• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

4.11. Faktor-Faktor Pendukung Perencanaan Pendidikan

4.11.3. Perencanaan pendidikan menengah kejuruan

secara umum masih sangat minim di kawasan utara kota Medan. Sehingga para siswa untuk mendapatkan layanan pendidikan yang cenderung mengarah ke pusat kota yang jaraknya cukup jauh. Tarigan (2006) menyatakan bahwa jarak menciptakan “gangguan” ketika manusia berhubungan/bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya. Jarak menciptakan gangguan karena dibutuhkan waktu dan tenaga (biaya) untuk mencapai lokasi yang satu dari lokasi lainnya.

Berdasarkan hasil survey dan pengamatan sebagian besar siswa dari kawasan utara bersekolah ke pusat kota. Khusus SMK Teknologi yang dikelola oleh negeri hanya terdapat di pusat kota yaitu SMK Negeri 2 di Jln. STM Medan Amplas,

SMK Negeri 4 di JLn Sei Kera Medan Perjuangan , dan SMK Negeri 5 di Jl. Timor Medan Timur. Jika siswa dari kawasan utara kota Medan hendak menikmati fasilitas pelayanan pendidikan menengah kejuruan tersebut maka mereka harus menempuh jarak 10 – 25 km lebih. Jika dilihat karakteristik daripada jalur jalan penghubung dari kawasan utara ke pusat kota dapat digambarkan bahwa jalur utamanya adalah jalan besar Medan - Belawan. Dan pemukiman penduduk berada di sepanjang jalan utama tersebut dan terkonsentrasi sekitar 2 – 5 km kearah dalam dengan pola persimpangan, dan jalan Medan - Belawan adalah titik point persimpangan utama. Pola transportasi di sepanjang kawasan utara kota Medan tersebut adalah transportasi utama (inti kota kearah Belawan dan sebaliknya) sehingga penduduk / siswa yang hendak bepergian harus minimal melakukan pergantian alat transportasi satu kali , yaitu dari rumah/tempat tinggal menggunakan transportasi angkutan umum, dan melakukan pergantian minimal di persimpangan utama jalan Medan – Belawan. Sehingga dapat diperkirakan para siswa akan membayar mahal pendidikan mereka lewat transportasi.

Dengan asumsi tarif angkutan umum kota Medan saat ini dimana tarif untuk pelajar dan mahasiswa Rp. 2.000,- /estafet. Satu estafet hitungan jarak 10 km sehingga dengan jarak 10 – 25 km jarak tempuh dari kawasan utara ke pusat kota mereka terkena dua estafet biaya transportasi ditambah satu kali biaya transportasi menuju persimpangan jalur utama jalan Medan – Belawan. Berdasarkan tarif resmi angkutan umum dan hasil pengamatan yang dilakukan

maka rata-rata siswa yang bersekolah di pusat kota akan membayar biaya transportasi sebesar :

( biaya transportasi ke persimpangan utama jalan Medan - Belawan ditambah biaya transport dari persimpangan utama jalan Medan – Belawan ke Pusat Kota)

= Rp. 1000 + Rp. 3000,- = Rp. 4.000,- sekali jalan. Dengan catatan: Rp. 1000,- (tarif akibat jarak yang ditempuh tidak mencapai satu estafet. Tarif Rp. 3000,- ( tarif akibat jarak yang ditempuh lebih dari satu estafet). Maka biaya transportasi harian siswa = Rp. 4000,- x 2 trip = Rp. 8.000,-

Biaya transportasi siswa per bulan = Rp. 8.000,- x 25 hari = Rp. 200.000,-

Berdasarkan data perkiraan tersebut dapat digambarkan bahwa para siswa yang akan melanjutkan pendidikan dengan bersekolah di pusat kota karena ketiadaan fasilitas harus membayar mahal untuk komponen transportasi.

4.11.4. Peta relevansi bidang keahlian/program keahlian SMK teknologi dan

rekayasa dengan kebutuhan tenaga kerja industri di kawasan utara Kota Medan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapat peta relevansi program keahlian SMK Teknologi dan Rekayasa dengan kebutuhan kualifikasi tenaga kerja industri pengolahan di kawasan utara kota Medan, dengan responden duapuluh industri yang diwakili oleh HRDnya. Peta relevansi ini dimaksudkan untuk melihat sinkronisasi bidang/program keahlian yang ada di kota Medan dan dapat sebagai acuan bagi pengembangan baik diversifikasi bidang/program

keahlian yang ada maupun pembentukan bidang/program keahlian baru di Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Teknologi dan Rekayasa .

Tabel 4.27 Peta Relevansi Program Keahlian SMK Teknologi dan Rekayasa dengan Kebutuhan Tenaga Kerja Industri di Kawasan Utara Kota Medan

No Bidang / Program Keahlian Jumlah

Responden Relevansi

1 Teknik Mesin 20 100%

2 Teknik Listrik 20 90%

3 Teknik Pendinginan dan Tata Udara 20 75%

4 Teknik Otomotif 20 70%

5 Teknik Informasi dan Komunikasi 20 65%

6 Instrumentasi Industri 20 50%

7 Kimia 20 45%

8 Teknik Elektronika 20 40%

9 Teknik Televisi , Radio dan Film 20 10%

10 Teknologi Pesawat Terbang 20 10%

11 Teknologi Tekstil 20 10%

12 Teknik Perkapalan 20 10%

Sumber : Data Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penjaringan data relevansi program keahlian SMK teknologi dan rekayasa dengan kebutuhan tenaga kerja industri di kawasan utara Kota Medan seperti digambarkan pada tabel 4.27 terdapat lima program keahlian yang paling relevan dengan dunia industri yaitu :

1. Teknik Mesin 2. Teknik Listrik

3. Teknik pendingin dan Tata Udara 4. Teknik Otomotif,

Dari kelima program keahlian tersebut , Teknik pendingin dan tata udara merupakan program keahlian yang tidak ada di SMK teknologi baik di Kota Medan bahkan untuk tingkat provinsi se-Sumatera Utara. Padahal dilihat dari kebutuhannya bahwa program keahlian ini sangat dibutuhkan oleh industri yaitu : industri pengolahan hasil laut, industri pengolahan minyak sawit, industri pengolahan alkohol, dan banyak lagi industri lainnya. Disamping itu juga kebutuhan akan bidang keahlian ini adalah dari komersial ( perhotelan, perkantoran, rumah tangga). Kemudian dibidang transportasi yaitu AC pendingin kenderaan bermotor.

Berdasarkan wawancara dengan pihak industri untuk Program keahlian Teknik Mesin yang diinginkan adalah dengan kompetensi Maintenance dan Repair berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) yang diatur Kepmenakertrans RI No. 24/Men/X/2004. Dan jika dikombinasikan dengan spectrum keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan Kompetensi Maintenance and Repair adalah Bidang Keahlian Teknik Mesin dengan Kompetensi Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri. Dasar kebutuhan mereka adalah bahwa mereka membutuhkan tenaga kerja yang mengerti melayani mesin-mesin industri dalam proses produksi baik sebagai operator ataupun sebagai teknisi perawatan dan perbaikan mesin. Sekurang-kurangnya tenaga operator mereka adalah orang-orang yang mengerti dan memahami prinsip kerja mesin-mesin industri dan perawatannya. Sedangkan lulusan bidang keahlian teknik mesin selama ini yang dihasilkan adalah lulusan dengan kompetensi keahlian proses permesinan yang lebih mengarah kepada lulusan yang mampu mengoperasikan mesin-mesin perkakas pengolahan

logam seperti menghasilkan sparepart mesin-mesin ataupun kompetensi keahlian las fabrikasi logam.

Untuk Bidang Keahlian Teknik Listrik berdasarkan kebutuhan mereka adalah lulusan dengan kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri. Dasar kebutuhan mereka adalah bahwa proses produksi yang saat ini dunia industri laksanakan telah banyak dengan menggunakan mesin-mesin yang bekerja dengan sistem kendali otomatis. Sehingga mereka butuh tenaga-tenaga terampil untuk melayani dan merawat mesin-mesin tersebut.

Jika dibandingkan dengan tiga SMK Negeri di Kota Medan yang berbasis Teknologi dan Rekayasa, belum ada yang mengasuh kompetensi keahlian Teknik Pendingin dan tata udara, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri dan Teknik Otomasi Industri . Sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.28 Profil Bidang Keahlian SMK Teknologi Rekayasa di SMK Negeri Kota Medan

No Nama SMK Bidang/Program

Keahlian Kompetensi Keahlian

- Teknik Bangunan Teknik Konstruksi

Bangunan Sederhana Teknik Gambar bangunan

- Teknik Listrik Teknik Pemanfaatan

Tenaga Listrik

- Teknik Mesin Teknik Permesinan

- Teknik Elektronika Teknik Audio Video 1 SMK Negeri 2 Medan

- Teknik Mekanik

Otomotif

- Teknik Elektronika Teknik Audio Video

- Teknik Mesin Teknik Las

2 SMK Negeri 4 Medan

- Teknik Mekanik

Otomotif

- Teknik Bangunan Teknik Konstruksi Kayu

Teknik Gambar bangunan

- Teknik Listrik Teknik Pemanfaatan

Tenaga Listrik

- Teknik Mesin Teknik Permesinan

3 SMK Negeri 5

- Teknik Mekanik

Otomotif Sumber : Dit.PSMK 2008

Berdasarkan peta relevansi dengan kebutuhan tenaga kerja industri di kawasan utara Kota Medan dan profil bidang keahlian SMK Teknologi di Kota Medan dapat dijadikan suatu dasar dalam perencanaan pendidikan menengah kejuruan di kota Medan. Ketiga kompetensi keahlian tersebut diatas yang tidak terdapat di Kota Medan merupakan bagian dari bidang keahlian yang jika hendak dibuka maka perlu investasi yang besar. Inilah sebabnya pihak swasta (masyarakat) relatif susah untuk membuka jurusan ini.

Oleh karenanya peran pemerintah selaku penanggungjawab ketersediaan pelayanan pendidikan yang bermutu harus mengambil bagiannya. Kalau hal ini ditunggu untuk dikerjakan oleh swasta maka ada suatu keyakinan hal ini akan sangat sulit.

4.11.5. Standar kompetensi pada kompetensi keahlian teknik pemeliharaan

Dokumen terkait