• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATKAN DAN PEMBERDAYAAN GURU UNTUK MENCIPTAKAN STANDARISASI DALAM MENGAJARKAN SAINS MELALUI PENGENALAN PEMBELAJARAN SEQIP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATKAN DAN PEMBERDAYAAN GURU UNTUK MENCIPTAKAN STANDARISASI DALAM MENGAJARKAN SAINS MELALUI PENGENALAN PEMBELAJARAN SEQIP."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATKAN DAN PEMBERDAYAAN GURU UNTUK MENCIPTAKAN STANDARISASI DALAM MENGAJARKAN

SAINS MELALUI PENGENALAN PEMBELAJARAN SEQIP

Wince Hendri

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

wince_hendri@yahoo.com Abstract

The purpose of writing this article is to improve and empowerment of human resources is a lecturer , teacher , and student teachers as well as increased cooperation to create standardization in the teaching of science developed through penerapam scientifically based curriculum and instructional introduction SEQIP . Learning structure SEQIP is one way to teach science developed to learners according the nature of science , which made reference to the natural phenomena that contextual environment of the learners , can be observed directly or indirectly to establish the concept that made their own and rely on science process skills . Through this article can be created educators who are professionals in their field and to achieve the professionalism need to be equipped with the practice and the ability to implement effective teaching duties and quality.

Key Words: SEQIP, saintifik, komtekstual

PENDAHULUAN

Sebagai seorang profesional, guru harus mempunyai pengetahuan dan persediaan strategi-strategi pembelajaran. Tidak semua strategi yang diketahuinya harus dan bisa diterapkan dalam kenyataan sehari-hari di ruang kelas. Meski demikian, guru yang baik tidak akan terpaku pada satu strategi saja. Guru yang ingin maju dan berkembang perlu mempunyai persediaan dan meningkatkan kemampuannya dalam suatu proses bertindak dan berefleksi.

Kehebatan, potensi seseorang dalam mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk mengajar dengan efektif dalam mata pelajaran apa pun sangat dibutuhkan. Kehebatan di atas disebut efficacious dan kehebatan seseorang dengan kemampuannya melaksanakan tugas-tugas tertentu disebut self-efficacy sebagai kata benda yang kata sifatnya adalah efficacious.

Bandura (Gabel, 1994: 63) dalam A Social Cognitive Theory, menurunkan teori self-efficacy dengan memasukkan

(2)

fenomena psikologi sebagai aspek penting dalam teori belajar. Dua komponen dasar teori self-efficacy adalah belief yang berkaitan dengan harapan-harapan atau pertimbangan-pertimbangan dan outcome expectations.

Dalam pembelajaran sains, Ramsey-Gassert dan Enochs (Cannon dan Scharmann, 1996: 420) mendefinisikan self-efficacy adalah kepercayaan (confidence) guru tentang kemampuan mengajar dan outcome expectancy sebagai keyakinan (belief) guru bahwa belajar siswa dapat dipengaruhi oleh mengajar efektif.

Sains (IPA) dan pembelajaran sains tidak hanya sekedar pengetahuan yang bersifat ilmiah saja, melainkan terdapat dimensi-dimensi ilmiah penting yang menjadi bagian sains. Pertama, adalah muatan sains (content of science) yang berisi berbagai fakta, konsep, hukum, dan teori-teori. Dimensi inilah yang menjadi obyek kajian ilmiah manusia.

Dimensi kedua adalah proses dalam melakukan aktivitas ilmiah dan sikap ilmiah dari aktivis sains. Proses dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan sains biasa disebut dengan keterampilan proses sains (science proccess skills). Keterampilan

proses inilah yang digunakan setiap ilmuwan ketika mengerjakan aktivitas-aktivitas sains. Karena sains adalah tentang mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, maka keterampilan ini dapat juga diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari ketika kita menemukan persoalan-persoalan keseharian dan kita harus mencari jawabannya. Jadi, mengajarkan keterampilan proses sains pada siswa sama artinya dengan mengajarkan keterampilan yang nantinya akan mereka gunakan dalam kehidupan keseharian mereka.

Dimensi ketiga dari IPA merupakan dimensi yang terfokus pada karakteristik sikap dan watak ilmiah. Dimensi ini meliputi keingintahuan seseorang dan besarnya daya imajinasi seseorang, juga antusiasme yang tinggi untuk mengajukan pertanyaan dan memecahkan permasalahan. Sikap lain yang juga harus dimiliki seorang ilmuwan adalah sikap menghargai terhadap metode-metode dan nilai-nilai di dalam IPA. Metode-metode IPA yang dimaksud di sini meliputi usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan menggunakan bukti-bukti, kemauan untuk mengakui pentingnya mengecek ulang data yang diperoleh, dan

(3)

memahami bahwa pengetahuan ilmiah dan teori-teori berubah sepanjang waktu selama informasi-informasi yang lebih banyak dan lebih baik diperoleh.

Dalam pendidikan sains, mula-mulai teori self-efficacy dimanfaatkan untuk menilai perilaku-perilaku career-relevant yang berkaitan dengan pilihan pekerjaan dalam karis sains dan teknologi. Berangkat dari permasalahan-permasalahan tersebut maka perlu adanya pemecahan yang mengarah pada dihasilkannya struktur pembelajaran yang membelajarkan sains sesuai dengan hakikatnya. Aktivitas pembelajaran sains yang membawakan sains sesuai dengan hakikatnya salah satunya dibawakan oleh sebuah siklus belajar dengan strategi Do-talk-do.

Upaya peningkatan efficacy calon guru sekolah dasar dalam pembelajaran sains memerlukan cara-cara tertentu, karena kekhasan efficacy bagi masing-masing individu dalam bidang tertentu. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mewujudkan itu diantaranya dengan melaksanakan perkuliahan bidang studi sains dengan menggunakan struktur pembelajaran SEQIP. Kuliah dengan menggunakan struktur pembelajaran SEQIP memungkinkan mahasiswa tidak saja memperoleh konsep-konsep dasar sains, tetapi,

mahasiswa sekaligus memahami cara-cara mengajarkannya dengan lebih efektif.

Makalah ini ditulis bertujuan untuk memberi bekal kepada pendidik dan mahasiswa tentang hakikat sains dan pembelajarannya yang benar untuk peserta didik, sehingga kendala-kendala yang dihadapi selama ini khusus berkaitan dengan perangkat perkuliahan Sains yang dinilai terlalu akademis dan tidak relevan bagi peserta didik, alokasi waktu dan penggunaannya dalam pembelajaran sains yang dianggap tidak optimal dapat diatasi, sehingga pembelajaran sains menjadi lebih efektif.

Melalui tulisan ini juga diharapkan dapat meningkatkan efficacy mahasiswa calon guru dalam pembelajaran sains. Efficacy mahasiswa dalam mengajar dan belajar sains tidak saja menguntungkan dari dimensi dirinya (self-efficacy) yang percaya mampu mengajarkan sains karena konsep-konsep dasar sains dan cara mengajarkannya telah dikuasai, tetapi juga bermanfaat bagi dimensi siswa yang berkaitan dengan peningkatan prestasinya kelak.

(4)

PEMBAHASAN

Struktur Pembelajaran SEQIP

SEQIP (Science Education Quality Improvement Project), adalah proyek pemerintah Indonesia di bawah Depatemen Pendidikan Nasional. Pemerintah Jerman membantu perencanaan dan pelaksanaan dalam kerjasama teknik bilateral. Sasaran SEQIP adalah kualitas pendidikan sains di SD meningkat secara signifikan, untuk meningkatkan mutu pembelajan sains dengan menekankan pada kegiatan belajar mengajar di kelas. Proyek ini menyediakan konsultan, buku sains guru, buku sains murid, buku percobaan sains, KIT sains murid dan KIT sains guru dan pelatihan-pelatihan bagi guru-guru SD maupun dosen PGSD. Untuk mencapai sasaran dan maksud SEQIP, proyek ini mengembangkan struktur pembelajaran sains yang kemudian disebut Struktur Pembelajaran SEQIP.

Struktur pembelajaran SEQIP adalah salah satu cara mengajarkan sains yang dikembangkan proyek itu pada peserta didik SD sesuai hakikat sains, yaitu dilakukan mengacu pada gejala-gejala alam yang kontekstual di lingkungan peserta didik dan dapat diamati secara langsung maupun tidak

langsung untuk membangun konsep yang dilakukan mereka sendiri dan bertumpu pada keterampilan-keterampilan proses sains. Secara garis besar struktur pembelajaran SEQIP ditampilkan pada tabel berikut ini. Tabel 1: Struktur Pembelajaran SEQIP Tahap Po kok Tahap Pengaja ran Contoh Pilihan Kegiatan yang dapat dilakukan 1. Kegi atan awal Pendahu luan  Percobaan/dem onstrasi sesuatu yang dibawa oleh guru  Cerita/kejadian  Revisi atau Pengeta huan awal siswa Mengumpulkan dan mendiskusikan 2. Ke giat an Inti Perumus an pertanya Merumuskan pertanyaan atau permasalahan Kegiata n  Melaksanakan percobaan  Permainan/sim ulasi Pengam atan Melakukan pengamatan sebanyak mungkin

(5)

Jawaban pertanya an pemeca han masalah  Penjelasan oleh siswa (tebak-duga-diskusi)  Penjelasan oleh guru (bila diperlukan) 3. Kegi atan pem anta pan  Penerapan (sangat baik bila berhubungan dengan lingkungan siswa seperti tubuh, keluarga, makanan, teknik, pekerjaan, dll)  Menjawab pertanyaan  Membuat ringkasan  Pekerjaan rumah

Penerapan struktur pembelajaran SEQIP dalam perkuliahan

Redford (1998: 84), dari hasil penelitiannya menemukan, bahwa “Perkuliahan yang mendasarkan pada pendekatan dengan menekankan Transferring Theory into Practice dapat

memberi dampak nyata dalam pembelajaran IPA di kelas.” Para mahasiawa calon guru memerlukan kesempatan melakukan observasi yang lebih luas tentang mengajar dan bagaimana menerapkan teori mengajar ke dalam praktek agar dapat berpengaruh secara nyata pada kemampuan mereka mengajar.

Perkuliahan bidang studi sains di PGSD berbekal perangkat perkuliahan berbasis struktur pembelajaran SEQIP akan mampu meningkatkan efficacy dosen dan mahasiswa calon guru sehingga pembelajaran sains menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik .

Struktur pembelajaran sains di SD dikembangkan oleh SEQIP melalui tiga kegiatan utama, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan pemantapan, Struktur ini ternyata identik dengan siklus belajar sains melalui strategi do-talk-do yang dikembangkan Prasetyo, dkk. (2001) dalam mengembangkan perangkat pembelajaran sains untuk mahasiswa calon guru SD.

Menurut Mc Dermott (2000: 412), karena ”Para guru cenderung mengajar seperti ketika mereka diajar”, agar mahasiswa dapat meningkatkan efficacy mereka maka dosen harus mampu

(6)

menghadirkan suatu tindakan pembelajaran sains yang efektif, misalnya dengan struktur pembelajaran SEQIP. Dalam struktur pembelajaran SEQIP ditempuh melalui tahap-tahap kegiatan awal sebagai bentuk eksplorasi atau do-1, kegiatan inti sebagai bentuk pengenalan istilah atau talk dan kegiatan pemantapan sebagai bentuk penerapan konsep atau do-2.

Struktur pembelajaran SEQIP digunakan untuk meningkatkan penguasaan Konsep-konsep Dasar Sains mahasiswa Calon Guru SD dan self efficay mereka untuk meningkatkan kepercayaan dosen dan mahasiswa dalam kemampuannya membelajarkan sains dengan efektif dan meningkatkan keyakinan mereka bahwa bekal kepercayaan itu mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Bekal kepercayaan itu juga diperoleh ketika mereka menguasai konsep dasar sains dengan lebih matang.

Struktur pembelajaran SEQIP dalam perkuliahan bidang studi sains berguna bagi mahasiswa calon guru sebagai bekal positip mereka, yaitu mampu mengubah performance mereka dan suasana kelas, memperlancar dan mempermudah mereka untuk mengelola kelas dalam pembelajaran sains, serta memahami bagaimana seharusnya

membelajarkan sains pada peserta didik dilaksanakan. Mahasiswa calon guru memiliki dampak yang luar biasa bagi peserta didik SD, yaitu sains disajikan menyenangkan sehingga mengaktifkan siswa dalam menggunakan aktivitas hands-on sesuai keinginan siswa agar dapat mengkonstruksi konsep-konsep sains secara mandiri.

Tindakan demikian, merupakan inovasi dalam pembelajaran sains yang akan berdampak pada mutu pendidikan, sebab selama ini di kedua lembaga pendidikan itu sains tidak diajarkan dan dibelajarkan semestinya. Pembelajaran sains berlangsung hanya sekedar transfer pengetahuan dan ditempuh hanya melalui ceramah. Pembelajaran sains berpusat pada guru bukan pada peserta didik. Pembelajaran sains hanya untuk memenuhi keinginan guru bukan pada peserta didik. Demikianlah, sekali lagi melalui inovasi ini diberikan, mind-set pembelajaran sains yang selama ini tertanam akan berubah menjadi lebih efektif, sehingga kualitas pendidikan kita menjadi lebih bermutu.

PENUTUP

Siklus belajar saintifik identik dengan struktur pembelajaran SEQIP, yaitu tahap: kegiatan awal, kegiatan inti,

(7)

dan kegiatan pemantapan.do-talk-do yang mampu: a) mengaktifkan siswa dalam menggunakan aktivitas hands-on science, b) memenuhi kebutuhan siswa dalam mengkonstruksi konsep-konsep sains secara aktif dan menyenangkan serta mengubah performance guru dan suasana kelas, c) memperlancar dan mempermudah guru untuk mengelola kelas dalam pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Cannon, John, dan Scharmann, Lawrence C. (1996). “Influence of a Cooperative Early Field Experience on Preservice Elementary Teachers’ Science Self-Efficacy”. Journal of Science Education. 80(4): 419–436. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. (1997). Kurikulum Program Pendidikan Prajabatan D-II PGSD Guru Kelas Tahun 1995. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Standar Kompetensi Guru Kelas SD. MIL Program Pendidikan D-II PGSD. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2003). SEQIP: Bahan Pelatihan I Dosen Sains Program PGSD. Jakarta: Direktorat Pendidikan TK dan SD.

Gabel, Dorothy L. (1994). Handbook of Research on Science Teaching &

Learning. NY: Mcmillan Publishing Company.

Radford, David L. (1998). Transferring Theory into Practice: A Model for Profesional Development for Science Education Reform.Jounal of Research in Science teaching, 35(1), 73–88.

Gambar

Tabel  1:  Struktur  Pembelajaran  SEQIP  Tahap  Po kok  Tahap  Pengajaran  Contoh Pilihan Kegiatan yang  dapat dilakukan  1

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tahun 2014 dan 2015 berdasarkan hasil penelitian, efluen limbah cair IPAL domestik rumah sakit ERBA berdasarkan KepMen LH No.Kep-58/MENLH/12/1995, dari hasil

Fiksasi (pengikatan) nitrogen hanya dapat dilakukan oleh prokariota (bakteri dan alga) tertentu yang mampu mengikat senyawa nitrogen dalam bentuk N2 (nitrogen

Model kinetika adsorpsi Lagergren orde satu-semu fenol oleh karbon aktif dari sekam padi pada konsentrasi 100 ppm dengan nilai parameter-parameter yang digunakan

Hibrida IPB CH3 memiliki bobot buah layak pasar yang lebih besar dibandingkan dengan Gada dan Hot Beauty namun tidak berbeda nyata dibandingkan Adipati dan

2. Menentukan keuntungan yang mungkin didapat: beberapa keuntungan yang dapat diperoleh oleh tim QFD antara lain untuk: 1) mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, 2)

Dengan menggunakan data dari tahun 2010 hingga 2020, observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa harga minyak, khususnya Brent, mempengaruhi pergerakan harga komoditas

Di Kabupaten Bengkalis aturan mengenai Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yaitu Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 1 Tahun