• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keyword:Protestan cthristianty in Sagitsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keyword:Protestan cthristianty in Sagitsi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES MASUK DAN PERKEMBANGAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN DI SAGITSI-MENTAWAI 1901-1916 Oleh: Wenti Exlessia1. Drs. Ahmad Nurhuda2. Drs. Kharles3.

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

This research aims to change the nature, thought patterns and attitudes in society to the desired state is a success. This can be seen in the efforts of Protestant Christian missionaries who came in Sagitsi who has managed to instill Protestant Christianity, cultivate awareness of education, modern medicine, regulation and encourage a better life than before.

The method in this study is the method of historical research. This method consists of four subjects namely, (1) Heuristics of data collection from primary and secondary sources, which is done with the interview through books and relevant thesis that has to do with the writing. (2) the source of the criticism is done after the data collected to see whether the data is relevant to this paper or not. (3) Interpretation of explaining the data that was obtained to proceed to the stage of writing. (4) Historiography which is the stage of history that shaped the writing of scientific papers or thesis.

From this study it can be seen that the people who used to Sagitsi largely adheres to the belief Sabulungan Arat, since the arrival of the German Missionary work closely with the Hurrians zending Protestant (HKBP) pioneered by Ps. August A. Lett and colleagues Kraimer, then the people berelih embraced Protestant Christianity. Although people who embraced Protestant Christianity only a small part, this is a starting point for the development of Protestant Christianity in sagitsi which covers an area of Mara, Monga, Nem-Nem Leleu and Sioban.

The conclusion of this study is that previous Protestant Christianity through a difficult process, has grown in Sagitsi. It can be seen from the increase in the area that was once only gospel Pengkabaran Sipora island then extends into four regions. The existence public attitudes that have spontaneously Sabulungan Arat, then embraced Protestant Christianity, and no longer feel afraid to curse the spirit Sabulungan because Almighty God that they worship is forgiving, pengasihi, and compassionate in accordance with the teachings taught in Religion Protestant.

Keyword:Protestan cthristianty in Sagitsi

1

Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 3

(2)

PENDAHULUAN

Mentawai adalah daerah

kepulauan yang termasuk salah satu daerah di Sumatera Barat yang sudah cukup lama terisolir dari segi pembangunan maupun kepercayaan, karena letaknya sangat jauh dari Ibu kota propinsi Sumatera Barat dengan jarak 90-129 mil.

Agama Sabulungan mulai

bergeser dan ditinggalkan

masyarakat karena perubahan hidup mereka sejak kedatangan misionaris untuk memperkenalkan kehidupan yang sesungguhnya hanya ada dalam Tuhan. Dan hal lainnya karena datangnya agama lain seperti Islam.

Kristen Protestan dan Katolik.

Perubahan Arat Sabulungan ke Agama Samawi, rnengalami proses waktu yang singkat, karena diadakan rapat tiga agama yaitu : Agama Kristen Protestan, Agama lslam dan Katolik dengan hasil keputusan

sebagai berikut :2

1. Sabulungan (asli Mentawai)

harus di hapuskan dalam hidup masyrakat setempat

2. Dalam tempo tiga bulan

penduduk asli diberi kebebasan untuk memilih agama Kristen Protestan atau agarna Islam. Jika dalam tempo tersebut tidak

dilakukan pemilihan, maka

semua alat - alat pemujaan agama sabulungan harus dibakar dan di hukum.

Agama Kristen Protestan

masuk di Sagitsi pada tanggal 3l Desember l901 dibawa oleh utusan

Zending dari Jerman Protestan

bekerja sama dengan Zending Huria

2

Herman Sihombing, Mentawai. Padang : Fakultas Universitas Andalas Tahun 1960, hal 63.

Kristen Batak Protestan (HKBP) yaitu mengutus Pdt. Augus Lett dan rekannya A. Kraemer, dengan tujuan untuk membuka misi Pengabaran Injil. Sebelum memulai pekerjaanya pertama sekali mereka menentukan tempat kedudukan zending dan keduanya mempelajari bahasa daerah setempat serta adat-istiadat dan pola

perilaku masyarakatnya. Pusat

Zending di Sagitci berkedudukan di Sioban Kecamatan Sipora.

Pada tahap awal usaha-usaha zending dititikberatkan pada bidang pengobatan, penyuluhan, pendidikan

permulaan sebagai persiapan

mendirikan sekolah. Semua ini dilakukan bersifat terbatas, hanya kampung-kampung disekitar Sagitsi. Orang pertama yang menganut agama Kristen Protestan di Sagitsi

adalah Pomanyang. Pomanyang

Sakerebau adalah Rimata (Pemimpin Adat).

Masuknya orang-orang yang

berpengaruh dalam masyarakat

Sagitsi menjadi penganut Kristen Protestan, mempunyai arti yang penting bagi usaha pekabaran injil di wilayah tersebut. Pada umumnya. Masyarakat Mentawai yang sudah masuk Kristen Protestan ikut aktif membantu zending dalam pelayanan pekabaran Injil yang mana Injil merupakan kitab suci Agama Kristen protestan. Kegiatan yang dilakukan

seperti mengunjungi

kampung-kampung, memberikan penjelasan tentang Injil kepada masyarakat dalam bahasa mereka sendiri (bahasa Mentawai).

Pendekatan yang dilakukan oleh missionaris kepada masyarakat, akhirnya agama Kristen Protestan dapat diterima oleh masyarakat Sagitsi sebagai pandangan hidup

(3)

baru. Kedatangan zending Kristen protestan selalu berusaha rnerombak

pandangan dan pola hidup

masyarakat, dan sangat berperan

dalam mengubah kehidupan

tradisional masyarakat Sagitsi

melalui penerapan pendidikan

Agama Kristen protestan. Karena agarna bersifat independen bisa. mempengaruhi kehidupan, dan juga dapat menentukan pola-pola prilaku.

Adat Penduduk asli Sagitsi menggunakan budaya dan adat istiadat asli secara turun temurun dan

mempengaruhi kehidupan

masyarakat tersebut terutama

penduduk yang berada di daerah pedalaman. Hal ini dapat dilihat pada beberapa upacara adat misalnva

upacara perkawinan, kelahiran,

kematian dan membuka ladang. Kegiatan ini dilakukan sebagairnana dilaksanakan oleh nenek moyang masyarakat Mentawai di Sagitsi.

Pandangan dan konsep hidup yang berdasarkan keyakinan kepada

Arat Sabulungan membuat

Masyarakat Sagitsi sulit untuk

mengalami kemajuan karena diikat oleh keyakinan arat sabulungan yang

selalu siap mengutuk apabila

melakukan kesalahan dalam hidup. Tetapi dengan masuknya agama Kristen Protestan yang dibawa oleh missionaries Kristen protestan yang

dimulai dari proses hingga

berkembangnya Agama Kristen

protestan di Sagitsi berbagai macam kesulitan dan rintangan, akhirnya dapat diterima dan dianggap sebagai

pandangan hidup baru yang

membawa mereka kepada perubahan hidup yang menuju kearah kemajuan.

Dilihat begitu pentingnya

lnjil Agama Kristen Protestan harus

dikabarkan kepada Masyarakat

Sagitsi yang dulunya Masyarakatnya menganut keyakinan kepada Arat

Sabulungan yang mana Arat

Sabulungan merupakan kepercayaan asli orang, maka dari latar belakang yang telah diuraikan di atas penulis tertarik untuk meneliti hal ini dengan

judul “Proses Masuk Dan

Perkembangan Agama Kristen

Protestan Sagitsi Mentawai 1901-1916”.

Berdasarkan rumusan

masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Mendeskripsikan proses

masuknya agama Kristen

Protestan di Sagitsi.

2. Mendeskripsikan perkembangan

agama Kristen Protestan di

Sagitsi.

Sebagai batasan spatialnya di fokuskan pada Proses Masuk dan

Berkembangnya Agama Kristen

Protestan di Sagitsi. Batasan

temporalnya di tetapkan pada tahun 1901-1916. 1901 di jadikan sebagai batasan awal dari peneliti ini, karena pada tahun ini merupakan awal masuknya agama kristen protestan di sagitci. Sedangkan pada tahun 1916 di jadikan batasan akhir dari peneliti ini. Karena pada tahun ini agama kristen protestan di sagitsi telah berkembang.

Sesuai dengan judul skripsi

yaitu Proses Masuk dan

Berkembangnya Agama Kristen

Protestan di Sagitsi Kepulauan

Mentawai, maka pembahasannya diperjelas dengan melihat tulisan-tulisan mengenai agama Kristen Protestan yang ada di Mentawai dan Sumatera Barat. Beberapa tulisan yang membahas tentang agama Kristen Protestan di Suamatera Barat adalah : Dorina Klara menurut

(4)

penelitiannya yang tertuang dalam

skripsinya, membahas tentang

pengkristenan di Sumatera Barat yang memusatkan perhatiannya pada perkembangan Agama Kristen di Sumatera Barat yang tergolong Fanatik dan susah dijangkau yang akhirnya agama Kristen bisa diterima dan berkembang sampai saat ini.

Dan juga skripsi Nike Arinta yang membahas tentang Agama khatolik di kabupaten Pasaman:

Studi tentang dinamika

penyebarannya pada masyarakat. Selanjutnya Juniarto yang

menulis tentang Penyebaran Agama

Kristen(katolik) di Nagari Kinali

Kabupaten Pasaman. Dalam

penelitian tersebut membahas

tentang masuknya agama kristen (katolik) di nagari kinali yang

bersamaan dengan masuknya

program transmigrasi, yang tidak terlepas dari karya perbuatan yang dilakukan oleh pastor maupun umat.

Mariati K.S Mahasiswa

UNAND Jurusan Sejarah yang menulis tentang agama Kristen dalam bentuk skripsi yang berjudul

Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga: Penyebaran Agama Kristen di Muara Siberut Selatan Kepulauan

Mentawai. Dalam kajian tersebut

menjelaskan mengenai sejarah awal mula kedatangan misionaris ke daerah Muara Siberut Selatan yang dilakukan oleh misionaris pendeta Mgr. Libertus Cluth dengan cara

melakukan pendekatan langsung

kepada masyarakat lokal khususnya yang berasa di daerah pedalaman Muara Siberut.

Metode

Dalam penelitian ini penulis mengguna kan metode pelelitian

sejarah dengan empat langkah,

adapun langkah-langkah yang harus ditempuh yakni :

1. Heuristik

Heuristik yaitu mencari sumber-sumber yang relevan. Pada tahap ini dilakukan studi

kepustakaan dan wawancara

kepada Informan di lapangan

untuk memperoleh sumber

primer. Studi kepustakaan

dilakukan di perpustakaan Kantor

Camat Sipora, Perpustakaan

Sioban, perpustakaan STKIP

PGRI, perpustakaan Wilayah

Sumatera Barat, perpustakaan UNP, Yayasan Citra Mandiri, perpustakaan UNAND.

2. Kritik atas sumber

Yaitu data yang telah

dikumpulkan berupa data

lapangan dan data kepustakaan

kemudian diseleksi untuk

mengetahui apakah data itu dapat digunakan atau tidak sebagai

penulisan. Kritik sumber

menempuh dua cara, yaitu kritik ekstern dan kritik intem yang

bertujuan untuk menguji

keabsahan dan kreabilitas dari

data lapangan dan data

kepustakaan sehingga sumber

betul-betul dapat memenuhi

kriteria yang dikehendaki dalam sebuah penelitian. Proses masuk

dan berkembangnya agama

Kristen Protestan di Sagitci Kepulauan Mentawai.

3. Interpretasi

Interpretasi yaitu

rnenafsirkan makna yang ada

dalam data kemudian

rnenghubungkannya sesuai

dengan fakta dan kenyataan yang ada sebelum dilanjutkan ketahap penulisan.

(5)

4. Historiografi

Historiografi yaitu

melakukan penulisan dalam

bentuk sebuah karya ilmiah. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kebiasaan dalam masyarakat Sagitsi untuk menjadi seorang bapak

yang disebut Ukkui setelah berumur

40 tahun. Ketentuan ini diperkirakan lamanya seorang laki-laki menjadi dewasa dan bisa membimbing anak-anaknya dalam soal adat istiadat maupun kepercayaan. Jadi pada umum 40 tahun ini seorang laki-laki telah mempersiapkan cukup banyak

bahan-bahan keperluan dalam

melangsungkan perkawinan resmi. Seorang laki-laki dan seorang wanita sebelum laki-laki mencapai umur 40 tahun disebut hubungan rusak. Dalam hubungtan rusak ini silaki-laki cukup memberitahukan kepada orang tua siwanita bahwa mereka telah hidup sebagai mandi (suami istri), dan juga kepada tetangga tanpa upacara ibadah. Upacara perkawinan secara adat

dilaksanakan di Uma, dan si laki-laki

serta teman hidupnya secara resmi

menjadi Simantue-Simaiso (suami

istri) setelah upacara perkawinan secara adat selesai.

KESIMPULAN

Sagitci Mentawai adalah salah satu daerah yang ada di Sumatera Barat yang menjadi salah satu wilayah pengkabaran injil yang dimulai dari tahun 1901 yang dipelopori oleh Pendeta Augus Lett. Daerah yang ada di Sagici yang berhasil dijangkau dan dijadikan sebagai pusat pengkabaran injil Agama Kristen Protestan ada empat

daerah yaitu : mara, nem-nem leleu, monga, dan sioban.

Adapun penganut agama kristen protestan pertama yang dibabtis pada saat itu adalah : jagomandi samaloisa dan istrinya, Pomanyang sakerebau dan istrinya dan anak-anaknya, Manaji Natanael dan adeknya.

Dari keseluruhan uraian dalam skripsi ini dapat disimpulkan, bahwa

kedatangan misionaris Agama

kristen Protestan pada tahun 1901 yang dipelopori oleh Pdt. Augus

Lett di Sagitci, mengakibatkan

terjadinya pergantian sikap hidup masyarakat Sagitci yang dulunya

menganut kepercayaan Arat

Sabulungan, ke Agama Kristen Protestan.

Kehadiran Misionaris agama

Kristen Protestan di tengah-tengah Masyarakat Sagitci mempercepat proses akulturasi dengan golongan masyarakat lain, dan mempercepat terjadinya pergeseran nilai-nilai lama yang ada dalam Arat Sabulungan, Misalnya kedudukan uma (rumah adat asli mentawai) diganti dengan gereja, fungsi kerei (dukun) mulai berkurang, Rimata (Pemimpin adat

tertinggi masyarakat mentawai)

dalam uma (rumah adat) diganti

dengan Penatua Gereja atau

Paneinei.

Ajaran Agama Kristen Protestan yang di ajarkan Pdt. Augus Lett dan para pekerja (Misionaris) Agama

Kristen Protestan membawa

semangat hidup baru bagi

masyarakat mentawai ksususnya

Sagitci, sebagai mana yang diimani dalam Agama Kristen Protestan

untuk saling membantu dan

mengasihi sesama.

Penerimaan Agama Kristen

(6)

sebagai wujud nyata dari

keberhasilan misionaris, dalam

usahanya membawa masyarakat

Sagitci kepada kemajuan. Kemajuan terlihat dalam bentuk kehidupan sehari-hari yang mulai hidup sesuai ajaran Agama Kristen Protestan dan

meninggalkan secara total

kepercayaan yang berdasarkan Arat Sabulungan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Sumber Arsip

Arsip pemberitaan injil Pdt. August Lett 1901. 2. Sumber Buku Berkhof, H. (1992). Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Coronese. Stefano. (1986). Kebudayaan Suku Mentawai. Jakarta: PT. Grafidian Jaya.

Kruyt, Albert. C. (1979), Suatu

Kunjungan Ke Kepulauan

Mentawai. Jakarta : Idayu.

Mulfer, K. (1959). Sejarah

Gereja Indonesia. Jakarta:

BPK

Michael R.Dove. (1985).

Peranan Kebudayan

Tradisional Dalam

Modernisasi. Jakarta.

Yayasan Obor Indonesia.

Panjaitan, J.Th. (1974)

Punggilan dan Suruttan

Allah. Pematang Siantar :

Dep Zending HKBP. Pudito, Bambang. (1999). Masyarakat dan Kebudayaan Suku Mentawai. Padang : Laboratorium Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas

Andalas.

Schefold, Reimer. (1985). dalarn Gerard Person (ED). Pulau Siberut, Jakarta: Bharatara.

3. Sumber Skripsi

Mariati.K.S.2009.Gereja

Santa Maria di Angkat ke Syurga: Penyebaran

Agama Kritsen di

Muara Siberut Selatan Kepulauan Mentawai.UNAND Jurusan Sejarah (Skripsi). Padang Dorina Klara. 2001. Kristenisasi di

Sumatera Barat Masa

Kolonial. UNAND

Jurusan Sejarah

Referensi

Dokumen terkait

Disekitar kita mungkin banyak sekali kita temukan banyak sekali bahan-bahan yang sudah dipakai namun sisanya yang sekiranya masih bisa dimanfaatkan hanya terbuang sia-sia.Padahal

[r]

Partai Demokrat Liberal (FDP) terhitung anggota keluarga partai-partai liberal di Eropa. Tujuan pokok politiknya ialah pembatasan campur tangan negara dalam pasaran sampai

Pertumbuhan Cendawan Entomopatogen Lecanicillium lecanii pada Berbagai Media serta Infektivitasnya terhadap Kutudaun Kedelai Aphis.. glycines Matsumura (Hemiptera:

partisipasi pemangku kepentingan (pemerintah, swasta dan masyarakat) dalam proses pembangunan nasional di Indonesia dengan misi mensinergikan program yang strategis dan

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, kasih sayang serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

MATAKULIAH KONSEP SAINS II PRODI PGSD IKIP PGRI MADIUN", Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 2016 Publication nidaalulfahuntoro.blogspot.com

Bahwa mereka Terdakwa I IBRAHIM BIN UJANG, Terdakwa II SOPYAN BIN ABDUL MANAP dan Terdakwa III MUHAMMAD DANI BIN ABDUL MANAP secara bersama-sama dengan JURIT BIN ABDULLAH (