• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Bulanan Fund Manager Summary

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Bulanan Fund Manager Summary"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Tinjauan Ekonomi Tinjauan Pasar Saham Tinjauan Pasar Obligasi Data Ekonomi

TINJAUAN EKONOMI

Masih surplus, walaupun lebih rendah

Neraca perdagangan mencatat surplus yang lebih tinggi yaitu USD1,017mn di Sep15 dibandingkan dengan USD328mn di Aug15. Kenaikan surplus ini dipicu oleh peningkatan surplus di sektor non migas dan penurunan deficit di sektor migas. Sektor non migas mencatat surplus sebesar USD1,478mn di Sep15, meningkat dari USD905mn di Aug15. Sementara itu, deficit di sektor migas berkurang menjadi USD461mn di Sep15 dari USD577bn di Aug15.

Dari sektor nonmigas, ekspor non migas turun sebesar 1.1%MoM menjadi USD11,078mn di Sep15 (-12.5%YoY) dipicu oleh penurunan ekspor karet (-10.9%MoM) dan bahan bakar mineral (-6.6%MoM), sementara ekspor mesin masih tumbuh positif sebesar 6.8%MoM. Namun, impor nonmigas turun lebih tajam yaitu 6.7%MoM menjadi

USD9,600mn di Sep15, sehingga menghasilkan peningkatan surplus sektor nonmigas di bulan tersebut (+63.4%MoM).

Dari sektor migas, ekspor turun sebesar 5.2%MoM (-44.7%YoY), sementara impor turun lebih tajam sebesar 9.3%MoM (-47.6%YoY). Hal ini menyebabkan berkurangnya deficit di sektor migas menjadi USD461mn di Sep15 dari USD577mn di Aug15.

Terhadap total impor, impor barang konsumsi turun paling besar yaitu 23.9%MoM (-29.7%YoY), diikuti oleh impor bahan baku (-6.6%MoM atau -26.3%YoY) dan barang modal (-0.7%MoM atau -22.6%YoY). Impor bahan baku masih mengambil proporsi terbesar yaitu 75.2% dari total impor di Sep15.

Secara kumulatif untuk 9 bulan pertama di tahun ini, Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan sebesar USD7,243mn di 9M15 dari deficit neraca perdagangan sebesar USD1,669mn di 9M14 karena berkurangnya deficit di sektor migas. Defisit di sektor migas tercatat sebesar USD4,920mn di 9M15, menurun secara berarti dari USD9,617mn di 9M14. Penurunan harga minyak telah membawa dampak positif terhadap kinerja sektor migas. Rata-rata harga minyak Brent tercatat sebesar USD57.9/barrel di 9M15, menurun tajam dari rata-rata sebesar USD106.3/barrel di 9M14. Sementara itu, kinerja sektor nonmigas meningkat tajam menjadi USD12,163mn (+53.0% YoY) di 9M15 karena penurunan impor yang tajam elama periode

Indonesia trade data

Source: Central Bureau of Statistics (BPS)

Aug-15 Sep-15 %MoM Sep-14 % YoY Ytd14 Ytd15 % YoY

Exports (US$mn) 12,727 12,529 -1.6% 15,276 -18.0% 132,706 115,184 -13.2

Non-oil&gas Exports (US$mn) 11,196 11,078 -1.1% 12,653 -12.5% 109,304 100,693 -7.9

Oil&gas-Exports (US$mn) 1,531 1,451 -5.2% 2,623 -44.7% 23,402 14,492 -38.1

Imports (US$mn) 12,399 11,512 -7.2% 15,546 -26.0% 134,375 107,942 -19.7

Non-oil&gas Imports (US$mn) 10,291 9,600 -6.7% 11,895 -19.3% 101,355 88,530 -12.7

Oil&gas-Imports (US$mn) 2,108 1,912 -9.3% 3,652 -47.6% 33,020 19,412 -41.2

Trade balance (US$mn) 328 1,017 210.5% -270 NM -1,669 7,243 NM

Non oil and gas 905 1,478 63.4% 759 94.8% 7,949 12,163 53.0%

Oil&gas balance -577 -461 NM -1,029 NM -9,617 -4,920 NM

Laporan Bulanan

(2)

tersebut seiring melemahnya Rupiah dan melambatnya perekonomian domestik.

Deflasi di Oct15, suku bunga BI dipertahankan

Deflasi sebesar 0.08%MoM tercatat di bulan Oct15, sehingga membawa inflasi YoY menjadi 6.25% (menurun dari 6.83% di Sep15). Deflasi di Oct15 terutama dipicu oleh deflasi di bahan makanan (-1.06% MoM), sementara sektor lain mencatat inflasi selama bulan tersebut. Penyumbang deflasi di bulan Oct15 berdasarkan tipe pengeluaran adalah sebagai berikut: bahan makanan (-1.06%MoM), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (+0.40%MoM), perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (+0.09%MoM), sandang (+0.25%MoM), kesehatan (+0.29%MoM), pendidikan (+0.16%MoM) dan transportasi (+0.02%MoM).

Sementara itu, laju inflasi inti tercatat sebesar 5.02%YoY di Oct15, lebih rendah dibandingkan Sep15 yang sebesar 5.07%YoY, dimungkinkan oleh adanya apresiasi IDR di bulan tersebut. BI mempertahankan suku bunga acuannya di 7.50% di bulan Oct15.

IDR mengalami apresiasi dan harga minyak dunia mengalami peningkatan

The Bloomberg-JP Morgan Asia Dollar Index (ADXY), yang mengikuti pergerakan 10 mata uang teraktif selain JPY mengalami peningkatan menjadi 108.5 di bulan Oct15 dari 107.07 di bulan Sep15. Rupiah menguat sebesar 6.6%MoM menjadi Rp13,684/USD di bulan Oct15. Harga minyak Brent meningkat menjadi USD49.56/barrel di bulan Oct15 dari USD48.37/barrel di bulan sebelumnya. Cadangan devisa sedikit mengalami penurunan menjadi USD100.7bn di akhir Oct15 dibandingkan dengan USD101.7bn di akhir Sep15.

Berita penting lainnya :

Data penjualan bulanan: penjualan mobil dan semen mengalami peningkatan

Di bulan Sep15, penjualan mobil tercatat sebanyak 93,038 unit (+2.8% MoM, -3.1%YoY), membawa penjualan kumulatif 9M15 menjadi 764,683 unit atau turun sebesar 18.0%YoY. Sementara itu, penjualan motor domestik tercatat sebanyak 603,102 unit (3.1% MoM; -14.7%YoY), sehingga membawa penjualan kumulatif 9M15 menjadi 4,821,191 unit (-18.0%YoY). Penjualan semen tercatat sebesar 5,795mn ton di Sep15 (+6.1% MoM atau +2.3% YoY). Hal ini membawa penjualan kumulatif sebesar 43,323 mn ton di 9M15 (+0.2%YoY).

DPR telah menyetujui asumsi makro untuk APBN 2016

DPR telah menyetujui asumsi makro untuk APBN 2016 yang menargetkan pertumbuhan PDB sebesar 5.3%, deficit fiscal sebesar 2.15% dari PDB, inflasi sebesar 4.7% dan IDR/USD sebesar 13,900. Pendapatan fiskal diasumsikan tumbuh sebesar 3.6% dibandingkan dengan pendapatan yang tercatat di revisi APBN 2015.

Paket ekonomi IV dan V diumumkan

Pemerintah Indonesia mengumumkan paket stimulus ekonomi IV dan V yang difokuskan pada: 1) penentuan formula upah, yang ditujukan tidak hanya untuk melindungi pekerja namun juga memberikan kepastian usaha, 2) penurunan pajak pendapatan atas revaluasi asset dan 3) penghapusan pajak berganda di REIT.

Bank Mandiri dan BRI berencana melakukan revaluasi asset

Menteri BUMN mengatakan bahwa mayoritas BUMN (dari 119 BUMN) akan melakukan revaluasi asset dalam upaya memperkuat modal untuk mendukung proyek di masa depan. Bank Mandiri dan BRI menyatakan minatnya untuk melakukan revaluasi asset. Nilai buku atas tanah dan bangunan yang dimiliki oleh Bank Mandiri saat ini adalah Rp7tn, dan akan meningkat menjadi Rp45-50 tn setelah revaluasi, sementara BRI memperkirakan peningkatan sebesar Rp6tn dalam asset yang direvaluasi (menjadi Rp 8tn).

Percepatan belanja pemerintah di Aug15

Belanja pemerintah menunjukkan peningkatan di August 2015. Pemerintah melaporkan bahwa 53.1% dari APBN 2015 telah digunakan dan belanja modal meningkat menjadi 20.6% dari 14.4% di akhir July 2015.

Peningkatan tariff di 15 ruas jalan tol akan diberlakukan mulai 1 Nov15

Pemerintah telah menyetujui peningkatan tariff atas 15 ruas jalan tol efektif 1 Nov 2015. Besaran peningkatan ini bervariasi dari 8%-15%. Jasa Marga mengoperasikan 11 dari 15 ruas jalan tol ini.

TINJAUAN PASAR SAHAM

Outstanding October

Pasar saham global bergerak secara positif di bulan Oktober. Lemahnya pertumbuhan data pekerjaan di AS, yang meliputi average

hourly wages, nonfarm payroll figures dan additional job creation

membuat mundurnya eskpektasi terhadap waktu yang tepat untuk menaikan suku bunga acuan AS. Hal ini menyebabkan nilai tukar dolar AS yang melemah relatif terhadap nilai tukar mata uang lainnya dan mendorong naiknya index saham global. Probabilitas akan naiknya suku bunga acuan AS pada Desember tahun ini telah turun menjadi 30%, setelah sebelumnya berada di level 70% pada awal bulan Agustus silam. Dari pasar Eropa, index saham di Eropa juga menunjukan trend positif yang sebagian disebabkan adanya sinyal dari Draghi, ECB Presiden, untuk menambah insentif/ easing stimulus melalui pembelian obligasi akibat tetap lemahnya ekonomi negara-negara EU secara keseluruhan sebelum akhir tahun. UK PMI index berada di angka 59.9 di bulan September, jauh melebihi ekspektasi awal, yang membuat Pounds terapresiasi terhadap dolar AS. Sementara itu, Bank Sentral Cina kembali memotong suku bunga acuannya yang ke enam kali sejak November 2014 sebesar 25 basis point ke level 4.35% dan menurunkan suku bunga deposito acuan sebesar 25 basis poin ke angka 1.5%. Data perdagangan China terus menunjukan pelemahan, dimana eksport turun -6.9%YoY dan impor turun sebanyak -18.8%YoY. Surplus neraca perdangan berada di angka $61.6Bn, kurang sedikit dibandingkan estimasi awal sebesar $62Bn. Namun, cadangan mata uang asing (USD) menguat dengan naik sebesar $11Bn di bulan Oktober. Kinerja index global di bulan Oktober : Dow Jones (8.47%), NASDAQ (9.38%), S&P 500 (8.30%), Euro Stoxx (10.24%), Deutsche Dax (12.32%), Amsterdam AEX (9.73%), Japan Nikkei (9.75%), Shanghai Shcomp (10.80%), SG STI (7.43%), and HK Hang Seng (8.60%).

IHSG menguat di bulan Oktober, setelah ditutup turun ke level 4255 di bulan lalu. IHSG sempat berada pada level 4693, sebelum terkoreksi ke 4455 di akhir bulan, atau naik sebesar +4.71% MoM. Rupiah

(3)

terapresiasi secara signifikan ke Rp 13,684/$ (+6.9%MoM). Penguatan serta stabilnya nilai tukar rupiah di bulan Oktober merupakan kombinasi dari faktor eksternal (setelah pengumuman lemahnya data pekerjaan AS) dan intervensi dari Bank Indonesia. Cadangan mata uang asing kembali turun di bulan Oktober menjadi US$100.7 Milyar, setelah berada di angka US$101.7 Milyar bulan lalu. Pemerintah juga mengeluarkan beberapa paket kebijakan stimulus 4 & 5, dengan beberapa poin penting sebagai berikut 1) Menetapkan rumus perhitungan gaji minimum di tiap provinsi 2) Mempermudah akses bagi

micro loan 3) Menurunkan interest rate untuk usaha menengah (SME)

yang berfokus pada ekspor 4) Menurunkan pajak revaluasi aset 5) Menghapuskan perpajakan ganda bagi struktur REIT dan 6) Deregulasi Syariah financing. Selain itu, dalam kunjungannya ke AS di akhir Oktober, Presiden Jokowi berhasil mendapatkan rencana investasi FDI sebesar US$20.25 milyar dari negara tersebut. Aktivitas pasar rata-rata di bulan Oktober adalah sebesar $490 juta atau naik sebesar 61% dari bulan lalu. Diluar inflow dari right issue saham HMSP, investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar USD588 juta di bulan Oktober. Kinerja bulanan positif relatif pada JCI disebabkan oleh Miscellaneous

Industry (4.67%), Plantation (3.25%), Finance (3.17%), Basic Industry

(3.10%), dan Property and Construction (2.60%). Sedangkan sektor yang tertinggal berasal dari: Trade and Services (-4.61%), Consumers 4.19%), Mining 2.02%) dan Infrastructure and Telecommunication (-1.28%).

TINJAUAN PASAR OBLIGASI

Pasar obligasi Indonesia di bulan Oktober mencatatkan kinerja bulanan yang sangat baik setelah tujuh bulan berturut-turut membukukan kinerja negatif. Meskipun perhatian pelaku pasar tetap fokus kepada arah kebijakan bank sentral negara berkembang, perubahan kebijakan kali ini justru menjadi katalis pendukung bagi aset dengan imbal hasil tinggi. Di bulan ini tema sentimen pasar adalah risk-on yang dimulai setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mengeluarkan komentar dovish. Langkah mengejutkan dari Bank Sentral CIna (PBoC) yang memangkas suku bunga acuannya memperkuat sentimen positif atas negara berkembang. Dari sisi domestik, Oktober mencatatkan disinflasi sebesar 6,25% YoY (-0,05% MoM) lebih rendah dibandingkan dengan konsensus di -0,02% MoM disebabkan penurunan lebih lanjut harga bahan pangan. Sementara inflasi inti tercatat menurun ke 5,02% YoY (September: 5,07% YoY). Neraca perdagangan September mencatatkan surplus yang lebih besar dari perkiraan yaitu USD 1,02miliar (konsensus: USD 400juta) disebabkan kontraksi impor yang lebih besar dari ekspor. Didasarkan angka inflasi yang terkendali dan

posisi neraca perdagangan yang membaik serta mempertimbangkan perlambatan perekonomian dunia yang berkelanjutan, Bank Indonesia menjaga suku bunga BI di 7,5% dengan suku bunga simpanan FASBI dan suku bunga pinjaman FASBI masing-masing di 5,5% dan 8%. Sepanjang bulan ini, terbantu dengan pulihnya sentimen pasar, pemerintah berhasil mengumpulkan Rp 19triliun melalui lelang terjadwal obligasi konvensional. Lebih lanjut lagi, pemerintah juga dengan sukses menerbitkan obligasi ritel baru sebanyak Rp 27,4 triliun. Obligasi ritel baru ini (ORI12) berjangka waktu tiga tahun dengan tingkat kupon 9%. Dengan ini, per 27 Oktober 2015, Kementerian Keuangan telah mengumpulkan 97,89% dari target penerbitan obligasi (gross) dengan skenario defisit anggaran 2015 sebesar 2,23%. Tekanan dari sisi suplai yang semakin ringan untuk sisa tahun ini dapat menjadi katalis positif bagi pasar obligasi.

Di pasar sekunder, dinamika arus modal terus ditentukan oleh arah kebijakan bank sentral. Pasar menata ulang posisi dan pandangan atas kemungkinan kenaikan suku bunga Fed (“Fed Rate”) setelah pengumuman data ketenagakerjaan Amerika Serikat di September yang mengecewakan. Penundaan kenaikan Fed Rate yang mengakibatkan pelemahan Dolar Amerika Serikat memberikan sentimen positif terhadap negara berkembang. Setelah mengalami periode arus dana keluar, aset berisiko membukukan kinerja positif saat arus dana kembali masuk disebabkan aksi short-covering. Walaupun likuiditas pasar tetap rendah, kembalinya minat atas obligasi Indonesia menaikkan harga obligasi. Di penghujung bulan, kenaikan harga obligasi terhenti setelah Fed mengeluarkan pernyataan hawkish yang meningkatkan kemungkinan kenaikan Fed Rate di bulan Desember. Di akhir bulan kinerja pasar obligasi yang diindikasikan oleh indeks obligasi HSBC yang mengukur total return ditutup di 729,218, mencerminkan kenaikan bulanan sebesar 6,15%. Kurva imbal hasil bergerak turun dimana obligasi pemerintah bertenor 5, 10, 15, dan 20 tahun ditutup masing-masing di at 8,68% (-74bps), 8,82% (-74bps), 9,09% (-66bps), dan 9,12% (-71bps). Posisi kepemilikan asing sedikit meningkat ke Rp 528,76triliun per 30 Oktober 2015 (+Rp 5,39triliun), setara dengan 37,10% (-0,49%pt) dari total obligasi pemerintah berdenominasi Rupiah yang dapat diperdagangkan.

(4)
(5)

Disclaimer

MUTUAL FUND INVESTMENTS CONTAIN RISK. PROSPECTIVE INVESTORS MUST READ AND COMPREHEND THE PROSPECTUS PRIOR TO INVESTING IN MUTUAL FUND. PAST PERFORMANCE DOES NOT REPRESENT FUTURE PERFORMANCE.

This material is issued and has been prepared by PT. BNP Paribas Investment Partners a member of BNP Paribas Investment Partners (BNPP IP)**.

This material is produced for information purposes only and does not constitute:

1. an offer to buy nor a solicitation to sell, nor shall it form the basis of or be relied upon in connection with any contract or commitment whatsoever or

2. any investment advice.

This material makes reference to certain financial instruments (the “Financial Instrument(s)”) authorized and regulated in its/their jurisdiction(s) of incorporation.

No action has been taken which would permit the public offering of the Financial Instrument(s) in any other jurisdiction, except as indicated in the most recent prospectus, offering document or any other information material, as applicable, of the relevant Financial Instrument(s) where such action would be required, in particular, in the United States, to US persons (as such term is defined in Regulation S of the United States Securities Act of 1933). Prior to any subscription in a country in which such Financial Instrument(s) is/are registered, investors should verify any legal constraints or restrictions there may be in connection with the subscription, purchase, possession or sale of the Financial Instrument(s).

Investors considering subscribing for the Financial Instrument(s) should read carefully the most recent prospectus, offering document or other information material and consult the Financial Instrument(s)’ most recent financial reports. The prospectus, offering document or other information of the Financial Instrument(s) are available from your local BNPP IP correspondents, if any, or from the entities marketing the Financial Instrument(s). Opinions included in this material constitute the judgment of PT. BNP Paribas Investment Partners at the time specified and may be subject to change without notice. PT. BNP Paribas Investment Partners is not obliged to update or alter the information or opinions contained within this material. Investors should consult their own legal and tax advisors in respect of legal, accounting, domicile and tax advice prior to investing in the Financial Instrument(s) in order to make an independent determination of the suitability and consequences of an investment therein, if permitted. Please note that different types of investments, if contained within this material, involve varying degrees of risk and there can be no assurance that any specific investment may either be suitable, appropriate or profitable for a client or prospective client’s investment portfolio.

Given the economic and market risks, there can be no assurance that the Financial Instrument(s) will achieve its/their investment objectives. Returns may be affected by, amongst other things, investment strategies or objectives of the Financial Instrument(s) and material market and economic conditions, including interest rates, market terms and general market conditions. The different strategies applied to the Investment Products may have a significant effect on the results portrayed in this material. Past performance is not a guide to future performance and the value of the investments in Financial Instrument(s) may go down as well as up. Investors may not get back the amount they originally invested.

The performance data, as applicable, reflected in this material, do not take into account the commissions, costs incurred on the issue and redemption and taxes.

* PT BNP Paribas Investment Partners (address: World Trade Center Building, 5th Floor, Jl. Jend Sudirman Kav.29-31, Jakarta 12920 - INDONESIA).

** “BNP Paribas Investment Partners” is the global brand name of the BNP Paribas group’s asset management services. The individual asset management entities within BNP Paribas Investment Partners if specified herein are specified for information only and do not necessarily carries on business in your jurisdiction. For further information, please contact your locally licensed Investment Partner.

.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi proses hipnotis adalah proses membimbing seseorang berpindah fokus dari eksternal ke internal (konsentrasi).Pada prinsipnya untuk mengakses alam bawah sadar seseorang

Oleh karena itu, dengan proses NLP dalam konseling dapat memudahkan individu dalam berpikir rasional dan memiliki perasaan yang tepat.. Kata Kunci: Neuro-Linguistic

hipnoterapinya. 2) Tujuan perekaman adalah untuk membuat audio hipnoterapi mandiri Anda sendiri, yang berikutnya dapat anda gunakan untuk terapi sendiri. 3) Terdapat 2

Perkembangan teknologi yang merasuk ke dalam kegiatan komunikasi, pertaliannya dapat dilihat pada dua tingkat, pertama secara struktural, yaitu faktor teknologi yang mengubah

Penggunaan Teknologi komputer di sekolah yang bertujuan membantu para peserta didik dalam memecahkan masalah yang mereka miliki, kini juga teknologi komputer telah

Amati tabel yang telah kamu buat di atas, kelompokkan kegiatan yang menggunakan sumber energi panas yang berasal dari listrik dan yang berasal dari sumber energi selain

23,25─26 Dalam sebuah penelitian retrospektif dari 52 anak dengan SRNS dan FSGS, proporsi kumulatif remisi secara signifikan lebih tinggi pada anak-anak yang diberikan siklosporin