• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1200224 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1200224 Chapter3"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, metode yang akan

digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode PTK

digunakan sebab melalui metode ini maka guru yang lebih mengenal keadaan

kelasnya dapat melakukan penelitian secara langsung untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan penelitian ini pula diharapkan guru

dapat memperbaiki kinerjanya agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara

ideal.

Arikunto (2010, hlm. 2-3) menjelaskan PTK secara sistematis.

1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperolah data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti,

2. Tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan

untuk siswa.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang

pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah

sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang

sama dari guru yang sama pula.

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.

Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan

penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus

pelaksanaan berupa pola: perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi-revisi

(perencanaan ulang). Ini tentu berbeda dengan penelitian biasa, yang biasanya

(2)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

penelitian tindakan, yaitu adanya tindakan yang berulang-ulang sampai didapat

hasil yang terbaik. (Wardani dan Wihardit, 2011, hlm.1.7).

Manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu dapat mengubah

kenyataan dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan memenuhi harapan

sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tahapan perkembangan anak. (Nurhayati,

2011, hlm. 13).

Adapun skema atau alur penelitian tindakan kelas yang dikemukakan Kemmis

dan Taggart adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1

Sumber Arikunto (2010, hlm 16)

Menurut Arikunto (2010, 17-20) adapun model dan penjelasan untuk

masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

Perencanaan

Siklus II

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Hasil

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

(3)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap pertama ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti

menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus

untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk

membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

Dikarenakan pelaksana guru peneliti adalah pihak yang paling berkepentingan

untuk meningkatkan kinerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan

dengan selera dan kepentingan guru peneliti, agar pelaksanaan tindakan dapat

terjadi secara wajar, realistis, dan dapat terjadi secara wajar, realistis, dan dapat

dikelola dengan mudah.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang

merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan

di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini pelaksana

guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam

rancangan, tetapi harus pula berlaku, wajar, tidak dibuat-buat. Keterkaitan antara

pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron

dengan maksud semula.

3. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ketiga ini merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh

pengamat untuk memperoleh data yang akurat mengenai tingkat keberhasilan

strategi yang dipakai dalam memecahkan masalah untuk perbaikan siklus

berikutnya.

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap keempat ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali

apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris

reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan

refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan

tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan

(4)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan disalah satu sekolah dasar yang beralamat di

Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. Jumlah seluruh siswa adalah 285 orang.

Jumlah siswa laki-laki 135 orang dan jumlah siswa perempuan 150 orang.

Dilihat dari latar belakang keluarga, siswa berasal dari keluarga yang

mayoritas menengah keatas. Dengan persentase 96,8% berasal dari keluarga

menengah keatas dan 3,2% berasa l dari keluarga menengah kebawah dengan

orang tua rata-rata berprofesi wiraswasta, PNS guru, dan PNS TNI AD.

Dalam penelitian ini yang akan menjadi subjek penelitian atau partisipan

adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang. Jumlah siswa

laki-laki 12 orang dan jumlah siswa perempuan 19 orang. Peneliti memilih penelitian

dengan subjek penelitian kelas IV ini dikarenakan keaktifan belajar siswa masih

sangat rendah.

Jumlah kelas yang terdapat di SD ini yaitu delapan rombongan belajar

(rombel), dengan jumlah guru sebelas guru ditambah dengan satu orang kepala

sekolah, satu orang operator dan satu orang penjaga sekolah. Waktu belajar kelas

IV yaitu siang, dimulai dari jam 12.30 WIB sampai 17.00 WIB. Lokasi SD

terletak dipinggir jalan. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum KTSP.

Ekstrakulikuler yang ada di sekolah ini yaitu pramuka, pencak silat, dan

karawitan.

C. Prosedur Administratif Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan peneliti lakukan dalam dua siklus dan

dalam setiap siklusnya terdiri dari satu pertemuan. Hal ini dilakukan supaya

terjadi peningkatan perubahan sikap pada siswa dalam pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Apabila siswa telah mengalami peningkatan dalam dua siklus, maka

(5)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

menunjukkan keberhasilan, maka siklus dapat bertambah. Sebelum melakukan

penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan studi pendahuluan untuk

mengidentifikasi, menentukan fokus dan menganalisis masalah yang akan diteliti.

Hasil temuan studi pendahuluan, direfleksi peneliti agar dapat menentukan

strategi pemecahannya.

Tahap tindakan penelitian yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai

berikut.

1. Tahap pra penelitian

a. Melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran untuk menentukan masalah

yang akan dikaji.

b. Melakukan praktek terbimbing di dalam kelas yang telah di observasi untuk

menentukan masalah yang akan dikaji.

c. Membuat jurnal reflektif untuk mengidentifikasi masalah lebih lanjut.

d. Melakukan studi literatur untuk memperoleh dukungan teori mengenai

strategi yang sesuai.

e. Menyusun proposal penelitian.

2. Tahap perencanaan tindakan

Setelah melakukan hal-hal pada pra penelitian, peneliti merancang perencanaan

tindakan untuk siklus I. Hal-hal yang dilakukankan pada tahap perencanaan siklus

I adalah sebagai berikut:

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

model cooperative learning tipe Time Token, di dalam RPP terdapat Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator capaian kompetensi, tujuan

pembelajaran, materi ajar, pendekatan, metode, langkah-langkah

pembelajaran, media, lembar evaluasi.

b. Menyiapkan bahan ajar pembelajaran berupa teks bacaan.

c. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar evaluasi.

d. Menyiapkan daftar kelompok belajar siswa. Setiap kelompok terdiri 4-5

(6)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

tinggi, sedang, rendah berdasarkan nilai yang diperoleh peserta didik dalam

pembelajaran IPA.

e. Membuat media yang digunakan berupa kartu bicara (bertanya. menjawab,

dan pendapat), kartu identitas kelompok, dan wadah yang digunakan untuk

meletakkan kartu bicara.

f. Menyiapkan “bintang-bintang” dan hadiah sebagai motivasi.

g. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta menyiapkan

catatan harian lapangan (instrumen penelitian).

h. Menyiapkan lembar observasi meningkatkan keaktifan siswa dengan

pedoman penskoran yang sesuai dengan deskripsi observer berdasarkan

indikator-indikator keaktifan.

i. Mendiskusikan RPP, LKS, dan instrumen penelitian dengan dosen

pembimbing.

j. Menghubungi tim observer untuk judgement validitas instrumen.

k. Menyiapkan peralatan-peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama

pembelajaran berlangsung.

Perencanaan penelitian siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I.

Hal-hal yang dilakukankan pada tahap perencanaan siklus II adalah sebagai berikut:

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Evaluasi.

c. Menyiapkan daftar kelompok belajar siswa.

d. Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian.

e. Membuat media yang digunakan berupa kartu bicara (bertanya. menjawab,

dan pendapat), kartu identitas kelompok, dan wadah yang digunakan untuk

meletakkan kartu bicara.

f. Menyiapkan “bintanng-bintang” dan hadiah sebagai motivasi

g. Membuat lembar observasi guru dan lembar observasi siswa serta

menyiapkan catatan harian lapangan (instrumen penelitian).

h. Menyiapkan lembar observasi meningkatkan keaktifan siswa dengan

pedoman penskoran yang sesuai dengan deskripsi observer berdasarkan

(7)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

i. Mendiskusikan RPP, LKS, dan instrumen penelitian dengan dosen

pembimbing.

j. Menghubungi tim observer untuk judgement validitas instrumen.

k. Menyiapkan peralatan-peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama

pembelajaran berlangsung.

3. Tahap pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

langkah-langkah model Cooperative Learning Tipe Time Token yang telah direncanakan

dan dikembangkan dalam RPP. Pada saat pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak

sebagai guru. Tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan penerapan model

Cooperative Learning Tipe Time Token siklus I yaitu sebagai berikut :

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar.

b. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikaal.

c. Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ±30 detik perr kupon

pada tiap siswa.

d. Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara

atau memberi komentar. Satu kupon untuk satu kesempatan berbicara. Siswa

dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah

habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon

harus bicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga

semua anak berbicara.

e. Guru memberi sejumlah nilai berdasarkan waktu yang digunakan tiap siswa

dalam berbicara.

Hasil dari refleksi siklus I, pelaksanaan tindakan pada siklus II, yaitu:

a. Sebelum memulai pada sintaks model Cooperative Learning Tipe Time

Token peneliti menginformasikan mengenai kegiatan penelitian yang

dilakukan,

(8)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

c. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikaal. Kelompok

sesuai dengan kelompok pada kegiatan siklus I.

d. Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ±30 detik perr kupon

pada tiap siswa.

e. Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara

atau memberi komentar. Satu kupon untuk satu kesempatan berbicara. Siswa

dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah

habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon

harus bicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga

semua anak berbicara.

f. Guru memberi sejumlah nilai berdasarkan waktu yang digunakan tiap siswa

dalam berbicara.

4. Tahap observasi tindakan

Tahap observasi tindakan dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Dalam kegiatan observasi tindakan, peneliti dibantu oleh observer untuk

merekam dan mencatat setiap perilaku yang muncul selama pembelajaran.

Rekaman dan catatan hasil obeservasi dari para observer dijadikan satu berkas

oleh peneliti.

5. Tahap refleksi terhadap tindakan

Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat, guru dan dosen pembimbing

berdiskusi mengenai kekurangan, kelebihan penerapan model Cooperative

Learning Tipe Time Token dalam pembelajaran dengan menganalisis berkas dan

menentukan strategi perbaikan selanjutnya. untuk mendapatkan suatu simpulan.

Berpedoman dari alur siklus yang dikembangkan Kemmis dan Taggart, pada

hasil pelaksanaan dan refleksi siklus I merupakan kumpulan data yang akan

dijadikan pedoman untuk pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya yaitu

sikus II. Apabila dari dua siklus yang dilaksanakan kemampuan siswa belum

mencapai taraf yang baik, maka dilakukan siklus hingga kemampuan siswa

(9)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

D. Prosedur Substantif Penelitian

1. Pengumpulan Data

Pada bagian ini peneliti memaparkan secara rinci instrumen yang akan

digunakan untuk mengumpulkan data mengenai masalah yang telah dirumuskan

pada bab 1. Selain itu peneliti pun menjelaskan secara rinci tahapan-tahapan

teknis pengumpulan datanya. Untuk mengungkap keberhasilan yang dicapai

dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti diantaranya:

a. Instrumen Pembelajaran

Instrument pembelajaran yang digunakan selama pembelajaran berlangsung yaitu:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang menggunakan model cooperative

learning tipe Time Token sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun

setiap siklus. Masing-masing RPP berisi standar kompetensi, kompetensi

dasar, indikator capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran dan kegiatan

pembelajaran, metode, dan media.

2) Lembar Kerja Siswa (LKS), memuat masalah-masalah yang harus

diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran. LKS dikerjakan siswa

dengan berdiskusi dalam kelompok.

3) Tes Evaluasi

Tes evaluasi merupakan kegiatan penilaian untuk mengukur kemampuan

siswa. Dalam teknik ini siswa mengisi soal tes yang terdiri dari bentuk soal

uraian. Soal tes tersebut telah disusun oleh peneliti yang digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa.

b. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, instrumen untuk mengungkap hasil penelitian sebagai

berikut:

1) Observasi Partisipatif

Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk

menjawab masalah yang terjadi selama penelitian ini berlangsung. Peneliti

dibantu oleh beberapa teman sejawat dalam melakukan observasi partisipatif

sehingga jenis observasi partisipatif yang dilakukan yaitu partisipasi aktif dan

(10)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

dan berperan sebagai guru yang melakukan pembelajaran dengan penerapan

model cooperative learning Tipe Time Token. Sedangkan partisipasi pasif

dilakukan oleh teman sejawat peneliti. Teman sejawat peneliti hanya mengamati

dan mencatat hasil pengamatannya pada format observasi mengenai aktivitas guru

dan siswa dalam langkah-langkah model cooperative learning Tipe Time Token

dan pada format observasi keaktifan belajar siswa yang menjadi fokus penelitian,

teman sejawat peneliti di sini tidak terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

2) Lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Lembar observasi ini sebagai instrument untuk mengukur tingkat

ketercapaian pelaksanaan model cooperative learning Tipe Time Token dalam

pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

3) Lembar observasi keaktifan siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar

siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning Tipe

Time Token. Indikator keaktifan siswa yang digunakan dalam lembar observasi

ini sesuai dengan indikator yang tertulis pada definisi operasional penelitian.

Keaktifan belajar siswa yang diobservasi terdiri dari beberapa aspek, yaitu

mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat,

mengajukan pertanyaan dan bekerja sama dengan teman sekelompoknya. Aspek

tersebut diamati dan diberikan skor sesuai dengan pedoman penskoran yang

dibuat oleh peneliti. Observer memberikan skor sesuai dengan indikator yang

telah dibuat peneliti. Indikator tersebut akan dipaparkan di bawah ini.

a) Aspek Mengerjakan Tugas

1. Siswa dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu (skor 3).

2. Siswa menyelesaikan tugas dengan waktu yang lebih lama dari yang

ditentukan guru (skor 2).

3. Siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru (skor 1).

b) Aspel Menjawab Pertanyaan

(11)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

2. Siswa dapat menjawab pertanyaan guru/siswa lain dengan cukup benar

walaupun jawaban yang diberikan kurang lengkap namun siswa tersebut

sudah berusaha untuk menjawab pertanyaan (skor 2).

3. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan (skor 1).

c) Aspek Mengemukakan Pendapat

1. Siswa dapat mengemukakan pendapat dengan berani menggunakan kata-kata

sendiri (skor 3).

2. Siswa dapat mengemukakan pendapat namun belum sesuai dengan yang

diharapkan (skor 2).

3. Siswa tidak mengemukakan pendapat sama sekali (skor 1).

d) Aspek Mengajukan Pertanyaan

1. Siswa mengajukan pertanyaan ketika menghadapi suatu kesulitan dan sesuai

dengan materi yang dipelajari (skor 3).

2. Siswa mengajukan pertanyaan tetapi tidak sesuai dengan materi yang

dipelajari (skor 2).

3. siswa tidak mengajukan pertanyaan (skor 1).

e) Bekerja sama dengan teman sekelompoknya

1. Siswa ikut berpartisipasi memberikan saran dalam menyelesaikan tugas

kelompok (skor 3).

2. siswa cukup berpartisipasi dengan teman sekelompoknya (sewaktu-waktu

terlihat kurang serius menyelesaikan persoalan kelompok baik pada saat

diskusi maupun mengerjakan LKS kelompok (skor 2).

3. Siswa tidak ikut berpartisipasi serta memberikan saran dalam menyelesaikan

tugas kelompok (skor 1).

4) Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto kegiatan siswa dalam proses

(12)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

pembelajaran berlangsung dengan penerapan model cooperative learning Tipe

Time Token. Dokumentasi ini juga membantu peneliti untuk merefleksi kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan dan mengkonfirmasi hasil observasi teman

sejawat.

.

2 Pengolahan Data

Adapun rencana pengolahan data dan keabsahan data yang dihasilkan, akan

dilakukan dengan cara analisis data secara kualitatif dan kuantitatif tergantung

dari objek yang di amati.

a. Analisis Data Kualitatif

Diperoleh dari lembar observasi serta studi dokumentasi. Dilakukan

perhitungan skor dari hasil akhir lembar observasi untuk setiap faktor yang

diamati. Sedangkan foto digunakan sebagai data pelengkap dan penguat dari

kegiatan pembelajaran. Analisis data kualitatif ini memberikan gambaran

bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative

learning Tipe Time Token.

Teknik analisis yang digunakan merupakan teknik analisis kualitatif yang

digunakan pada data hasil observasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

teknik analisis model Miles dan Huberman (dalam Kunandar, 2012, hlm. 102),

yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu :

1) Reduksi data (Data Reduction), yaitu proses menyeleksi, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada

dalam dalam catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan penajaman,

pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya

sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi.

2) Penyajian Data (Data Display), penyajian data dilakukan dalam bentuk teks

yang bersifat narasi plus matriks, grafik atau diagram, termuat laporan hasil

(13)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

pemahaman terhadap apa yang telah terjadi sehingga memudahkan penarikan

kesimpulan atau menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

3) Penarikan kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing/verivication),

merupakan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi

dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada

akhir siklus I ke simpulan terevisi pada akhir siklus II dan seterusnya dan

kesimpulan terakhir pada siklus terakhir. Kesimpulan yang pertama sampai

dengan yang terakhir saling terkait dan kesimpulan pertama sebagai pijakan.

b. Analisis Data kuntitatif

1) Pengolahan Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Dalam lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang digunakan peneliti

menggunakan kriteria (Ya) atau (Tidak) untuk mengetahui terlaksana atau

tidaknya aktivitas pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan peniliti

untuk mengolah data hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:

a) Menghitung jumlah “ya” dan “tidak” yang observer isi pada format

observasi.

b) Setelah diketahui jumlah “ya” dan “tidak” selanjutnya dilakukan

perhitungan sebagai berikut:

Silalahi (2015, hlm. 56)

2) Pengolahan Data Keaktifan Belajar Siswa

Aspek keaktifan belajar siswa yang peneliti gunakan ialah memperhatikan

penjelasan guru, mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan, mengemukakan

(14)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

sekelompoknya. Setiap aspek memiliki skor maksimal 3, sehingga skor maksimal

keaktifan belajar setiap siswa ialah 15. Untuk memperoleh nilai skor siswa, yaitu

dengan cara membagi skor keaktifan belajar yang diperoleh siswa dengan skor

maksimal. Untuk mengolah data kuantitatif pada lembar observasi keaktifan

belajar siswa, peneliti menggunakan perhitungan sederhana dengan rumus sebagai

berikut:

Silalahi (2015, hlm. 58)

Adapun rentangan jumlah setiap aspek terhadap kategori siswa tidak aktif,

cukup aktif, dan aktif yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Klasifikasi Kategori Keaktifan Siswa

Rantangan Jumlah Aspek Kategori

25% Tidak Aktif

30% - 50% Kurang Aktif

55% - 75% Cukup Aktif

80% - 100% Aktif

Agund (Gede, 2011, hlm. 12)

3) Pengolahan Data Hasil Belajar Siswa

Data kuantitatif diperoleh dari pengolahan hasil tes untuk mengetahui sejauh

mana peningkatan hasil belajar kognitif siswa yang diberikan setelah

dilaksanakannya pembelajaran menggunakan model cooperative learning tipe

Time Token pada setiap siklusnya dengan batas ketercapaian hasil belajar kognitif

siswa didasarkan pada KKM yang terdapat di sekolah yaitu 75. Langkah-langkah

dalam menganalisa data kuantitatif yaitu sebagai berikut:

(15)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa

adalah tes uraian bebas dengan bobot soal: 20, 20, 20, 20, 20. Sehingga skor

maksimal yang dapat diperoleh siswa adalah 100

b) Mencari rata-rata nilai yang diperoleh siswa melalui rumus yang

diadaptasi dari Sudjana (2012, hlm. 109).

R = ∑x

∑N

Keterangan :

R = nilai rata-rata siswa

∑x = Jumlah seluruh nilai siswa

∑N = Jumlah siswa

c) Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa yang lulus di kelas IV

dengan rumus:

Keterangan:

P persentase siswa yang lulus

∑ jumlah siswa yang lulus

∑ jumlah seluruh siswa

Dalam menguji keabsahan data dibutuhkan validitas data, yaitu langkah yang

diambil peneliti untuk menunjukkan ketepatan pengumpulan data atau data yang

telah dikumpulkan benar-benar sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan.

Menurut Hopkins (dalam Ramdhany, 2015, hlm. 29) kegiatan yang bisa

digunakan dalam meningkatkan validitas data yaitu:

a) Triangulasi

Triangulasi merupakan proses dalam melakukan sesuatu dari berbagai sudut

pandang, dapat dilakukan melalui pengambilan data dari berbagai sumber, yaitu

diskusi antara pendidik sebagai peneliti dan observer dengan menggunakan

(16)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

b) Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi .

c) Expert Opinion

Expert opinion adalah meminta nasihat pakar. Pada penelitian tindakan kelas

ini, expert opinion dilakukan dengan meminta saran dan nasihat dari dosen

pembimbing.

E. Kriteria Keberhasilan Penelitian

Kriteria merupakan patokan untuk menentukan keberhasilan suatu kegiatan

atau program, dikatakan berhasil apabila mampu mencapai kriteria yang

ditentukan dan gagal apabila tidak mampu melampaui kriteria yang telah

ditentukan. Sebagai acuan untuk mempertimbangkan dan memberikan makna

terhadap apa yang telah dicapai sesudah tindakan. Dalam penelitian tindakan ini

digunakan kriteria normatif, yaitu dengan membandingkan hasil sebelum tindakan

dan sesudah tindakan. Kriteria yang dimaksud adalah apabila keadaan sebuah

tindakan menunjukkan keadaan siswa lebih baik dari sebelum tindakan, maka

dikatakan bahwa tindakan tersebut berhasil. Adapun kriteria keberhasilan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Banyaknya siswa yang memperoleh kategori aktif pada pembelajaran adalah ≥

75% yang mengacu pada E Mulyasa (2002, hlm. 101) bahwa dari segi proses,

(17)

Wulan Mega Kartini, 2016

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran.

Gambar

Gambar 3.1 Sumber Arikunto (2010, hlm 16)
Tabel 3.1 Klasifikasi Kategori Keaktifan Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Dari data-data yang diperoleh oleh penulis berdasarkan analisis Balanced Scorecard dapat diketahui banwa kinerja perusahaan berada dalam kondisi cukup baik. Hal ini dapat terlihat

Topik : Reading Comprehension Dalam kalimat pertama paragraph terakhir disebutkan bahwa Tindakan Pemerintah Cina yang cepat untuk mendukung ekonominya

[r]

Penentuan profil farmakokinetika simetidin dilakukan menggunakan 3 hewan uji, dimana diambil cuplikan darah melalui vena lateralis pada ekor tikus kemudian cuplikan darah

Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 123/Kep/M.KUKM/X/2004 Tanggal 6 Oktober 2004 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantu Dalam

 Koordinasi dengan demikian merupakan Koordinasi dengan demikian merupakan g g p p upaya untuk menghasilkan pembangunan upaya untuk menghasilkan pembangunan yang efisien

Rekening yang disertakan / Account to be included Rekening yang tidak disertakan / Account to be excluded Berikut adalah perubahan rekening perusahaan (termasuk rekening

Menurut temuan terbaru WHO, lebih dari 1,1 milyar orang pada wilayah pedesaan dan perkotaan kini kekurangan akses terhadap air minum dari sumber yang berkembang dan 2,6 milyar