• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model problem based instruction terhadap

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model problem based instruction terhadap"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X.1

PADA MATERI MENITI HIDUP DENGAN KEMULIAAN DI SMA NEGERI 2 BEUTONG NAGAN RAYA

Nurrasyidah

Guru SMA Negeri 2 Beutong Kabupaten Nagan Raya

Jl. Nasional Km 17. Meunasah Teungeh Kec. Beutong – Nagan Raya Aceh – Indonesia Email: nurrasyidahteet@gmail.com

Abstrak

Hasil belajar siswa terpuruk, jauh di bawah kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 70. Dari hasil ulangan formatif pelajaran PAI sejumlah 20 siswa, hanya 3 siswa yang tuntas, sedangkan 17 siswa belum tuntas. Pencapaian ketuntasan pembelajarannya 15%

sedangkan 85% siswa belum tuntas. Nilai tertinggi yang mampu dicapai 80 itu pun hanya 3 siswa, adapun nilai terendah 20 dan diduduki 3 siswa. Nilai rata-rata klasikal kelas 47%.

Penelitian dilaksanakanselama 3 bulan, mulai dari bulan September 2019 sampai dengan bulan November 2019 dengan subyek penelitiannya adalah siswa kelas X.1 SMA Negeri 2 Beutong Nagan Raya yang berjumlah 20 siswa. Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II.

Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan dokumentasi. Observasi digunakan pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk melihat hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekskriptif, yang meliputi: 1) Analisis deskriptif komparatif hasil belajar dengan cara membandingkan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pada siklus I dan siklus II, 2) Analisis deskriptif kualitatif prestasi observasi dengan cara membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran model pembelajaran problem based instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar mata pelajaran PAI khususnya materi meniti hidup dengan kemuliaan bagi siswa kelas X.1 Semester Ganjil SMA Negeri 2 Beutong Nagan Raya. Pada akhir siklus I, siswa yang mencapai ketuntasan terdapat 6 siswa atau 30% dan 14 siswa atau 70% belum mencapai ketuntasan, sedangkan pada akhir siklus II, siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 19 siswa (95%) yang berarti sudah ada peningkatan dibandingkan pada siklus I. Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan untuk aktifitas guru pada siklus II ini terlihat bahwa guru sangat memperhatikan kegiatan siswa-siswa pada proses pencarian jawaban dari masalah serta aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dan juga guru melakukan bimbingan pembelajaran.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Problem Based Instruction, PAI Abstract

Clean Student learning outcomes slumped, far below the minimum completeness criteria that had been set at 70. From the results of the formative repetition of PAI lessons for a total of 20 students,

(2)

only 3 students who completed, while 17 students have not completed. Achievement mastery learning is 15% while 85% of students have not completed. Score the highest that could be achieved was 80, only 3 students, while the lowest score was 20 and occupied by 3 students.

Classical class average value of 47%. Research conducted for 3 months, starting from September 2019 to November 2019 with research subjects being class X.1 students of SMA Negeri 2 Beutong Nagan Raya, totaling 20 students. In this study data collection using test and non-test techniques. Written tests are used at the end of cycles I and cycle II. While non- test techniques include observation and documentation techniques. Observations are used when carrying out classroom action research for see student learning outcomes in cycle I and cycle II. While technique Documentation is used to collect data. Data analysis used in this study is a descriptive analysis technique, which includes: 1) Analysis descriptive comparative learning outcomes by comparing learning outcomes on cycle I with cycle II and compare learning outcomes with indicators on cycle I and cycle II, 2) Qualitative descriptive analysis of observation achievement with how to compare the results of observation and reflection in cycle I and cycle II. Based on the research that has been done, it can be concluded that the application of problem-based instruction learning model learning can improve student learning outcomes in learning PAI subjects in particular material for living a glorious life for students of class X.1 Odd Semester of SMA Negeri 2 Beutong Nagan Raya. At the end of cycle I, students who achieve completeness there are 6 students or 30% and 14 students or 70% have not reached completeness, while at the end of cycle II, students who achieve mastery as many as 19 students (95%) which means there has been an increase compared to cycle I. The non-test results of the observation of the learning process show changes students are more active during the learning process takes place. Whereas for teacher activity in cycle II it can be seen that the teacher is very concerned activities of students in the process of finding answers to problems and activities students in the learning process and also the teacher provides guidance learning.

Keywords: Learning Outcomes, Problem Based Instruction, PAI.

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran adalah tingkat ketuntasan tinggi.

Hal ini terjadi bila dalam pembelajaran siswa aktif dan responsif. Namun fakta yang peneliti alami sangat kontradiktif. Selama proses pembelajaran PAI tentang meniti hidup dengan kemuliaan yang melibatkan berbagai bentuk permasalahan belajar pada kelas X.1 SMA Negeri 2 Beutong Nagan Raya tahun pelajaran 2019/2020 semester ganjil, motivasi belajar siswa sangat rendah. Para siswa sangat pasif tidak bergeming, hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam pembelajaran.

Peneliti dalam menyajikan pembelajaran PAI tentang meniti hidup dengan kemuliaan yang melibatkan berbagai bentuk permasalaha, kurang mampu untuk memotivasi siswa, sehingga siswa tidak aktif

dalam pembelajaran. Metode ceramah dan penugasan sangat mendominasi sehingga siswa pasif dan hanya duduk mendengarkan dan menunggu perintah saja.

Pembelajaran berlangsung secara konvensional yang bersifat satu arah terpusat pada guru (teacher centered) sehingga pembelajaran terasa kering dan membosankan, serta tidak bermakna. Kreativitas siswa seakan beku tidak terdistribusikan. Respon terhadap materi pembelajaran sangat minim. Kerja sama diantara siswa tidak terbangun. Siswa belajar secara klasikal tanpa adanya diskusi kelompok. Siswa hanya mementingkan dirinya sendiri tidak mau membantu siswa lain yang belum dapat memahami materi pembelajaran.

Keterampilan sosial siswa tidak tersalurkan. Situasi belajar yang terjadi sangat individualistik tidak kompetitive dan kooperative.

(3)

Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar yang rendah peneliti menerapkan model pembelajaran problem based instruction, karena dengan model pembelajaran problem based instruction siswa akan terlibat aktif dalam diskusi penyelesaian tugas, sehingga tugas yang semula terasa berat menjadi ringan. Memang model pembelajaran problem based instruction termasuk student centered yakni pembelajaran yang berpusat pada murid.

Dengan demikian siswa akan mampu menyerap dan mengkontruksi seluruh materi pembelajaran tanpa ada tekanan sehingga terasa menyenangkan.

Model pembelajaran problem based instruction juga dapat membangkitkan keterampilan sosial dan kreatifitas, sehingga siswa mampu membangun komunitas belajar yang menumbuhkan rasa percaya diri. Siswa akan lebih berani mengemukakan pendapatnya dalam diskusi dan juga dapat menghargai pendapat temannya, pembelajarannya terasa bermakna (meaningful learning).

Siswa akan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, karena pembelajarannya secara multi arah, sesama siswa saling memberi dan menerima serta melengkapi. Siswa bekerja keras baik secara individu maupun kelompok sehingga mastery learning tercapai. Untuk memicu motivasi dan meningkatya hasil belajar, sajian pembelajaran harus diubah dari teacher centered menjadi student centered seperti dalam model pembelajaran problem based instruction yang menuntut keaktifan seluruh siswa sehingga hasil belajar akan jauh lebih baik.

.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran problem based instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.1 SMA Negeri

2. Beutong Nagan Raya dalam belajar mata pelajaran PAI materi meniti hidup dengan kemuliaan?

3. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran problem based instruction dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas X.1 SMA Negeri 2 Beutong Nagan Raya dalam belajar mata pelajaran PAI materi meniti hidup dengan kemuliaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari permasalahan di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.1 SMA Negeri 2 Beutong Nagan Raya dalam belajar mata pelajaran PAI materi meniti hidup dengan kemuliaan melalui model pembelajaran problem based instruction.

2. Untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas X.1 SMA Negeri 2 Beutong Nagan Raya dalam belajar mata pelajaran PAI materi meniti hidup dengan kemuliaan melalui model pembelajaran problem based instruction.

2. Metode Penelitian

2.1 waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan September sampai dengan bulan November 2021 yang dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran.

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Beutong Nagan Raya, selain itu salah satu tujuan yang dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa khususnya dalam belajar PAI materi meniti hidup dengan kemuliaan yang dilakukan pada siswa kelas X.1 SMA Negeri 2 Beutong Nagan Raya yang berjumlah 20 siswa.

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II.

Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan dokumentasi.

Observasi digunakan pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk melihat perkembangan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data. Alat pengumpulan data meliputi: Hasil

(4)

tes tulis dan Non tes, meliputi lembar observasi dan dokumen.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif, yang meliputi:

1. Analisis deskriptif komparatif hasil belajar dengan cara membandingkan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pada siklus I dan siklus II.

2. Analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan cara membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.

3. Hasil Dan Pembahasan 3.1 Deskripsi Awal

Deskripsi Kondisi Awal Sekilas gambaran pada kondisi awal, kebiasaan mengajar yang membiasakan guru aktif menjelaskan dan menerangkan tanpa melibatkan kreatifitas dan aktifitas siswa sehingga siswa tidak kreatif sehingga siswa menjadi pasif dan berdampak pada nilai ketuntasan belajar rata-rata yang sangat rendah, berikut di bawah ini adalah data nilai prasklus.

Tabel 1 Hasil Rekap Nilai Tes Prasiklus

N o

Hasil (Angka)

Hasil (Huruf)

Arti Lambang

Jumlah Siswa

%

1 100 A Sangat

Baik

- 0

2 80 B Baik 3 15

3 60 C Cukup 4 20

4 40 D Kurang 10 50

5 <40 E Sangat

Kurang 3 15

JUMLAH 20 100

Deskripsi Hasil Siklus I a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Masing- masing RPP diberikan alokasi waktu sebanyak 4 x 35 menit.

2. Kemudian menyiapkan skenario pembelajaran.

3. Merumuskan tujuan pembelajaran 4. Menyiapkan lembar kerja untuk siswa

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Tatap Muka

Tatap muka dalam kegiatan belajar PAI melalui model pembelajaran problem based instruction dengan langkah- langkahnya sebagai berikut;

1) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.

2) Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang telah dipilih.

3) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dan lain-lain)

4) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis dan pemecahan masalah.

5) Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

6) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

7) Kesimpulan/Penutup.

c. Observasi (Pengamatan)

Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui secara detail keaktifan, kerjasama, kecepatan dan ketepatan siswa dalam belajar PAI. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan tindakan pada siklus II.

Hasil pengamatan pada siklus I dapat dideskripsikan seperti pada tabel 4.2 berikut ini.

(5)

Tabel 2 Hasil Rekap Nilai Tes Siklus I

No Hasil

(Angka) Hasil

(Huruf) Arti

Lambang Jumlah Siswa %

1 100 A Sangat

Baik 2 10

2 80 B Baik 4 20

3 60 C Cukup 4 20

4 40 D Kurang 10 50

5 <40 E Sangat

Kurang

0 0

JUMLAH 20 100

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa (10%), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 4 siswa (20%), sedangkan dari jumlah 20 siswa yang masih mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak 4 siswa atau (20%), sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) ada 10 siswa (50%), sedangkan yang mendapat nilai E (sangat kurang) tidak ada atau sebesar (0%).

Tabel 3 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I

No Ketuntasan Jumlah Siswa Jumlah %

1 Tuntas 6 30

2 Belum Tuntas 14 70

Jumlah 10 100

Berdasarkan ketuntasan hasil belajar siswa dari sejumlah 20 siswa terdapat 6 atau 30% yang sudah mencapai ketuntasan belajar dan 14 siswa atau 70% belum mencapai ketuntasan. Sedangkan untuk aktifitas guru pada siklus I ini terlihat bahwa guru kurang memperhatikan kegiatan siswa-siswa pada proses pencarian jawaban serta aktifitas siswa dalam proses pembelajaran secara model pembelajaran problem based instruction.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil tes kemampuan siklus I dapat dilihat masih banyak terdapat jumlah siswa yang masih tidak mampu sesuai dengan standar ketuntasan rata-rata 70%. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif melakukan kegiatan pembelajaran, karena sebagian besar

siswa beranggapan bahwa kegiatan belajar ini hanyalah sebuah kegiatan kelompok biasa dan tidak ada hasil serta prosesnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Tabel 4 Perbandingan Hasil Nilai Tes Prasiklus dan Siklus I

No Hasil Tes Jumlah Siswa Yang Berhasil Prasiklus Siklus I

1 100 - 2

2 80 3 4

3 60 4 4

4 40 10 10

5 <40 3 0

Jumlah 20 20

2. Deskripsi Hasil Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut.

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam siklus II, pada hakikatnya merupakan perbaikan atas kondisi siklus I. Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut adalah 4 x 35 menit.

2. memadukan hasil refleksi siklus I agar siklus II lebih efektif

3. menyiapkan media pembelajaran b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.

2. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang telah dipilih.

3. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dan lain-lain)

4. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

(6)

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis dan pemecahan masalah.

5. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

6. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

7. Kesimpulan/Penutup.

c. Observasi (Hasil Pengamatan)

Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka.

Observasi dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru secara langsung dalam proses pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi.

Hasil pengamatan pada siklus II dapat dideskripsikan seperti pada tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 Rekap Hasil Nilai Tes Siklus II

No Hasil

(Angka) Hasil

(Huruf) Arti

Lambang Jumlah Siswa %

1 100 A Sangat

Baik

7 35

2 80 B Baik 12 60

3 60 C Cukup 1 5

4 40 D Kurang - -

5 <40 E Sangat

Kurang - -

JUMLAH 20 100

Dari tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 35% atau 7 siswa, sedangkan yang mendapat nilai baik (B) adalah 60% atau 12 siswa. Dan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 5% atau sebanyak 1 siswa. Sedangkan yang mendapat nilai D dan E tidak ada.

Ketuntasan hasil belajar pada siklus II dapat ditabulasikan seperti pada tabel 4.6 di bawah berikut ini:

Tabel 6 Ketuntasan Hasil belajar Siklus II

No Ketuntasan Jumlah Siswa Jumlah %

1 Tuntas 19 95

2 Belum Tuntas 1 5

Jumlah 20 100

Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 19 siswa (95%) yang berarti sudah ada peningkatan dibandingkan pada siklus I. Sedangkan untuk aktifitas guru pada siklus II ini terlihat bahwa guru sangat memperhatikan kegiatan siswa-siswa pada proses pencarian jawaban serta aktifitas siswa dalam proses pembelajaran problem based instruction dan melakukan bimbingan pembelajaran.

d. Refleksi

Berdasarkan nilai hasil siklus I dan nilai hasil siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami pelajaran PAI materi meniti hidup dengan kemuliaan. Untuk lebih jelasnya pada tabel 7 berikut dipaparkan hasil refleksi pada siklus II.

Tabel 7 Perbandingan Hasil Nilai Tes Siklus I dan Siklus II

No Hasil Tes Jumlah Siswa Yang Berhasil

Prasiklus Siklus I Siklus II

1 100 - 2 7

2 80 3 4 12

3 60 4 4 1

4 40 10 10 -

5 <40 3 0 -

Jumlah 20 20 20

Atas dasar informasi pada tabel 7 di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based instruction khususnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami pelajaran PAI materi meniti hidup dengan kemuliaan telah terjadi peningkatan.

B. Pembahasan 1) Pembahasan Siklus I

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut:

(7)

a. Hasil belajar

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa (10%), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 4 siswa (20%), sedangkan dari jumlah 20 siswa yang masih mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak 4 siswa atau (20%), sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) ada 10 siswa (50%), sedangkan yang mendapat nilai E (sangat kurang) tidak ada atau sebesar (0%).

Berdasarkan ketuntasan hasil belajar siswa dari sejumlah 20 siswa terdapat 6 atau 30% yang sudah mencapai ketuntasan belajar dan 14 siswa atau 70% belum mencapai ketuntasan.

b. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus I belum menunjukkan adanya perubahan. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif melakukan kegiatan pembelajaran, karena sebagian besar siswa beranggapan bahwa kegiatan belajar dengan kelompok hanyalah sebuah kegiatan biasa dan tidak ada hasil serta prosesnya.

Namun dari hasil pengamatan telah terjadi sedikit peningkatan keaktifan siswa secara mental, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan kelompok perlu kecermatan dan ketepatan. Ada interaksi antar siswa secara individu maupun antar kelompok,.

Masing-masing siswa ada peningkatan latihan bertanya dan menjawab sesama siswa, sehingga terlatih keterampilan bertanya jawab.

Sedangkan untuk aktifitas guru pada siklus I ini terlihat bahwa guru kurang memperhatikan kegiatan siswa-siswa pada proses pencarian jawaban serta aktifitas siswa dalam proses pembelajaran secara model pembelajaran problem based instruction.

2) Pembahasan Siklus II

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan sebagai berikut.

a. Hasil Belajar

Dari hasil tes siklus I dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik

(A) adalah 35% atau 7 siswa, sedangkan yang mendapat nilai baik (B) adalah 60% atau 12 siswa. Dan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 5% atau sebanyak 1 siswa. Sedangkan yang mendapat nilai D dan E tidak ada.

Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 19 siswa (95%) yang berarti sudah ada peningkatan dibandingkan pada siklus I.

b. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena sekalipun kegiatan bersifat kelompok namun ada tugas individual yang harus dipertanggung jawabkan, sehingga ada kompetisi kelompok maupun kompetisi individu. Dari hasil pengamatan telah terjadi kreatifitas dan keaktifan siswa secara mental, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan model pembelajaran problem based instruction perlu kecermatan, ketepatan dan penghayatan. Ada interaksi antar siswa secara individu maupun kelompok, serta antar kelompok.

Hasil antara siklus I dengan siklus II ada perubahan secara signifikan, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai kemampuan memahami materi pelajaran. Sedangkan untuk aktifitas guru pada siklus II ini terlihat bahwa guru juga sudah memperhatikan kegiatan-kegiatan siswa proses pembelajaran dan melakukan bimbingan pembelajaran.

Dari sejumlah 20 siswa masih ada 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan, hal ini memang siswa-siswa tersebut harus mendapatkan pelayanan khusus, namun sekalipun 1 siswa ini belum mencapai ketuntasan, di sisi lain tetap bergairah dalam belajar.

C. Kesimpulan Dan Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan pembelajaran model pembelajaran problem based instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar mata pelajaran PAI khususnya materi meniti hidup dengan

(8)

kemuliaan bagi siswa kelas X.1 Semester Ganjil SMA Negeri 2 Beutong Nagan Raya. Berdasarkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1, dari sejumlah 20 siswa terdapat 6 atau 30% yang sudah mencapai ketuntasan belajar dan 14 siswa atau 70%

belum mencapai ketuntasan. Sedangkan pada siklus 2, diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 19 siswa (95%) yang berarti sudah ada peningkatan dibandingkan pada siklus 1.

2. Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan untuk aktifitas guru pada siklus 2 ini terlihat bahwa guru sangat memperhatikan kegiatan siswa- siswa pada proses pencarian jawaban dari masalah serta aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dan juga guru melakukan bimbingan pembelajaran.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Disarankan kepada guru agar tidak hanya menerapkan metode konvensional yaitu ceramah, akan tetapi guru juga perlu menggunakan model atau metode pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model pembelajaran problem based instruction untuk membangkitkan minat belajar siswa dan memotivasi siswa dalam belajar.

2. Kreativitas guru perlu ditingkatkan untuk menjadikan metode pembelajaran diskusi lebih menarik.

3. Perlu manajemen waktu yang baik terhadap pelaksanaan model pembelajaran problem based instruction, sehingga siswa benar- benar bisa memanfaatkan waktu untuk mengembangkan ide-ide dan memahami pelajaran yang dipelajari.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan dan Pembelajaran.

Jakarta: Bina Aksara.

Mursel. 2006. Pengaruh Pengetahuan akan Kemajuan yang Dicapai dalam Belajar dan Bekerja Terhadap Peningkatan Prestasi Selanjutnya, Printed in United states of Amirica.

Oemar Hamalik. 2003. Metode Mengajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung:

Tarsito.

Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudjana. N. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo.

Trianto. 2007. Karakteristik Model Pembelajaran dalam Proses Pembelejaran. Bandung: Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas terhadap penerapan model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMPN 2 Kamipang, dapat

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar lari sprint pada