Abstrak — Ketatnya persaingan kredit di segmen mikro mendorong perbankan semakin inovatif memberikan pelayanan kepada nasabah. PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) berinisiatif akan mendirikan ’kantor cabang’ di atas kapal yang memberikan layanan kas dan perbankan. Kantor tersebut rencananya akan menjangkau sejumlah pulau terpencil di kawasan kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang infrastrukturnya masih lemah. Karena kendala tersebut maka pengiriman uang menjadi lambat dan akan menyebabkan high cost yang mengakibatkan bank akan mengalami peningkatan biaya. Berangkat dari permasalahan di atas, tujuan dari Karya Tulis ini adalah mendesain kapal layanan perbankan untuk PT. BRI di daerah NTT dengan menentukan ukuran kapal optimum dengan biaya minmum. Ukuran utama kapal optimal yang didapatkan adalah Lwl = 23.14 m, Lpp = 22.25 m, B = 6 m, H = 3.25 m, T = 2.45 m, dengan biaya pembangunan sebesar Rp 12,186,362,698.59. Dari data kapal tersebut kemudian dibuat Lines Plan, General Arrangement, serta Safety Plan.
Kata kunci : Kapal layanan perbankan; Daerah Nusa Tenggara Timu; Kantor unit BRI
I. PENDAHULUAN
ank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Sampai sekarang Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 tetap konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK (Kredit Usaha Kecil) pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar. Berikut realisasi penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk tahun 2013 sebesar 60.601 triliun [1].
Ketatnya persaingan kredit di segmen mikro mendorong perbankan semakin inovatif memberikan pelayanan kepada nasabah. Begitu pula BRI akan menyediakan layanan kantor terapung guna menjangkau nasabah di daerah-daerah terpencil. Di tahap awal, kantor terapung ini akan melayani daerah kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Layanan ini merupakan salah satu terobosan mengatasi minimnya infrastuktur di wilayah Indonesia Timur.
Metode ini juga merupakan cara BRI menjemput bola. Tingginya persaingan mendorong bank spesialis kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ini lebih proaktif dalam menciptakan bisnis di daerah terpencil dan memperluas basis nasabah. BRI berani menghadirkan layanan ini karena sudah memiliki operasional yang efisien. Sehingga penambahan kantor apung tidak akan berpengaruh pada Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Per Desember 2012, BOPO BRI mencapai 59,83% atau lebih rendah dari rata-rata BOPO perbankan yang mencapai 78% [2].
Dengan adanya kapal layanan perbankan ini nantinya diharapkan nasabah yang masih belum terjangkau oleh perbankan dipulau mereka tinggal akan lebih mudah dalam mengangkses layanan perbankan dan meningkatkan kualitas layanan disetiap kantor unit bank.
II. STUDI PUSTAKA A. Proses Desain Kapal
Gambar 1 Diagram spiral design
Proses pada desain kapal adalah proses yang berulang. Berbagai analisis dilakukan secara berulang untuk mendapatkan detail yang maksimal ketika proses desain dikembangkan, hal ini disebut sebagai desain spiral yang secara umum digambarkan pada Gambar 1. Secara umum desain spiral digolongkan menjadi 4 tingkatan [3], yaitu :
•
Concept Design•
Premilinary Design•
Contract Design•
Detail DesignB. Perbankan
Bank berfungsi sebagai pengumpul dana, pemberi kredit dan menjadi perantara di dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Undang-Undang Nomor 7 t ahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998, pengertian bank adalah sebagai berikut : “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
Perancangan Kapal Layanan Perbankan Untuk Pulau
Terpencil Di Kawasan Kepulauan Nusa Tenggara Timur
Zendi Bayu Pradana dan Hesty Anita Kurniawati
Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: tita@na.its.ac.id
C. Unit Kerja Bank
Unit kerja bank secara umum dapat dikatagorikan kedalam beberapa kelompok. Berikut beberapa unit kerja bank berdasarkan peranannya [4] masing-masing :
1. Kantor Cabang (KC) adalah kantor Bank yang secara langsung bertanggung jawab kepada kantor pusat Bank yang bersangkutan, dengan alamat tempat usaha yang jelas dimana KC tersebut melakukan usahanya.
2. Kegiatan Pelayanan Kas (KPK) adalah kegiatan kas dalam rangka melayani pihak yang telah menjadi nasabah Bank, meliputi antara lain: Kas K eliling, payment point dan perangkat Perbankan Elektronis
D. Layanan Perbankan
Secara umum layanan perbankanyang ada pada adalah sebagai berikut :
1. Perbankan yaitu kegiatan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2. Kas Ke liling yaitu k egiatan p elayanan kas s ecara berpindah-pindah dengan menggunakan alat transportasi atau pada lokasi tertentu secara tidak permanen, antara lain kas mobil, ka s t erapung a tau konter bank non permanen.
E. Pelaksana Kerja
Berikut tugas masing-masing dari setiap pelaksana kerja disetiap kantor unit [5]:
• Kepala Unit
Melaksanakan fungsi manajemen di Kantor Unit dalam mengimplementasikan strategi pengembangan kinerja bisnis mikro de ngan menciptakan da n memanfaatkan pe luang untuk mencapai (Rencana Kerja dan Anggaran) RKA da n meningkatkan pertumbuhan bisnis mikro.
• Mantri
Melaksanakan p emasaran produk K antor U nit (pinjaman, s impanan d an jasa bank lainnya) dan melaksanakan pembinaan, penagihan, dan pengawasan pinjaman mulai dari pinjaman dicairkan sampai lunas. • Deskman Unit / Assisten Mantri KUR
Merencanakan d an melaksanakan ak tivitas p enawaran dan pe njualan KUR M ikro ke pada c alon d ebitur dan melaksanakan aktivitas p enagihan secara e fektif dan efisien terhadap debitur KUR Mikro yang bermasalah atau yang memiliki indikasi akan bermasalah.
• Customer Service
Memberikan p elayanan a dministrasi k epada nasabah atau calon nasabah yang akan menggunakan jasa perbankan dan memberikan informasi k epada n asabah at au cal on nasabah mengenai produk BRI Unit.
• Teller
Memberikan pelayanan transaksi kas baik penerimaan setoran, pengambilan maupun pembayaran dari nasabah, melakukan pengurusan kas Kantor Unit bersama Kepala Unit untuk mengamankan asset dan melakukan kegiatan pemeriksaan fisik uang untuk memastikan keaslian uang yang diterima.
F. Metodologi Penelitian
Dalam bab Metodologi Penelitian ini akan dibahas langkah-langkah analisis perhitungan, metode yang digunakan, dan model penelitian yang dipakai. Perancangan dilakukan dengan pengecekan variasi ukuran utama, kemudian dari ukuran utama yang didapat dilakukan perhitungan teknis untuk mengetahui apakah ukuran utama tersebut memenuhi batasan-batasan yang ditentukan atau tidak.
Perhitungan teknis meliputi perhitungan hambatan, power, berat kapal, trim, freeboard, dan stabilitas. Setelah dilakukan perhitungan teknis dan didapatkan ukuran utama kapal yang optimal langkah selanjutnya adalah dibuat rencana garis, rencana umum dan safety plan.
Setelah didapat ukuran utama optimal dan komponen yang diperluikan maka dapat dihitung biaya pembangunan kapal.
III. ANALISIS TEKNIS
Dalam Jurnal ilmiah ini pengambilan data dalam survey lapangan dilakukan di beberapa kantor unit dan Plaza BRI Tower, Kota Surabaya.
A. DESAIN AWAL
Data yang diambil diantaranya : 1. Ruang Pimpinan : Luasan : 7.5 m2
2. Ruang Mantri : Luasan : 7.5 m2
3. Ruang Pelayanan : Luasan : 22.75 m2
4. Ruang Berkas : Luasan : 8 m2
5. Ruang Brankas : Luasan : 4 m2
Dari luasan yang didapat sebelumnya, dibuat desain awal.. Ukuran awal kapal dari desain awal seperti yang ada pada Gambar 2. adalah :
1. Lpp = 18.74 m 2. B = 5.00 m 3. H = 3.00 m 4. T = 2.25 m
Gambar 2 Desain Awal B. PERENCANAAN CREW
Kapal layanan perbankan ini direncanakan memiliki 14 orang crew. Yang dibedakan menjadi dua bagian yaitu Marine
(Pegawai Bank) yang terdiri dari 10 orang. Berikut uraian dari keseluruhan crew kapal layanan perbankan :
1. Marine Crew :
• Kapten = 1 Orang • Mualim = 1 Orang • Chief Engine = 1 Orang • Electrical = 1 Orang 2. Non Marine Crew :
• Kaunit = 1 Orang • Mantri = 1 Orang • Teller = 2 Orang • Customer Service = 1 Orang • Satpam = 4 Orang
• OB = 1 Orang
C. PERENCANAAN RUTE
Kapal layanan perbankan ini direncanakan akan berlabuh di 7 pulau, diantaranya : Pulau Timor Barat, Pulau Rote, Pulau Raiju, Pulau Sumba, Pulau Flores, Pulau Lewaleba dan Pulau Alor. Kapal berlayar seminggu sekali dengan hari kerja dari senin sampai kamis. Rute yang dilalui kapal layanan perbakan terlihat pada gambar 3 berikut.
Gambar 3 Rute Pelayaran
Dari rute pada gambar 3 diatas, kapal melakkan layanan yang berbeda-beda disetiap titiknya atau pulaunya. Tergantung apakah pada pulau tersebut memiliki sebuah kantor unit apa tidak. Pada gambar disimbulkan (sb) A – E yang selanjutnya akan dijabarkan pada Tabel 1 beserta dengan jenis layanannya.
Tabel 1 Perencanaan Layanaan Tiap Pulau
Sb Hari Jenis
Layanan Rute
Kota
Layanan Waktu
A Senin Perjalanan Kupang -
Rote - 06.00 – 09.00
Perbankan - Rote 09.00 – 16.00
Perjalanan Rote -
Sabu - 16.00 – 20.00
B Selasa Perbankan - Sabu 08.00 – 14.00
Perjalanan Sabu
-Waingapu - 14.00 – 21.30
C Rabu Perbankan
dan Kas - Waingapu 08-00 – 14.00
Perjalanan Waingapu
- Ende - 14.00 – 20.30
D Kamis Perbankan
dan Kas - Ende 08.00 – 14.00
Perjalanan Ende -
Lewaleba - 14.00 – 21.30
E Jumat Perbankan - lewaleba 07.00 – 11.00
Peralanan Lewaleba - Alor - 12.45 – 17.15 Kas - Alor 17.15 – 17.30 Perjalanan Alor - Kupang - 17.30 – 02.30 D. PERHITUNGAN AWAL
Dari desain awal dihitung mulai perhitungan awal yang terdiri dari: perbandingan dimensi, froude Number, koefisien Blok, koefisien midship, koefisien prismatic, koefisien
waterplan, Longitudinal Center Bouyency dan displasemen.
E. HAMBATAN DAN DAYA
Setelah melakukan perhitungan awal, kemudian dilanjutkan menghitung hambatan menggunakan metode Savitsky [6]. Dari hambatan tersebut dapat ditentukan BHP dari kapal. Untuk mencari BHP, dimulai dengan mencari daya yang keluar dari Propeler yaitu EHP. Dari EHP tadi dibagi dengan efisiensi-efisiensi sehingga muncul BHP. Dengan BHP inilah dapat memilih mesin yang akan dipakai.
F. LWT (LIGHT WEIGHT TONNAGE)
LWT adalah berat kapal kosong terdiri dari berat kapal sampai geladak teratas, berat bangunan atas (forecastle, poop,
navigation, boat, bridge, dan wheel house). LWT terdiri dari :
berat mesin, berat generator, berat propulsi, berat material, berat perlengkapan. Dari hasil perhitungan didapatkan LWT sebesar 114.443 ton
G. DWT (DEAD WEIGHT TONNAGE)
DWT adalah muatan maksimum yang dapat diangkut satuan dalam Ton. Dalam perhitungan ini meliputi: berat kru. berat fresh water, berat fuel oil, berat lubrication oil dan berat
provision. Dari hasil perhitungan didapatkan DWT sebesar
60.745 ton.
H. PENGECEKAN
Setelah perhitungan selesai dilakukan kemudian diakukan pengecekan ukuran utama kapal dengan memenuhi batasan-batasan [7] :
1. Hukum Archimedes, perbedaan gaya berat harus lebih kecil 0 % - 5% dari gaya angkat kapal. Pada perhitungan didapatkan harga gaya berat sebesar 175.19 ton lebih kecil 3.57% dari gaya angkat yang harganya sebesar 18167 ton maka memenuhi.
2. Trim, batasan untuk trim adalah didasarkan pada selisih harga mutlak antara LCB dan LCG, dengan batasan ≤ 0,1% x Lwl. Dari perhitungan didapatkan nilai trim
adalah 0,11 m sedangkan batasan trim maksimal adalah 0,18 m. Trim dari perhitungan tidak melebihi syarat maksimal, maka trim memenuhi.
3. Freeboard, batasan Fba ≥ Fb’. Hasil perhitungan yang didapat dan telah memenuhi syarat tersaji pada Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2 Hasil perhitungan freeboard Total Freeboard
Fb’ [ m ] Fba [ m ]
0.602 0.800
4. Stabilitas, dari perhitungan didapatkan nilai-nilai stabilitas kapal seperti yang terlihat pada Tabel 3. yang telah dilakukan pengecekan terhadap kriteria ”intact
stability code, IMO, 2008”
Tabel 3. Hasil perhitungan stabilitas
Unit Min Value Status
ld pada 30o m.rad 0.055 7.996 ACCEPTED
ld pada 40o m.rad 0.090 11.008 ACCEPTED
ld antara 30o & 40o m.rad 0.003 1.687 ACCEPTED
GZ pada sudut oleng 30o m 0.2 0.350 ACCEPTED
𝜃𝜃maksimum deg 25 35 ACCEPTED
GM0 pada sudut oleng > 30o m 0.15 0.183 ACCEPTED
5. Tonnase, menggambarkan total volume yang tertutup pada kapal dengan syarat NT ≥ 0.30 GT dan K2Vc
(4T/3H)2 > 0.25 GT. Pada perhitungan didapatkan
harga NT sebesar 62.18 GT dan harga K2Vc (4T/3H)2
sebesar 60.43 GT maka memenuhi. I. BIAYA
Dalam perhitungan biaya, hanya menghitung biaya pembangunan kapal yang terdiridari biaya material, permesinan, perlengkapan dan jasa galangan. Berikut rincian dari biaya pembangunan [8] :
1. Biaya material = Rp. 4,294,565,907.56 2. Biaya permesinan = Rp. 3,601,092,856.62 3. Biaya perlengkapan = Rp. 3,182,856,779.98 4. Biaya jasa galangan = Rp. 1,107,851,154.42
Total biaya pembangunan sebesar Rp. 12,186,362,698.59 J. LINES PLAN, RENCANA UMUM, DAN S AFETY
PLAN
Jika telah diketahui ukuran yang optimal, maka kita dapat membuat Lines plan. lines plan kapal layanan perbankan dapat dilihat pada Gambar 4. Rencana umum dibuat berdasarkan lines plan yang telah dibuat sebelumnya. Untuk rencana umum kapal layanan perbankan dapat dilihat pada Gambar 5. Safety plan adalah perencanaan alat-alat keselamatan, komunikasi, dan navigasi pada kapal. Safety
plan kapal layanan perbankan dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 5. Rencana Umum
Pada gambar 5 d idesain ruangan khusus yang digunakan untuk penyimpan uang. Ruangan ini berguna untuk menyimpan uang ketika kapal sedang membawa uang kas dalam jumlah besar. Selain itu juga direncanakan ruang security guna menjaga keamanan dari kapal itu sendiri. Dibagian belakang kapal tedapat ruang layanan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan perbankan yang direncanakan terdapat dua teller dan satu Customer Service yang siap melayani.
Pada gambar 6 kapal didesain memiliki beberapa alat komunikasi seperti : radio VHF, DSC dan radio MF/HF. Selain itu kapal juga telah dilengkapi dengan alat keselamatan berupa : pelampung penolong, baju penolong, Inflatable
liferaft dan perlengkapan keselamatan pendukung yang lain.
IV. KESIMPULAN
Dari analisis teknis maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Layout awal, lines plan, rencana umum, dan safety plan telah terlampir di atas.
2. Ukuran optimal yang didapat adalah Lwl = 23.14 m, Lpp = 22.25 m, B = 6.00 m, T = 2.45 m, da H = 3.25 m.
3. Biaya pembangunan dari perhitungan diatas sebesar Rp 12,186,362,698.59
UCAPANTERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, ilmu, serta inspirasi bagi penulis. Juga kepada kedua orang tua. Bapak Suharsono dan I bu Sumarni, Alm atas semua doa, semangat serta motivasi yang diberikan tanpa henti, Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan arahan, dan nasehat selama penyelesaian Jurnal Ilmiah ini¸ pegawai BRI di Plaza BRI Tower Surabaya yang telah memberikan data guna menunjang pengerjaan TA ini serta pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas segala bantuan dan doa dalam menyelesaikan Jurnal Ilmiah ini.
DAFTARPUSTAKA
[1] Kementrian bidang koordinator perekonomian. (2013). Penyaluran kredit kepada golongan pengusaha kecil. Retrieved November 19, 2013, from http://komite-kur.com
[2] Kontan News. (2013). Kantor apung BRI untuk daerah terencil. Retrieved November 19, 2013, from http://keuangan.kontan.co.id [3] Rawson, K.J. and Tupper, E.C. (2001). Basic Ship Theory (5th ed., Vol.
1). Oxford: Butterworth-Heinemann.Marchaj, C.A., Sailing Theory and Practice, Published Granada.
[4] Gubernur Bank Indonesia. (2011). Peraturan Bank Indonesia. Tentang Bank Umum. Jakarta : Bank Indonesia
[5] PT. BANK RAYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. (2009). SOP Bank BRI. Uraian Tugas dan Tanggug Jawab Organisasi BRI Unit. Jakarta : Kantor Pusat
[6] Lewis, E. V. (1988). Principal Of Naval Architecture Volume 2. Jersey: The Society of Naval Architects and Marine Engineers.
[7] Pratama, I.D. ( 2013). Tugas Akhir. Perancangan Kapal Layanan Masyarakat di Kepulauan Seribu. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.