• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fajrin, F., Sarwiyono dan P. Surjowardojo Hubungan level mastitis terhadap produksi dan kualitas susu pada sapi perah. Jurnal Universitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fajrin, F., Sarwiyono dan P. Surjowardojo Hubungan level mastitis terhadap produksi dan kualitas susu pada sapi perah. Jurnal Universitas"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

24

V. SIMPULAN

Pengobatan dengan antibiotik penicillin-streptomycin efektif memperbaiki produksi susu, nilai pH, warna, bau, kekentalan dan nilai CMT namun belum mampu memperbaiki berat jenis susu sapi perah yang menderita mastitis.

(2)

24

DAFTAR PUSTAKA

Adil, R. 2006. Klasifikasi kinerja tingkat keasaman dan berat jenis pada uji coba susu hewani segar berbasis PC. Dalam: Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen. Hal. 101-106.

Adriani. 2010. Penggunaan somatik cell count (SCC), jumlah bakteri dan california mastitis test (CMT) untuk deteksi mastitis pada kambing. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 13(5): 229-234.

Ahmad, R. Z. 2011. Mastitis mikotik di Indonesia. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Hal. 403-410.

Akoso, B. T. 1996. Kesehatan Sapi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Amelia, N. 2014. Potensi Pengembangan Budidaya Sapi Perah Di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Amran, M. U. 2013. Produksi dan Karakteristik Fisik Susu Sapi Perah Dengan Pemanfaatan Bahan Baku Lokal berupa Umbi Ubi Jalar (Ipomoea batalas) sebagai Pakan Alternatif. Skripsi. Jurusan Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makasar.

Andryana, A. 2011. Mutu Susu Segar Sapi Fries Holland (FH) Di Kawasan Gunung Perak, Kabupaten Sinjai. Skripsi. Program Studi Produksi Ternak. Jurusan Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makasar.

Aziz, A. S., P. Puguhwardojo dan Sarwiyono. 2013. Hubungan bahan dan tingkat kebersihan lantai kandang terhadap kejadian mastitis melalui uji california mastitis test (CMT) di Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan. Jurnal Ternak Tropika. 14(2): 72-81.

Berry, D. P. and W. J. Meaney. 2005. Cow factors affecting the risk of clinical mastitis. Irish Journal Of Agricultural And Food Research. 44(2): 147-156. Diastari, I. G. A. F. dan K. K. Agustina. 2013. Uji organoleptik dan tingkat keasaman susu sapi kemasan yang dijual di pasar tradisional kota Denpasar. Indonesia Medicus Veterinus Journal. 2(4): 453-460.

Direktorat Jenderal Peternakan. 2007. Indeks Obat Hewan Indonesia. Edisi VI. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2014. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Cetakan ke-2. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2015. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2015. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.

(3)

25

Fajrin, F., Sarwiyono dan P. Surjowardojo. 2013. Hubungan level mastitis terhadap produksi dan kualitas susu pada sapi perah. Jurnal Universitas Brawijaya. Malang. http://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/01/ hubungan-level-mastitis-terhadap-produksi-dan-kualitas-susu-pada-sapi-perah.pdf. (Diakses pada tanggal 18 Januari 2016).

Farid, M. dan H. Sukesi. 2011. Pengembangan susu segar dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan susu nasional. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. 5(2): 196-221.

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 16. Edisi Kelima. Universitas Diponegoro. Semarang.

Gustiani, E. 2009. Pengendalian cemaran mikrobia pada bahan pangan asal ternak (daging dan susu) mulai dari peternakan sampai dihidangkan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Peternakan. 28(3): 96-100.

Hadiwiyoto, S. 1994. Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Handayani, K. S. dan M. Purwanti. 2010. Kesehatan ambing dan higiene pemerahan di peternakan sapi perah Desa Pasir Buncir Kecamatan Caringin. Jurnal Penyuluhan Pertanian. 5(1): 47-54.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak Di Lapangan. Penerbit PT Gramedia. Jakarta.

Hassan, H. J. 2013. Variations in milk composition of some farm animals resulted by sub-clinical mastitis in Al-Diwania Province. Bas. Journal Veterinary Result. 12(2): 17-24.

Herendra, M. H. P. 2009. Pengaruh Proses Distribusi terhadap Peningkatan Angka Kuman pada Susu Sapi Segar di Peternakan Ram Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Janosi, Sz. and G. Huszenicza. 2001. The use of the dry cow therapy in the control of bovine mastitis. Veterinary Medicine-Czech. 46(2): 55-60.

Kusmanto dan A. M. Hidayati. 2011. Total bakteri dan sifat organoleptik minuman sari tempe dengan variasi waktu penyimpanan. Jurnal Pangan dan Gizi. 2(3): 75-87.

Kusumaningsih, A dan T. Ariyanti. 2013. Cemaran bakteri patogenik pada susu sapi segar dan resistensinya terhadap antibiotika. Berita Biologi. 12(1): 9-17.

Leandro, H. 2009. Dasar Ternak Perah. Fakultas Peternakan. Universitas Kanjuruhan. Malang.

Maitimu, C. V., A. M. Legowo dan A. N. Al-Baarri. 2013. Karakteristik mikrobiologis, kimia, fisik dan organoleptik susu pasteurisasi dengan penambahan ekstrak daun Aileru (Wrightia calycina) selama

(4)

penyimpanan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 2(1): 18-29.

Matondang, R. H., C. Talib dan T. Herawati. 2012. Prospek pengembangan sapi perah di luar Pulau Jawa mendukung swasembada susu di Indonesia. Wartazoa. 12(4): 161-168.

Nirwal, S., R. Pant and N. Rai. 2013. Analysis of milk quality, adulteration and mastitis in milk samples collected from different regions of Dehradun. International Journal of PharmTech Research. 5(2): 359-364.

Nurdin, E. 2007. Pengaruh pemberian tongkol bunga matahari (Helianthus annuus l.) dan probiotik terhadap penurunan derajat mastitis pada sapi perah Fries

Holland penderita mastitis sub-klinis. Jurnal Indonesia Tropical Animal

Science. 32(2): 76-79.

Nurhayati, I. S. dan E. Martindah. 2015. Pengendalian mastitis subklinis melalui pemberian antibiotik saat periode kering pada sapi perah. Wartazoa. 25(2): 065-074.

Owens, W. E., S. C. Nickerson, R. L. Boddie, G. M. Tomite and C. H. Ray. 2001. Prevalence of mastitis in dairy heifers and effectiveness. Journal Dairy Science. 84(4): 814-817.

Pandey, G. S. and G. C. J. Voskuil. 2011. Manual On Milk Safety, For Dairy Extension Workers and Dairy Farmers Quality And Hygiene. Golden Valley Agricultural Research Trust. Zambia. Southem Africa.

Poeloengan, M. 2009. Aktivitas air perasan dan ekstrak etanol daun encok terhadap bakteri yang diisolasi dari sapi mastitis subklinis. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Hal 300-305.

Poutrel, B. and M. Ducelliez. 1978. Study of factors influencing the effectiveness of two treatments, penicillin-streptomycin and rifamycin, against experimentally induced staphylococcal mastitis in lactating cows. Station de Pathologie de la Reproduction, Centre de Recherches de Tours, 1. N R A. Nouzilly. France. 9(3): 471-487.

Praharani, L. 2014. Peningkatan produksi susu sapi di daerah tropis melalui persilangan sapi Friesian Holstein dan Bos indicus. Dalam: Prosiding Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Hal. 153-161.

Praharani, L., Hastono, D. A. Kusumaningrum dan P. Situmorang. 2009. Studi awal performa sapi perah FH X Ongole dara di dataran rendah. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Hal. 136-144.

Primadani, A. H., Sarwiyono dan P. Surjowardojo. 2013. Pengaruh teat dipping menggunakan dekok daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap hasil uji reduktase dan uji berat jenis susu sapi FH laktasi. Jurnal Universitas Brawijaya. Malang. http://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/

(5)

27

Ageng-Hardi-Primadani.pdf. (Diakses pada tanggal 19 Januari 2016). Purnomo A., H. Khusnan, S. I. O. Salasia dan Soegiyono. 2006. Isolasi dan

karakterisasi Stephylococcus aureus asal susu kambing peranakan Ettawa. Media Kedokteran Hewan. 22(3): 142-147.

Putri, L. K. 2013. Produksi dan Kualitas Fisik Susu Sapi Perah Friesian Holstein (FH) dengan Pemberian Pakan Komplit Berbasis Bahan Baku Lokal Limbah Pertanian. Skripsi. Program Studi Produksi Ternak, Jurusan Produksi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makasar. Pyorala, S. 2009. Treatment of mastitis during lactation. Irish Veterinary Journal.

62(1): 40-44.

Reugg, P. L. and D. J. Reinemann. 2002. Milk quality and mastitis test. Scientific Paper. University of Wisconsin. Madison. USA.

Rismardiati, D. U. 1985. Preparat Penisilin dalam Pengobatan Mastitis Sapi Perah. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rolands, G. J. and Boots. 1988. Methods of data collection and analysis for cases of clinical bovine mastitis. In: Proceedings of the Society for Veterinary Epidemiology and Preventive Medicine. pp 116-125.

Sabil, S. 2015. Pasteurisasi High Temperature Short Time (HTST) Susu Terhadap

Listeria monocytogenes Pada Penyimpanan Refrigerator. Skripsi. Fakultas

Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makasar.

Saragih, C. I., I. K. Suada dan I. P. Sampurna. 2013. Ketahanan susu kuda Sumbawa ditinjau dari waktu reduktase, angka katalase, berat jenis dan uji kekentalan. Indonesia Medicus Veterinus. 2(5): 553-561.

Schroeder, J. W. 2012. Mastitis Control Program: Mastitis Bovine and Milking Managenent. Exstention Dairy Specialist. North Dakota University Fargo. North Dakota. USA.

Setiadi, Y. 1997. Deteksi mastitis subklinis pada sapi perah dengan aullendorfer mastitis probe (AMP) test. Dalam: Prosiding Lokakarya Fungsional Non Peneliti. Balai Penelitian Veteriner. Bogor. Hal. 210-216.

Sharif, A., M. Umer and G. Muhammad. 2009. Mastitis control in dairy production. Journal of Agriculture and Social Sciences. 5(3): 102-105. Soeparno. 2007. Pengolahan Hasil Ternak. Edisi ke-2 Cetakan Pertama. Penerbit

Universitas Terbuka. Jakarta.

Standar Nasional Indonesia. 1998. Standar Mutu Susu Evaporasi. Badan Standarisasi Nasional Republik Indonesia. Jakarta.

Standar Nasional Indonesia. 2011. Susu Segar. Bagian 1: Sapi. SNI 3141.1:2011. Badan Standarisasi Nasional Republik Indonesia. Jakarta.

Subronto. 1989. Ilmu Penyakit Ternak I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

(6)

Sudarman, A. dan D. Diapari. 2012. Suplementasi Tepung Daun Sirih (Piper betle l.) dalam Ransum Sapi Perah untuk Mencegah dan Mengobati Penyakit Mastitis Subklinis guna Meningkatkan Produksi Susu. Laporan Akhir Hibah Kompetitif Penelitian Strategis Nasional. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sudarwanto, M. dan E. Sudarnika. 2008. Hubungan antara pH susu dengan jumlah sel somatik sebagai parameter mastitis subklinik. Media Peternakan edisi Agustus 2008. Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 31(2): 107-113.

Suherman, D. 2008. Evaluasi penerapan aspek teknis peternakan pada usaha peternakan sapi perah sistem individu dan kelompok di Rejang Lebong. Jurnal Sains Peternakan Indonesia. 3(1): 35-42.

Supar. 1997. Mastitis subklinis pada sapi perah di Indonesia: Masalah dan Pendekatannya. Wartazoa. 6(2): 48-52.

Supar dan T. Ariyanti. 2008. Kajian pengendalian mastitis subklinis pada sapi perah. Dalam: Prosiding Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas 2020. Balai Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Departemen Pertanian. Bogor. Hal. 360-366.

Supriyati. 2014. Pengaruh suplementasi probiotik dalam peningkatan produksi dan kualitas susu sapi perah di tingkat peternak. Dalam: Prosiding Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Hal. 206-212.

Suriyasathaporn, W. 2010. Milk quality and antimicrobial resistance against mastitis pathogen after changing from a conventional to an experimentally organic dairy farm. Asian-Australian Journal Animal Science. 23(5):659-664.

Suryowardojo, P. 2012. Penampilan kandungan protein dan kadar lemak susu pada sapi perah mastitis Friesian Holstein. Journal Experiment Lifestock Science. 2(1): 42-48.

Suwito, W. dan S. Indarjulianto. 2013. Staphylococcus aureus penyebab mastitis pada kambing peranakan etawah: epidemiologi, sifat klinis, patogenesis, diagnosis dan pengendalian. Wartazoa. 23(1): 1-7.

Teddli, C. and F. Yu. 2007. Mixed methods sampling: a typology with examples. Journal of Mixed Methods Research. 1(1): 77-100.

Usmiati, S. dan Abubakar. 2009. Teknologi Pengolahan Susu. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor

Usmiati, S. dan N. Nurdjannah. 2005. Perbandingan kualitas susu sapi peternak anggota KUD Sarwamukti dan KSU Tandangsari: studi kasus. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Hal.

(7)

29

279-283.

Utami, K. B., L. E. Radiati dan P. Surjowardojo. 2014. Kajian kualitas susu sapi perah PFH (studi kasus pada anggota Koperasi Agro Niaga di Kecamatan Jabung Kabupaten Malang). Jurnal-Jurnal Ilmu Peternakan. 24(2): 58-66. Utomo, B. dan D. P. Miranti. 2010. Tampilan produksi susu sapi perah yang

mendapat perbaikan manajeman pemeliharaan. Caraka Tani. 25(1): 21-25. Zalizar, L. 2012. Efektivitas Salep Daun Sirih dan Meniran Terhadap Penurunan

Jumlah Bakteri Pada Sapi Perah Penderita Mastitis Sub Klinis. Skripsi. Fakultas Pertanian-Peternakan. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses ini, setiap pack breaded shrimp yang telah dibungkus selanjutnya akan dialirkan ke mesin pendingin melalui conveyor untuk quick freezing selama ± 1 menit yang

 Pada percobaan daya satu fasa ini di rangkaian paralel didapat hasil  bahwa tegangan antar lampu yang dipasang paralel sama dengan yang lain V1 = V2 = V3 , dan

(2015) bahwa remaja yang menonton tayangan TV dengan muatan seks yang tinggi lebih cenderung untuk melakukan hubungan seks dari pada mereka yang menonton TV

memungkinkan pemerintah pemerintah untuk untuk mengarahkan mengarahkan langsung langsung sumber sumber daya daya agar agar dibebaskan dibebaskan dari dari biaya

Flow adalah salah satu faktor yang membuat individu melakukan prokrastinasi akademik, ketika individu tidak mampu mencapai kondisi flow, fokus individu akan mudah

CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g) …(1) Setelah proses kalsinasi, batu kapur didinginkan dalam furnance sampai suhu menunjukkan suhu ruang karena penurunan panas yang

Selain benda yang terbuat dari kayu dan plastic, masih ada benda yang dibuat dari bahan yang lain, coba sebutkan.. Jawab: Kaca,

a) Harapan dari s takeholders wisatawan yaitu, perlu dilakukan upaya peningkatan sarana prasarana dan fasilitas pendukung pariwisata di kawasan wisata Telaga Ngebel agar