PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL OLEH LURAH TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI DI KELURAHAN CIAMIS KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS
EMPIF FITRIANINGSIH
ABSTRAK
Penelitian yang penulis lakukan berawal dari adanya masalah bahwa semangat kerja pegawai masih rendah, diantaranya yaitu : 1) Masih rendahnya tingkat kehadiran pegawai; 2) Masih rendahnya kerjasama antar pegawai dalam menyelesaikan suatu pekerjaan; 3) Masih rendahnya tanggungjawab dan kesungguhan yang dimiliki pegawai dalam bekerja.
Berdasarkan masalah tersebut maka penulis merumuskan permasalahan: 1) Bagaimana komunikasi internal oleh Lurah di Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis ? 2) Bagaimana semangat kerja pegawai di Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis? 3) Bagaimana pengaruh komunikasi internal oleh Lurah terhadap semangat kerja pegawai di Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis ?
Untuk menjawab permasalahan tersebut maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.Dalam penelitian ini penulis menggunakan populasi sebanyak 12 orang. Pengambilan sampel yang dilakukan terhadap semua anggota populasi, dengan demikian jumlah sampel yang di ambil adalah sebanyak 12 orang.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dan studi lapangan yang terdiri dari observasi, wawancara dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif, sedangkan untuk menentukan hubungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dan mencari pengaruh dengan menggunakan koefisien determinasi.
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) Komunikasi internal oleh Lurahdi Kantor Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis di diperoleh rata-rata skor sebesar 32,92,yang termasuk pada kategori cukup baik, apabila dipersentasekan diperoleh hasil sebesar 59,85 %. 2) Semangat kerja pegawai di Kantor Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis diperoleh rata-rata skor sebesar 33,17, yangtermasuk pada kategori sedang,apabila dipersentasekan diperoleh hasil sebesar 51,08%. 3) Terdapat hubungan antara komunikasi internal oleh Lurah dengan semangat kerja pegawai dengan koefisien korelasi yang ditemukan adalah sebesar 0,299 yang termasuk dalam kategori rendahdan nilai koefisien determinasi sebesar 8,94%, artinya bahwa semangat kerja pegawai dipengaruhi olehkomunikasi internal oleh Lurah8,94 %sedangkan sisanya sebesar 91,06 % merupakan faktor lain yang tidak terdeteksi yang dapat mempengaruhisemangat kerja pegawai. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui koefisien korelasi 0,299 itu positif. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan yang berbunyi terdapat pengaruh positif antara komunikasi internal oleh Lurah terhadap semangat kerja pegawai di Kantor Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis, terbukti.
A. PENDAHULUAN
Pencapaian tujuan organisasi
memerlukan kerjasama yang baik antar
komponen di dalamnya. Kerjasama terbentuk karena adanya kesatuan persepsi tentang apa yang akan dicapai. Untuk itu diperlukan adanya strategi komunikasi yang baik antar anggota
didalamnya,oleh sebab itu penting untuk
memastikan bahwa strategi komunikasi tersebut dimengerti oleh pegawai.
Hal tersebut berhubungan erat dengan hubungan yang terjalin antara atasan dan bawahan, artinya jika seorang bawahan tidak memahami dan mengerti apa yang diinginkan
atasan lewat pesan tersebut,maka tingkat
keseringan salah persepsi akan semakin
meningkat,akibatnya efisiensi kerja pegawai akan banyak berkurang. Komunikasi menempati posisi
sentral dalam organsasi, sebab struktur
organisasi, perluasan organisasi dan lingkup
organisasi ditentukan oleh teknik-teknik
komunikasi.
Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi
komunikasi. Iklim komunikasi memainkan
peranan sentral dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan usaha kepada pekerjaan mereka dalam organisasi.Usaha dalam hal ini adalah segala aktivitas ataupun kerjasama dalam organisasi untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi.
Komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan mereka, untuk mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih
kesempatan dalam organisasi secara
bersemangat, untuk mendukung para rekan dan anggota organisasi lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif dan untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan operasinya, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi. Iklim yang negatif dapat benar-benar merusak keputusan yang dibuat oleh anggota organisasi mengenai bagaimana mereka akan bekerja dan berpartisipasi untuk organisasi.
Semangat kerja menggambarkan
keseluruhan suasana yang dirasakan para
pegawai dalam kantor. Apabila pegawai merasa bergairah, bahagia, optimis maka kondisi tersebut
menggambarkan bahwa pegawai tersebut
mempunyai semangat kerja yang tinggi tetapi apabila pegawai suka membantah, menyakiti hati, kelihatan tidak tenang maka pegawai tersebut mempunyai semangat kerja yang rendah.
Semangat kerja atau moral kerja
merupakan sikap kesediaan perasaan yang
memungkinkan seorang pegawai untuk
menghasilkan kerja yang lebih banyak dan tanpa
menambah keletihan, yang menyebabkan
pegawai dengan antusias ikut serta dalam kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha kelompok sekerjanya, dan membuat pegawai tidak mudah terkena pengaruh dari luar, terutama dari orang-orang yang mendasarkan sasaran mereka itu atas anggapan bahwa satu- satunya kepentingan pemimpin itu terhadap dirinya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya darinya dan memberi sedikit mungkin.
Dalam suatu instansi atau organisasi diperlukan suatu sistem yang dapat menunjang kinerja organisasi tersebut. Salah satunya adalah semangat kerja yang tinggi. Semangat kerja merupakan keadaan yang harus ada bila aktivitas/proses kerja ingin berjalan lancar. Dengan adanya semangat kerja yang tinggi, maka tujuan organisasi dapat tercapai sesuai rencana.
Apabila suatu organisasi atau instansi mampu meningkatkan semangat kerja pegawai, maka organisasi atau instansi tersebut akan
memperoleh banyak keuntungan seperti
pekerjaan lebih cepat selesai, kerusakan
berkurang, absensi berkurang dan sebagainya. “Hal-hal yang mempengaruhi semangat kerja pegawai adalah jumlah dan komposisi dari kompensasi yang diberikan, penempatan yang tepat, latihan, rasa aman dimasa depan, mutasi, promosi dan lingkungan kerja” (Nitisemito, 2006:183).
Dengan melihat pernyataan-pernyataan di atas dan berdasarkan pada observasi awal yang penulis lakukan di Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, dimana dalam
melaksanakan pekerjaan para pegawai
(bawahan/staf) masih kurang produktif dengan kata lain masih kurangnya semangat kerja
pegawai dalam melaksanakan pekerjaan.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan ditemukan fenomena masalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya tingkat kehadiran pegawai,
hal ini terlihat dari masih ada pegawai yang datang terlambat ke kantor, pulang sebelum
waktunya, sehingga lambat dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan dan lain sebagainya.
2. Masih rendahnya kerjasama antar pegawai
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, hal
ini terlihat dari jarangnya pegawai
untuk mengikuti prosedur kerja yang ditentukan.
3. Masih rendahnya tanggungjawab dan
kesungguhan yang dimiliki pegawai dalam bekerja, hal ini terlihat dari terlihat masih ada pekerjaaan yang tidak dapat selesai tepat waktu dan terkadang masih ada kesalahan yang harus segera diperbaiki oleh pegawai.
Timbulnya masalah tersebut diduga disebabkan karena kurang efektifnya komunikasi internal yang dilakukan oleh Lurah Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis selaku pimpinan. Hal ini dapat dilihat dari indikator sebagai berikut:
1. Masih belum dipahaminya
petunjuk-petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan larangan dan sanksi kepada pegawai dalam bekerja yang menjadi dasar pegangan pegawai dalam menyelenggarakan tugas pekerjaan dalam organisasi, sehingga masih ada pegawai yang malas dalam bekerja.
2. Masih adanya kesalahpahaman dalam
melaksanakan komunikasi internal antara
Lurah dengan bawahannya, karena
kurangnya koordinasi antar pegawai yang mengakibatkan kerjasama pegawai dalam menyelesaikan suatu pekerjaan berjalan tidak efektif dan memakan waktu yang lama.
3. Komunikasi internal yang dilakukan oleh
Lurah masih belum dapat memberikan semangat kerja pegawai yang ada di kantor. Pegawai masih belum memiliki pemahaman yang sama dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan instruksi dan arahan dari Lurah.
Dari uraian latar belakang di atas, selanjutnya penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana komunikasi internal oleh Lurah di Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis ?, 2) Bagaimana semangat kerja pegawai di Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis ? dan 3) Bagaimana pengaruh komunikasi internal terhadap semangat kerja pegawai di Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis ?.
B. LANDASAN TEORITIS 1. Pengertian Komunikasi
Proses komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia, begitu juga dalam kehidupan sebuah organisasi. Dalam praktek kehidupan organisasi, kegiatan komunikasi sangat kompleks yaitu melibatkan semua elemen di dalam organisasi itu, sudah tentu anggota dalam organisasi memiliki derajat heterogenitas atau keragaman yang tinggi sehingga kemungkinan
adanya homogenitas dalam organisasi hampir
tidak ada.Handoko (2006:272) mengatakan
bahwa “Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain”
Komunikasi yang efektif dalam
organisasi dapat terjadi antara pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya antara bawahan dengan pimpinan maupun antara bawahan dengan bawahan.
2. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi (organizational
communication) terjadi dalam suatu organisasi,
bersifat formal dan juga informal, dan
berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih
besar daripada komunikasi kelompok.
Komunikasi organisasi seringkali melibatkan
juga komunikasi diadik (two way
communication), komunikasi antarpribadi dan
adakalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal merupakan komunikasi menurut struktur
organisasi, yakni komunikasi ke bawah,
komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gosip. (Mulyana, 2006:75).
3. Dimensi-Dimensi Komunikasi Internal dalam Kehidupan Organisasi
Menurut Effendi (2011:122)
“Komunikasi internal dapat dibagi menjadi dua
dimensi komunikasi internal terdiri dari
komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal serta dua jenis komunikasi internal meliputi komunikasi persona dan komunikasi kelompok”.
Dimensi komunikasi internal terdiri dari
komunikasi vertikal dan komunikasi
horizontal.Dimensi komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan
secara timbal balik (two-way traffic
communication). Sedangkan dimensi komunikasi
horizontal adalah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, pegawai sesama pegawai, dan sebagainya..
4. Pengertian Semangat Kerja
Semangat juga menggambarkan kondisi mental dan emosional seseorang yang berkaitan dengan kepuasan, kepercayaan dan tekad, sikap dan jiwa individu yang menghasilkan keberanian dedikasi dan disiplin, yang merupakan sejumlah
sikap perasaan dan kecenderungan yang
mempengaruhi dan penting bagi pegawai serta memerlukan disiplin diri yang tinggi.
Lavering (Kaswan, 2011:202)
menyatakan bahwa “Semangat kerja memiliki empat dimensi yaitu: pekerjaan yang bermakna, kerja sama tim, kepedulian manajemen dan imbalan”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa semangat kerja adalah sikap individu atau kelompok untuk bekerja sama melakukan pekerjaan yang lebih giat dan sukarela sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih baik.
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Semangat Kerja
Zainudin (2006) mengemukakan bahwa
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
semangat kerja adalah sebagai berikut:
a. Hubungan yang harmonis antara atasan dan
bawahan, terutama antara pimpinan kerja
yang sehari-hari berhubungan dan
berhadapan dengan para pegawai.
b. Terdapat suatu suasana dan iklim kerja yang
bersahabat dengan anggota-anggota lain organisasi, apalagi dengan mereka yang sehari-hari banyak berhubungan dengan pekerjaan.
c. Rasa kemanfaatan bagi tercapainya tujuan
organisasi yang merupakan tujuan bersama mereka yang harus diwujudkan bersama-sama.
d. Adanya tingkat kepuasan ekonomi dan
kepuasan-kepuasan materi lainnya yang memadai, sehingga imbalan yang dirasakan akan adil terhadap jerih payah yang telah diberikan terhadap organisasi.
e. Adanya ketenangan jiwa, jaminan kepastian
serta perlindungan terhadap segala yang dapat membahayakan diri pribadi dan karir pekerjaan dalam perusahaan atau organisasi
C. METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan populasi sebanyak 12 orang. Adapun teknik sampel yang dipakai adalah teknik sampel jenuh yaitu pengambilan sampel yang dilakukan terhadap semua anggota populasi, dengan demikian jumlah sampel yang di ambil adalah sebanyak 12 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dan
studi lapangan yang terdiri dari
observasi,wawancara dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif, sedangkan untuk menentukan hubungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment danmencari pengaruh dengan menggunakan koefisien determinasi.
D. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Pembahasan Komunikasi Internal Oleh Lurah di Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis
Berdasarkan hasil penelitian mengenai komunikasi internal oleh Lurah di Kantor Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten
Ciamis, secara keseluruhan dari jawaban
responden dapat dilihat dari tabel berikut ini:
TABEL 1
REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP KOMUNIKASI
INTERNAL OLEH LURAH DI KANTOR KELURAHAN CIAMIS KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS
No. Indikator Skor Kategori Persentase Kategori
1 Pemberian perintah/instruksi oleh
Lurah kepada pegawai 33
Kadang-Kadang 60,00 Cukup Baik
2 Pemberian petunjuk-petunjuk oleh
Lurah mengenai pekerjaan kepada
pegawai 32
Kadang-Kadang 58,18 Cukup Baik
3 Penjelasan-penjelasan mengenai
pekerjaan dari Lurah kepada
pegawai 30
Kadang-Kadang 54,55 Cukup Baik
4 Keterangan-keterangan mengenai
pekerjaan yang harus dikerjakan
dari Lurah kepada pegawai 36
Kadang-Kadang 65,45 Baik
5 Larangan-larangan dari Lurah
kepada pegawai mengenai yang
boleh dan tidak boleh dikerjakan 29
6 Pemberian hukuman atau sanksi dari Lurah kepada pegawai bila ada kesalahan yang dilakukan
pegawai 36
Kadang-Kadang 65,45 Baik
7 Upaya Lurah dalam
mengkoordinasikan tugas-tugas
pegawai 33
Kadang-Kadang 60,00 Cukup Baik
8 Penyampaian informasi untuk
perencanaan dan
aktivitas-aktivitas 32
Kadang-Kadang 58,18 Cukup Baik
9 Upaya Lurah dalam memecahkan
masalah-masalah yang timbul 32
Kadang-Kadang 58,18 Cukup Baik
10 Upaya Lurah dalam
menyelesaikan konflik diantara pegawai yang ada di dalam
organisasi 36
Kadang-Kadang 65,45 Baik
11 Upaya Lurah untuk menjamin
pemahaman yang sama antar
pegawai 30
Kadang-Kadang 54,55 Baik
12 Upaya Lurah untuk
mengembangkan komunikasi
interpersonal dengan pegawai 36
Kadang-Kadang 65,45 Baik
Jumlah 395 Kadang- 718,18 Cukup
Rata-rata 32,92 Kadang 59,85 Baik
Berdasarkan hasil rekapitulasi tentang komunikasi internal oleh Lurah di Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, di peroleh total skor sebanyak 395 dengan rata-rata skor sebesar 32,92, jika dipersentasekan sebesar 59,85%. Dengan demikian komunikasi internal oleh Lurah di Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis telah dilaksanakan dengan cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai angka rata-rata sebesar 32,92 dan berada
pada kategori cukup, yang apabila
dipersentasekan diperoleh hasil sebesar 59,85% pada kategori cukup baik.Artinya komunikasi internal oleh Lurah di Kelurahan Ciamis
Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis
dilaksanakan dengan cukup baiksesuai dengan
dimensi-dimensi komunikasi internal yaitu
komunikasi internal dibagi menjadi dua dimensi terdiri dari komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
2. Pembahasan Semangat Kerja Pegawai di Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis
Berdasarkan hasil penelitian mengenai semangat kerja pegawaidi Kantor Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, secara keseluruhan dari jawaban responden dapat dilihat dari tabel berikut ini:
TABEL 2
REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI DI KANTOR KELURAHAN CIAMIS KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS
No. Indikator Skor Kategori Persentase Kategori
1 Adanya keinginan pegawai
untuk melakukan pekerjaan dengan baik
34 Sedang 61,82 Baik
2 Adanya komitmen pegawai
terhadap pekerjaan dan
organisasi
33 Sedang 60,00 Cukup Baik
3 Adanya komitmen untuk
bekerja secara profesional 32 Sedang 58,18 Cukup Baik
4 Adanya kemampuan
dalam upaya mencapai visi misi organisasi
5 Adanya kemampuan
mengarahkan pencapaian
individual terhadap tujuan organisasi
perhatian dari pimpinan
kepada pegawai
kepercayaan diri kepada
pegawai
33 Sedang 60,00 Cukup Baik
10 Adanya gaji dan honorarium
yang sesuai dengan tugas dan jabatan pegawai
34 Sedang 61,82 Baik
11 Adanya insentif yang adil
dan seimbang sesuai tugas
yang diselesaikan oleh
pegawai
Berdasarkan hasil rekapitulasi tentang semangat kerja pegawai di Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis di peroleh total skor sebanyak 398, dengan nilai angka rata-rata sebesar 33,17 dan berada pada kategori sedang, yang apabila dipersentasekan diperoleh hasil sebesar 60,30%. Artinya semangat kerja pegawai di Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Kabupaten Ciamis telah berhasil dilaksanakan dengan cukup baik sesuai dengan empat dimensi semangat kerja menurut Lavering (Kaswan,2011:202)seperti pekerjaan yang bermakna, kerja sama tim, kepedulian manajemen dan imbalan.
3. Pembahasan Pengaruh Komunikasi Internal Oleh LurahTerhadap Semangat Kerja Pegawai di Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis
Berdasarkan hasil penelitian bahwa hasil perhitungan korelasi antara dua variabel, didapat nilai rxy sebesar 0,299.Dari perhitungan koefisien
determinasi diperoleh nilai sebesar8,94 artinya 8,94% semangat kerja pegawai dipengaruhi oleh
komunikasi internal oleh Lurah. Koefisien determinasi sebesar 8,94% tersebut menunjukan tingkat pengaruhnya adalah rendah tapi pasti. Artinya bahwa koefisien determinasi sebesar 8,94% tersebut tingkat pengaruh komunikasi internal oleh Lurah terhadap semangat kerja pegawai adalah rendah.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa komunikasi internal oleh Lurah
berpengaruh positif terhadap semangat kerja pegawai sebesar 8,94%. Sedangkan sisanya sebesar 91,06% adalah dari indikator-indikator komunikasi internal oleh Lurah yang masih
kurang dan harus ditingkatkan seperti
pelaksanaan indikator larangan-larangan yang
disampaikan oleh Lurah dan
penjelasan-penjelasan mengenai pekerjaandilakukan secara efektif.
4. Pembuktian Hipotesis
Untuk membuktikan hipotesis yang penulis ajukan maka penulis membandingkan antara nilai thitung dengan ttabel.Untuk mencari ttabel
dan untuk n = 12 maka diperoleh ttabel sebesar
0,69548 Karena thitung sebesar 0,99088> dari ttabel
sebesar 0,69548. Maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima dengan kata lain hipotesis yang
penulis ajukan yaitu terdapat pengaruh
komunikasi internal oleh Lurah terhadap
semangat kerja pegawaidi Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, terbukti.
E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komunikasi Internal oleh Lurahdi Kantor
Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis
Kabupaten Ciamis berdasarkan hasil angket dikategorikan kadang-kadang. Berdasarkan hasil wawancara observasipegawai masih ada yang merasa kesulitan dalam memahami
dan mengikutisetiap penjelasan dari
Lurahmengenai hal-hal yang harus
dilakukan dalam bekerja.
2. Semangat kerja pegawai di Kantor
Kelurahan Ciamis Kecamatan Ciamis
Kabupaten Ciamisberdasarkan hasil angket dikategorikan sedang. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa secara umum Lurah telah berupaya memberikan arahan dan instruksi kepada pegawai dengan membentuk sebuah tim kerja dalam penyelesaian suatu pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya, dalam rangka mewujudkan efektivitas terhadap hasil pekerjaan dengan didukung adanya kebersamaan dan semangat kerja pegawai dalam bekerja bersama-sama.
3. Terdapat pengaruh komunikasi internaloleh
Lurahterhadap semangat kerja pegawai. Hipotesis yang penulis ajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif antara komunikasi internal oleh Lurah terhadap semangat kerja
pegawaidi Kantor Kelurahan Ciamis
Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis
terbukti.
2. Saran
Setelah melakukan penelitian di Kantor Kelurahan CiamisKecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, maka penulis mencoba menyampaikan saran-saran sebagai berikut :
a. Dalam meningkatkan komunikasi internal
maka Lurah sebaiknya melakukan upaya memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada pegawai untuk menyelesaikan setiap pekerjaan dengan penuh tanggung jawab dan cepat tanggap dalam mengatasi masalah baik dari dalam maupun dari luar organisasi.
b. Supaya semangat kerja pegawai meningkat,
maka sebaiknyaLurah melakukan berbagai upaya pendekatan-pendekatan dari Lurah
kepada pegawai mengenai kinerja dan reward
maupun penghargaan dari Lurah kepada pegawai.
b. Mengingat adanya pengaruh komunikasi
internal oleh Lurah terhadap semangat kerja
pegawai maka Lurah harus
meningkatkankomunikasi internal dengan memperhatikan komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, Hany, T., 2006,Manajemen Personalia
dan Sumber Daya Manusia.Yogyakarta
:BPFE.
Mulyana, Deddy. 2006.Pengantar Ilmu
Komunikasi. Bandung:Remaja.
Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchyana. 2011. Ilmu
Komunikasi:Teori dan Prakteknya.
Bandung :Remaja Rosdakarya.
Kaswan.2011.Pelatihan dan Pengembangan
untuk Meningkatkan Kinerja
SDM.Bandung :Alfabeta.
Zainuddin Ali, 2006.Sosilogi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika
Danim, Sudarman 2004.Motivasi Kepemimpinan
dan Efektivitas Kelompok. Jakarta :
Rineka Cipta
Alex. S. Nitisemito. 2006.Manajemen
Personalia. Cetakan Kelima. Jakarta : Ghalia Indonesia
Anoraga, P. 2006. Psikologi Kerja. Jakarta
:RinekaCipta
IDENTITAS PENULIS