• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Tentang Pentingnya Sarapan Bergizi pada Anak Kelas VI SD di Sekolah Dasar Negeri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Tentang Pentingnya Sarapan Bergizi pada Anak Kelas VI SD di Sekolah Dasar Negeri"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh Chadian gizi agar dapat menikmati hidup dalam keadaan sehat. Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi. Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Pola makan yang baik adalah berpedoman pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS).

Pedoman Gizi Seimbang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955. Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang telah diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan IPTEK(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dalam bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapi. PGS yang baru, pada tanggal 27 Januari 2014 lalu telah diselenggarakan workshop untuk mendapat masukan dari para pakar pemerintah serta non pemerintah, lintas sektor, lintas program dan organisasi profesi. (Departemen Kesehatan, 2014)

Adapun Isi PUGS (Pesan Umum Gizi Seimbang) adalah : 1. Makanlah beraneka ragam makanan.

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi.

5. Gunakan garam beriodioum.

6. Makanlah makanan sumber zat besi.

7. Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sampai umur 4 bulan. 8. Biasakan makan pagi.

(2)

9. Minumlah air bersih dan aman yang cukup jumlahnya. 10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur. 11. Hindari minum minuman beralkohol.

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. 13. Bacalah label makanan yang dikemas.

Salah satu upaya kesehatan adalah perbaikan gizi terutama di usia sekolah khususnya pada usia 7-12 tahun. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. (Almatsier, 2001)

Menurut berbagai kajian, kebiasaan makanan yang baik adalah tiga kali dalam sehari. Menurut Suhardjo (2003), bahwa secara kuantitas dan kualitas bila hanya satu atau dua kali makan setiap hari, mungkin sekali akan terjadi kekurangan. Namun masih banyak anak sekolah yang frekuensi makananya kurang dari tiga kali sehari dan waktu makan yang sering ditinggalkan adalah sarapan.

Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-10 jam dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik (Martianto, 2006). Oleh karena itu untuk meningkatkan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik pada saat sarapan pagi harus diperhatikan pemilihan menu serta kandungan gizi yang baik untuk pemenuhan zat-zat gizi pada pagi hari.

Sarapan pagi mempunyai peranan penting bagi anak. Anak yang terbiasa sarapan pagi akan mempunyai kemampuan yang lebih baik dari pada anak yang tidak terbiasa sarapan pagi. Sarapan pagi bagi anak akan memacu pertumbuhan dan memaksimalkan kemampuan di sekolah (Elizabeth, 2003).

(3)

Sarana utama dari segi gizi untuk memenuhi kebutuhan energi anak sekolah adalah sarapan pagi. Tanpa sarapan pagi, akan terjadi kekosongan lambung sehingga kadar glukosa akan menurun. Glukosa darah merupakan sumber energi utama bagi otak, sehingga anak akan kesulitan menerima pelajaran dengan baik. (Khomsan, 2004)

Berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Daerah) 2010, sebanyak 35 ribu anak usia sekolah, 26,1% hanya sarapan dengan air minum, dan 44,6% memperoleh asupan energi kurang dari 15%.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardinsyah (2013) yang menyatakan bahwa hanya 10,6% dari sarapan anak yang mencukupi energi >30% dan masih sangat kurangnya pengetahuan anak-anak untuk sarapan dengan makanan yang beranekaragam.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sibuea (2002) di sebuah Sekolah Dasar (SD) Negeri di Medan, bahwa ada sekitar 57,50 % anak Indonesia tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Dan hal itu menjadi perhatian penuh, sebab sarapan akan memberikan kontribusi penting akan pemenuhan beberapa zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh seperti energi, protein, vitamin, lemak dan mineral. Ketersediaan sarapan yang bermutu mampu meningkatkan kapasitas belajar sehingga lebih mudah menerima pelajaran.

Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Simbolon (2014) di SD Negeri 096132 Parapat menemukan bahwa sebanyak 39,1 % anak yang sarapan pagi bergizi dan jika dihubungkan dengan indeks prestasi pada umumnya terdapat 79,7 % dengan indeks prestasi sedang, 15,9 % dengan indeks prestasi kurang sedangkan untuk indeks prestasi baik terdapat 4,3 %.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap murid SD guna mengetehaui tingkat pengetahuan tentang sarapan bergizi anak sekolah dasar.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Untuk mengetahui Bagaimana pengetahuan siswa/siswi pada SD negeri tentang pentingnya sarapan yang bergizi.

(4)

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penilitan ini adalah peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan siswa/siswi tentang pentingnya kebiasaan sarapan bergizi.

1.3.2 Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui gambaran tentang pengetahuan siswa/siswi tentang gizi 2. Mengetahui gambaran tentang pengetahuan siswa/siswi tentang sarapan 3. Mengetahui jumlah siswa/siswi yang sarapan pagi

4. Mengetahui alasan kenapa tidak dilakukannya sarapan 5. Mengetahui gambaran gizi siswa/siswi

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Memberikan informasi tentang pentingnya manfaat sarapan pagi pada anak SD.

2. Meningkatkan kesadaran murid SD tentang pentingnya sarapan pagi. 3. Mengajak murid SD agar rutin melakukan kegiatan sarapan.

4. Bagi Institusi Pendidikan, dapat dijadikan masukan untuk memperkaya bahan pustaka yang berguna untuk pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya. Serta dapat dijadikan motivasi untuk mengadakan penelitian selanjutnya.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai bahan referensi atau sumber data untuk penelitian sejenis berikutnya yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode dan variabel yang lebih kompleks.

Referensi

Dokumen terkait

Keinginan seorang anak dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya. Siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi biasanya lebih termotivasi

Alat musik yang bernada dan mempunyai irama, serta berfungsi mengiringi sebuah lagu disebut alat

Peserta yang memasukan dokumen penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektonik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Pokja Jasa Konsultansi ULP

Agar dapat membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika khususnya pada mata kuliah sejarah matematika, menurut Krismanto (dalam Syafmen, 2014, p.2) teknik

Word bayangkan saja dari mulai pengolahan, pembuatan tabel, memasukan data, pengaturan lebar tabel bahkan template tabel (table style) sudah disiapkan di aplikasi office excel

Perkembangan usaha alat-alat kebersihan ZWY cukup baik, sehingga memerlukan sistem yang dapat memudahkan pengolahan pesanan penjualan. Jumlah transaksi yang meningkat membuat usaha

Memperluas cakupan pelayanan kesehatan melalui jaminan kesehatan kelas III di rumah sakit bagi masyarakat miskin dengan peningkatan cakupan 5% per tahunnya sesuai dengan sasaran

Teori tegangan geser maksimum memperkirakan kegagalan spesimen yang mengalami beban kombinasi terjadi bila tegangan geser maksimum pada suatu titik mencapai tegangan