• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Hydrant

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Hydrant"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Instalasi Hydrant dan Apar

Disusun oleh:

1. Syamsul Mu’arif S (I8314064) 2. Tholut Zubair (I8314065)

3. Vivin S.Y. Sarjani (I8314066) 4. Wahyu Nur Ishartono (I8314067) 5. Widya Rizqi Utami (I8314068)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2016

(2)

Halaman Judul ... 1 Daftar Isi ...2 Pendahuluan Pengertian Hydrant ...3 Rumusan Masalah ...3 Pembahasan Komponen-komponen Penyusun Hydrant ...4

Bagian-bagian dari Sistem Hydrant...5

Hydrant Gedung...7

Apar dan Instalasi Hydrant di Gedung 1 Fakultas Teknik UNS...8

Penutup Kesimpulan ...10

Saran ...10

BAB I PENDAHULUAN

(3)

A. Pengertian Hydrant

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem persediaan air, pompa, perpipaan, coupling outlet dan inlet serta selang dan nozzle.

Menurut Departemen Tenaga Kerja dalam bukunya yang berjudul Training Material K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran ( 1996 ), Hydrant adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadaman air bertekanan yang dialirkan melalui pipa – pipa dan selang kebakaran.

Sistem Hydrant Kebakaran ( Fire Hydrant System ) adalah suatu system / rangkaian instalasi / jaringan pemipaan untuk menyalurkan air ( tekanan tertentu ) yang digunakan sebagai sarana pemadaman kebakaran.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Instalasi Hydrant di Gedung I Fakutas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta?

BAB II PEMBAHASAN

(4)

A. Komponen-Komponen Penyusun Hydrant Tabel Komponen-Komponen Hydrant System

Nama Komponen Pengertian Gambar

Hydrant Box Hydrant pilar ialah

bagian peralatan dari instalasi pipa hydrant yang terletak di luar bangunan yang dapat dihubungkan dengan selang kebakaran. Siamese

connection

Siamese connection ialah bagian peralatan dari instalasi pipa hydrant yang terletak diluar bangunan dan digunakan untuk menyuplai air dari mobil kebakaran.

Nozzle Nozzle ialah suatu alat

penyemprot yang terletak pada bagian ujung dari selang yang digunakan untuk pengaturan pengeluaran air.

Selang hydrant Selang hydrant ialah alat yang digunakan untuk mengalirkan air yang bersifat flexible.

B. Bagian – Bagian dari Sistem Hydrant ( Hydrant System ) a. Penyediaan Air

(5)

Sistem persediaan air untuk sistem hydrant ( hydrant system ) adalah sebagai berikut :

1. Sumber air untuk memasok kebutuhan sistem hydrant kebakaran dapat berasal dari PAM, sumur dalam ( artesis ) atau kedua-duanya.

2. Volume Reservoir, sesuai yang diatur dengan ketentuan yang berlaku, harus diperkirakan berdasarkan waktu pemakaian yang disesuaikan dengan Klasifikasi Ancaman Bahaya Kebakaran bagi bangunan yang diproteksi.

3. Berdasarkan ancaman bahaya kebakaran, maka banyaknya dapat digunakan untuk lama waktu seperti ditentukan sebagai berikut :

 Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Ringan: 45 menit  Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Sedang: 60 menit  Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Berat : 90 menit

4. Bak Penampungan ( reservoir ) untuk persediaan air pada sistem hydrant dapat berupa reservoir bawah tanah (

ground tank ), tangki bertekanan ( presure tank ) atau

reservoir atas ( gravity tank ). b. Pompa

Pompa-pompa yang terpasang dalam sistem hydrant kebakaran merupakan perangkat alat yang berfungsi untuk memindahkan air dari bak penampungan ( reservoir ) ke ujung pengeluaran ( pipa pemancar / nozzle ). Pompa-pompa pada sistem hydrant ini sekurang-kurangnya terdiri atas 1 unit Pompa Jockey, 1 unit Pompa Utama dengan sumber daya listrik dan generator serta 1 unit Pompa Cadangan dengan sumber daya motor diesel. c. Pemipaan

(6)

Pipa Hisap Pipa Penyalur Pipa Header Pipa Tegak Pipa Cabang

Komponen Sistem Hydrant Katup-katup ( valve )

Saklar Tekanan ( pressure switch ) Tangki Tekanan ( pressure tank ) Tangki Pemancing ( priming tank ) Manometer

Kotak hydrant isi 1 set selang dan pipa pemancar ( nozzle ) Katup petugas Pemadam ( landing valve )

Sambungan Dinas Pemadam ( siamese connection )

Yang Harus diperhatikan dalam Hydrant System :

Perhitungan Hydraulic Calculation yaitu perhitungan untuk menentukan kapasitas pompa yang dibutuhkan dalam mensuplai air sesuai dengan design yang ditentukan.

 Supply air harus mencukupi (NFPA = 30 Menit, Indonesia = 90 Menit)  Pompa Hydrant harus mempunyai Jokey pump untuk menjaga tekanan

selalu ada dalam pipa, dan pompa utama memakai rangkaian automatis bila tekanan turun, pompa utama akan jalan secara automatis

 Back up engine pump, bila terjadi kebakaran dan listrik padam. D. Hydrant Gedung

Hydrant gedung atau biasa disebut dengan hydrant box adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang menggunakan pasokan air dan dipasang di dalam bangunan atau gedung. Hydrant box biasanya dipasang menempel di dinding dan menggunakan pipa tegak ( stand pipe ) untuk menghubungkan

(7)

dengan pipa dalam tanah khusus kebakaran. Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan SNI 03-1735-2000 dan NFPA (

National Fire Protection Association ) adalah sebagai berikut :

 Pasokan air untuk hydrant gedung harus sekurang-kurangnya 400 liter / menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 30 menit;

Untuk menentukan jumlah dan titik hydrant gedung menggunakan acuan SNI ( Standar Nasional Indonesia ) dan NFPA ( National Fire Protection Association ) adalah sebagai berikut:

 Lokasi dan jumlah hydrant bangunan ( kotak Hydrant / box hydrant ) diperlukan untuk menentukan kapasitas pompa yang digunakan untuk menyemprot air;

 Hydrant ditempatkan pada jarak 35-38 meter satu dengan lainnya, karena panjang satu dengan lainnya. Selang kebakaran dalam kotak hydrant adalah 30 meter, ditambah sekitar 5 meter jarak semprotan air;

 Pada atap bangunan yang tingginya lebih dari 8 lantai, perlu juga disediakan hydrant untuk mencegah menjalarnya api ke bangunan yang bersebelahan;

 Hydrant / selang kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dijangkau dan relatif aman, dan pada umumnya diletakkan di dekat pintu darurat;

Persyaratan Teknis Hydrant Gedung

Diameter Slang 2 ½ Inchi 1 ½ Inchi

Minimal Debet Air 900 liter / menit (500 gpm) 380 liter / menit (100 gpm) Minimal Diameter Untuk bangunan menengah 4 inchi

Untuk bangunan rendah 2 inchi.

(8)

Pipa Tegak Untuk bangunan tinggi 4 inchi menengah 2½ inchi. Untuk bangunan Tinggi 4 inchi. Tekanan Maksimal Tidak terbatas 6,8 kg / cm (199 psi) Tekanan Minimal 4,4 kg / cm (65 psi) 4,4 kg / cm (65 psi) E. Apar dan Instalasi Hydrant di Gedung 1 Fakultas Teknik UNS

Berdasarkan penelusuran yang kami lakukan diperoleh data sebagai berikut: Nama

Komponen

Jumlah Keterangan

Hydrant Box

5 Kondisinya tidak memenuhi standar. Di cat dengan warna cokelat dan bukan merah. Hydrant yang masih bisa mengeluarkan air hanya ada 1 buah yakni Hydrant yang terletak di lantai 1.

Nozzle - Kelengkapan Nozzle tidak ada Slang

Hydrant

- Kelengkapan Slang Hydrant tidak ada Siamese

Connection

- Tidak ada

Sumber Air 1 Berdasarkan situs http://greencampus.uns.ac.id/Water

disebutkan bahwa setiap fakultas memiliki satu sumber air baku yang berasal dari tanah (ground

water) yang diperoleh melalui pengeboran disamping

air yang disuplai oleh PDAM. Water Pit - Tidak ada

Apar 3 Masing-masing lantai dilengkapi dengan 1 buah Apar. Akan tetapi letak dari apar ini tidak memenuhi standar seperti yang disyaratkan oelh K3 yakni berada di tempat yang tinggi, tanpa keterangan, sulit dijangkau dan isi yang nyaris habis.

(9)

Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan diperoleh data seperti pada tabel diatas. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa instalasi Hydrat yang ada di Gedung I, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh K3. Instalasi Hydrat yang ada di Gedung I ini tidak memiliki kelengkapan yang dapat mendukung pemakaian Hydrant seperti nozzle, sumber air yang memadai, slang, dan kelengkapan lainnya. Selain itu, kondisi Hydrant yang ada di gedung I Fakultas Teknik ini juga dalam kondisi tidak terawat, berkarat, dan penuh coretan. Dari 6 Hydrant yang ada di Gedung I Fakultas Teknik, hanya ada satu Hydrat saja yang masih bisa mengeluarkan air yakni Hydrant yang berada di Gedung I lantai 1.

Untuk Apar sendiri, total ada 3 yang ditempatkan di masing-masing lantai. Namun, seperti Instalasi Hydrat, Apar yang ada di gedung I Fakultas Teknik juga tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan dimana letak Apar terlalu tinggi, dan tidak mudah dijangkau. Berdasarkan observasi kami ketiga Apar tersebut bahkan hampir habis isinya. Selain itu, Apar ini juga tidak dilengkapi dengan keterangan seperti yang ada pada Apar umumnya.

(10)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan observasi kami, alat kelengkapan K3 seperti Hydrant dan Apar yang ada di Gedung I Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan seperti yang telah diuraikan diatas. Keadaan diatas tentu cukup membahayakan karena yang namanya kecelakaan tidak dapat dipastikan datangnya sehingga perlu dilakukan upaya preventif dengan cara menyediakan alat kelengkapan K3 seperti Hydrant dan Apar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Selain itu, Kampus merupakan slaah satu ruang publik yang dihuni oleh banyak orang. Jika kemudian terjadi kecelakaan misalnya saja kebakaran maka tentu akan menimbulkan lebih banyak korban jiwa lantaran Instalasi Keselamatan yang tidak sesuai standar yang disarankan.

B. Saran

Berdasarkan data yang diperoleh berikut analisisnya, kami menyarankan kepada Fakultas Teknik untuk memperbaiki kelengkapan Hydrant dan Apar agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan karena ini merupakan salah satu hal yang krusial dan berhubungan dengan keselamatan manusia.

(11)

L

(12)
(13)

DOKUMENTASI

Lt.1 Hydran-1 Lt.1 Hydran-2 Lt.1 Apar-1

Lt.2 Hydran-3 Lt.2 Apar-2 Lt.2 Tekanan Apar

Referensi

Dokumen terkait

1. Dimensi perabot yang digunakan di ruang teori Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta sebagian belum sesuai dengan standar perhitungan antropometrik. Hanya beberapa

1.5 Prosedur ini untuk menjamin bahwa tugas akhir di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro telah sesuai dengan standar ISO 9001:2015 1.6 SOP ini dimaksudkan

1.2 Prosedur ini untuk menjamin bahwa kegiatan tugas distribusi dosen pembimbing di Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro telah sesuai dengan standar ISO

Struktur standar dalam siklus PDCA Siklus PDCA dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut: Plan: menetapkan tujuan dari sistem dan proses bisnis Fakultas Teknik Universitas

1.2 Prosedur ini untuk menjamin bahwa permohonan izin dosen di Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro telah sesuai dengan standar ISO 9001:2015 1.3 SOP ini

1.2 Prosedur ini untuk menjamin bahwa kegiatan review dan uji kesahihan soal ujian di Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro telah sesuai dengan standar ISO

1.2 Prosedur ini untuk menjamin bahwa penyerahan dan kerahasiaan naskah ujian di Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro telah sesuai dengan standar ISO

Berikut adalah beberapa aspek penting manajemen mutu yang dapat menjadi fokus utama Memastikan penerimaan bahan baku yang berkualitas tinggi dan sesuai standar dan Melibatkan pemasok