• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KELAYAKAN PEMBUKAAN CABANG BARU PADA ABUBA STEAK DI BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA KELAYAKAN PEMBUKAAN CABANG BARU PADA ABUBA STEAK DI BOGOR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KELAYAKAN PEMBUKAAN

CABANG BARU PADA ABUBA STEAK DI

BOGOR

Dhimas Mahardhika

Jalan BRI No.5 Komplek BRI, Cipete, Jakarta Selatan – 12410 Indonesia, 0813.11.45.66.11 dhimas.mahardhika@ymail.com

dosen pembimbing :

Dr. Engkos Achmad Kuncoro, SE., MM.

ABSTRACT

Abuba Steak is a restaurant that specialized in the culinary field. The purpose of this analysis is to expand market share of Abuba Steak. In the research of feasibility study will use methods of return of investment such as Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, and Profitability Index. In addition, this study also considers several factors to open new branches, namely: internal aspects, such as: the market and marketing, technical and technological aspects, aspects of management and human resources, and financial aspects, as well as the external aspects, such as: economic, social, and political, juridical aspects, environmental aspects of the industry, and environmental aspects. The results of calculation Moderate scenario in Payback Period is 4 Years 5 Months, Net Present Value of Rp. 9825627463, Internal Rate of Return of 21.357%, and Profitability Index of 1.652, while the tally Optimistic scenario is the Payback Period 4 Year 1 Month, Net Present Value of Rp.18.387.955.681, Internal Rate of Return of 25.460%, and Profitability Index tally of 2.221 and a pessimistic scenario in the payback period is 4 Years 9 Months, Net Present Value of Rp 531 390 647, Internal Rate of Return of 15.053%, and Profitability Index of 1.035. While the results of the consideration of internal and external factors can also be said to be feasible. Depend on the results, it can be concluded that the opening of a new branch project at Abuba Steak in Bogor is feasible.

Key words: Feasibility Study, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, and Profitability Index

(2)

ABSTRAK

Abuba Steak merupakan sebuah restoran yang bergerak di bidang kuliner. Tujuan dilakukannya analisis ini adalah untuk memperluas pangsa pasar Abuba Steak. Dalam penelitian studi kelayakan bisnis akan menggunakan metode pengembalian investasi Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of return, dan Profitability Index. Disamping itu penelitian ini juga mempertimbangkan beberapa faktor untuk membuka cabang baru, yaitu: aspek internal, berupa: aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan SDM, dan aspek keuangan, serta aspek eksternal, berupa: aspek ekonomi, sosial, dan politik, aspek yuridis, aspek lingkungan industri, dan aspek lingkungan hidup. Hasil dari penghitungan skenario Moderat pada Payback Period adalah 4 Tahun 5 Bulan, Net Present Value sebesar Rp. 9.825.627.463, Internal Rate of Return sebesar 21,357 %, dan Profitability Index sebesar 1,652, sementara hasil penghitungan skenario Optimis pada Payback Period adalah 4 Tahun 1 Bulan, Net Present Value sebesar Rp.18.387.955.681, Internal Rate of Return sebesar 25,460 %, dan Profitability Index sebesar 2,221 dan hasil penghitungan skenario pesimis pada Payback Period adalah 4 Tahun 9 Bulan, Net Present Value sebesar Rp. 531.390.647, Internal Rate of Return sebesar 15,053 %, dan Profitability Index sebesar 1,035. Sementara hasil pertimbangan terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan juga dapat dikatakan layak. Atas hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa proyek pembukaan cabang baru pada Abuba Steak di Bogor dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Kata Kunci: Studi Kelayakan Bisnis, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Profitability Index

PENDAHULUAN

Menurut Agus Muharram (2012) Tingkat pendidikan di Indonesia ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi berwirausaha bagi sarjana yang baru lulus. Pemerintah mengumumkan ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang di Indonesia, makin tinggi efek negatifnya yang ditandai menurunnya semangat dan motivasi mereka menjadi wirausahawan baru. Itu lah sebabnya diperkirakan masih banyak sarjana diploma maupun sarjana S-1 yang menganggur. Ke depan, jumlahnya kemungkinan akan terus meningkat dari sekitar 241,5 juta jiwa penduduk Indonesia, jumlah angkatan kerja sebanyak 117,37 juta jiwa, sedangkan yang telah bekerja hanya sejumlah 109,67 jiwa orang.Menurut data BPS (Agustus 2011) Berarti terdapat sekitar 7,70 juta orang yang menganggur, atau sekitar 6,56% dari total angkatan kerja. Di antara mereka yang menganggur, sebanyak 492.343 orang memiliki latar belakang pendidikan perguruan tinggi. Atas hal tersebut menyebabkan terhambatnya perkembangan kegiatan berbisnis di Indonesia.

Menurut A.B Susanto (2009, p2) Kegiatan berbisnis sangat dibutuhkan bangsa Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, karena terbukti mampu menjadi salah satu motor penggerak roda ekonomi suatu negara. Selain itu seorang wirausahawan mampu menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru sehingga memudahkan upaya pemerintah mengurangi masalah pengangguran. Dengan ini manusia bisa menghasilkan berbagai macam produk baru maupun jasa sebagai pemenuh kebutuhan manusia.

Dalam menghasilkan produk atau jasa pebisnis harus memiliki nilai khas tersendiri tergantung dari bidang usaha yang akan dijalankan. Bidang usaha berjenis produk merupakan pilihan yang strategis bagi pebisnis, terutama pada produk makanan kuliner. Bisnis ini sangat sering dijumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa bisnis kuliner tidak akan pernah hilang dari peradaban manusia. Manusia membutuhkan makan sebagai sumber utama energi untuk

(3)

menjalankan kegiatan aktifitas kesehariannya. Salah satu makanan yang paling digemari di Indonesia adalah steak. Steak adalah makanan yang menyajikan sekarat daging yang teknik pembuatannya dengan cara di panggang atau di goreng. Steak memiliki aneka macam menu pilihan, mulai dari sirloin steak, tenderloin steak, chicken steak, grill kakap, dan lainnya.

Abuba Steak adalah contoh restoran steak yang sudah berdiri sejak tahun 1991. Abuba Steak awalnya merupakan usaha makanan kaki lima yang berada di Jalan Kemang Raya 1. Sebagai owner dari Abuba Steak, Abubakar dikenal sebagai pelopor yang berani untuk merintis usaha makanan ala barat yaitu steak yang terkenal hanya dapat dikonsumsi kalangan kelas atas. Saat ini seiring berjalannya waktu kompetitor Abuba Steak mulai bermunculan, sebagai contoh :

Outback Steak, Holycow Steak House, Fiesta Steak, Warung Steak, American Grill, Rosemary Steak & Grill, New Ribs dan Joni Steak.

Fenomena makin menjamurnya bisnis restoran steak ini membuat persaingan dibidang kuliner tersebut semakin bertambah ketat. Atas dasar tersebut pebisnis dituntut harus memiliki sikap kreatif, inovatif, dan mampu memanfaatkan peluang untuk terus bisa memancing konsumen agar bisa bersaing dengan kompetitor baru dan meraup konsumen yang lebih luas.

Berbicara persaingan berarti sama saja membahas mengenai strategi pengembangan bisnis. Salah satu strategi pengembangan bisnis adalah strategi pembukaan cabang baru untuk memperluas daya saing dan menciptakan peluang bisnis. Strategi ini juga di implementasikan oleh Abuba Steak, pada tahun 1992, Abuba Steak pindah lokasi restoran ke Jalan Cipete Raya No.6 Jakarta Selatan, dengan pemindahan lokasi tersebut perkembangan usaha bisnis Abuba Steak semakin berkembang pesat dan kebanjiran pelanggan, dengan tercatat menurut data PT.Abuba jumlah pengunjung Abuba Steak adalah sekitar 300 orang per harinya. Dengan data tersebut pada tahun 2008 Abuba Steak berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen agar bisa mengantisipasi lonjakan pengunjung yang cukup besar tiap harinya dengan pindah lokasi kelahan yang lebih besar dengan luas 4500 meter persegi di Jalan Cipete Raya No. 14A. Setelah perpindahan ketiga tersebut menurut data PT.Abuba bulan januari, 2012 jumlah pengunjung mengalami peningkatan signifikan sebesar 14.000 orang per bulannya. Sehingga pada saat ini PT.Abuba rutin menggarap segmen yang lebih luas dengan membuka cabang-cabang baru yang tersebar di Jakarta dan Bandung. Dilakukannya pembukaan cabang baru ini disebabkan dari beberapa faktor yang sudah direncanakan, berikut adalah beberapa faktornya: Menjadi leader restoran Steak di Indonesia dengan tag line "The Real Indonesian Steak", memperluas pangsa pasar baik didalam negeri maupun diluar negeri, dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Berikut akan dipaparkan lokasi outlet Abuba Steak beserta tahun berdirinya : Kelapa Gading (2004), Pluit (2005), Menteng (2007), Bandung (2008), Serpong (2009), Tebet (2010), Greenville (2010), Gajahmada (2011), dan terakhir di Bintaro (2012)

Sesuai dengan visi dan misi PT.Abuba Menjadi restoran steak nomor 1 di dunia yang selalu ber-oriented terhadap good quality product and service excellent dan juga selalu mengembangkan atmosphere restoran dengan melakukan re-modeling mengikuti trend yang ada. Dengan ini Abuba Steak perlu strategi pengembangan usaha dengan membuka cabang di berbagai kota-kota besar, yakni salah satu nya akan dibuka cabang di Bogor.

Dalam pembukaan cabang baru pada Abuba Steak juga diperlukan modal yang tidak sedikit, modal tersebut bisa didapat dari modal sendiri atau meminjam dari bank ataupun juga mencari pihak luar untuk bekerjasama menginvestasikan modalnya. Sebelum rencana tersebut dijalankan perlu dilakukan suatu analisis studi kelayakan agar PT.Abuba terhindar dari kerugian yang sangat besar dari proyek pengembangan bisnis ini.

Berdasarkan urain tentang permasalahan tersebut, maka skripsi ini akan mengkaji tentang kelayakan pengembangan bisnis, untuk mengetahui layak atau tidak membuka cabang baru pada usaha tersebut dengan mengambil judul “Analisa Kelayakan Pembukaan Cabang Baru pada Abuba Steak di Bogor“

(4)

Maka identifikasi masalah akan dirumuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah faktor-faktor utama yang harus dipertimbangkan Abuba steak dalam membuka cabang baru ?

2. Bagaimana identifikasi kelayakan rencana pembukaan cabang baru dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan SDM, aspek ekonomi, sosial, dan politik, aspek lingkungan hidup, aspek yuridis, aspek lingkungan industri, dan aspek keuangan ?

3. Berdasarkan aspek keuangan bagaimana dengan kelayakan usaha apabila dilihat dari Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI) ?

Dan tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam membuka cabang baru pada Abuba steak.

2. Untuk mengetahui kelayakan rencana pembukaan cabang baru dari dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan SDM, aspek ekonomi, sosial, dan politik, aspek lingkungan hidup, aspek yuridis, aspek lingkungan industri, dan aspek keuangan. 3. Untuk mengetahui kelayakan bisnis dilihat dari aspek keuangan, yaitu Payback Period (PP),

Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Profitability Index (PI).

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan Deskriptif. Pendekatan Deskriptif, digunakan untuk mengetahui dan dapat menjelaskan karakteristik dari variabel yang akan di teliti. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah dengan cara survey, yaitu melakukan pengumpulan data secara luas dengan turun langsung ke lapangan untuk memperoleh data secara faktual. Dan variabel dalam skripsi ini adalah studi kelayakan bisnis, payback period, Internal rate of Return, Net Present Value, dan Profitability Index.

Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan dua cara, pertama Observasi, yaitu melakukan studi terencana melalui penglihatan dan pengamatan secara langsung kepada subjek penelitian dalam hal ini adalah Abuba Steak, sementara cara kedua adalah dengan wawancara, yaitu melakukan percakapan antara dua orang atau lebih secara sistematis untuk mendapatkan informasi di dalam subjek penelitian.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode Pengembalian Investasi, karena dalam studi kelayakan bisnis ini aspek keuangan merupakan aspek komponen paling utama dalam mengukur optimasi rencana pengembangan usaha, dimana dalam metode tersebut akan mengukur 4 aspek, yaitu Payback Period (PP), Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), dan Profitability Index (PI).

Dalam pengembangan usaha ini diperlukan beberapa hal yang mendukung untuk proyek studi kelayakan bisnis, yaitu sumber dan jumlah modal investasi, perhitungan neraca, pembuatan laporan laba/rugi, perkiraan proyeksi skenario moderat, optimis dan pesimis, penghitungan profit margin, dan terakhir adalah penghitungan cash flow. Penghitungan tiga skenario moderat, optimis, dan pesimis diukur berdasarkan historical Abuba Steak dan tingkat inflasi negara, dimana bisa di hasilkan tingkat seberapa lama pengembalian investasi di masing skenario yang sudah diramalkan.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan membuat Aktiva Tetap Berwujud. Evaluasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan dana yang diperlukan untuk proyek pembukaan cabang baru pada Abuba Steak. Tahap kedua alaha menghitung dan mengukur kebutuhan Modal Kerja dalam setahun pertama rencana ekspansi tersebut. Berikut akan dijelaskan jumlah dana keseluruhan investasi :

Jumlah Dana Investasi = Dana Modal Aktiva tetap + Dana Modal Kerja = Rp. 10.544.720.000 + 4.505.248.000

= Rp. 15.049.968.000

Setelah itu maka peneliti akan melakukan analisis proyeksi penjualan 10 tahun kedepan setelah proyek dijalankan, dengan menggunakan metode trend linier, berikut rumusnya :

a =

a = 30.955.000.000/ 4 b = 2.135.000.000 / 10

a = 7.738.500.000 b = 213.500.000

Jadi persamaan regresinya, adalah : Y = a + bx

Y = 7.738.750.000+213.500.000 x

Tabel 4.3 Perkiraan Penjualan Tahun Perkiraan Penjualan

2012 8.379.000.000 2013 8.592.500.000 2014 8.806.000.000 2015 9.019.500.000 2016 9.233.000.000 2017 9.446.500.000 2018 9.660.000.000 2019 9.873.500.000 2020 10.087.000.000 2021 10.300.500.000

Kemudian langkah selanjutnya adalah memperkirakan pengembalian investasi kedalam proyeksi 3 skenario, yaitu moderat, optimis, dan pesimis. Dimana dalam ke 3 skenario tersebut akan dihitung melalui metode Payback Period (PP), Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), dan Profitability Index (PI)

1. Penghitungan Metode Payback Period:

2. Pengitungan Metode Internal Rate of Return:

(6)

4. Pnghitungan Metode Profitability Index

Berikut adalah hasil penghitungan 3 proyeksi skenario studi kelayakan bisnis pada aspek keuangan: 1. Skenario Moderat

Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi Moderat No Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan

1 PP 10 Tahun 4 Tahun 5 Bulan Diterima

2 NPV Positif Rp 9.825.627.463 Diterima

3 IRR 11,50% 21,35762192 % Diterima

4 PI PI > 1 1,652867 Diterima

2. Skenario Optimis

Tabel 4.29 Hasil Pehitungan Metode Penilaian Investasi Optimis No Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan

1 PP 10 Tahun Diterima

2 NPV Positif Rp.18.387.955.681 Diterima

3 IRR 9% 25,46006881 % Diterima

4 PI >1 2,221793 Diterima

3. Skenario Pesimis

Tabel 4.38 Hasil Perhitumgan Metode Penilaian Investasi Pesimis No Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan

1 Payback Period 10 Tahun Diterima

2 NPV Positif Rp 531.390.647 Diterima

3 IRR 15% 15,053536315 % Diterima

4 PI PI >1 1,0353 Diterima

Dan dapat dihasilkan melalui Implikasi Solusi Terpilih, makan hasilnya adalah Abuba Steak dinyatakan layak untuk membuka cabang baru di Bogor. Berikut akan dijelaskan ke dalam tabel Implikasi Solusi Terpilih dari 8 aspek penilaian studi kelayakan bisnis:

Tabel 4.39 Implikasi Solusi Terpilih

No Aspek Hasil Keputusan

1 Aspek Pasar dan Pemasaran a) Proyeksi Penjualan b) Analisis Pesaing c) Bauran Pemasaran d) STP

Layak

2 Aspek Teknis dan Teknologi a) Metode Perbandingan Eksponensial b) Saluran Distribusi dan Layout c) Peralatan Operasional

Layak

3 Aspek Manajemen dan SDM a) Perencanaan SDM

b) Struktur dan Uraian pekerjaan c) Tingkat Gaji Karyawan

Layak

4 Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik

a) Dapat menambah pajak daerah dan meningkatkan GNP

b) Mengurangi pengangguran

Layak

5 Aspek Yuridis a) Surat izin usaha dalam proses Layak

6 Aspek Lingkungan Industri a) Keunggulan kompetitif Layak

7 Aspek Lingkungan Hidup a) AMDAL sesuai UU Layak

(7)

b) Metode penilaian investasi

SIMPULAN DAN SARAN

Bedasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Dalam menentukan proyek pembuatan restoran cabang baru Abuba Steak akan mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu: Dekat dengan pasar, ketersediaan trasnportasi untuk konsumen, sikap pelanggan, sumber bahan baku, sumber air, dan sumber tenaga kerja.

2. Aspek Pasar dan Pemasaran

Dengan bentuk pasar persaingan sempurna, maka perusahaan dapat bersaing dengan baik. Produk makanan dari Abuba Steak memiliki keunggulan dan differensiasi dalam segi ciri khas rasa produk, porsi yang banyak, dan harga bersaing dalam menghadapi kompetitor sejenis. Selain itu faktor banyaknya permintaan pelanggan untuk membuka cabang baru di Bogor, maka peluang pasar untuk cabang baru akan semakin meningkat, tetapi jumlah peningkatan penjualan Abuba Steak cenderung turun dan konstan setelah tiga tahun operasional.

3. Aspek Teknis dan Teknologi.

Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek teknis, Bogor adalah lokasi yang sangat tepat untuk menjalankan rencana proyek pembukaan cabang baru kesepuluh Abuba Steak. Dan untuk kedepannya Abuba Steak di harapkan memiliki beberapa supplier lagi.

4. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia

Dengan perencanaan sumber daya manusia dan struktur organisasi beserta deskripsi pekerjaan yang jelas, maka kelancaran proses kegiatan operasional restoran akan berjalan sesuai prosedur. Selain itu Abuba Steak selalu memberikan pembekalan pelatihan terhadap calon karyawan baru.

5. Aspek Ekonomi, sosial, dan politik

Berdasarkan analisis di bab sebelumnya, maka aspek ini akan membawa pengaruh yang besar di bidang sosial dengan membuka lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitar lokasi restoran, serta bisa sedikit mengurangi angka pengangguran di Bogor dan menambah perpajakan daerah.

6. Aspek Yuridis

Dengan adanya kelengkapan tahap perizinan maka Abuba Steak sudah memiliki dasar legalitas hukum secara sah.

7. Aspek Lingkungan Industri

Produk sudah dikenal dalam industri sehingga mempermudah produk untuk dapat bersaing dengan industri kuliner. Selain itu dengan adanya diferensiasi produk maka akan menjadi keunggulan dan nilai tersendiri bagi Abuba Steak.

8. Aspek Lingkungan Hidup

Segala proses operasional Abuba Steak tidak menimbulkan sampah dan limbah, hal ini karena sampah yang dihasilkan dari restoran Abuba Steak merupakan sampah organik. Selain itu kepulan asap hasil pembakaran daging steak juga tidak mencemari udara karena adanya penetral asap. 9. Aspek Keuangan

Untuk menilai kelayakan yang akurat digunakan analisis sensitivitas dengan dibuat menjadi tiga skenario sensitivitas:

a. Asumsi skenario moderat denganPayback Period (PP), menunjukkan hasil 4 tahun,dan 5 bulan, Net Present Value (NPV) menunjukkan hasil positif Rp 9.825.627.463, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 21,357 %, dan Profitability Index (PI) sebesar 1,652. Sehingga pada perhitunggan skenario moderat dinyatakan layak.

b. Asumsi skenario optimis dengan Payback Period (PP), menunjukkan hasil 4 Tahun,dan 1 Bulan, Net Present Value (NPV) menunjukkan hasil positifRp.18.387.955.681, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 25,460 %, dan Profitability Index (PI) sebesar 2,221. Sehingga pada perhitunggan skenario dinyatakan layak.

c. Asumsi skenario moderat dengan Payback Period (PP), menunjukkan hasil 4 Tahun, dan 9 Bulan, Net Present Value (NPV) menunjukkan hasil positif Rp 531.390.647, Internal Rate of

(8)

Return (IRR) sebesar 15,053 %, dan Profitability Index (PI) sebesar 1,0353. Sehingga pada perhitunggan skenario pesimis dinyatakan layak.

Sehingga saran yang dapat diberikan, adalah:

1. Untuk rencana jangka panjang sebaiknya Abuba Steak secara konsisten memperluas target bisnis dengan membuka cabang baru di tempat strategis lainnya selain di Jakarta.

2. Sistem pendanaan disarankan lebih terbuka, sehingga dapat mengundang investor untuk berpartisipasi mengembangkan proyek cabang baru diluar jawa.

3. Sebaiknya perusahaan segera merealisasikan rencana ekspansi pembukaan cabang baru restoran Abuba Steak di Bogor, karena dari segala segi aspek terutama aspek keuangan yang sudah di jelaskan diatas, menyatakan bahwa rencana ini layak untuk dijalankan.

4. Perusahaan diharapkan mengembangkan inovasi produk lebih bervariasi dari pada saat ini dengan memperhatikan kejenuhan terhadap produk saat ini, sehingga dapat menaikkan omset penjualan. 5. Mencari Supplier yang sama dengan harga dan kualitas yang sama di satu titik lokasi cabang baru,

agar proses distribusi bahan baku lebih efektif dan efisien.

6. Mempertahankan prinsip pengolahan tradisional yang ada saat ini karena itu adalah ciri khas spesifik dari Abuba Steak.

REFERENSI

Abdul, Halim. (2005). Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta.

Boone, Louis E. Kurtz, David L. (2007). Pengantar Bisnis Kontemporer. Buku 2. Salemba Empat, Jakarta.

Boone, Louis E. Kurtz, David L. (2008). Pengantar Bisnis Kontemporer. Buku 1. Salemba Empat, Jakarta.

Umar, Husein. (2005). Studi Kelayakan Bisnis. Cetakan Kesepuluh. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Keown, J. Arthur, Scott, Martin dan Petty. (2011). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan. Edisi Kesepuluh. Indeks, Jakarta.

Kotler, Phillip and Keller, Kvin Lane. (2009). Marketing Management 13thEdition. Prentice Hall.

Susilowati, Kartika D.S (2006). Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha.Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, Vol.2,ISSN 1858-2265, 34. Sumber http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21062935.pdf

RIWAYAT PENULIS

Dhimas Mahardhika lahir di kota Jakarta pada 17 September 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Manajemen pada tahun 2012.

Gambar

Tabel 4.3 Perkiraan Penjualan  Tahun  Perkiraan Penjualan
Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi Moderat

Referensi

Dokumen terkait

Tindakan Larvasidasi Masal de- ngan menggunakan Abate SG 1 ppm pada daerah endemis DHF sebagai upaya pencegahan ke arah suatu wabah atau kenaikan kasus pada saat

Jadi untuk mengetahui selengkapnya hasil perhitungan persentase kategori penilaian tiap aspek dalam variabel Analisis Layanan Infromasi Tentang Akhlak Mulia Pada

48 sumur pada microplate diisi dengan sel darah merah yang terinfeksi, dan 48 sumur lainnya diisi dengan sel darah merah yang tidak terinfeksi (kontrol) 100 µl tiap sumur

Berdasarkan hasil analisa permasalahan yang ada, dapat dilakukan penyelesaian dengan menambah smart camera unit sebagai pokayoke pada inspection system mesin cut valve

Model empirik konsumsi bahan bakar kendaraan memiliki keterbatasan dalam penerapannya karena menggunakan parameter yang terbatas, sehingga hanya cocok digunakan untuk

Sadu wicara puniki anggen ngrereh data sane kapertama indik kawentenan nganggen sor singgih basa ritatkala mabebaosan ring pepruman olih kramaDesa Adat Ayunan, sane

Setiap kelas dalam bahasa pemrograman Java ini kemudian menghasilkan sebuah prototipe sistem informasi bisnis koperasi susu yang dapat digunakan untuk menyimpan data

Wallpaper murah terbaru terdapat pada toko kami, karena memang kami selalu menyuguhkan jenis wallpaper- wallpaper terbaru supaya kami bisa memberikan pelayanan kepada para