• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Teknik Pengairan - Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Teknik Pengairan - Fakultas Teknik Universitas Brawijaya"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Webinar #1 Teknik Pengairan 2020

Tantangan Menghadapi Kemarau Panjang

Jurusan Teknik Pengairan - Fakultas Teknik

Universitas Brawijaya

(2)

Kekeringan

peristiwa alam berupa penyimpangan iklim yang

sifatnya sewaktu-waktu yang terjadi apabila curah

hujan berada di bawah normal;

Kekurangan

tidak mempunyai (sesuatu yang diperlukan); tidak

cukup mendapat (beroleh) sesuatu

(3)

Ekstrem Perubahan

Iklim

Analisis Anomali Suhu Udara

Rata-rata Bulan Juni 2020

https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=ekstrem-perubahan-iklim

Berdasarkan data dari 85 stasiun pengamatan BMKG, normal suhu udara bulan Juni periode

1981-2010 di Indonesia adalah 26.6 °C (range normal 20.8 °C - 28.0 °C) dan suhu udara

rata-rata bulan Juni 2020 adalah 27.1 °C.

Dari Pengamatan data 1981-2020, terjadi peningkatan suhu udara rata-rata sebesar 0.5 °C

(Juni 2020 merupakan anomali tertinggi keempat sepanjang periode data pengamatan).

(4)
(5)

Analisis Anomali

Suhu Udara

Rata-rata Tahunan

Anomali suhu udara adalah perbandingan suhu udara pada tahun tertentu, relatif terhadap periode normal, dalam hal ini adalah rentang waktu tahun 1981-2010.

Data menunjukkan, bahwa untuk wilayah Indonesia, tahun 2016 merupakan tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.8°C. Sedangkan tahun 2019

menempati urutan kedua dengan anomali sebesar 0.58°C, dan tahun 2015 di

peringkat ketiga dengan anomali 0.5°C.

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

Tren Suhu

Tren suhu menggunakan data observasi BMKG mulai dari tahun 1981-2018. Suhu di Indonesia secara umum baik suhu minimum, rata-rata, dan maksimum memiliki tren yang bernilai positif dengan besaran yang bervariasi sekitar 0.03 °C setiap tahunnya.

Ini bisa diartikan bahwa suhu akan mengalami kenaikan 0.03 °C setiap tahunnya sehingga dalam 30 tahun lokasi tersebut akan mengalami kenaikan sebesar 0.9 °C.

(11)

Tren Curah Hujan

Tren hari hujan menggunakan data observasi BMKG mulai dari tahun 1981-2018. Tren hari hujan

ini disajikan dalam empat (4) kategori yaitu hari hujan dengan intensitas di atas 1, 20, 50, dan

100 mm/hari dalam setahun.

Tren hari hujan di Indonesia secara umum memiliki tren bernilai positif walaupun di beberapa wilayah bernilai negatif dengan besaran yang bervariasi.

Sebagai contoh di Stasiun

Meteorologi Hasanuddin Makasar memiliki tren positif pada semua besaran intensitas hujannya. Untuk intensitas hujan 20 mm/hari memiliki nilai slope 0.1149 yang berarti hari hujan dengan intensitas 20 mm/hari cenderung bertambah sebanyak 0.1149 hari setiap

tahunnya atau 1.149 hari setiap dekade.

(12)

Proyeksi

Perubahan

Iklim

Peta Proyeksi Iklim

Resolusi Menengah

Wilayah Indonesia

Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG menyediakan informasi berupa data dan peta spasial dari proyeksi perubahan parameter suhu dan curah hujan untuk seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi menengah sekitar 20 km, resolusi tinggi sekitar 5 km, menggunakan skenario IPCC RCP4.5 yang merupakan hasil simulasi model iklim regional pada rentang tahun 2006 sampai 2040 serta pembagian pada periode current (2006-2014), dan periode future (2032-2040). Informasi disediakan dalam bentuk peta yang merupakan anomali / difference dari nilai komposit antar periode (2006-2014 dan 2032-2040).

(13)
(14)
(15)

Perubahan jumlah indeks consecutive dry days musiman

Perhitungan hari

tanpa hujan

(HTH) yang

digunakan

berdasarkan data

GSMaP harian,

sehingga

diperoleh peta

yang lebih detail

untuk

menentukan

wilayah yang

berpotensi terjadi

kekeringan.

(16)
(17)
(18)

Fraksi

Curah

Hujan

merupakan

perbandingan

curah hujan

tertentu

dibandingkan

dengan hari

hujannya

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

Jaknas SDA adalah arahan strategis dalam pengelolaan sumber daya air secara

nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai

dengan tahun 2030.

Acuan bagi menteri dan pimpinan lembaga pemerintah

nonkementerian dalam menetapkan kebijakan sektoral yang

terkait dengan bidang sumber daya air yang ditvangkan dalam

dokumen rencana strategis di bidang tugas masing-masing

sebagai bagian dari rencana pembangunan jangka menengah

nasional.

(26)

Kebijakan

Nasional

Pengelolaan

Sumber Daya

Air

dalam 20 (dua puluh)

tahun ke depan

dilakukan melalui Lima

(5) misi sebagai

berikut:

1. Meningkatkan konservasi sumber daya air

secara terus menerus

2.

Mendayagunakan sumber daya air

untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat 3. Mengendalikan dan mengurangi

daya rusak air 4. Meningkatkan

peran masyarakat dan dunia usaha

dalam pengelolaan sumber daya air 5. Membangun

jaringan sistem informasi sumber daya air nasional

yang terpadu antar sektor dan

(27)

Rencana Strategis

2015-2019

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

(28)

INDONESIA

Potensi air 3,9 Trilyun m3/th Hingga 2014 50 m3per kapita per tahun 178 Bendungan dikelola PUPR Thailand 1.277 m3/kapita Ethiopia 38 m3/kapita 208 Bendungan Hingga 2014 baru 12,68 Milyar m3 http://sda.pu.go.id/bbwssumatera8/wp-content/uploads/2018/10/RENCANA-STRATEGIS-SDA-2015-2019.pdf

(29)
(30)
(31)
(32)

ARAH PENGELOLAAN SDA

2015-2019

PER PULAU DI

INDONESIA

(33)

Strategi

pelaksanaan

konservasi

fisik dicapai

melalui:

Pembangunan 65 bendungan, penyelesaian/lanjutan 16 bendungan, baru 49 bendungan, target 29 bendungan diselesaikan 2015-2019. Dibangun + 1.186 embung/bangunan penampung air lainnya

Rehabilitasi/peningkatan 45 bendungan serta 651 embung dan bangunan penampung air lainnya

Restorasi 42 sungai, revitalisasi 25 danau dan konservasi 34 kawasan rawa

Pembangunan 180 pengendali sedimen (check dam)

Operasi dan pemeliharaan 229 bendungan dan 1.899 embung/situ/bangunan penampung air lainnya

Pemeliharaan sungai, danau, mata air, dan sumber-sumber air alami lainnya

Konservasi air tanah difokuskan pada kawasan yang memanfaatkan air tanah sebagai sumber air baku dan Mendukung revitalisasi Program Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA)

(34)

Pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat dicapai melalui strategi:

Pembangunan dan peningkatan fungsi dan kondisi sarana prasarana pengelolaan air baku

dari kapasitas 51,44 m3/detik menjadi 118,17 m3/detik atau peningkatan sebesar 67,52

m3/detik.

Rehabilitasi fungsi dan kondisi sarana prasarana pengelolaan

air baku kapasitas sebesar 21,76 m3/detik.

Operasi dan pemeliharaan sarana prasarana pengelolaan

air baku kapasitas sebesar 94,75 m3/detik.

Penyediaan air baku diutamakan bersifat regional dengan mempertimbangkan aspek keterpaduan dengan RTRW serta pola dan rencana

pengelolaan SDA dan didasarkan atas desain yang menyeluruh mulai dari unit air baku, unit produksi, hingga unit

distribusi.

Sinkronisasi penyediaan air baku dengan Direktorat

Jenderal Cipta Karya, mencakup: 1) Kawasan Strategis Nasional (KSN); 2) kawasan yang rawan air bersih;

3) kawasan perbatasan, pulau terluar, dan pesisir; 4) kawasan

perkotaan; 5) kawasan pariwisata prioritas; serta kawasan strategis lainnya.

(35)

35

WILAYAH SUNGAI

INDONESIA

19

7

19

WS KEWENANGAN PUSAT (64) WS KEWENANGAN PROVINSI (52) WS KEWENANGAN KABUPATEN/KOTA (12)

11

3

10

8

2

7

BERDASARKAN PERMEN PUPR NOMOR 04/PRT/M/2016

8

0

14

2

0

6

4

0

8

DirJen SDA, 2017

(36)

KEGIATAN UNGGULAN

PEMBANGUNAN IRIGASI

SUMATERA UTARA - DI Batang Batahan (16.000 Ha) LAMPUNG - DI Jabung (7.288 Ha) JAWA BARAT - DI Leuwi Goong

(5.313 Ha) Nusa Tenggara Barat- DI Rababaka Kompleks (14.062 Ha)

KALIMANTAN SELATAN

-DI Batang Alai

(5.000 Ha) SULAWESI SELATAN - DI Baliase (28.000 Ha) PAPUA BARAT - DI Wariori (3.450 Ha) SUMATERA SELATAN - DI Lematang (3025 Ha) SUMATERA BARAT - DI Batang Sinamar (3200 Ha) JAWA TENGAH - DI Slinga (6.696 Ha) ACEH - DI Lhok Guci (18.542 Ha)

2015-2019

KEWENANGAN 2015 2016 2017 2018 2019 PUSAT 130.592 44.675 71.126 148.351 166.429 PROVINSI 10.510 2.826 3.322 109.858 109.858

(37)

KEGIATAN UNGGULAN

REHABILITASI IRIGASI

2015-2019

ACEH - DI Krueng Pase (8.922 Ha) SUMATERA UTARA - DI Sei. Ular (18.500 Ha) SUMATERA SELATAN - DI Komering (8.800 Ha) LAMPUNG - DI Way Seputih (6.120 Ha) JAWA BARAT - DI Rentang

(87.803 Ha) JAWA TIMUR - DI Mrican kanan (17.612 Ha) SULAWESI TENGAH - DI Gumbasa (7.922 Ha) NUSA TENGGARA BARAT

- DI Jurang Sate Hilir (6.439 Ha) SULAWESI SELATAN - DI Saddang (7.143 Ha) PAPUA - DI Kalibumi Kiri (6.400 Ha) KALIMANTAN TENGAH - D.I.R Dadahup (14.000 Ha) KEWENANGAN 2015 2016 2017 2018 2019 PUSAT 391.226 269.243 304.421 249.477 156.679 PROVINSI 35.881 13.356 6.756 309.654 309.654 KABUPATEN 59.551 4.367 14.323 437.726 437.726 JAWA TENGAH - DI Klambu (37.451 Ha) DirJen SDA, 2017

(38)

65 Bendungan (2014-2019) : 16 on-going, 49 bendungan baru Volume Total : 6,52 Milyar m³; Irigasi : 460.382 Ha

Tahun 2019 : 29 Waduk Selesai

Volume Total : 1,8 Milyar m³ , Irigasi : 172.991 Ha

2015

ON GOING: 1. Payaseunara* 2. Rajui* 3. Jatigede* 4. Bajulmati* 5. Nipah* 6. Titab* 7. Marangkayu* 8. Kuningan* 9. Bendo* 10. Gongseng* 11. Tukul* 12. Gondang* 13. Pidekso* 14. Tugu* 15. Teritip* 16. Karalloe* BARU : 1. Keureuto* 2. Sei Gong* 3. Tapin* 4. Paselloreng* 5. Lolak* 6. Raknamo* 7. Rotiklod*

2016

2017

2018

2019

8. Bintang Bano* 9. Mila* 10. Tanju* 11. Sindangheula* 12. Logung* 13. Karian* 1. Napunggete** 2. Ciawi* 3. Sukamahi* 4. Kuwil* 5. Way Sekampung* 6. Cipanas* 7. Leuwikeris* 8. Ladongi* 1. Bener* 2. Tigadihaji* 3. Pamukkulu* 4. Lausimeme* 5. Sidan* 6. Margatiga* 7. Semantok* 8. Way Apu** 9. Temef** 1. Jragung 2. Matenggeng* 3. Lambakan 4. Rokan Kiri* 5. Tiro* 6. Jenelata* 7. Meninting** 8. Kolhua* * Tercantum pada Perpres No. 03 Tahun 2016

** Tercantum pada Perpres No. 58 tahun 2017

1. Rukoh* 2. Baliem 3. Telaga Waja * 4. Mbay* 5. Manikin 6. Bagong* 7. Randugunting* 8. Sadawarna* 9. Pelosika* 10.Bolango Hulu* 11.Riam Kiwa

RENCANA

PEMBANGUNAN BENDUNGAN

2015-2019

SELESAI: Rajui, Jatigede, Bajulmati, Nipah,Titab SELESAI: Paya Seunara, Teritip SELESAI: Raknamo, Tanju, Marangkayu SELESAI: Kuningan, Gondang, Logung, Rotiklot, Sei Gong, Sindang Heula, Mila, Passeloreng, Bintang Bano SELESAI: Keureuto, Bendo, Gongseng, Tukul, Pidekso, Karalloe, Karian, Tapin, Ciawi, Sukamahi DirJen SDA, 2017

(39)

12.617 14.415 19.137 Juml ah T ampun gan ( Mil yar m ³) Tahun 2019 39 WADUK 10,7% NON WADUK 89,3%

KONDISI SAAT INI

WADUK 17,5% NON WADUK 82,5% KONDISI 65 BENDUNGAN SELESAI

TOTAL LUAS IRIGASI : 7.145.168 Ha

Waduk : 761.542 Ha

(10,7 %)

Non Waduk : 6.383.626 Ha Waduk : 761.542 + 460.382 = 1.221.924 Ha (17,5 %) Non Waduk : 5.923.244 Ha 209 238 274 29 Bendungan

Selesai 65 Bendungan Selesai Tahun 2022 Bendungan eksisting Jumlah Bendungan WADUK 13% NON WADUK 87% KONDISI SAAT 29 BENDUNGAN SELESAI Waduk : 761.542 + 172.991 = 934.533 Ha

(13 %)

Non Waduk : 6.210.635 Ha 2019 2022 2014

RENCANA

IRIGASI DIAIRI WADUK

(40)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL

(RPJMN)

(41)
(42)
(43)
(44)
(45)

Terimakasih

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis isi berita tentang penerapan teknologi 4G-LTE dan konvergensi media di Indonesia yang dilakukan oleh Kompas Tekno dalam kurun waktu satu tahun

4.2 Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya..

Ketuntasan hasil belajar ranah pengetahuan dikelas VII-A dan VII-B dapat dilihat pada Tabel 4.5 pada saat sebelum diterapkanimodel pembelajaran (NHT) baik di kelas

Hasil dari tampalan empat peta menghasilkan peta satuan lahan yang terdiri dari 11 buah satuan lahan, total skor dan data luas dari setiap satuan lahan. Data total skor

Dr.H.Ali Ya’kub Matondang M.A yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melanjutkan studi pada Program Study Doktor ilmu ekonomi Univesitas Sumatera Utara.. Kepada

Penelitian ini merupakan penelitian uji analitik komparatif prospektif mengenai kedalaman optimal ETT setelah intubasi endotrakea pada semua pasien yang akan menjalani

Gibson dan Roberfroid (1995) menyatakan bahwa prebiotik adalah bahan makanan yang tidak dapat dicerna dan menguntungkan inangnya dan menstimulasi secara selektif pertumbuhan dan atau

[r]