• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Lhoknga Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Lhoknga Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Ekowisata

Ekowisata menurut The Ecotourism Society (1990) diacu Handayawati

dkk, (2010) Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang

dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan

dan kesejahteraan penduduk setempat. Ekowisata mempunyai pengertian suatu

perjalanan wisata ke daerah yang masih alami. Meskipun perjalanan ini bersifat

berpetualang, namun wisatawan dapat menikmatmya. Ekowisata selalu menjaga

kualitas, keutuhan dan kelestarian alam serta budaya dengan rnenjamin

keberpihakan kepada masyarakat. Peranan masyarakat lokal sangat besar dalam

upaya menjaga keutuhan alam. Peranan ini dilaksanakan mulai saat perencanaan,

saat pelaksanaan pengembangan dan pengawasan dalam pemanfaatan.

Ekowisata adalah wisata berbasis pada alam dengan menyertakan aspek

pendidikan dan interpretasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat

dengan pengelolaan kelestarian ekologis. Ekowisata Pesisir dan Laut adalah

wisata yang berbasis sumberdaya pesisir dan laut dengan menyertakan aspek

pendidikan dan interpretasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat

dengan pengelolaan kelestarian ekosistem pesisir dan laut (Tuwo, 2011).

Ekowisata Berbasis Komunitas (community-based ecotourism) merupakan

usaha ekowisata yang dimiliki, dikelola dan diawasi oleh masyarakat setempat.

Masyarakat berperan aktif dalam kegiatan pengembangan ekowisata dari mulai

(2)

Ekowisata merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan

konservasi. Ekowisata merupakan pengelolaan alam dan budaya masyarakat yang

menjamin kelestarian dan kesejahteraan, konservasi merupakan upaya menjaga

kelangsungan pemanfaatan sumberdaya alam untuk waktu kini dan masa

mendatang. Pengembangan ekowisata di suatu kawasan perlu mempertimbangkan

kemampuan atau daya dukung kawasan tersebut untuk menampung wisatawan.

Daya dukung ekowisata tergolong spesifik serta lebih berhubungan dengan

daya dukung lingkungan dan sosial terhadap kegiatan wisata dan

pengembangannya. Daya dukung ekowisata diartikan sebagai tingkat atau jumlah

maksimum pengunjung yang dapat ditampung oleh infrastruktur obyek wisata

alam. Jika daya tampung tersebut dilampaui maka akan terjadi kemerosotan

sumberdaya, akibatnya kepuasan pengunjung tidak terpenuhi, sehingga

memberikan dampak merugikan bagi ekonomi dan budaya masyarakat

(Mendrofa dkk, 2013).

Wilayah Pesisir

Wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan.

Apabila ditinjau dari garis pantai (coastline), maka suatu wilayah pesisir memiliki

dua macam batas (boundaries), yaitu batas yang sejajar dari garis pantai

(longshore) dan batas yang tegak lurus terhadap pantai (croos-shore)

(Dahuri dkk, 2008).

Wilayah pantai/pesisir mempunyai karakter yang spesifik dibandingkan

dengan kawasan yang lain. Wilayah ini merupakan agregasi dari berbagai

(3)

Pembangunan dengan memanfaatkan sumberdaya pantai tanpa memperhatikan

prinsip-prinsip ekologis akan dapat merusak fungsi ekosistem pantai

(Djunaedi dan Basuki, 2002).

Menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 wilayah pesisir adalah

Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang

dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Sedangkan Perairan Pesisir adalah

laut yang berbatasan dengan daratan meliputi perairan sejauh 12 (dua belas) mil

laut diukur dari garis pantai, perairan yang menghubungkan pantai dan

pulau-pulau, estuari, teluk, perairan dangkal, rawa payau, dan laguna.

Kay dan Alder (1999) diacu Dirhamsyah (2006) menyatakan bahwa

terdapat 4 cara untuk menetapkan kawasan pesisir, yaitu :

1. Fixed Distance Definitions

Penentuan kawasan pesisir dihitung dari batas antara daratan dan air laut,

biasanya penghitungan dilakukan dari batas teritorial pemerintahan, contoh

dihitung dari batas territorial laut.

2. Variable Distance Definitions

Penentuan batas kawasan pesisir ditetapkan berdasarkan beberapa

perhitungan/ukuran yang ada di kawasan pesisir, seperti diukur dari batas air

tertinggi. Namun batas kawasan tidak ditetapkan secara pasti, tetapi juga

tergantung kepada variabel-variabel tertentu yang ada di kawasan tersebut, antara

lain: konstruksi tapal batas, tanda-tanda alam baik berupa fisik maupun biologi,

(4)

3. Definition According to Use

Penetapan kawasan pesisir ditetapkan berdasarkan definisi apa yang akan

dipakai. Kadang-kadang suatu kawasan ditetapkan sebagai kawasan pesisir

berdasarkan masalah/issue apa yang akan dipecahkan. Cara ini biasanya

dipergunakan oleh negara besar atau lembaga internasional tertentu.

4. Hybrid Definition

Tehnik ini mengadopsi lebih dari satu definisi atau mencampurkan lebih

dari dua tipe definisi dari kawasan pesisir. Konsep ini umum dipergunakan oleh

pemerintahan, contoh, Pemerintah Amerika Serikat dan Australia mengadopsi

cara ini. Beberapa Negara Bagian di Australia mengukur kawasan pesisirnya 3 mil

dari garis pantai, sedangkan beberapa negara bagian lainnya menetapkan kawasan

pesisirnya termasuk kawasan yang berada di darat.

Morfologi Pantai

Menurut Rochmanto dan Franscies (2012), daerah pantai berdasarkan

morfologinya, dikelompokkan menjadi empat macam yaitu:

1. Pantai Bertebing Terjal,

Merupakan bentuk lahan hasil bentukan erosi marin yang paling banyak

terdapat bentukan dan roman cliff berbeda satu dengan yang lainya, karena

dipengaruhi oleh struktur batuan, serta sifat batuan. Cliff pada batuan beku akan

lain dengan batuan sedimen perlapisan, misalnya akan berbeda dengan pelapisan

yang miring dan pelapisan yang mendatar. Aktivitas pasang surut dan gelombang

(5)

 Tebing cliff dan

 Tebing bergantung (nocth)

2. Rataan Gelombang Pasang Surut pada Daerah Bertebing Terjal

Pantai biasanya berbatu, berkelok-kelok dengan banyak terdapat masa

batuan. Proses ini menyebabkan tebing bergerak mundur khususnya pada pantai

yang proses abrasinya aktif. Apabila batuan menyusun daerah ini berupa batuan

gamping atau batuan lainnya yang banyak memiliki retakan air dari daerah

mengalir melalui sistem retakan tersebut dan muncul di daerah pesisir dan daerah

pantai.

3. Pantai Bergisik

Merupakan daerah pasang surut yang terdapat endapan material hasil

abrasi. Material ini berupa material halus dan juga bisa berupa material kasar.

Pantai bergisik tidak saja terdapat ada pantai cliff, tetapi juga bisa terdapat pada

daerah pantai yang landai. Pada pantai yang landai material gisik ini kebanyakan

berupa pasir dan sebagian kecil berupa material dengan butiran kerikil yang

sampai lebih besar. Pada umumnya material pasir suatu gisik pantai berasal dari

daerah pedalaman yang di bawah air sungai ke laut, kemudian diendapkan oleh

arus laut sepanjang pantai. Gisik seperti ini dapat dijumpai di sekitar muara

sungai.

4. Pantai Berawa Payau

Mencirikan daerah pantai yang tumbuh atau akresi. Proses sedimentasi

merupakan penyebab bertambahnya maju pantai ke laut. Material penyusun

berbutir halus dan medan ini berkembang pada lokasi yang gelombangnya kecil

(6)

payau, maka daerah ini kemungkinan pengembangannya sangat terbatas. Rawa

payau ini umumnya ditumbuhi oleh tumbuhan rawa payau seperti bakau, nipah,

dan tumbuhan rawa lainnya yang hidup di air payau. Tumbuhan paku ini

berfungsi sebagai pemecah gelombang dan sebagai penghalang pengikisan di

pantai, sebaliknya sedimentasi bisa terjadi. Oleh karena itu, pantai mengalami

ekresi. Peranan bakau dalam merangsang pertumbuhan pantai terbukti jelas jika

bakaunya hilang/mati ditebang habis, maka yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu

pantai mengalami erosi. Pada pantai yang mengalami ekresi, umumnya terdapat

urutan tumbuhan yang ada, yaitu bakau yang paling depan, di belakangnya nipah,

tumbuhan rawa air tawar/lahan basah. Batas teratas dari bakau adalah setinggi

permukaan maksimum. Permukaan air pasang tertinggi pada saat pasang purnama

(saat bulan purnama) dan pasang perbani (pada saat bulan gelap bulan mati).

5. Pantai Terumbu Karang

Terbentuk oleh aktivitas binatang karang dan jasad renik lainnya. Proses

ini terjadi pada areal-areal yang cukup luas. Bird(1970) pada intinya menyatakan

bahwa binatang karang dapat hidup dengan beberapa persyaratan kondisi, antara

lain: air jernih, suhu tidak lebih dari 18°C, kadar garam antara 27-38 ppmd. Arus

tidak terlalu deras terumbu karang yang banyak terangkat umumnya banyak

terdapat endapan puing-puing dan pasir koral di lepas pantainya. Ukuran butiran

puing dan pasir lebih kasar kearah datangnya ombak/gelombang jika gelombang

tanpa penghalang.

Sugiarto dan Ekariyono (1996) diacu Mahfudz (2012) menjelaskan bahwa

(7)

dapat dikelompokan atas pantai berpasir, pantai berlumpur, pantai berawa dan

pantai berbatu Berikut ini penjelasan keempat bentuk pantai tersebut :

a. Pantai Berpasir

Pantai berpasir merupakan pantai yang didominasi oleh hamparan atau

dataran pasir, baik yang berupa pasir hitam, abu-abu atau putih. Selain itu terdapat

lembah-lembah diantara beting pasir. Jenis tanah dipantai adalah typic

tropopsamment dan typic tropofluvent. Pantai berpasir tidak menyediakan substrat

tetap untuk melekat bagi organisme, karena aksi gelombang secara terus menerus

menggerakan partikel substrat.

b. Pantai Berlumpur

Pantai berlumpur merupakan hamparan lumpur sepanjang pantai yang

dihasilkan dari proses sedimentasi atau pengendapan, biasanya terletak di dekat

muara sungai. Lumpur tersebut terdiri atas partikel-partikel halus yang

mengandung humus atau gambut. Tanah pantai ini mempunyai kandungan

oksigen yang rendah dan hanya terdapat pada lapisan permukaan. Sedangkan

kandungan asam sulfidanya cukup tinggi sehingga dapat mereduksi senyawa besi

(fe) di dalam tanah menjadi senyawa ferrosulfida (FeS2) atau firit.

c. Pantai Berawa

Pantai berawa merupakan daerah yang tergenang air, baik secara

permanen ataupun temporer. Tanah dan air pantai ini memiliki tingkat keasaman

yang tinggi. Hutan berawa umumnya ditumbuhi oleh jenis tumbuhan seperti nipah

(Nypa fruticans), nibung (Oncosperma tigillaria), sagu (Metroxylon sago),

(8)

d. Pantai Berbatu

Pantai berbatu merupakan pantai yang berbatu-batu memanjang ke laut

dan terendam di air. Umumnya terdiri dari bongkahan-bongkahan batuan granit.

Pantai ini merupakan satu dari lingkungan pesisir dan laut yang cukup subur.

Kombinasi substrat keras untuk penempelan, seringnya aksi gelombang dan

perairan yang jernih menciptakan suatu habitat yang menguntungkan bagi biota

laut.

Indeks Kesesuaian Wisata

Analisis kesesuaian wilayah sebagai kawasan wisata pantai adalah analisis

untuk mengetahui kecocokan dan kemampuan kawasan menyangga segala macam

aktivitas wisata. Analisis ini sangat diperlukan untuk pengembangan kawasan

ekowisata yaitu untuk melakukan pengendalian, memperkirakan dampak

lingkungan dan pembatasan pengelolaan sehingga tujuan wisata menjadi selaras.

Menentukan kesesuaian wilayah merupakan pola pikir yang mengarah pada

pertimbangan bahwa berapapun besarnya daya tarik dari suatu lokasi wisata,

secara ekologis tetap memiliki keterbatasan sehingga jumlah dan frekuensi

kunjungan dalam satu ruang dan waktu harus disesuaikan dengan kaidah yang

berlaku (Rahmawati, 2009).

Kriteria kesesuaian lahan wisata pantai merupakan analisis untuk

menentukan kesesuaian lahan pantai untuk berbagai aktivitas yang terdapat di

kawasan pantai. Analisis kesesuaian peruntukkan wisata pantai dilakukan dengan

menentukan kategori dan skor sesuai parameter-parameter dalam tabel. Analisis

(9)

Pantai Ancol masih memenuhi standar untuk wisata pantai. Nilai diperoleh antara

bobot dikalikan skor, kemudian dijumlahkan. Hasil penjumlahan dibagi dengan

84 (hasil kali antara bobot dengan skor tertinggi) kemudian dikalikan 100%

(Amelia, 2009).

Analisis kesesuaian wilayah dikaitkan dengan kegiatan di sekitar pantai

seperti berjemur, bermain pasir, wisata olahraga, berenang dan aktivitas lainnya.

Analisis dilakukan dengan mempertimbangkan 10 parameter yang memiliki

empat klasifikasi penilaian. Parameter tersebut antara lain kedalaman perairan,

tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan

pantai, penutupan lahan pantai, biota berbahaya dan ketersediaan air tawar

(Rahmawati, 2009).

Daya Dukung Kawasan

Menurut Bahar (2004) diacu Purnama (2012), daya dukung adalah konsep

dasar yang dikembangkan untuk kegiatan pengelolaan suatu sumberdaya alam dan

lingkungan yang lestari, melalui ukuran kemampuannya. Konsep ini

dikembangkan, terutama untuk mencegah kerusakan atau degradasi dari suatu

sumberdaya alam dan lingkungan. Sehingga keberadaan, kelestarian dan

fungsinya dapat terwujud dan pada saat dan ruang yang sama juga pengguna atau

masyarakat pemakai sumberdaya tersebut tetap berada dalam kondisi sejahtera

dan/atau tidak dirugikan.

Menurut Bengen (2002) diacu Purnama (2012), daya dukung adalah

tingkat pemanfaatan sumberdaya alam atau ekosistem secara berkesinambungan

(10)

ekologis adalah tingkat maksimum (baik jumlah maupun volume) pemanfaatan

suatu sumberdaya atau ekosistem yang dapat diakomodasikan oleh suatu kawasan

atau zona sebelum terjadi penurunan kualitas lingkungan ekologis. Daya dukung

fisik adalah jumlah maksimum pemanfaatan suatu sumberdaya atau ekosistem

yang dapat diadopsi oleh suatu kawasan atau zona tanpa menyebabkan kerusakan

atau penurunan kualitas fisik. Daya dukung sosial adalah tingkat kenyamananan

apresiasi pengguna suatu sumberdaya atau ekosistem terhadap suatu kawasan atau

zona akibat adanya penggunaan lain dalam waktu bersamaan. Sedangkan daya

dukung ekonomi adalah tingkat skala usaha dalam pemanfaatan suatu sumberdaya

yang memberikan keuntungan ekonomi maksimum secara berkesinambungan.

Daya Dukung Ekologis adalah tingkat penggunaan suatu ekosistem

ataupun kawasan baik berupa jumlah maupun kegiatan yang diakomodasikan di

dalamnya sebelum terjadi sesuatu penurunan dalam kualitas ekologis kawasan

tersebut (Sitorus, 2013).

Kawasan wisata harus mengutamakan ketenangan dan kenyamanan bagi

wisatawan yang datang ke tempat tersebut. Wisatawan biasanya tidak mau bila

ketenangan dan kenyamanan mereka terusik. World Tourism Organization

(WTO) menetapkan standar kebutuhan ruang untuk mengetahui daya dukung

kawasan terhadap jumlah wisatawan. Berdasarkan standar tersebut ditentukan

besarnya daya dukung kawasan wisata untuk menampung jumlah maksimum

wisatawan yang berkunjung tanpa membebani keseimbangan ekosistem. Hal ini

juga diperlukan untuk mengetahui jumlah maksimal wisatawan yang dapat

diterima kawasan wisata pantai dengan tetap mengutamakan kenyamanan dan

(11)

Menurut Knudson (1980) diacu Purnama (2012), hal-hal yang

mempengaruhi daya dukung suatu kawasan rekreasi dapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu:

1. Karakteristik sumberdaya alam, seperti geologi dan tanah, topografi, vegetasi,

hewan, iklim dan air.

2. Karakteristik pengelolaan, seperti kebijakan dan metode pengelolaan.

3. Karakteristik pengunjung, seperti psikologi, peralatan, perilaku sosial dan pola

penggunaan.

Tahap Analisis Daya Dukung

Analisis daya dukung dilakukan pada setiap kegiatan pemanfaatan yang

telah dianalisis kesesuaiannya. Adapun pendekatan perhitungan daya dukung

adalah: Analisis daya dukung berdasarkan jumlah maksimum pengunjung yang

secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu

tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Analisis daya dukung ini

digunakan untuk pemanfaatan Pariwisata Pantai dengan kegiatan rekreasi dan

wisata mangrove serta Pariwisata Bahari dengan kegiatan snorkling, olahraga

bahari, dan selam. Luas kawasan yang digunakan untuk pariwisata bahari dan

pariwisata pantai telah dapat diketahui dari hasil analisis kesesuaian.Analisis ini

pada prinsipnya adalah kebutuhan ruang yang dapat ditampung di kawasan yang

sesuai (s) dan atau sesuai bersyarat (sb) baik untuk pariwisata pantai (pp),

pariwisata bahari (pb) maupun budidaya laut (bl) pada waktu tertentu tanpa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Hasil analisis diketahui, atribut yang perlu mendapatkan perbaikan terdiri dari gedung TIKI yang luas, gedung TIKI yang nyaman, tersedianya buku alamat kode pos, adil dalam

Banyak orang yang mengasosiasikan Wi-Fi dengan kebebasan, karena teknologi Wi-Fi memberikan kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses data atau mentransfer data dari ruang

bahwa harga patokan Mineral bukan Logam yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota Padang Nomor 25 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Walikota Padang

Fungsi lain dari Availability Management yang juga tidak kalah pentingnya ialah dapat dijadikan sebagai tolakukur atas kinerja yang dilakukan sebuah department IT.Dengan kinerja

Pagu Raskin adalah Alokasi Jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin (RTS-PM) atau jumlah beras yang dialokasikan bagi RTS-PM Raskin untuk tingkat Kota

Melalui program ini alat dikendalikan dengan interface tiga buah tombol untuk mengacak angka, menampilkan angka dan mereset