• Tidak ada hasil yang ditemukan

Descriptive Study of Maternal and Neonatal Child Health In Lengkong Village, Jember Regency

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Descriptive Study of Maternal and Neonatal Child Health In Lengkong Village, Jember Regency"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Descriptive Study of Maternal and Neonatal Child Health

In Lengkong Village, Jember Regency

Christyana Sandra1

1Department of Administration and Health Policy, Public Health Faculty, Jember University, Jember Correspondence: Jl. Kalimantan I/93 Jember. Telp (0331-337878). Fax (0331-322995). Mobile phone 081331911040. email : christyana_sandra@yahoo.com

ABSTRACT

Background: Maternal and neonatal Chils Health is one of interest for World Health Organization (WHO). Mortality rate of maternal and neonatal child health is development objective appropriate with Millenium Development Goals (MDGs) 2015. Indonesia is country with higher mortality rate of maternal and neonatal child health than another country at ASEAN region.

Objective: The objective of this study was to describe maternal and neonatal child health condition at Lengkong Village, Jember Regency.

Methods: This research is descriptive study. Population of this study was the citizens at Lengkong Village who had met the given criteria. Sample size was 100 persons.

Results: Results showed that respondent who had health information was about 46%, which had that information from health services was only 56,4%. It was about 63%, mother had to be family planning acseptor with details used: pill (31.8%), injection (52.4%), for each spiral (3.2%), and implan (12.6%). The distribution place to get contraception was midwifes (69.8%), public health center (8.2%), hospital (0.8%), and apotek (19.4%). There was 11.0% mother had miscarriage. There was 100% baby and child have immunization. The immunization status divide into 79% complete immunization and 21% incomplete immunization. Reasons why baby and child had incomplete immunization was there was no time to take baby and child for immunization (24.0%), fear that baby and child got fever (10.0%), it was not the prosedure time (29.0%) and didn’t knew the schedule (37.0%). As many as 64% of respondents admitted to prenatal care in the health care midwives. Frequency of prenatal care is mostly done with the rules of K1, K2, K3, and K4 by 58% of respondents. In conducting deliveries, most of the respondents have committed to the delivery of adequate health services. But of the 100 respondents, there were 36 respondents who are still doing deliveries to the shaman for several reasons such as distance healer with the respondent's house nearby, culture, too late to identify, and the birth process is relatively inexpensive

(5)

LATAR BELAKANG

Di penghujung abad lalu, Indonesia mengalami perubahan besar yaitu proses reformasi ekonomi dan demokratisasi dalam bidang politik. Tidak begitu lama kemudian, tepatnya pada tahun 2000, para pimpinan dunia bertemu di New York dan menandatangani “Deklarasi Milennium” yang berisi komitmen untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan.

Komitmen tersebut diterjemahkan menjadi beberapa tujuan dan target yang dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDGs). Pencapaian sasaran MDGs menjadi salah satu prioritas utama bangsa Indonesia. Pencapaian tujuan dan target tersebut bukanlah semata-mata tugas pemerintah tetapi merupakan tugas seluruh komponen bangsa. Sehingga pencapaian tujuan dan target MDGs harus menjadi pembahasan seluruh masyarakat.

Setiap tahun sekitar 20.000 perempuan di Indonesia meninggal akibat komplikasi dalam persalinan. Kematian pada ibu hamil tersebut sebenarnya dapat dicegah. Biasanya akibat kondisi darurat. Sebagian besar kelahiran berlangsung normal, namun dapat diakibatkan pendarahan dan kelahiran yang sulit. Komplikasi akibat aborsi yang tidak aman menyumbangkan angka 6% dari angka kematian. Perempuan yang tidak memiliki akses terhadap kontrasepsi yang efektif, persalinan yang tidak dilakukan di instansi kesehatan, tenaga persalinan yang kurang dan tidak terlatih, dan ibu hamil yang tidak pernah memeriksakan kehamilannya ke instansi kesehatan merupakan faktor-faktor yang menyebabkan angka kematian ibu semakin tinggi.

Antara 1970 dan 2005, usia harapan hidup di negeri ini rata-rata meningkat sekitar 15 tahun. Anak-anak yang lahir di Indonesia saat ini mengharapkan hidup hingga usia 68 tahun. Usia harapan hidup merupakan salah satu indikator kesehatan walau ada satu ukuran lain yang sangat penting, yaitu jumlah anak-anak yang meninggal. Anak-anak, terutama bayi, lebih rentan terhadap penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat. Mengurangi jumlah kematian anak adalah tujuan MDGs. Target MDGs adalah untuk mengurangi dua pertiga angka tahun 1990. Saat itu, jumlahnya 97 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Target saat ini adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup.

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kondisi kesehatan ibu dan anak di Desa Lengkong, Kabupaten Jember.

(6)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskripsi dimana hanya memperoleh informasi tentang kondisi kesehatan ibu dan anak di Desa Lengkong, Kabupaten Jember. Populasi penelitian ini adalah warga Desa Lengkong, Kabupaten Jember yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Sampel adalah warga Desa Lengkong.

b. Kepala keluarga atau anggota keluarga lain yang paham kondisi keluarga. c. Diatas 15 tahun.

d. Bersedia di wawancarai.

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 KK, dimana sampel diambil secara acak (random sampling). Alokasi proposional dilakukan untuk mengetahui besarnya sampel dari masing dusun dan menghindari pengambilan sampel yang terkonsentrasi pada satu dusun saja. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengundi anggota populasi atau tehnik undian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi data sekunder. Data yang diperoleh dari hasil wawancara maupun pencatatan dokumen dapat disajikan dalam bentuk narasi (textular) yang diperjelas dengan tabel atau gambar/grafik yang kemudian dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Karakteristik responden

Berdasarkan data profil Desa Lengkong, jumlah penduduk pada tahun 2010 tercatat sebesar 7.810 orang. Dimana terdapat 2.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduk Desa Lengkong berjenis kelamin perempuan sebesar 4.207 orang dan yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 3.603 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat fertilitas penduduk di Desa Lengkong Kecamatan Mumbulsari tinggi karena jumlah perempuan lebih banyak daripada jumlah laki-laki. Sebagian besar penduduk dalam usia produktif yaitu sebesar 4.526 orang. Mata pencaharian penduduk Desa Lengkong sebagian besar adalah petani dan pekerja buruh tani (Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2010).

(7)

Tingkat pendidikan terakhir merupakan salah satu indikator tingkat pengetahuan seseorang dan akan mempengaruhi pengambilan keputusan, dimana tingkat pendidikan penduduk Desa Lengkong dapat dikatakan rendah. Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara diketahui seluruh responden tidak memperoleh pendidikan sebagaimana yang diharuskan, yakni wajib belajar sembilan tahun atau lulus hingga jenjang SMP/MTs. 47% hanya lulus SD/MI dan sebagian besar lainnya tidak bersekolah atau tidak lulus SD/MI. Keadaan ini diakibatkan oleh keterbatasan biaya.

Penghasilan dan pendapatan tiap-tiap responden bervariasi, tetapi sebagian besar responden berpenghasilan kurang dari Rp. 875.000 per bulan dengan jumlah 77% responden. Sebesar 54% responden mengeluarkan biaya untuk kesehatan berkisar antara Rp. 20.000-Rp. 50.000.

b. Pelayanan Kesehatan

Responden yang pernah mendapatkan informasi kesehatan sebesar 46%, dimana informasi kesehatan tersebut didapatkan dari penyuluhan kesehatan oleh petugas kesehatan sebesar 56,4%. Dari 100 responden, yang menggunakan alat kontrasepsi atau mengikuti KB sebesar 63%, dimana sebesar 52,4% menggunakan metode suntikan, pil KB sebesar 31,8%, spiral sebesar 3,2% dan implan/susuk sebesar 12,6%. Distribusi responden berdasarkan metode kontrasepsi yang digunakan tersaji dalam Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan metode kontrasepsi yang digunakan

No. Metode KB Jumlah (KK) Persentase

1 2 3 4 Suntik Pil Spiral Implan 33 20 2 8 52,4 31,8 3,2 12,6 % % % % Total 63 100 %

Tempat responden mendapatkan alat kontrasepsi adalah bidan sebesar 69,8%, 19,4% diperoleh dari apotek atau toko obat, 8,2% diperoleh di puskesmas dan 0,8% diperoleh dari rumah sakit. Distribusi responden berdasarkan tempat pelayanan KB tersaji dalam Tabel 2 sebagai berikut :

(8)

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan tempat pelayanan KB

No. Tempat Mendapatkan Pelayanan KB Jumlah (KK) Persentase

1 2 3 4 5 6 Bidan/dokter praktek Posyandu Puskesmas Polindes/bidan desa Rumah sakit Apotek/toko obat 44 12 3 2 1 1 69,8 19,04 4,7 3,17 1,58 1,58 % % % % % % Total 63 100 %

Setiap alat kontrasepsi mempunyai efek samping yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, pemakai alat kontrasepsi biasanya mempunyai keluhan yang berbeda-beda tergantung kondisi hormonal individu yang bersangkutan (Manuaba, 1999). Kebanyakan keluhan yang dialami oleh responden adalah bertambahnya berat badan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebesar 74,6% responden tidak mengalami keluhan akibat penggunaan alat kontrasepsi dan sebesar 25,4% responden mengalami keluhan akibat penggunaan alat kontrasepsi.

Perilaku pemilihan pusat layanan kesehatan tertentu didasari oleh aspek pelayanan kesehatan. Jarak dan besarnya biaya pengobatan menjadi dasar pertimbangan responden dalam memilih pelayanan kesehatan seperti puskesmas, bidan praktek dan mantri praktek. Distribusi responden berdasarkan hambatan saat menjangkau pelayanan kesehatan tersaji dalam Tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan hambatan saat menjangkau pelayanan kesehatan

No. Hambatan Saat Menjangkau Pelayanan Kesehatan Jumlah (KK) Persentase

1 2 3 4 5 Jarak Transportasi Biaya

Tidak ada waktu Lainnya 6 7 36 49 2 6 7 36 49 2 % % % % % Total 100 100 %

c. Kesehatan Ibu dan Anak

Ibu hamil selayaknya memeriksakan kehamilannya secara berkala, minimal 4 kali selama masa kehamilan. Sebanyak 64% responden mengaku melakukan pemeriksaan kehamilan di tenaga kesehatan yaitu bidan. Frekuensi pemeriksaan

(9)

kehamilan tersebut sebagian besar dilakukan dengan aturan K1, K2, K3, dan K4 sebesar 58% responden. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, diketahui pemeriksaan kehamilan oleh ibu hamil kurang sesuai dengan aturannya sebesar 42%. Pelayanan pemeriksaan kehamilan dilakukan di puskesmas, posyandu dan tempat praktek bidan. Distribusi responden berdasarkan frekuensi pemeriksaan kehamilan tersaji dalam Tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan frekuensi pemeriksaan kehamilan

No. Frekuensi periksa kehamilan ke petugas kesehatan Jumlah (KK) Jumlah

1 2

K1 (pemeriksaan 1 kali pada trimester I) K4 (pemeriksaan lengkap pada tiap trimester)

42 58 42 58 % % Total 100 100 %

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap responden di Desa Lengkong Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember diperoleh data sebanyak 89% responden menyatakan tidak pernah mengalami keguguran. Responden yang tahu atau memiliki pengetahuan tentang imunisasi adalah sebesar 88% dan anak yang mendapat imunisasi lengkap yaitu sebesar 79 %. Alasan mengapa anak atau balita tidak mendapat imunisasi lengkap yaitu sebesar 37% menyatakan tidak mengetahui jadwal imunisasi. Distribusi responden berdasarkan alasan balita tidak mendapat imunisasi lengkap tersaji dalam Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan alasan balita tidak mendapat imunisasi lengkap

No. Alasan Tidak Dapat Imunisasi Lengkap Jumlah (KK) Persentase

1 2 3 4

Tidak ada waktu mengantar bayi imunisasi Takut badan bayi menjadi panas

Belum waktunya Lainnya 5 2 6 8 24 10 29 37 % % % % Total 21 100 %

Dalam melakukan persalinan, sebagian besar responden telah melakukan persalinan ke pelayanan kesehatan yang memadai. Namun dari 100 responden, terdapat 36 responden yang masih melakukan persalinan ke dukun karena beberapa alasan seperti jarak dukun dengan rumah responden dekat, budaya, terlambat

(10)

mengidentifikasi, dan proses kelahiran relatif murah. Distribusi responden berdasarkan tempat melakukan persalinan tersaji dalam tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan tempat melakukan persalinan

No. Tempat Melakukan Persalinan Jumlah (KK) Persentase

1 2 3 4 5 Puskesmas Polindes Bidan/dokter swasta Dukun bayi Lainnya 4 1 55 36 4 4 1 55 36 4 % % % % % Total 100 100 % DAFTAR PUSTAKA

Badan Pemberdayaan Masyarakat. 2010. Profil Desa/Kelurahan Lengkong Kecamatan

Mumbulsari. Jember

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Ancan.

Sastroasmoro, S dan Ismael, S. 1995. Dasar-dasar Metode Penelitian Klinis. Jakarta : Binarupa Aksara.

Gambar

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan metode kontrasepsi yang digunakan
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan tempat pelayanan KB
Tabel  5.  Distribusi  responden  berdasarkan  alasan  balita  tidak  mendapat  imunisasi  lengkap
Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan tempat melakukan persalinan

Referensi

Dokumen terkait

Sektor industri pengolahan memiliki keterkaitan ke depan relatif kuat dengan sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; listrik, gas, dan air bersih;

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti3. Pendidikan Pancasila

Dana yang digunakan untuk kredit dimana bank mendapatkan pendapatan dari bunga kredit, adalah dana pihak ketiga, dana dari masyarakat, dimana bank harus memberikan bunga

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa pemaparan daging ayam sampai dengan 6 jam meningkatkan jumlah total bakteri tetapi tidak mempengaruhi pH

Penerapan model pembelajaran pictorial riddle menggunakan media kartu bergambar untuk meningkatkan kompetensi strategis matematis siswa SMP.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Data-data yang dibutuhkan adalah data hidrologi berupa data curah hujan harian, data penyelidikan tanah, peta DAS Sungai Bebeng, peta topografi dan geometri

Data yang diperoleh dari hasil survey lalu lintas terdiri dari volume lalu lintas dalam.. satuan kendaraan, maka diperlukan konversi untuk beberapa jenis kendaraan

Kepada penyedia barang/jasa dan masyarakat umum yang kurang/tidak sependapat atau kurang jelas dipersilahkan menghubungi /menyampaikan sanggahan dan ditujukan kepada Panitia