• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

4.11. Faktor-Faktor Pendukung Perencanaan Pendidikan

4.11.1. Dokumen perencanaan pendidikan Kota Medan

Perencanan pendidikan kota didasarkan pada dokumen-dokumen perencanaan Pembangunan Kota Medan. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota

(RPJP) Medan 2006-2026 disebutkan bahwa Visi : Kota Medan yang maju , sejahtera, berkeadilan dan religius Misi :

1. Mewujudkan perekonomian kota yang tangguh dan dinamis

2. Mewujudkan masyarakat kota yang berilmu pengetahuan dan menguasai teknologi, beriman dan bertakwa serta mandiri

3. Mewujudkan prasarana ndan saran kota yang modern, handal dan asri

4. Mewujudkan kota yang aman , nyaman dan religius melalui pembangunan kota yang berkeadilan

Dalam RPJM kota Medan visinya adalah Medan Kota Metropolitan Yang Modern, Madani dan Religius. Pendidikan dalam dokumen ini dijabarkan dalam arah kebijakan Peningkatan Derajat Pendidikan Masyarakat yang berisi:

1. Peningkatan pemerataan dan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan; sebagai upaya Pemerintah Kota untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang dapat diperoleh secara adil, demokratis dan tidak diskriminatif. 2. Peningkatan mutu pendidikan; sebagai upaya Pemerintah Kota untuk

menyediakan sarana prasarana sekolah, alat bantu belajar,guru yang berkualitas, jaminan terhadap proses pembelajaran yang bermutu, serta jaminan terhadap lulusan yang berkompetensi.

3. Peningkatan manajemen pendidikan; sebagai upaya Pemerintah Kota untuk menjadikan sekolah otonom, yang mampu merencanakan dan melaksanakan program pendidikan secara partisipatif, transparan dan akuntable.

Dalam RPJM 2006-2010 dinyatakan misi kota Medan yaitu Medan Kota Metropolitan yang Modern, Madani dan Religius. Dengan empat misi yaitu : 1. Mewujudkan percepatan pembangunan wilayah lingkar luar, dengan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK), untuk kemajuan dan kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat kota.

2. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, dengan birokrasi yang lebih efisien, efektif, kreatif, inovatif, dan responsif.

3. Penataan kota yang ramah lingkungan berdasarkan prinsip keadilan kesehatan serta budaya daerah.

4. Meningkatkan suasana religius yang harmonis dalam kehidupan berbangsa serta bermasyarakat.

Pendidikan mendapat perhatian dalam misi pertama dan dikaitkan dengan pengembangan wilayah lingkar luar kota Medan. Pada arah kebijakan percepatan pembangunan wilayah lingkar luar disebutkan salah satu pointnya yaitu meningkatkan derajat pendidikan masyarakat yang berdomisili di wilayah lingkar luar kota Medan.

Pada arah kebijakan lainnya dalam misi pertama yaitu Peningkatan Derajat Pendidikan Masyarakat dengan melalui Peningkatan mutu pendidikan; sebagai upaya Pemerintah Kota untuk menyediakan sarana prasarana sekolah, alat bantu belajar, guru yang berkualitas, jaminan terhadap proses pembelajaran yang bermutu, serta jaminan terhadap lulusan yang berkompetensi

Dalam Renstra Diknas Kota Medan 2006 – 2010 yang menjadi Visi adalah : terwujudnya pemerataan kesempatan belajar yang berkualitas disemua jalur dan jenjang pendidikan menuju terwujudnya Medan Kota Metropolitan yang Modern, Madani dan Religius. Adapun misi daripada renstra diknas Kota Medan 2006-2010 adalah :

1. Menuntaskan wajib belajar sembilan tahun dan rintisan wajib belajar duabelas tahun

2. meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan

3. meningkatkan sumber daya manusia tenaga pendidik dan kependidikan 4. mewujudkan sekolah , PKBM dan kursus sebagai basis peningkatan mutu 5. meningkatkan managemen pengelolaan pendidikan

Berdasarkan dokumen perencanaan yang telah ada maka sangat dimungkinkan penambahan unit sekolah baru di kota Medan. Renstra Diknas Kota Medan dalam matriks program kegiatan mencantumkan pembangunan unit sekolah baru (USB) yaitu untuk tingkat SMP, SMA dan SMK. Untuk pembangunan USB SMA dan SMK dalam matrik program indikatif tahunan 2006-2010 dianggarkan pagu indikatif mencapai tujuh miliar rupiah (Renstra Diknas Kota Medan 2006-2010) dengan sumber APBN dan APBD. Meskipun demikian perencanaan ini masih menyisakan persoalan yang dinyatakan dalam dokumen Renstra Diknas tersebut yaitu “dalam mengalokasikan anggaran kepada masing- masing kegiatan di dalam suatu program adalah sulitnya memprediksikan penerimaan khususnya penerimaan di luar Pendapatan Asli Daerah”. Suatu kalimat

yang mengandung suatu penafsiran kurang seriusnya pemerintah kota untuk memberikan perhatian kepada pendidikan.

Untuk tingkat pendidikan menengah dalam dokumen perencanaan pendidikan kota Medan belum merinci secara spesifik pendidikan jenis apa yang akan lebih dikembangkan, apakah pendidikan menengah umum atau pendidikan kejuruan. Padahal RPJP Depdiknas 2005 – 2025 secara bertahap melalui periode pembangunan lima tahunan untuk pendidikan menengah lebih mengarahkan pengembangan pendidikan menengah kejuruan. Periode 2005 – 2009 rasio jumlah SMA : SMK berubah dari 70% : 30 menjadi 60% : 40%. Periode 2010 – 2015 rasio jumlah SMA : SMK berubah dari 60% : 40 menjadi 50% : 50%. Periode 2015 – 2020 rasio jumlah SMA : SMK berubah dari 50% : 50 menjadi 40% : 60%. Dan Periode 2015 – 2025 rasio jumlah SMA : SMK berubah dari 40% : 60 menjadi 30% : 70%. Kebijakan ini didasarkan pada kenyataan sebagian terbesar (65%) pengangguran terdidik adalah lulusan pendidikan menengah (Sakernas, BPS 2004), yang dapat diartikan sebagai kurangnya keterampilan lulusan pendidikan menengah untuk masuk ke lapangan kerja.

Sejalan dengan arah pembangunan Kota Medan yang akan menjadikan kota Medan sebagai kota pusat jasa , perdagangan dan industri, sehingga perlu meyiapkan tenaga kerja melalui jenjang pendidikan yang lebih adaptif dengan kebutuhan tenaga kerja tingkat menengah, yang diisi oleh lulusan sekolah menengah. Dengan demikian tidak ada alasan lain selain memperluas akses pendidikan yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri.

Mencermati kebutuhan fasilitas pendidikan menengah di kawasan utara kota Medan sebagai bagian dari usaha pengembangan kawasan utara agar dapat lebih maju daripada saat ini. Dengan menggali dan menyelaraskannya potensi wilayah yaitu industri perencanaan butuh dukungan dari keinginan politik ”political will” Pemerintah Kota Medan dan DPRD Kota Medan dalam merumuskan dan menganggarkan dana bagi pembangunan sarana dan prasarana pendidikan menengah. Perlunya kajian lebih mendalam akan kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri yang ada di kawasan utara. Kebutuhan pendidikan yang juga merupakan hak daripada penduduk di kawasan utara agar para siswa dapat menikmati fasilitas pendidikan khususnya pendidikan menengah kejuruan yang sangat langka di kawasan utara kota Medan. Kebutuhan akan fasilitas pendidikan menengah kejuruan di kawasan utara dalam hal ini pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan hal yang wajar dan sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Nasional dalam hal ini Depdiknas. Sebagai bagian dari hirarki perencanaan pembangunan nasional maka sepatutnyalah perencanaan pembasifik ngunan kota Medan juga lebih spesifik dan memberikan penekanan pada program pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan baik secara rasio dan kualitas pendidikan sesuai dengan potensi wilayah.

Meskipun sedikit terlambat namun keinginan Pemko Medan untuk mendukung prioritas rencana pembangunan SMK mulai tahun 2010 yang dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Pusat merupakan langkah awal yang menggembirakan. Pembangunan SMK baru juga harus

menyiapkan tenaga pengajar yang terampil dan punya keahlian sesuai dengan bidangnya. (www.pemko medan.go.id/news_detail.php?id=2009). Agar menjadi komitmen maka rencana ini perlu mendapat payung hukum dalam dokumen perencanaan daerah dan melalui suatu studi tentang jenis SMK yang akan dikembangkan, lokasi, potensi dan kebutuhan.

Supaya program pengembangan SMK lebih terarah dan rencana maka dalam dokumen perencanaan perlu menyebutkan langsung bidang keahlian, program keahlian, kompetensi keahlian yang sesuai dengan kebutuhan para pengguna lulusan SMK tersebut. Hal ini didasarkan potensi wilayah kota Medan. Keterlibatan dunia usaha dan dunia industri juga merupakan aspek yang perlu diperhatikan dalam desain perencanaan. Dengan terlibatnya mereka secara peraturan dalam dokumen perencanaan tentu akan lebih mempermudah pengembangan SMK dalam hal peningkatan kualitas lulusan maupun akses tenaga kerja. Sepanjang dunia usaha dan dunia industri diberi peran untuk ikut mengembangkan pendidikan khususnya SMK maka kemungkinan berkembangnya pendidikan SMK di kota Medan dapat semakin pesat dan maju.

Dokumen terkait