• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Cocokologi Tafsir Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 30 hlm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Cocokologi Tafsir Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 30 hlm"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Cocokologi Tafsir

Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 30 hlm

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Judul Buku Cocokologi Tafsir Penulis Ahmad Sarwat, Lc. MA Editor Fatih

Setting & Lay Out

Fayyad & Fawwaz

Desain Cover

Faqih

Penerbit

Rumah Fiqih Publishing Jalan Karet Pedurenan no. 53 Kuningan

(4)
(5)

Daftar Isi

Daftar Isi ...5

Pendahuluan ...6

A. Mengenali Cocokologi Tafsir ...8

1. Bukan Ahli Tafsir ... 8

2. Heboh dan Atraktif ... 11

3. Tidak Berlandaskan Ilmu Al-Quran Tafsir ... 11

B. Beberapa Kasus ... 12

1. Rasyad Khalifa : Misteri Angka 19 ... 12

a. Surat dan Jumlah Ayat ... 12

b. Otak-atik Lafadz Bismilillah ... 13

c. Siapa Rasyad Khalifa? ... 14

2. Tragegi 911 WTC ... 16

a. Jumlah Lantai... 16

b. Nama Jalan ... 16

3. Buku IQRO vs Corona ... 16

4. Mengkafirkan Umat Islam ... 18

a. Dari Moderat ke Konservatif ... 18

b. Quthb dan Pendidikan Ikhwan ... 19

5. Sistem Khilafah... 20

a. Khalifah Jadi Khilafah ... 20

b. Awal dan Akhir Berbeda ... 22

C. Hukum Iqtibas : Apakah Termasuk Cocokologi? ... 23

1. Al-Ifta ... 23

(6)

Pendahuluan

Istilah cocokologi tentu saja bukan istilah yang baku dalam dunia ilmu pengetahuan, apalagi dalam bidang ilmu tafsir. Namun kita umumnya memahami kalau mendengar istilah cocokologi tafsir. Maknanya kurang lebih adalah upaya orang yang tidak paham ilmu tafsir untuk menafsir-nafsirkan ayat-ayat Al-Quran di luar kaidah dan ketentuan ilmu tafsir, namun dikemas seolah-olah sangat ilmiyah dan logis di mata orang awam.

Sebenarnya saya punya istilah lain yang nyaris mirip, yaitu tafsir ilusionis. Ilusi biasanya merupakan trik yang dipakai oleh para pesulap, bahkan para pesulap sering menamakan diri mereka sebagai ilusionis.

Namanyua juga ilusi, imagi kita dipermainkan oleh si pesulap itu, seolah-olah apa yang ditampilkan itu seperti nyata ada. Dan memang disitulah kehandalan

para pesulap, yaitu bisa ‘menyihir’ mata

penontonnya dengan trik-trik sulap yang banyak bikin decak kagum. Bahkan dalam bahasa Inggris, sulap juga disebut sebagai magic.

Cocokologi tafsir atau Tafsir ilusionis pada dasarnya bukan tafsir. Kita tentu saja tidak dibenarkan untuk menafsirkan ayat-ayat yang mulia dari Allah SWT dengan cara cocokologi dan tipuan murah ilusi ala tukang sulap.

(7)

dari ilmu tafsir yang sesungguhnya, justru kita sering menyaksikan banyak kalangan umat Islam yang terjebak dengan penafsiran ala cocokologi dan ilusi ini.

Sudah pasti yang menafsirkan bukan seorang ahli tafsir yang ilmu tafsirnya diakui di dunia ilmu tafsir. Seringkali dia hanya seorang ahli sains, dokter, ahli biologi, ahli kimia atau bahkan sama sekali malah tidak merepresentasikan cabang ilmu pengetahuan tertentu, 100% memang pintar atraksi panggung saja.

Namun karena pintar men-sitir ayat Al-Quran, kadang memang fasih dan punya suara merdu untuk sekedar bisa melantunkannya, maka atraksi panggung si tukang sulap serasa lebih menawan ketimbang tafsir para ulama tafsir sendiri. Buat kalangan awam, atraksi panggung itu sudah dianggap ilmu agama dan sumber keyakinan.

Tentu saja bagi kalangan pembelajar ilmu Al-Quran, apa yang ditampilkan dalam atraksi panggung itu sungguh trik sulap murahan, yang intinya sebatas hiburan semata. Tidak ada ilmu di dalamnya, apalagi kebenaran, semua sekedar eforia panggung, sekedar showbiz semata.

(8)

A. Mengenali Cocokologi Tafsir

Lalu bagaimana cara kita bisa mengenali suatu penafsiran itu termasuk cocokologi atau bukan? Sebab di mata awam, nampaknhya sulit sekali untuk membedakan mana tafsir yang bisa dijadikan pegangan dan mana yang hanya sekedar cocokologi. Pertanyaan semacam ini adalah pertanyaan yang paling sering Penulis temukan ketika bicara tentang cocokologi tafsir. Dan jawabannya memang tidak mudah, apalagi kalau yang bertanya justru kalangan awam. Padahal yang tidak tahu itu memang kalangan awam, sebab kalau kalangan yang sudah paham, tentu tidak akan bertanya selugu dan sepolos itu.

Namun Penulis kemudian mencoba memberikan jalan tengah, yaitu dengan cara memberikan ciri-ciri umum terlebih dahulu. Ciri-ciri umum ini memang bukan batasan yang eksak dan pasti, namun setidaknya bisa sedikit memilah secara kasar, mana tafsir yang sebenarnya dan mana yang sekedar cocokologi.

1. Bukan Ahli Tafsir

Yang pertama adalah dengan melihat siapa yang menafsirkannya. Kalau yang menafsirkannya dari kalangan mufassir yang dikenal keilmuannya di dunia ilmu tafsir, tentu kita bisa pertimbangan penafsirannya dan bisa menerima.

(9)

identitas yang menafsirkan, hanya kata si anu, sebatas qila wa qala, maka kita harus hati-hati dan waspada. Jangan-jangan ini merupakan tafsir yang mengada-ada alias cocokologi tafsir.

Kalau tafsir yang benar dan bisa dipercaya, maka sudah pasti ada rujukannya ke kitab-kitab tafsir yang muktamad dan baku sebagai rujukan resmi dalam ilmu tafsir.

Nama-nama mufassir besar baik klasik atau pun kontemporer biasanya akan disebutkan sebagai orang yang menafsirkan. Dan semua informasi semacam itu mudah didapatkan di dalam kitab-kitab tafsir seperti Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Ath-Thabari, Tafsir Al-Qurthubi, Mafatihul Ghaib dan seterusnya.

Jadi ketika kita ditanya tentang sebuah versi penafsiran, apakah bisa dibenarkan atau hanya sekedar cocokologi, kita cek saja dan kita runut saja dari mana sumber penafsirannya. Kalau datang dari para ulama tafsir, kita terima apa adanya, meski barangkali ada banyak versi tafsir yang berbeda.

Tapi kalau tidak jelas siapa yang menafsirkannya, tidak jelas asal-usul penafsirannya, maka sejak awal perlu kita kasih tanda tanya, siapakah yang menafsirkannya.

Dan kalau sumbernya jelas, tinggal kita cek sekali lagi, siapa sih sosok si penafsirnya itu? Apakah dia orang yang pernah belajar ilmu Al-Quran dan Tafsir sebelumnya?

Kalau memang iya, lalu kita cek bagaimana cara belajarnya, apakah sesuai ketentuan seperti bermulazamah dengan para ahli tafir atau mungkin menjalani proses pendidikan secara formal di

(10)

kampus khususnya di jurusan Ilmu Tafsir, lalu apa jenjang pendidikannya, apakah sekedar S1, atau mungkin S2 dan S3 dan seterunya.

Kalau ternyata tidak punya sama sekali latar belakang dalam Ilmu Al-Quran dan Tafsir, dan ternyata dia banyak menafsirkan ayat-ayat Al-Quran, maka bisa kita cek dengan mudah sekali, karena kalau bukan ahlinya, tentu saja hasilnya pasti berantakan.

Mirip dengan menjahit bikin baju. Seharusnya dikerjakan oleh tukang jahit profesional. Tapi mungkin kita ingin coba-coba, mentang-mentang baru punya mesin jahit, lalu iseng-iseng kita gunting bahan, potong sana potong sini, jahit sana jahit sini. Niatnya mau bikin baju, tapi hasilnya mengkerut disana sini, salah jahit, atau jahitannya mencong sana mencong sini.

Tidak usah tukang jahit profesional, bahkan kita yang awam pun langsung tahu bahwa jahitan ini dikerjkan oleh orang amatiran yang tidak bisa menjahit. Nyaris hasil jahitannya sama sekali tidak bisa dikenakan dan hanya buang-buang bahan.

Contoh semacam ini kalau kita terapkan dalam kasus potong rambut, tentu akibatnya akan lebih parah. Potong rambut itu seharusnya di salon atau setidaknya di tempat tukang potong rambut betulan. Dan jangan coba-coba sendiri kalau tidak mahir.

Akibatnya rambut anda nanti mirip maling ayam yang ketangkep dan dihakimi masa di tengah pasar, lalu digelandang masuk kantor polisi. Botak dan pitak disana-sini, bikin malu saja.

(11)

yang bisa diterima dan mana yang cocokologi, kita awali dari mengenali siapa mufassirnya. Kalau bukan mufassir, maka boleh jadi tafsir itu hanyalah sekedar cocokologi yang tidak boleh dijadikan pegangan dalam keilmuan.

Mungkin sekedar atraksi tukang obat di pinggir jalan, demi sekedar untuk mendapatkan uang receh penyambung hidup.

2. Heboh dan Atraktif

Ciri kedua yang bisa kita kenali dari cocokologi tafsir biasanya heboh dan atraktif. Karena kebutuhannya memang sekedar untuk aksi-aksi panggung semata.

3. Tidak Berlandaskan Ilmu Al-Quran Tafsir

Ciri ketiga untuk mengenali cocokologi tafsir adalah dengan membandingkan penafsirnan itu dengan apa yang sudah diyakini kebenarannya di dalam Ilmu Al-Quran dan Tafsir.

(12)

B. Beberapa Kasus

1. Rasyad Khalifa : Misteri Angka 19

Berangkat dari ayat di dalam surat Al-Muddatsir yang sebenarnya sedang bicara tentang jumlah malaikat yang menjaga neraka Saqar :

اَهْ يَلَع

َةَعْسِت

َرَشَع

Di atasnya ada sembilan belas (QS. al-Muddatstsir : 30)

Namun di tahun 1973 muncul sebuah buku yang mencocok-cocokkan tafsiran dengan keunikan angka 19. Miracle of the Quran: Significance of the Mysterious Alphabets (1973), ditulis oleh Dr. Rashad Khalifa.

Di antara contoh cocokologi yang

dikembangkannya antara lain : a. Surat dan Jumlah Ayat

▪ Jumlah ayat yang pertama kali diturunkan Allah SWT dalam surat al-‘Alaq [96] ayat 1-5, terdiri dari 19 kata.

▪ Jumlah hurufnya ada 76 yang merupakan kelipatan dari angka 19 (19 x 4).

▪ Lalu keseluruhan ayat surat al-‘Alaq dari ayat 1-19 terdiri dari 285 kata yang masih merupakan kelipatan angka 19 (19 x 15).

▪ Surat al-‘Alaq baik dihitung dari bawah atau dari atas dalam susunan juz 30, tetap berada di

(13)

urutan surat ke 19.

▪ Menurutnya, surat kedua yang turun adalah surat al-Qalam [68] yang terdiri dari ayat 1 – 9, memiliki 38 kata sebagai kelipatan angka 19. ▪ Masih menurutnya, surat ketiga yang turun

adalah Al-Muzzammil [73] ayat 1-10 yang terdiri dari 57 kata juga kelipatan angka 19. ▪ Masih menurutnya, surat yang terakhir turun

adalah an-Nasr [110] yang terdiri dari 19 huruf.

▪ Bagian paling al-Qur’an adalah kata (فطلتيلو),

ternyata terdapat pada ayat ke 19 dari surat al-Kahfi.

b. Otak-atik Lafadz Bismilillah

Rasyad Khalifah juga bermain-main dengan lafadz basmalah

▪ Bismillah al-Rahman al- Rahim yang terulang dalam al-Qur’an sebanyak 114 kali mengikuti jumlah suratnya. Meskipun surat al-Taubah [9] tidak mencantumkan basmallah, surat al-Naml [27] mendapati satu ayat tambahan dengan lafal basmallah sehingga menjadikannya utuh 114 yang juga merupakan kelipatan 19 (19 x 6). ▪ Jumlah huruf dalam basmalah juga sebanyak 19 huruf; untuk lebih merinci terkait basmallah, dalam al-Qur’an, kata ism disebut 19 kali.

▪ Kata Allah terulang sebanyak 2.698 kali yang merupakan kelipatan dari angka 19 (19 x 142). ▪ Kata al-Rahman terulang sebanyak 57 kali yang

juga kelipatan dari angka 19 (19 x 3).

(14)

dalam al-Qur’an yang juga kelipatan angka 19 (19 x 6).

Dalam penelitiannya, masih banyak lagi

penemuan atas ayat, huruf, dan kalimat dalam al-Qur’an yang bersesuaian dengan angka 19 seperti perpaduan huruf-huruf muqata’ah, jumlah surat, dan kumpulan gabungan ayat-ayat tertentu yang berkelipatan 19 yang bisa dilihat dalam karyanya yang lain juga seperti Qur’an: Visual Presentation of the Miracle (1982) dan Computer Speaks: God’s Message To the World (1981).

c. Siapa Rasyad Khalifa?

Lantas, siapakah sebenarnya Rashad Khalifa?

Khalifa merupakan seorang ahli Kimia

berkebangsaan Mesir dan Amerika Serikat.

(15)

kota kecil di Mesir, Kafr el-Zayat. Setelah menyelesaikan gelar sarjana dari Ain Shams University di bidang pertanian, Khalifa melanjutkan studinya di Amerika Serikat pada 1959 dalam bidang master biokimia di Arizona State University dan meraih gelar PhD dari University of California. Khalifa

menikahi seorang wanita Amerika yang

menjadikannya kemudian dinaturalisasi menjadi warga Tucson, Arizona.

Khalifa pernah di Islamic Center Tucson dan sempat menjadi salah satu anggota board of committee dari Islamic Center Tucson, namun akhirnya dipecat dari keanggotaan dan jabatannya karena mengikrarkan diri sebagai “Messenger of the Covenant”.

Khalifa mengakui fakta bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir menurut al-Qur’an tetapi bukan utusan terakhir. Khalifa menekankan bahwa Tuhan menunjukkan pada kita bahwa Nabi Muhammad adalah salah satu nabi yang mengambil perjanjian yang disebutkan dalam surat Ali-Imran [3]:81, sedangkan Nabi berbeda dengan Rasul sesuai surat al-Ahzab [33]:40.

Dalam tulisannya berudul The Final Testament (1989), Khalifa menyebut: “December 21, 1971, I, Rashad Khalifa, the soul, the real person, not the body, was taken to some place in the universe where I was introduced to all the prophets as God’s Messenger of the Covenant. I was not informed of the details and true significance of this event until Ramadhan 1408. What I witnessed, in sharp consciousness, was that I was sitting still, while the

(16)

prophets, one by one, came towards me, looked at my face, then nodded their heads. God showed them to me as they had looked in this world, attired in their respective mode of dress. There was an atmosphere of great awe, joy, and respect.”

2. Tragegi 911 WTC

Beredar kabar bahwa tragedi 11 September 2001 yang menimpa gedung WTC dan Pentagon di Amerika Serikat sudah diramalkan dalam Al Quran. Yang disebut-sebut adalah Surat At Taubah ayat 9 dan juz ke-11.

a. Jumlah Lantai

Lalu jumlah lantai gedung WTC adalah 109, silahkan buka QS. At Taubah: 109. Ternyata QS. 9:109 berisi tentang Masjid Dhirar, yakni bangunan yang didirikan oleh kaum munafik. Seusai perang Tabuk Nabi Muhammad SAW menghancurkan bangunan ini. Dalam ayat ini ada frase jurufin haarin.

b. Nama Jalan

Kabarnya gedung WTC terletak di Jalan Jerf Haar. Benarkah cocokologi tersebut? Surat At Taubah memang surat ke-9, namun ternyata tidak semua surat At Taubah termasuk juz 11, sebagian besar masuk juz 10.

Pada kenyataannya, jumlah lantai gedung WTC bukanlah 109, namun 110. Lalu gedung WTC tidak terletak di jalan Jerf Har, namun Jalan Wall Street. Ternyata tidak cocok, penonton kecewa.

(17)

Buku Iqro yang digunakan untuk belajar baca Al-Quran mainstream mendadak booming. Di dalamnya terdapat rangkaian kata yang jika diterjemahkan sesuai untuk realitas hari ini. Beredar screenshoot berisi rangkaian kata yang kalau dicocok-cocokan seperti ada hubungannya dengan virus Corona.

(18)

Rangkaian kata tersebut diterjemahkan menjadi virus qorona tercipta pada zaman yang penuh dusta. Wow luar biasa sekali, bisa pas begitu. Salah satu musibah yang sedang menimpa umat manusia hari ini adalah virus corona.

Virus yang menyebar dari daerah Wuhan RRT ini sangat berbahaya karena belum ditemukan.

4. Mengkafirkan Umat Islam

Ketua persatuan ulama Muslim internasional, Syekh Yusuf al-Qardhawi, menyatakan pemikiran takfir (pengkafiran pada muslim lain) dalam kitab-kitab Sayyid Quthb sama sekali tidak mencerminkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang dianut mayoritas umat Islam di dunia.

Pemikiran ini, tambah Qardhawi, juga tidak mencerminkan pemikiran gerakan Ikhwan al-Muslimun, karena pemikiran takfir sama sekali tidak selaras dengan pemikiran Ikhwan al-Muslimin.

Pernyataan Qardhawi ini disampaikan dalam dialog dengan Dr. Dhia Rishwan, peneliti gerakan Islam terkemuka asal Mesir, dalam program acara televisi "Manabir wa Madafi" (Mimbar dan Debat) yang disiarkan oleh kanal al-Fara'in Mesir pada Jumat (7/8), sebagaimana dilansir IslamOnline.net.

a. Dari Moderat ke Konservatif

Menurut Qardhawi, Sayyid Quthb bergabung dan aktif di organisasi al-Ikhwan al-Muslimun sejak awal tahun 50-an atas dasar ketertarikan dan kekagumanya pada Ikhwan.

Pada mulanya, Quthb berpemikiran moderat dan selaras dengan Ikhwan, namun lama kelamaan,

(19)

Quthb berubah menjadi lebih konservatif.

Perubahan ini terjadi pada akhir-akhir masa hidupnya, khususnya dalam kitab tafsir Fi Dzilal al-Qur'an (Dalam Naungan Alquran) dan kitab Ma'alim fi at-Thariq (Rambu-Rambu Jalan).

Perubahan ini juga sangat jelas terbaca ketika kita bandingkan Dzilal cetakan pertama dan cetekan keduanya, pada cetakan kedua lah mulai muncul pemikiran hakimiyah (masyarakat hukum) dan jahilyah (masyarakat jahiliyah.

"Ahlussunnah tidak pernah condong kepada takfir, tidak sebagaimana yang sering dilakukan oleh sekte Khawarij," jelas Qardhawi.

Pemikiran takfir tersebut, lanjut Qardhawi, berkembang ketika ia mendekam di penjara. Kondisi ini cukup memengaruhi pemikiranya. Quthb menganggap pemerintah yang ada sebagai komunis dan jauh dari agama.

Meski demikian, jika saja Sayyid Quthb saat itu tidak digantung (pada 29 Agustus 1966) dan diberi kesempatan untuk hidup normal (tidak dalam tekanan politik) dan berbaur dengan masyarakat, kemungkinan pemikiran Quthb akan berubah dan kembali lagi kepada pemikiran moderat.

b. Quthb dan Pendidikan Ikhwan

Menurut Qardhawi, Sayyid Quthb merupakan salah seorang yang sangat mengagumi sosok Imam Hasan al-Banna, pendiri Ikhwan. Atas ketertarikan ini, Quthb pun menulis buku berjudul Hasan al-Banna wa 'Abqariyyah al-al-Banna (Hasan al-al-Banna dan Kejeniusan Seorang Pendiri).

(20)

Meski demikian, pada perjalanan selanjutnya, masih menurut Qardhawi, Quthb lebih dipengaruhi oleh pemikiran Abul A'la al-Mawdudi, tokoh Islam sezamannya dari Pakistan.

Namun menurut Qardhawi pemikiran takfir dan tajhil (menganggap masyarakat Islam saat ini adalah jahiliyyah) sangat berbeda dengan pemikiran Mawdudi sendiri.

"Pemikiran Quthb lebih kepada pencampuran antara Ikhwan, Salafi, dan Jihadi," jelas Qadhawi.

"Sayyid Quthb adalah sastrawan, pemikir, cendikiawan, penafsir, dan tokoh Islam terbesar pada masanya," terang Qardhawi.

Namun, tambah Qardhawi, Quthb adalah orang yang paling bertanggung jawab atas berkembangnya aliran pemikiran radikal yang sekarang marak di kalangan sebagian umat Islam.

5. Sistem Khilafah Allah SWT berfirman :

ْذِإَو

َلاَق

َكُّبَر

ِةَكِئ َلََمْلِل

ِّنِإ

لِعاَج

ِف

ِضْرَْلْا

ةَفيِلَخ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". (QS. Al-Baqarah : 30)

a. Khalifah Jadi Khilafah

Ayat ini oleh beberapa kalangan pendukung sistem negara khilafah dijadikan dasar wajibnya membentuk negara khilafah. Setidaknya itulah yang tertuang dalam penafsiran Rokhmat S Labib yang

(21)

diberinama Al-Wa’i. Dia memberi kesimpulan penafsiran yang jumping conlution alias melompat jauh dari tafsir yang dia kutip sendiri.

Dari mula ayat tersebut ditafsiri sebagai keharusan mengangkat khilâfah di muka bumi, tetapi justru tidak konsisten dalam kesimpulan, yaitu berpindah kepada penafsiran kewajiban menegakkan sistem negara Islam, khilâfah. Padahal ayat tersebut dia beri judul penafsiran “kedudukan manusia di muka bumi

dan kewajiban tegaknya khilâfah”.1

Rokhmat S. Labib dalam tafsirnya menyebutkan bahwa penciptaan Adam sebagai khalifah di muka bumi ialah memberi maksud bahwa Allah mewajibkan umat memiliki seorang khalifah yang menerapkan syariat Islam sebagai konstitusi negara, dan hukum-hukum tersebut tidak akan terlaksana jika tidak adanya kepemerintaha Islam khilâfah islâmiyyah.

Oleh karena itu, mengangkat khalifah dan mendirikan khilâfah islâmiyyah adalah kewajiban syar’i yang harus dilaksanakan oleh siapapun yang beragama Islam.

Pernyataan bahwa ayat tersebut di atas tidak dimaksudkan sebagai kewajiban menegakkan sistem kepemerintahan Islam khilâfah juga didukung oleh pendapat para Mufasir, seperti al-Alûsi di dalam kitabnya Rûh al-Ma’ânî, al-Qinûji dalam tafsirnya Fath al-Bayân fî Maqâshid Al-Qur’an dan al-Kalbi dengan kitabnya at-Tashîl li Ulûm at-Tanzîl.

Bagi Mufasir-mufasir tersebut, QS. al-Baqarah di 1 Rokhmat, Tafsir Ayat-Ayat, h. 75.

(22)

atas ialah menjelaskan akan kewajiban mengangkat seorang pemimpin dalam sebuah komunitas atau negara, tetapi bukan kewajiban mendirikan sistem khilâfah islâmiyyah.

b. Awal dan Akhir Berbeda

Sebenarnya di bagian awal penafsiran, Rokhmat sudah sesuai kaidah, yaitu mengutip berbagai pendapat ulama tafsir klasik seperti al-Baghâwi (w. 1222 M), al-Alûsi (w. 1854 M), (al-Qinûji (w. 1891M), al-Alîji, Ibnu Juzy al-Kalâbi, dan as-Sanqitî. Perihal ayat di atas pun Quraish Shihab menafsiri tidak jauh berbeda, yaitu bahwa ayat tersebut berkaitan dengan keagungan manusia yang akan mengatur muka bumi ini.

Namun yang jadi masalah bahwa ayat ini sama sekali tidak berhubungan dengan sistem khilafah yang dia dan kelompoknya maksudkan.

(23)

C. Hukum Iqtibas : Apakah Termasuk Cocokologi? 1. Al-Ifta .

ف كلذ ينمضتو ،يمركلا نآرقلا نم سابتقلاا مكح ام

؟سانلا ملَك

باولجا:

الله لوسر ناديس ىلع ملَسلاو ةلَصلاو لله دملحا

،هيناعمو هظافلبأ يمركلا نآرقلا سدقي نأ ملسلما ىلع بيج

ةصاخ ماكحأ تعرش كلذ لجلْو

فحصلما ةيسدقب قلعتت

كلذ يرغو هسم وأ هيف ةءارقلا ديري نلم ةراهطلا بوجو نم

ِف . يمِرَك نآْرُقَل ُهَّنِإ( :لىاعت الله لاق ،ةيعرشلا ماكحلْا نم

ِّبَر ْنِم ليِزْنَ ت . َنوُرَّهَطُمْلا َّلاِإ ُهُّسََيَ َلا . ٍنوُنْكَم ٍباَتِك

/ةعقاولا )َينِمَلاَعْلا

77

80

.

حو

نأ وهو ،هانعم ىلع دمتعي يمركلا نآرقلا نم سابتقلاا مك

،ةيَركلا نآرقلا تياآ نم ائيش بتاكلا وأ ملكتلما ذخيأ

ف يريغت عم سابتقلاا نوكي نأ نكيَ ،هل ملَك ف اهلعيجو

(24)

لوقي نأ هيف يريغت لا ام لاثم ،هيف يريغت مدع عم وأ ،نىعلما

َدَه يِذَّلا َِِّلِلّ ُدْمَْلحا( :لئاقلا

ْنَأ َلاْوَل َيِدَتْهَ نِل اَّنُك اَمَو اَذَِلِ َناا

/فارعلْا )َُّلِلّا َنااَدَه

43

نأ يريغت هعم نوكي ام لاثمو ،

.مكب ابحرم لا :ام صخشل لئاقلا لوقي

لم اذإ يمركلا نآرقلا نم سابتقلاا مكح ف ءاملعلا فلتخاو

.هيف صخر نم مهنمو كلذ هرك نم مهنمف ،يريغت هعم نكي

ءاج

جاتلمحا ةفتح[ ف

2

/

447

ءيش ينمضت ةعاجم هركو" :]

هصّخرو ،اهمونحو لئاسرلاو بطلخا نم هيرغب نآرقلا يآ نم

."رهاظلا وهو ،ةعاجم

،ءاملعلا هزاجأ دقف ،يريغت هعم لصيح يذلا سابتقلاا امأو

ملَكلا نوكي نأ اهنم ، اطورشو طباوض هل اولعج مهنكل

اعرش ةلوبقمو ةحيحص ةدئاف اديفم

ةمرح لاو ،هيف نومج لاو ،

ءيشل اديفم َّيرغلما ظفللا نوكي لا نأو ،ثبع لاو كُّتته لاو

.لطابل اهموم وأ ،يغبني لا

جاتلمحا ةفتح[ ف ءاج

2

/

447

كلذ ينمضت نأ ّقلحا" :]

هنم سابتقلااو

رعش ف ولو

-

نمو ،همظن يرغ نإو ،زئاج

مح لا هنأ هيرغو نايبلا بحاص ملَك ىضتقا ثم

داري نأ ف روظ

(25)

/ق )ٍم َلََسِب اَهوُلُخْدا( كو ،هيرغ نآرقلبا

34

معن ،نذأتسلم

."مرح نومج ونح ف كلذ ناك نإ

ةقفاوم ةنسح ةروصب نآرقلا نم سابتقلاا ناك اذإ ؛هيلعو

نىعملل ايرغم ناك نإ امأو ،نسح وهف ةروكذلما طورشلل

ينبتي لا لذتبم ملَك ف انَّمضم وأ ،ةّلمخ ةروصب

نىعم هل

زمرلا يرثك ملَك وأ ،سانلا نم ةقوسلاو ماوعلا ملَكك ،حيحص

.ملعأ لىاعت اللهو .زويج لَف ،عاسملْا نع بيرغ وأ

2 Al-Mausuah Fiqhiyah

سابِتْقا

:ُفيِرْعَّ تلا

١

َوُهو ،ِسَبَقلا ُبَلَط َوُه :ِةَغُّللا ِف ُسابِتْقِلاا

(

١

نيدباع نبا )

١

/

٢٦٣

عئانصلا عئادبو ،

١

/

٤١٥

،

باطلحاو

١

/

٤٥٥

يوونلل عوملمجاو ،

٢

/

١٢٧

نيغلماو ،

١

/

٤١٥

(

٢

نيدباع نبا )

١

/

٢٥٨

باطلحاو ،

١

/

٤٣٣

ةفتحو ،

جاتلمحا

١

/

٤٦١

لوسر تيأر« :ثيدحو .رداص راد ط

الله

»ةلَصلبا ةمطاف هتدلو ينح نسلحا نذأ ف نذأ

(26)

( يذمترلا هجرخأ

٤

/

٩٧

نبا لاقو )بيللحا ط

ف رجح

( صيخلتلا

٤

/

١٤٩

هرادم :)ةينفلا ةعابطلا ةكرش ط

يبع نب مصاع ىلع

د

.فيعض وهو الله

ُةَلْعُّشلا

ِف ُّيِرَهْوَلجا لاق ،ِمْلِعلا ِبَلَطِل ُراعَتْسُيو ،ِراّنلا َنِم

( .ُهُتْدَفَ تْسا ِيأ :ا مْلِع ُهنِم ُتْسَبَ تْ قا :ِحاحِّصلا

١

)

ِفو

ُهَمَلََك ِمِّلَكَتُلما ُينِمْضَت :ِحَلَِطْصِلاا

ا رْ ثَ ن ْوأ َناك ا رْعِش

-

راعْشإ ِهيِف ُنوُكَي َلا ٍهْجو ىلَع ، ِثيِدَلحا ِوأ ِنآْرُقلا َنِم ا ئْ يَش

( ِثيِدَلحا ِوأ ِنآْرُقلا َنِم ُهَّنِبأ

٢

.)

ُهُعاوْنأ

:

٢

ام :اُهمُدَحأ :ِْينَعْوَ ن ىلَع ُسابِتْقِلاا

ُسَبَ تْقُلما ِهيِف لَقْ نُ ي َْلم

:ِرِعاّشلا لْوَ ق ُهنِمو ،ِّيِلْصْلْا ُهانْعَم ْنَع )ِءابلا ِحْتَفِب(

ْدَق

ناوُكَي ْنأ ُتْفِخ ام َناك

ّناإ

ناوُعِجار َِّلِلّا لىإ

اذَهو

ِهْيَلإ ّناإ﴿ َةَيْلآا َّنِلْ ، يرِسَي يرِيْغَ ت ِهيِف يِذَّلا ِسابِتْقِلاا َنِم

( .﴾َنوُعِجار

٣

)

ِناّثلاو

ِنْبا لْوَقَك ِّيِلْصْلْا ُهانْعَم ْنَع ُسَبَ تْقُلما ِهيِف لِقُن ام :

(27)

:ِّيِموُّرلا

ْنِئَل

يِعنَم ِف َتْأَطْخأ ام َكِحْدَم ِف ُتْأَطْخأ

ْدَقَل

َزْ نأ

)ٍعْرَز يِذ ِْيرَغ ٍداوِب( ِتِاجاح ُتْل

ُهُلْوَقَ ف

( ﴾ٍعْرَز يِذ ِْيرَغ ٍداوِب﴿

٤

ِنآْرُقلا َنِم سابِتْقا )

(

١

تادرفمو ،ءاقبلا بيلْ تايلكلاو ،يرهوجلل حاحصلا )

.)سبق( :ةدام يرنلما حابصلماو ،بغارلا

(

٢

يوناهتلل ةيملَسلإا مولعلا تاحلَطصا ةعوسوم )

٥

/

١١٨٧

ايخ عبط

يوفكلا ءاقبلا بيلْ تايلكلاو ،تويرب .ط

١

/

٢٥٣

مولع ف ناقتلإاو ،قشمد .ةفاقثلا ةرازو عبط

يطويسلل نآرقلا

١

/

١١١

بيللحا بيابلا ىفطصم عبط

١٣٧٠

حلفم نبلا ةيعرشلا بادلآاو ، ه

٢

/

٣٠٠

.

(

٣

/ ةرقبلا ةروس )

١٥٦

.

(

٤

/ ميهاربإ ةروس )

٣٧

.

،ِيمِرَكلا

ا ِف ْتَدَرو َيِهَف

،»ِةَمَّرَكُلما َةَّكَم« نىْعَِبِ ِيمِرَكلا ِنآْرُقل

نىْعَلما اذَه ْنَع ُرِعاّشلا ُهَلَقَ نَ ف ،َتابَن َلاو اهيِف َءام َلا ْذإ

(28)

.»َْيرَخ َلاو ِهيِف َعْفَ ن َلا« :َوُه ،ٍّيِزاَمج نىْعَم لىإ ِّيِقيِقَلحا

ُهُمْكُح

:ُّيِفيِلْكَّتلا

٣

( ِءاهَقُفلا ُروُهُْجم ىرَي

١

اذإ ِةَلْمُلجا ِف ِسابِتْقِلاا َزاوَج )

،ِمَلََكْلِل ا نيِسَْتح ِةَّيِعْرَّشلا ِدِصاقَلما ِنَع ُجُرَْتَ َلا َدِصاقَمِل َناك

،ِنآْرُقلا َنِم ِهيِف ُسابِتْقِلاا ُزوَُيج َلََف ا دِساف ا مَلََك َناك ْنإ اّمأ

ا ِمَلََكَك َكِلَذو

ِةَعِدَتْ بُلم

و ِنوُجُلما لْهأو

. ِشْحُفلا

لاق

( ُّيِطوُيُّسلا

٢

ُرَ ثْكأ َلاو َنوُمِّدَقَ تُلما ُهَل ْضَّرَعَ تَ ي َْلم :)

ْمِهِراصْعأ ِف ِسابِتْقِلاا ِعوُيُش َعَم ِةَّيِعِفاّشلا َنِم ،َنيِرِّخأَتُلما

َنِم ةَعاَجم ُهَل َضَّرَعَ ت ْدَقو ،ا ثيِدَحو ا يَِدَق ُهَل ِءارَعُّشلا لامْعِتْساو

ِّخأَتُلما

َف ،َنيِر

لِئُس

،ُهَزاجأَف ِمَلََّسلا ِدْبَع ُنْب ُّزِعلا ُخْيَّشلا ُهْنَع

ُهْنَع َدَرو اِبِ ُهَل لَدَتْساو

:اهِْيرَغو ِةَلََّصلا ِف ِهِلْوَ ق نِم

( …يِهْجو ُتْهَّجو

٣

ِحابْصْلإا َقِلاف َّمُهَّللا :ِهِلْوَ قو ،َْلَإ )

لاو َسْمَّشلاو ا نَكَس لْيَّللا لِعاجو

ْسُح َرَمَق

نااب

َنْيَّدلا ِّنيَع ِضْقا

( .ِرْقَفلا َنِم ِنيِنْغأو

٤

)

(

١

نيدباع نبا ةيشاح )

٣

/

٢٣٨

بادلآاو ،قلاوب ط

حلفم نبلا ةيعرشلا

٢

/

٣٠٠

يطويسلل ناقتلإاو ،

١

/

١١١

(29)

(

٢

يطويسلل ناقتلإا )

١

/

١١١

-١١٣

.

(

٣

( ملسم هجرخأ »…يهجو تهجو« ثيدح )

١

/

٥٣٦

)بيللحا ط

(

٤

انكس ليللا لعاجو حابصلإا قلاف مهللا« ثيدح )

نم نينغأو ،نيدلا نيع ضقا ،ناابسح رمقلاو سمشلاو

يطويسلل روثنلما ردلا ف امك ةبيش بيأ نبا هجرخأ .»رقفلا

(

٣

/

٣٢٨

راسي نب ملسم ثيدح نم )ركفلا راد ط

.هلاسرلإ فيعض هدانسإو ،اعوفرم

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya program BOS bagi SMP Terbuka mulai bulan Juli 2007, maka dana bantuan “block grant” untuk tambahan biaya operasional SMP Terbuka yang selama ini diterima oleh

Jika fungsi distribusi itu adalah diskrit maka prosedur yang diperlukan untuk membangkitkan random variate dari f(x) sbb:.. Tempatkan RN yang diperoleh pada f(x) axis

Peserta didik didorong untuk mengumpulkan berbagai sumber informasi yang kemudian dari berbagai informasi yang diperolehnya tersebut peserta didik dapat menentukan

Kualitas air baku (TDS) RO tahap 1 (desalinasi) bervariasi sesuai dengan musim, jika musim hujan TDS air baku menjadi rendah sampai 500 mg/l karena resapan air hujan ke sumur air

Menurut Harahap (2006:297), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan

Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja diantaranya yakni penelitian yang dilakukan oleh (Masydzulhak et al.,

kondisi Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dilakukan untuk menemukan dan menentukan muatan Kebijakan, Rencana, dan/ataub. Program yang harus

[r]