• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Pendidikan Menengah Kejuruan Dikaitkan Dengan Potensi Wilayah Kawasan Utara Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perencanaan Pendidikan Menengah Kejuruan Dikaitkan Dengan Potensi Wilayah Kawasan Utara Kota Medan"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIKAITKAN DENGAN POTENSI WILAYAH

KAWASAN UTARA KOTA MEDAN

TESIS

Oleh

MUJUR SAHATA EDI SUANDI MATONDANG 077003045/PWD

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERENCANAAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIKAITKAN DENGAN POTENSI WILAYAH

KAWASAN UTARA KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magíster Sains dalam Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan

Konsentrasi Perencanaan Pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

MUJUR SAHATA EDI SUANDI MATONDANG 077003045/PWD

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PERENCANAAN PEDIDIKAN MENENGAH

KEJURUAN DIKAITKAN DENGAN POTENSI

WILAYAH KAWASAN UTARA KOTA MEDAN Nama Mahasiswa : Mujur Sahata Edi Suandi Matondang

Nomor Pokok : 077003045

Program Studi : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Konsentrasi : Perencanaan Pendidikan

Menyetujui Komisi Pembimbing :

(Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE.) Ketua

(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec) (Drs. Rujiman, MA.) Anggota Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Bachtiar Hassan Miraza) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal 07 September 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE Anggota : 1. Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec

2. Drs. Rujiman, MA

(5)

PERNYATAAN

PERENCANAAN PEDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIKAITKAN DENGAN POTENSI WILAYAH

KAWASAN UTARA KOTA MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

(6)

ABSTRAK

Mujur Sahata Edi Suandi Matondang. NIM. 077003045. “Perencanaan Pendidikan Menengah Kejuruan Dikaitkan Dengan Potensi Wilayah Kawasan Utara Kota Medan”, di bawah bimbingan Prof. . Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE., Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec., dan Drs. Rujiman, MA.

Kawasan utara kota Medan secara geografis meliputi empat kecamatan, yaitu : Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawan. Potensi wilayan yang paling utama adalah industri dimana terdapat 83 atau 44,86 % dan serapan tenaga kerja mencapai 29.160 orang atau 74,65 % dari total perusahaan besar dan menengah di kota Medan.

Penelitian ini dimaksudkan sebagai salah satu kajian pengembangan pendidikan menengah kejuruan di kawasan utara kota Medan. Penelitian dimaksud untuk memanfaatkan potensi wilayah industri , sebagai modal perencanaan dan penyediaan fasilitas pendidikan menengah khususnya pendidikan menengah kejuruan.

Pada penelitian ini ada tiga kelompok populasi dan sampel . Kelompok pertama dari dunia industri tentang persepsi mereka terhadap lulusan SMK teknologi dan kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi pada industri di kawasan utara kota Medan. Hal ini dimaksudkan karena mereka adalah stakeholder dari lulusan SMK itu sendiri.Hasilnya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi pihak industri di kawasan utara Kota Medan tentang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dengan kesempatan kerja di dunia industri, dengan indeks korelasi Spearman rs = 0,766 pada taraf signifikansi 0,01. Kelompok kedua yaitu siswa SMP di kawasan utara kota Medan. Hal ini dimaksudkan karena mereka adalah calon pengguna pelayanan pendidikan menengah kejuruan. Hasilnya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa SMP di kawasan utara Kota Medan tentang SMK dengan minat pada SMK teknologi dan rekayasa dengan indeks korelasi Spearman rs = 0,629 pada taraf signifikansi 0,01. Kelompok ketiga adalah siswa SMK Teknologi di Kawasan Utara Kota Medan, untuk menjaring kualitas pelayanan SMK teknologi yang ada di kawasan utara kota Medan. Hasilnya adalah bahwa kualitas pelayanan pendidikan kejuruan yang mereka peroleh masih kurang. Berdasarkan analisa tingkat kecenderungan terdapat 48,9 % responden yang menyatakan pelayanan masih dalam kategori kurang, dan 44,4 % dalam kategori sedang.

Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa kebutuhan tenaga kerja industri di kawasan utara kota Medan kompetensi tenaga kerja yang paling dibutuhkan oleh kompetensi keahlian Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Program Keahlian Teknik listrik dengan kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri, dan Program Keahlian Teknik Pendingin dan Tata udara

(7)

ABSTRACT

Mujur Sahata Edi Suandi Matondang Sahata. NIM. 077,003,045. "Vocational Secondary Education Planning associated with the North Region Area Potency of Medan", under the guidance of Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE., Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec., and Drs. Rujiman, MA.

The northern city of Medan is geographically covers four districts, namely: Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan and Medan Belawan. Potential areas are the main industries where there are 83 or 44.86%, and labor absorption reaching 29,160 people or 74.65% of the total large and medium-sized companies in the city of Medan. This potential should be exploited with the labor supply from the northern .

This study is intended as a study of secondary vocational education development in the northern city of Medan. Research intended to utilize the potential of industrial areas, as the capital facilities planning and provision of secondary education, especially secondary vocational education.

In this study there are three groups of population and sample. The first group of the industry about their perceptions of graduates of vocational and technology graduates of vocational opportunities in the technology industry in the northern city of Medan. This is because they are stakeholders of vocational graduates were. The result is a positive relationship exists between perception and significant industry in the northern city of Medan on Vocational High School graduates with employment opportunities in the industrial world, with a Spearman correlation index rs = 0.766 at stage 0.01. The second group of junior high students in the northern city of Medan. This is because they are potential users of vocational secondary education services. The result is a positive relationship between perception and significant junior high school students in northern city of Medan on Vocational High School with a vocational interest in technology and engineering with a Spearman correlation index rs = 0.629 at 0.01 significance level. The third group is students Vocational Technology in the North Region of Medan, to capture the quality of vocational services technology in the area north of the city of Medan. The result is that the quality of vocational education services they receive are still lacking. Based on the trend analysis are 48.9% of respondents said the service is still in the category less, and 44.4% in the category

In this study also found that the needs of industrial workers in the northern city of Medan competence of the workforce skills needed by competent Maintenance Mechanic Industrial Engineering, Electrical Engineering Study Program with competency skills Industrial Automation Engineering, and, Refrigerattion and Air Conditioning

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nyalah penulis telah selesai melaksanakan penelitian yang berjudul “Perencanaan Pendidikan Menengah Kejuruan Dikaitkan Dengan Potensi Wilayah Kawasan Utara Kota Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut memberikan bantuan dan dukungan, baik sewaktu penulis mengikuti proses perkuliahan maupun pada saat penulis melakukan penelitian. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. MSc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Bachtiar Hassan Miraza, selaku Ketua Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD).

3. Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirozujilam selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan serta arahan dalam penelitian ini.

4. Bapak Wahyu Ario Pratomo selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan serta arahan dalam penulisan penelitian ini

5. Bapak Drs. Rujiman, MA. selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan serta arahan dalam penulisan tesis ini.

6. Bapak Prof. Aldwin Surya, SE,MPd, PhD., Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS., yang bersedia menjadi dosen penguji serta telah memberikan masukan dan arahan yang bermanfaat dalam penulisan tesis ini.

(9)

8. Menteri Pendidikan Nasional yang telah memberikan dukungan pembiayaan melalui Program Beasiswa Unggulan berdasarkan DIPA Sekretariat Jenderal DEPDIKNAS Tahun Anggaran 2007 sampai dengan 2009.

9. Bapak Ir. H. Ponijan Asri, MM., selaku Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang memberikan ijin penulis mengikuti Program Beasiswa Unggulan Depdiknas.

10.Samuel Marpaung, staf pemasaran PT. Kawasan Industri Medan yang telah banyak membantu penulis di dalam melaksanakan penelitian.

11.Teristimewa buat istri dan anakku ’Dameria Sitorus dan Yoel Matondang’ dimana selama penulis mengerjakan tesis ini berkurang perhatian yang harus mereka terima, namun tetap setia mendampingi dan mendukung dalam penyelesaian tesis ini.

12.Orangtua penulis st.AP. Matondang / N. Br. Pakpahan dan Mertua penulis st.Ir. RD. Sitorus/R. Br. Sinaga beserta seluruh keluarga yang terus mendukung selama penulis menyelesaikan pendidikan.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih kurang sempurna oleh karena itu penulis berkenan menerima kritik dan saran demi perbaikan. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, September 2009 Penulis

(10)

RIWAYAT HIDUP

Mujur Sahata Edi Suandi Matondang, lahir di Barus Tapanuli Tengah 31 Januari 1975. Putra kedua dari pasangan St.AP. Matondang dan N. Br. Pakpahan. Pendidikan yang ditempuh : Tahun 1984 Sekolah Dasar Negeri 066660 Medan Deli tamat tahun 1990, melanjut ke SMP Negeri 23 Medan Labuhan tamat tahun 1990, melanjut ke STM Negeri 3 Medan tamat tahun 1993. Tahun 1995 diterima di Fakultas Pendidikan dan Teknologi Kejuruan (FPTK) IKIP Medan dan menyelesaikan studi pada tahun 2000 pada Fakultas Teknik ( FT ) Universitas Negeri Medan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin. Kemudian pada tahun 2007 penulis masuk ke Sekolah Pascasarjana pada Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Konsentrasi Perencanaan Pendidikan melalui program beasiswa unggulan Depdiknas.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ………..………... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 11

1.3. Tujuan Penelitian... 12

1.4. Manfaat Penelitian... 12

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ……… ... 14

2.1. Pengembangan Wilayah Melalui Pendidikan ... . 14

2.2. Perencanaan Pendidikan …………... 17

2.3. Pendidikan Menengah Kejuruan……… .... 19

2.4. Beberapa Pendekatan dalam Pendidikan Menengah Kejuruan………...………... 22

2.5. Persepsi ... 24

2.6 Minat ... 26

2.7 Kesempatan Kerja ... 28

2.8 Penelitian Sebelumnya ... 30

2.9 Kerangka Berpikir... 33

2.10 Hipotesis Penelitian... 35

BAB. III : METODE PENELITIAN ……… ... 36

3.1. Tempat dan waktu Penelitian... ... 36

3.2. Rancangan Penelitian... ... 36

3.2.1 Metode……….. ... 36

3.2.2. Populasi……….. ... . 36

3.2.3 Sampel ... 38

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data... 40

3.3. Uji Coba Instrumen ... 41

3.4. Teknik Analisis Data... 42

(12)

3.6. Variabel Operasional... 46

BAB. IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1. Gambaran Umum Kota Medan ... 47

4.2. Gambaran Umum Kawasan Utara Kota Medan... 49

4.3. Potensi Wilayah Kawasan Utara Kota Medan ... 51

4.4. Pendidikan dan Ketenagakerjaan ... 53

4.5. Pendidikan Menengah di Kawasan Utara Kota Medan . 56 4.6. Pendidikan Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan... 58

4.7. Profil Responden ... 61

4.8. Persepsi Dunia Industri di Kawasan Utara Kota Medan Tentang Sekolah Menengah kejuruan dan Kesempatan Kerja... 63

4.8.1. Persepsi Dunia Industri terhadap Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa ... 64

4.8.2. Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa ... 65

4.8.3. Hubungan antara persepsi dunia industri dengan kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi ... 66

4.9. Persepsi dan Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan Tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa ... 68

4.9.1. Persepsi siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa ... 68

4.9.2. Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan pada Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa ... 69

4.9.3. Hubungan antara persepsi siswa SMP dan minat pada SMK Teknologi dan Rekayasa di kawasan utara Kota Medan ... 71

4.10. Persepsi siswa Sekolah Menengah Kejuruan tentang pendidikan menengah kejuruan bidang keahlian Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan ... 72

4.11. Faktor-Faktor Pendukung Perencanaan Pendidikan Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan ... 74

4.11.1. Dokumen perencanaan pendidikan Kota Medan .. 74

4.11.2. Potensi industri di kawasan utara Kota Medan ... 80

(13)

4.11.4.Peta relevansi bidang keahlian/program keahlian SMK teknologi dan rekayasa dengan kebutuhan tenaga kerja industri di kawasan utara Kota

Medan... 85

4.11.5.Standar kompetensi pada kompetensi keahlian teknik pemeliharaan mekanik industri, teknik pendingin dan tata udara, teknik otomasi industri... ... 90

4.11.6.Keterkaitan Hasil Penelitian... 91

BAB. V : KESIMPULAN DAN SARAN... 102

5.1. Kesimpulan ... 102

5.2. Saran... 103

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 6

2.1 Program Dan Bidang Keahlian SMK Sesuai Dengan Jenis Lapangan Usaha ... 22

3.1 Populasi Siswa kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan ... 37

3.2 Sampel Kepala Bagian HRD... 38

3.3 Jumlah Sampel Siswa SMP Kelas 9... 39

3.4 Proporsional Jumlah Sampel Siswa SMK ... 39

3.5 Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 41

3.6 Variabel Operasional... 45

4.1 PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku 2005-2007 ... 49

4.2 Potensi Wilayah Kawasan Utara Kota Medan ... 51

4.3 Banyaknya Perusahaan , Tenaga Kerja untuk Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Kota Medan Menurut Kecamatan ... 52

4.4 Banyaknya Perusahaan , Tenaga Kerja untuk Tenaga Kerja Industri Besar – Sedang di Kawasan Utara Kota Medan... 53

4.5 Jumlah Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Kota Medan... 55

4.6 Jumlah Sekolah Menengah di Kawasan Utara Kota Medan ... 55

4.7 Perbandingan Jumlah Sekolah Menengah dan Jumlah Penduduk Yang Dilayani di Kawasan Utara Kota Medan... 57

(15)

4.9 Sebaran SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota

Medan... 59 4.10 Jumlah SMP/MTs dan Siswanya di Kawasan Utara Kota

Medan... 60 4.11 Profil Dunia Industri dimana HRD Industri sebagai

Responden penelitian ... 61 4.12 Profil Responden Siswa Kelas Tiga SMP di Kawasan Utara

Kota Medan ... 62 4.13 Profil Responden siswa SMK teknologi di kawasan utara Kota

Medan... 63 4.14 Statistic Deskriptif Data Persepsi Dunia Industri di Kawasan

Utara Kota Medan tentang lulusan SMK Teknologi ... 64 4.15 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Dunia Industri di

Kawasan Utara Kota Medan tentang lulusan SMK Teknologi ... 65 4.16 Statistic Deskriptif Data Kesempatan Kerja lulusan SMK

Teknologi Industri di Kawasan Utara Kota Medan ... 65 4.17 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Kesempatan Kerja

Lulusan SMK Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota

Medan... 66 4.18 Uji Korelasi Persepsi Dunia Industri tentang Lulusan SMK

Teknologi dengan Kesempatan Kerja Lulusan SMK

Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan... 67 4.19 Statistic Deskriptif Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara

Kota Medan tentang SMK Teknologi dan rekayasa ... 68 4.20 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Siswa SMP di

Kawasan Utara Kota Medan terhadap SMK Teknologi

Rekayasa ... 69 4.21 Statistic Deskriptif Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota

(16)

4.22 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan terhadap SMK Teknologi

Rekayasa ... 70 4.23 Uji Korelasi Persepsi siswa dengan Minat Siswa SMP di

Kawasan Utara Kota Medan tentang SMK Teknologi dan

Rekayasa ... 71 4.24 Descriptive Statistics Persepsi Siswa SMK Teknologi dan

Rekayasa tentang Pendidikan Menengah Kejuruan di

Kawasan Utara Kota Medan ... 73 4.25 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Siswa tentang

pendidikan menengah kejuruan bidang keahlian Teknologi

Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan... 74 4.26 Jumlah Angkatan Kerja yang Terserap di Kawasan Utara Kota

Medan ... 82 4.27 Peta Relevansi Program Keahlian SMK Teknologi dan

Rekayasa dengan Kebutuhan Tenaga Kerja Industri di

Kawasan Utara Kota Medan ... 86 4.28 Profil Bidang Keahlian SMK Teknologi Rekayasa di SMK

(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Kuesioner Persepsi Industri di Kawasan Utara Kota Medan Tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa dan Kuesioner

Kesempatan Kerja ... 109

2 Kuesioner Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan

Tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa... 111

3 Kuesioner Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan Tentang

Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa dan... 112

4 Kuesioner Persepsi Siswa SMK Tentang Pendidikan Menengah

Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan ... 113

5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Persepsi Dunia Industri di

Kawasan Utara Kota tentang Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa. ... 117

6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kesempatan Kerja Lulusan

SMK Teknologi dan Rekayasa... 118

7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Persepsi Siswa SMP di

Kawasan Utara Kota pada SMK Teknologi dan Rekayasa... 119

8 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Minat Siswa SMP di

Kawasan Utara Kota Pada SMK Teknologi dan Rekayasa ... 120

9 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Persepsi Siswa SMK Terhadap Pendidikan Menengah Kejuruan Kawasan Utara Kota

Medan ... 121

10 Data Kuesioner Persepsi Dunia Industri Tentang Lulusan SMK

Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan... 122

11 Tabel Frekuensi Data Persepsi Dunia Industri Tentang Lulusan SMK

Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan... 123

12 Identifikasi Tingkat Kecenderungan variabel Persepsi Dunia Industri

Tentang Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa... 124

13 Data Kuesioner Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan

(19)

14 Tabel Frekuensi Data Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan

Rekayasa ... 126 15 Identifikasi Tingkat Kecenderungan variabel Kesempatan Kerja

Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa ... 127

16 Uji hipotesis Hubungan Antara Persepsi Dunia Industri dan

Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa ... 128

17 Data Kuesioner Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan

Tentang SMK teknologi dan Rekayasa ... 129

18 Tabel Frekuensi data Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota

Medan Tentang SMK teknologi dan Rekayasa... 131

19 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Siswa SMP di Kawasan

Utara Kota Medan Tentang SMK teknologi dan Rekayasa ... 132

20 Data Kuesioner Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan

Pada SMK Teknologi dan Rekayasa ... 133

21 Tabel Frekuensi Data Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota

Medan Pada SMK Teknologi dan Rekayasa... 135

22 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Minat Siswa SMP di Kawasan

Utara Kota Medan pada SMK Teknologi dan Rekayasa ... 136

23 Uji Hipotesis Hubungan Antara Persepsi dan Minat Siswa SMP Pada

SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan ... 137

24 Data Kuesioner Persepsi Siswa SMK Terhadap Pendidikan Menengah

Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan ... 138

25 Tabel Frekuensi Persepsi Siswa SMK Terhadap Pendidikan

Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan ... 139

26 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Siswa SMK Terhadap

Pendidikan Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan... 140

27 Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan... 141

28 Peta Relevansi Program Keahlian SMK Teknologi dan Rekayasa Dengan Kebutuhan Tenaga Kerja Dunia Industri di Kawasan Utara

Kota Medan... 143

29 Standar Kompetensi keahlian teknik pemeliharaan mekanik

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

(21)

Peran strategis sumberdaya manusia ini perlu dipersiapkan yaitu dengan memberikan pendidikan. Pendidikan dimaksudkan untuk membekali sumberdaya manusia itu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar mampu memanfaatkan dan mengembangkan IPTEK bagi pengelolaan pembangunan yang bertujuan mewujudkan cita-cita masyarakat adil makmur. Karenanya pendidikan merupakan kunci sukses pembangunan suatu wilayah atau negara. Pendidikan yang baik akan menghasilkan Sumberdaya manusia yang berkualitas. Oleh karenanya sangat penting mempersiapkan pendidikan melalui suatu perencanaan pendidikan.

(22)

berkembang optimal dan menciptakan individu yang berkualitas dan menjadi agen pembangunan bangsa Indonesia.

Agar pendidikan tersebut berkualitas dan berdampak bagi suatu pengembangan wilayah maka perlu dilakukan perencanaan pendidikan yang melibatkan kegiatan multidisipliner yang memperhatikan masalah-masalah demografi, ekonomi, keuangan, pemerintah, pedagogi, statistic persekolahan, lingkungan, social budaya dan aspek lainnya yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perencanaan pendidikan (Enoch, 1992). Artinya bahwa perencanaan pendidikan dilakukan secara komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai aspek sehingga pendidikan itu dapat berfungsi dengan baik menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas secara menyeluruh. Menyeluruh dalam pengertian semua warga negara mendapatkan kesempatan untuk belajar sehingga masing-masing memiliki kemampuan untuk mendukung pembangunan suatu wilayah ataupun negara. Karenanya suatu wilayah dalam proses pembangunannya sangat ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas.

(23)

pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

(24)

seterusnya, diikuti dengan penyiapan sumberdaya manusia. Sebagian sumberdaya yang dimaksud disiapkan melalui pendidikan kejuruan (Djojonegoro, 1999).

Saat ini pertanian tidak dapat lagi dipertahankan sebagai tumpuan utama pembangunan karena semakin sempitnya lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi pemukiman dan kawasan industri sebagai bagian dari pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses transisi dari tingkat ekonomi tertentu yang bercorak sederhana menuju tingkat ekonomi maju. Tingkat ekonomi tersebut yaitu primer yaitu sektor pertanian, sekunder sektor industri manufaktur, konstruksi dan tingkat paling tinggi yaitu tertier yaitu sektor jasa. Transisi ini akan diikuti oleh peningkatan kebutuhan tenaga kerja sektor sekunder dan tertier. Agar dapat masuk dalam sektor formal tenaga kerja itu harus dipersiapkan dengan pendidikan dan keterampilan (Miraza, 2008).

(25)

Tabel 1.1. Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Belum ditempatkan pada tahun 2006

Terdaftar Tahun 2007

Ditempatkan pada tahun 2007

SD 0 882 25

SMP 3.231 1.196 138

SLTA 51.982 11.411 5.712

Sarjana 1.216 9.397 392

Sumber BPS Kota Medan : Medan Dalam Angka 2008

(26)

memecahkan masalah, keahlian – keahlian spesifik dari jenis pekerjaan yang berguna bagi perekonomian produktif dan memberikan kontribusi bagi anggota masyarakat. Artinya jika dikembangkan dan dilaksanakan dengan baik maka akan dihasilkan lulusan yang akan mendorong perbaikan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dengan karakteristik struktur ekonomi Kota Medan sebagai kota perdagangan, industri dan jasa maka tidak berlebihan jika pendidikan menengah di Kota Medan juga diarahkan bagi pengembangan SMK baik secara kualitas, maupun kuantitas. Secara khusus kawasan utara Kota Medan yang meliputi empat Kecamatan, yaitu : Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan dimana sentra Industri Kota Medan berada di kawasan ini terutama Medan Deli , Medan Labuhan dengan Kawasan Industri Medan (KIM) dan Medan Belawan dengan dukungan pelabuhan laut. Berdasarkan data SMK yang ada di Kawasan Utara Kota Medan ini hanya ada empat SMK swasta yang berbasis Teknologi dan Rekayasa yang cocok untuk kebutuhan tenaga kerja industri, ada satu SMK Negeri di Medan Labuhan namun merupakan SMK Perikanan. Untuk potensi kelautan hal ini memang sudah memadai, akan tetapi dengan potensi industri yang dimiliki kawasan ini maka perlu adanya SMK Teknologi Industri yang dikelola oleh negeri.

(27)

melaksanakannya. Karena pendidikan kejuruan memiliki kekhasan dalam pembelajaran yang membutuhkan Laboratorium atau Workshop yang lengkap sebagai tempat mengasah keterampilan psikomotorik siswanya.

Secara keseluruhan Kota Medan memang telah ada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa akan tetapi keberadaannya cenderung berada di pusat kota, sehingga para pelajar dari kawasan utara kota Medan jika hendak menikmati pendidikan menengah kejuruan yang dikelola oleh negeri harus menempuh jarak kurang lebih antara 10 – 25 km ke pusat kota. Jika ditinjau dari kelayakan beberapa dari SMK yang berada di pusat kota tersebut berdasarkan lokasi pendidikan sudah semakin tidak layak karena semakin sempitnya lokasi yang ada.

(28)

Sekolah Menengah Umum dan inilah salah satu karakteristik Pendidikan Kejuruan (Djojonegoro,1999: 37) di mana investasi dan operasional lebih besar daripada pendidikan umum.

Mengingat hal inilah sebenarnya terjadi polemik antara kualitas dan fasilitas Sekolah Menengah Kejuruan. Agar dapat menghasilkan kualitas yang baik dengan ukuran kompetensi siswa, maka fasilitas pendidikan menengah kejuruan itu harus lengkap dan mampu mengikuti perkembangan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Du/Di). Sehingga bukan sebuah intrepretasi yang kurang bagi Sekolah Menengah Kejuruan yang dikelola oleh masyarakat (swasta) banyak yang kewalahan jika sudah diperhadapkan kepada kemampuan atau kompetensi lulusan yang dihasilkan.

Dunia industri sendiri selaku pengguna jasa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan selalu menginginkan tenaga kerja yang terampil dan sesuai dengan dunia kerja menurut Gunadi Sinduwinata (www.edubenchmark.com). Tenaga kerja yang terampil harus melalui pendidikan dan pelatihan yang bermutu, yang adaptif dengan perkembangan kemajuan teknologi yang digunakan di dunia industri. Tentunya lulusan SMK yang diterima bekerja di industri. Pendidikan dan pelatihan yang diterima merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi suatu negara yang lebih cepat ( Sumarsono, 2003).

(29)

(Sanjaya , 2008). Untuk menyediakan sarana yang lengkap pada Sekolah Menengah Kejuruan perlu dana yang tidak sedikit karena sarana dan prasarana akan meliputi tiga aspek yaitu , ruang pembelajaran umum, ruang penunjang, ruang pembelajaran khusus (PP.No.48 Tahun 2008). Masing –masing ruang ini harus diisi dengan fasilitas sesuai standar , dan terutama ruang pembelajaran khusus harus diisi dengan fasilitas praktikum yang sesuai dengan Bidang Keahliannya.

Pada fasilitas praktikum inilah banyak sekali kendala yang dihadapi oleh pihak pengelola swasta, terutama pendidikan kejuruan kelompok keahlian Teknologi Rekayasa dimana mereka harus adaptif dengan peralatan yang sesuai dengan teknologi yang berkembang di dunia Industri Rekayasa dan ini bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, perlu perencanaan yang menjembatani dunia pendidikan kejuruan dengan dunia usaha dan industri sebagai stakeholder. Sekolah Menengah Kejuruan yang dikelola pemerintah sekalipun belum dapat dikatakan seluruhnya mampu adaptif dengan dunia usaha dan dunia industri. Akan tetapi dengan asumsi bahwa pemerintah akan bertanggungjawab dengan mutu pendidikan maka tentunya hal tersebut akan diupayakan.

(30)

memfokuskan kepada analisis pendidikan menengah kejuruan dengan demand and supply analisis dimana akan melihat sisi pihak industri sebagai pengguna jasa

lulusan Sekolah Menengah Kejuruan, siswa SMK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa sebagai pelanggan jasa pendidikan menengah kejuruan dan calon siswa yaitu siswa SMP yang akan masuk kedalam lingkup pendidikan kejuruan tersebut dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang menjadi potensi dan pertimbangan pengembangan wilayah kota Medan khususnya kawasan utara Kota Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan beberapa masalah , yaitu :

a. Bagaimanakah hubungan antara persepsi dunia industri di kawasan utara kota Medan tentang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa dengan kesempatan kerja di dunia industri

b. Bagaimanakah hubungan persepsi siswa SMP di kawasan utara kota Medan tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa dengan minat pada Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa

c. Bagaimanakah persepsi siswa Sekolah Menengah Kejuruan tentang pendidikan menengah kejuruan bidang keahlian Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan

(31)

1.3. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi dunia industri di kawasan utara kota Medan tentang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa dengan kesempatan kerja di dunia industri

b. Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa SMP di kawasan utara kota Medan tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa dengan minat pada Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa.

c. Untuk mengetahui tingkat kecenderungan persepsi siswa SMK sebagai masyarakat pelanggan dari pendidikan menengah kejuruan khususnya bidang keahlian Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan

d. Untuk mengidentifikasi faktor – faktor apa saja yang mendukung perencanaan Pendidikan Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Dapat dipakai sebagai acuan dalam pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan sebagai pendidikan yang dimaksudkan menjawab tantangan kebutuhan dunia kerja dan sebagai pendidikan yang lebih aplikatif.

(32)

c. Mendukung program Depdiknas dan sumbangsih pemikiran bagi Pemko Medan dalam mengembangkan pendidikan menengah kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan

d. Sebagai bahan referensi bagi pihak industri dan dunia usaha tentang pendidikan menengah kejuruan untuk rekrutmen tenaga kerja.

(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengembangan Wilayah Melalui Pendidikan

Pengembangan wilayah memiliki tiga pilar utama yang mendukungnya yaitu :sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan teknologi. Tiga pilar ini saling mendukung dan mempunyai peran masing-masing. Sumber daya manusia mempunyai posisi sentral sebagai pengelola sumberdaya alam dengan pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang baik. Suatu wilayah yang mempunyai sumberdaya alam yang melimpah dan sumberdaya manusia yang mampu memanfaatkan dan mengembangkan teknologi, akan lebih cepat berkembang daripada wilayah lain yang tidak cukup sumberdaya manusianya yang unggul (Nachrowi, 2001).

(34)

Pasal 1 (1) UUSPN No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Artinya bahwa pendidikan itu ingin menghasilkan lulusan yang nantinya akan menjadi salah satu modal pembangunan sebagai agen perubahan yang akan masuk kedalam proses pembangunan melalui mekanisme produksi. Todaro dalam Sirojuzilam (2008) menyatakan bahwa pendidikan merupakan komponen penting dan vital terhadap pembangunan terutama meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merupakan input bagi total produksi .

Jelaslah bahwa pendidikan merupakan indikator pengembangan suatu wilayah. Dimana indikator tersebut dapat dijabarkan menjadi acuan pengembangan pendidikan di suatu wilayah yang meliputi perencanan pendidikan dengan melibatkan multidisiplin ilmu. Perhatian akan peningkatan kualitas pendidikan di suatu wilayah dengan memperhatikan sarana dan prasarana, kualitas proses pembelajaran dengan mengembangkan potensi lokal (potensi wilayah) yang ada. Sehingga pendidikan akan menghasilkan lulusan yang menjadi tenaga kerja yang berkualitas dan siap diserap oleh dunia kerja.

(35)

Q = f (K,L,E,T). (Nachrowi, 2001)

Q = output ; K = modal ; L = tenaga kerja ; E = sumberdaya ; T = teknologi Artinya masing-masing faktor mempengaruhi hasil pembangunan secara linier. Besaran hasil sangat ditentukan dari kualitas dan kuantitas semua faktor. Dalam hal ini tenaga kerja menjadi salah satu faktor pembangunan, sehingga penyiapan tenaga kerja yang berkualitas dengan cara pendidikan yang berkualitas. Pada umumnya jenis dan tingkat pendidikan mempengaruhi dan dianggap mewakili kualitas tenaga kerja (Sumarsono, 2003).

(36)

2.2. Perencanaan Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses sosialisasi bagi seseorang untuk memperolah kemampuan fisik, moral dan sosial yang dituntut daripadanya oleh kelompok tempat ia dilahirkan dan harus berfungsi. Jika ingin merubah kualitas kehidupan suatu bangsa maka pendidikan adalah kunci dasar dari segalanya. Tidak ada yang dapat berubah,

Proses pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan. Disana terjadi proses membuat peserta didik dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak mampu menjadi mampu.

Proses itu harus terarah, sistematis dan berkesinambungan. Oleh karenanya pendidikan yang berkualitas harus melalui serangkaian perencanaan yang yang berkesinambungan dan adaptif karena perubahan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terus berkembang diikuti dengan banyaknya tantangan permasalahan yang ditimbulkan oleh peran sosial , ekonomi, bahkan politik.

(37)

Arsyad (1999) perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumberdaya untuk mencapai tujuan tertentu pada masa yang akan datang. Friedman dalam Glasson (1974) menyatakan bahwa perencanaan adalah cara berfikir mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi, untuk menghasilkan sesuatu dimasa depan. Sasaran yang dituju adalah keinginan kolektif dan mengusahakan keterpaduan dalam kebijakan dan program.

Pendidikan itu sendiri telah diamanatkan melalui pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu untuk mencedaskan kehidupan bangsa. Melalui Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD RI tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

(38)

perkembangan zaman serta serta tantangan kehidupan yang semakin kompetitif. Perencanaan pendidikan itu sendiri tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan sektor lain , artinya secara komprehensip pendidikan direncanakan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu dan berbagai macam aspek baik pemerintah, masyarakat atau stakeholder lain misalnya dunia usaha dan dunia industri. Peran masing-masing dapat secara langsung ataupun tidak.

2.3. Pendidikan Menengah Kejuruan

(39)

Pendidikan menengah kejuruan menurut UU Sistem Pendidikan Nasional yaitu ”pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu” (Penjelasan Pasal 15 UUSPN 20 Thn 2003). Bahkan diawal penerapan UUSPN No.2 Tahun 1989 terdapat perdebatan tentang pendidikan menengah, dimana pendidikan kejuruan dianggap sebagai pendidikan spesialisasi yang menyiapkan lulusan untuk memasuki lapangan kerja (Djojonegoro, 1999). Penekanan pada penyiapan lulusan untuk dapat bekerja mempunyai makna keahlian khusus yang lebih spesifik dibandingkan pendidikan menengah umum. Peserta didik dibekali keterampilan yang sifatnya aplikatif dengan berbagai jenis pekerjaan yang ada di dunia usaha atau industri, atau bahkan kesempatan berwirausaha dengan keterampilannya itu.

Pendidikan menengah kejuruan berdasarkan Sistem Pendidikan Nasional mempunyai khusus, yaitu sebagai berikut :

a. menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif , mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnnya

(40)

c. membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan , teknologi , dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi

d. membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Berdasarkan tujuan khusus tersebut lebih jelas dinyatakan bahwa lulusan SMK dipersiapkan sebagai tenaga kerja tingkat menengah di dunia usaha dan dunia industri yang diperlengkapi dengan kompetensi yang harus dimiliki sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya. Sikap mandiri, ulet , gigih , dan profesional memberikan kemampuan beradaptasi dan berkompetisi baik baik di lingkungan kerja ataupun dalam peluang berusaha sendiri layaknya wirausaha.

(41)
[image:41.595.118.514.162.500.2]

Tabel 2.1 Program dan Bidang Keahlian SMK Sesuai dengan Jenis Lapangan Usaha

No Jenis Lapangan Usaha Bidang Keahlian SMK

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak, Budidaya Ikan, Teknologi Hasil Pertanian

2 Industri Pengolahan Teknik Listrik, Teknik Informasi dan

komunikasi, Teknik Televisi, Radio dan Film, Teknik Elektronika, Teknik Pendingin dan Tata Udara, Teknik Mesin/Otomotif, Teknologi Pesawat Terbang, Teknik Perkapalan, Teknologi Tekstil, Instrumentasi Industri, Kimia

3 Listrik, Gas, Air Bersih, Bangunan Teknik Bangunan Gedung, Perabot , Teknik Survei dan Pemetaan

4 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan

Bisnis dan Manajemen

5 Perdagangan, Hotel dan Restoran Pariwisata

6 Pengangkutan dan Komunikasi Pelayaran , Telekomunikasi

7 Jasa – jasa Keperawatan, Analisis Kesehatan,

Kefarmasian, Tata Boga, Tata Kecantikan, Tata Busana, Pekerja Sosial, Seni Rupa, Kerajinan, Seni Musik , dan Grafika

Sumber : Dit PSMK Depdiknas 2008

2.4. Beberapa Pendekatan dalam Pendidikan Menengah Kejuruan

(42)

kesepahaman antara dunia usaha dan dunia industri yang dituangkan dalam Standar Nasional Pendidikan dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Sehingga setiap lulusan SMK harus mempunyai kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Untuk itulah peserta didik dipersiapkan menjadi lulusan dengan beberapa pendekatan, yaitu : akademik, kecakapan hidup (life skills), kompetensi, luas dan mendasar, produksi.

Pendekatan akademik memberikan arahan pembelajaran yang menyiapkan peserta didik dengan materi yang mengandung komponen tujuan , isi dan evaluasi yang dirancang utuh. Pendekatan kecapakan hidup didasari kesenjangan antara sekolah dan kehidupan nyata di masyarakat. Oleh karena itu agar peserta didik dapat mengenal baik dunianya dan dapat hidup wajar di masyarakat , perlu dibekali kecakapan hidup. Kecakapan hidup meliputi : kecakapan personal (personal skills), kecakapan sosial (social personal) , kecakapan akademik (academic skills) , dan kecakapan vokasional (vocational skills).

(43)

keahlian masing-masing. Uji kompetensi ini langsung diawasi oleh dunia usaha dan dunia industri yang relevan hingga sertifikasi bagi peserta uji yang kompeten untuk lulus.

2.5. Persepsi

Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsang yang diterima (Pareek, 1983; Milton, 1981). Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsang yang diterima dari lingkungannya. Proses persepsi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Penerimaan rangsang

Pada proses ini, individu menerima rangsangan dari berbagai sumber. Seseorang lebih senang memperhatikan salah satu sumber dibandingkan dengan sumber lainnya, apabila sumber tersebut mempunyai kedudukan yang lebih dekat atau lebih menarik baginya

2. Proses menyeleksi rangsang

Setelah rangsang diterima kemudian diseleksi disini akan terlibat proses perhatian. Stimulus itu diseleksi untuk kemudian diproses lebih lanjut.

3. Proses pengorganisasian

(44)

4. Proses penafsiran

Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima kemudian menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Setelah data tersebut dipersepsikan maka telah dapat dikatakan sudah terjadi persepsi. Karena persepsi pada pokonya memberikan arti kepada berbagai informasi yang diterima.

5. Proses pengecekan

Setelah data ditafsir si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah yang dilakukan benar atau salah. Penafsiran ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau sesuai dengan hasil proses selanjutnya.

6. Proses reaksi

Lingkungan persepsi itu belum sempurna menimbulkan tindakan-tindakan itu biasanya tersembunyi atau terbuka

Dalam kenyataannya, terhadap objek sama, individu dimungkinkan memiliki persepsi yang berbeda. Oleh karena itu, Milton (1981) mengemukakan adanya beberapa faktor yang berpengaruh dalam persepsi. Faktor tersebut meliputi objek yang dipersepsi, situasi, individu yang mempersepsi (perceiver), persepsi diri, dan pengamatan terhadap orang lain.

(45)

1. Perhatian.

Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita. 2. Kebutuhan

Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.

3. Kesediaan

Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu.

4. Sistem nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.

2.6. Minat

(46)

tidak terbatas pada benda-benda yang mempunyai wujud, bahkan lebih luas kepada bentuk – bentuk kegiatan, pekerjaan , pendidikan, dan perilaku sosial lainnya. Selanjutnya Kartono ( 1986 ) menyebutkan minat merupakan momen kecenderungan-kecenderungan yang terarah secara sungguh-sungguh kepada objek yang dianggap penting. Jika seseorang telah kesungguhan kepada suatu objek maka minat ini akan menuntun seseorang untuk memperhatikan lebih rinci dan mempunyai keinginan untuk ikut atau memiliki objek tersebut.

Secara tegas Walgito (1981) menyatakan ”bahwa minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu objek disertai dengan keinginan untuk mempelajari dan membuktikannya”. Dalam kaitannya dengan minat siswa SMP terhadap Sekolah Menengah Kejuruan berarti jika seorang siswa mempunyai minat terhadap Sekolah Menengah Kejuruan maka kemungkinan bahwa dia akan berusaha mencari tahu lebih dalam lagi tentang hal tersebut. Sehingga pada akhirnya dia akan membuktikannya dengan memilih SMK sebagai pendidikan lanjutannya. Memilih tanpa pernah ada rasa ketertarikan akan menghasilkan pilihan yang kurang tepat. Kemungkinan timbul permasalahan di belakang hari sangat dimungkinkan.

Hurlock (1990) menjelaskan juga bahwa minat mempunyai dua aspek yaitu : 1. Aspek kognitif, yaitu aspek yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang

(47)

2. Aspek afektif, yaitu konsep yang membangun aspek kognitif yang dinyatakan dalam sikap yang ditimbulkan minat.

Selanjutnya Hurlock berpendapat walaupun kedua aspek tersebut penting peranannya dalam menentukan apa yang akan dan yang tidak akan dikerjakan oleh seseorang, namun aspek afektiflah yang lebih besar peranannya. Karena aspek afektif mempunyai peran yang lebih besar dalam memotivasi dari pada aspek kognitif dan aspek afektif cenderung lebih tahan terhadap perubahan dibandingkan dengan aspek kognitif. Jadi dengan kata lain bahwa minat timbul didahului oleh pengetahuan dan informasi, kemudian disertai dengan rasa senang dan timbul perhatian terhadapnya serta ada hasrat dan keinginan untuk melakukannya.

Crow dalam Rohidin (2006) menyatakan minat yang terdiri aspek kognitif dan aspek afektif tersebut dapat berkurang dan bertambah. Pada dasarnya seseorang itu hanya memiliki minat sangat sedikit dari bawaannya. Seseorang yang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu aktivitas atau kegiatan tertentu baik itu yang berbentuk permainan ataupun pekerjaan maka ia akan berusaha keras untuk belajar dan aktif dalam aktivitas tersebut dibandingkan dengan orang yang mempunyai minat yang rendah terhadap aktivitas atau kegiatan.

2.7. Kesempatan Kerja

(48)

setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam atau akan melakukan pekerjaan , baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat . Setiap orang akan berusaha masuk ke dalam dunia kerja baik mandiri maupun sebagai karyawan. Persaingan akan terjadi didalam memperebutkan kesempatan kerja yang ada. Kesempatan kerja sendiri didefinisikan sebagai lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan pekerjaan yang masih lowong (Disnaker Jakarta, 2008). Dari pengertian tersebut maka semua orang masih mempunyai kesempatan untuk memasuki lapangan kerja walaupun sudah diisi, karena kemungkinan terjadi pergeseran karyawan di suatu perusahaan atau industri dapat terjadi kapan saja. Oleh karenanya kesempatan kerja tersebut kembali diperebutkan oleh calon tenaga kerja lain. Hanya saja ada persyaratan yang perlu dipenuhi dan mekanisme penerimaan tenaga kerja.

(49)

merupakan faktor produksi yang sangat mempengaruhi produktivitas dunia usaha dan dunia industri.

Berdasarkan hal tersebut hendaknya Sekolah Menengah Kejuruan dapat memainkan peran untuk memanfaatkan setiap kesempatan kerja yang ada. Bagaimanapun perekonomian negara kita terus akan dikembangkan dengan memacu sektor industri sebagai salah satu penopang dan ditinggalkannya sektor pertanian akibat semakin sempitnya ketersediaan lahan. Perluasan kesempatan kerja merupakan salah satu bagian dari prioritas RPJM Departemen perindustrian yang mengacu kepada prioritas pembangunan nasional. Dalam rumusan RPJM Departemen Peridustrian bahwa sasaran pertumbuhan industri per tahun sebesar 8,6 dengan penyerapan tenaga kerja baru sebanyak 500 ribu orang per tahun. Kiranya perencanaan tersebut sinergi dengan institusi pendidikan yang menghasilkan lulusan yang siap kerja dengan pendidikan kejuruan (vokasi).

2.8. Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian yang sebelunya yang dapat dijadikan referensi :

(50)

memberikan para pelajarnya karir yang lebih cepat dan mudah dibandingkan pelajar dari universitas

2. Endah, dkk (2008) : Konsep Pendidikan SMK Dalam Mengantisipasi Kebutuhan Pasar Kerja Untuk Mendukung Peningkatan Potensi Wilayah di Surabaya, menyatakan bahwa salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap ketidakterserapan lulusan SMK di pasar kerja adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja tamatan SMK, baik secara kuantitas

maupun kualitas dan banyak program keahlian dibuka belum berorientasi pada

kebutuhan pasar kerja.

3. Diane dan Robert (2006), yang melakukan penelitian pada wanita yang tersangkut masalah kriminal di Amerika Serikat. Sebanyak 12 % penghuni penjara pada tahun 2004 adalah wanita. Penyebabnya adalah masalah kesulitan ekonomi dan 60% diantaranya adalah pengangguran. Sebuah pelatihan kejuruan diberikan kepada mereka dibidang teknik plumbing ( pekerjaan yang berhubungan dengan pemasangan pipa air baik kamar mandi, kloset , bahkan perumahan). Suatu keahlian khusus dibidang instalasi pemipaan. Hasilnya adalah mereka mampu melakukannya dan mempunyai keahlian sehingga mereka siap memasuki lapangan kerja dengan upah yang layak. “Vocational training programs, such as plumbing maintenance, have the potential to prepare women

(51)

only learned how to ‘set toilet’ or install a faucet but also about life in general, you’ve helped my self-esteem.

4. Lee, dkk (2002): Changes of Economic Environment and Technical & Vocational Education in Korea menyatakan bahwa pendidikan kejuruan menunjukkan peranan yang sangat penting dalam memberdayakan masyarakat menghadapi perubahan perekonomian Korea.

(52)

2.9. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan bahwa salah satu pilar pengembangan wilayah adalah keberadaan Sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia akan bermanfaat apabila telah dipersiapkan melalui proses pendidikan. salah satu proses pendidikan yang dikenal di Indonesia adalah Pendidikan Menengah Kejuruan. Pendidikan menengah kejuruan diimplementasikan melalui Sekolah Menengah Kejuruan. Merujuk kepada Renstra Depdiknas yang akan memfokuskan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan hingga proyeksi 2025 dan melihat potensi wilayah Kota Medan sebagai salah satu Kota Industri dan Jasa maka peluang pengembangan SMK Bidang Keahlian Teknologi Rekayasa sangat dimungkinkan.

(53)

Melihat peluang ini maka perlu ada suatu kajian untuk mendukungnya dalam suatu perencanaan pendidikan kejuruan. Perencanaan pendidikan seperti diuraikan dalam tinjauan pustaka memang sangat komprehensif dan multidisipliner. Sehingga dalam tulisan ini perlu dibatasi dan aspek yang akan diuraikan persepsi industri sebagai pengguna jasa tenaga kerja lulusan SMK dan potensi calon siswa SMK yaitu siswa SMP terhadap minat melanjutkan pendidikan ke SMK. Selanjutnya kerangka berpikir tersebut dapat diuraikan dalam bagan seperti di bawah ini.

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Stakeholder( Industri) Persepsi tentang lulusan SMK

Kesempatan kerja lulusan SMK

SMK Teknologi

Pengembangan Wilayah Potensi Wilayah

Perencanaan Pendidikan Menengah Kejuruan

Calon Siswa : Persepsi tentang SMK Minat terhadap SMK

Siswa SMK :

Persepsi tentang Pendidikan Menengah Kejuruan

(54)

2.10. Hipotesis Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua populasi yang diteliti, sehingga hipótesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi dunia industri tentang lulusan SMK teknologi dan rekayasa dengan kesempatan kerja lulusan SMK teknologi dan rekayasa di kawasan utara Kota Medan

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 . Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kawasan Utara Kota Medan yang meliputi empat Kecamatan yaitu Medan Deli , Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan. Penelitian dilaksanakan bulan Maret – Juli 2009

3.2 . Rancangan Penelitian 3.2.1 . Metode

Metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Metode Korelasi dan Analisis Deskriptif 3.2.2 . Populasi

Menurut Sugiarto (2003), populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Pada penelitian ini populasi terdiri atas dua bagian.

(56)

kejuruan. Adapun jumlah industri besar dan sedang yang ada di Kawasan Utara Kota Medan sebanyak 185 perusahaan (BPS Medan : Medan Dalam Angka 2008) 2. Para siswa kelas 9 SMP yang ada di Kawasan Utara Kota Medan. Dari populasi

ini akan dijaring data dan informasi minat mereka masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan. Berdasarkan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Medan 2006 jumlah siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan sebanyak 23.776 orang. Dengan Asumsi bahwa mereka terdiri atas tiga tingkat , maka diambil populasi yaitu kelas 9 yang akan menamatkan sekolahnya. Sehingga jumlah populasi 1/3 x 23.776 = 7.925 orang

3. Para Siswa kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan. Populasi ini akan digunakan menjaring informasi tentang pendidikan menengah kejuruan khususnya bidang keahlian Teknologi Rekayasa di KawasanUtara Kota Medan. Adapun jumlah populasinya dapat dilihat tabel 3.1

Tabel 3.1 Populasi Siswa kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan

No Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas 3

1. SMK Swasta Harapan Mekar 206

2. SMK Swasta TI Budi Agung 105

3. SMK Swasta Bina Satria 65

4. SMK Swasta Bina Taruna 1 72

(57)

1 . 2 +

=

d N

N n

3.2.3 . Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang ditarik berdasarkan metode tertentu dan dianggap telah mewakili populasi.

1. Populasi pertama Kepala Bagian HRD Populasi dianggap homogen oleh karena itu menurut Arikunto (2002) sampel dapat diambil 10% – 15 % dari jumlah populasi jika lebih dari 100 .

Tabel 3.2. Sampel Kepala Bagian HRD Jumlah

No Populasi

Populasi Sampel Keterangan

1 Kepala Bagian HRD 185 20 Random Sampling

2. Populasi kedua Siswa SMP Kelas 9 di kawasan utara kota Medan, untuk menentukan jumlah ukuran sampel digunakan rumus Yamane (Sugiana, 2008) dengan alasan jika ukuran populasinya besar yang didapat dari proporsi populasi.

Dimana :

n = jumlah sampel N = ukuran populasi d = batas toleransi (10%)

(58)

1 1 , 0 . 7925

7925 2 +

=

n

n = 99 orang dibulatkan menjadi 100 orang

[image:58.595.112.512.290.393.2]

Sampel ditarik dengan aturan proporsional random sampling , sehingga distribusi sampel tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 3.3 :

Tabel 3.3. Jumlah Sampel Siswa SMP Kelas 9

No Kecamatan Jumlah

Siswa

Proporsi (%)

Jumlah Sampel

1. Medan Deli 2.004 25 25

2. Medan Marelan 1.960 25 25

3. Medan Labuhan 2.567 32 32

4. Medan Belawan 1.394 18 18

Total 7.925 100% 100

3. Untuk populasi sampel ketiga yang diambil sebanyak 45 orang atau 10% jumlah populasi (Arikunto, 2002) dengan proportional random sampling, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.4. Proporsional Jumlah Sampel Siswa SMK

No Nama Sekolah Jumlah Siswa

Kelas 3

Proporsi (%)

Jumlah Sampel

1. SMK Swasta Harapan Mekar 206 46 21

2. SMK Swasta TI Budi Agung 105 23 10

3. SMK Swasta Bina Satria 2 65 15 7

4. SMK Swasta Bina Taruna 1 72 16 7

[image:58.595.113.512.536.657.2]
(59)

3.2.4 . Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Field Research dan Library Research.

1. Field Research adalah teknik pengumpulan data primer, dilakukan dengan teknik angket (Kuisioner). Angket disusun, dibuat dan digandakan sebanyak jumlah responden, untuk kemudian disebarkan dengan cara mendatangi langsung pihak industri, siswa SMK dan siswa SMP

2. Library Research adalah teknik pengumpulan data sekunder, dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan dan dokumentasi dari berbagai instansi terkait, yakni Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pendidikan , Instansi terkait lainnya, perpustakaan mengenai hasil-hasil penelitian terdahulu serta literatur yang mendukung studi ini.

(60)
[image:60.595.115.515.160.479.2]

Tabel 3.5. Jenis dan Sumber Data Penelitian

No Jenis Data Variabel Sumber Data

Alat Pengumpul

Data 1. Primer Persepsi tenaga kerja

lulusan SMK

HRD Industri Kuesioner

2. Primer Kesempatan kerja di dunia industri

HRD Industri Kuesioner

3. Primer Persepsi tentang

Sekolah Menengah Kejuruan

Siswa SMP Kelas 9 di Kawasan Utara Kota Medan

Kuesioner

4. Primer Kesempatan kerja di dunia industri

Siswa SMP Kelas 9 di Kawasan Utara Kota Medan

Kuesioner

5. Primer Minat memilih Sekolah Menengah Kejuruan

Siswa SMP Kelas 9 di Kawasan Utara Kota Medan

Kuesioner

6. Primer Persepsi Siswa tentang pendidikan menengah kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan

Siswa SMK Kelas 3 di Kawasan Utara Kota Medan

Kuesioner

7. Sekunder Faktor-faktor yang mendukung

perencanaan

Pendidikan Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan

BPS, Perindustrian, Pendidikan, industri, Instansi terkait

Pustaka Wawancara

3.3 . Uji Coba Instrumen

(61)

) 1 ( 6

1 2

2

− Σ − =

N N

d r

dengan menggunakan kuesioner. Untuk menghasilkan data yang relatif baik maka instrument penelitian tersebut diujicobakan pada responden diluar sampel yang telah ditentukan setelah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan metode korelasi dan Alpha Cronbach’s (Arikunto, 2002) yang diolah dengan menggunakan software SPSS versi 17.

3.4 . Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa kepada Sekolah Menengah Kejuruan dan kesempatan kerja di dunia industri dengan minat memilih Sekolah Menengah Kejuruan dan pengaruh persepsi Dunia Usaha dan Dunia Industri kepada Sekolah Menengah Kejuruan terhadap kesempatan kerja pada industri di Kawasan Utara Kota Medan digunakan analisis kwantitatif menggunakan statistik non parametrik.

1. Untuk menguji hipótesis terdapat hubungan persepsi Dunia Usaha dan Dunia Industri tentang Sekolah Menengah Kejuruan dengan kesempatan kerja di dunia industri Kawasan Utara Kota Medan dengan analisis korelasi Rank Spearman (Kuncoro, 2003)

Dimana:

N = jumlah rangking

(62)

) 1 ( 6

1 2

2

− Σ − =

N N

d r

Masing-masing variabel juga digambarkan secara deskriptif yaitu menyajikan tingkat kecenderungannya dengan menggunakan rumus seperti pada analisis permasalahan ketiga.

2. Untuk menguji hipotesis penelitian yang mengatakan terdapat hubungan antara persepsi siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa dengan minat memilih Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa digunakan analisis korelasi Rank Spearman (Kuncoro, 2003)

Dimana:

N = jumlah rangking

d = perbedaan antar rangking dalam dua distribusi rangking

Masing-masing variabel juga digambarkan secara deskriptif yaitu menyajikan tingkat kecenderungannya dengan menggunakan rumus seperti pada analisis permasalahan ketiga.

3. Untuk menjawab permasalahan ketiga dianalisis dengan statistik deskriptif dengan menyajikan tingkat kecenderungan yang dikelompokkan menjadi empat kategori seperti yang dipaparkan oleh Arikunto (1987), yaitu :

(63)

SDi = Simpangan baku ideal Harga Mi diperoleh dengan rumus

2 Nr Nt

Mi = +

dimana :

Nt = Nilai skor tertinggi ideal Nr = Nilai skor terendah ideal Harga SDi diperoleh dengan rumus

6 Nr Nt

SDi = +

4. Teknik analisa data untuk menjawab permasalahan keempat dianalisis secara diskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek / objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Menurut Arikunto (1998), ”penelitian deskriptif berupaya mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.

3.5 . Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan sebagai batasan dan rambu-rambu yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

(64)

2. Kawasan Utara Kota Medan adalah wilayah disebelah utara kota Medan terdiri dari empat kecamatan yaitu Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Belawan.

3. Persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan adalah bagaimana para siswa SMP akan memberi pendapat dan tanggapan yang mempengaruhi sikap terhadap Sekolah Menengah Kejuruan

4. Kesempatan kerja adalah peluang kerja di dunia industri di kawasan utara kota Medan

5. Minat siswa SMP adalah keinginan siswa SMP untuk melanjutkan pendidikan mereka ke Sekolah Menengah Kejuruan

6. Persepsi siswa SMK tentang pendidikan menengah kejuruan khusunya bidang keahlian Teknologi Rekayasa adalah pendapat dan tanggapan para siswa tentang pendidikan kejuruan yang sedang mereka jalani.

7. Persepsi dunia industri tentang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan adalah pendapat dan tanggapan dunia industri terhadap lulusan Sekolah Menengah Kejuruan

8. Faktor – faktor yang mendukung perencanaan Pendidikan Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan adalah seluruh aspek potensi kawasan utara kota Medan dan yang mendukung perencanaan pendidikan menengah kejuruan

(65)

3.6. Variabel Operasional

[image:65.595.126.512.260.646.2]

Variabel operasional dimaksudkan sebagai batasan dan rambu-rambu dalam pengembangan instrumen bagi setiap variabel penelitian ini, yaitu seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.6. Variabel operasional

No Variabel Indikator Skala

1. Persepsi Dunia Industri tentang lulusan SMK Teknologi

- Perhatian dunia industri pada lulusan SMK Teknologi

- Kebutuhan tenaga kerja dunia industri yang mempunyai keterampilan

- Kesediaan dunia industri menggunakan lulusan SMK sebagai tenaga kerja

- Sistem nilai dalam rekruitmen tenaga kerja

Likert

2. Kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi

- Kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas - Kesempatan lulusan SMK yang lebih besar

oleh karena kompetensi (keterampilan yang dimiliki)

Likert

3. Persepsi Siswa SMP tentang SMK Teknologi

- Perhatian akan pendidikan menengah kejuruan khususnya SMK Teknologi - Kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan

yang memberikan keterampilan

- Kesediaan untuk memilih SMK Teknologi - Sistem nilai yaitu model pembelajaran

SMK yang berdasarkan keterampilan

Likert

4. Minat Siswa SMP pada SMK Teknologi

- Keinginan untuk mengetahui pendidikan menengah kejuruan khususnya SMK Teknologi

- Sikap terhadap pendidikan menengah kejuruan khususnya SMK Teknologi

Likert

5. Persepsi Siswa SMK tentang pendidikan kejuruan di kawasan utara kota Medan

- Perhatian terhadap sarana dan prasarana belajar

- Kebutuhan akan pendidikan kejuruan yang berkualitas

- Sistem nilai proses pembelajaran yang diterima

(66)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan sebagai sebuah kota terbesar ketiga di Indonesia semakin penuh dengan aktifitas pembangunan baik berupa fisik maupun non fisik. Letaknya yang strategis di wilayah pesisir Timur dekat dengan jalur transportasi Selat Malaka menyebabkan Medan berkembang dengan pesat. Perannya sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara sangat sentral dengan berbagai jenis kegiatan ekonomi , administrasi, sosial politik dan kebudayaan. Secara geografis, wilayah Kota Medan berada antara 2º.27

Gambar

Tabel 2.1 Program dan Bidang Keahlian SMK Sesuai dengan Jenis Lapangan Usaha
Tabel 3.3.  Jumlah Sampel Siswa SMP Kelas 9 Jumlah Proporsi
Tabel 3.5.  Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tabel 3.6. Variabel operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

menurunkan tuntutan kualitasnya atau meminta administrasi untuk melakukan outsourcing kepada pihak swasta atau menyediakan sumber dana yang lebih besar kepada pihak

PIDATO GURU BESAR MASALAH PENGARUH LINGKUNGAN PADA PERKEMBANGAN EMBRIO Bambang Rahino Setokoesoemo.. ditekankan penelitian toksikokinetik komparatif untuk dap at

Dari hasil pembahasan data hasil pelaksanaan tindakan dapat disimpulkan bahwa keterampilan siswa dalam menulis cerpen menggunakan model CTL kelas XD SMA Islam Bawari Pontianak

Gereja merupakan sebuah organisasi non profit, yang mana gereja berada ditengah-tengah masyarakat sekaligus menjadi bagian dari masyarakat yang mengalami pertumbuhan dan perubahan

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan perusahaan yang diteliti dari situs resmi Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) yaitu

Pemahaman kritis merupakan membaca yang bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu teks bacaan dengan jalan melibatkan diri sebaik-baiknya ke dalam teks bacaan

selain itu dibentuknya team khusus yang khusus menangani keluhan pasien, -yang dibekali ilmu mengenai handling complain,- dan dibuatnya pelaporan dalam bentuk laporan dan

Menciptakan kerangka dasar dari beberapa sub program yang ada didalamnya sebagai tampilan utama dari program Sistem Informasi Geografis Jaringan Tiang Listrik dan