• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Makalah SMK Otomotif Tentang Sistem Kelistrikan Sepeda Motor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Makalah SMK Otomotif Tentang Sistem Kelistrikan Sepeda Motor"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sepeda motor pada saat ini telah menjadi moda transportasi yang paling digemari oleh masyarakat. Hal ini didukung dengan berlomba-lombanya para produsen sepeda motor dalam memproduksi sepeda motor dengan berbagai macam model, teknologi serta strategi pemasaran yang sangat menarik oleh para dealer-dealer resmi. Perawatan yang sederhana serta tidak membutuhkan biaya perawatan yang terlalu tinggi juga menambah alasan bagi masyarakat luas untuk memilih sepeda motor sebagai moda transportasi. Maka tidak heran jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pada 2013 lalu mencapai 104,211 juta unit (kompasiana.com).

Berdasarkan kondisi tersebut, maka peluang pekerjaan dalam dunia industri otomotif khususnya sepeda motor masih sangat luas. Dengan demikian maka para lulusan SMK diharapakan mempunyai kompetensi yang memadai dalam bidang perbaikan sepeda motor. Tuntutan tersebut juga akan berlaku bagi para guru SMK untuk juga mampu menguasai materi tentang sepeda motor yang dibutuhkan siswanya untuk menghadapi tuntutan zaman dan perkembangan teknologi.

Untuk menghadapi tantangan tersebut mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif yang dicetak sebagai tenaga pengajar mendapatkan mata kuliah tentang praktikum sepeda motor. Tujuannya adalah agar para lulusan mahasiswa yang menjadi tenaga pengajar dapat menyampaikan materi tentang kompetensi Sepeda Motor yang dibutuhkan siswa SMK. Mengingat saat ini mata pelajaran sepeda motor pada beberapa SMK hanya menjadi mata pelajaran muatan lokal dan jarang sekali mendapat perhatian khusus sehingga beberapa guru sedikit menyepelekan tentang mata pelajaran ini. Padahal peluang pekerjaan dalam bidang kompetensi ini masih sangat luas.

(2)

pembahasan, yaitu system kerangka/chasis/body, system pemindah tenaga, system kelistrikan dan system bahan bakar. Pada masing-masing system tersebut dijelaskan tentang cara kerja, fungsi komponen serta diagnosis kerusakan yang terjadi.

Untuk menyampaikan materi sepeda motor yang harus disajikan maka disusunlah makalah yang berjudul “Sistem Kelistrikan Sepeda Motor”. System kelistrikan tersebut meliputi system penerangan, system pengapian, system pengisian, dan system starter. System-sistem tersebut akan dibahas lebih jelas pada pembahasan berikutnya.

Dengan ditulisnya makalah ini maka diharapkan mahasiswa mampu menyajikan materi tentang sepeda motor dan menguasi kompetensinya serta dapat dijadikan referensi tambahan tentang kompetensi system kelistrikan sepeda motor.

B. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dan manfaat dari ditulisnya makalah yang berjudul “Sistem Pengapian Sepeda Motor” secara umum adalah untuk memenuhi kebutuhan materi tentang system kelistrikan pada matakuliah sepeda motor. Tujuan khususnya adalah sebagai berikut:

1. Agar mahasiswa mampu membuat materi dan referensi tentang system kelistrikan pada sepeda motor.

2. Agar mahasiswa mampu menguasai materi tentang system kelistrikan pada sepeda motor.

3. Agar mahasiswa mampu menyampaikan materi tentang system kelistrikan sepeda motor.

4. Agar mahasiswa mampu menguasai kompetensi tentang system kelistrikan sepeda motor.

C. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah tentang system kelistrikan sepeda motor ini adalah:

(3)

2. System apa saja yang termasuk dalam system kelistrikan sepeda motor? 3. Bagaimana cara kerja dari masing-masing system tersebut?

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. SISTEM KELISTRIKAN PADA SEPEDA MOTOR

Hampir pada semua jenis kendaraan yang ada terdapat suatu system yaitu system kelistrikan. Baik kendaraan yang menggunakan teknologi motor bensin ataupun kendaraan yang menggunakan teknologi motor diesel. Lampu yang terdapat pada kendaraan yang berfungsi sebagai system penerangan juga merupakan bagian dari system kelistrikan. Bahkan untuk menggerakan suatu mesin/motor pada kendaraan juga menggunakan arus listrik sebagai sumber energy utamnya, yaitu mengunakan motor starter. Motor starter berfungsi mengubah arus listrik menjadi energy gerak sehingga dapat menghidupkan suatu motor/mesin pada kendaraan.

Pada kendaraan yang menggunakan teknologi motor bensin sistem kelistrikan memegang peranan penting. Pada motor bensin, proses pembakaran membutuhkan suatu percikan bunga api yang dihasilkan oleh busi. Percikan bunga api oleh busi tersebut merupakan hasil dari system kelistrikan, dimana arus listrik yang terdapat pada busi terjadi konsleting sehingga menimbulkan percikan bunga api.

Sepeda motor yang juga menggunakan teknologi motor bensin pada saat bekerjanya juga akan dipengaruhi oleh system kelistrikan. Pada sepeda motor, system kelistrikan adalah “suatu system yang berfungsi menyediakan arus listrik untuk mendukung sistem yang bekerja pada proses pembakaran dan sistem pendukung lainnya yang bekerja untuk mendukung kinerja mesin”(belajar-otomotif-blogspot.com). sistem tersebut diantaranya adalah system starter, system pengisian/system pembangkit, system pengapian dan system penerangan atau system kelistrikan body.

Berikut ini akan dibahas tentang fungsi, komponen, cara kerja dan diagnosa kerusakan pada system-sistem tersebut.

B. SYSTEM STARTER

(5)

pertama untuk mesin sehingga mesin tersebut menyala. Menurut Nugraha Setya dalam Modul Sistem Starter UNY menyebutkan bahwa “Sistem starter berfungsi memberikan tenaga putar bagi mesin untuk memulai siklus kerjanya”.

Pada system starter tenaga yang digunakan sebagai penggerak mula suatu mesin bermacam-macam. Tetapi yang digunakan pada sepeda motor hanya dua jenis yaitu sistem starter dengan penggerak motor listrik (elektrik starter) dan menggunakan penggerak mekanik/tenaga manusia (kick starter).

Sistem kelistrikan pada sepeda motor melayani kinerja dari sistem starter dengan penggerak motor listrik, yang bekerja dengan cara mengubah energy listrik menjadi energy gerak/mekanik untuk penggerak mula suatu mesin/motor. Umumnya, motor listrik dipasangakan pada poros engkol menggunakan perantara roda gigi ,aupun rantai. Motor starter memperoleh sumber energy listrik dari baterai, sehingga motor starter harus mampu menghasilkan momen yang besar dari energy listrik yang hanya 12 v dari baterai. Dengan menggunakan elektrik starter, maka kinerja manusia dalam mengidupkan suatu mesin sepeda motor menjadi lebih mudah.

1. Komponen Sistem Elektrik Starter Sepeda Motor

a. Baterai. Merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai energi listrik tegangan rendah (pada sepeda motor menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt) ke sistem pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem yang memerlukannya.

b. Kunci kontak. Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan sepeda motor.

c. Relay starter. Sebagai relay utama sistem starter yang berfungsi untuk mengurangi rugi tegangan yang disalurkan dari baterai ke motor starter. d. Saklar starter. Berfungsi sebagai saklar starter yang bekerja pada saat

(6)

e. Motor starter. Merupakan motor starter listrik (kebanyakan tipe DC) yang berfungsi untuk mengubah tenaga kimia baterai menjadi tenaga putar yang mampu memutarkan poros engkol untuk menghidupkan mesin

Gambar 1. Letak Komponen Sistem Starter

2. Cara Kerja.

Sistem starter bekerja pada beberapa kondisi, yaitu pada saat kunci kontak OFF, pada saat kunci kontak ON saklar starter belum tertekan dan saat kunci kontak ON saklar starter ditekan.

(7)

a. Pada saat kunci kontak OFF. Hubungan baterai sebagai sumber tegangan listrik dengan rangkaian sistem starter terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga sistem starter tidak dapat digunakan.

b. Pada saat kunci kontak ON, saklar starter belum ditekan. Jika saklar starter belum ditekan tetapi kunci kontak ON, maka arus dari baterai akan mengalir ke relay starter akan tetapi motor starter belum menyala.

c. Pada saat kunci kontak ON saklar starter ditekan. Apabila tombol starter ditekan (posisi START) pada saat kunci kontak ON, maka kemudian sistem starter akan mulai bekerja dan arus akan mengalir :

Baterai ⇒ Sekering ⇒ Kunci Kontak (ON) ⇒ Kumparan Relay Starter ⇒ Tombol Starter (START) ⇒ massa.

Motor starter akan bekerja memutarkan poros engkol dengan cara mengubah arus listrik menjadi gerak putar.

d. Mekanisme penggerak motor starter. Motor starter dihubungkan pada poros engkol melaluai dua mekanisme penggerak. Mekanisme penggerak bertujuan untuk meningkatkan momen putar melalui gigi reduksi dan mencegah berputarnya motor starter saat mesinsudah menyala. Kedua mekanisme tersebut yaitu mekanisme menggunakan rantai penggerak dan sprocket dan mekanisme penghubung menggunakan roda gigi.

Gambar 3. Mekanisme penggerak motor starter

(8)

starter tidak ikut berputar pada rotor flywheel dipasangkan mekanisme kopling satu arah.

Gambar 4. Cara kerja kopling satu arah

3. Pemeriksaan dan Perawatan Sistem Starter a. Pemeriksaan dan perawatan baterai baterai

 Memeriksan cairan baterai/air aki.

 Memeriksa berat jenis baterai dengan hydrometer.

 Memeriksa selang-selang ventilasi baterai.

b. Pemeriksaan relay starter

 Menekan saklar starter saat kunci kontak ON. Harus terdapat bunyi

(9)

 Jika tidak terdapat bunyi klik maka periksa tegangan pada terminal

relay starter yang menuju tombol starter, harus terdapat tegangan 12 v.

 Jika tidak ada tegangan maka periksa hubungan/kontinuitas pada

kumparan relay starter. Jika tidak ada hubungan ganti relay starter. c. Memeriksa motor starter

 Melakukan pembongkaran dan pelepasan motor starter.

 Periksa komutator. Jika warna beubah maka terjadi huungan singkat

dengan kumparan armature.

 Pemeriksaan bantalan.

 Pemeriksaan kumparan armature. Pemeriksaan kontinuitas kumparan

dan kebocoran kumparan.

 Memeriksa sikat arang. Meliputi panjang sikat, pegas, hubungan

singkat terminal kabel dan kontinuitasnya. d. Memeriksa mekanisme kopling satu arah

 Melepas kopling starter

 Memeriksa sil terhadap kerusakan.

 Memeriksa bantalan jarum.

 Memeriksa pengglinding kopling satu arah.

Gambar 5

(10)

Langkah utama sebelum melakukan diagnosis kerusakan adalah periksa kabel-kabel pada sistem dari hubungan longgar atau berkarat. Berikut ini adalah gejala kerusakan pada sistem starter dan diagnosa kerusakannya.

a. Motor starter tidak berputar

b. Motor starter berputar pelan

 Tegangan baterai lemah.

 Ada tahanan yang berlebihan di dalam rangkaian kelistrikan sistem

starter.

 Kabel motor starter, kabel massa atau kabel positip baterai longgar.

(11)

c. Motor starter berputar tetapi mesin tidak ikut berputar

 Kopling starter rusak.

 Rantai penggerak/sprocket atau roda gigi starter rusak.

d. Motor starter dan mesin berputar tetapi mesin tidak hidup  Putaran motor starter terlalu pelan.

 Sistem pengapian rusak.

 Problem lain pada mesin (kompresi rendah, busi kotor, dsb.)

C. SYSTEM PENGAPIAN

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sepeda motor menggunakan teknologi motor bensin pada proses pembakarannya membutuhkan percikan bunga api yang disupali oleh sistem kelistrikan. Sistem kelistrikan yang menghasilkan percikan bunga api pada proses pembakaran disebut dengan sistem pengapian.

Menurut Nugraha Setya dalam Modul Sistem Starter UNY menyebutkan bahwa “Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder”. Pada sepeda motor, sistem pengapian terbagai menjadi beberapa macam. Menurut sumber tegangannya terbagi menjadi sistem pengapian baterai (DC) dan sistem pengapian magnet (AC). Menurut perkembangan teknologinya maka sistem pengapian dibagi menjadi dua macam yaitu sistem pengapian konvensional (platina) dan sistem pengapian elektronik (CDI).

Dikarenakan pada kondisi saat ini semua kendaraan telah menggunakan sistem pengapian elektronik, maka pada pembahasan berikut ini akan dibahas mengenai sistem pengapian elektronik baterai (DC) dan magnet (AC). Pengapian elektronik pada sepeda motor lebih dikenal dengan sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition).

(12)

kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklar elektronik seperti halnya kontak platina (pada sistem pengapian konvensional).

Sebagai pengganti kontak platina, pada sistem pengapian elektronik digunakan SCR/Silicon Controlled Rectifier (yang disebut Thyristor switch). SCR bekerja berdasarkan sinyal-sinyal listrik, sehingga pada sistem pengapian elektronik didapatkan beberapa keuntungan yaitu :

1) Keuntungan Mekanik :

 Tidak terdapat gerakan mekanik/gesekan antar komponen pada SCR,

sehingga tidak terjadi keausan komponen.

 Tidak memerlukan perawatan/penyetelan dalam jangka waktu yang

pendek seperti pada sistem pengapian konvensional.

 Kerja sistem pengapian elektronik stabil (karena tidak ada keausan

 Tegangan pengapian cukup besar dan konstan, sehingga pembakaran lebih

sempurna dan kendaraan mudah dihidupkan.

 Busi menjadi lebih awet karena pembakaran lebih sempurna.

3) Kekurangan Sistem Elektrik

 Apabila terjadi kerusakan terhadap salah satu komponen di dalam unit

CDI, berakibat seluruh rangkaian CDI tidak dapat bekerja dan harus diganti satu unit.

 Biaya/harga penggantian unit CDI relatif lebih mahal.

(13)

(DC) dan pengapian arus bolak-balik (AC). Pengapian arus bolak-balik (AC) sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-balik (AC). Sedangkan pengapian baterai (DC) sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC).

1. Sistem Pengapian Elektronik Magnet (CDI-AC)

Komponen-komponen yang bekerja pada sistem pengapian diantaranya adalah:

a. Sumber Tegangan.

Berfungsi sebagai penyedia tegangan yang diperlukan oleh sistem pengapian. Sumber tegangan sistem pengapian magnet elektronik AC merupakan sumber tegangan AC (Alternating Current), berupa Alternator (Kumparan Pembangkit/stator dan Magnet/rotor). Alternator berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus bolak-balik (AC). Pada sepeda motor, rotor juga berfungsi sebagai fly wheel.

b. Kunci Kontak

Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian pengapian (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda motor. Kunci kontak untuk pengapian AC merupakan tipe pengendali massa.

 Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokkan tegangan

dari sumber tegangan (alternator) yang dibutuhkan oleh sistem pengapian ke massa melalui terminal IG dan E kunci kontak, sehingga sistem pengapian tidak dapat bekerja. Di sisi lain, pada posisi OFF dan LOCK kunci kontak juga memutuskan hubungan tegangan (+) baterai (terminal BAT dan BAT 1) sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.

 Pada posisi ON, kunci kontak memutuskan hubungan terminal IG dan

(14)

sistem pengapian. Sistem pengapian dapat dioperasikan, disamping itu hubungan terminal BAT dan BAT 1 terhubung sehingga seluruh sistem kelistrikan dapat dioperasikan.

Gambar 6. Kunci kontak

c. Koil Pengapian

Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.

Gambar 7. Koil pengapian

d. Unit CDI arus bolak-balik (AC-CDI)

(15)

Keterangan :

1) Dari sumber tegangan alternator. 2) Dari signal generator.

3) Ke ignition coil. 4) Massa CDI

CDI adalah sebagai berikut : Rectifier bekerja menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh sumber tegangan (alternator) maupun oleh signal generator (pick up coil).

Kapasitor (capacitor) menyimpan energi hasil induksi dari kumparan stator alternator dimana terdapat magnet permanen yang berputar (rotor alternator) di dekat kumparan stator.

(16)

e. Kumparan Pembangkit Pulsa (pick up coil)

Kumparan Pembangkit Pulsa (Signal generator/Pick up coil), bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger (pemicu) yang dimanfaatkan oleh Thyristor untuk mendischarge seluruh muatan kapasitor. Pick up coil terdiri dari suatu lilitan kecil yang akan menghasilkan arus listrik AC apabila dilewati oleh perubahan garis gaya magnit yang dilakukan oleh reluctor yang terpasang pada rotor alternator. Prinsip kerja pick up coil dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 8. Prinsip kerja kumparan penghasil pulsa Keterangan :

1) Reluctor mencapai pickup coil 2) Reluctor di tengah pick up coil 3) Reluctor meninggalkan pick up coil

f. Busi

(17)
(18)

Gambar 9 skema sistem pengapian magnet elektronik.

a. Pada saat kunci kontak OFF

Kunci kontak dalam posisi terhubung dengan massa. Arus listrik yang dihasilkan sumber tegangan (Alternator) dibelokkan ke massa melalui kunci kontak, tidak ada arus yang mengalir ke unit CDI sehingga sistem pengapian tidak bekerja dan motor tidak dapat dihidupkan.

b. Pada saat kunci kontak ON

Hubungan ke massa melalui kunci kontak terputus sehingga arus listrik yang dihasilkan alternator akan mengalir masuk ke sistem pengapian.

Ketika rotor alternator (magnet) berputar, kumparan stator menghasilkan arus listrik ⇒ disearahkan dioda ⇒ mengisi kapasitor sehingga muatan kapasitor penuh.

(19)

Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkan melalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api listrik.

2. Sistem Pengapian Elektronik Baterai (CDI-DC)

Setelah membahas sistem pengapian elektronik magnet (CDI-AC), dalam pembahasan selanjutnya akan dibahas tentang sistem pengapian elektronik baterai (CDI-DC). Komponen sistem pengapian baterai akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Sumber tegangan.

Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yang didukung oleh sistem pengisian (Kumparan Pengisian, Magnet dan Rectifier/Regulator), berfungsi sebagai penyedia tegangan DC yang diperlukan oleh sistem pengapian.

Gambar 10. Baterai

b. Kunci kontak.

Berbeda dengan kunci kontak pada sistem pengapian elektronik magnet, kunci kontak pada sistem pengapian elektronik baterai menggunakan sistem pengendali positip.

 Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan (+) baterai

(20)

 Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan hubungan

kelistrikan dari sumber tegangan (terminal (+) baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan, sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.

Gambar 11. Kunci kontak dan terminalnya

c. Koil pengapian

Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.

Gambar 12. Koil d. Unit DC-CDI

(21)

koil pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet.

1) Dari sumber tegangan

2) Dari signal generator (pick up coil) 3) Ke ignition coil

4) Massa CDI

Prinsip kerja dari komponen DC CDI adalah sebagai berikut:

 DC-DC Conventer merupakan serangkaian komponen elektronik yang

menaikkan tegangan sumber (baterai) dan menyearahkannya lagi untuk dialirkan ke kapasitor. Kapasitor (capacitor) menyimpan energi hasil induksi dari DCDC Conventer sampai kapasitas muatannya penuh.

 Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan

mengosongkan kapasitor yang sudah bermuatan tersebut, sinyal trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick up coil yang terlebih dahulu diperkuat di dalam rangkaian penguat sinyal (amplifier), dialirkan ke kaki Gate (G). Akibatnya Thyristor aktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitor melalui terhubungnya terminal Anoda (A) dan Katoda (K) pada Thyristor.

 Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat (discharge)

(22)

e. Kumparan pembangkit pulsa (signal generator)

Bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger (pemicu) yang dimanfaatkan oleh Thyristor untuk mendischarge seluruh muatan kapasitor. Komponen ini sama dengan komponen pada sistem pengapian elektronik magnet.

f. Busi.

Berfungsi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua kutup elektroda busi (± 20.000 volt).

Pembahasan tentang cara kerja sistem pengapian elektronik baterai (CDI-DC) akan dijelaskan sebagai berikut.

Gambar 13. Rangkaian sistem pengapian elektronik baterai

a. Saat kunci kontak OFF

Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem pengapian terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga motor tidak dapat dihidupkan.

(23)

Kunci kontak menghubungkan sumber tegangan ((+) baterai) dengan rangkaian sistem pengapian, sehingga arus listrik dari baterai dapat disalurkan ke unit CDI (DC-DC Conventer).

Ketika rotor alternator (magnet) berputar, reluctor ikut berputar. Pada saat reluctor mulai mencapai lilitan pick up coil, lilitan pick up coil akan menghasilkan sinyal listrik yang dimanfaatkan untuk mengaktifkan Switch Transistor (Tr) pada DC-DC Conventer. Kumparan primer dan sekunder (Kump.) pada DC-DC Conventer akan bekerja secara induksi menaikkan tegangan sumber ⇒ disearahkan lagi oleh dioda (D) ⇒ mengisi kapasitor (C) sehingga muatan kapasitor penuh.

*) Sinyal yang dihasilkan lilitan pick up coil tersebut belum mampu membuka gerbang (Gate) Thyristor switch (SCR) sehingga SCR belum bekerja.

Pada saat yang hampir bersamaan (saat pengapian), arus sinyal yang dihasilkan oleh signal generator (pick up coil) mampu membuka gerbang SCR sehingga SCR menjadi aktif dan membuka hubungan arus listrik dari kaki Anoda (A) ⇒ Katoda (K).

Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge (dikosongkan muatannya) dengan cepat ⇒ melalui kumparan primer koil pengapian ⇒ massa koil pengapian. Pada kumparan primer koil pengapian dihasilkan tegangan induksi sendiri sebesar 200 – 300 V.

Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkan melalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api listrik.

(24)

a. Pemeriksaan alternator

 Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/stator Pemeriksaan

dapat dilakukan dalam keadaan stator tetap terpasang. Dengan ohm meter.

Gambar 14. Pemeriksaan alternator

 Pemeriksaan magnet/rotor secara visual (keretakan, kotoran, kondisi

pasak/spie pada poros engkol).

Gambar 15. Pemeriksaan magnet rotor

.

(25)

b. Pemeriksaan dan perawatan baterai

 Memeriksa cairan baterai.

 Memeriksa berat jenis baterai

 Memeriksa cairan baterai

c. Pemeriksaan kunci kontak

 Memeriksa hubungan antar terminal menggunakan ohm meter.

Gambar 16. Pemeriksaan kunci kontak dan terminalnya. d. Pemeriksaan koil pengapian

 Memeriksa tahanan kumparan primer 0,5-1 Ω.

 Memeriksa tahanan kumparan skunder dengan cap busi 7,2-8,8

KΩ.

 Memeriksa tahanan kumparan skunder tanpa cap busi 11,5-14,5

KΩ

(26)

Gambar 17. Pemeriksaan terminal pada koil pengapian

 Memeriksa kabel tegangan tinggi busi secara visual dan dengan tes

percikan. Percikan yang baik lebih dari 6 mm

Gambar 18. Pemerksaan kabel tegangan tinggi e. Pemeriksaan CDI

 Memeriksa kontinuitas antar terminal dengan menggunakan ohm

meter.

SW EXT FP/PC E IGN

SW ~ ~ ~ ~

EXT 16 260 180 ~

FP/PC 260 ~ 60 ~

E 18 ~ 22 ~

IGN ~ ~ ~ ~

Keterangan:

1) SW : Switch (Bl/W) 2) EXT : Exiter (Bl/R)

3) FP/PC : Fixed Pulser/Pick up coil (Bu/Y) 4) E : Earth (G/W)

(27)

5) IGN : Ignition (Bl/Y)

f. Pemeriksaan kumparan pembangkit pulsa

 Memeriksa tahanan kumparan menggunakan Ohm Meter. Tahanan

pick up coil : 50 – 200 Ω (Honda).

1) Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna coklat atau abu-abu. Kondisi mesin normal dan penggunaan nilai panas busi yang tepat.

2) Tidak normal : Terdapat kerak berwarna putih pada ujung insulator dan elektroda akibat kebocoran oli pelumas ke ruang bakar atau karena penggunaan oli pelumas yang berkualitas rendah.

3) Tidak Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam disebabkan campuran bahan bakar & udara terlalu kaya atau kesalahan pengapian. Setel ulang, apabila tidak ada perubahan naikkan nilai panas busi.

4) Tidak Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam dan basah disebabkan kebocoran oli pelumas atau kesalahan pengapian.

(28)

5) Tidak Normal : Ujung insulator berwarna putih mengkilat dan elektroda meleleh disebabkan pengapian terlalu maju atau overheating. Coba atasi dengan menyetel ulang sistem pengapian, campuran bahan bakar & udara ataupun sistem pendinginan. Apabila tidak ada perubahan, ganti busi yang lebih dingin.

 Membersihkan insulator dengan sikat baja.

 Menyetel celah elektroda busi. Celah : 0,6 – 0,7

Gambar 20. Penyetelan celah busi h. Pemeriksaan timming pengapian

Pemeriksaan menggunakan timming light dengan langkah sebagai berikut:

 Memasang timing light

 Mesin dihidupkan pada putaran stasioner (± 1.300 rpm).

 Arahkan timing light ke tanda penyesuai pada tutup magnet

Gambar 21. Penyetelan top kompresi

 Waktu pengapian tepat apabila terlihat “Garis-F” sejajar dengan

(29)

Gambar 22. Penyetelan timming pengapian

 Apabila “Garis-F” terlihat sebelum melewati “Penyesuai”, berarti

pengapian terlalu cepat (Voor).

 Sebaliknya, Apabila “Garis-F” terlihat sesudah melewati

“Penyesuai”, berarti pengapian terlaku lambat.

 Pada saat putaran tinggi, waktu pengapian tepat apabila terlihat

“Penyesuai” di tengah tanda “Advance (//)”.

Gambar 23. Penyetelan timming pengapian

 Pada umumnya, waktu pengapian untuk sistem pengapian

elektronik tidak dapat disetel karena konstruksi dudukan komponen (pick up coil dan reluctor, dsb) dibuat tetap.

 Jika pengapian tidak tepat maka disebabkan adanya komponen

sistem pengapianyang mengalami kerusakan.

D. SISTEM PENGISIAN DAN PENERANGAN

Sistem pengisian dan penerangan sepeda motor merupakan dua sistem yang saling berkaitan. Hal tersebut dapat dilihat karena sistem tersebut bekerja pada saat kendaraan/motor sudah menyala. Beberapa sistem penerangan yang dapat bekerja

F TEPAT

F

F

(30)

sebelum motor/kendaraan menyala ada beberapa saja, diantaranya lampu tanda belok maupun klakson. Berikut ini adalah skema rangkaian kedua sistem.

Gambar 24. Skema rangkaian sistem pengisian dan penerangan

1. Sistem Pengisian

Sistem pengisian berfungsi sebagai pendukung fungsi baterai. Fungsi baterai pada sepeda motor adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen-komponen sistem kelistrikan seperti motor starter, lampu-lampu dan sistem kelistrikan lainnya. Satu hal yang perlu diingat adalah kapasitas baterai yang sangat terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai kebutuhan tenaga listrik secara terus-menerus.

(31)

Gambar 25. Skema sistem pengisian

Sistem pengisian terdiri dari beberapa komponen, komponen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Sumber Tegangan

Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yang digunakan untuk mengisi baterai dan mensuplai kebutuhan sistemsistem kelistrikan. Sumber tegangan yang digunakan pada sistem pengisian sepeda motor merupakan sumber tegangan AC

(Alternating Current), yang sering disebut Alternator. Alternator terdiri atas Kumparan Pembangkit (Kumparan Stator) dan Magnet permanen (Rotor), berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus bolakbalik (AC).

(32)

b. Baterai

Baterai, merupakan penyimpan tenaga listrik yang dihasilkan oleh sistem pengisian, energi listrik diubah kedalam bentuk energi kimia. Baterai juga berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik sementara (dalam bentuk tegangan DC) yang diperlukan oleh sistem-sistem kelistrikan sepeda motor, dengan didukung oleh sistem pengisian.

Pada saat kita akan mengisi baterai menggunakan battery charger, besar arus dan lamanya waktu pengisian tergantung dari kapasitas baterai dan prosentase pengosongan baterai yang didapatkan dari hasil pengukuran b.j elektrolit.

arus untuk pengisian normal maksimal 10% dari kapasitas baterai, sedangkan untuk pengisian cepat besarnya arus pengisian maksimal 50% dari kapasitas baterai.

c. Rectifier

merupakan serangkaian komponen elektronik, fungsi utama rectifier adalah sebagai penyearah arus bolak-balik yang dihasilkan alternator menjadi arus searah. Pada sistem pengisian sepeda motor, rectifier juga berfungsi sebagai pengatur/pembatas (regulator) arus dan tegangan pengisian yang masuk ke baterai maupun ke lampu-lampu pada saat tegangan baterai sudah penuh maupun pada putaran tinggi.

Terdapat berbagai jenis rectifier yang digunakan pada sistem pengisian sepeda motor, diantaranya : a) silikon rectifier, b) silikon regulator rectifier, c) selenium rectifier, dan d) regulator rectifier.

Gambar 27. Jenis rectifier d. Sekring

(33)

Sebagai pengaman dalam rangkaian sistem kelistrikan. Sekring yang biasa digunakan pada sistem pengisian adalah 10 A.

2. Sistem Penerangan

Sistem penerangan juga dapat disebut sebagai sistem kelistrikan body standard. Sistem tersebut digunakan sebagai salah satu sistem yang aplikable pada sepeda motor. Fungsi utama dari sistem penerangan adalah untuk menerang jalan bagi pengendara saat malam hari. Selain itu sistem tersebut dapat digunakan sebagai aksesoris tambahan pada sepeda motor.

Komponen sistem penerangan lebih sederhana, yaitu baterai sebagai sumber tegangan, saklar, sekring dan lampu/beban. Akan tetapi skema rangkaian pada kendaraan membutuhkan pembahasan yang lebih mendalam.

Sistem penerangan terbagi menjadi dua jenis, yaitu sistem penerangan AC dan sistem penerangan DC.

a. Sistem Penerangan AC

Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-balik (AC). Sistem penerangan tipe AC banyak digunakan pada kendaraan tipe Cub. Sistem penerangan tipe AC mempunyai kelemahan dimana untuk mengoperasikan lampu harus menyalakan motor terlebih dahulu, disamping itu nyala lampu tidak stabil, sangat tergantung kepada naik-turunnya putaran motor (rpm). Berikut ini skema rangkaiannya.

(34)

b. Sistem Penerangan DC

Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC). Keuntungan sistem penerangan tipe DC :

 Lampu penerangan dapat dioperasikan walaupun motor dalam

kondisi dimatikan

 Nyala lampu terang dan stabil, tidak tergantung kepada putaran

motor (rpm)

3. Pemeriksaan dan Perawatan Komponen Sistem Pengisian dan Penerangan

a. Pemeriksaan Alternator

 Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/stator Pemeriksaan dapat

dilakukan dalam keadaan stator tetap terpasang. Dengan ohm meter. .

(35)

Gambar 29. Pemeriksaan alternator

 Pemeriksaan magnet/rotor secara visual (keretakan, kotoran, kondisi

pasak/spie pada poros engkol).

Gambar 30. Pemeriksaan magnet rotor b. Pemeriksaan dan Perawatan Baterai

 Memeriksa cairan baterai.

 Memeriksa berat jenis baterai

 Memeriksa cairan baterai

c. Pemeriksaan rectifier

d. Pemeriksaan tegangan pengisian

Motor dalam kondisi hidup, dan baterai dalam kondisi terisi penuh. Pasangkan Volt meter dan Amper meter, kemudian lakukan pengukuran. Tegangan pengisian yang diatur : 14,0 – 16,0 V pada 5000 rpm (Arus : 0,5 A – 5 A)

(36)

Tegangan penerangan yang diatur adalah 10,5 – 14,5 V pada 5000 rpm.

Gambar 32. Pemeriksaan tegangan pada lampu kepala

f. Memeriksa hubungan terminal saklar lampu penerangan dan saklar dim pada tiap posisi kerjanya menggunakan Ohm meter

Gambar 33. Pemeriksaan hubungan saklar lampu

g. Penggantian bolam lampu

 Lepaskan tutup/batok lampu depan

 Lepaskan tutup debu bola lampu depan, dorong soket bola

 lampu dan putar berlawanan arah jarum jam dan lepaskan soket.

Gambar 34. Melepas Tutup Debu dan Soket Lampu

(37)

 Pasang bola lampu baru dengan mentepatkan tonjolannya dengan alur

pada unit lampu depan.

Gambar 35. Memasang Bola Lampu Depan

 Pasang soket bola lampu dan tutup soket bola lampu dengan tanda

“TOP” menghadap ke atas.

Gambar 36. Memasang soket bolam lampu 4. Diagnose Kerusakan pada Sistem Pengisian dan Penerangan

a. Tidak ada arus listrik – Kunci kontak dalam keadaan hidup :  Baterai mati, disebabkan oleh :

 Baterai tidak terisi

 Elektrolit baterai kering/menguap

 Kerusakan pada sistem pengisian

 Kabel baterai lepas/putus

 Sekering utama putus

b. Tenaga listrik lemah – Kunci kontak dalam keadaan hidup :

 Baterai lemah, karena :

 Elektrolit baterai kurang/Tinggi permukaan elektrolit rendah

(38)

 Kerusakan pada sistem pengisian

 Kabel baterai longgar/kendor

c. Tenaga listrik kadang-kadang ada/tidak ada :  Hubungan kabel baterai longgar/kendor

 Hubungan kabel sistem pengisian longgar/kendor

 Ada hubungan singkat pada sistem penerangan

d. Tenaga listrik lemah – Mesin dalam keadaan hidup :

 Baterai tidak terisi penuh, karena :

 Elektrolit baterai kurang

 Ada satu atau lebih dari sel baterai yang rusak/mati

 Kerusakan pada sistem pengisian

e. Pengisian baterai berlebihan

f. Lampu depan tidak menyala atau bola lampu sering terbakar pada saat mesin dihidupkan

a) Saklar lampu dan/atau lampu jauh rusak b) Bola lampu rusak

c) Kumparan penerangan alternator rusak d) Regulator/rectifier rusak

e) Konektor tidak terhubung dengan baik atau longgar.

g. Arah sinar lampu depan tidak berpindah ketika saklar lampu jauh ditekan a) Bola lampu terbakar

b) Saklar lampu jauh rusak

(39)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Terdapat 4 sistem kelistrikan pada sepeda motor, yaitu sistem starter, sistem pengapian, sistem pengisian dan penerangan. Keempat sistem tersebut saling berkaitan bekerja, maka diperlukan pembahasan yang menyeluruh pada keempa sistem tersebut

Dari pembahasan tentang sistem kelistrkan sepeda motor yang telah dibahas di atas menunujukan bahwa pembahasan pada bagian ini teramat sagat luas. Akan tetapi pada beberapa sistem terdapat komponen-komponen yang sama dengan cara kerja yang sama.

B. SARAN

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Gambar 2. Skema rangkaian sistem starter
Gambar 3. Mekanisme penggerak motor starter
Gambar 4. Cara kerja kopling satu arah
Gambar 7. Koil pengapian
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2) Identifikasi arus listrik menuju motor starter tidak berfungsi sebagaimana biasanya adalah adanya kemungkinan arus dari baterai tidak masuk ke terminal positif

Bila mesin berputar lambat dan throttle valve terbuka sedikit maka jumlah udara yangmasuk ke karburator sangat sedikit, jadi vakum yang terjadi pada venturi kecil, dan

Sistem pelumasan mesin diesel dilengkapi dengan pendingin oil (oil cooler) untuk mendinginkan minyak pelumas, karena mesin diesel temperatur kerjanya sangat tinggi