• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file PENGARUH CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT. TASPEN (Persero) Kantor Cabang Malang) | Ramadhan | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file PENGARUH CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT. TASPEN (Persero) Kantor Cabang Malang) | Ramadhan | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

160

PENGARUH

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

(OCB) DAN

GOOD

CORPORATE GOVERNANCE

(GCG) TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi pada Karyawan PT. TASPEN (Persero) Kantor Cabang Malang)

Fairico Putra Ramadhan Heru Susilo

Edlyn Khurotul Aini

Fakultas Ilmu Administrasi

Univеrsitas Brawijaya

Malang

Email: fairicop@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine whether there is an influence between Organizational Citizenship Behavior and Good Corporate Governance to Employee Performance either partially or simultaneously. This research was conducted at PT. TASPEN (Persero) Malang Branch Office. This type of research is explanatory research. Data collection method used is survey method through the distribution of questionnaires to 34 respondents at PT. TASPEN (Persero) Malang Branch Office. The test instrument used to test the hypothesis is the statistical test of multiple linear regression analysis. Hypothesis test proved that Organizational Citizenship Behavior (OCB) and Good Corporate Governance (GCG) variable proved to have direct and significant influence to employee performance variable either simultaneously or partial. This research then give suggestion to PT. TASPEN (Persero) to continuously maintain and improve the quality of Organizational Citizenship Behavior employees and corporate governance so as to improve employee performance and able to create superior human resources and also potential to create progress for the company.

Kеywords: Organizational Citizenship Behavior,Good Corporate Governance, Pеrformancе.

АBSTRАK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara Organizational Citizenship Behavior dan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Karyawan baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini dilakukan di PT. TASPEN (Persero) Kantor Cabang Malang. Tipe penelitian ini adalah eksplanatori. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode survei melalui pembagian kuisioner kepada responden. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. TASPEN (Persero) Kantor Cabang Malang. Penelitian ini mengunakan teknik sampling jenuh, dengan total sampel 34 orang responden. Alat uji yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji statistik analisis regresi linier berganda. Uji hipotesis membuktikan bahwa variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan Good Corporate Governance

(GCG) terbukti berpengaruh langsung dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan baik secara simultan maupun parsial. Penelitian ini kemudian memberikan saran kepada PT. TASPEN (Persero) untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas Organizational Citizenship Behavior karyawannya serta tata kelola perusahaannya sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawannya dan mampu menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan juga potensial agar dapat menciptakan kemajuan bagi perusahaan.

(2)

a

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

161

PЕNDAHULUAN

Kinerja karyawan sangatlah berarti bagi seluruh unit kerja yang berada dalam perusahaan. Adanya kinerja karyawan yang baik akan memberikan dampak yang berbeda dibanding dengan perusahaan yang tidak memiliki kinerja karyawan yang baik. Menurut Mangkunegara (2005), kinerja karyawan dalam melaksanakan tugasnya tidak terlepas dari faktor pribadi dan faktor lingkungan kerja. Kinerja karyawan yang baik akan terwujud jika didalamnya terdapat Organizational Citizenship Behavior (OCB). Organ, Podsakoff, MacKenzie (2006) memaparkan Organizational Citizenship Behavior atau OCB yaitu perilaku individu yang terdiskresi, secara tidak langsung atau eksplisit diakui dengan sistem reward dan agregat untuk meningkatkan fungsi efektif dan efisien sebuah organisasi. Diskresi yang dimaksud adalah perilaku dalam konteks yang spesifik bukanlah syarat mutlak dalam deskripsi pekerjaan. OCB memberikan ikatan kuat antara karyawan dengan perusahaan sehingga mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan peran dan jabatannya di perusahaan.

Dengan adanya Organizational Citizenship Behavior (OCB), karyawan dapat memiliki kinerja di atas tuntutan yang diharapkan oleh perusahaan, selalu siap untuk menerima tugas – tugas tambahan, patuh terhadap aturan dan prosedur yang berlaku, dan dapat saling tolong menolong antar sesama karyawan.

Kinerja karyawan akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh faktor – faktor yang baik pula. Tanpa adanya faktor pendukung tentunya kinerja karyawan tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah Good

Corporate Governance (GCG). Menurut

Djanegara (2008) Good Corporate Governance

adalah sistem cek dan balance antara pihak internal dan eksternal perusahaan yang memberikan keyakinan bahwa perusahaan menjalankan akuntabilitasnya kepada semua stakeholders dan bertindak dalam kerangka pertanggungjawaban untuk seluruh area aktivitas perusahaan. Sedangkan Sutedi (2013) menyatakan bahwa GCG merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah untuk semua stakeholders.

Penerapan konsep GCG dalam sebuah perusahaan memungkinkan diperbaikinya kinerja SDM yang sebelumnya buruk menjadi baik. Hal ini dilakukan melalui transformasi nilai – nilai yang terkandung didalam prinsip GCG ke dalam

kegiatan sehari – hari karyawan dan jajaran manajemen perusahaan. Nilai – nilai tersebut akan mempengaruhi perilaku setiap individu yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerjanya.

Implementasi GCG merupakan upaya meningkatkan nilai tambah perusahaan. Untuk menjadi nilai tambah bagi perusahaan, GCG harus dipahami tidak sekedar formalitas tetapi menjadi bagian dari nilai dan budaya perusahaan. Diakui memang tidak mudah menjadikan GCG sebagai nilai sekaligus budaya tetapi bukanlah hal yang mustahil. Pelaksanaan GCG dapat berjalan efektif apabila semua pihak konsisten dengan komitmen yang telah dibangun sehingga GCG menjadi gerakan bersama dalam mencapai tujuan.

OCB juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kinerja. Karyawan yang memiliki tingkat OCB yang tinggi akan meningkatkan produktivitas dan kesuksesan dirinya didalam suatu organisasi. Kesuksesan itu tidak dilakukan untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk kepentingan organisasi. Menurut pendapat Robbins (2007), OCB adalah perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif.

Hubungan antara OCB dengan kinerja dalam jurnal yang dikemukakan oleh Waltz & Niehoff (2004) menunjukkan adanya tingkat efektivitas dalam organisasi dengan adanya karyawan yang memiliki OCB. Hal ini mendukung perkembangan kinerja karyawan seperti yang diungkapkan oleh Yumna (2017) dalam penelitiannya yang membahas mengenai OCB terhadap kinerja yang dilakukan di Rumah Sakit Baptis Kota Batu yang mengungkapkan bahwa adanya pengaruh signifikan antara aspek OCB dengan kinerja karyawan.

Penerapan atau implementasi dari hal-hal diatas pada perusahaan merupakan suatu tuntutan pada era globalisasi ini sebagai persiapan agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang saat ini sudah banyak masuk di Indonesia. Salah satu bentuk perusahan tersebut adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam BUMN, mulai dari bidang transportasi, telekomunikasi, hingga asuransi.

(3)

a

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

162 sejak tahun 2011 mengacu pada Peraturan Menteri

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No: PER-01/MBU/2011,ttentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN karena Kementerian Negara BUMN telah berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG secara konsisten.

KAJIAN PUSTAKA

Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Menurut Pareke (2008) OCB merupakan salah satu bentuk extra-role, perilaku yang tidak termasuk sebagai salah satu peran kerja resmi seseorang, karena OCB merupakan peran yang dilakukan secara sukarela. Sedangkan menurut Garay (2006) OCB merupakan perilaku sukarela dari seorang pekerja untuk mau melakukan tugas atau pekerjaan diluar tanggungjawab atau kewajibannya demi kemajuan dan keuntungan organisasinya.

Menurut Organ (1988), terdapat 5 dimensi yang mendasari terjadinya perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada karyawan perusahaan, yaitu Altruism, Conscientiousness, Sportmanship, Courtessy, dan Civic Virtue

Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Zarkasyi (2008), Good Corporate Governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, process, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan demi tercapainya tujuan perusahaan. GCG digunakan untuk mengatur hubungan – hubungan tersebut dan mencegah terjadinya kesalahan yang signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk memastikan bahwa kesalahan – kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera.

Menurut Cadbury Commite of United Kingdom

dalam Surya & Yustiavandana (2006), Good

Corporate Governance adalah seperangkat

peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak – hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengedalikan perusahan.

Menurut Komisi Nasional Kebijakan Governance (KNKG) ada lima prinsip yang terkandung dalam penerapat tata kelola perusahaan yang baik, yaitu :

Pengukuran kinerja penting dilakukan karena hal tersebut akan memberikan bukti apakah hasil dari kinerja seorang karyawan telah melebihi target

atau belum, untuk itu diperlukan hal – hal yang menjadi tolak ukur serta kriteria keberhasilan kinerja karyawan.

Mathis & Jackson (2010) menjelaskan apa saja standar utama dalam mengukur kinerja karyawan, yaitu:

1) Quantity of Output

Quantity of Output dilakukan dengan cara membandingan antara standar pekerjaan yang diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dengan kemampuan yang dimiliki oleh seorang karyawan.

2) Quality of Output

Quality of Output diukur dari presepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. Standar ini lebih menekankan pada kualitas yang dihasilkan dibanding jumlah yang dihasilkan.

3) Timelines of Output

Ketepatan waktu dalam melaksanakan pekerjaan sering digunakan sebagai ukuran atau penilaian terhadap prestasi kerja. Apabila karyawan dapat memperpendek atau mempersingkat waktu pengerjaan, maka karyawan tersebut dapat dikatakan telah memiliki prestasi kerja yang baik.

4) Presence at Work

Asumsi yang digunakan dalam mengukur atau menilai kerja karyawannya dengan melihat daftar hadir. Jika kehadiran karyawannya dibawah standar hari kerja yang ditetapkan maka karyawan tersebut tidak akan mampu memberikan kontribusi yang optimal terhadap organisasi.

5) Efficiency of Work Completed

(4)

a

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

163

6) Effectiveness of Work Completed

Suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat menghasilkan output yang diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Hubungan Organizational Citizenship Behavior (OCB) terhadap Kinerja Karyawan

Kinerja dihasilkan melalu banyak hal diantaranya lingkungan kerja termasuk rekan kerja. Rekan kerja yang memberikan bantuan dan menjadi contoh yang baik akan memberikan dampak bagi sesama karyawan. OCB yang berada dalam sebuah organisasi mendorong terciptanya lingkungan organisasi yang lebih efektif dan positif. Hal ini dapat mendukung karyawan yang belum menerapkan OCB untuk berperilaku lebih dan membantu meningkatkan kinerjanya.

Hubungan Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Karyawan

Penerapan konsep GCG dalam sebuah perusahaan memungkinkan diperbaikinya kinerja SDM yang sebelumnya buruk menjadi baik. Hal ini dilakukan melalui transformasi nilai – nilai yang terkandung didalam prinsip GCG ke dalam kegiatan sehari – hari karyawan dan jajaran manajemen perusahaan. Nilai – nilai tersebut akan mempengaruhi perilaku setiap individu yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerjanya.

Hipotеsis

Gambar 1. Modеl Hipotеsis Sumber: Kajian Pustaka, 2017

I: Ada pengaruh yang signifikan antara

Organizational Citizenship Behavior (X1)

terhadap Kinerja Karyawan (Y).

II: Ada pengaruh yang signifikan antara Good Corporate Governance (X2) terhadap Kinerja

Karyawan (Y).

III: Ada pengaruh yang signifikan antara

Oragnizational Citizenship Behavior (X1) dan Good Corporate Governance (X2) secara

simultan terhadap Kinerja Karyawan (Y).

MЕTODEPЕNЕLITIAN

Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian pеnjеlasan

(еxplanatory rеsеarch) dеngan pеndеkatan kuantitatif yang dilakukan kepada 34 orang karyawan PT. TASPEN (Persero) Kantor Cabang Malang yang berada dijalan Raden Intan, Polowijen, Blimbing, Kota Malang dеngan

pеngumpulan data mеnggunakan kuеsionеr yang

dianalisis mеnggunakanrеgrеsi liniеr bеrganda.

HASIL DAN PЕMBAHASAN

Setelah data terkumpul, dilakukan Uji Validitas dan Reliabilitas guna mengetahui apakah data tersebut layak digunakan untuk penelitian. Dari kedua uji tersebut didapatkan hasil rhitung > rtabel (0,361) (Validitas) dan Cronbach's Alpha > 0,700

(Reliabilitas) yang membuktikan bahwa data tersebut Valid dan Reliabel sehingga dapat digunakan untuk penelitian.

Selanjutnya sebelum melakukan Analisis Regresi Linier Berganda diperlukan Uji Asumsi Klasik agar perhitungan secara statistika terpenuhi. Dari uji tersebut didapatkan hasil Asymp.sig > alpha (0,05) yang dapat disimpulkan bahwa asumsi Normalitas terpenuhi, kemudian scatter plot yang dihasilkan tidak membentuk sebuah pola tertentu atau acak maka dapat dikatakan asumsi Heterokedastisitas terpenuhi, dan yang terakhir nilai VIF untuk semua variabel prediktor < 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada Multikolinieritas di antara kedua variabel prediktor tersebut (asumsi multikolinieritas terpenuhi).

Setelah Uji Asumsi Klasik terpenuhi, barulah dapat dilakukan Analisis Regresi Linier Berganda yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabеl 1. Hasil Analisis Rеgrеsi Liniеr Berganda

Variabel

Standard Error of Estimate = 1,868

R Square = 0,753

Adjusted R Square = 0,737

(5)

a

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

164

Pengaruh Variabel Organizational Citizenship

Behavior (OCB) dan Good Corporate

Governance (GCG) terhadap Kinerja

Karyawan

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, variabel OCB (X1) dan GCG (X2)

memiliki nilai sig F (0,000) < α = 0.05 sehingga variabel OCB dan GCG memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Berdasarkan nilai R2 diketahui bahwa variabel OCB (X1) dan GCG (X2) memberikan pengaruh

atau kontribusi terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y) sebesar 0,737 (73,7%) dan sisanya sebesar 26,3% dipengaruhi oleh variabel - variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Organizational Citizenship Behavior yang dimiliki karyawan dan Good Corporate Governance yang dimiliki suatu perusahaan merupakan faktor yang cukup penting dalam peningkatan Kinerja Karyawan. Karyawan yang memiliki

Organizational Citizenship Behavior yang

memadai dan juga perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan.

Pengaruh Variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB) terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan Uji t antara X1 (Organizational

Citizenship Behavior) dengan Y (Kinerja Karyawan) menunjukkan thitung = 2,692 sedangkan

ttabel sebesar 2,039. Karena thitung > ttabel yaitu 2,692

> 2,039 atau nilai sig t (0,011) < α = 0,05 maka

pengaruh X1 (Organizational Citizenship Behavior) terhadap Y (Kinerja Karyawan) adalah signifikan. Hal ini berarti H1 diterima dan H0

ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Kinerja Karyawan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh

Organizational Citizenship Behavior. Berdasarkan analisis deskriptif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata jawaban item-item pada variabel Organizational Citizenship Behavior

adalah berkategori sangat kuat dengan nilai Grand mean sebesar 4.27. Hal ini membuktikan bahwa karyawan sangat setuju untuk menggantikan rekan kerja yang tidak masuk, membantu rekan kerja yang pekerjaannya menumpuk, bersedia untuk menerima tugas tambahan, bersedia bekerjasama dalam menyelesaikan pekerjaan, mengikuti perubahan di dalam perusahaan, serta membina rekan kerja untuk menggunakan cara yang lebih baik dalam menyelesaikan pekerjaan.

Secara teoritis, penelitian ini diperkuat oleh pendapat Podsakoff & MacKenzie dalam Kelana

(2009) “OCB memberikan kontribusi bagi

organisasi berupa peningkatan kinerja karyawan, peningkatan kinerja manajer, menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan organisasi secara keseluruhan, membantu memelihara fungsi kelompok, menjadi efektif dalam mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan unit kerja, meningkatkan kemampuan organisasi untuk menarik dan mempertahankan karyawan terbaik, dan meningkatkan stabilitas kerja organisasi. Secara empiris penelitian ini mendukung penelitian terdahulu oleh Yumna (2017) dan Mery (2016) yang menyatakan bahwa Organizational Citizenship Behavior memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan.

Pengaruh Variabel Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan Uji t antara X2 (Good Corporate Governance) dengan Y (Kinerja Karyawan) menunjukkan thitung = 2,223 sedangkan ttabel sebesar

2,039. Karena thitung > ttabel yaitu 2,223 > 2,039 atau

nilai sig t (0,034) < α = 0,05 maka pengaruh X2

(Good Corporate Governance) terhadap Y (Kinerja Karyawan) adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa Kinerja Karyawan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Good Corporate Governance. Berdasarkan analisis deskriptif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata jawaban item-item pada variabel Good Corporate Governance adalah berkategori sangat kuat dengan nilai Grand mean sebesar 4.31. Hal ini membuktikan bahwa karyawan sangat setuju jika perusahaan memberikan kesempata promosi kepada semua karyawan, memiliki peraturan yang jelas, memberikan wewenang dan pembagian kerja yang jelas, serta menerapkan peraturan perusahaan dan kode etik perusahaan.

(6)

a

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

165 pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja

Karyawan.

KЕSIMPULAN DAN SARAN Kеsimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan Analisis Regresi Linier Berganda, dapat disimpulkan bahwa Variabel Organizational Citizenship Behavior dan

Good Corporate Governance baik secara parsial maupun simultan terbukti berpengaruh langsung dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan.

Saran

1. Melihat hasil penelitian, bahwa variabel

Organizational Citizenship Behavior dan Good Corporate Governance memiliki pengaruh besar terhadap kinerja karyawan. Hal ini menandakan bahwa semakin baik dan memadai OCB yang dimiliki karyawan dan GCG perusahaan maka dapat meningkatkan Kinerja Karyawan. PT. TASPEN (Persero) Kantor Cabang Malang diharapkan mampu terus menjaga dan meningkatkan kualitas Organizational Citizenship Behavior karyawannya serta tata kelola perusahaannya dengan cara melakukan pelatihan atau kegiatan

– kegiatan yang meningkatkan kesadaran karyawan tentang pentingnya OCB, serta menerapkan peraturan dan kebijakan perusahaan yang mengacu pada nilai GCG sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawannya dan mampu menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan juga potensial agar dapat menciptakan kemajuan bagi perusahaan.

2. Peneliti selanjutnya disarankan agar melakukan penelitian di lokasi lain seperti rumah sakit. Hal ini dikarenakan pada institusi rumah sakit budaya kerja yang terbentuk lebih memiliki korelasi dengan variabel OCB..

3. Peneliti selanjutnya juga disarankan agar tidak mengangkat variabel Kinerja apabila membahas OCB. Jika ingin mengangkat variabel Kinerja, peneliti disarankan menggunakan variabel Motivasi sebagai penghubung antara variabel OCB dengan variabel Kinerja.

DAFTAR PUSTAKA

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

Bolino, M. C., Turnley, W. H., dan Bloodgood, J. M. 2002. Citizenship Behavior and the Creation of Social Capital in Organization. Academy of Management Journal, Vol. 7, No. 4, Hal. 502-522.

Effendi, Muh. Arif. 2009. The Power of Good

Corporate Governance: Teori dan

Implementasi. Jakarta: Salemba.

Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2011. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan).

Edisi 2. Jilid II. FCGI.

Garay, Hanah Dara Vanzuela. 2006. Kinerja Extra-role dan Kebijakan Kompensasi. Sinergi, Kajian Bisnis dan Manajemen. Vol. 8. No. 1. Januari 2006: 22-42.

Gomez, Faustino C. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi Offset.

Kambu. 2012. Pengaruh Leader-Member

Exchange (LMX), Persepsi Dukungan

Organisasional, Budaya Etnis Papua dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) terhadap Kinerja Pegawai (KP) pada

SEKDA Provinsi Papua. Malang:

Universitas Brawijaya.

Kelana, Ludy. 2009. Pengaruh Kepuasan Kerja

dan Komitmen Organisasi terhadap

Organizational Citizenship Behavior (OCB). Sinergi, Kajian Bisnis dan Manajemen. Vol. 11, No. 1, Hal 59-75.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2008. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta: KNKG.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2008. Pedoman Umum Good Public Governance Indonesia. Jakarta: KNKG.

Krisdarto, Atmosoeprapto. 2001. Produktivitas Aktualisasi Budaya Perusahaan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi.

Jakarta: Salemba Empat.

(7)

a

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 2 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

166 Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu

Mangkunegara. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mathis, Robert L., & Jackson. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan oleh Jimmy Sadeli & Bayu Prawira Hie. Jakarta: Salemba.

Organ, D. W., Podsakoff, P. M., & MacKenzie S. P. 2006. Organizational Citizenship Behavior: Its Nature, Incidents, and Consequences. London: Sage Publication.

Pareke, F, Js. 2004. Kepemimpinan Transformasional dan Perilaku Kerja Bawahan: Sebuah Agenda Penelitian. Universitas Bengkulu.

Priansa, Donni Juni. 2014. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Bandung: Alfabeta.

Rivai, Veitzal dan Achmad Fawzi. 2008.

Performance Appraisal System yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P. dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Simamora, Bilson. 2004. Riset Pemasaran.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Surya, I. & Yustiavandana, I. 2006. Penerapan

Good Corporate Governance:

Mengesampingkan Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. Jakarta: Kencana.

Umar, Husein. 2008. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi Edisi Revisi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Zarkasy, Moh. Wahyudin. 2008. Good Corporate Governance pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan lainnya.

Gambar

Gambar 1. Modеl Hipotеsis

Referensi

Dokumen terkait

Pada masa ini perjuangan kemerdekaan semakin sulit. Belanda benar- benar belum rela Indonesia merdeka. Mereka terus menekan berbagai organisasi politik dan gerakan tuntutan

Data tabel 5 yang menunjukkan data demografi subyek peneltian terhadap kultur bakteri positif dalam penelitian ini memperlihatkan pasien kelompok umur kurang dari 60 tahun

Berdasarkan penelitian yang di- lakukan diperoleh simpulan pada kelas eksperimen strategi scaffolding dalam pembelajaran SiMaYang 97% mem- pengaruhi motivasi belajar

Tampilan antarmuka dalam sistem pakar berbasis web untuk pembagian harta warisan menurut hukum Islam terdiri dari:. Antarmuka Beranda

Dari Tabel 4.2 menunjukkan bahwa master akan mengolah data input , mencacah, menam- pilkan printout nomor antrian pada LCD, menerima data panggil pada masing-masing lo- ket/ slave

Praktik jual beli makanan ringan yang tidak mencantumkan tanggal kadalursa ini masih ada penjual yang belum memenihu hak-hak konsumen dalam pasal 4 nomor 8

Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan data perusahaan Transportasi pada tahun 2013 – 2016 dengan judul “Pengaruh Free Cash Flow,

Dengan meningkatnya total PAD setiap tahunnya di kota Lhokseumawe belum bisa diartikan bahwa total keseluruhan PAD bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan pemerintah daerah kota