• Tidak ada hasil yang ditemukan

model pembelajaran open ended

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "model pembelajaran open ended"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha manuusia baik jasmani dan rohani guna meningkatan kwalitas manusia tersebut sehingga kemajuan bangsa tidak akan terleps dari faktor faktor pendidikan.

Berdasarkan UU RI No.20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 tentang sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan;

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berdasarkan undang undang tersebut pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk menjamin perkembangan suatu bangsa.

Di dalam proses pendidikan belajar mengajar adalah proses yang terpenting kemudian di dalam proses tersebut terdapat guru dan murid. Usman (2002 : 4) mengatakan bahwa proses belajar mengajar mengundang serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung melalui hubugan edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut sukewi (1993:13) proses belajar mengajar terdapat komponen yang saling terkait meliputi tujuan pengajaran, guru, siswa, bahan pelajaran, metode pengajaran, model pengajaran, alat media edukasi.

Sehingga di dalam proses pembelajaran model pembelajaran menjadi salah satu hal yang mempengaruhi hasil pembelajaran. Pengertian model menurut Kamus Besar Bahas Indonesi (KUBI) dan (Depdikbud, 1990:589) adalah suatu pola, contoh, acuan, ragam dari suatu hal yang akan di

(2)

hasilkan. Sedangkan pembelajaran sendiri adalah usaha sadar yang sengaja di lakukan agar orang mau belajar sehinggan model pembelajaran dapat di artikan sebagai kerangka konseptual yang di rencanakan secara sistematis dalam suatu pembelajarn untuk mencapai kompetensi tertentu.

Guru di tuntut untuk menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang di ajarkan, sehingga tujuan pokok dari meteri tersebut dapat tercapai. Kemudian dapat di ambil kesimpulan untuk memilih model yang tepat ia harus berpedoman pada tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan di SMK N 5 Jakarta, mereka mendapat nilai yang kurang memuaskan pada mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif. Menurut penuturan beberapa siswa penyebab mereka mendapat nilai kurang memuaskan tersebut karena mereka tidak bisa berkonsentrasi karena kelas yang kurang kondusif, minat belajar yang kurang, dan penjelasan yang sulit dimengerti apalagi sebagian materi teknologi dasar otomotif adalah berupa teori sehingga siswa cenderung mudah menjadi bosan dan berahir pada penyepelean materi tersebut. Akibat dari beberapa penyebab tersebut adalah nilai mereka yang kurang memuaskan.

Pelajaran teori pada pelajaran Teknologi Dasar Otomotif akan sangat sulit di pahami apabila guru hanya menggunakan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran ditambah lagi pada matapelajaran ini membutuhkan juga imajinasi untuk memahami materi yang diajarkan. Dalam pembelajaran model pembelajaran yang di pilih haruslah memiliki interaksi yang baik juga antara guru dan peserta didik sehingga setiap materi pembelajaran dapat menjadi motivasi siswa untuk belajar.

Dalam pembelajaran berbasis masalah PBL siswa di harapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sehingga merangsang kemampun berfikir siswa. PBL sendiri adalah proses

(3)

pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru.

Sedangkan pada Problem Terbuka (OE, Open Ended) adalah Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam.

Pada kurikulum 2013 nilai mata pelajaran produktif menjadi salah satu syarat untuk menuju kelas XI salah satu mata pejaranya adalah Teknologi Dasar Otomotif. Pada mata pelajaran ini menjelaskan, memahami, menalar, menganalisis, menalar dan menyaji dalam ranah konkret mengenai dasar dasar dari berbagai jenis mesin. Adapun standar kompetensi dari mata pelajaran ini adalah :

1. Memahami dasar dasar mesin

2. Memahami proses dasar pembentukan logam 3. Memaahami proses mesin konversi energy

Dasar dasar mesin adalah materi pembuka bagi siswa SMK karena materi ini adalah materi yang pertama diajarkan pada semester ganjil untuk mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif. Pada materi ini berisi tentang perhitungan statistika dan tegangan kemudian juga berbagai macam komponen komponen dasar dasar dari mesin. Sedangkan pada materi kedua berisi mengenai berbagai macam cara pembentukan logam baik peruses pembentukan panas maupun proses pembentukan dingin. Kedua materi ini diajarkan pada semester ganjil.

(4)

Pada materi yang terhir adalah mengenai mesin konversi energi. Pada standar kompetensi ini berisi tentang dasar dasar mesin mesin diesel maupun mesin bensin baik 2 langkah maupun 4 langkah kemudian perhitungan daya, usaha dan efisiensinya, motor listrik, dan generator listrik. Pada materi tersebut kebanyakan berisi tentang teori teori sehingga mebuat siswa cenderung menjadi lebih cepat menjadi bosan padahal materi ini bisa di hubungkan dengan kehidupan sehari hari. Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif ini sangat bermanfaat untuk peserta didik untuk menghadapi masalah yang ada pada kehidupan sehari hari yang berhubungan dengan keteknikan. Oleh karena itu ilmu ini amat penting untuk orang yang mempelajari bidang keteknikan. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti :

“Pengeruh penggunaan model pembelajaran PBL (pembelajaran berbasis masalah) dan Problem Terbuka (OE, Open Ended) terhadap hasil belajar pada materi memahami dasar dasar mesin di kelas X SMKN 5 Jakarta.

1.2 Idientifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran di SMK adalah sebagai berikut:

1. Apa yang menyebabkan nilai mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif di SMKN 5 kurang memuaskan ?

2. Mengapa Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif sulit dipahami? 3. Apa upaya yang di lakukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran? 4. Apakah model pembelajaran PBL dan Problem Terbuka (OE, Open

Ended) sesuai dengan mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif? 5. Apa ada pengaruh model pembelajaran PBL ?

6. Apa pengaruh Problem Terbuka (OE, Open Ended) terhadap hasil belajar?

(5)

1.3 Batasan Ruang lingkup

Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kelaas yang di gunakan adalah SMK kelas X di SMKN 5 jurusan Teknik Kendaraan Ringan.

2. Pokok kompetensi dasar yang di teliti adalah dasar dasar mesin

3. Model pembelajaran yang di teliti adalah PBL (pembelajaran berbasis masalah) dan Problem Terbuka (OE, Open Ended)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu :

1. Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran PBL (pembelajaran berbasis masalah) dan Problem Terbuka (OE, Open Ended) pada materi dasar dasar mesin di SMKN 5 Jakarta?

2. Apakah penerapan model pembelajaran PBL (pembelajaran berbasis masalah) dan Problem Terbuka (OE, Open Ended) dapat meningkatkan hasil pembelajaran ?

3. Bagaimana peningkatan hasil pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL (pembelajaran berbasis masalah) dan Problem Terbuka (OE, Open Ended) ?

I.5. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan beberapa masalah di atas maka kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Guru: Membantu guru dalam menciptakan situasi belajar yang menarik dan interaktif serta memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat di lakukan dalam memberikan materi dasar dasar mesin. 2. Siswa, dapat meningkatkan motivasi, daya tarik terhadap mata

(6)

kerjasama, dan mengembangkan keterampilan berkomunikasi, keterampilan siswa dalam melakukan pengamatan dan menyimpulkan suatu peristiwa keteknikan

3. Sekolah, dapat memberikan masukan berharga bagi sekolah dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran teknologi dasar otomotif yang lebih baik.

4. Peneliti, untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan dalam memilih metode dan media pembelajaran yang digunakan dalam praktek mengajar.

(7)

BAB II

PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. DESKRIPSI TEORITIS

1. Hakikat Model Pembelajaran

Sebelum mengetahui hakikat dari model pembelajaran kita harus mengetahui terleih dahulu pengertian dari model. Pengertian model sendiri menurut Kamus Bessar Bahasa Indonesia (KUBI) adalah contoh, model, pola, atau barang tirun yang kecil dan tepat seperti yang ditiru. Sedangkan menurut soekamto”Model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan (1993:109). Model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada bebarpa bagian atau sifat dari kehidupan sebenarnya (Simamarta 1983:ix-x). model juga dapat diartikan sebagai suatu pola, contoh, acuan, ragam dari suatu hal yang akan dihasilkan (Depdikbud, 1990:589). Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa model adalah kerangka konseptual, contoh atau pola yang di gunakan sebagai pedoman dalam kegiatan.

Sedangkan menurut Warsita (2008:85) “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik”. Sedangkan menurut Sudjana (2004:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka

(8)

pembelajaran sendiri memiliki arti upaya yang di lakukan dengan sengaja dan sadadr agar terjadi kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka kita dapat menarik kesimpulan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang di rencanakan secara sistematis dalam suatu pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu

2. Hakikat Problem-Based Learning (PBL)

Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis

Masalah (PBM) pertama bermula dari suatu program inovatif yang dikembangkan di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster, Kanada (Neufeld & Barrows, 1974). Program ini dikembangkan berdasar kenyataan bahwa banyak lulusannya yang tidak mampu menerapkan pengetahuan yang mereka pelajari dalam praktek sehari-hari. Dewasa ini PBM telah menyebar ke banyak bidang seperti hukum, ekonomi, arsitektur, teknik, dan kurikulum sekolah.

H.S. Barrows (1982), sebagai pakar PBL menyatakan bahwa definisi PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu (knowledge) baru.. PBL adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru (Suradijono, 2004)

Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis

Masalah (PBM) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch, 1995). Sedangkan Finkle dan Torp (1995) menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan

(9)

sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik. Dua definisi di atas mengandung arti bahwa PBL atau PBM merupakan setiap suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat pakar-pakar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa problem based learning (PBL) merupakan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata.

Berikut ini diberikan contoh tahapan yang dapat diterapkan dalam menyelenggarakan belajar dan pembelajaran dengan model PBL. Para guru dapat mengembangkan tahapan yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang akan didiskusikan serta kondisi kelas.

1) Mempelajari standar isi dan standar kompetensi siswa dan kurikulum untuk menentukan karakteristik masalah yang sesuai untuk digunakan sebagai bahan belajar dan pembelajaran.

2) Pelajar tingkat pengetahuan siswa untuk mempertimbangkan kompleksitas persoalan yang akan dijadikan bahan belajar dan pembelajaran.

3) Buatlah soal atau tugas yang berisi masalah yang harus dicarikan solusinya oleh siswa atau kelompok siswa dengan merujuk kepada hasil analisis kurikulum dan tingkat kemampuan siswa 4) Beri pengkondisian awal kepada siswa sebelum diberi tugas

masalah untuk dicarikan solusinya. Pengkondisian ini meliputi: a. Penjelasan tentang langkah-langkah dan pendekatan dalam

(10)

b. Kegiatan dan hasil yang harus mereka kerjakan berikut kriteria keberhasilannya seperti: waktu, prosedur yang harus ditempuh, ketersediaan data dan fakta, dan ruang lingkup solusi.

5) Kegiatan diskusi atau pelaksanaan prosedur pemecahan masalah oleh siswa atau kelompok-kelompok siswa. Selama kegiatan ini berlangsung, guru berperan sebagai fasilitator dan tutor diantaranya dengan memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa, mengingatkan kepada siswa tentang apa yang mereka ketahui, mengingatkan apakah tahapan sudah benar, dan mendorong partisipasi siswa.

6) Menutup kegiatan dengan menyelenggarakan diskusi tentang hasil pemecahan masalah. Jika kegiatan dilakukan berdasarkan kelompok, selenggarakan diskusi pleno dan minta setiap kelompok menyajikan hasil kegiatannya. Minta kelompok lain untuk menanggapi dan mengajukan pertanyaan untuk menguji hasil kegiatan pemecahan masalah dan kelompok yang sedang menyajikan hasil kegiatannya. Dalam kegiatan ini guru berpera sebagai moderator dan sekaligus sebagai penilai.

7) Guru melakukan penilaian terhadap hasil kegiatan siswa dan memberikan komentar serta pengarahan untuk ditindak lanjuti sebagai kegiatan pengayaan bagi siswa.

Adapun Sintaks pada Problem-Based Learning adalah sebagai berikut : Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Fase 1

Orientasi siswa terhadap masalah autentik

Guru mrnyampaikan tujuan belajar, menjelaskan

logistik yang diperlukan, dan memotivasi

menggunakan kemampuannya memecahkan maslah.

Siswa mendengarkan tujuan belajar yang disampaikan oleh guru dan mempersiapkan logistik yang

(11)

Fase 2

Mengorganisas i siswa dalam belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang diangkat.

Siswa mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang di angkat. Fase 3 Membantu siswa secara individual atau kelompok dalam melaksanakan penelitian

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk memperoleh jawaban yang sesuai atas masalah.

Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan

eksperimen, dan berusaha menemukan jawaban atas masalah yang di angkat. Fase 4 Mengembangk an dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya seperti laporan, video, model-model dan membantunya untuk menyampaikan kepada teman lain.

Siswa merencanakan dan menyiapkan karya, video, dan menyampaikannya pada teman lain.

Fase 5 Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.

Guru membantu siswa melakukan refleksi kegiatan penyelidikannya dan proses yang telah dilakukan Siswa melakukan refleksi kegiatan penyelidikannya dan proses yang dilakukan.

3. Hakikat Problem Terbuka (OE, Open Ended)

Pendekatan berdasarkan masalah dalam pembelajaran sebenarnya bukan hal yang baru, Polya sudah mengembangkan sejak tahun 40-an. Namun pendekatan ini mendapat perhatian luas lagi mulai tahun 80-an sampai sekarang. Dengan dikembangkannya pendekatan pemecahan masalah berbentuk terbuka (open-ended) di Jepang yang di lakukan oleh dilakukan Shigeru Shimada, Toshio Sawada, Yoshiko Yashimoto, dan Kenichi Shibuya (Nohda, 2000). Pendekatan ini didasarkan atas penelitian Shimada, adalah “an instructional strategy

(12)

that creates interest and simulates creative mathematical activity in the classroom trhough student’s collaborative work. Lesson using open-ended problem solving emphasize the proses of problem solving activities rather than focusing on the result” (Shimada and

Becker.1997). Pendekatan open-ended prinsipnya sama dengan pembelajaran berbasis masalah yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang dalam prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada siswa. Bedanya problem yang disajikan memiliki jawaban benar lebih dari satu. Problem yang memiliki jawaban benar lebih dari satu disebut problem tak lengkap atau problem open-ended atau problem terbuka. Contoh penerapan problemopen-ended dalam kegiatan

pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban akhir. Dihadapkan dengan problem open-ended siswa tidak hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Pembelajaran dengan pendekatan open-endedbiasanya dimulai dengan memberikan problem terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran membawa siswa dalam menjawab pertanyaan dengan banyak cara dan mungkin juga dengan banyak jawaban sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru.

Berikut ini adalah langkah langkah model pembelajaran open ended:

1. Persiapan

Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru harus membuat Program Satuan Pelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat pertanyaan OpenEnded Problems.

(13)

2. Pelaksanaan

a. Pendahuluan, yaitu Siswa menyimak guru yang memberikan motivasi bahwa yang akan dipelajari berkaitan atau bermanfaat bagi kehidupan sehari hari sehingga siswa semangat dalam belajar. Kemudian siswa menanggapi apersepsi yang dilakukan guru supaya guru dapat mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai konsep konsep yang akan dipelajari.

b. Kegiatan inti, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan langkah langkah sebagai berikut:

1. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari lima orang tiap kelompok.

2. Siswa mendapatkan pertanyaan Openended Problems.

3. Siswa berdiskusi bersama kelompoknya masingmasing mengenai penyelesaian dari pertanyaan OpenEnded Problems yang telah diberikan oleh guru.

4. Setiap kelompok siswa melalui perwakilannya, mengemukakan pendapat atau solusi yang ditawarkan kelompoknya secara bergantian

5. Siswa atau kelompok kemudian menganalisis jawabanjawaban yang telah dikemukakan, mana yang benar dan mana yang lebih efektif.

c. Kegiatan Akhir, yaitu siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari, dan kemudian kesimpulan tersebut disempurnakan oleh guru

3. Evaluasi

Setelah berakhirnya KBM, siswa mendapatkan tugas perorangan atau ulangan harian yang berisi pertanyaan Open Ended Problems yang merupakan evaluasi yang diberikan oleh guru. Dalam jurnal internasional J.Nikos, mourtos ,dkk.

(14)

4. Hakikat Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan menurut Hasil belajar menurut Udin S. Winataputra ( 2007:1.10), merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa dimana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Dalam hal ini belajar meliputi ketrampilan proses, keaktifan, motivasi juga prestasi belajar. Prestasi adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu kegiatan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat di tarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari belajar.

B. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar dasar dasar mesin.

2. Pengaruh model pembelajaran Problem Terbuka (OE, Open Ended) terhadap hasil belajar dasar dasar mesin.

3. Perbedaan pengaruh model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) dan Problem Terbuka (OE, Open Ended) terhadap

(15)

C. Hipotesis

H0 : Nilai akhir dasar dasar mesin yang menggunakan model pembelajaran

Problem-Based Learning (PBL) tidak lebih tinggi atau sama dengan

model pembelajaran Problem Terbuka (OE, Open Ended)

H1 : Nilai akhir dasar dasar mesin yang menggunakan model pembelajaran

Problem-Based Learning (PBL) lebih tinggi dari siswa yang

menggunakan model pembelajaran Problem Terbuka (OE, Open Ended)

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Resultanse data tersebut menyebabkan hasil dari penelitian ini belum mampu mendukung hipotesis bahwa polifenol teh hijau mampu menurunkan kadar TNF-á dan jumlah

[r]

Tahap Pengumpulan Data Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data-data yang dapat dijadikan. sebagai sumber website

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur peneliti haturkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga peneliti

Pemberian senyawa asam 2-(3-klorobenzoiloksi)benzoat memberikan pengaruh pada tingkat keparahan ulser yang lebih rendah dibandingkan senyawa asam asetilsalisilat pada

Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi dan masukan dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap semua warga sekolah khususnya

Setelah melakukan perencanaan dan pembuatan sistem kemudian dilakukan pengujian dan analisanya, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari sistem alat ukur