• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

4.11. Faktor-Faktor Pendukung Perencanaan Pendidikan

4.11.6. Keterkaitan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dijelaskan keterkaitan hasil penelitian dengan beberapa hal, yaitu antara lain :

1. Keterkaitan dengan potensi dan pengembangan wilayah Kota Medan

Pendidikan adalah suatu peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia itu sendiri dalam konsep pengembangan wilayah merupakan salah satu pilar selain sumberdaya alam dan teknologi (Nachrowi, 2001). Keterbatasan sumberdaya alam bagi eksploitasi pembangunan sudah merupakan pilihan yang dikaji secara hati-hati karena sudah semakin menipisnya cadangan sumberdaya alam dan resiko perusakan lingkungan. Penggunaan teknologi sebagai alat pembangunan juga membutuhkan sumberdaya manusia yang dapat mengembangkan dan menggunakan teknologi untuk pembangunan. Oleh karenanya suatu wilayah atau negara yang mempunyai keinginan untuk maju harus mengutamakan pendidikan bagi negaranya.

Demikian juga dengan kota Medan sebagai salah kota yang semakin berkembang menjadi pusat perdagangan, jasa dan industri perlu dukungan sumberdaya manusia yang berkualitas. Pendidikan perlu mendapat prioritas dalam upaya pembangunan kota Medan. Pendidikan yang menggali potensi wilayah kota Medan perlu dikembangkan. Pendidikan yang menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja di dunia usah dan dunia industri.

Salah jenis pendidikan yang sesuai adalah pendidikan kejuruan (vokasi). Pendidikan kejuruan dalam arti luas sebenarnya adalah pendidikan yang membekali para lulusannya dengan materi keterampilan dan keahlian. Pendidikan kejuruan memberikan materi pelatihan kepada pesertanya yang berhubungan langsung dengan

jenis pekerjaan yang ada dan dibekali dengan kompetensi akademik, penalaran dan keterampilan khusus sehingga memberikan kontribusi bagi pembentukan masyarakat yang produktif dan peningkatan taraf ekonomi (Mupinga, 2004).

Di Indonesia pendidikan kejuruan masih dilaksanakan dari tingkat pendidikan menengah yaitu dalam bentuk Sekolah Menengah Kejuruan dan tingkat pendidikan tinggi yaitu pendidikan diploma dan politeknik. Pendidikan menengah kejuruan saat ini sedang dipacu perkembangannya. Hal ini didasari oleh struktur ketenagakerjaan di Indonesia lebih didominasi oleh lulusan pendidikan menengah. Demikian juga kenyataan bahwa jumlah pengangguran terdidik terbesar ditempati oleh lulusan pendidikan menengah (Sakernas, BPS 2004). Sehingga kebijakan Depdiknas mengarahkan perluasan akses dan peningkatan komposisi pendidikan kejuruan (SMK) dalam upaya lebih memberikan keterampilan lulusan pendidikan menengah agar siap masuk ke lapangan kerja (Renstra Depdikanas 2004-2009).

Kondisi ketenagakerjaan kota Medan juga sama dengan kondisi nasional. Sehingga upaya penyiapan tenaga kerja melalui pendidikan merupakan hal yang mutlak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan nampaknya kota Medan masih mempunyai tugas berat antara memajukan perekonomian dengan memacu pembangunan melalui sektor ekonomi berupa perdagangan , jasa dan industri dengan kesiapan kualitas dan kesesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri. Berdasarkan data fasilitas pendidikan menengah di kota Medan masih kurang dibandingkan dengan potensi dan jumlah penduduk kota Medan. Dalam penelitian ini untuk kawasan utara kota Medan yang terdiri dari empat

kecamatan masih terjadi kekurangan fasilitas sekolah menengah seperti pada tabel 4.7, dimana Medan Deli terjadi kekurangan 17 unit, Medan Labuhan kekurangan 7 unit , Medan Marelan kekurangan 8 unit dan Medan Belawan kekurangan 10 unit.

Jika ditinjau berdasarkan potensi wilayah kawasan utara adalah industri merupakan potensi terbesar. Sebanyak 44,86 % industri berada kawasan utara kota Medan dengan tenaga kerja terserap 74,65% total tenaga kerja industri kota Medan. Dalam struktur PDRB kota Medan industri pengolahan memberikan kontribusi terhadap kota Medan sebesar 17,85 % dan merupakan penyumbang urutan ketiga setelah perdagangan dan pengangkutan, komunikasi. Berdasarkan data tersebut dapat digambarkan PDRB industri kota Medan sebagian besar merupakan sumbangan kawasan utara kota Medan.

Berdasarkan hasil penelitian dimana hanya 1,5 % yang dapat dipenuhi oleh SMK di kawasan utara kota Medan terhadap kebutuhan industri yang ada maka sangat potensial untuk menyediakan pendidikan menengah kejuruan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu diserap indsustri. Keuntungannya ialah jika penduduk di kawasan utara kota Medan memiliki kesempatan lebih banyak menikmati pendidikan menengah khususnya pendidikan kejuruan dengan tersedianya fasilitas pendidikan maka akan semakin banyak jumlah tenaga kerja terampil yang tersedia untuk kebutuhan industri. Akan tetapi fasilitas dan program keahlian yang disediakan harus relevan dengan kebutuhan industri.

Dunia industri tentunya akan lebih memilih tenaga kerja terampil yang tersedia dekat dengan lokasi industri. Artinya tenaga kerja yang dekat dengan lokasi

industri akan lebih cepat mencapai industri tempat bekerjanya sehingga pihak industri akan lebih nyaman untuk menggunakan tenaga kerja sekalipun perlu terjadi lembur (overtime) dalam suatu proses produksi. Disisi lain industri juga akan diuntungkan dengan perhitungan pembayaran tunjangan transportasi atau penyediaan transportasi antar jemput karyawan. Berdasarkan teori lokasi yang menyelidiki tata ruang (spatial order) , kegiatan ekonomi alokasi geografis dari sumber-sumber potensial, serta hubungan dengan atau pengaruhnya terhadap berbagai macam usaha baik ekonomi maupun sosial. Salah unsur dari ruang tersebut adalah jarak. Jarak menciptakan ”gangguan” yaitu dibutuhkannya waktu dan tenaga serta biaya untuk mencapai suatu lokasi (Tarigan, 2006).

Tenaga kerja yang dekat dengan lokasi bekerja juga akan merasa lebih nyaman, karena jarak yang ditempuh tidak jauh. Sehingga tenaga kerja dapat memiliki waktu yang cukup untuk mengelola kegiatan lain dalam keluarga jika diasumsikan jam kerja adalah pagi. Karena pagi hari adalah waktu yang sangat banyak aktifitas kegiatan dalam sebuah keluarga. Jika seorang kepala keluarga merupakan tenaga kerja di industri yang lokasi dekat dengan tempat tinggalnya, maka akan lebih leluasa membagi waktu untuk aktifitas pagi seperti memberangkatkan anak untuk sekolah. Disamping itu maka tenaga kerja yang dekat dengan lokasi industri akan lebih menghemat biaya operasionalnya untuk bekerja, komponen biaya yang akan terhemat mencakup antara lain biaya transportasi, dapat juga menghemat biaya makan harian karena lebih leluasa untuk mempersiapkan bekal atau dapat pulang ke rumah jika sangat dekat.

Dengan penghematan berarti ada tabungan yang dapat digunakan untuk hal yang lain baik untuk belanja ekonomi, perumahan, pendidikan , sosial dan yang lainnya. Teori modernisasi Harrod-Domar (Budiman, 1995) menekankan pembangunan masyarakat dan negara ditentukan oleh tabungan dan investasinya. Pertumbuhan ekonomi masyarakat sangat dipengaruhi oleh tingginya tabungan dan investasi. Semakin tinggi tabungan dan investasi masyarakat maka pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi pula. Demikian sebaliknya semakin sedikit tabungan masyarakat semakin rendah pula pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Dengan terkonsentrasinya industri di kawasan utara kota Medan berarti tenaga kerja yang dibutuhkan juga akan semakin banyak dan tentunya akan membawa dampak bagi perekonomian kota Medan. Penyediaan fasilitas pendukung tentunya harus semakin dibenahi baik fasilitas perekonomian, perbankan, instansi pelayanan publik , kesehatan dan tidak ketinggalan fasilitas pendidikan. Hal ini perlu melihat kebutuhan pengembangan wilayah yang memungkinkan untuk kawasan utara semakin dikembangkan.

Pusat kota mulai semakin padat dan kawasan utara yang merupakan lingkar luar kota Medan berfungsi sebagai penyangga dengan fasilitas pelabuhan laut Belawan dan konsentrasi industri di Kawasan Industri Medan dan kawasan industri Lamhotma di kecamatan Medan Labuhan . Agar perkembangan wilayah kota Medan di kawasan utara ini berjalan dengan baik maka butuh sumberdaya manusia untuk ikut mengembangkan potensi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini kekurangan fasilitas pendidikan menengah dan prioritas pemgembangan pendidikan

menengah kejuruan sangat relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri di kawasan utara Kota Medan ini.

2. Keterkaitan dengan dunia usaha dan dunia industri

Dunia usaha dan dunia industri merupakan stakeholder bagi lulusan pendidikan. Khususnya pendidikan kejuruan dimana dunia industri membutuhkan tenaga kerja yang mampu adaptif dan mempunyai kompetensi keahlian dalam suatu proses produksi. Hasil penelitian ini mengungkapkan ketidakberdayaan SMK di kawasan utara kota Medan untuk mengambil peran menyediakan tenaga kerja yang dibutuhkan industri yang hanya mampu menyediakan 1,5 % dari jumlah tenaga kerja tingkat menengah. Kurangnya fasilitas SMK Teknologi dan Rekayasa di kawasan utara kota Medan dan relevansi program keahlian SMK Teknologi dan Rekayasa.

Berdasarkan kebutuhan tenaga kerja dan relevansi kompetensi program keahlian yang ada pada SMK Teknologi dan Rekayasa di kota Medan menunjukkan bahwa ada tiga kompetensi keahlian yang industri butuhkan tidak ada diasuh. Ketiganya adalah kompetensi teknik perawatan dan perbaikan mekanik industri, teknik pendingin dan tata udara, dan teknik otomasi industri. Ketiadaan kompetensi keahlian ini merupakan peluang bagi dunia pendidikan untuk menyediakannya. Tentunya industri akan mengeluarkan biaya untuk untuk karyawan mereka inginkan mempunyai kompetensi keahlian seperti tersebut diatas baik itu untuk rekruetmen atau training bagi karyawannya. Dalam suatu kesempatan penelitian ini didapat informasi dari sebuah industri minuman berkarbonasi terkenal yaitu PT. Coca Cola

harus menyekolahkan karyawannya untuk mampu menguasai kompetensi keahlian Teknik Otomasi industri dengan biaya yang mahal. Dengan catatan karyawan tersebut harus menandatangani perjanjian untuk terikat kontrak kerja minimal lima tahun setelah selesai pendidikannya. Artinya pihak perusahaan tidak mau mereka akan ditinggalkan karyawan tersebut pindah ke perusahaan lain setelah pendidikan yang mereka biayai mahal.

Berdasarkan informasi tersebut perencanaan dan pengembangan pendidikan kejuruan dengan kompetensi keahlian yang relevan dengan industri di kawasan utara kota Medan perlu mendapat perhatian serius pemerintah Kota Medan. Keterlibatan dunia industri untuk merencanakan dan mengembangkan pendidikan kejuruan di kota Medan layak untuk dijajaki. Karena jika tenaga kerja dengan kompetensi keahlian yang mereka butuhkan tersedia maka pembiayaan perusahaan mereka dari segi training dan pelatihan bagi karyawan mereka agar sesuai dengan kompetensi yang mereka harapkan akan berkurang. Dengan pendekatan yang menguntungkan bagi pemerintah dan industri, hal ini tentu dapat menjadi posisi tawar agar industri siap untuk mendukung penambahan fasilitas pendidikan menengah kejuruan yang kurang di kota Medan khususnya di kawasan utara.

Dukungan industri dapat berbagai jenis terutama kesiapan menggunakan lulusan, fasilitas magang, atau desain kurikulum agar sesuai kebutuhan industri bahkan tidak menutup kemungkinan untuk ikut membiayai , tergantung pada kesepakatan dari perjanjian yang saling menguntungkan dan penggunaan secara bijak posisi legal pemerintah sebagai penanggungjawab keberhasilan pendidikan nasional.

Artinya pemerintah mempunyai kesempatan untuk menggandeng industri untuk ikut berperan dalam mewujudkan amanat pembukaan UUD 1945 ” mencerdaskan kehidupan bangsa ”. Dalam sebuah artikel link and match model pendidikan kejuruan di Jerman dinyatakan bahwa pada awal tahun 90-an perusahaan dan pelaku bisnis menghabiskan dua persen pembiayaan perusahaan untuk program training karyawan baru mereka. Biaya training pekerja yang ditanggung pelaku industri lebih tinggi dari biaya sekolah kejuruan. Bagi perusahaan lebih menguntungkan membiayai sekolah kejuruan dengan program Joint Goverment – Industry daripada mengeluarkan biaya untuk training pekerja (www.edubenchmark.com) . Program seperti ini perlu digagas agar industri juga mempunyai tanggungjawab akan pendidikan. Pada akhirnya sebenarnya dunia usaha dan dunia industri yang diuntungkan dengan lulusan pendidikan terutama pendidikan kejuruan yang kompetensi keahliannya dibutuhkan di dunia usaha dan industri.

3. Keterkaitan dengan kesempatan kerja

Sesuai definisi bahwa semua lapangan pekerjaan yang lowong maupun telah terisi merupakan kesempatan kerja. Dalam penelitian ini yang mengambil lokasi di kawasan utara kota Medan dengan potensi industri, jumlah lapangan kerja yang tersedia dan ditempati sebanyak 29.246 untuk tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan menengah. Setelah dianalisis kesempatan kerja menurut pendapat dunia industri ternyata 75% menyatakan kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi dan rekayasa pada kategori tinggi dan 20% dalam kateogori sedang. Artinya dunia

industri sangat tinggi respon mereka terhadap lulusan SMK untuk dijadikan karyawan mereka.

Kondisi dan informasi ini dapat menjadi salah satu acuan perencanaan pendidikan menengah kejuruan di kawasan utara Kota Medan. Sebagaimana kerangka pikir bahwa perencanaan pendidikan dengan tujuan berdirinya SMK teknologi di kawasan utara kota Medan untuk menghasilkan tenaga kerja sesuai dengan potensi industri, harus mempertimbangkan dunia industri sebagai stakeholder dari SMK teknologi yang direncanakan. Dengan besarnya angka kesempatan kerja tingkat pendidikan menengah dan tingginya respon dunia industri pada lulusan SMK teknologi dan rekayasa berarti kesempatan semakin tinggi. Hanya akan lebih baik jika kesempatan kerja tersebut diisi oleh lulusan yang mempunyai kompetensi keahlian yang relevan dibutuhkan pada industri di kawasan utara Kota Medan.

4. Keterkaitan dengan SMK Negeri dan Swasta

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa kebutuhan tenaga kerja di kawasan utara kota Medan belum dapat secara maksima dilayani oleh SMK Teknologi yang ada baik secara kuantitas maupun kualitas yaitu relevansi kompetensi keahlian yang saat ini dibutuhkan industri dengan. Hanya ada empat SMK teknologi dan dikelola oleh swasta dengan program keahlian yang diasuh hanya teknik otomotif dan audio video. Dalam penelitian ini terdapat tiga kompetensi keahlian yang tidak diasuh di SMK yang ada di kota Medan baik negeri maupun

swasta. Ketiga kompetensi ini yaitu teknik pemeliharan mekanik industri, teknik pendingin dan tata udara, dan teknik otomasi industri.

Khusus untuk teknik pemeliharaan mekanik industri sebenarnya SMK Negeri di Kota Medan yang mengasuh program keahlian Teknik Mesin dapat membuka kompetensi ini , karena secara detail standar kompetensi kerja yang diinginkan hanya tinggal menambah beberapa standar kompetensi saja dengan mengkombinasikannya pada kompetensi teknik permesinan. Sedangkan untuk kompetensi keahlian teknik pendingin dan tata udara dan teknik otomasi industri perlu perencanaan khusus karena terkait dengan standar kerja dan peralatan yang dibutuhkannya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait