• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EMOSI TOKOH DALAM NOVEL MAJUTSU WA SASAYAKU KARYA MIYABE MIYUKI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS EMOSI TOKOH DALAM NOVEL MAJUTSU WA SASAYAKU KARYA MIYABE MIYUKI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EMOSI TOKOH

DALAM NOVEL MAJUTSU WA SASAYAKU

KARYA MIYABE MIYUKI

Risel ViaDewi¹, Tienn Immerry², Femmy Dahlan³

¹ Mahasiswa Prodi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta E-mail: Risel_Permadi@yahoo.co.id

² Dosen Jurusan Sastra Asia Timur FakultasIlmu Budaya, Universitas Bung Hatta ³ Dosen Jurusan Sastra Ingris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta

Abstract

This writer analyses the emotion of the charakters in the novel Majutsu wa Sasayaku by Miyabe Miyuki. The analyses focuses on two goals the are two describe cararterization of the character and two describe thesis describes the emotion of the character. In this analysis the writer applied characterization of fiction appliyed and psyicoanalisis teory the metod used in this research is descriptive metod. The caracterirization of fiction consis of two part, the direct method (telling) and in direct (showing). In pyisicoanalisis have classification of emotion is divided in to seven: emotion of guild, ill-difined guil feelings, self punshing, shame, grief, hate, and love. The reasech of the analysis showed the protagonist, Yoshitake having four classification of emotin such as, emotin of guild, ill-difined, guil feelings, and love. Mamoru having two classification of emotion such as, grief and love. And the minor carakter Harasawa having one classification of emotion, hate.

Keyword: psyicoanalisis, characterization, classification of emotion

Pendahuluan

Penulis memilih novel Majutsu Wa Sasayaku sebagai suatu objek penelitian

karena novel ini merupakan salah satu novel yang di dalamnya mengungkapkan aspek-aspek kemanusian yang dapat dikaji tentang kejiwaanya melalui emosi, dan karakterisasi tokoh yang terdapat di dalamnya. Hal ini didukung dengan adanya tokoh yang memiliki aspek-aspek kemanusian yang terdapat dalam novel Majutsu wa Sasayaku karya Miyabe Miyuki.

Penulis merumuskan dan membatasis masalah dalam novel Majutsu Wa Sasayaku

sebagai berikut. Pertama, bagaimana karakterterisasi tokoh Yoshitake, Mamoru, dan Harasawa dalam novel Majutsu wa Sasayaku. Kedua, bagaimana emosi tokoh Yoshitake, mamoru, dan Harasawa dalam novel Majutsu wa Sasayaku. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis emosi tokoh pada novel Majutsu wa Sasayaku. Penulis menganalisis emosi tokoh melalui analisis awal tentang karakterisasi tokoh dalam novel

Majutsu wa Sasayaku.

Penulis belum menemukan penelitian terdahulu yang menggunakan objek Majutsu

(2)

  wa Sasayaku. Namun, penulis menemukan

beberapa komentar pembaca yang didapat dari internet. Rere (2012) mengemukakan novel Majutsu wa Sasayaku karya Miyabe Miyuki adalah sebuah novel yang menarik. Novel ini menceritakan seorang pemudah berusia 16 tahun yang memiliki perwatakan yang tangguh, mampu memecahkan berbagai masalah tanpa melibatkan orang-orang di sekelilingnya sekalipun ia dihadapkan pada pilihan yang sulit, namun ia tetap mengikuti apa yang menurutnya benar. Anita (2012) mengemukakan cerita dalam novel Majutsu

wa Sasayaku bagus dan menarik untuk

dijadikan sebagai bahan bacaan. Kisah ceritanya yang dibuat dramatis membuat tertarik untuk membacanya. Truly (2012) mengemukakan secara keseluruhan kisah dalam novel Majutsu wa Sasayaku cukup menegangkan sekaligus menarik. Setelah membaca novel ini secara keseluruhan, saya menemukan satu kesimpulan, yaitu tentang hipnotis yang belakangan ini sering kali disalahgunakan.

Metodologi

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif. Menurut Bogolan dan Taylor (dalam Moleong, 2003:2), Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang diamati.

Metode yang dipakai adalah metode deskriptif. Metode deskritif merupakan istilah umum yang mencangkup berbagai teknik deskritif diantaranya penelitian yang menuturkan, menganalisis, dan mengklasifikasikan data yang yang diperoleh. Dalam pelaksanaanya metode deskritif tidak terbatas hanya sampai pada mengumpulkan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang data data itu (Surakkhmad,1993:139)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik library research (teknik kepustakaan). Semi (1993:8) menyatakan teknik kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan di kamar kerja peneliti atau di ruang perpustakaan, peneliti memperoleh data dan informasi tentang objek telitiannya lewat buku-buku atau audiovisual lainnya. Menurut Zed (2004:3), teknik kepustakaan merupakan serangkaian kegiatan yang berkenan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat serta mengolah bahan penelitian.

Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu, primer dan skunder. Data primer diambil dari novel Majutsu wa Sasayaku karya Miyabe Miyuki yang terbit pada tahun 2012 dengan jumlah halaman 412 halaman dan diterjemahkan oleh penerbit Shinchosa Publishing co. ltd. Tokyo. Sedangkan data sekunder (penunjang) adalah berupa data-data penunjang yang membantu penulis dalam menganalisa novel ini, serta berbagai

(3)

 

referensi maupun data yang diambil dari internet.

Teknik analisis data diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, membaca dan memahami novel Majutsu wa

Sasayaku karya Miyabe Miyuki tujuannya

adalah untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang isi novel yang diteliti. Kedua, melakukan studi kepustakaan yang berhubungan dengan masalah penelitian. Ketiga, mengelompokkan data tentang karakterisasi dan emosi dari tokoh. Keempat, menganalisis data yang telah dikelompokkan sesuai teori yang digunakan. Kelima, menyimpulkan hasil penelitian.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini penulis menganalisis emosi tokoh protagonis Yoshitake, Mamoru dan penutur bawahan Harasawa, tetapi sebelumnya penulis terlebih dahulu menganalisis unsur-unsur yang mempunyai keterkaitan dengan emosi tokoh, yaitu karakterisasi tokoh.

Karakterisasi tokoh yang penulis analisis diurutkan berdasarkan karakterisasi negatif ke positif. Penulis mengurutkan karakterisasi tokoh Yoshitake, Mamoru, dan Harasawa.

Yoshitake digambarkan sebagai orang yang memiliki karakter penakut. Yoshitake selalu dihantui rasa takut setelah kecelakaan yang menimpa hidupnya. Yoshitake juga merasa takut karena jika dia mendekati

Mamoru secara terang-terangan maka dia takut kalau akan diketahui sebagai orang yang telah menabrak ayah Mamoru. Selain penakut Yoshitake juga mempunyai karakter sebagai seorang yang pembohong. Yoshitake selalu melakukan kebohongan sejak kecelakaan yang diakibatkannya sehingga dia berbohong utuk menutupi rasa bersalahnya terhadap keluarga Kusaka. Selanjutnya, Yoshitake juga digambarkan sebagai seorang yang memiliki karakter yang bertanggung jawab. Yoshitake tetap berusaha bertanggung jawab terhadap keluarga yang ditinggalkan Kusaka, Yoshitake juga digambarkan sebagai seorang yang memiliki karakter penyayang, menyayangi anak Kusaka yaitu Mamoru seperti anaknya sendiri.

Tokoh Mamoru digambarkan sebagai seorang anak yang memiliki karakterisasi emosional. Mamoru menjadi emosional akibat perbuatan teman-temannya yang selalu mengerjai keluarga dan teman-teman terdekatnya sehingga membuat dirinya menjadi emosi. Mamoru juga digambarkan sebagai seorang anak yang memiliki karakter yang penyayang, Mamoru seorang anak yang mempunyai sikap yang penyayang terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya. Mamoru digambarkan juga sebagai seorang yang memiliki karakter yang bijaksana, terlihat ketika menghadapi perselisihan antara Bibinya dan Maki dengan menjadi penengah yang baik. Mamoru juga

(4)

 

digambarkan sebagai seorang anak yang memilkik karakter yang tegar. Mamoru mencoba berusaha tegar meskipun dia telah tahu bahwa Yoshitake yang telah membunuh ayahnya. Dia mencoba untuk tegar dan menyimpan dalam hatinya masalah itu sendiri karena tidak ingin membuat orang lain menjadi khawatir.

Tokoh Harasawa digambarkan sebagai orang yang mempunyai karakter pendendam. Harasawa menjadi dendam terhadap para kekasih sewaan yang telah menyebabkan kematian asisten pribadinya. Selanjutnya Harasawa digambarkan sebagai seorang yang memiliki karakter misterius, Harasawa merupakan seorang yang misterius karena keaadaan rumah dan dirinya yang tertutup yang seakan-akan tidak ingin diketahui oleh orang lain, selain itu dia selalu menjadi penelepon misterius yang selalu mengetahui setiap peristiwa yang terjadi pada keluarga Mamoru. Harasawa juga digambarkan sebagai orang yang memiliki karakter optimis. Harasawa merasa optimis dan penuh keyakinan untuk membalaskan dendamnya terhadap orang yang telah menyebabkan kematian bagi asisten pribadinya.

Selanjutnya para tokoh juga menunjukkan adanya klasifikasi emosi akibat peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Tokoh Yoshitake menunjukkan adanya klasifikasi emosi berupa konsep rasa bersalah

akibat pelanggaran moral yang telah dilakukannya dan dia lari dari tanggung jawabnya. Yoshitake juga menunjukkan adanya klasifikasi emosi rasa bersalah yang dipendam. Yoshitake berusaha memendam dalam dirinya sendiri kecelakaan yang telah dialamninnya, dan berusaha berbuat baik untuk mengurangi rasa bersalah tersebut, meskipun begitu dia tetap saja seorang yang buruk karena telah melakukan kesalahan. Selanjutnya Yoshitake menunjukkan klasifikasi emosi menghukum diri sendiri, karena merasa sebagai sumber sikap bersalah terhadap dirinya sehingga dia selalu menfokuskan hidupnya terhadap keluarga Kusaka dan mulai melakukan sikap dan tingkah laku yang sudah di luar kewajaran sehingga mempengaruhi kepribadiannya yang terlihat ketika Yoshitake selalu Selanjutnya Yoshitake menunjukkan adanya klasifikasi emosi cinta, karena sebagian hidupnya hanya terfokus terhadap keluarga Kusaka. Yoshitake mulai mencintai keluarga tersebut dan selalu ingin bersama dengan mereka agar lebih dekat.

Kesimpulan

Dalam novel Majutsu wa Sasayaku terdapat tokoh protagonis Yoshitake, dan Mamoru dan bawahan Harasawa. Penulis mengurutkan emosi tokoh berdasarkan emosi yang paling banyak ditunjukkan oleh tokoh karena emosi tokoh didukung oleh karakterisasi dirinya.

(5)

 

Yoshitake memperlihatkan klasifikasi emosi konsep rasa bersalah yang didukung oleh karakter dirinya penakut. Klasifikasi emosi rasa bersalah yang dipendam didukung oleh karakter pembohong. Klasifikasi emosi menghukum diri sendiri yang didukung oleh karakter dirinya yang bertanggung jawab. Sedangkan klasifikasi emosi cinta didukung oleh karakter dirinya yang penyayang. Tokoh Mamoru yang memperlihatkan klasifikasi emosi kesedihan didukung oleh karakter dirinya penyayang. klasifikasi emosi cinta didukung yang didukung oleh karakternya yang pelindung. Tokoh Harasawa yang mengalami klasifikasi emosi kebencian didukung oleh karakter dirinya pendendam. 

Ucapan Terima Kasih

1. Ibu Dra. Hj. Puspwati, M.S selaku

Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Bung Hatta.

2. Ibu Dr. Diana Kartika selaku Ketua

Jurusan Sastra Asia Timur.

3. Ibu Tieen Immerry,S.S,.M.Hum sebagai

pembimbing I yang telah meluangkan

waktu dan pikiran untuk penulis

ditengah-tengah kesibukan yang padat.

4. Ibu Femmy Dahlan,S.S,.M.Hum sebagai

pembimbing II yang telah telah banyak

memberikan saran dalam penulisan

skripsi ini.

5. Ibu Dra. Aimifrina,M.Hum sebagai

penguji skripsi penulis yang telah

banyak memberikan masukan, serta

kritik dan saran sehingga penulis dapat

memperbaiki kekurangan dari skripsi ini.

6. Ibu Nur Sumie Ali,S.Pd sebagai penguji

yang juga telah meluangkan waktu untuk

penulis untuk memperbaiki ronbun.

7. Ibu Dra. Dewi Kania Izmayanti,M.Hum

sebagai dosen pembimbing akademik

yang selalu memberikan masukan dari

awal sampai selesai kuliah.

8. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Bung Hatta.

9. Buat mama tersayang, terima kasih atas

segala hal yang diberikan kepada penulis

selama ini. Terima kasih juga untuk

saudara-saudara tercinta atas dukungan

dan selalu mendoakan yang terbaik bagi

(6)

  Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa

Indonesia.

Endraswara, Suardi. 2008. Metode Penelitian

Psikologi. Yogyakarta:

Media Presindo.

Minderop, Albertine. 2011. Metode

Karekterisasi Telaah Karya Fiksi :

Yayasan Obor Indonesia.

_______________ . 2011. Psikologi Sastra. Jakarta. Yayasan Obor

Indonesia.

Meleong, Lexy. 2000. Metodologi

Penelitian Kualitatif . Bandung :

Remaja Rosnadakarya.

Miyabe, Miyuki. 1989. Majutsu wa

Sasayaku. Jepang : Shinchosa.

____. 2012. The Devil’s Whisper. Indonesia.: Nadya Andwiani.

Semi, M Atar. 1993. Metode Penelitian

Sastra. Bandung:Angkasa.

Zed, Mustika. 2004. Metodologi Penelitian

Kepustakaan. Jakarta:

Obor Indonesia.

Data unduh

Rere dan Anita (2012)

dalam(http://wwwpeg.goodreads.com /show884992. The _Devil’s_Whisper 22, Jun, 2012.)

Wedensday, (2012) dalam (http:// Misteri Readings.

Bloggspot.com/2012/05/books_Devil ’s Whisper.html, 2 May, 2012).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hariri dkk (2004) dan Djamaludin (2009) yang menyatakan bahwa karakteristik individu berpengaruh positif

Apabila mereka ingin saling berkenalan dengan berjabatan tangan sekali dengan setiap orang, maka banyaknya cara jabat tangan yang mungkin adalah …a. Persamaan lingkaran yang berpusat

[r]

Apabila mereka ingin saling berkenalan dengan berjabatan tangan sekali dengan setiap orang, maka banyaknya cara jabat tangan yang mungkin adalah …a. Persamaan lingkaran yang berpusat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui marketing mix tourism ( product , promotion , place , people ) menurut persepsi wisatawan domestik, untuk

semua pelaku bisnis sadar dan menjalankan prinsip-prinsip bisnis tersebut, maka hal ini akan menimbulkan suasana bisnis yang kondusif, saling mengun-tungkan, dan berbisnis sesuai

1 Mampu memenuhi kebutuhan pangan sayuran keluarga selama selama 1 musim panen dari hasil tanam sendiri 2 Dari hasil panen 1 musim panen dapat dijual untuk. memenuhi

Sebagai wujud komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan lansia, maka pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi