• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Program Tabulin (tabungan ibu bersalin) Terhadapa Kemampuan Pembiayaan Kesehatan Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kota Lhokseumawe Tahun 20015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Program Tabulin (tabungan ibu bersalin) Terhadapa Kemampuan Pembiayaan Kesehatan Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kota Lhokseumawe Tahun 20015"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Kemampuan Pembiayaan Persalinan

Kemampuan pembiayaan persalinan biasanya berupa uang yang mempengaruhi kesiapan keluarga dalam mempersiapkan semua kebutuhan selama kehamilan, persiapan persalinan dan pasca persalinan. Kemampuan pembiayaan berpengaruh pada daya beli seseorang untuk membeli sesuatu yang merupakan salah satu faktor yang paling menetukan kuantitas maupun kualitas persiapan selama kehamilan antara lain menyiapkan biaya persalinan, menyiapkan barang-barang yang dibutuhkan menjelang persalinan serta menjaga asupan gizi selama kehamilan dan pasca kehamilan. Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan dengan penghasilan yang didapat, sehingga menuntut pengetahuan yang dimiliki harus dipergunakan semaksimal mungkin begitu pula dalam mencari bantuan kesehatan yang ada disesuaikan dengan kemampuan keluarga (Matterson, 2010).

2.2 Kemampuan Pembiayaan Kesehatan Ibu

Sekumpulan dana dan penggunaan dana tersebut untuk membiayaai kegiatan kesehatan yang dikakukan secara langsung serta memiliki tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (WHO, 2002).

(2)

sekolah yang bertujuan tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya (Sugihantono, 2014)

Gizi dan nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama kehamilan berlangsung, resiko akan kesehatan janin yang di kandung akan berkurang jika ibu hamil mendapatkan gizi dan nutrisi yang cukup. Hal ini harus dipersiapkan seorang ibu sebelum berencana hamil, sehingga pada saat hamil badan sudah terkondisikan dengan sangat baik untuk pertumbuhan janin. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, oleh karena itu kebutuhan energi dan zat gizi itu diperlukan, beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil adalah sumber kalori, protein, asam folat, vitamin B12, zat besi, zat seng, kalsium, vitamin C. vitamin A dan Vitamin D, vitamin B6, vitamin E sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi janin dalam kandungan diantaranya DHA, gangliosida, asam folat, zat besi, EFA, FE, dan kolin.

Pada masa ibu menyusui tidak banyak perbedaan akan kebutuhan gizi, susu ibu pada masa menyusui dan suplemen ibu hal ini sangat erat kaitannya dengan produksi air susu ibu yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Hal ini yang sangat menuntut persiapan dalam kebutuhan alokasi dana yang di mulai dari kehamilan sampai pemulihan kesehatan ibu (masa nifas).

(3)

terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, keadaan ini dapat terjadi terutama dimana pembiayaan harus ditanggung sendiri dalam sistem tunai.

2.2.1 TABULIN (Tabungan Ibu Bersalin)

Kemenkes. (2010), Salah satu unsur dari kesehatan adalah subsistem pembayaran dalam pelayanan kesehatan. Sebagai bagian integral dari puskesmas reformasi tentu kebijakan yang diarahkan di tingkat puskesmas terjabarkan pula di unit integralnya, termasuk dalam menggeser pola pembayaran tunai menjadi pra-upaya.Pembiayaan kesehatan yang berkeadilan adalah pembiayaan kesehatan secara tunai yang mengakibatkan terhambatnya akses ke pelayanan kesehatan, pada dasarnya pembiayaan kesehatan diarahkan untuk terlindungnya ibu dan anak dari ancaman biaya dalam memperoleh pelayanan kesehatan.

(4)

2.2.2 Tujuan

1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu hamil

3. Memotivasi masyarakat terutama ibu hamil, menyisihkan sebagian dananya untuk ditabung sebagai persiapan persalinan dan pasca bersalin.

2.2.3 Manfaat Tabulin

Keberhasilan pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan juga terlihat pada indikator persalinan yang di tolong tenaga medis. Intervensi yang dilakukan adalah menggiatkan penyuluhan masyarakat, khususnya di pedesaan dan menyediakan lebih banyak lagi pusat “pelayanan kesehatan masyarakat “ bersama tenaga medisnya. Pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan telah berhasil meningkatkan usia harapan hidup perempuan. Salah satu kegiatan ini adalah membuat tabulin,tabulin adalah salah satu program kesehatan yang dinilai sangat positif karena langsung menyentuh masyarakat. Tabungan yang bersifat sosial ini sangat membantu warga, terutama yang ekonominya lemah, program ini sangat tepat dan efektif dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Warga tidak akan merasa terbebani dalam mendukung program tersebut karena penggalangan dana tabungan di lakukan melalui pola jimpitan (sejenis iuran sukarela) (Depkes RI. 2010).

Adapun manfaat dari tabulin, antara lain :

1. Sebagai tabungan atau simpanan itu yang digunakan untuk biaya persalinan atau pasca persalinan.

(5)

Keberhasilan pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan juga terlihat pada indikator persalinan yang ditolong medis. Intervensi yang dilakukan adalah menggiatkan penyuluhan ke tengah masyarakat, khususnya di pedesaan dan menyediakan lebih banyak lagi pusat “pelayanan kesehatan masyarakat”, bersama tenaga medisnya. Pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan telah berhasil meningkatkan usia harapan hidup perempuan. Salah satu isi kegiatan adalah membuat tabulin (tabungan ibu bersalin), tabulin adalah salah satu program kesehatan yang dinilai sangat positif langsung menyentuh masyarakat. Tabungan yang bersifat sosial ini sangat membantu warga, terutama mereka yang berekonomi lemah (Depkes RI. 2010)

Program ini sangat tepat dan efektif dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Warga tidak akan merasa terbebani dalam mendukung program tersebut karena penggalangan dana tabungan dilakukan melalui pola jimpitan (sejenis iuran sukarela)melalui tabulin, bumil diharapkan bisa menabung sehingga saat melahirkan tidak mengalami kesulitan biaya persalinan karena sudah ada dana yang bersumber dari tabungan tersebut. Tabulin merupakan upaya yang sangat baik untuk menurunkan angka kematian ibu, meskipun demikian, cara ini belum 100 % menjamin ibu hamil selamat dari kematian.

(6)

pembiayaan dengan cara menabung, tabungan itu dibentuk berdasarkan rukun warga (RW) atau posyandu.

Bila posyandu di suatu tempat ada empat, maka tabungannya ada empat di desa tersebut. Kita juga harus menentukan jumlah tabungan ibu hamil setiap minggunya dan memberi penjelasan kepada ibu hamil betapa pentingnya manfaat tabulin sehingga ibu hamil mempunyai kesadaran untuk membayar tabulin. Banyak hal yang sebenarnya kelihatan kecil tetapi harus di persiapkan , seperti menyiapkan tabungan, kemudian menyiapkan tetangga yang bisa mengantar pada saat terjadinya persalinan secara tiba-tiba. Hal ini bisa menginspirasi banyak masyarakat agar di masa mendatang tabulin dapat tersosialisasi dengan baik di masyarakat (Depkes RI. 2010).

2.2.4 Tahapan Tabulin

1. Ibu yang sudah mengetahui kehamilannya, diminta mulai menabung untuk persalinannya.

2. Tabulin merupakan tabungan keluarga, bukan tanggung jawab ibu yang harus menyisihkan uang untuk persalinannya, tetepai suami juga harus menabung untuk biaya persalinan. Terutama bagi keluarga yang penghasilannya tunggal (suami yang berpenghasilan). Jadi perlu ada kesepakatan dengan suami.

(7)

4. Waktu perkiraan persalinan sudah dapat diketahui sehingga ibu atau keluarga mampu memperkirakan kapan biaya akan digunakan. Jika simpanan tidak berupa uang, ibu dan keluarga harus bisa memperkirakan kapan simpanan bisa diuangkan, misalnya menjual hasil panen, menjual ternak dsb.

5. Tabulin dalam bentuk uang, dapat disimpan di bank, dirumah, atau pada bidan,tabulin dapat diisi dengan mencicil. Tabulin yang disimpan pada bidan dapat dititipkan pada saat pemeriksaan kehamilan(Kepmenkes,2010).

2.3 Partisipasi

2.3.1 Pengertian Partisipasi

Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang - orang dalam situasi atau kelompok dan mendorong mereka untuk memberikan suatu kontribusi demi tujuan kelompok, dan juga berbagai tanggung jawab dalam hal mencapai tujuan. Partisipasi dengan kata lain sebagai keterlibatan diri seseorang dalam suatu kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung atau suatu proses identifikasi diri seseorang untuk menjadi peserta dalam kegiatan bersama dalam situasi sosial tertentu (Davis dan Newstrom, 2004).

2.3.2 Partisipasi Warga/Masyarakat

(8)

partisipasi masyarakat dapat berarti keterlibatan dalam proses penentuan arah kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah.

Ada 4 (empat) segi penyebab terjadinya partisipasi dalam masyarakat salah satu adalah segi efektifitasnya yaitu dengan menjadi partisipan berharap bisa membrikan masukan atau saran atau kontribusi dalam bentuk materi atau lainnya yang tentu pada akhirnya akan memberi manfaat terhadap dirinya sendiri (Cohen, 2002).

2.3.3 Partisipasi Masyarakat dalam Kesehatan

Dalam hal ini masalah kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah semata tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat, banyak cara yang dapat dilakukan untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan yaitu : 1. Partisipasi dengan paksaan (enforsement participation)

Artinya memaksa masyarakat untuk berkontribusi dalam suatu program, baik melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan maupun dengan perintah lisan saja.

2. Partisipasi dengan persuasi dan edukasi

(9)

2.3.4 Nilai-nilai Partisipasi Masyarakat dalam Kesehatan

a. Partisipasi masyarakat adalah cara yang paling murah, dengan adanya partisipasi masyarakat dalam program-program kesehatan berarti dapat memperoleh sumber daya dan dana untuk pembiayaan yang mudah untuk melengkapi fasilitas kesehatan mereka sendiri.

b. Bila partisipasi itu berhasil, bukan hanya salah satu bidang saja yang dapat dipecahkan akan tetapi dapat menghimpun dana dan daya untuk memecahkan masalah di bidang kesehatan yang lain

c. Partisipasi ini akan membuat semua masyarakat belajar bertanggung jawab terhadap derajat kesehatannya sendiri.

d. Partisipasi masyarakat di dalam pelayanan kesehatan adalah sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari bawah dengan rangsangan dan bimbingan dari atas untuk sadar akan kebutuhan kesehatan dengan derajat yang tinggi.

e. Partisipasi masyarakat akan menjamin suatu perkembangan yang langsung, karena dasarnay adalah kebutuhan dan kesadaran masyarakat itu sendiri.

f. Melalui partisipasi setiap anggota di rangsang belajar berorganisasi dan mengambil peran yang sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

2.4 Peran Serta Masyarakat

(10)

oleh norma-norma yang berlaku yang lebih menunjukan pada fungsi penyesuaian diri dan sebagai sebuah proses ( Soekanto S, 2002).

Syarifudin,(2013) mengatakan peran serta masyarakat (PSM) merupakan keikutsertaan individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam setiap menggerakan upaya kesehatan yang juga merupakan tanggung jawab sendiri, keluarga dan masyarakatnya. Dalam World Health Assembly, 1997, peran masyarakat adalah proses untuk mewujudkan kerja sama kemitraan antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam merencakan , melaksanakan dan memanfaatkan kegiatan kesehatan sehingga diperoleh manfaat berupa peningkatan kemampuan swadaya masyarakat, dimana masyarakat berperan dalam menentukan prasarana dan pemeliharaan teknologi tepat guna dalam pelayanan kesehatan. Peran serta masyarakat (PSM) merupakan keikutsertaan individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam setiap menggerakan upaya kesehatan yang juga merupakan tanggung jawab sendiri, keluarga dan masyarakatnya. Peran

Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap

(11)

kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya (Syarifudin, 2013).

2.4.2

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.(Syarifudin, 2013). Sebagai berikut:

Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

1. Perbedaan peran serta masyarakat dan pemberdayaan masyarakat

Tabel 2.1 Perbedaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat Peran Serta Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat Keikutsertaan individu, keluarga dan

kelompok masyarakat dalam setiap menggerakan upaya kesehatan yang juga merupakan tanggung jawab sendiri, keluarga dan masyarakatnya.

Proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berperanserta

2. Tujuan peran serta masyarakat adalah:

a. Meningkatkan kemampuan pemimpin/pemuka masyarakat dalam menggerakkan upaya kesehatan meningkatkan persatuan dan kebersamaan kegotong royongan dalam menyelesaikan masalah secara mandiri.

b. Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam menyelenggarakan upaya kesehatan.

(12)

d. Untuk menghasilkan masukan dan persepsi yang berguna dari warga negara dan masyarakat yang berkepentingan (public interest) dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan masalah kesehatan.

e. Meningkatkan persatuan dan kebersamaan kegotong royongan dalam menyelesaikan masalah secara mandiri.

1.

2. Pertemuan / pendekatan tingkat desa Langkah- langkah PSM

3. Survey mawas diri (community self survey / CSS) 4. Musyawarah masyarakat desa

5. Pelatihan kader

6. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat 7. Pembinaan pelestarian kegiatan

3.

1. Polindes (pondok bersalin desa) suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah serta kelengkapan dari PKMD di kelola oleh bidan dibawah pengawasan dokter puskesmas setempat yang dipergunakan untuk memberi pelayanan KIA-KB sesuai dengan kewenangan bidan yaitu kasus dan norma dan resiko sedang

Bentuk PSM

(13)

4. DUKM merupakan perhimpunan dana guna menjamin terselenggaranya kegiatan tersebut.

5. Pemeliharaan kesehatan yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

6. Tabulin Merupakan tabungan untuk membantu bumil dan keluarganya pada saat menghadapi persalinan dan setelah persalinan.

7. Dasolin merupakan dana sosial yang digunakan untuk dana kunjungan sosial anggota desa siaga (Syarifudin,2013).

2.4.3

1. PSM karena imbalan Tingkatan PSM

Adanya peranserta karena adanya imbalan tertentu yang diberikan baik dalam bentuk imbalan materi atau imbalan kedudukan.

2. PSM karena paksaan / perintah

Masyarakat berperan serta karena adanya ancaman atau sanksi 3. PSM karena identifikasi

4. PSM karena tuntutan hak asasi & tanggung jawab 5. PSM yang disertai kreasi dan daya cipta.

6. PSM karena kesadaran

(14)

2.4.4 1. PKDM

Pengembangan PSM

PKDM adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilakukan dengan kekerasan gotong royong dan swadaya.PKDM di lakukan dalam rangka menolong diri (masyarakat) sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah/kebutuhan yang dirasakan masyarakat.Kegiatan PKDM bertujuan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat baik dalam bidang kesehatan maupun yang berkaitan dengan kesehatan. PKDM juga merupakan bagian integral pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan desa-desa khususnya kegiatan PKDM diharapkan muncul dari masyarakat sendiri dengan bimbingan dan pembinaan oleh pemerintah setempat secara lintas program dan lintas sektor.

PKDM

2. Dana Sehat

adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong diri mereka sendiri di bidang kesehatan, dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.

(15)

Tujuan Dana Sehat

1. Pemeliharaan kesehatan yang bernutu, brhasil guna, dan berdaya guna terselenggarkan.

2. Dana yang dihimpun serta secara pra-upaya atas asas gotong royong dapat tersedia.

3. Pengelolaan yang efisien oleh lembaga organisasi masyarakat yang melindungi kepentingan peserta terwujud.

3. KP-KIAP

KP_KIA adalah suatu kelompok yang mempunyai kegiatan belajar tentang kesehatan ibu dan anak, yang beranggotakan semua ibu hamil dan menyusui yang ada di wilayah desa.Kegiatan ini di bimbing oleh kader posyandu setempat, karena kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan posyandu yang dilaksanakan diluar jadwal posyandu.

Tujuan KP-KIAP

1. Agar ibu hamil yang menyusui mengetahui cara yang baik dan menjaga kesehatan sendiri dan anaknya.

2. Agar ibu hamil dan menyusui mengetahui pentingnya dan melakukan pemerikasaan ke puskesmas dan posyandu sejak hamil dini dan setelah melahirkan.

(16)

4. TABULIN (tabungan ibu bersalin)

Tabulin adalah dana yang dikumpulkan oleh ibu hamil dan disimpan sendiri dirumah atau dikelola oleh kader desa siaga yang telah ditunjuk yang akan diambil pada saat persalinan dan pasca persalinan

5. DASOLIN (dana sosial bersalin

Dosalin adalah dana bersama yang dikumpulkan warga dan dikelola oleh pengurus berdasarkan kesepakatan bersama dengan warga, jumlah tabungan yang telah disepakati dan dibayar setiap bulannya, dapat berupa barang atau hasil panen yang bisa diuangkan.

)

6. AMBULAN DESA

Ambulan desa adalah memanfaatkan alat transportasi yang ada di desa tersebut bisa berupa kendaraan roda dua, roda tiga dan roda empat, yang pemiliknya merupakan anggota desa siaga sehingga dapat digunakan untuk mengantarkan warga yang membutuhkan pertolongan atau perawatan pelayanan kesehatan.

Dalam Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dimana peran serta masyarakat diatur dalam BAB XVI pasal 174. Yang berbunyi sebagai berikut :

1. Masyarakat berperan serta baik secara perseorangan maupun organisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam rangka membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pasal 174

(17)

2.5 Konsep Dasar Desa dan Kelurahan Siaga Aktif 2.5.1 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Kemenkes,(2013) mengatakan desa dan kelurahan siaga aktif adalah bentuk pengembangan dari desa siaga yang telah dimulai sejak tahun 2006. Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain atau kelurahan, yang :

1. Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui pos kesehatan desa (poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, pusat kesehatan masyarakat pembantu (pustu), pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya.

2. Penduduknya mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) dan melaksanakan survailans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

2.5.2 Pelayan Kesehatan Dasar

(18)

dengan pengawasan dan bimbingan dari puskesmas pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan primer, sesuai dengan kewenangan tenaga kesehatan yang bertugas.Pelayanan kesehatan dasar berupa (1).Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, (2), Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui, (3) Pelayanan kesehatan untuk anak, seta (4), Penemuan dan penanganan penderita penyakit. Kepmenkes,(2013)

2.5.3 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan UKBM

Syafrudin,(2010) mengatakan pemberdayaan masyarakat terus diupayakan melalui pengembangan UKBM yang ada di desa. Kegiatan difokuskan kepada upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan.Survailans berbasis masyarakat adalah pengamatan dan pencatatan penyakit yang diselenggarakan oleh masyarakat (kader) dibantu oleh tenaga kesehatan, dengan berpedoman kepada petunjuk teknis dari Kementrian Kesehatan. Kegiatan-kegiatannya berupa : (1) pengamatan dan pemantauan penyakit serta keadaan kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan, dan perilaku yang dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat, (2) Pelaporan cepat (kurang dari 24 jam) kepada petugas kesehatan untuk respon cepat, (3) Pencegahan dan penanggulangan sederhana penyakit dan masalah kesehatan, (4) Pelaporan kematian.

2.6 Persepsi

(19)

memperoleh makna.Oleh karena itu dalam persepsi sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan yang lain tidak sama atau berbeda. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu bersifat individual (Davidoff dalam Walgito, 2003)

2.7 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni (Notoatmodjo, 2007) :

a. Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

(20)

c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, di mana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat (Notoatmojo, 2007), yakni :

1. Tahu (know)

(21)

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat meinterpretasikan materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat diliat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

(22)

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

2.8 Sikap

Berkowitz tahun 1972 pernah mendaftarkan lebih dari tiga puluh definisi tentang sikap (Azwar, 2000), namun secara garis besarnya dapat dibagi menjadi tiga kelompok pemikiran, yaitu:

1) Kelompok pertama yang diwakili oleh Louis Thurstone (1928), Rensis Likert (1932), Charles Osgood (1975), mengatakan bahwa “sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, baik perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung dan tidak memihak (unfavorable) terhadap objek sikap tertentu”.

2) Kelompok kedua yang diwakili oleh Chave (1928), Bogardus (1931), LaPiere (1934), Mead (1934) dan Girdon Allport (1935), mengatakan bahwa “sikap adalah semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons”.

(23)

ini Secord dan Backman (1964) mengatakan bahwa “sikap adalah sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (efeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.”

Sikap terjadi karena adanya rangsangan sebagai objek sikap yang harus diberirespon, baik responnya positif ataupun negatif, suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, dan sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap mempunyai dua kemungkinan, yaitu sikap positif dan sikap negatif terhadap suatu objek sikap. Sikap akan menunjukkan apakah seseorang menyetujui, mendukung, memihak (favorable) atau tidak menyetujui, tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) suatu objek sikap. Bila seseorang mempunyai sikap mendukung objek sikap, berarti mempunyai sikap positif terhadap objek tersebut. Sebaliknya jika seseorang tidak mendukung terhadap objek sikap, berarti mempunyai sikap yang arahnya negatif terhadap objek yang bersangkutan (Fishbein, 1987).

2.9 Tindakan

Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), Suatu sikap belum

otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap

menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi

yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support)

(24)

1) Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan

diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

2) Respon terpimpin (guide response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan

contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.

3) Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,

atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik

tingkat tiga.

4) Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik.Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran

tindakan tersebut.

2.10 Landasan Teori

(25)

Persepsi menurut Moskowitz dan Orgeldalam Walgito, 2003.merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yangditerima olehorganisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Karenapersepsi merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir dankerangka acuan yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut. Oleh karena itu dalam persepsi sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan yang lain tidak sama atau berbeda. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu bersifat individual (Davidoff, 1981)

(26)

2.11 Kerangka Konsep

Peran program tabulin dipengaruhi oleh :

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Peran program tabulin (tabungan ibu bersalin) yang terdiri dari persepsi, pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga terhadap kemampuan pembiayaan kesehatan ibu dalam mengelola dana untuk persiapan proses persalinan dan pasca persalinan yang dibantu pengelolaannya oleh kader desa siaga dibawah pengawasan koordinator desa siaga di wilayah kerja Puskesmas Blang Cut Kota Lhokseumawe.

Persepsi

Kemampuan Pembiayaan Kesehatan Ibu Sikap

Pengetahuan

Gambar

Tabel  2.1 Perbedaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Cuka kayu merupakan cairan berwarna coklat pekat yang diperoleh dari proses destilasi asap dalam pembuatan arang kayu galam.. Cuka kayu galam yang dihasilkan berupa

Namun, proses menuju kematangan, masih terdapat beberapa masalah terkait nomenklatur atau penamaan Program Studi Ilmu Pemerintahan di Indonesia.Akan tetapi, Ilmu Pemerintahan di

Tegyük például fel, hogy a Nők40 keretében egy nő 2016-ben 40 éves jog- viszonnyal és szolgálati idővel 60 évesen ment nyugdíjba 100 egységnyi éves nyugdíjjal, amelyet

[r]

Berdasarkan Berita Acara Hasil Lelang Nomor : LJH/PPBJ/BA-P /T.Kauniyah/2012 tanggal, 01 Oktober 2012 untuk paket Pekerjaan Penerbitan Buku Tafsir Ayat Kauniyah pada Satuan Kerja

Eeee tapi yang jelas dengan potensi yang kita miliki terus kemudian dengan kekurangan yang juga dimiliki sama kota-kota lain contoh misalkan jakarta udah padet kan ya mereka

16 Iqbal Nurpasha SMPN 1 Blitar Kota Blitar 63 Passing Grade 16.. 17 Dara Kusumawati SMPN 1 Probolinggo Kota Probolinggo 63 Passing

Additional objectives were (1) to have data that were clean, comprehensive, and valid; (2) to ensure that the data system maintained patient confidentiality; (3) to