• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Pada What East Clothing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Pada What East Clothing"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran memiliki arti yang berbeda dengan penjualan. Beberapa ahli

dibidang pemasaran telah mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian

pemasaran, anatara lain:

a. Pemasaran merupakan proses kegiatan yang mulai jauh sebelum

barang-barang/bahan-bahan masuk dalam proses produksi. Dalam hal ini banyak

keputusan pemasaran yang harus dibuat jauh sebelum produk itu dihasilkan,

seperti keputusan mengenai produk yang dibuat, pasarnya, harga dan

promosinya (Sofjan, 2007:3).

b. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan

penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan

untuk mengembangkan hubungan pertukaran (Boyd, 2000:4).

c. Pemasaran (marketing) adalah suatu aktivitas yang bertujuan mencapai

sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan

pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang

memenuhi kebutuhan pelanggan atu klien dari produsen (Cannon, 2008:8).

Berbagai pengertian pemasaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli di

atas, dapat dirumuskan bahwa pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan

(2)

kepuasan melalui proses pertukaran nilai atas barang atau jasa yang telah

diperoleh konsumen.

2.1.2 Konsep Pemasaran

Agar terciptanya tingkat pertukaran antara produk dan nilai yang

diinginkan produsen dan konsumen, maka seiring dengan perkembangan zaman

terdapat lima konsep alternatif di dalam pemasaran, yaitu:

a. Konsep Produksi

Konsep ini menegaskan bahwa konsumen akan menyenangi

produk-produk yang telah tersedia dan dapat dibeli. Oleh karena itu, tugas utama

manajemen adalah mengadakan perbaikan dalam produksi dan distribusi

sehingga lebih efisien. Yang secara emplisit terkandung dalam pandangan

konsep produksi ini adalah:

1. Konsumen terutama berminat terhadap produk-produk yang telah tersedia

dan dengan harga yang rendah/murah.

2. Konsumen mengetahui harga dan merek saingan.

3. Konsumen tidak melihat atau menekankan pentingnya persaingan non

harga di dalam kelas produk

4. Tugas organisasi adalah untuk menjaga perbaikan efisiensi produksi dan

distribusi dan menekan biaya sebagai kunci menarik dan

mempertahankan/membina langganan.

b. Konsep Produk

Menurut konsep ini, konsumen akan lebih tertarik pada produk-produk

yang ditawarkan dengan mutu yang terbaik pada tingkat harga tertentu. Oleh

(3)

perbaikan mutu produk yang dihasilkannya. Yang secara emplisit terkandung

dalam pandangan konsep produk ini adalah:

1. Konsumen membeli produk tidak hanya untuk sekedar memenuhi

kebutuhan saja.

2. Konsumen terutama selalu menekankan mutu produk (perhatian utama

pada mutu produk).

3. Konsumen mengetahui mutu dan penampilan yang membedakan dari

merek-merek yang bersaing.

4. Konsumen memilih di antara merek yang bersaing atas dasar mutu yang

terbaik yang dapat dicapai dari uang atau dana yang mereka keluarkan.

5. Tugas organisasi adalah untuk selalu melakukan perbaikan mutu produk

sebagai kunci guna menarik dan mempertahankan/membina langganan.

c. Konsep Penjualan

Konsep ini menganggap bahwa konsumen akan melakukan atau tidak

melakukan pembelian produk-produk organisasi/perusahaan didasarkan atas

pertimbangan usaha-usaha nyata yang dilakukan untuk mengunggah atau

mendorong minat akan produk tersebut. Fokus utama dalam konsep ini adalah

asumsi bahwa konsumen sama sekali tidak akan membeli atau tidak akan

membeli dalam jumlah yang cukup terhadap produk organisasi/perusahaan,

kecuali apabila organisasi/perusahaan tersebut berusaha semaksimal mungkin

untuk merangsang mereka terhadap produk yang ditawarkan. Yang secara

emplisit terkandung dalam konsep penjualan adalah:

1. Konsumen mempunyai kecenderungan normal untuk tidak melakukan

(4)

2. Konsumen dapat didorong atau dirangsang untuk membeli lebih banyak

melalui berbagai peralatan atau usaha-usaha yang mendorong pembelian.

3. Tugas organisasi adalah untuk mengorganisasi bagian yang berorientasi

pada penjualan sebagai kunci untuk menarik dan

mempertahankan/membina langganan.

d. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci pencapaian tujuan

organisasi terdiri dari kemampuan organisasi/perusahaan menentukan

kebutuhan dan keinginan pasar yang dituju (sasaran) dan kemampuan

organisasi/perusahaan tersebut memenuhinya dengan kepuasan yang

diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari para saingan. Konsep

pemasaran menunjukkan ciri dan seni dari kegiatan pemasaran yang akan

dilakukan dengan mencari apa yang diinginkan konsumen dan berusaha

memenuhinya serta membuat apa yang dapat dijual dan bukan menjual apa

yang dapat dibuat. Di samping itu, konsep ini lebih menekankan untuk

mencintai langganan dan bukan produk serta menganggap langganan adalah

sebagai raja. Ada tiga landasan yang penting dari konsep pemasaran, yaitu:

1. Konsumen dapat dikelompokkan ke dalam segmen pasar yang berbeda

tergantung dari kebutuhan dan keinginannya.

2. Konsumen dalam suatu segmen pasar tertentu lebih menyenangi atau

tertarik akan apa yang ditawarkan organisasi/perusahaan yang dapat

langsung memenuhi kepuasan dan keinginan tertentu dari mereka.

3. Tugas organisasi adalah untuk meneliti dan memilih pasar yang dituju

(5)

program-program pemasaran sebagai kunci untuk menarik dan

mempertahankan/membina langganan.

e. Konsep Pemasaran ke Masyarakat

Konsep ini menekankan bahwa tugas utama organisasi/perusahaan

adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan dari pasar yang

dituju (sasaran) dan mengusahakan agar organisasi/perusahaan tersebut dapat

menyerahkan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien

dari para saingannya dalam meningkatkan dan melindungi kepentingan

konsumen dan masyarakat. Landasan utama konsep ini adalah:

1. Keinginan konsumen tidak selalu sejalan dengan kepentingan jangka

panjangnya dan kepentingan masa depan masyarakat.

2. Konsumen akan lebih menyenangi organisasi/perusahaan yang

menunjukkan minat untuk memenuhi keinginan konsumen, kepentingan

jangka panjang konsumen tersebut dan masyarakat umumnya.

3. Tugas organisasi adalah melayani pasar yang dituju dengan cara

menghasilkan produk dengan tidak hanya memuaskan keinginannya tetapi

juga bermanfaat bagi perseorangan dan masyarakat dalam jangka panjang

sebagai cara untuk menarik dan mempertahankan/membina langganan.

2.2 Pengertian Strategi Pemasaran

2.2.1 Pengertian Strategi

Strategi adalah pola fundamental dari tujuan sekarang dan yang

direncanakan, pengerahan sumber daya, dan interaksi dari organisasi dengan

pasar, pesaing dan faktor-faktor lingkungan lain (Boyd, Walker dan Larreche,

(6)

Menurut Chandler (1962) strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan

perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut

serta prioritas alokasi sumber daya.

2.2.2 Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah menentukan pasar target dan bauran pemasaran

yang terkait. Strategi ini merupakan gambaran besar mengenai yang akan

dilakukan oleh suatu perusahaan di suatu pasar. Di dalamnya tecantum pasar

target (target market) merupakan sekelompok pelanggan yang homogen yang

ingin ditarik oleh perusahaan tersebut dan bauran pemasaran (marketing mix)

merupakan variabel-variabel yang akan diawasi yang disusun oleh perusahaan

tersebut untuk memuaskan kelompok yang ditarget (Cannon, Perreault, dan

McCarthy 2008:40).

Sedangkan menurut Sofjan Assauri (2007) strategi pemasaran pada

dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang

pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan

untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain,

strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan

yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari

waktu-kewaktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama

sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan

(7)

2.3 Pengembangan Strategi Pemasaran

Dalam perkembangannya, strategi pemasaran mengalami perkembangan

pada aspek-aspek di dalamnya. Ada empat konsep yang mendasari pengembangan

strategi pemasaran, antara lain:

a. Segmentation (Segmentasi Pasar)

b. Targeting (Penentuan Posisi Pasar)

c. Positioning (Strategi Memasuki Pasar)

d. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

Seluruh konsep yang mendasari pengembangan strategi pemasaran

tersebut akan dijelaskan pengertiannya sebagai berikut:

a. Segmentation (Segmentasi Pasar)

Menurut Bilson Simamora dalam bukunya yang berjudul

Memenangkan Pasar dengan Pemasaran yang Efektif dan Profitable (2001),

mengemukakan bahwa segmentasi merupakan proses pengelompokan pasar

ke dalam segmen yang berbeda-beda. Segmentasi pasar dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

a) Segmentasi Geografis

Segmentasi geografis adalah segmentasi yang membagi pasar

menjadi berbagai unit geografis seperti negara, negara bagian, wilayah,

kabupaten, kota, atau lingkungan sekitar. Perusahaan dapat beroperasi di

satu atau beberapa daerah, atau beroperasi di seluruh daerah, sambil tetap

(8)

b) Segmentasi Demografis

Segmentasi demografis adalah segmentasi yang membagi pasar

menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variable seperti usia, ukuran

keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan,

pendidikan, agama, ras, generasi, kebangsaan dan kelas sosial. Salah satu

alasan variabel demografis begitu popular bagi pemasar adalah bahwa

variabel ini sering terkait erat dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

c) Segmentasi Psikografis

Psikografi adalah ilmu untuk menggunakan psikologi dan

demografi guna lebih memahami konsumen. Dalam segmentasi

psikografis, pembeli dibagi menjadi berbagai kelompok berdasarkan sifat

psikologis/kepribadian, gaya hidup dan nilai. Orang-orang di dalam

kelompok demografi yang sama bisa memiliki profil psikografis yang

sangat berbeda.

d) Segmentasi Perilaku

Dalam segmentasi perilaku, pemasar membagi pembeli menjadi

beberapa kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan dan

respon terhadap sebuah produk.

b. Targeting (Penentuan Target Pasar)

Targeting adalah suatu kegiatan menentukan segmen mana yang akan

dituju oleh perusahaan. Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen

pasarnya, perusahaan harus memutuskan segmen mana yang dibidik dan

mengevaluasi segmen tersebut. Setelah mengevaluasi berbagai segmen,

(9)

a) Konsentrasi Segmen-Tunggal

Melalui pemasaran terkonsentrasi, perusahaan mendapatkan

pengetahuan yang kuat tentang kebutuhan segmen dan kehadirannya di

pasar akan kuat.

b) Spesialisasi Selektif

Perusahaan memilih sejumlah segmen, masing-masing secara

objektif, menarik dan tepat. Mungkin ada sedikit atau tidak ada sinergi

antara segmen tersebut, tetapi masing-masing segmen menjanjikan sebagai

penghasil uang. Strategi multi segmen ini mempunyai kelebihan yaitu

mendiversifikasikan risiko perusahaan.

c) Spesialisasi Produk

Perusahaan membuat produk tertentu yang kemudian dijual ke

beberapa segmen pasar. Risiko buruknya adalah produk dapat digantikan

oleh teknologi yang seluruhnya baru.

d) Spesialisasi Pasar

Perusahaan berkonsentrasi untuk melayani berbagai kebutuhan dari

satu kelompok pelanggan tertentu. Risiko buruknya adalah bahwa

kelompok pelanggan bisa mengalami pemotongan anggaran atau

penyusutan ukuran.

e) Cakupan Pasar Penuh

Perusahaan berusaha melayani semua kelompok pelanggan dengan

semua produk yang mungkin mereka perlukan. Hanya perusahaan yang

sangat besar seperti Microsoft (pasar peranti lunak), General Motors (pasar

(10)

melaksanan strategi umum yang luas melalui pemasaran tanpa diferensiasi

dan pemasaran terdiferensiasi.

Dalam pemasaran tanpa diferensiasi, perusahaan mengabaikan

perbedaan segmen dan mengincar seluruh pasar dengan satu penawaran.

Perusahaan merancang sebuah produk dan program pemasaran yang akan

memberi produk tersebut citra yang unggul dan menarik jumlah pembeli

secara luas. Rancangan ini tergantung pada distribusi dan iklan massal.

Dalam pemasaran terdiferensiasi, perusahaan beroperasi di

beberapa segmen pasar dan merancang produk yang berbeda untuk setiap

segmen. Pemasaran terdiferensiasi biasanya menciptakan lebih banyak

total penjualan dibanding pemasaran tanpa diferensiasi. Meskipun

demikian, pemasaran terdiferensiasi juga meningkatkan biaya operasional

perusahaan. Perusahaan harus berhati-hati pada oversegmentation dalam

pasar mereka. Jika hal ini terjadi, mereka mungkin ingin beralih ke

countersegmentation untuk memperluas basis pelanggan.

c. Positioning (Strategi Memasuki Pasar)

Bagi setiap segmen yang ingin dimasuki perusahaan, perlu

dikembangkan suatu strategi memasuki pasar. Apa yang sesungguhnya

penting di sini adalah persepsi atau tanggapan konsumen mengenai posisi

yang dipegang oleh setiap produk di pasar. Pada hakikatnya, yang dimaksud

dengan positioning adalah tindakan merancang produk dan bauran pemasaran

agar dapat tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen, sehingga dengan

demikian konsumen memahami dan menghargai apa yang dilakukan

(11)

d. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

Menurut Basu Swastha dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Pemasaran Modern (1999), marketing mix merupakan kombinasi dari empat

variabel atau kegiatan yang merupakan lini dari sistem pemasaran perusahaan,

variabel tersebut meliputi:

a) Product (Produk)

b) Price (Harga)

c) Promotion (Promosi), dan

d) Place (Distribusi)

Perusahaan harus menyesuaikan bauran pemasaran yang akan dipilih

dengan karakteristik pasar sasarannya. Hal ini dilakukan agar strategi

pemasaran yang tepat dapat menunjang perusahaan dalam mencapai tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya. Variabel-variabel dalam marketing mix

akan dijelaskan sebagai berikut:

a) Product (Produk)

Produk adalah suatu sifat yang dapat diraba, maupun yang tidak

dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, pretise perusahaan dan

pengecer yang diterima oleh pembeli melalui proses pertukaran nilai.

Proses tersebut dilakukan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.

Dewasa ini pengembangan produk dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan yang akan menambah elemen pada produk itu sendiri. Hal

tersebut dilakukan guna meningkatkan daya jual terhadap produk tersebut.

(12)

1) Keanekaragaman jenis,

2) Kualitas,

3) Desain,

4) Merek,

5) Kemasan,

6) Ukuran,

7) Pelayanan, dan

8) Jaminan (garansi).

b) Price (Harga)

Harga merupakan jumlah uang (kemungkinan ditambah dengan

beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi

sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Satu-satunya variabel

dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan atau laba adalah

harga, sedangkan variabel lainnya mengeluarkan biaya.

Philip Kotler (2008) mengemukakan beberapa metode penetapan

harga yang didasarkan pada biaya antara lain:

1) Cost Plus Pricing Method

Penetapan harga ini dilakukan dimana produsen menetapkan

harga jual untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah

biaya per unit. Harga jual tersebut kemudian ditambah dengan suatu

jumlah untuk menutup laba yang diinginkan pada unit tersebut.

2) Mark up Pricing Method

Produsen akan menentukan harga jual produknya setelah

(13)

diatas harga belinya). Metode ini paling banyak oleh para produsen

saat ini.

Menurut Aeker, Kumar, dan Day (2000), terdapat beberapa

strategi yang digunakan dalam penetapan harga produk, antara lain

sebagai berikut:

1) Second Market Discounting (Diskon Pasar Kedua)

Penetapan harga yang berbeda di antara beberapa pasar. Hal

tersebut dilakukan oleh perusahaan dengan asumsi konsumen di suatu

pasar akan mengeluarkan biaya transaksi apabila berpindah tempat.

2) Periodic Discounting (Diskon Bertahap)

Penetapan harga yang tinggi pada saat produk diluncurkan, dan

secara periodik harga tersebut direvisi oleh perusahaan. Penetapan

harga ini dilakukan oleh perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan

yaitu memperoleh laba atau keuntungan.

3) Price Signaling (Harga Bertanda)

Produk dengan kualitas rendah ditetapkan dengan harga yang

sama dengan produk sejenis pesaing yang berkualitas tinggi daripada

produk perusahaan. Penetapan harga ini dilakukan oleh perusahaan

guna memantapkan posisi dengan para pesaing.

4) Penetration Pricing (Harga Tekanan)

Penetapan harga produk yang lebih rendah dibandingkan

dengan pesaing. Penetapan harga ini tetap dilakukan perusahaan

walaupun jenis dan kualitas produk yang ditawarkan sama dengan

(14)

5) Geographic Pricing (Harga Wilayah)

Perbedaan harga yang berbeda-beda berdasarkan daerah

geografis pasar. Penetapan harga ini dilakukan perusahaan dengan

pertimbangan biaya transportasi yang dikeluarkan.

6) Premium Pricing (Harga Setara)

Penetapan harga yang sama oleh perusahaan terhadap dua atau

lebih jenis produknya namun dengan kualitas atau fitur yang berbeda.

Penetapan harga ini dilakukan guna mencapai target yang ingin dicapai

oleh perusahaan, yaitu laba atau keuntungan.

7) Price Bundling (Harga Paket)

Penetapan harga terhadap produk dengan jumlah permintaan

yang tidak stabil serta dengan produk pelengkapnya tidak dapat

digantikan dengan produk pelengkap lainnya.

8) Complementary Pricing (Harga Pelengkap)

Strategi penetapan harga yang lebih tinggi untuk

produk-produk pelengkap atau produk-produk pengganti dari produk-produk utama yang

ditawarkan oleh perusahaan.

c) Promotion (Promosi)

Penjualan merupakan salah satu bagian dari promosi, dimana

pengertian promosi adalah seluruh kegiatan pemasaran yang ditujukan

untuk mendorong permintaan. Sedangkan bauran promosi (promotion mix)

adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel

(15)

direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Promotion Mix

terdiri dari:

1) Advertising (Periklanan)

Periklanan adalah seluruh bentuk presentasi non personal dan

promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk oleh

perusahaan. Perusahaan akan membayarkan sejumlah nilai atas jasa

yang telah diberikan oleh sponsor kepada perusahaan.

2) Promotional Selling (Promosi Penjualan)

Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek atau

mendorong keinginan mencoba untuk pembelian produk atau jasa.

Alat-alat yang sering digunakan dalam promosi penjualan antara lain:

peragaan, pameran dagang, demonstrasi dan sebagainya.

3) Personal Selling (Penjualan Perorangan)

Penjualan perorangan merupakan interaksi langsung antara satu

atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.

Kegiatan promosi ini dilakukan guna menciptakan, memperbaiki,

menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling

menguntungkan di kedua belah pihak.

4) Public Relation (Hubungan Masyarakat)

Hubungan masyarakat adalah berbagai program yang dirancang

untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau

produk individualnya. Kegiatan promosi ini tanpa dipungut biaya atau

(16)

d) Distribution (Distribusi)

Distribusi memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari

dalam masyarakat. Dengan adanya saluran distribusi yang baik dapat

menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tanpa

adanya distribusi, produsen akan kesulitan untuk memasarkan produknya

dan konsumen harus bersusah payah mengejar produsen untuk dapat

membeli produknya.

Saluran distribusi adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh

perusahaan untuk menyelurkan, menyebarkan, mengirimkan, serta

menyampaikan produk yang dipasarkan kepada konsumen. Dua masalah

yang penting dalam distribusi yaitu manajemen serta manajemen logistik

yang menyangkut pelayanan. Terdapat 4 (empat) macam saluran yang

dapat digunakan oleh perusahaan guna mencapai pemakai industri, yaitu

sebagai berikut:

1) Produsen- Pemakai Industri

2) Produsen- Distribusi Industri- Pemakai Industri

3) Produsen- Agen- Pemakai Industri

4) Produsen- Agen- Distribusi Industri- Pemakai Industri

2.4 Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan

Menurut Kotler dan bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran edisi

Millenium (2009), analisa kekuatan, kelemahan, serta peluang dan ancaman dapat

(17)

a. Analisa Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

Manajer perusahaan perlu menganalisa faktor-faktor internal

perusahaan yang menjadi kemampuan menemukan peluang yang menarik

dan memanfaatkan peluang tersebut. Suatu perusahaan pasti tidak harus

memperbaiki seluruh kelemahannya, atau sebaliknya perusahaan malah

menyombongkan seluruh kekuatan perusahaan yang dimiliki.

b. Analisa Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman)

Manajer perusahaan perlu mengetahui dan menganalisa

bagian-bagian lingkungan yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan

perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari kekuatan

lingkungan makro dan pelaku lingkungan mikro, dimana seluruh variabel

tersebut dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memperoleh

keuntungan atau laba. Kekuatan lingkungan makro perusahaan meliputi

demografi, ekonomi, teknologi, politik, hukum dan sosial budaya.

Tujuan utama pengamatan lingkungan adalah untuk melihat

peluang baru. Peluang pemasaran adalah suatu bidang kebutuhan pembeli

dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. Ancaman

lingkungan adalah tantangan akibat kecenderungan atau perkembangan

yang kurang menguntungkan yang akan mengurangi penjualan dan laba.

Dari analisa peluang dan ancaman akan terdapat beberapa kemungkinan

yaitu:

1. Usaha yang ideal, yaitu peluang yang lebih besar daripada ancaman.

2. Usaha yang spekulatif, yaitu peluang dan ancaman sama-sama besar.

(18)

4. Usaha yang bermasalah, yaitu peluang lebih kecil daripada ancaman.

2.5Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses

pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan,

strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan strategis (strategic

planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis

Situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.

2.6 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang telah melakukan penelitian yang

berhubungan dengan analisis SWOT dalam menentukan strategi pemasaran.

Beberapa penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suhartini (2012) yang meneliti

tentang “Analisa SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Pada

Perusahaan”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi yang

digunakan perusahaan dengan memperbaiki sistem dan meningkatkan promosi

sehingga dapat memperluas target pasar dan juga mempertahankan dan

meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan dengan tetap

mempertahankan hubungan baik kepada konsumen dan relasi bisnisnya.

(19)

Pembantu Magelang”. Hasi penelitiannya menunjukkan bahwa strategi pemasaran khususnya pemasaran produk tabungan yang diterapkan oleh BMI

Cabang Pembantu Magelang meliputi beberapa strategi, yakni strategi jemput

bola, membangun jaringan, memberikan service excellent, dan memberikan

fasilitas yang memuaskan untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasan

nasabah, sehingga nasabah yang ada tidak akan lari dari bank.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Umi Masruroh (2015) yang berjudul “Analisis SWOT Dalam Strategi Pemasaran Produk Tabungan Batara IB”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Bank BTN Syariah Semarang diperoleh

beberapa formulasi alternatif strategi dalam pemasaran produk tabungan

batara ib yaitu strategi SO: mempertahankan kualitas produk,

mengembangkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar, meningkatkan

kualitas pelayanan dan memberikan respon yang cepat kepada nasabah,

menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan instansi/pemerintah. Strategi

ST: menerapkan pemasaran jemput bola, mempertahankan ciri khas produk

dan menambah program-program berhadiah, mengembangkan variasi produk

agar menarik. Strategi WO: Meningkatkan fasilitas-fasilitas yang berbasis

teknologi sehingga dapat mempermudah akses bagi nasabah, meningkatkan

SDM pemasaran khususnya dalam produk pendanaan, meningkatkan promosi

yang lebih gencar di semua media untuk meningkatkan pangsa pasar. Strategi

WT: menetapkan strategi bisnis yang baru yang lebih efektif dan efisien.

Memaksimumkan ragam pilihan produk dengan meningkatkan promosi

(20)

d. Penelitian yang dilakukan oleh Robi Setyawan (2015) yang berjudul

“Penerapan Analisis SWOT Sebagai Landasan Merumuskan Strategi

Pemasaran Usaha Jasa Sewa Mobil AMAN-AMIN Transport Tours and

Travel Ambarketawang Sleman Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi internal usaha jasa sewa mobil AMAN-AMIN Transport Tours

and Travel Ambarketawang Sleman Yogyakarta memiliki nilai 3,01 yang

dapat diartikan kekuatan perusahaan baik dengan penilaian skala likert.

Sedangkan pada kondisi eksternal usaha jasa ini efektif dengan ditunjukkan

nilai bobot item 0,0049 yang dapat diartikan poin tersebut memiliki tingkat

ancaman paling rendah dibandingkan ancaman lainnya.

e. Penelitian yang dilakukan oleh Jennifer Capriatie (2015) yang berjudul

“Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Pada D’SATZ EVENT ORGANIZER”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini d’Satz

Even Organizer masih memimpin pasar dengan memusatkan strategi pada

kualitas pelayanan yang baik. Analisis SWOT menunjukkan posisi d’Satz

Event Organizer berada pada Kuadran I yang berarti d’Satz Event Organizer memiliki kekuatan internal perusahaan dan peluang lingkungan yang besar,

maka strategi yang sesuai untuk digunakan adalah strategi agresif untuk

memaksimalkan kekuatan internal dan eksternal perusahaan.

2.7 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan gambaran penulis secara terstruktur guna

menjelaskan alur permasalahan yang sedang diteliti. Pada penelitian ini, penulis

(21)

diterapkan pada What East Clothing. Pokok permasalahan tersebut apabila

dijelaskan akan tergambar pada kerangka berikut ini:

Gambar 2.1

Bagan kerangka Pemikiran

a. What East Clothing merupakan salah satu usaha yang memproduksi pakaian

baik untuk pasar lokal maupun non lokal. Penelitian ini difokuskan pada

manajemen pemasaran.

b. Analisis SWOT merupakan salah satu alat untuk mengetahui pengaruh kondisi

lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan terhadap strategi

perusahaan dalam menghadapi persaingan pasar. Dimana peneliti akan

menggunakan matriks SWOT dalam menganalisis faktor lingkungan internal

dan eksternal pada What East Clothing.

What East Clothing

Analisis SWOT

Strategi Perusahaan

Strategi Korporat

dan Unit Bisnis Strategi Fungsional

Strategi Pemasaran

(22)

c. Strategi perusahaan merupakan serangkaian tindakan terpadu menuju

keunggulan kompetitif perusahaan yang berkelanjutan. Formulasi-formulasi

yang terkandung di dalam strategi perusahaan antara lain Formulasi Strategi

Korporat, Formulasi Strategi Unit Bisnis, dan Formulasi Strategi Fungsional.

d. Formulasi Strategi Fungsional merupakan formulasi strategi yang lebih

bersifat operasional karena akan langsung diimplementasikan oleh

fungsi-fungsi manajemen yang ada di bawah tanggung jawabnya. Strategi fungsi-fungsional

ini lebih bersifat operasional karena akan langsung diimplementasikan oleh

fungsi-fungsi manajemen yang ada di bawah tanggung jawabnya, seperti

fungsi manajemen produksi/operasional, fungsi manajemen pemasaran, fungsi

manajemen keuangan, dan fungsi manajemen sumber daya manusia (Freddy

Rangkuty, 1997:15)

e. Strategi Pemasaran merupakan sebuah konsep yang terdiri dari Segmentation

(Segmentasi), Targeting (Penentuan Pasar Sasaran), dan Positioning (Strategi

Memasuki Pasar). Keseluruhan aspek tersebut dapat memantapkan posisi

perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan

Gambar

Gambar 2.1 Bagan kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Sanksi administrasi yang dikenakan kepada perusahaan, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh otoritas terkait (pasar modal, perbankan dan lainnya) pada tahun buku

Mulai Akhir Absen.. 2307

The relationship between CVD and triglycerides is much stronger in women than in men in most of the studies [23,24], and so in the current study we have tried to assess the

Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah yang menetapkan antara lain bahwa Bank Pembangunan Daerah

[r]

Dari sisi Pengeluaran oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 4,21 persen..  Ekonomi Sumatera Barat triwulan I-2015 terhadap triwulan sebelumnya (

(2) Mekanisme pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dan lembaga di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal diatur lebih lanjut

Dalam setahun terakhir (Februari 2014 ―Februari 2015), penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap berkurang 2,2 ribu orang dan penduduk bekerja