• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENULISAN ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENULISAN ILMIAH"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENULISAN KARYA ILMIAH

1. Standar Kompetensi Mata Latih

Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki kemampuan memahami karakteristik karya ilmiah, sistematika dan kerangka penulisannya,

2.

Kompetensi Dasar

Setelah menempuh mata kuliah ini, diharapkan peserta pelatihan mampu:

a) Dapat mengenali ragam karya ilmiah

b) Dapat membedakan karya ilmiah artikel untuk jurnal, makalah bahan seminar dan laporan penelitian

3.

Prasyarat Mata Latih

Mata latih ini diharapkan diikuti oleh peserta yang telah lulus mengikuti Metodologi Penelitian di Program S1.

4.

Metode dalam Mempelajari Buku Ajar:

Untuk lebih mudah memahami buku ajar ini maka, peserta pelatihan harus :

a. Membaca bagian petunjuk yang terdapat dalam buku, hal ini dilakukan untuk menghindari kerancuan materi.

b. Berlatih mengerjakan tugas atau soal-soal yang terdapat dalam buku ajar

c. Berdiskusi dengan teman-teman dalam kelompok kerja untuk mendalami suatu permasalahan/topik.

(2)

BAB 1

RAGAM KARYA ILMIAH DAN SISTEMATIKA PENULISANNYA

Pengantar

Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian, sebab dalam beberapa hal ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan “verifikasi” proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Ketika kita membuat tulisan ilmiah, disadari atau tidak, kita membangun narasi yang memberikan suatu makna naratif. Mode naratif, dalam konteks ini, tidaklah terbatas pada kajian pustaka atau kasus, tetapi pada salah satu dari dua mode dasar dan kognitif yang universal, yakni mode naratif itu sendiri dan mode

(3)

logika-ilmiah. Berbeda dari mode logika ilmiah yang berupaya mencari kondisi-kondisi kebenaran, mode naratif secara kontekstual berupaya mencari hubungan-hubungan tertentu di antara kejadian-kejadian. Hubungan-hubungan-hubungan di antara kejadian-kejadian inilah yang disebut makna (Hempel dalam Winarno, dkk, 2004:16). Kapan saja kita menulis tulisan ilmiah, sesungguhnya kita menuturkan semacam cerita, atau sebagian dari narasi yang lebih luas. Sebagian dari cerita yang kompleks diuraikan lebih konkret dan dekat dengan kita, sedangkan yang lainnya lebih abstrak, berjarak dari pengalaman kita, dan memantapkan hegemoni yang sudah ada. Malahan tak hanya sebatas itu. Ketika kita memaparkan cerita, kerap kali kita mempertautkan kajian kita dengan sesuatu yang meta naratif. Misalnya, bagaimana kajian kita dalam menyumbangkan suatu gagasan baru bagi ilmu pengetahuan tertentu. Laporan penelitian konversional menggambarkan subteks yang digerakkan oleh narasi: teori (tinjauan pustaka adalah masa lampau atau penyebab peneliti melakukan sebuah kajian ke masa depan – penemuan dan implikasi (bagi peneliti, yang diteliti, dan ilmu (pengetahuan). Oleh karena itu, struktur narasi adalah praoperatif atau prakonsepsi, tidak soal apakah seseorang menulis dalam mode naratif atau mode logika-ilmiah. Karya ilmiah dibedakan menjadi artikel, makalah dan leporan penelitian. Berikut ini akan dipaparkan mengenai ragam karya ilmiah.

A. Ragam Karya Ilmiah

1.

Artikel

a. Pengertian Artikel

Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati. Artikel yang ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, peneliti, dan penulis lainnya dapat diangkat dari hasil pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil pengembangan proyek. Dari segi sistematika penulisan dan isinya, artikel dapat dikelompokkan menjadi dua macam,

(4)

yaitu artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian. Setiap mahasiswa penulis skripsi dan tesis sangat dianjurkan menuliskan kembali karyanya dalam bentuk artikel untuk diterbitkan dalam jurnal.

b.

Sistematika Penulisan Artikel

Setiap Perguruan Tinggi memiliki sistematika penulisan jurnal, sesuai selingkung jurnal yang ditetapkan. Secara garis besar, artikel dalam sebuah jurnal ini perlu ditulis dengan sistematika yang berbeda agar para pembaca jurnal dapat segera mengenali jenis artikel yang dibacanya secara cepat dari sistematikanya, apakah artikel itu merupakan hasil penelitian atau hasil pemikiran konseptual. Yang paling membedakan keduanya bahwa dalam artikel hasil penelitian harus ada bagian yang diberi subjudul “metode” dan “hasil”. Sedangkan dalam artikel konseptual tidak ada bagian yang diberi subjudul seperti itu. Artikel konseptual biasanya terdiri dari beberapa unsur pokok, yaitu judul, nama penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, bagian inti atau pembahasan, penutup, dan daftar rujukan. Uraian singkat tentang unsur-unsur tersebut disampaikan di bawah ini:

1)

Judul

Judul artikel konseptual hendaknya mencerminkan dengan tepat masalah yang dibahas. Pilihan kata-kata yang tepat, mengandung unsur-unsur utama masalah, jelas dan setelah disusun dalam bentuk judul harus memiliki daya tarik yang cukup kuat bagi pembaca. Judul dapat ditulis dalam bentuk kalimat berita atau kalimat tanya. Salah satu ciri penting judul adalah “provokatif”, yaitu merangsang pembaca untuk membaca artikel. Hal ini penting karena artikel konseptual pada dasarnya bertujuan membuka wacana diskusi, argumentasi, analisis dan sintesis pendapat-pendapat para ahli atau pemerhari bidang tertentu. Hal ini berguna untuk menghindari penulisan rasa perbedaan antara junioritas dengan senioritas dan wibawa atau inferioritas penulis.

2)

Nama Penulis

Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar profesional yang lain. Jika dikehendaki gelar kebangsawanan atau keagamaan

(5)

boleh disertakan. Nama lembaga tempat penulis bekerja ditulis sebagai catatan kaki dihalaman pertama. Jika penulis lebih dari dua orang, ada dua cara (1) tetap mencantumkan semua nama penulis, (2) mencantumkan nama penulis utama saja, disertai tambahan dkk (dan kawan-kawan) atau nama penulis lain ditulis dalam catatan kaki atau di tempat lain jika tempat catatan kaki tidak memcukupi.

3) Abstrak dan kata kunci

Abstrak dan kata kunci harus selalu ada dalam setiap artikel yang ditulis untuk dimuat dalam jurnal. Kata kunci hendaknya disertai 3-5 kata kunci. Kata kunci berisikan istilah-istilah yang mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang terkait dalam artikel. Jika dapat diperoleh, kata kunci hendaknya diambil dari bidang ilmu terkait.

Pada dasarnya, abstrak artikel berisi seperangkat pernyataan yang ditulis secara ringkas dan padat tentang isi artikel yang dianggap paling penting dalam sebuah artikel. Bagian kata kunci memuat kata-kata yang mengandung konsep pokok yang dibahas dalam artikel itu. Pemilihan kata dianggap kunci informasi ilmiah. Dengan kata-kata kunci itu, suatu artikel dapat ditemukan dengan mudah jika jurnal yang memuatnya telah melakukan komputerisasi dalam sistem informasi ilmiah. Tata cara penulisan abstrak dan kata kunci dalam sebuah jurnal merupakan bagian penting yang diatur dalam gaya selingkung jurnal ilmiah. Penulis artikel harus memerhatikan tata cara penulisan abstrak dan kata kunci yang berlaku untuk sebuah jurnal karena masing-masing jurnal mungkin mengikuti tata cara yang berbeda-beda.

Dengan membaca abstrak, pembaca diharapkan segera memperolah gambaran umum masalah yang dibahas di dalam artikel. Ciri-ciri umum artikel konseptual seperti kritis dan provokatif hendaknya juga sudah terlihat di dalam abstrak ini, sehingga pembaca tertarik meneruskan bacaannya.

(6)

Bagian ini menguraikan hal-hal yang dapat menarik perhatiam pembaca dan memberikan acuan (konteks) permasalahan yang akan dibahas, misalnya menonjolkan hal-hal yang kontroversial atau belum tuntas dalam pembahasan permasalahan terdahulu. Bagian pendahuluan ini hendaknya diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan dibahas dan tujuan pembahasan.

5) Bagian inti

Isi bagian ini sangat bervariasi, lazimnya berisi kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, dan pendirian atau sikap penulis mengenai masalah yang dibicarakan. Banyak subbagian juga tidak ditentukan, tergantung kepada kecukupan kebutuhan penulisan menyampaikan pikiran-pikiran. Di antara sifat-sifat artikel terpenting yang seharusnya ditampilkan di dalam bagian ini adalah kupasan argumentatif, analitik dan kritis dengan sistematika yang runtut dan logis, sejauh mungkin juga berisi komparatif dan menjauhi sifat tertutup dan instruktif. Walaupun demikian, perlu dijaga agar tampilan bagian ini tidak terlalu panjang dan menjadi bersifat enumaratif seperti diklat. Penggunan subbagian dan sub-subbagian yang terlalu banyak juga akan menyebabkan artikel tampil sepertu diklat.

6) Penutup

Penutup biasanya diisi dengan simpulan atau penegasan pendirian penulis atas masalah yang dibahas pada bagian sebelumnya. Banyak penulis yang berusaha menampilkan segala yang telah dibahas di bagian terdahulu, secara ringkas. Sebagian penulis menyertakan saran-saran atau pendirian alternatif. Jika memang dianggap tepat bagain terakhir ini dapat disajikan dalam subbagian tersendiri. Contoh bagian ini dapat dilihat pada berbagai artikel atau jurnal. Walaupun mungkin terdapat beberapa perbedaan gaya penyampaian, misi bagian akhir ini pada dasarnya sama; mengakhiri suatu diskusi dengan suatu pendirian atau menyodorkan beberapa alternatif penyelesaian.

(7)

a. Pengertian Makalah

Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik atau masalah yang disajikan dalam seminar ilmiah. Makalah juga diartikan sebagai karya ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah mahasiswa umumnya merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan perkuliahan lapangan. Pengertian yang lain dari makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertasi analisis yang logis dan objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum ilmiah.

b. Karakteristik Makalah

Makalah mahasiswa yang dimaksudkan dalam hal ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Diangkat dari suatu kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan kegiatan lapangan.

2) Ruang lingkup makalah berkisar pada cakupan permasalahan dalam suatu mata kuliah.

3) Memperlihatkan kemampuan penulis/mahasiswa tentang permasalahan teoritis yang dikaji atau dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan.

4) Memperlihatkan kemampuan para peneliti/mahasiswa dalam memahami isi dari sumber-sumber yang digunakan.

5) Menunjukkan kemampuan peneliti/mahaiswa dalam merangkai berbagai sumber informasi sebagai satu kesatuan sintesis yang utuh.

c.

Sistematika Makalah

Secara garis besar makalah yang ditulis mahasiswa terdiri dari tiga bagian pokok sebagai berikut :

(8)

1) Pendahuluan, memuat tentang persoalan yang akan dibahas antara lain meliputi latar belakang masalah, fokus dan rumusan masalah, prosedur pemecahan masalah dan sistematika uraiannya.

2) Isi, yakni bagian yang memuat tentang kemampuan penulis dalam mendemonstrasikan kemampuannya untuk menjawab persoalan atau masalah yang dibahasnya. Pada bagian isi boleh terdiri dari lebih satu bagian sesuai dengan permasalahan yang dikaji.

3) Kesimpulan, yakni bagian yang memuat pemaknaan dari penulis terhadap diskusi atau pembahasan masalah berdasarkan kriteria dan sumber-sumber literatur atau data lapangan. Kesimpulan ini mengacu kepada hasil pembahasan permasalahan dan bukan merupakan ringkasan dari isi makalah.

3. Laporan Penelitian

a.

Pengertian laporan penelitian

Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang disusun sebagai satu rangkaian dari kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menyampaikan hasil penelitian. Banyak, bahkan mungkin orang tidak pernah menghitung, hasil penelitian yang hanya menjadi dokumen mati di perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi, kelembagaan penelitian, atau perpustakaan pribadi. Mungkin juga hasil penitian hanya digunakan oleh penelitinya untuk keperluan kenaikan pangkat, sesudah itu menjadi dokumen mati. Ketika laporan penelitian selesai dibuat, seharusnya ada beban moral dan akademik pada diri peneliti untuk mempublikasikannya.

Salah satu kegiatan yang dilakukan peneliti pada keseluruhan kegiatan ilmiahnya adalah menulis laporan penelitian. Ketika memasuki fase ini, kemauan dan kemampuan menulis manjadi keniscayaan. Tanpa kemauan dan kemampuan itu, laporan penelitian tidak akan dapat diselesaikan secara total, dan kalaupun selesai tidak akan memberi sumbangsih yang berarti dilihat dari tujuan penelitian.

(9)

Secara umum tujuan laporan penelitian adalah melaporkan proses dan hasil kerja penelitian agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas atau pemakai, di samping tujuan yang diperuntukkan bagi peneliti sendiri, seperti mendapatkan angka kredit, dibukukan untuk dikirim ke penerbit, dikirim ke perpustakaan resmi, dikirim ke sejawat, dan sebagainya.

Pekerjaan menulis laporan dan mempublikasikan hasil temuan tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak energi yang harus dikeluarkan untuk pekerjaan ini. Di samping itu, peneliti perlu memiliki keterampilan khusus untuk menuangkan hasil penelitiannya secara baik.

b.

Sistematika Laporan Penelitian

Tidak ada standar buku sistematika laporan, yang ada adalah standar minimal dan standar “standar rasional “. Merujuk pada tradisi penelitian pada umumnya, beberapa contoh standar rasional adalah sebagai berikut:

1) Latar belakang masalah mendahului rumusan masalah 2) Telaah pustaka mendahului metodologi penelitian 3) Asumsi-asumsi mendahului hipotesis-hipotesis

4) Hasil penelitian diikuti dengan diskusi atau pembahasan 5) Kesimpulan mendahului saran dan implikasi

6) Deskripsi tujuan penelitian mendahului deskripsi mengenai kegunaan hasil penelitian.

Tidak ada sistematika baku bagi sebuah laporan penelitian. Kalaupun ada, sifat dibakukannya tidak lebih dari sebuah konvensi atau kesepakatan. Menulis laporan merupakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan secara sadar, kemudian mendisiplinkan diri sendiri untuk menyelesaikannya. Kemampuan menulis tidak datang dari seseorang atau bagaikan durian runtuh atau muncul secara tiba-tiba. Menulis membutuhkan kemauan, kedisiplinan, dan latihan secara terus-menerus. Tidak banyak orang yang dapat menulis dengan baik tanpa adanya latihan dan kemauan keras untuk itu. Namun demikian, peneliti jangan gemetar dan cemas

(10)

karena siapa pun sebenarnya akan dapat menjadi penulis yang baik sepanjang ada kemauan kuat untuk itu.

c.

Petunjuk praktis penyusunan laporan

Menyusun laporan merupakan suatu seni sehingga peneliti dapat berkreasi dengan caranya sendiri. Peneliti mempunyai keleluasaan untuk bekerja dengan caranya sendiri. Berikut disajikan petunjuk praktis penyusunan laporan dengan ketentuan dapat dilakukan secara kenyal. Adapun langkah-langkah tentatif adalah sebagai berikut:

1) Buat outline (garis-garis besar laporan penelitian) dengan memperhatikan pedoman yang berlaku atau ditentukan.

2) Buat draf batang tubuh laporan, mulai dari bagian pendahuluan hingga kesimpulan, rekomendasi, implikasi, dan daftar kepustakaan.

3) Buat abstrak laporan, barangkali dalam dua versi bahasa 4) Buat kata pengantar laporan

5) Buat daftar tabel, gambar, foto, grafik, lampiran, apendik, dan sejenisnya 6) Buat daftar isi secara lengkap

7) Lakukan pengetikan laporan penelitian 8) Lengkapi daftar isi dengan halaman-halaman

9) Lengkapi laporan secara menyeluruh, baik segi-segi ilmiah, bahasa atau cara pengetikan

10) Lakukan pengetikan akhir 11) Penjilidan laporan

12) Pengiriman laporam

4. Skripsi

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi, (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan

(11)

penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. (Harry, 2004: 1).

a. Pengertian Skripsi

Skripsi merupakan karya ilmiah akhir dari mahasiswa guna menyelesaikan program S1 di Fakultas Ilmu Sosial Universitar Negeri Semarang. Skripsi tersebut sebagai bukti kemampuan akademis mahasiswa yang berhubungan dengan penelitian dan pemecahan masalah-masalah sosial. Atas dasar itu maka skripsi yang disusun mahasiswa harus dipertahankan dalam suatu ujian akhir guna mencapai gelar Sarjana.

b. Karakteristik Skripsi

Beberapa karakteristik pokok yang perlu dimiliki dalam penyusunan skripsi mahasiswa, antara lain :

1) Disusun berdasarkan hasil kajian literatur dan atau pengamatan lapangan. 2) Ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

berdasarkan ejaan yang disempurnakan.

3) Bidang kajian difokuskan kepada permasalahan sosial dan upaya pemacahannya, baik dalam lingkup mikro maupun makro.

4) Sistematika Skripsi

Skripsi yang disusun mahasiswa terdiri dari tiga bagian pokok seperti berikut ini. a) Bagian Persiapan : (1) SAMPUL (2) HALAMAN JUDUL (3) HALAMAN PENGESAHAN (4) ABSTRAK (5) KATA PENGANTAR (6) DAFTAR ISI (7) DAFTAR TABEL

(12)

b) Bagian Teks

(1) BAB I. PENDAHULUAN

(2) BAB II. LANDASAN TEORI (Diberi judul sesuai dengan isi Bab II) (3) BAB III. METODE PENELITIAN

(4) BAB IV. DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN (5) BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.

c) Bagian Akhir

(1) DAFTAR PUSTAKA (2) LAMPIRAN-LAMPIRAN

B. Fokus Karya Ilmiah

Sebuah karya ilmiah yang baik harus mempunyai fokus yang jelas. Karya ilmiah ditulis dengan rumusan dan tujuan yang jelas dan penulisnya harus memenuhi kebutuhan dan tuntutan pembaca. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Danim, 2002, menyebutkan ada tiga macam fokus yang dapat dikembangkan dalam penulisan naskah ilmiah. Ketiga fokus tersebut ialah: (1) fokus tesis, (2) fokus tema, (3) fokus topik.

1)

Fokus tesis

Fokus tesis adalah suatu preposisi yang diajukan oleh peneliti yang kemudian barangkali bisa didebat oleh orang lain. Tesis ini dapat dihasilkan oleh peneliti atau dari acuan ilmiah yang khusus membahas hal itu. Dengan tesis, peneliti membandingkan apa yang diajukan sebelum pelaksanaan dengan apa yang telah dibuktikan dalam penelitian. Tesis merupakan fokus yang baik karena bersifat argumentatif dan dapat menimbulkan minat pembaca. Dalam membuat fokus tesis, peneliti harus berhati-hati dan penuh pertimbangan. Di luar fokus tesis, dikenal pula fokus paper dan fokus kerja. Fokus sebuah kertas kerja dapat menggambarkan manfaat dari konsep atau tema yang telah dikembangkan oleh orang lain. Jika peneliti terlibat dalam penelitian evaluasi, fokusnya seringkali ialah

(13)

pertanyaan yang akan dikembangkan ketika menandatangani sebuah kontrak untuk pekerjaan tertentu.

2) Fokus tema

Sebuah tema adalah beberapa konsep atau teori yang muncul dari data penelitian. Termasuk di dalamnya adalah beberapa kecenderungan, konsep utama, atau beberapa perbedaan penting. Tema dapat dirumuskan dengan berbentuk abstraksi dari pernyataan-pernyataan umum tentang manusia, perilaku mereka dan situasi pada umumnya.

3) Fokus topik

Topik merupakan deskripsi atau gambaran. Dalam praktik, jarang dapat diterapkan satu jenis fokus saja secara ekslusif, melainkan lebih sering berupa persilangan dari ketiga unsur tersebut. Memilih topik mana yang paling tepat untuk laporan sangat tergantung pada seberapa jauh peneliti mengenal lapangan tempat bekerja dan apa yang diperlukan.

Karya tulis ilmiah mahasiswa dikelompokkan dalam tiga macam yaitu : makalah, proposal penelitian skripsi dan skripsi. Masing-masing karya tulis ilmiah itu memiliki karakteristik tertentu. Makalah merupakan bagian dari tugas-tugas perkuliahan, proposal penelitian merupakan desain yang menjadi acuan penelitian sebagai bahan penulisan skripsi, sedangkan skripsi merupakan karya ilmiah terakhir yang harus disusun mahasiswadan dipertahankan di depan sidang (ujian) akhir guna memperoleh gelar Sarjana. Mahasiswa dapat mengungkapkan pemikirannya melalui karya tulis ilmiah secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan. Karya tulis ilmiah ini juga merupakan wahana komunikasi hasil penelitian ilmiah dengan masyarakat akademik untuk diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan kritik. Selain sebagai wahana komunikasi, karya tulis ilmiah mahasiswa juga merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis dan teoritis hasil pengkajian dan penelitian ilmiah. Dengan sifat dan kedudukan seperti ini maka karya tulis ilmiah akan memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh paradigma keilmuan pada bidang yang relevan.

(14)

Dengan tetap mengacu kepada permikiran sebagaimana dikemukakan di atas maka karyatulis ilmiah dapat dikatakan mengemban dua misi utama yaitu:

1. Sebagai wahana untuk melatih para mahasiswa di dalam mengungkapkan hasil pemikirannya secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

2. Memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan dalam bidang Sosial. (UMSU: 1997)

Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya ke semuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Rangkuman

a) Karya ilmiah secara umum dapat dibedakan menjadi makalah bahan seminar, artikel jurnal ilmiah, dan laporan hasil penelitian. Laporan penelitian dapat bedakan menjadi pola laporan penelitian kuantitatif dan laporan penelitian kualitatif. Laporan hasil penelitian dari mahasiswa antara lain Skripsi untuk mahasiswa S1,

b) Karya ilmiah makalah bahan seminar artikel untuk jurnal, makalah bahan seminar dan laporan penelitian merupakan karya ilmiah tetapi ketiganya memiliki ciri masing-masing. Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati. Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik atau masalah yang disajikan dalam seminar ilmiah. Makalah juga diartikan sebagai karya

(15)

ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan.

Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang disusun sebagai satu rangkaian dari kegiatan penelitian yang dilakukan untuk menyampaikan hasil penelitian. Salah satu laporan hasil penelitian mahasiswa adalah skripsi.

c) Dalam menulis karya ilmiah dikenal ada tiga macam fokus yang dapat dikembangkan. Ketiga fokus tersebut ialah: (1) fokus tesis, (2) fokus tema, (3) fokus topik.

Evaluasi

a) Dapat mengenali ragam karya ilmiah

b) Dapat membedakan karya ilmiah artikel iuntuk jurnal, makalah bahan seminar dan laporan penelitian

(16)

BAB II

KERANGKA DAN BAGIAN-BAGIAN KARYA ILMIAH

Pengantar

Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat beberapa kerangka dan bagian-bagian yang harus dipatuhi. Kerangka dan bagian-bagian-bagian-bagian dari karya ilmiah ini selain berfungsi sebagai acuan dasar penulisan juga dapat mempermudah penulis untuk memaparkan alur tulisannya. Untuk itu, sebelum karya ilmiah ditulis maka kerangka dan bagian-bagian karya ilmiah merupakan langkah awal yang harus dilalui oleh penulis.

Standar Kompetensi

Setelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan diharapkan memiliki kemampuan memahami kerangka pemulisan karya ilmiah, dan metode penulisannya.

Kompetensi dasar

Setelah menempuh mata kuliah ini , diharapkan peserta pelatihan:

1. Dapat menjelaskan bagian-bagian dari kerangka karya ilmiah untuk artikel dan makalah

2. Dapat menyusun pendahuluan, tinjauan pustaka, metode kajian (langkah penulisan karya ilmiah)

3. Dapat menyusun contoh penyajian hasil kajian dan pembahasan 4. Dapat menyusun contoh pembuatan simpulan dan saran

(17)

A. JUDUL

Karya ilmiah baik artikel jurnal, makalah bahan seminar maupun laporan hasil penelitian di tulis dengan judul tertentu. Judul karya ilmiah ditulis dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

(a) Dirumuskan secara singkat

(b) Mencerminkan area permasalahan, variabel penelitian dan target populasi

(c) Memuat kata-kata kunci yang akan diacu dalam penelitian (d) Memisahkan antara judul utama dan judul pelengkap

B. KATA PENGANTAR

Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terimakasih penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan/atau pihak-pihak lain yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan karya ilmiah tersebut. Tulisan kata pengantar dikerik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. teks pada pengantar diketik dengan spasi ganda (2 Spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas kuarto. Pada Bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan kata penulis tanpa menyebut nama terang.

C. ABSTRAK

Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris dibatas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis dikerik dengan jarak dua spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan nama akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada), diakhiri titik. Tahun penulisan ditulis setelah nama diakhiri dengan titik. Judul dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertam dari (setiap kata) dan diakhiri dengan titik. Kata jeniskarya ilmiah, misalnya skripsi, tesis atau disertasi ditulis setelah judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama jurusan, tidak boleh disingkat,

(18)

nama universitas dan diakhiri dengan titik. kemudian diocantumkan siapa nama pembimbing penulisan karya ilmiah tersebut.

Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkandi bawah nama dosen pembimbing. Jumlah kata kunci berkisar antara 3-5 buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul penelitian dan lapotran penelitian dengan mudah.

Dalam teks abstrak disajikan secara padat intisari penelitian dan laporan penelitian yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran yang diajukan.

Dalam suatu karya ilmiah yang mempunyai tingkat keformalan yang tinggi, seperti misalnya skripsi, sistematika penulisan lebih baku, dan beberapa paparan lainnya sering diminta dari mahasiswa, seperti seperti Kesimpulan dan Rekomendasi (Saran-Saran) pada bagian akhir, atau Kata Pengantar pada bagian awal. Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman informasi yang ada dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya. Abstrak yang ditulis secara baik memungkinkan pembaca mengenali isi dokumen lengkap secara secara cepat dan akurat, untuk menentukan apakah isi dokumen sesuai dengan bidang minatnya, sehingga dokumen tersebut perlu dibaca lebih lanjut. Abstrak sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam satu atau dua paragraf), menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup penelitian/pengkajian, metode yang digunakan, rangkuman hasil, serta kesimpulan yang ditarik.

(19)

Contoh Abstrak Artikel Jurnal:

Abstract

The absorption of graduates in opportunities of employment that matc with their discipline is one indicator of the education institution success. Seeking the absorption of Sociology and Anthropology Study Program graduates in opportunities of employment is much needed. Most of the Sociology and Anthropology Study Program graduates are become teacher, both in state or private school. Beside become a teacher, they work in non educational field, such as in bank, in hospital, etc. to access job opportunities, Sociology and Anthropology Study Program graduate seek the information through asking friends, internet media, mass media, and trial and error method.

(20)

Contoh Abstrak Laporan Hasil Penelitian:

D. PENDAHULUAN

Abstrak

Kelestarian hutan dan ketahanan pangan merupakan dua hal yang seringkali issue yang mengemuka. Terkait dengan issue tersebut yang perlu diketahui adalah kemungkinan memanfaatkan hutan untuk medukung ketahanan pangan masyarakat khususnya di sekitar hutan tanpa menimbulkan gangguan kerusakan hutan.

Pemanfaatan Lahan Di Bawah Tegakan (PLDT) di wilayah perhutani merupakan salah satu upaya peningkatan ketahanan pangan. PLDT diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat tanpa menimbulkan kerusakan hutan. Rumusan masalah yang dijadikan tujuan utama penelitian ini antara lain: Kontribusi hasil PLDT setiap satu kali musim tanam; Kajian dan analisa perilaku penduduk terhadap lingkungan hutan; Kajian bentuk dan tingkat responcibility penduduk setempat dalam pemanfaatan lahan hutan milik negara; Solusi jenis tanaman PLDT ramah lingkungan; Model PLDT yang sesuai potensi setempat dalam mendukung ketahanan pangan.

Penelitian ini merupakan jenis research and development yang dilakukan dengan tahap-tahap berikut: Tahap Persiapan; Tahap Pengumpulan Basis Data; Tahap Pembuatan Basis Data Spasial; dan Tahap Pembuatan Laporan. Analisis yang digunakan mencakup pendekatan ekologi bentang lahan; pendekatan keruangan (spatial approach); dan kualitatif-kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) PLDT memberikan konstribusi penciptaan pendapatan pokok dan sampingan bagi sebagian masyarakat; (2) Perilaku penduduk terhadap lingkungan hutan terdiri atas (a) Membuka lahan; (b) Memanfaatkan Lahan Hutan untuk Pertanian; (b) Menjaga Kelestarian Hutan; (c) Menjaga Keamanan Hutan; (3) bentuk dan tingkat responcibility penduduk setempat dalam pemanfaatan lahan hutan milik negara. Terwujud dalam bentuk berikut: pembentukan organisasi kelompok tani, dan pembentukan organisasi LMDH; Peningkatan Partisipasi Desa; (4) Pengembangan Tanaman PLDT Ramah Lingkungan yang telah dikembangkan terdiri atas tanaman perdu kacang tanah, padi, jagung, ketela pohon di hutan jati Semirejo; dan kapulogo, kopi serta tanaman buah di hutan lindung Desa Klakah Kasihan. Model PLDT yang sesuai potensi setempat dalam mendukung ketahanan pangan.

(21)

Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui ikhwal topik penelitian, alasan, dan pentingnya suatu karya ilmiah. Pendahuluan dalam laporan penelitian lebih kompek daripada pendahuluan dalam makalah dan artikel ilmiah untuk jurnal. Pendahuluan untuk artikel dan makalah disampaikan secara lebih ringkas dan unsur-unsurnya tidak harus dicantumkan secara eksplisit.

Bab pendahuluan biasanya memuat latar belakang yang dengan singkat mengulas alasan mengapa penelitian dilakukan, tujuan, dan hipotesis jika ada. Memberikan alasan yang kuat, termasuk kasus yang dipilih dan alasan memilih alasan tersebut, perumusan dan pendekatan masalah, metode yang akan digunakan dan manfaat hasil penelitian. Bab ini seyogianya membimbing pembaca secara halus, tetap melalui pemikiran logis yang berakhir dengan pernyataan mengenai apa yang diteliti dan apa yang diharapkan dari padanya. berikan kesan bahwa apa yang anda teliti benar-benar bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pembangunan. Bagian tujuan penelitian mengakhiri bab pendahuluan yang berisi pernyataan singkat mengenai tujuan penelitian. Dalam menuliskan tujuan, gunakan kata kerja yang hasilnya dapat diukur dan dilihat, seperti menjajaki, menguraikan, menerangkan, menguji, membuktikan, atau menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan (Widya dkk, 2004: 6-7).

Pendahuluan dalam penelitian dapat dibedakan pada laporan penelitian kuantitatif dan laporan penelitian kualitatif. Pendahuluan dalam laporan penelitian kualitatif memuat uraian tentang: (1) latar belakang masalah penelitian, (2) identifikasi masalah, (3) cakupan masalah (penegasan dan pembatasan masalah), (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, (6) keguanaan penelitian, (7) sistematik.

Latar Belakang Masalah

Bagian ini menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang dinyatakan pada judul karya tulis ilmiah itu diteliti. Untuk menerangkan keternalaran tersebut perlu dijelaskan dulu pengertian topik yang dipilih. Baru kemudian diterangkan argumen yang malatarbelakangi pemilihan topik itu dari

(22)

sisi substansi dalam keseluruhan sistem substansi yang melingkupi topik itu. Dalam hal ini dapat dikemukakan misalnya adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan praktek, antara dasolen dan dasain dari konsep dalam topik.

Setelah itu diterangkan keternalaran pemilihan topik dari paradigma penelitian sejenis. Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang memuat hasil-hasil penelitian tentang topik atau yang berkaitan dengan topik yang dipilih. Dengan melihat hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya dapat ditunjukkan bahwa topik yang dipilih masih layak untuk diteliti.

Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu dapat menghasilkan sesuatu yang baru, yang berbeda dan dapat mengatasi kekurangan hasil penelitian sebelumnya, atau dalam penelitian yang baru itu digunakan teori atau metode tyang berbeda dan diduga dapat menghasilkan temuan yang lain dari sebelumnya.

Dalam skripsi atau tugas akhir, kajian pustaka untuk mengemukakan keternalaran (kerasionalan) pemilihan topik penelitian itu bisa dikemukakan di bawah judul tersendiri, misalnya hasil penelitian sebelum ini. Dalam kajian pustaka itu, pembicaraan dilakukan secara kronologis. Dengan demikian, diketahui kemajuan penelitian yang dilakukan pada peneliti selama ini dan diketahui pula posisi peneliti sekarang dalam deretan penelitian sejenis. Dengan demikian peneliti memiliki alasan yang mendasar (baik empiris, praktis, maupu teoritis) mengenai pemilihan topik penelitiannnya.

Contoh Latar Belakang Masalah:

Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain guru, kurikulum, sarana/prasarana, lingkungan belajar dan masyarakat serta pemerintah. Dalam pembelajaran guru dituntut harus profesional dalam melaksanakan tugasnya dan para siswa harus terlibat aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan ditunjang dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.

Tersedianya guru yang professional, siswa berperan aktif serta tersedianya sarana dan prasarana, belum cukup untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diharapkan, perlu tersedianya kurikulum yang senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan kata lain, agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik maka perlu tersedianya guru yang professional, adanya peran aktif dari para siswa, tersedianya kurikulum yang baik, dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai.

Mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi sebagai salah satu mata pelajaran di SMA diajarkan sejak Kurikulum 1984 hingga sekarang. Pada Kurikulum 1984, mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi digabung. Mata pelajaran ini tidak dipelajari sejak kelas I SMA, namun diberikan sejak kelas II untuk jurusan A3 dan A4. Pada Kurikulum 1994, mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi dipisah. Mata pelajaran Sosiologi diberikan mulai dari kelas II program umum sampai kelas III jurusan IPS dan Bahasa, sedangkan mata pelajaran Antropologi hanya diberikan di jurusan IPS dan Bahasa. Pada Kurikulum 2004 dan KTSP, mata pelajaran Sosiologi diberikan di kelas X, kelas XI dan XII untuk Jurusan IPS. Mata pelajaran Antropologi diberikan di kelas XI dan XII untuk jurusan Bahasa.

(23)

Kegiatan pembelajaran Sosiologi dan Antropologi di SMA perlu ditunjang dengan tersedianya guru yang professional, adanya peran aktif dari para siswa, tersedianya kurikulum yang baik, dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Muatan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja, tenaga guru yang profesional dan kompeten, sarana dan prasarana disesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidik atau guru sebagai salah satu pelaku dalam kegiatan pembelajaran Sosiologi dan Antropologi harus tersedia secara memadai, baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Secara kuantitas, guru Sosiologi dan Antropologi harus tersedia dalam jumlah tertentu agar beban mengajarnya tidak terlalu banyak. Secara kualitas, guru Sosiologi dan Antropologi harus memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Meskipun mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi di berikan di SMA sejak Kurikulum 1984, namun lembaga pencetak tenaga guru (ex IKIP) di Indonesia baru tahun 2001 membuka Program Studi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi. Akibatnya, dengan belum adanya tenaga guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi maka menjadi terbatasnya jumlah tenaga guru. Lebih dari itu, mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi diampu oleh guru yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikannya. Mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi diampu oleh guru-guru yang kekurangan jam mengajarnya. Sebab ada ketentuan dari otoritas pendidikan bahwa beban mengajar guru minimal 18 jam per minggu. Itulah sebabnya tidak aneh jika mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi diampu oleh guru-guru yang berlatar belakang pendidikan Geografi, Sejaran, Teknik, PKn, dan PKK. Bagaimana keadaan dan kebutuhan guru Sosiologi dan Antropologi di SMA Negeri di Jawa Tengah saat ini? Untuk memperoleh gambaran mengenai ini perlu diadakan penelitian.

(24)

b.

Identifikasi dan Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau dipertanyakan yang perlu dijawab dengan penelitian. Perumusan itu sebaiknya disusun dalam bentuk kalimat tanya, atau sekurang-kurangnya mengandung kata-kata yang menyatakan persoalan atau pertanyaan. Yakni

(25)

apa, siapa, berapa, seberapa, sejauh mana. Bagaimana (bisa tentang cara atau wujud keadaan) dimana, kemana, dari mana, mengapa dan sebagainya.

Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik, tidak boleh keluar dari lingkup topik. Oleh karena itu, rumusan masalah hendaklah mencakupi semua variabel yang tergambarkan dalam topik. Kalau ada variabel umum dan khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok beserta sub-sub masalahnya. Jadi, rumisan masalah harus terinci dan teruarai dengan jelas agar dapat dipecahkan dan dicarikan data pemecahannya.

Rumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk menentukan metode penentuan data dan pemecahannya secara tepat atau akurat. Untuk itu, sebelum masalah dirumuskan perlu diidentifikasi dengan baik.

Identifikasi masalah bisa dikemukakan di bawah sub-judul tersendiri sesudah latar belakang, meskipu yang penting bukan judulnya melainkan identifikasinya. Dengan identifikasi masalah, memungkinkan perumusan masalah yang operasional menjadi lebih mudah. Masalah yang operasional memiliki ciri, antara lain: (1) masalahnya dapat dipecahkan, (2) menggambarkan variabel penelitian yang jelas, (3) bentuk dan jenis data yang diperlukan dapat dipastikan secara akurat, (4) teknik pengumpulan data dapat ditentikan secara tepat, (5) teknik analisis data dapat diterapkan secara tepat.

Permasalahan penelitian dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut: (a) Pernytaan masalah pokok bersifat spesifik dan mencerminkan signifikan dan pentingnya penelitian

(b) Analisis yang tajam mengenai fakta, penjelasan, keberadaan informasi dan pengetahuan dan memuat faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi munculnya permasalahan

(c) Mencerminkan interelasi antarvariabel dan relevansinya dengan area permasalahan

(d) Mengungkapkan faktor-faktor atau variabel-variabel yang akan dikaji dan menjalaskna hubungannya dengan area permasalahan

(26)

(e) Disajikan secara sistematis dan teratur, memuat interelasi, relevansi fakta dengan konsep dalam area permasalahan

(f) Identifikasi masalah diungkapkan dngam pernyataan yang jelas’

(g) Variabel-variabel penelitian yang dianalisis tidak membingungkan dan secara nyata dapat dibedakan yang tergolong variavel beas, terikat, dsb.

(h) Ada perbedaan yang jelasn antara pertanyaan-pertanyaan masalah dengan orientasi faktual dan orientasi nilai dalam penelitian

(i) Ada perbedaan yang jelas antara orientasi teoritis penelitian dan orientasi praktis, ingin mencari hubungan, perbedan, atau proyeksi

(j) Pernyataan maslah harus mengacu pada perumusan hipotesis, mengungkapkan data empiris atau keduanya

(k)Pernyataan masalah tidak memuat masalah-masalah yang sepele.

Contoh Rumusan Masalah Artikel Ilmiah:

Contoh Rumusan Masalah Laporan Hasil Penelitian:Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka masalah adalah “Bagaimana keadaan dan kebutuhan guru Sosiologi dan Antropologi di SMA Negeri di Jawa Tengah”? Berangkat dari permasalahan ini maka penelitian ini ingin menjawab :

a. Bagaimana keadaan guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah?

b. Bagaimana kebutuhan-kebutuhan guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah?

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana keterserapan lulusan prodi pendidikan Sosiologi dan Antropologi Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES pada lapangan kerja yang tersedia?

2. Lapangan kerja apa saja yang menyerap lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS UNNES?

(27)

c.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang hendak dicapai dengan penelitian. Tujuan dirumuskan sejajar dengan rumusan masalah. Misalnya: (1) apakah ada pengaruh X terhadap Y, maka tujuannya ialah menentukan ada tidaknya pengaruh X terhadap Y, (2) apakah ada antara hubungan antara X dan Y, maka tujuannya ialah menentukan ada tidaknya hubungan antar X dan Y, (3) bagaimanakan persepsi peneliti terhadap pelayanan akademik, maka tujuannya ialah mendeskripsikan persepsi..dst.

Contoh Tujuan Penelitian dalam Artikel Jurnal:

d.

Kegunaan Penelian

Yang diuraikan disini ialah kegunaan atau pentingnya penelitian dilakukan, baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi kepentinagn praktik Uraian ini

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Memperoleh data tentang guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah.

b. Memperoleh masukan tentang kebutuhan-kebutuhan guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah

(28)

sekaligus berfungsi untuk menunjukan bahwa masalah yang dipilih memang layak diteliti.

Pendahuluan dalam laporan peenelitian kualitatif pada dasarnya menguraikan bagian-bagian yang sama seperti dalam laporan penelitian yang menggunakan penelitian kuantitatif yang berisi (1) latar belakang, (2) identifikasi dan pembatasan masalah, (3) perumusan masalah atau fokus masalah, (4) tujuan penelitian, (5) kegunaan penelitian, dan (6) sistematika. meskipun demikian ada persoalan yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan laporan penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif, :

a. Perumusan masalah perlu mendapat perhatian karena ada perbedaan substansial anatara penelitian kualitatif dan kuantitatif. penelitian kualitatif lebih diarahkan atau ditujukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. oleh karena itu, perumusan masalah harus difokuskan pada persoalan utama secara tegas dan jelas. jika perlu, peneliti dapat menyertakan masalah-masalah yang lebih kecil sebagai unsur dari masalah utama (pokok) dan disajikan setelah masalah pokok.

b. Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam penelitian dan menggambarkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencari jawaban atas masalah penelitian. Tujuan dirumuskan dengan kalimat yang jelas, operasional, dan merupakan jabaran pemecahan masalah penelitian.

c. Kegunaan atau pentingnya penelitian, baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan praktis, diuraikan secara jelas. uraian dalam sub Bab ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang dipilih itu benar-benar penting untuk diteliti.

Contoh Kegunaan Penelitian dalam Artikel Jurnal: Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

a. Memperoleh data tentang guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah.

b. Memperoleh masukan tentang kebutuhan-kebutuhan guru mata pelajaran Sosiologi dan Antropologi SMA di Jawa Tengah.

(29)

E. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian diperlukan 2 landasan, yakni kerangka teoritis dan medodologis. Kerangka teoritis adalah teori yang digunakan untuk membangun kerangka kerja penelitian. kerangka metodoligis ialah hal ikhwal yang berkaitan dengan desain penelitian, termasuk langka-langkah pengumpulan dan pengolahan data (variabel, instrument, validitas dan realibilitas instrument, serta teknik pengumpulan dan analisis data) dengan berbagai alasannya. Keduanya diuraikan dalam dua bagian penelitian yang berbeda, tetapi berirutan. Kerangka teoritis diuraikan dalam bab II, sedangkan kerangka metodologi diuaraikan dalam bab III.

Dalam kerangka teoritis dinyatakan teori apa yang digunakan untuk landasan kerja penelitian. Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik. bisa juga berupa teori yang digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori apapun, yang digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan melalui kajian sejumlah pustaka dan hasil penelitian dalam lingkup topic penelitian atau tugas akhir.

Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip-prinsip teotri itu perlu diuaraikan, termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu. variabel-variabel penelitian perlu diterangkan menurut pandangan teori yang dipilih itu. Untuk itu, landasan teori merupakan pemaparan konsep-konsep menurut pendapat penulis atau penemu. Teori tersebut dan kemudian dipaparkan menurut sudut pandang peneliti dengan disertai cara mengukurnya.

Dalam laporan penelitian kualitatif terdapat bagian penelaahan kepustakaan dan/atau kerangka teritik, sesuai dengan pendekatan dan desain penelitian yang digunakan. bagaian ini disajikan dalam bab tersendiri (Bab II), dan disarankan bukan hanya menguraikan penelaahan kepustakaan, melainkan dilengkapi dengan kerangka teoritiknya.

(30)

Pentingnya penelaahan kepustakaan dalam penelitian atau penyusunan laporan penelitian yaitu karena pada hakikatnya hasil penelitian seseorang bukanlah satu penemuan baru yang berdiri sendiri melainkan sesuatu yang berkaitan dengan temuan dari penelitian sebelumnya. Dalam bagian ini hasil penelitian sebelumnya harus dikemukakan untuk memberi gambaran pengetahuan yang mendasari pola kesamaan penelitian dan pada gilirannya dapat diketahui kontribusi hasil penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan/atau kebijakan praktis secara jelas. Penelaahan kepustakaan disusun secara kronologis sesuai dengan kemutakhiran teori maupun data empiris sehingga dapat diketahui perkembangan keilmuan dan hasil penelitian.

Kerangka teoritik berfungsi sebagai “hipotesis kerja” dimungkinkan untuk disajikan dalamm penelitian kualittatif. Kerangka teoritik dalam penelitian kualitatif metupakan kumpulan konsep-konsep relevan yang terintegrasi dalam satu system penjelasan yang berfungsi sebagai pedoman kerja, baik dalam menyusun metode, pelaksanaan di lapangan, maupun pembahasan hasil penelitian.

Meskipun tidak mutlak kehadirannya, telaah pustaka tetap menjadi kaharusan dalam penelitian kualitatif. Telaah pustaka atau landasan teori dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:

(a) Menggunakan sumber-sumber mutahir disamping sumber yang dianggap klasik

(b) Menggunakan sumber2 berupa artikel yang dimuat pada jurnal atau majalah ilmiah

(c) Kutipan atas sumber pustaka disajikan secata tepat, dianalisis dan dihubungkan dengan permasalahan

(d) Jumlahnya mencukupi dan tidak ada kesan berlebihan

Prosedur penelitian (rancangan dan metodologi) dikategorikan baik jika memenuhi kriteria berikut:

(31)

(1) Logika struktur dan strategi studi disajikan secara hati-hati, termasuk didalamnya identifikasi variabel, ketepatan paradigma, bagan arus, atu model skematik

(2) Deskripsi sampel penelitian diungkapkan secara jelas, meliputi cara penarikan sampel, ukuran sampel, dan strata

(3) Menggunakan prosedur pengumpulan data yang tepat dan terkait dengan masalah dan fokus penelitian

(4) Ada kesesuaian antara rumusan masalah dan fokus penjelajahan di lapangan

(5) Ketepatan menggunakan prosedur pengolahan data.

Contoh Tinjauan Pustaka dalam Artikel Jurnal:

Untuk mengkaji keterserapan lulusan pada lapangan kerja terdapat beberapa tulisan yang dapat digunakan untuk pijakan. Pertama, tulisan Drost Sj (1990) yang membahas tentang untuk apa perguruan tinggi didirikan. Diaktakan bahwa ide dasar pendidikan perguruan tinggi adalah untuk menciptakan manusia-manusia intelektual yang manusiawi, yang sanggup berpikir dan bekerja untuk masyarakat dan negaranya.

Kedua, tulisan Widiastono (1990: 23) yang menjelaskan bahwa harapan masyarakat kepada perguruan tinggi begitu besar. Ribuan lulusan SLTA setiap tahun memasuki perguruan tinggi dengan harapan kelak setelah selesai mengikuti pendidikan di perguruan tinggi masa depannya akan cerah.

Ketiga, tulisan Adi (1990: 60-62) yang menjelaskan tentang sarjana dan pasar tenaga kerja . Dalam penjelasannya itu, dikemukakan bahwa dalam perkembangannya Indonesia makin memasuki pasar bebas. Hal itu berarti, pasar yang semula lebih didominasi pemerintah makin bergeser ke peran swasta. Oleh karena swasta semakin penting menyediakan lapangan kerja. Permintaan pasar kerja diduga akan lebih banyak dari dunia industri. Oleh karena itu, pendirian Prodi dan Jurusan Keilmuan harus lebih memikirkan alternative lapangan kerjanya. Meskipun demikian ia mengatakan bahwa sarjana tetap menjadi pilihan pasar kerja.

Keempat, Imron (1990: 52-64) yang menjelaskan tentang dialektika pendidikan tinggi dan signifikansi masa depan. Dikatakan bahwa dinegara berkembang pendidikan tinggi merupakan sarana mencapai kemajuan bangsa. Pendidikan yang dilakukan dengan baik dapat menjadi alat pengusir kebodohan dan kemiskinan.

(32)

F.

METODE PENULISAN/PENELITIAN

Dalam karya ilmiah laporan penelitian bagian metode penelitian dibuat dalam bab tersendiri. Dalam artikel untuk jurnal metode penelitian/penulisan juga ditulis dalam bagian tersendiri tetapi tidak dalam bentuk bab. Dalam karya ilmiah makalah bahan seminar bagian metode penelitian tidak ditulis secara eksplisit menjadi bab.

Dalam laporan penelitian ada perbedaaan antara metode penelitian dalam metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode penelitian dalam laporan penelitian kuantitatif, prosedur penelitian dimulai dari pengumpulan data, pengolahan data, dan diakhiri dengan analisis data. Yang perlu diuraikan dalam bab pendekatan atau penelitian kuantitatif adalah: (1) jenis dan desain penelitian, (2) populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel (3) Variabel

(33)

yang dirumuskan secara operasional, (4) instrument penelitian disertai penentuan validitas dan reliabilitasnya, (5) teknik pengumpulan data , (6) teknik pengolahan dan analisis data.

Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut istilah-istilah, seperti angket guide interview observasi, wawancara. masing-masing istilah tersebut perlu diterangkan prosedur penggunaan atau pelaksanaannya. bahkan, kegunaan dari masing-masing teknik atau metode yang digunakan perlu diterangkan secara jelas.

sebaliknya pengertian populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, angket, guide interview, guide observation, wawancara dan sebagainya tidak perlu diuraikan sebagaimana dalam mata kuliah metodologi penelitian. yang diuraikan adalah siapa atau apa populasinya, berapa ukuran populasinya, berpa ukuran sampelnya, apa teknik penarikan sampelnya, apa alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, apa teknik pengumpulan datanya, apa teknik pengolahan dan analisis data yang dipilih dan digunakan. masing-masing metode penelitian yabg dipilih perlu diuraikan secara operasional sesuia dengan apa yang dikerjakan oleh peneliti.

Metode penelitian dalam laporan penelitian kualitatif terdapat beberapa perancangan dan hal ini mengakibatkan penyajiannya akan berbeda pula. Ada beberapa pendekatan penelitian kualitatif yang sering digunakan, seperti: (1) fenomologi. (2) hermeneutika, (3) etnografi, (4) grounded theory. Adapun desain penelitian kualitatif dapat berupa studi kasus, grounded study, etnometodologi, biografi, historical social science, riset klinis dll. Kerangka penelitian kualitatif yang diuraiakan dan dalam pedoman ini tidak dimaksudkan untuk semua jenis penelitian kualitatif yang bersifat khusus melainkan hanya untuk memberi kerangka dasar bagi penulisan karya ilmiah atau laporan penelitian yang menggunakanj metode penelitian kulaitatif secara umum.

Metode penelitian dalam laporan penelitian kualitatif mencakup bagian-bagian sebagai berikut: (1) dasar penelitian, (2) fokus penelitian,(3) sumber

(34)

data, (4) teknik sampling, (5) alat dan teknik pengumpulan data, (6)objektivitas dan keabsahan data, (7) Model analisis data, (8) Prosedur penelitian.

Bagian-bagian tersebut harus diuraikan sesuai dengan apa yterutama dalam penusunan laporan yang dilakukan peneliti, Dengan kata lain, uaraian bagian ini hanya bersifat konseptual atau teoritik, tetapi menyajikan uraian mengenai kejadian yang dilakukan peneliti di lapangan, misalnya, untuk mendapatkan data yang objektif dilakukan triangulasi. Secara teoritik ada 4 macam triangulasi yaitu: (1) motode, (2) sumber, (3) peneliti, (4) teori. Demikian juga dengan model analisis, secara teoritik ada beberapa model yang dapat digunakan seperti: interactive analysis models dan (2) flow analysisi models.

Contoh Metode Penelitian dalam Artikel Jurnal:

G.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Subyek penelitian adalah semua lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi terdiri atas lulusan tahun 2005,2006, dan 2007. Untuk keperluan penelitian tidak semua subyek peneltian yang diwawancarai tetapi dari lulusan tersebut diambil sejumlah diantaranya menjadi informan melalui teknik cuplikan dari tiap angkatan.

Sumber data penelitian ini adalah lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi. Sumber data lain adalah dokumen data lulusan Prodi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi dan sumber kepustakaan lainnya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terbuka dan tertutup. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara dan angket.

Data yang telah masuk dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif menggunakan statistik sederhana yaitu prosentase dan deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah reduksi data, display data, dan verifikasi/ penarikan simpulan. Setelah data dikumpulkan lalu dipilih yang benar-benar memiliki hubungan dengan pokok masalah selanjutnya diambil kesimpulan.

(35)

Karya ilmiah artikel dan makalah bahan seminar maupun laporan hasil penelitian memuat bagian hasil dan pembahasan. Dalam artikel dan makalah hasil dan pembahasan dapat berbentuk bab maupun tidak dalam bentuk bab. Dalam laporan penelitian bagian hasil dan pembahasan kecenderungannya dibuat dalam bentuk bab.

Bagian hasil dan pembahasan dalam laporan penelitian dapat dipecah menjadi beberapa bab tergantung kebutuhan. Dalam hasil disampaian data yang diperoleh dalam penelitian. Dengan demikian hasil harus disajikan secara objektif dan sesuai dengan data yang diperoleh (tabel atau gambar).

Dalam bagian hasil penelitian diuraikan apa saja hasil penelitian yang mencakup semua aspek yang terkait dengan penelitian. Analisa dan pembahasan membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.Penulisan hasil dan pembahasan menggunakan huruf times new roman, 10 pt, Bold) (kosong 1 spasi tunggal, Times New Roman, 10 pt).

Hasil eksperimen atau survei atau rancang bangun beserta analisisnya dan pembahasannya dapat disajikan secara bersama-sama atau secara terpisah berupa uraian, tabel dan gambar. Data yang dilaporkan sudah harus berupa data terolah, bukan data mentah. Tabel dan gambar harus dilengkapi nomor urut menggunakan angka Arab, dan bila diperlukan, disertai keterangan tambahan, seperti acuan dan arti singkatan. Untuk karya tulis hasil tinjauan pustaka dan hasil bahasan teoritis, informasi pustaka yang akan dipermasalahkan dan pembahasannya dapat diuraikan secara bersamasama atau secara terpisah, disajikan secara sistematis, rasional dan lugas. (Times New Roman, 10 pt, Regular, 1 spasi tunggal) (kosong 2 spasi tunggal, Times New Roman, 10 pt).

Bab pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam penulisan karya ilmiah karena dalam bab ini dilakukan kegiatan analisis data,

(36)

sintetis pembahasan, interpretasi penulis, pemecahan masalah, dan temuan pendapat baru yang diformulakan (bila ada).

Bab ini terdiri dari dua bagian besar yaitu :

a. Deskripsi Data

Berisi serangkaian data yang berhasil dikumpulkan, baik data pendukung seperti latar belakang lembaga / instansi yang diteliti, struktur organisasi dan sebagainya sert data utama yang diperlukan untuk pengujian hipotesis. Data-data tersebut harus dideskripsikan secar sistematis.

b. Pembahasan

Bagian ini berisi pembahasan tentang hasil penelitian sesuai dengan acuan dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Bagian pembahasan ini memperlihatkanketajaman dan keluasan wawasan penulis mengenai permasalahan yang dikajinya.

Hasil berupa data penelitian yang telah diolah dan dituangkan dalam bentuk tabel, grafik, foto, atau gambar. Pembahasan berisi hasil analisis dan hasil penelitian yang dikaitkan dengan struktur pengetahuan yang telah mapan (tinjauan pustaka yang diacu oleh penulis), dan memunculkan ‘teori-teori’ baru atau modifikasi terhadap teori-teori yang telah ada. Berisi tentang kupasan, analisis, argumentasi dan pendirian penulisan mengenai masalah yang dibicarakan.

Sajikan hasil penelitian sewajarnya secara bersistem. Jika data terlalu banyak, adakalanya Anda perlu selektif dalam menyajikannya. Dengan pertimbangan yang masak, rancanglah tabel, grafik, gambar atau alat penolong lain untuk memperjelas dan mempersingkat uraian yang harus diberikan. Jangan berikan informasi berulang, misalnya dalam bentuk tabel dan gambar. Tabel dan gambar perldisebut dalam teks dan letaknya tidak berjauhan dari teks yang bersangkutan. Hindari pengulangan informasi yang sudah ada dalam ilustrasi secara panjang lebar. Tafsirkan hasil yang diperoleh dengan memperhatikan dan menyesuaikannya dengan masalah atauhipotesis yang diungkapkan dalam

(37)

Pendahu-luan. Adakalanya Hasil digabungkan dengan Pembahasan, menjadi bagian yang dinamakan Hasil dan Pembahasan.

Sewaktu mengumpulkan data, mengolahnya, dan menyusunnya dalam tabel, dengan sendirinya Anda telah memiliki sejumlah gagasan yang telah dikembangkan dalam Pembahasan. Pengembangan gagasan ini disebut ‘argumen’. Anda harus membandingkan dengan hasil peneliti terdahulu, kemudian buatlah pertimbangan teoretisnya. Dengan demikian, maka Pembahasan merupakan kumpulan argumen mengenai relevansi, manfaat, dan kemungkinan atau keterbatasan percobaan Anda, serta hasilnya.

Dikatakan oleh Rifai (1995), bahwa Pembahasan merupakan bagian tempat seseorang paling bebas berekspresi. Pendapat orang yan sudah diringkas dalam Pendahuluan atau Tinjauan Pustaka tidak perlu diulang lagi tetapi diacu saja seperlunya. Bentangkan arti temuan serta jelaskan bagaimana simpulan baru itu memperluas cakrawala ilmu dan teknologi. Bila perlu berikan implikasi penerapan temuan aru tadi dan tunjukkan segi-segi lain yang perlu diteliti lebih lanjut. Akhiri pembahasan secara positif, tegas, dan kuat.

Menurut Calderon & Gonzales (1993), ada lima unsur yang dapat dituliskan dalam berargumen dan menyampaikan implikasi dari temuan.

1) Nyatakan situasi yang ditemukan dalam penelitian: bisa memuaskan atau tidak memuaskan. Misal: Mayoritas guru sains di Provinsi A tidak memenuhi kualifikasi untuk mengajarkan sains.

2) Nyatakan kemungkinan penyebab situasi itu. Jika ada situasi,mestinya ada penyebab, dan mestinya ada hubungan logis antarasituasi dan penyebab; bila tidak, yang dianggap penyebab bukanlah penyebab yang sesungguhnya. Dalam contoh di atas, penyebab logis kurangnya guru berkualifikasi untuk menangani mata ajaran sains ialah kurang cermatnya petugas rekrutmen dalam menyeleksi calon guru, atau tidak cukupnya pelamar yang berkualifikasi untuk menduduki posisi guru sains.

3) Nyatakan efek yang mungkin timbul dari situasi itu. Hampir pasti, ada pula efek yang timbul dari situasi tsb. dan mestinya ada hubungan logis antara situasi

(38)

dan efek yang mungkin. Efek logis dari kurangnya guru berkualifikasi pada pengajaran sains ialah bahwa pengajaran akan kurang efektif dan ini dapat merugikan siswa.

4) Nyatakan tindakan untuk mengatasi situasi yang kurang memuaskan atauuntuk meningkatkan situasi yang sudah baik. Wajar saja untuk mengambil tindakan guna meng-atasi situasi yang kurang memuaskan. Namun, situasi yang sudah baik pun perlu terus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Langkah logis untuk mengatasi keadaan guru yang tidak berkualifikasi ialah dengan mensyaratkan peningkatankualitas melalui pendidikan dalam bidang sains, menghadiri seminar, mengikuti pelatihan, membaca lebih banyak publikasi sains. 5) Nyatakan badan atau bidang terkait yang terpengaruhi. Dalam contoh yang diambil ini, pengajaran sains di Provinsi A yan terpengaruhi. Anda dapat melanjutkan pembahasan tentang implikasi temuan Anda pada pengajaran sains. Implikasi ini barangkali tidak berlaku untuk keadaan pendidikan secara keseluruhan. Hasil dan Pembahasan: Kedua bagian ini dapat disatukan atau dipisah, bergantung pada gaya selingkung jurnal yang bersangkutan. Di bagian ini dapat dikemukakan produk dan dihasilkan dan spesifikasinya, uraian teknik instalasi produk (jika diperlukan), uraian hasil uji efisiensi dan fungsional produk, tabel dan gambar teknis atau foto setiap aplikasi metode, produk, dan hasil pengujian.

Penyajian dan analisis data dikategorikan memenuhi kriteria yang baik jika memenuhi kriteria berikut:

(a) Dirumuskan secara logis dan teratur, kerangka hipotesis. Deduksi, tujuan dan pertanyaan penelitian ditempatkan pada dimensi keterkaitan yang intensif

(b) Tidak menyajikan hal-hal yang bersifat subjektif dan spekulatif (c) Analisis terhadap fakta yang diperoleh secara konsisten

(d) Terhindar dari generalisasi yang berlebihan (overgeneralization) atau pengungkapan yang tidak ada hubungannya dengan data penelitian

(39)

(e) Kesalinghubungan penemuan empiris selama penelitian diungkap secara eksplisit dengan menghindari distorsi data penelitian

(f) Faktor-faktor tidak terkontrol yang diduga dapat mempengaruhi ketepatan data diantipasi sedemikian rupa melalui diskusi

(g) Harus jelas perbedaan antara fakta dan kecendurungan yang berkembang dalam proses penelitian

(h) Hindari kontradiksi, ketidakkonsistenan atau elemen-elemen yang tidak terarah dalam data temuan

(i) Tabel, gambar, bagan, dan sejenisnya disajikan secara tepat baik bentuk, isi, maupun posisi.

Pada bagian pembahasan dihubungkan untuk memperhatikan ataupun merujuk pula hasil penelitian lain ataupun terdahulu. Selain itu perlu diungkapkan pula keterbatasan ataupun limitasi dari hasil yang diperoleh dan diperiksa apakah hasil yang diperoleh telah sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian tersebut, dan perlu juga diungkapkan saran ataupun penelitian lanjutan yang perlu dilaksanakan.

H. PENUTUP

Bagian penutup dari karya ilmiah adaalah simpulan dan saran. Cara penulisan pada artikel bergantung pada gaya selingkung jurnal, Bagian ini dapat merupakan bagian terpisah atau bergabung dengan bagian Pembahasan atau Hasil dan Pembahasan. Dalam bagian ini diuraikan keberhasilan metode dikaitkan dengan hasi kerja, dan dampak produk.

Dalam laporan penelitian kuantitatif, penutup merupakan Bab terakhir dari isi pokok laporan penelitian. sesuai dengan isinya, bagian ini dapat dibagi menjadi dua sub-bab yaitu simpulan dan saran. Simpulan harus sejalan dengan masalah, tujuan, dan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasannya. masalah yang dikemukakan dibagian pendahuluan semuanya harus terjawab dan dengan jawaban itu semua tujuan dapat tercapai. Uraian atau pembahasan masalah dalam bab sebelumnya harus ada simpulannya.

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah kriminal keganasan dan Harta Benda di

Referensi

Dokumen terkait

Garis besar materi meliputi: ragam wacana ilmiah, kebahasaan dalam karya ilmiah, dan penulisan karya ilmiah analitik- argumentatif seperti: resensi, esai,

* Ada KTI Murni yang sifatnya sederhana, seperti Makalah, Artikel Jurnal, dll yang tetap ditulis secara sistematis dengan mengikuti kaidah ilmiah namun lebih sederhana,

• satu artikel yang dimuat dalam jurnal ilmiah nasional terakreditasi atau satu artikel di jurnal internasional atau artikel pada prosiding seminar internasional terindeks

artikel di jurnal ilmiah, artikel di buku dari hasil penelitian, situs sejarah, artefak, dan lain2 yang bersifat karya asli. • Daftar Pustaka Acuan sebaiknya

Ciri-ciri artikel sekunder menurut (R IFAI , 1995; S OEHARDJAN 1997) antara lain adalah: (1) menyajikan hasil analisis ilmiah terhadap sejumlah artikel primer yang

Mata kuliah ini berisi teori dan praktek penulisan karya ilmiah yang dimulai dari hakekat dan konsep karya ilmiah, jenis dan ciri karya ilmiah, anatomi atau

Saat ini, guru masih kesulitan dalam menulis artikel ilmiah hasil penelitian yang memenuhi syarat publikasi ilmiah dalam sebuah jurnal ilmiah sehingga karya ilmiah yang dihasilkan guru

LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH: JURNAL ILMIAH Catatan Penilaian artikel oleh Reviewer : Judul Artikel : Analisis Penggunaan Kata Pada Judul