PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPASISWA KELAS VII SMP N 1 HILIRAN GUMANTI KABUPATEN SOLOK
ARTIKEL ILMIAH
Oleh:
IKHWANI SOFIA NIM :12010123
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI PADANG SUMATERA BARAT
PADANG
2016
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS
VII SMP N 1 HILIRAN GUMANTI KABUPATEN SOLOK
Ikhwani Sofia, Nurhadi dan Elza Safitri
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat e-mail: [email protected]
Abstrack
The low yield due to the students' learning model that teaches teachers have not varied, the learning process is still going in one direction from the teacher to the students in other words, the learning process is still centered on teachers so that students in learning merely accept it. In the process of learning active teachers in giving lessons, while students just listen to what the teacher so that no student is going to ask during the learning process takes place, as well as books available sources are also limited, causing students bored to learn. The aim of research to determine the effect of applying the learning model Problem Based Learning (PBL) on learning outcomes IPA class VII SMP N 1 Hiliran Gumanti Solok Regency. This type of research is experimental study with a sample population was all students of class VII SMP N 1 Hiliran Gumanti consisting of 5 classes. The sampling technique purposive sampling obtained experimental class VII.2, VII.3 class control class and the data were analyzed using t-test. Results of research conducted on a sample class found that the average value of the experimental class is higher than the control class, namely 74.11 and 63.64. Hypothesis tests conducted found t = 2.23, while table = 1.68, mean thitung> ttable, so the hypothesis is accepted (H1).
The results of data analysis competency assessment attitude experimental class with a good rating (3.21), while the control is in the predicate is (2.83). Hypothesis tests conducted found t = 2.75, while table = 1.68, mean thitung> ttable, so the hypothesis is accepted (H1). From the research results can be concluded that the application of learning models Problem Based Learning (PBL) can improve learning outcomes assessment IPA on attitudes and knowledge of students of class VII SMP N 1 Hiliran Gumanti Solok Regency.
Keyword : Problem Based Learning (PBL), Learning Outcomes.
A. PENDAHULUAN
Biologi merupakan salah satu komponen pembelajaran di sekolah yang berperan penting dalam mengembangkan potensi siswa, karena dapat mengembangkan keterampilan, menyadarkan siswa akan pentingnya kelestarian alam dan mengagungkan penciptanya. Lufri (2007: 18), menyatakan
bahwa untuk mempelajari biologi dibutuhkan pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi atau berpikir tingkat tinggi. Meskipun demikian di sekolah sering ditemui kendala dan hambatan dalam pembelajaran biologi.
Berdasarkan hasil wawancara penulis ketika mengikuti PL dengan guru yang mengajar IPA di SMP N 1 Hiliran Gumanti didapatkan informasi
bahwa model pembelajaran yang diajarkan guru belum bervariasi, proses pembelajaran masih berlangsung satu arah yaitu dari guru ke siswa dengan kata lain proses pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa dalam belajar hanya bersifat menerima saja. Dalam proses pembelajaran guru yang aktif dalam memberikan pelajaran sedangkan siswa hanya mendengarkan apa yang diberikan guru sehingga tidak ada siswa yang mau bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang dilakukan seperti di atas membuat siswa bosan dan kurang menarik sehingga mengakibatkan hasil belajar rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat pada materi kerusakan dan pencemaran lingkungan, dimana nilai rata-rata ulangan harian siswa kelas VII SMPN 1 Hiliran Gumanti Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu sebagai berikut: VII.1 : 53,26 VII.2 : 56,89 VII.3 : 55,40 : VII.4 54,29 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) yang ditetapkan di SMPN 1 Hiliran Gumanti Kabupaten Solok adalah 70.
Salah satu model pembelajaran yang diduga mampu mengatasi permasalahan di atas adalah menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran PBL adalah model pembelajaran yang berdasar pada masalah- masalah yang dihadapi siswa terkait dengan KD yang sedang dipelajari siswa.
Masalah yang dimaksud bersifat nyata atau sesuatu yang menjadi pertanyaan- pertanyaan pelik bagi siswa. Peran guru dalam pembelajaran ini adalah guru perlu menstimulasi dan menuntut
para siswa untuk berpikir, memberi kebebasan untuk berpendapat, berinisiatif dan bertindak (Kosasih, 2014:88). Bagus (2012:10), menyatakan bahwa model Problem Based Learning dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena pada dasarnya model Problem Based Learning merupakan suatu system pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah informal maupun formal biologi. Nafiah (2013:3) menyatakan bahwa melalui PBL siswa memperoleh pengalaman dalam menangani masalah-masalah yang realistis, dan menekanan pada penggunaan komunikasi, kerjasama, dan sumber-sumber yang ada untuk merumuskan ide dan mengembangkan keterampilan penalaran..
Wulandari (2013:3), menyatakan bahwa peran guru pada model pembelajaran PBL adalah menyodorkan berbagai masalah autentik sehingga jelas bahwa dituntut keaktifan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Setelah masalah diperoleh maka selanjutnya melakukan perumusan masalah, dari masalah masalah tersebut kemudian dipecahkan secara bersama sama dengan didiskusikan. Saat pemecahan masalah tersebut akan terjadi pertukaran informasi antara siswa yang satu dengan yang lainnya sehingga permasalahan yang telah dirumuskan dapat terpecahkan.
Sumber informasi tidak hanya dari guru akan tetapi dapat dari berbagai sumber. Guru disini berperan sebagai fasilitator untuk mengarahkan
permasalahan sehingga saat diskusi tetap fokus pada tujuan pencapaian kompetensi.
Wahyudi (2015:6), menyatakan bahwa siswa yang berubah pengetahuannya maka keterampilan dan sikap juga akan berubah Problem Based Learning dapat meningkatkan sikap pada pembelajaran. Jadi Problem Based Learning dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan proses sains dan sikap. Problem Based Learning diharapkan memenuhi kebutuhan abad-21 yaitu problem solving skills dan communication skills yang dapat dilaksanakan pada sintaks ke-3 (membantu siswa meneliti) dan ke-4 (memamerkan hasil karya).
Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar ranah pengetahuan dan sikap siswa.
Berdasarkan uraian di atas, penulis telah melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII SMPN 1 Hiliran Gumanti Kabupaten Solok”.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Tahun Pelajaran 2015/2016 semester 2 di kelas VII SMPN I Hiliran Gumanti. Sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
“Randomized Control-Group Posttest Only
Design”. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SM P N 1 Hiliran Gumanti yang
terdaftar pada tahun pembelajaran 2015/2016 . Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
Meminta skor nilai rata-rata ulangan harian terbaru semester 2 kelas VII untuk mata pelajaran biologi tahun 2015/2016 yang terdiri dari 5 kelas, kemudian kelas yang memiliki nilai rata-rata yang sama atau yang mendekati sama yang dijadikan sebagai kelas sampel, didapatkan kelas sampel yaitu kelas VII.2 dan VII.3 dan menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol secara random dengan pengundian. didapat kelas eksperimen kelas VII.2 dan kontrol kelas VII3.
Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen. Untuk kelas kontrol tanpa diberikan perlakuan. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang langsung didapat dari hasil belajar IPA khususnya materi kerusakan dan pencemaran lingkungan setelah penelitian dilakukan dengan menggunakan tes.
Sumber data dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP N 1 Hiliran Gumanti sebagai sampel penelitian.
Prosedur penelitian terdiri atas 3 tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan tahap akhir.
1) Tahap Persiapan, sebelum pelaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan persiapan yaitu mempersiapkan
surat izin penelitian,menentukan tempat dan jadwal penelitian, menentukan populasi dan sampel, menentukan kelas Kontrol dan kelas eksperimen,mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyusun kisi-kisi soal tes uji coba, menyusun kunci jawaban tes uji coba, mempersiapkan soal tes akhir dan kunci jawabannya.
2) Tahap pelaksanaan yaitu melaksanakan proses belajar mengajar umtuk kedua kelas sampel. Kelas eksperimen : Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa, mengorganisasikan siswa untuk meneliti, membantu investigasi mandiri dan kelompok, mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibits, menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Kelas kontrol:
menyampaikan materi dengan metode ceramah, memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya, siswa membuat resume.
3) Tahap akhir yaitu melakukan tes akhir pada kedua kelas sampel setelah penelitian pembelajaran berakhir mengolah data dari kedua sampel, menarik kesimpulan dari hasil belajar yang didapat dengan teknik analisis data yang digunakan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup dua ranah yaitu ranah pengetahuan dalam bentuk soal tes akhir yang berupa pilihan ganda, ranah sikap dalam bentuk penilaian sikap yang menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh observer. Untuk mendapatkan soal tes akhir yang baik, maka dilakukan uji validitas merujuk pada Arikunto (2013:85), indeks kesukaran item merujuk pada Sudijono (2011: 373), daya pembeda item merujuk pada Sudijono (2011: 389) dan reliabilitas merujuk pada Arikunto (2013:89).
Data uji normalitas, homogenitas dan hipotesis dihitung dengan merujuk Sudjana (2005).
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Rata-rata Hasil Belajar dan Persentase Ketuntasan Pada Kelas Sampel
No Kelas
Sikap Pengetahuan Persentase Ketuntasan
Nilai Nilai
1 Eksperimen 75,67 74,11 58 %
2 Kontrol 50,3 63,64 25 %
Berdasarkan Tabel 1, hasil belajar pada penelitian ini secara keseluruhan yaitu pada penilaian sikap dilihat bahwa rata-rata nilai modus kelas eksperimen diperoleh 75,67 (B) dan kelas kontrol 50,3 (C setelah dilakukan uji-t. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat merubah sikap siswa secara
lansung. Penilaian pengetahuan diperoleh rata-rata kelas eksperimen 74,11 lebih tinggi dbandingkan kelas kontrol 63,64.setelah dilkukan uji-t. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningktakan hasil belajar siswa, meskipun untuk persentasi ketuntasan masih dikategorikan kurang.
Gambar 1. Diagram Penilaian Ranah Sikap
Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa pada nilai ranah sikap pada kelas ekperimen didapatkan nilai modus tertinggi terlihat pada indikator mengikuti pelajaran dengan serius yaitu 3,21 untuk kelas eksperimen dan 2,83 untuk kelas kontrol. Sedamgkan nilai modus secara keseluruhan pada kelas eksperimen dengan predikat B (3,21) dan predikat kelas kontrol C (2,83).
Penilaian kompetensi sikap pada kelas eksperimen berada pada predikat baik (3,21), sedangkan kelas kontrol berada pada cukup (2,85), yang diamati dari tiga aspek yaitu mengikuti pelajaran dengan serius, menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran dan santun berkomunikasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian sikap dikelas eksperimen pada pertemuan I, II dan III, mengikuti pelajaran dengan serius nilai rata-rata
=3,21 predikatnya B, menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran niali rata-rata = 3,12 predikatnya B dan santun berkomunikasi nilai rata-rata = 3,12 predikat B. Modus secara
keseluruhan pada kelas eksperimen nilai rata-rata
= 3,21 dengan predikat B. Meningkatnya penilaian kompetensi sikap pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.
Setiap siswa dapat berdiskusi dan saling bekerja sama dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari setiap siswa dapat memberikan informasi dalam mencari jawaban dari permasalahan- permasalahan yang mereka dapatkan pada LDS. Dalam kegiatan diskusi kelompok siswa mampu mengikuti pelajaran 0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
mengikuti pelajaran dengan serius
menghargai pendapat teman
santun berkomunikasi
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
dengan serius dan bertukar pendapat secara santun untuk menyatukan pendapat mereka dan saling menghargai antar sesama anggota kelompoknya dalam mengeluarkan pendapat sehingga adanya interaksi dan partisipasi siswa saat diskusi berlangsung. Menurut Lie (210:33- 34), kegiatan interaksi akan memberikan sinergi yang menguntungkan semua anggota kelompok.
Hasil pemikiran beberapa orang akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja.
Keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada usaha setiap anggota kelompok untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat.
Pada kelas kontrol penilaian sikap tidak lebih baik dari pada kelas eksperimen.
Penilaian sikap pada kelas kontrol pada pertemuan I,II dan III, penilaian aspek belajar dengan serius rata-rata = 2,83 predikatnya C, penilaian aspek menghargai pendapat teman rata- rata = 2,72 predikatnya = C dan penilaian aspek santun berkomunikasi rata-rata = 2,83 predikatnya = C. Modus keseluruhan pada kelas kontrol rata-rata = 2,83 dengan predikat C. Hal ini disebabkan kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran, karena siswa hanya mendengarkan guru dalam menjelaskan materi dan hanya beberapa siswa yang menjawab petanyaan guru akibatnya interaksi antara siswa kurang. Menurut Sanjaya (2012: 15) bahwa, pembelajaran adalah proses kerjasama dan komunikasi antara siswa dengan guru atau lingkungannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pada saat proses pembelajaran tidak hanya melihat kompetensi sikap siswa saja tetapi juga melihat bagaimana kompetensi pengetahuan siswa. Persentase ketuntasan berdasarkan KKM yang telas ditetapkan pada hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 58% sedangkan kontrol 25%. Meskipun persentase ketuntasan kelas eksperimen lebih tinggi, namun tingkat keberhasilannya masih dikategorikan kurang.
Menurut Djamarah dan Zain (2010: 107), tingkatan keberhasilan pembelajaran dikatakan kurang apabila bahan pembelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai siswa.
Besarnya persentase ketuntasan pada kelas eksperimen pada kompetensi pengetahuan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disebabkan oleh model pembelajaran ini dapat melibatkan siswa untuk lebih aktif saat proses pembelajaran.
Dimana siswa dituntut untuk merumuskan permasalahan- permasalahan dari wacana dan gambar pada LDS yang diberikan berdasarkan apa yang mereka amati, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang kurang dipahami siswa melalui permasalah – permasalahan yang mereka utarakan dan diskusikan. Menurut Silberman (2012:157), proses mempelajari hal baru akan lebih efektif jika si pembelajar dalam kondisi aktif, dengan menstimulir siswa untuk menyelediki atau mempelajari sendiri materi pelajarannya tanpa penjelasan terlebih dahulu dari guru.
Siswa juga diberi kebebasan dalam menuangkan ide- idenya termasuk didalam menyatakan beragam informasi ataupun fakta dengan sumber- sumber yang jelas untuk memecahkan dan mencari jawaban dari permasalahan yang ditemukan. Menurut Istarani (2014:34), Problem Based Learning dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, mengembangkan kemampuan berfikir kreatif dan bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehiudpan nyata.
Penilaian kompetesi pengetahuan pada kelas kontrol berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) begitu juga dengan persentasi ketuntasan hanya 25 % siswa yang tuntas masih dikategorikan kurang. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena saat pembelajaran berlangsung didapatkan hanya sebagian siswa yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Beberapa orang hanya diam saja dan tidak ada yang bertanya pada saat proses pembelajaran ataupun menjawab pertanyaan guru, pembelajaran hanya didominasi oleh siswa yang aktif sehingga kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajarinya.
Menurut Lufri (2007: 38), kelas sering didominasi oleh peserta didik yang aktif berbicara sehingga pembelajaran kurang menarik bagi peserta didik yang pasif saat pembelajaran.
D. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada kompetensi penilaian sikap dan pengetahuan siswa kelas VII SMP N 1 Hiliran Gumanti Kabupaten solok.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S.2013. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Bagus,I. 2012. Implementasi Problem Based
Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Biologi SMA Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Ubud Ditinjau Dari Intelligence Quotient (Iq). (Artikel).
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
Djamarah & Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Kosasih, E.2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya.
Lie, A.2010. Cooperatif Learning . Jakarta:
Grasindo
Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.
Padang : UNP.
Nafiah,Y.N. 2013
.
Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa (Artikel). Yogyakarta : UNY.Sanjaya,W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Silberman, M. 2013. Active Learning : 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung : Nuansa Cendekia.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung:
Tarsito.
Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wahyudi,A. 2015. Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Keterampilan
Proses Sains Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Sma Negeri Jumapolo Tahun Pelajaran 2013/2014.(Artikel).
Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.
Wulandari, B. 2013. Pengaruh Problem-Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Plc Di Smk (Artikel). Yogyakarta: FT UNY.