.Mendukung strategi 2. Mendukung

strategi Turn-around Strategi Agresif

3. Mendukung strategi 4. Mendukung

strategi Defensif Strategi Diversifikasi

2.6 Pengembangan Usaha

Setelah banyak berdiri usaha secara langsung usaha tersebut akan

mengalami persaingan yang begitu ketat antara usaha dengan usaha lain begitu

pula dengan usaha yang sama, terutama dalam hal ini ingin mendapatkan

pelanggan dan kepercayaan dari konsumen demi berjalanya usaha tersebut, dalam

kejadian diatas peneliti mengambil solusi permasalahan yang dapat di ambil

dalam masalah pengembangan usaha tersebut.

PELUANG

KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN

INTERNAL

(17)

31

Menurut Suryana (2004) yaitu pengembangan usaha dapat dilakukan

dengan beberapa hal yaitu antara lain:

a. Perluasan skala usaha

Pengembangan dilakukan dengan dengan skala produksi (kapasitas

produksi) tenaga kerja, teknologi, lokasi usaha, dan sistem distribusi serta

jaringan usaha. Dalam pengembangan skala usaha ini bisa di lakukan

dengan menambah jenis-jenis barang atau jasa yang diproduksinya.

Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini bisa

dilakukan apabila menurunkan biaya jangka panjang, sehingga akan

menaikkan skala ekonomi yang tinggi. Selain itu, pengembangan skala

usaha ini dapat dilaksanakan dengan menambah lokasi usaha di tempat

lain.

b. Perluasan cakupan usaha

Pengembangan usaha dengan menambah cakupan, usaha ini bisa

dilakukan dengan menambahkan dan mengembangkan jenis usaha baru

dan di wilayah yang baru juga, serta jenis produk barang dan jasa yang

bervariasi jenisnya.dalam pengembangan cakupan usaha ini sering di sebut

dengan diverfikasi usaha

c. Perluasan dengan kerja sama, penggabungan dan ekspansi

Perluasan usaha dalam pengembangan usaha ini yaitu dengan

memperluas usaha dengan kerjasama dengan perusahaan lain. Seperti

penggabungan dan ekspansi dapat dilakukan melalui: mitra, merger,

holding company atau kartel.Dalam pengembangan manajemen usaha

(18)

32

perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan,dan pengendalian harus

dilakukan agar manajemen usaha tersebut bisa di terapkan dan

berpengaruh dalam pengembngan usaha kecil, namun dalam

pengembangan manajemen usaha kecil ini tidak mudah di terapkan dalam

usaha mikro kecil menengah.

Pada tahap awal sebelum memulai sebuah konsep perencanaan

pengembangan usaha, baik para pemilik usaha kecil ini melakukan indentifikasi

terhadap usahanya, yang secara garis-besar meliputi: (Indikator Bisnis STIE Bank

BPD Jateng, 2000:254) sebagai berikut:

1. Kekuatan apa yang di miliki

2. Kelemahan atau kendala apa yang di hadapi

3. Peluang – Peluang apa yang mancul yang bisa di amati

4. Ancaman apa saja yang bisa menghambat berkembangya usaha

2.7 Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)

2.7.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) menurut surat edaran bank

Indonesia no.26/1 tanggal 29 mei 1993 prihal kredit usaha kecil (KUK) adalah

usaha yang memiliki total aset maksimum Rp.600 juta (enam ratus juta

rupiah).Tidak termasuk tanah dan rumah yang di tempati.pengrtian usaha kecil

menengah ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi,

sepanjang asset yang di miliki tidak melebihi nilai nominalnya Rp.600 juta (enam

(19)

33

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM ada

beberapa kriteria yang digunakan untuk mendefenisikan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM).

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha

Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil

atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunansebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Kriteria UMKM menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2008 :

1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

(20)

34

b. Memiliki hasil penjualan tahuan paling banyak Rp 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah)

2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.00.000,00 (lima

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dariRp 300.000.00,00 (tiga

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000,000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah)

3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00

(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000.000 (lima

puluh milyar rupiah.

2.7.2 Peran pemerintah

Peranan pemerintah dalam pengembangan UMKM pada saat sekarang

sangat besar dengan adanya berbagai bantuan dan dukungan dari pemerintah

(21)

35

dimana pemerintah memberikan dukungan Dana untuk pengembangan Usaha

Mikro Kecil Menengah.

Dalam melaksanakan peran ini pemerintah mendukung Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) seperti dibidang pertanian dimana dalam pengembangannya

bisa mempertahankan swasembada pangan nasional, dan pemerintah mendukung

dan menyeimbangkan swasembada pangan dengan proses industrialisasi yang

saling berjalan demi perkembangan prekonomian bangsa.

Pandji Anoraga dan Djoko Sudanto mengemukakan bahwa terlepas dari

kontradiksi persepsi mengenai konsep usaha kecil menengah adalah untuk

mencapai kesejahteraan ekonomi serta lembaga yang berwatak sosial. Usaha

mikro kecil menengah (UMKM) ini mampu menjadi landasan kekuatan ekonomi

masyarakat pedesaan atau masyarakat kecil dengan melihat beberapa faktor faktor

sebagai berikut:

1. Potensi sumber daya manusia yang melimpah

2. Pengalaman dalam usaha kecil

3. Landasan yuridis formal misalnya pasal 33 undang-undang dasar 1945,

undang-undang nomor 12 tahun 1967, dan inpres nomor 2 tahun 1978.

4. Kebijaksanaan pemerintah untuk memeratakan pembangunan ke seluruh

penjuru tanah air.

5. Ada dua sektor ekonomi lain yakni Negara dan swasta yang dapat

dijadikan mitra.

Garis–garis besar haluan Negara menyatakan bahwa usaha kecil

(22)

36

melakukan pembinaan terhadap golongan ekonomi yang lemah, sebagai tiang

utama prekonomian nasional

2.7.3 Tujuan Usaha

Tujuan adalah apa yang seharusnya yang akan di capai perusahaan baik

secara pendek maupun dalam jangka yang cukup lama.Tujuan berperan penting

dalam peningkatan standarisasi perusahan dalam mencapai strategi yang di

inplementasikandi suatu perusahaan. Dalam hal ini manajemen suatu perusahaan

terutama manajemen puncak harus mampu membuat suatu strategi yang dapat

menguatkan tujuan perusahaan.

2.8 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menurut Azuar ( 199 : 2013), merupakan penjelasan

ilmiah mengenai proposal antar konsep antar kostruk atau pertautan hubungan

antar variable penelitian pertautan atau hubungun antar variabel, kerangka

konseptual ini penting dikemukakan sebagai landasan untuk merumuskan

hipotesis dengan kata lain, Hipotesis hanya boleh di kemukakan apabila terdapat

penjelasan ilmiah mengenai pertauatan atau hubungan antar variabel yang di teliti.

Kerangka konseptual Usaha Kerajinan Batu Bata Kembar dapat digambarkan

(23)

37

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual

Sumber: Diolah oleh peneliti IFAS

Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Batu

Bata Kembar Usaha Batu Bata Kembar

Lingkungan Usaha

EFAS

DIAGRAM SWOT

Gambar

Gambar 2.1 Model Manajemen Strategi
Gambar 2.2 Model Lima pesaing baru
Gambar 2.3 Analisis SWOT
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Menganalisis variasi menu makanan dengan tingkat kepuasan

Contoh dari integrasi written curriculum dan hidden curriculum yang biasa terjadi di kelas IV, V, dan kelas VI yaitu, pada saat guru menjelaskan pembelajaran mengenai

Dalam hal ini, Hallyu Wave juga memberikan pengaruh penting terhadap pertumbuhan ekonomi Korea Selatan dari tahun 1990 sampai pada saat ini, hal ini merupakan hal yang

Cikal bakal Sistem Jaminan Sosial (SJS) atau di Jerman dikenal sebagai Kesejahteraan Sosial (social welfare) dan jaminan sosial (social security) yang dimulai

pelajaran yang diampu.  Menentukan kegiatan pembelajaran yang kondusif berdasarkan hasil identifikasi kemampuan awal dan kesulitan belajar peserta didik. 1.4 Mengidentifikasi

13.3 Menampilkan sikap apresiatif terhadap simbol yang terkandung dalam karya seni tari Nusantara daerah

[r]

English Department, Faculty of Education and Teacher Training of Muhammadiyah University Surabaya.. The first Advisor is Armeria Wijaya