RANCANG BANGUN PRIVATE CLOUD COMPUTING MENGGUNAKAN
EUCALYPTUS BERBASIS OPEN SOURCE PADA PT. SUZUKI FINANCE
INDONESIA CABANG PALEMBANG
Ahmad Roni Yosef
Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang
Abstrak
Cloud Computing adalah sebuah model komputasi/computing dimana sumber daya seperti processor/computing power, storage, network dan software menjadi abstrak dan diberikan sebagai layanan di jaringan/internet menggunakan pola akses remote, yang memiliki kategori layanan Infrastructure As A Service, Platform As A Service, Software As A Service. Private Cloud Computing suatu jaringan komputasi sendiri yang memberikan kemampuan dari Cloud Computing menggunakan infrastruktur IT yang kita miliki. Kita akan memperoleh keuntungan Cloud Computing di belakang keamanan dari firewall kita, menjalankan beban, dan langsung jalan. Mengembangkan dan mengecilkan kapasitas komputasi untuk menyesuaikan dengan aplikasi yang kita butuhkan dan merupakan pemodelan cloud computing yang memberikan lingkup yang lebih kecil untuk dapat memberikan layanan kepada pengguna tertentu. Eucalyptus mengimplementasikan model layanan dari Cloud Computing itu sendiri yaitu Infrastruktur as a Service atau IaaS. Dimana setiap device yang telah terhubung kedalam jaringan bisa menggunakan layanan dari suatu server virtual untuk memenuhi kebutuhan akan kegunaan dari server itu sendiri.
Kata kunci : Cloud Computing, Private Cloud, Eucalyptus, Open Source
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi yang cepat, serta proses dan strategi bisnis yang berkembang, membuat banyak perusahaan merubah strategi bisnis mereka. Dimulai dari
e-commerce, yang memudahkan bagi perusahaan dalam melakukan pengenalan dan penjualan
barang/jasa tanpa terbatasi oleh masalah geografis, sampai dengan Enterprise Resource
Planning (ERP) yang mampu mengatur sumber daya perusahaan secara terintegrasi.
Teknologi informasi sudah dipandang sebagai kebutuhan dalam persaingan global saat ini, karena teknologi informasi tidak lagi dianggap sebagai pelengkap proses bisnis dari perusahaan, tetapi sudah menjadi bagian dari proses bisnis itu sendiri.
Dalam mengatasi kebutuhan akan teknologi informasi yang berkembang sejak era 2000-an, ada banyak solusi yang diberikan oleh para vendor teknologi informasi di dunia, tetapi kemajuan teknologi informasi itupun berdampak pada permasalahan baru, yaitu besarnya dana yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan teknologinya sampai dengan pembiayaan perawatan yang dibutuhkan, serta kurangnya kemampuan SDM yang menguasai teknologi tersebut.
Hasil dari pengamatan penulis setelah melakukan riset di PT. Suzuki Finance Indonesia, menjelaskan bahwa besarnya kebutuhan akan proses dari pengolahan data yang ada cukup tinggi, karena data-data tersebut merupakan data yang diolah oleh berbagai divisi di dalam perusahaan. Data yang diolah disimpan pada sistem tersebut semakin lama akan semakin bertambah, sehingga memerlukan tempat penyimpanan atau storage yang besar
pula. Penambahan dari kapasitas ini juga mengakibatkan biaya, pekerjaan, bandwith serta perangkat keras menjadi bertambah, yang mengakibatkan pengelolaan dari proses ini pun tidak sedikit.
Oleh karena itu perlu adanya pengembagan dari insfrastruktur IT yang tersedia pada perusahaan, untuk mengikuti tuntutan dari kemajuan teknologi dalam membangun sistem baru yang lebih baik. Perancangan teknologi Private Cloud Computing dianggap tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada saat ini, karena keuntungan dari teknologi Private
Cloud Computing ini adalah membuat sumber daya/resources dari server (processor, memory, dan hard disk) menjadi tak terbatas pada aspek layanannya dan user/pengguna tidak
lagi melihat sistem komputasi yang mereka miliki dari segi fisiknya, jadi teknologi Cloud
Computing ini menutupi physical computing resources dari pengguna menjadi virtual computing resources kepada pengguna.
Bagi perusahaan yang memiliki banyak cabang dengan fasilitas komputasi yang tersebar juga akan lebih merasakan manfaat dari teknologi Private Cloud Computing ini, karena semua fasilitas itu dikelola menjadi satu kesatuan untuk memenuhi kebutuhan dari semua pengguna. Sehingga teknologi Private Cloud Computing mampu meningkatkan kinerja karyawan dari aspek pekerjaan, pengelolaan data, biaya, perawatan serta bandwith yang berbasiskan dengan komputasi pada perusahaan sehingga bisa lebih optimal dalam memberikan kapasitas pelayanannya.
Oleh karena itu pemanfaatan dari teknologi Private cloud computing sangat tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut, karena teknologi ini menggabungkan prinsip dasar ekonomi dan peletakan sumber daya komputasi secara terintegrasi.
LANDASAN TEORI Jaringan Komputer
Menurut Kustanto dan Saputro (2008:2), jaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang saling berhubungan satu sama lain untuk melakukan komunikasi data dengan menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi (kabel atau nirkabel), sehingga komputer-komputer tersebut dapat saling berbagi informasi, data, program-program, dan penggunaan perangkat keras secara bersama.
Model OSI
Model OSI (Open System Interconnection) merupakan sebuah model arsitektural jaringan, hal ini dikemukakan oleh Sukmaaji dan Rianto (2008:13), bahwa OSI adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan ISO (International Organization for Standardization) untuk menjembatani pengembang piranti jaringan agar tetap bisa digunakan atau berkomunikasi walaupun dikembangkan oleh beberapa pengembang.
IP Address
Menurut Kustanto dan Saputro (2008:42), IP atau Internet Protocol adalah sederetan angka biner 32 bit yang terbagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas biner 8 bit yang dipisahkan dengan tanda titik (dot).
Sistem Operasi
Menurut Kusnadi dkk (2008:1), sistem operasi merupakan perangkat lunak yang dibuat untuk mempermudah pengguna atau program aplikasi dalam mengakses sumber daya komputer atau mobile device. Dari sisi pengguna sistem operasi adalah seorang pelayan yang siap melayani permintaan pengguna. Dari sisi perangkat keras, sistem operasi merupakan
sutradara atau manajer yang bertugas sebagai koordinator dan pengendali penggunaan sumber daya sistem.
Open Source
Open source adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu individu
atau lembaga, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber yang tersebar dan tersedia bebas. Pola open source ini memiliki ciri bagi komunitasnya yaitu adanya dorongan yang bersumber dari budaya memberi, yang artinya ketika suatu komunitas menggunakan sebuah perangkat lunak open source dan telah menerima sebuah manfaat kemudian akan termotivasi untuk menimbulkan sebuah pertanyaan apa yang bisa pengguna berikan balik kepada orang banyak.
Linux
Menurut Handaya dkk (2010:2), nama Linux sendiri diturunkan dari pencipta awalnya, Linus Torvalds, dari Universitas Helsinki, Finlandia yang sebetulnya mengacu pada
kernel dari suatu sistem operasi, suatu penamaan yang bisa digunakan untuk mengacu kepada
suatu kumpulan lengkap perangkat lunak yang bersama-sama dengan kenel menyusun suatu sistem operasi yang lengkap.
Rancang Bangun
Menurut Hasan dalam Alvin (2006:14) Rancang bangun adalah suatu istilah umum untuk membuat atau mendesain suatu objek dari awal pembuatan sampai akhir pembuatan. Rancang bangun berawal kata desain yang artinya perancangan, rancang, desain, bangun. Sedangkan merancang artinya mengatur, mengerjakan atau melakukan sesuatu dan perancangan artinya proses, cara, perbuatan merancang. Dapat disimpulkan arti kati desain adalah proses, cara, perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak atau merancang.
Linux Ubuntu Enterprise Cloud (UEC)
Menurut Onno W. Purbo (2012:6), Ubuntu Enterprise Cloud (UEC) adalah sebuah tumpukan aplikasi dari Canonical yang termasuk dalam Ubuntu Server. UEC menggunakan Eucalyptus bersama sejumlah software open source lainnya. UEC membuat instalasi dan konfigurasi cloud menjadi sangat mudah. Canonical juga memberikan dukungan teknis komersil untuk UEC.
Cloud Computing
Menurut Onno W. Purbo (2012:5), Cloud Computing adalah sebuah model komputasi/computing dimana sumber daya seperti processor/computing power, storage,
network dan software menjadi abstrak dan diberikan sebagai layanan di jaringan/internet
menggunakan pola akses remote. Model billing dari layanan ini umumnya mirip dengan modem layanan publik. Ketersediaannya on-demand sesuai kebutuhan, mudah untuk dikontrol, dinamik dan skalabilitas yang hamper tanpa limit adalah beberapa atribut penting dari Cloud Computing.
Private Cloud Computing
Menurut Onno W. Purbo (2012:12), Private Cloud Computing adalah suatu jaringan komputasi sendiri yang memberikan kemampuan dari Cloud Computing menggunakan infrastruktur IT yang kita miliki. Kita akan memperoleh keuntungan Cloud Computing di belakang keamanan dari firewall kita, menjalankan beban, dan langsung jalan. Mengembangkan dan mengecilkan kapasitas komputasi untuk menyesuaikan dengan aplikasi yang kita butuhkan.
Elastic Utility Computing Architecture for Lingking Your Programs To Useful Systems
(EUCALYPTUS)
Menurut Onno W. Purbo (2012:6), EUCALYPTUS adalah software yang tersedia di bawah GPL yang dapat menolong untuk membuat dan mengatur Private Cloud Computing. EUCALYPTUS menjadi sangat popular dan tampaknya telah menjadi salah satu kunci
platform.
HASIL DAN PEMBAHASAN Desain Topologi Jaringan
Jaringan komputer Kantor PT. Suzuki Finance Indonseia Cabang Palembang menggunakan topologi yang disesuaikan dengan proses pembangunan private cloud
computing.
Sumber : Opensource.telkomspeedy.com
Gambar 1. Desain Topologi Jaringan Cloud Computing PT. Suzuki
Finance Indonesia cabang Palembang
Spesifikasi Komputer Server
Selanjutnya dalam perencanaan membangun jaringan Private Cloud Computing pada PT. Suzuki Finance Indonesia Palembang ini maka penulis mengusulkan pengadaan dua buah server. Sebuah komputer digunakan sebagain cloud controller yang digunakan sebagai server side dari semua proses yang dilakukan pada jaringan private cloud, sebuah komputer yang akan dijadikan node server atau sebagai pusat lintas data sehingga kerja jaringan komputer lokal dapat mencapai hasil yang maksimal, topologi yang digunakan masih menggunakan topologi yang disesuaikan dalam proses pembagunan private cloud.
Untuk menunjang pembangunan project maka penulis mengusulkan pengadaan dua buah server, sebuah komputer yang akan dijadikan server atau sebagai pusat lintas data sehingga kerja jaringan komputer lokal dapat mencapai hasil yang maksimal. Adapun kriteria sebuah komputer bisa dijadikan sebagai komputer server yaitu :
Server pertama : 1. Motherboard
2. Prosesor Intel Dual Core (2.6 Ghz) 3. Memory DDR2 1 Gb
4. Harddisk 80 Gb Seagate 5. Keyboard + Mouse
Sever kedua : 1. Motherboard
3. Memory DDR2 1 Gb 4. Harddisk 120 Gb Seaget 5. Keyboard + Mouse
Persyaratan di atas tidaklah mutlak, tergantung kebutuhan dan dana yang tersedia dalam membangun sebuah jaringan komputer. Dalam hal ini server yang akan dibangun pada jaringan komputer lokal pada kantor PT. Suzuki Finance Indonesia Palembang ini adalah untuk membuat suatu teknologi baru yang sedang berkembang saat ini, yaitu pembangunan suatu jaringan Private Cloud Computing PT. Suzuki Finance Indonesia Palembang.
Konfigurasi server pertama sebagai Cloud Controller
Disini penulis menggunakan dua kartu jaringan untuk server pertama. Untuk mengatur IP address pertama aktifkan interface eth0 dan interface eth1. Dengan perintah ifconfig eth0 & eth1 up, lalu edit file yang berada di /etc/network/interfaces. Masukan IP
address, Subnet Mask, dan gateway.
Gambar 2. Konfigurasi IP address
CTRL + O,enter CTRL + x selanjutnya beri perintah untuk merestart kartu jaringan
dengan perintah /etc/init.d/networking restart.
Install paket NTP, mesin ini akan berfungsi sebagai NTP server untuk node yang tersambung. Waktu / jam / clock pada semua komponen UEC harus di sinkronkan. Jika CLC tersambung ke Internet, maka kita dapat menjalankan NTP Server disitu dan menset agar semua komponen UEC di sinkronkan kepadanya.
Gambar 3. Konfigurasi nt sebagai Time Server
Buka file /etc/ntp.conf dan tambahkan dua line / kalimat berikut untuk memastikan bahwa dia akan tetap berfungsi sebagai time server walaupun sambungan ke Internet terputus. Setup berikut untuk memastikan NTP Server menggunakan clock dia sendiri sebagai sumber clock.
Gambar 4. Konfigurasi ntp
Restart layanan NTP agar perubahan yang kita lakukan dilaksanakan. # The primary network interface
Auto eth0
Iface eth0 inet static
address 192.168.1.99 netmask 255.255.255.0 gateway 192.168.1.1 # The secondary network interface Auto eth1
Iface eth1 inet static address 10.10.10.1 netmask 255.255.255.0 broadcast 10.10.10.255 uecadmin@UECcloud01:~$apt-get install ntp server 127.127.1.0 fudge 127.127.1.0 stratum 10 uecadmin@UECcloud01:~$/etc/init.d/ntp restart
Gambar 5. Perintah restart ntp
Memverifikasi instalasi Cloud
Ada deretan memverifikasi langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa komponen dari cloud yang terdaftar dengan benar. Pada Ubuntu 10.04 LTS, semua registrasi komponen harus otomatis: Public SSH kunci telah dipertukarkan dengan baik. Layanan tersebut adalah mempublikasikan keberadaan dari komponen-komponen dari
Eucalyptus, yang sesuai dengan komponen dari Ubuntu Enterprise Cloud.
Proses menjalankan Cloud yang telah diinstal pada mesin server. Beberapa langkah-langkah administratif awal perlu dilakukan untuk menjalankan Cloud. Langkah selanjutnya adalah menghubungkan ke antarmuka web dari UEC, yang dilakukan dengan membuka alamat berikut di browser https://192.168.1.99:8443. Bahwa alamat tersebut adalah alamat publik CLC, dan port "8443" adalah port default. Setelah mengabaikan kesalahan sertifikat (penerbit sertifikat tidak dalam otoritas dipercaya pada mesin klien), tampilan layar login berikut
.
Gambar 6. Gambar awal layanan web interface cloud
Halaman login awal yang berisi username dan password. Dimana username dan password masih bersifat default. Ketika pertama login akan langsung dihadapkan dengan perubahan password dan alamat e-mail admin. Dan disana juga tertera alamat IP publik ke internet dan IP private/lokal yang nantinya digunakan sebagai penyedia layanan.
Test login melalui command line menggunakan distro linux Backtrack 5 Revolution 2
Setelah instance berjalan pengujian terhadap server virtual bisa dilakukan melalui client yang telah di install sistem operasi. Disini penulis menggunakan backtrack 5 revolution 2. Untuk memastikan apakah instances sudah berjalan, dengan perintah :
Gambar 7. Output dari Informasi Instance Yang Telah Berjalan
Setelah output dari instances bisa dilihat, dan diketahui status dari instances telah berjalan. Pengujian dilakukan dengan pembuatan kunci yang digunakan untuk proses login ke server virtual.
Gambar 8. Melihat authoritas kunci yang bisa digunakan
untuk login ke server virtual
Setelah menentukan kunci yang digunakan proses login menggunakan ssh dari console dengan menentukan kunci yang digunakan pada saat penjalanan images menjadi server virtual.
Gambar 9. Proses login menggunakan kunci yang telah dibuat
Ketika authoritas diterima oleh server virtual maka hasil dari pengujian dengan menampilkan server virtual yang baru.
Gambar 10. Login ke server virtual
Test ping ke front end server dimana server tersebut merupakan yang menjalan proses dari node yang terinstall server virtual.
Gambar 11. Proses pembuktian dan ping ke server
Setelah proses login sudah berhasil, tiap divisi yang memerlukan bisa melakukan konfigurasi terhadap server, dan melakukan berbagai macam installasi aplikasi-aplikasi pendukung yang bisa membantu memperlancar proses kerja tiap divisi.
PENUTUP
Setelah melakukan uji coba penggunaan metode Cloud Computing dengan Ubuntu
Enterprise Cloud, beberapa kesimpulan yang bisa didapat antara lain :
1. Metode Cloud Computing dapat mengurangi beban pada computer client dan mampu meminimalisir terjadinya hang. Dengan begitu pekerjaan para karyawan di perusahaan tidak terhambat, sehingga kinerja para karyawan pun meningkat.
2. Cloud Computing yang dirancang untuk perusahaan ini bersifat private cloud, di mana hanya device yang tersambung dalam jaringan LAN perusahaan yang dapat mengaksesnya tanpa menggunakan internet, sehingga kecepatan akses lebih stabil dan meminimalisir terjadinya lag selama jaringan tidak terganggu.
3. Diharapkan dengan adanya konsep jaringan yang baru, setiap divisi bisa mendapatkan server virtual sendiri, tergantung dari tiap divisi memerlukan yang terorganisir secara terpusat.
4. Apabila perusahaan ingin membuka cabang baru, perusahaan cabang baru tersebut tidak memerlukan pembelian server lagi, karena bisa menggunakan server virtual yang terintegrasi langsung ke pusat, sehingga memudahkan dalam proses pencarian data, informasi, serta konfigurasi dan gangguan akan server bisa dilakukan secara terpusat. 5. Penggunaan dan konfigurasi yang mudah dilakukan karena relative user-friendly, sehingga
pelatihan pengoperasiannya tidak akan memakan waktu yang lama.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Hasnul. 2011. Kitab Suci Jaringan Komputer dan Koneksi Internet. Yogyakarta : MediaKom
Dhanta, Rizky. 2009. Kamus istilah komputer, grafis, dan internet. Surabaya : Penerbi Indah Farunuddin, Rakhmat. 2005. Membangun Firewall dengan IPTables di Linux. Jakarta :
Elex Media Kompotindo
Jhonsen dan Jhon Edison. 2005. Membangun Wireless LAN. Jakarta : PT Elekmedia Komputindo
Jonathan, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu Irawan. 2008. Linux untuk orang awam. Palembang : Maxikom
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi Bagaimana Meneliti Dan Menulis Tesis. Jakarta : Erlangga
Kustanto Dan Daniel T Saputra. 2008. Membangun Server Internet Dengan Mikrotik Os. Yogyakarta : Gaya Media
Purbo, W onno. 2008. Workshop Onno : panduan mudah Merakit Dan menginstall server Linux. Jakarta : Elex Media Komputindo
Purbo, W onno. 2012. Membuat sendiri CLOUD COMPUTING SERVER menggunakan Open Source.
Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru – Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.
Simarmata, Janner. 2006. Pengenalan Teknologi Komputer Dan Informasi. Yogyakarta : Andi
Sofana, Iwan 2008. Membangun Jaringan Komputer. Bandung : Informatika
Staillings, William. 2003. Sistem Operasi: Bagian-Bagian Dan Prnsip-Prinsip Perancangannya. Jakarta : Prenhalindo
Suarna, Nana. 2007. Pengantar Lan (Local area network). Bandung: Yrama Widya.
Sugeng, Winarno. 2006. Jaringan Komputer dengan TCP/IP. Bandung: Penerbit Informatika
Sukmaji, Anjik dan Rianto. 2008. Jaringan Komputer. Yogyakarta : Andi
Tim Reality. 2008. Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya : Reality Publisher.
Utomo, Eko Priyo. 2009. Pengantar Jaringan Komputer Bagi Pemula. Bandung : Yrama Widya
Wahana Komputer. 2010. Menginstalasi Perangkat Jaringan Komputer. Jakarta : PT Elek Media Komputindo
Wahana Komputer. 2010. Cara Mudah Membangun Jaringan Komputer & Internet. Jakarta : Mediakita