• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PD 1201463 Chapter 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T PD 1201463 Chapter 1"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Beberapa dekade terakhir ada beberapa fenomena yang sangat memprihatinkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita disuguhi dengan berbagai macam tindakan-tindakan asusila dalam kehidupan sehari-hari, baik yang dilakukan oleh sekelompok individu (elit) maupun masyarakat awam seperti makin maraknya tindakan pelanggaran sekelompok elit di berbagai level, baik swasta maupun aparatur pemerintah, tawuran antar pelajar, pelanggaran hukum dan ketertiban sosial seolah menjadi hal yang lumrah dan harus dimaklumi. Gejala sosial tersebut menjadi contoh buruk bagi generasi muda dan tentu sangat memperhatinkan sebagaian orang yang peduli dengan ketertiban hukum dan sosial termasuk para pendidik. Keadaan seperti ini tentu tidak salah jika ada sebagian kalangan yang menyangsikan peran lembaga pendidikan dan bertanya; Apa sih peran pendidikan selama ini? Apa yang salah dengan proses pendidikan bangsa ini? Bagaimana proses pendidikan berlangsung yang selama ini diajarkan? Pertanyaan tersebut harus ada jawaban yang tepat karena pendidikan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan, hal ini senada dengan apa yang diuangkapkan oleh Yulifar (2010:1) pembangunan pendidikan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) yang diharapkan akan bermuara kepada peningkatan sumber daya manusia yang kompetitif secara global.

(2)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sosial sebagai salah satu materi pelajaran yang diajarkan mulai dari jenjang pendidikan dasar sudah seharusnya berkontribusi untuk mencari solusi, karena IPS mempunyai kaitan yang erat dengan persoalan-persoalan tersebut.

Indonesia sebagai negara berkembang sedang dilanda krisis multidimensional yang belum dapat diketahui secara pasti kapan akan berakhir demikian papar Sumaatmadja (2004:16). Menurut Supriatna (2005:12) sedang mengalami perubahan sosial yang sangat cepat. Setiap perubahan sosial dengan laju dan skala yang besar tentu akan mengakibatkan krisis yang besar pula. Krisis itu antara lain bersumber dari goyahnya sistem sosial yang selama ini diterima dan dihayati dengan sendirinya abasah dan tidak perlu dipersoalkan lagi.

Gejala negatif di atas pada hakekatnya merupakan dampak negatif dari globalisasi yang melahirkan imperealisme budaya global yang cendrung konsumtif, permisif dan individualis, sehingga memunculkan prilaku-prilaku negatif di masyarakat. Karena kebudayaan nasional merupakan kebudayaan yang masih transisional, cair, terbuka yang akan terus membentuk diri dalam proses integrasi dari masing-masing unsur budaya pendukungnya di masa-masa yang akan datang, demikian papar Sukardi (2004:44). Dengan demikian maka disinilah peran dan fungsi IPS untuk mengantisipsi gejala-gejala negatif yang timbul dari globalisasi.

Senada dengan pendapat Sukardi, apa yang dikemukakan Azmi (2004:1). Menurut ia hilangnya kepedulian sosial dengan meningkatnya egoisme pribadi telah menyebabkan orang tidak peduli pada orang lain. Masing-masing mementingkan diri sediri, dan jika ada kesempatan dan kekuatan/power, itu akan digunakan untuk menekan orang lain, betapapun kecilnya kekuasaan dan kesempatan itu. Sewaktu pemerintah dan DPR bekerjasama menaikkan pendapatan untuk belanja yang mereka atur sendiri dengan mengatas namakan rakyat.

(3)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masih anak-anak, misalnya seorang siswa sekolah dasar di depok tega menghabisi temannya dengan menusukkan pisau ke tubuh korban berkali-kali (Kompas.com/17Februari 2012), berdasarkan portal Sindonews.com kasus kriminal yang melibatkan anak di Depok sepanjang tahun 2014, sebanyak 107 anak di Kota Depok (sindonews.com), belum lagi kasus-kasus kriminal yang pelakuk dan korbannya anak-anak yang tidak diungkapkan di media massa baik elektronik maupun cetak.

Bedasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti yang berkecimpung dalam dunia pendidikan yang relatif lama dijumpai berbagai persoalan dalam dunia pendidikan umumnya dan khususnya pendidikan dasar dimana peneliti berkecimpung selama ini. Persoalan-persoalan yang dijumpai pada dunia pendidikan jika tidak diantisipasi dan diselesaikan sedini mungkin dapat menimbulkan persoalan-persoalan yang lebih besar kelak di masayarakat. Persoalan-persoalan yang dijumpai dalam dunia pendidikan dasar khususnya tingkat SD/MI dapat berupa persoalan antar individu/peserta didik dengan peserta didik laianya, seperti perkelahian antar siswa dalam satu sekolah yang disebabkab oleh persoalan-persoalan sepele misalnya komunikasi yang tidak dilandasi rasa saling menghargai antara satu sama yang lain, pemalakan yang dilakukan oleh oknum peserta didik terhadap siswa yang lain yang dianggap lemah, saling meledek antar siswa atau bullying terhadap siswa tertentu yang yang berujung pada pertengkaran dan bahkan perkelahian.

Persolan tersebut di atas pada kehidupan sehari-hari di sekolah dasar bukanlah sesuatu yang langka terjadi, tetapi sering dijumpai sehari-hari di dunia pendidikan bahkan menjadi menu sehari-hari bagi guru-guru dalam tugas mereka.

(4)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ilmu Pengetahuan Sosial disamping sebagai perpaduan dari beberapa konsep ilmu sosial, IPS juga merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada tiap jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga menengah. Menurut Sumantri (2004:44), Pendidikan IPS di sekolah adalah “Suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, psikologi, filsafat, ideologi negara dan agama yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan”. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang terkenal dengan sebutan Studi Sosial, menurut National Council for Sosial Studies (NCSS) adalah :

"Sosial studies are the integrated study of the sosial sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, sosial studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and the natural sciences (Savage and Armstrong, 1996)

Dari beberapa pengertian di atas tersirat maupun tersurat secara jelas, bahwa proses pembelajaran pendidikan IPS disamping menekankan pada aspek pengetahuan juga pada aspek keterampilan peserta didik seperti keterampilan dalam memecahkan masalah mulai dari lingkup diri sampai pada masalah yang kompleks. Masalah manusia selalu berkaitan dengan berbagai aspek yang tidak hanya lingkup ilmu sosial tetapi di luar ilmu sosial.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, dijelaskan bahwa mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Tujuan Pendidikan IPS dapat rinci sebagai berikut:

(5)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan inkuiri untuk dapat memahami, mengidentifikasi, menganalisis, dan kemudian memiliki keterampilan sosial untuk ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah-masalah sosial.

c) Melatih belajar mandiri, di samping berlatih untuk membangun kebersamaan, melalui program-program pembelajaran yang lebih kreatif inovatif.

d) Mengembangkan kecerdasan, kebiasaan dan keterampilan sosial. Pembelajaran IPS juga diharapkan dapat melatih siswa untuk menghayati nilai-nilai hidup yang baik dan terpuji termasuk moral, kejujuran, keadilan, dan lain-lain, sehingga memiliki akhlak mulia. e) Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan

lingkungan.

Tujuan pembelajaran IPS juga ditegaskan oleh Sumantri dan Permana (2001:43) mengatakan bahwa:

Pengetahuan IPS merupakan mata pelajaran yang mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam usaha pembentukkan warga negara yang baik dan handal sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, juga salah satu program pendidikan yang membina dan menyiapkan peserta didik sebagai warga negara yang baik dan masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari sikap individu (siswa) dalam menghadapi tantangan zaman di saat kini maupun di saat nanti, yang tentu saja keterampilan (skill) harus dapat dimiliki oleh setiap individu tersebut, agar kelak individu (siswa) tersebut dapat siap menghadapi segala permasalahan dalam hidupnya.

(6)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa pembelajaran IPS disamping mengembangkan keterampila sosial, Yosada (2010:18) berpendapat bahwa pembelajaran IPS juga dituntut untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis peserta didik. Kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa merupakan salah satu pendukung untuk mengembangkan keterampilan sosial. Adanya kemampuan berpikir yan kreatif dari siswa akan membantu pemahaman untuk melakukan berbagai aktiitas sosial siswa dalam lingkungannya melalui interaksi yang bermakna dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Dengan mengacu pada pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas ilmu sosial jelas memiliki peran yang tidak kecil bagi keberlangsungan kehidupan bangsa Indonesia. Peran ilmu sosial tersebut dijelaskan dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 yang menyatakan bahwa kurikuum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu Pengetahuan Sosial, yang dalam penjelasannya disebutkan bahwa bahan kajian Ilmu Pengetahuan Sosial, antara lain, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat.

Di samping peran di atas menurut Bung Hatta, (Abdullah, 2006) ilmu sosial memiliki tiga peran yakni sebagai critical discourse, academic enterprise, dan

applied science. Pertama, sebagai critical discourse (wacana kritis) ilmu sosial sangat gencar dalam percaturan teori dan metode dengan pertanyaan mendasar apa, bagaimana, mengapa terhadap suatu gejala sosial. Kedua, ilmu sosial sebagai

academic enterprise, ilmu sosial termasuk mengkaji tentang bagaimana mestinya sesuatu fenomena sosial harus terjadi. Dalam konteks ini, dikatakan Taufik Abdullah, bahwa ilmu sosial sebagai tetangga dekat ideologi, sebagai sistematisasi strategis dari nilai dan filsafat sebagai pandangan hidup. Ketiga,

applied science ilmu sosial diperlukan untuk mendapatkan atau mencapai hal-hal praktis dan berguna bagi kehidupan manusia. Ketiga peran tersebut tentu saja idealnya menjadi ciri pendidikan ilmu-ilmu sosial pada tiap jenjang pendidikan.

(7)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seharusnya diberikan kepada peserta didik. Untuk menghadapi abad 21, IPS memiliki peran yang cukup strategis untuk menyiapkan peserta didik dengan memberikan keterampilan-keterampilan untuk menghadapi arus globalisasi. Supriatna dan Holilah (2012:31) menyebutkan bahwa peserta didik harus dibekali bukan hanya dengan penguasaan pengetahuan, sikap, nilai dan etika tetapi juga harus dibekali dengan keterampilan.

Selanjutnya Supriatna dan Holilah mengutip pendapat Griffin dan McGaw (2012) juga menjelaskan bahwa ada beberapa negara yang sudah mengembangkan proyek keterampilan yang diperlukan guna menghadapi tantangan abad 21. Salah satu proyek yang dipersiapkan Assessment and Teaching of Twenty-First Century Skills Project (ATC21S) dengan melibatkan beberapa negara maju. Dalam proyek ini dirumuskan keterampilan yang diperlukan pada abad 21 ke dalam empat katagori yaitu, ways of thinking, ways of working, tools of working, dan living in the world. Ways of thinking terdiri dari beberapa aspek yaitu; 1) kreativitas dan inovasi, 2) berpikir kritis, memecahkan masalah dan pengambilan keputusan, 3) belajar untuk belajar dan meta kognisi; Ways of working, meliputi aspek 1) keterampilan berkomunikasi, dan keterampilan bekerjasama dalam tim; Tools of working, meliputi aspek 1) melek informasi dan 2) melek teknologi informasi dan teknologi (ICT) dan living in the world meliputi aspek 1) keterampilan berwarga negara, baik global maupun lokal, 2) keterampilan hidup dan mengembangkan karir, dan 3) tangggungjawab pribadi dan Sosial termasuk kompetensi dan kesadaran budaya (cultural awareness dan competence).

Trilling dan Fadel (2009) mengungkapkan secara khusus keterampilan keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik sehingga mereka dapat belajar untuk hidup pada saat-saat ini dan saat yang akan datang dan diharapkan mereka tidak gagap menghadapi perubahan zaman.

(8)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pembelajaran akan mempengaruhi perkembangan belajar siswa salah satunya yaitu keterampilan sosial siswa.

Manusia sebagai individu merupakan makluk sosial tidak dapat melapaskan dirinya dari lingkungan sosialnya. Manusia sebagai individu sangat bergantung kepada orang-orang yang ada disekitarnya untuk memenuhi semua kebutuhannya baik material maupun spiritual, sehingga dibutuhkan keterampilan sosial untuk menciptakan relasi yang harmonis dengan individu-individu lainya dan lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini senada dengan pendapat Cartladge dan Milburn (Victoria, 2001) menyatakan bahwa keterampilan sosial sebagai alat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, individu memerlukan keterampilan sosial. Secara umum keterampilan sosial adalah tingkah laku yang dapat diterima oleh masyarakat yang memungkinkan individu memperoleh respon positif dalam berinteraksi dengan orang lain dan menghindari respon negatif dari lingkungan individu.

Keterampilan sosial bukanlah sesuatu yang timbul tiba-tiba pada diri setiap individu (siswa), akan tetapi perlu dilatih dan dibiasakan baik di lingkungan sekolah maupun ketika siswa berada di lingkungan keluarga dan masyarakat. Keterampilan sosial merupakan proses imitasi dan pembiasaan yang terus menerus dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.

Untuk menyampaikan materi pembelajaran yang berkonten keterampilan sosial diperlukan berbagai elemen yang mendukung proses pembelajaran yang efektif dan efesien diantanya media dan sumber belajar yang tepat. Menurut pendapat Sumantri (2004:174) mengatakan bahwa “Penggunaan suatu media dalam pelaksanaan pengajaran bagaimanapun akan membantu kelancaran, efektifitas dan efiesiensi pencapaian tujuan.”

(9)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perantara dalam menyampaikan informasi pengetahuan. Pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, proses pembelajaran tidak lagi dimonopoli oleh guru. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Media pembelajaran mengurangi verbalisme dalam pembelajaran yaitu siswa hanya belajar mendengar kata-kata tanpa memahami arti tersebut.

(10)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai media belajar merupakan usaha nyata guru dalam menciptakan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Alam memiliki kekayaan dan sumber pengetahuan, begitu pula lingkungan. Ada banyak proses pembelajaran yang tidak dapat dilakasanakan karena di dalam ruangan, siswa mendapatkan pelajaran di luar ruangan, sehingga siswa dapat belajar membuat kesimpulan dan menguji apa yang didapatkan di kelas. Dari hasil temuan penelitian yang dilakukan oleh British Audio-Visual Association dapat diketahui bahwa pengetahuan seseorang paling banyak diperoleh secara visual atau melalui indera penglihatan. Dengan demikian, penggunaan media yang dapat dilihat (visual) dalam kegiatan pendidikan untuk anak akan lebih menguntungkan, sedangkan proses pendidikan yang sebagian besar bahan ajar disampaikan secara verbal dengan mengandalkan indera pendengaran tidak banyak menguntungkan dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Pemanfaatan bendungan sebagai media dan sumber belajar dalam proses pembelajaran diharapkan berdampak positif bagi peningkataan keterampilan sosial siswa. Dengan memafaatkan bendungan siswa disamping dapat mengetahui manfaat bendungan bagi orang-orang sekitar bendungan, juga menjadi bahan berdiskusi dengan siswa lain baik yang berada dalam satu kelompok maupun dalam kelompok lain. Dalam proses diskusi diharapkan siswa dapat belajar mengembangkan keterampilan sosial, seperti ketika mereka berpendapat, bekerjasama, menghargai teman, beremapati dengan teman, menyatakan setuju atau ketidaksetujuan dengan pendapat temannya dapat menggunakan kalimat yang baik dan benar dan sebagainya.

(11)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berwawasan lingkungan yang dikemukakan oleh Purwandari dan Suardiman (2013:105). Menurut mereka pendidikan berwawasan lingkungan tidak hanya menanamkan pemahaman tentang pentingnya keseimbangan lingkungan, tetapi juga untuk meningkatkan sikap dan nilai positif terhadap permasalahan lingkungan.

Lingkungan sosial bagi siswa merupakan dunia keseharian mereka, jadi kalau proses pembelajaran menggunakan model kontekstual sangat membantu mereka memahami konsep/materi pembelajaran. Pendapat semisal juga disamapaikan Sihono (2004:69) bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Menurut Sumaatmadja (2007:5) “IPS hakikatnya merupakan bidang studi yang sumbernya digali dari kehidupan yang nyata di masyarakat. Oleh karena itu, metode karya wisata atau studi lapangan (field study) dan pembelajaran merupakan pendekatan pembelajaran yang serasi dengan pembelajaran IPS”. Pada pelaksanaannya guru hanya membimbing siswa dalam pembelajaran tidak hanya terfokus pada guru saja karena dengan hal tersebut siswa akan mampu terdorong untuk mengembangkan pola berpikir. Menurut Sari (2014:3) Guru sebagai seorang pendidik yang merangkap sebagai fasilitator, mediator, motivator dan pembimbing harus mampu meningkatkan pembelajaran yang efeknya akan menimbulkan kecendrungan siswa menjadi lebih senang dan berminat dalam menjalani pembelajaran bersama dengan guru”.

Pembelajaran IPS yang hanya dilakukan di dalam kelas, selain tidak sesuai dengan hakikatnya sebagai pengetahuan yang bersumber dari kehidupan masyarakat yang nyata, dapat juga “menjemukan”, yang akhirnya berdampak pada kelemahan IPS sebagai bidang studi yang tidak punya “power

(12)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Hamalik (2001) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur yang manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kombinasi yang tersusun diataranya adalah material dan fasilitas dapat dapat diartikan sebagai media dan sumber belajar. Pemanfaatan media pembelajaran yang sesuai dalam kelas dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Bagi guru, media membantu mengkonkritkan konsep atau gagasan yang cendrung abstrak dan membantu memotivasi peserta belajar aktif. Bagi siswa, media dapat menjadi sarana untuk berpikir kritis dan berbuat. Dengan demikian media dapat membantu dan mempermudah tugas guru dan siswa mudah untuk mencapai tujuan atau kompetensi dasar yang ditetapkan. Agar media pembelajaran dapat bermanfaatkan dengan baik, guru perlu mengetahui kebutuhan pembelajarannya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa tentang materi yang akan diajarkan. Terkait dengan itu, media perlu dikembangkan berdasarkan relevansi, kompetensi dasar, materi dan karakteristik siswa. Guru dapat berperan sebagai kreator yaitu menciptakan dan memanfaatkan media yang tepat, efisen, dan menyenangkan bagi siswa. Namun dalam pemanfaatannya di kelas, perlu ditekankan bahwa siswalah yang seharusnya memanfaatkan media pembelajaran tersebut.

(13)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan paradigma konstruktivisme tentang belajar tersebut, maka prinsip media mediated instruction menempati posisi cukup strategis dalam rangka mewujudkan proses belajar secara optimal. Proses belajar yang optimal merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal pula. Hasil belajar yang optimal juga merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Dalam era perkembangan Iptek yang begitu pesat dewasa ini, profesionalisme guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa (Ibrahim, et.al., 2001). Konsep lingkungan meliputi tempat belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa belajar.

Paradigma pembelajaran konvesional yang memberikan penekanan kepada siswa untuk belajar dengan menghafal dan tidak secara aktif mencari untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep-konsep sehingga siswa menjadi pasif proses belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tidak dapat mencapai batas ketuntasan. Oleh karena itu guru harus dapat merangsang siswa untuk membangun pemahaman mereka sendiri dengan suatu metode pembelajaran yang menggunakan kenyataan di dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep dari materi pelajaran melalui metode inkuiri dengan memanfaatkan linkungan sebagai sumber belajar.

(14)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah sosial yang terjadi di masyarakat, terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi di masyarakat dan dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai untuk berperan serta dalam kehidupannya.

Pemanfaatan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar yang dijadikan sebagai bahan penelitian pernah dilakukan oleh Rahmawati dkk (2013). Penelitian ini meneliti perangkat pembelajaran IPS terpadu berbasis outdoor learning memiliki kemiripan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Kemiripan penelitian terletak pada pemanfaatan lingkungan sosialsebagai media dan sumber belajar. Berdasarkan hasil penelitian ini hasil belajar kognitif siswa mengalami peningkatan dengan mengembangkan perangkat pembelajaran IPS terpadu berbasis outdoor learning. Maka dari itu adanya pembelajaran yang diaksanakan diluar kelas akan mampu merangsang siswa untuk dapat lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode inkuiri aktivitas belajar siswa, baik dari konsep, pemanfaatan dalam kehidupan, maupun kegunaan dan pentingnya untuk diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam pembelajaran IPS lingkungan dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Menurut Banks (Komalasari, 2010), Sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sumber belajar dari lingkungan terdiri dari, lingkungan sosial, psikologis dan alam.

(15)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemanfatan lingkungan sosial siswa sebagai sumber belajar dapat menumbuhkan rasa cinta peserta didik terhadap lingkungan. Proses pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat menjadikan siswa lebih menghargai lingkungannya. Mereka akan menjaga kebersihan lingkungan, menggunakan air seperlunya, tidak membuang sampah sembarangan, dan sebagainya. Sehingga terjadilah hubungan yang erat dan baik antara siswa dengan lingkungannya.

Dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan. Lingkungan adalah sumber belajar yang vital. Pembelajaran yang menjadikan lingkungan sebagai objek belajar dapat memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada peserta didik. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap diterima dan diingat siswa. Siswa harus mengonstruksi pengetahuannya sendiri dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Pembelajaran sebagai hasil usaha siswa dan pola pembinaan ilmu pengetahuan di sekolah merupakan suatu skema, yaitu aktivitas mental yang digunakan siswa sebagai bahan mentah bagi proses perenungan dan pengabstrakan. Setiap siswa, sebenarnya telah mempunyai satu aset ide dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif. Untuk membina siswa dalam menemukan pengetahuan baru, guru sebaiknya memerhatikan struktur kognitif yang ada pada mereka. Pada proses belajar mengajar, guru tidak lagi hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi siswa sendiri yang harus membangun pengetahuannya (knowledge is constructed by human).

(16)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara langsung. Misalkan anak memegang kain sutra yang terasa halus, atau memegang logam yang bersifat keras dan lain sebagainya. Dari tindakan-tindakan langsung itulah anak membentuk struktur kognitif tentang sutra dan logam.

Berdasarkan UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dijelaskan bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup yang termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Mengacu pada pengertian di atas manusia dan tingkah lakunya merupakan bagian dari lingkungan dan terdapat hubungan timbal-balik antara manusia dan tingkah lakunya dengan lingkungan. Agar terjadi hubungan yang konstruktif antara manusia dan tingkahlakunya dengan lingkungan, maka alangkah baiknya jika ditanamkan kepada anak sebagai manusia rasa cinta dan hubungan yang harmonis sedini mungkin lewat proses pembelajaran. Proses pengenalan anak dengan lingkungannya dalam pembelajaran, berpengaruh positif terhadap lingkungan dan terhadap anak itu sendiri, karena keduanya sedini mungkin diciptakan hubungan yang baik disebabkan saling mempengaruhi.

Proses pembelajaran bersifat individual dan kontekstual artinya pembelajaran terjadi pada diri siswa selaras dengan perkembangan dan lingkungannya. Proses pembelajaran tidak seharusnya hanya mengandalkan dengan guru atau pendidik saja, tetapi dapat pula belajar berlangsung dengan berbagai sumber yang ada termasuk dari lingkungan sosial siswa berada. Oleh karena itu sumber belajar merupakan sistem yang terdiri dari berbagai bahan/materi atau situasi dan kondisi yang diciptakan secara sengaja dan diciptakan agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual atau kelompok.

(17)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan persepsi maka akan lebih pengambilan keputusan logis bukan keputusan perseptual. Keterkaitan antara lingkungan sosialdengan perkembangan anak usia SD dalam proses pembelajaran sangat erat. Lingkungan sosialakan lebih memberikan pengetahuan dan pengalaman yang lebih nyata dari proses pembelajaran yang hanya mengandalkan ceramah di kelas. Menurut Rachmawati dkk (2013:81) keefektifan pembelajaran IPS terpadu berbasis outdoor learning

dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa yang meliputi aktivitas fisik, psikis dan sosial. Aktivitas fisik dapat melakukan kunjungan melakukan percobaan mempresentasikan hasil diskusi dan sebagainya. Maka dari itu mengacu pada pendapat di atas adanya pemanfaatan lingkungan sosialmerupakan alternative pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai upaya untuk aktifitas belajar siswa yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa.

Media merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran tanpa media tidak berjalan maksimal sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan oleh guru sebelumnya. Keberadaan media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu ruh yang menghidupkan proses pembelajaran diantara ruh-ruh lainnya yang menghidupkan proses pembelajaran. Tanpa kehadiran media dalam proses proses pembelajaran, pembelajaran akan berjalan pincang.

Begitu pula dengan sumber belajar dalam proses pembelajaran, kehadirannya sangat penting. Sumber belajar bagaikan makanan dalam proses konsumsi manusia dalam arti makan sebagai kata kerja. Tidak terjadi proses memakan tanpa ada makanan. Jadi sumber belajar merupakan keharusan dalam proses pembelajaran, karena tidak ada proses pembelajaran tanpa adanya sumber belajar.

Dalam proses pembelajaran kehadiran media dan sumber belajar sangat penting. Kemampuan guru menggunakan atau memanfaatkan media/sumber belajar sangat berpengaruh pada keberhasilan proses pembelajaran.

(18)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa di SDN Karangasem I kabupaten Indramayu.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi, peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi di sekolah dalam pembelajaran di kelas khususnya di kelas IV, yaitu:

1. Anggapan guru mengenai keterbatasan media dan sumber media

Keberadaan media dan sumber di sekolah seringkali menjadi keluhan guru-guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Ada beberapa guru-guru yang beranggapan bahwa bahwa media dan sumber belajar adalah media dan sumber belajar yang telah disediakan pemerintah berupa paket/seperangkat alat/instrument (KIT) yang menunjang proses pembelajaran. Sedangkan sumber belajar sering terbatas pada guru atau paket buku pelajaran yang dikirim pemerintah atau buku-buku yang telah direkomendasikan oleh pemerintah sebagai buku paket atau penunjang. Anggapan ini memang tidak sepenuhnya salah, karena memang alat-alat itu ditujukan sebagai media pembelajaran dan sumber belajar. Tetapi jika proses pembelajaran menuntut keberadaan media/sumber belajar yang tidak tersedia di sekolah, maka tidak jarang guru mengajar seadanya saja. Pada akhirnya proses pembelajaran kurang maksimal karena keterbatasan/ketiadaan media dan sumber belajar. Pada pembelajaran IPS di SD tidak jarang ditemui materi pembelajaran yang disampaikan dengan menggunakan metode ceramah tanpa media dan sumber belajar yang mendukung pembelajaran tersebut.

2. Terbatasnya kemampuan guru membuat atau menggunakan media dan sumber belajar hal ini menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang menarik sehingga siswa terlihat kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

(19)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudah terlalu sering diberitakan diberbagai mediamassa berita tentang kekerasan yang terjadi di sekolah yang dilakukan oleh warga sekolah baik baik yang dilakukan oleh guru terhadap siswa atau oleh siswa atas siswa yang lain.

4. Kemampuan berkomunikasi

Komunikasi sebagai salah satu bentuk keterampilan sosial merupakan salah faktor kemampuan siswa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Banyak pelanggaran yang terjadi di masayarakat disebabkan karena ketidakmampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun atau bahasa yang baik dan benar tanpa menimbulkan efek yang negatif bagi komunikator atau komunikan.

C.Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari hasil identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini ialah:

1. Bagaimanakahkondisi awal siswa dalam pembelajaran keterampilan sosial di kelas IV SDN Karangasem I Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu?

2. Bagaimana proses pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sosialsebagai media dan sumber belajar dapat meningkatkan keterampilan sosial pada kelas IV SDN Karangasem I Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu?

3. Bagaimana Hasil pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sosial sebagai media dan sumber pembelajaran IPS pada kelas IV SDN Karangasem I Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:

(20)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sosialsebagai media dan sumber belajar dapat meningkatkan keterampilan sosial pada kelas IV SDN Karangasem I Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu.

3. Untuk mengetahui bagaimana Hasil pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sosial sebagai media dan sumber pembelajaran IPS pada kelas IV SDN Karangasem I Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu.

E.Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis :

a. diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan kajian teori penerapan pemanfaatan lingkungan sosialsebagai media dan sumber belajar di sekolah dasar dalam upaya pengembangan keterampilan siswa yang lainnya untuk mewujudkan anak bangsa yang baik dan cerdas, pada penelitian selanjutnya.

b. Manfaat dari segi kebijakan: hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam pengambilan kebijakan dalam menerapkan pembelajaran di dalam kelas baik bagi guru pemula maupun dalam pembagian tugas mengajar di sekolah. Selain itu hasil penelitian ini pula dapat dijadikan rujukan dalam memilih media dan sumber belajar yang sesuai dengan tahapan perkembangan belajar siswa, karena tidak jarang guru keliru dalam memilih dan menentukan media dan sumber belajar karena kurang referensi.

2. Manfaat praktis :

(21)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajarannya sehingga diharapakan peningkatan profesionalisme guru dapat tercapai.

b. Sedangkan bagi kepala sekolah yang menjadi tempat penelitian, setelah mengetahui keberhasilan proses penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menginstruksikan atau memberii inspirasi bagi guru-guru yang lain yang menjadi bawahannya untuk memanfatkan lingkungan baik lingkungan sosial maupun fisik menjadi media dan sumber belajar dalam mengembangkan dan memperbaiki kualitas proses pembelajaran sehingga pada akhirnya profesionalitas guru-guru meningkat.

F. Struktur Organisasi Tesis

Dalam usaha mempermudah penulisan tesis ini, peneliti menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I tentang pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan menjadi beberapa sub bab antara lain; 1) latar belakang, 2) identifikasi masalah, 3) rumusan masalah, 4) tujuan penelitian, 5) kegunaan hasil penelitian, dan 6) struktur organisasi tesis.

Bab II membahas kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesa penelitian. Dalam sub bab kajian pustaka membahas kajian pustaka tesis ini terdiri anak sub bab antara lain: 1) paradigma pembelajaran; 2) hakikat belajar dan pembelajaran; 3) hakikat, pengertian, dan tujuan media pembelajaran dan sumber belajar ; 4) pengertian lingkungan ; 5) lingkungan sebagai media pembelajaran dan sumber belajar; 6) proses pembelajaran yang relevan dengan sifat belajar anak; 7) pembelajaran tematik; 8) integrasi matapelajaran kurikulum 2013; 9) hakikat, pengertian, dan tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial; 10) Ilmu Pengetahuan Sosial di SD; 11) hakikat, pengertian dan tujuan keterampilan sosial;12) penilaian dan 13) penelitian terdahulu. Sub selajutnya antara lain: kerangka pemikiran dan hipotesa penelitian.

(22)

Abdul Hadi, 2016

Pemanfaatan Lingkungan Sosial Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab IV memuat temuan dan pembahasan penelitian. Sub bab temuan memuat temuan siklus 1 sampai 3. Setiap siklus membahas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sub bab pembahasan memuat hasil pembahasan dari setiap siklus penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Dari latar belakang masalah diatas maka secara umum dapat dirumuskan masalah sebagai berikut ” Seberapa Besar Pengaruh Kepemilikan Media Televisi Oleh Tokoh

Bacalah dengan cermat dan teliti setiap pernyataan sebelum memilih salah satu dari 4 (empat) alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri Anda.. Jawablah dengan

Untuk memperoleh data yang lebih mendalam dilakukan wawancara (In-depht interview) dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial ekonmi di

részre jellemző aprólékos, aszimmetrikus építkezésen alapuló részletező játékmódot nagyívű, lendületesebb játék váltja fel. A sodróbb folyást erősíti az

Dalam uji T menunjukkan bahwa variabel GCG secara individu atau parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, hal ini mendukung penelitian yang dilakukan

ajian yang disusun merupakan kajian yang dilakukan terhadap laporan hasil pemeriksaan BPK RI atas laporan keuangan, laporan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan

Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak UML menyediakan 10

Organisasi dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu organisasi manufaktur dan jasa, masing-masing memiliki tantangan unik pada fungsi operasinya. Terdapat