• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Dan Pengembangan Produk Crash Box [Makalah][Revisi]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Dan Pengembangan Produk Crash Box [Makalah][Revisi]"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS TUGAS

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

TENTANG TENTANG ((CRASCRASH H BOX BOX ))

Oleh: Oleh: SYUKRON HAMDI

SYUKRON HAMDI F1C 111 075F1C 111 075

Program

Program S1 S1 Teknik MTeknik Mesinesin FAKULTAS TEKNIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM UNIVERSITAS MATARAM 2014 2014

(2)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB

BAB I I PENDAHULPENDAHULUAN ...UAN ...1...1 1.1

1.1 Latar Latar Belakang Belakang Masalah ...Masalah ...1...1 1.2

1.2 Tujuan Tujuan ...2...2 1.3

1.3 LangkahLangkah –  – langkah langkah Pengembangan ...Pengembangan ...2...2 BAB

BAB II II TINJAUAN TINJAUAN PUSTAKA...PUSTAKA...4...4 2.1

2.1 Penelitian Sebelumnya ...Penelitian Sebelumnya ...4...4 2.2

2.2 Collapsible Impact EnCollapsible Impact Energy ergy Absorber Absorber ...4...4 2.2.1

2.2.1 Crash BoxCrash Box ...4...4 2.2.2

2.2.2 Jenis-jenisJenis-jenisCrash boxCrash box ...5....5 2.3

2.3 Tekuk (Tekuk ( Buckling  Buckling ) ) ...6...6 2.4

2.4 Proses Proses Pengembangan Pengembangan Generik ..Generik ...8...8 2.5

2.5 Pengembangan Konsep Pengembangan Konsep : Proses Awal : Proses Awal Hingga Akhir...Hingga Akhir...9....9 2.6

2.6 Membuat Membuat Target Target Spesifikasi ...Spesifikasi ... 10.. 10 2.7

2.7 Menentukan Spesifkasi Menentukan Spesifkasi Akhir...Akhir... 11... 11 2.8

2.8 Aktivitas Penyusunan Aktivitas Penyusunan Konsep ...Konsep ... 11... 11 2.9

2.9 Tahapan Tahapan Penentuan Penentuan Konsep Konsep Produk ...Produk ... 11.... 11 2.10

2.10 Penyusunan Penyusunan Fungsi Fungsi Produk Produk ... 12.. 12 2.11

2.11 Proses Proses Pengambilan Pengambilan Data Dengan Data Dengan Metode Metode QFD QFD ... ... 1313 2.12

2.12 Data Data Material dan Material dan Dimensi Dimensi Spesimen ...Spesimen ... ... 1717 BAB III

BAB III PERENCANAAN DAN PERENCANAAN DAN PENGEMBPENGEMBANGAN PRODUK ...ANGAN PRODUK ... ... 1919 3.1

3.1 Pernyataan Misi Pernyataan Misi ... 19... 19 3.2

3.2 Alasan Alasan Pengembangan ...Pengembangan ... ... 2020 3.3

3.3 BAB

BAB IV IV KESIMPULKESIMPULAN ...AN ... 29... 29 4.1

4.1 Pengelompokan Pengelompokan Interpretasi Interpretasi Kebutuhan Kebutuhan Pelanggan Pelanggan ... ... 2929 DAFTAR PUSTAKA

(3)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB

BAB I I PENDAHULPENDAHULUAN ...UAN ...1...1 1.1

1.1 Latar Latar Belakang Belakang Masalah ...Masalah ...1...1 1.2

1.2 Tujuan Tujuan ...2...2 1.3

1.3 LangkahLangkah –  – langkah langkah Pengembangan ...Pengembangan ...2...2 BAB

BAB II II TINJAUAN TINJAUAN PUSTAKA...PUSTAKA...4...4 2.1

2.1 Penelitian Sebelumnya ...Penelitian Sebelumnya ...4...4 2.2

2.2 Collapsible Impact EnCollapsible Impact Energy ergy Absorber Absorber ...4...4 2.2.1

2.2.1 Crash BoxCrash Box ...4...4 2.2.2

2.2.2 Jenis-jenisJenis-jenisCrash boxCrash box ...5....5 2.3

2.3 Tekuk (Tekuk ( Buckling  Buckling ) ) ...6...6 2.4

2.4 Proses Proses Pengembangan Pengembangan Generik ..Generik ...8...8 2.5

2.5 Pengembangan Konsep Pengembangan Konsep : Proses Awal : Proses Awal Hingga Akhir...Hingga Akhir...9....9 2.6

2.6 Membuat Membuat Target Target Spesifikasi ...Spesifikasi ... 10.. 10 2.7

2.7 Menentukan Spesifkasi Menentukan Spesifkasi Akhir...Akhir... 11... 11 2.8

2.8 Aktivitas Penyusunan Aktivitas Penyusunan Konsep ...Konsep ... 11... 11 2.9

2.9 Tahapan Tahapan Penentuan Penentuan Konsep Konsep Produk ...Produk ... 11.... 11 2.10

2.10 Penyusunan Penyusunan Fungsi Fungsi Produk Produk ... 12.. 12 2.11

2.11 Proses Proses Pengambilan Pengambilan Data Dengan Data Dengan Metode Metode QFD QFD ... ... 1313 2.12

2.12 Data Data Material dan Material dan Dimensi Dimensi Spesimen ...Spesimen ... ... 1717 BAB III

BAB III PERENCANAAN DAN PERENCANAAN DAN PENGEMBPENGEMBANGAN PRODUK ...ANGAN PRODUK ... ... 1919 3.1

3.1 Pernyataan Misi Pernyataan Misi ... 19... 19 3.2

3.2 Alasan Alasan Pengembangan ...Pengembangan ... ... 2020 3.3

3.3 BAB

BAB IV IV KESIMPULKESIMPULAN ...AN ... 29... 29 4.1

4.1 Pengelompokan Pengelompokan Interpretasi Interpretasi Kebutuhan Kebutuhan Pelanggan Pelanggan ... ... 2929 DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Seiring perkembangan teknologi, perkembangan sistem keamanan pada alat Seiring perkembangan teknologi, perkembangan sistem keamanan pada alat transportasi sangat diperlukan dikarenakan semakin meningkatnya kebutuhan akan kendaraan transportasi sangat diperlukan dikarenakan semakin meningkatnya kebutuhan akan kendaraan untuk menunjang mobilitas masy

untuk menunjang mobilitas masyarakat. Berbicara mengenai alat arakat. Berbicara mengenai alat transportasi transportasi maka tidak lepasmaka tidak lepas dengan kemungkinan kecelakaan lalu lintas yang akan terjadi, tentunya hal ini merupakan dengan kemungkinan kecelakaan lalu lintas yang akan terjadi, tentunya hal ini merupakan sesuatu yang tidak diharapkan sehingga para produsen alat transportasi selalu berpikir untuk sesuatu yang tidak diharapkan sehingga para produsen alat transportasi selalu berpikir untuk memberikan solusi terhadap hal tersebut dengan cara menambahkan beberapa sistem memberikan solusi terhadap hal tersebut dengan cara menambahkan beberapa sistem keamanan pada produknya agar dapat meminimalisasi efek yang ditimbulkan akibat keamanan pada produknya agar dapat meminimalisasi efek yang ditimbulkan akibat kecelakaan.

kecelakaan.

Dalam perkembangannya banyak sekali sistem keamanan yang diterapkan oleh para Dalam perkembangannya banyak sekali sistem keamanan yang diterapkan oleh para  produsen

 produsen kendaraan kendaraan bermotor bermotor khususnya khususnya kendaraan kendaraan roda roda empat, empat, salah salah satunya satunya adalahadalahcrashcrash box

box, perangkat ini merupakan sistem keamanan pasif (, perangkat ini merupakan sistem keamanan pasif ( passive  passive safety safety systemsystem) dan merupakan) dan merupakan salah satu bagian dari

salah satu bagian daricrashworty systemcrashworty systemyang digunakan untuk mengurangi tingkat keparahaanyang digunakan untuk mengurangi tingkat keparahaan kecelakaan yang dialami penumpang atau bagian kendaraan yang vital seperti mesin akibat kecelakaan yang dialami penumpang atau bagian kendaraan yang vital seperti mesin akibat  frontal crash

 frontal crash..

Crash box

Crash box yang diletakkan diantara bumper dan rangka pada bagian depan kendaraanyang diletakkan diantara bumper dan rangka pada bagian depan kendaraan merupakan bagian yang sangat penting sebagai penyerap energi impak dalam hal ini tabrakan merupakan bagian yang sangat penting sebagai penyerap energi impak dalam hal ini tabrakan depan

depan frontal crash frontal crash.. Crash boxCrash box ini diharapkan mengalami deformasi dengan menyerap energiini diharapkan mengalami deformasi dengan menyerap energi impak sebelum mengenai bagian kendaraan yang lain seperti

impak sebelum mengenai bagian kendaraan yang lain seperti frame frame dan dan kabin kabin sehinggasehingga deformasi yang terjadi dapat diminimalisasi.

(5)

Velmurugan

Velmurugan andand Muralikannan (2009) meneliti karakteristik penyerapan energi padaMuralikannan (2009) meneliti karakteristik penyerapan energi pada crash box

crash box dengan melakukan pengujian statik dan dinamik dari beberapa macam bentukdengan melakukan pengujian statik dan dinamik dari beberapa macam bentuk  penampang diantaranya

 penampang diantaranya lingkaran (lingkaran (circle)circle), persegi (, persegi ( square square), dan persegi panjang (), dan persegi panjang (rectangular)rectangular) masing-masing

masing-masingcrash boxcrash box memiliki keliling, ketebalan, dan tinggi yang sama, hasil penelitianmemiliki keliling, ketebalan, dan tinggi yang sama, hasil penelitian tersebut menunjukkan penyerapan energi spesifik pada penampang lingkaran (

tersebut menunjukkan penyerapan energi spesifik pada penampang lingkaran (circlecircle) lebih) lebih tinggi dari penampang persegi (

tinggi dari penampang persegi ( square square) dan persegi panjang () dan persegi panjang (rectangular rectangular ) sedangkan) sedangkan  penampang persegi (

 penampang persegi ( square square) lebih baik dari persegi panjang () lebih baik dari persegi panjang (rectangular rectangular ).). Dari latar belakang

Dari latar belakang inilah perlu dilakukan penelitian inilah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai lebih lanjut mengenai besar pengaruhbesar pengaruh variasi diameter dan panjang

variasi diameter dan panjangcrash boxcrash box berpenampang lingkaran ( berpenampang lingkaran (circlecircle) agar didapatkan) agar didapatkan  penyerapan energi dan perilaku deformasi yang baik, hal ini dilakukan untuk mendukung  penyerapan energi dan perilaku deformasi yang baik, hal ini dilakukan untuk mendukung

hasil penelitian sebelumnya. hasil penelitian sebelumnya.

1.2

1.2 TujuanTujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besarmengetahui seberapa besar  pengaruh variasi diameter

 pengaruh variasi diameter dan panjangdan panjangcrash boxcrash box agar memiliki kemampuan menyerap energiagar memiliki kemampuan menyerap energi dan perilaku deformasi yang baik pada pengujian

dan perilaku deformasi yang baik pada pengujian(Dropped weight impact (Dropped weight impact ).). Selain itu ada beberapa tujuan antara sebagai berikut :

Selain itu ada beberapa tujuan antara sebagai berikut : a.

a. Merancang dan mengembangkan produk terbaruMerancang dan mengembangkan produk terbaruCrash BoxCrash Box untuk memenuhi keinginanuntuk memenuhi keinginan  pelanggan.

 pelanggan.  b.

 b. Merancang dan mengembangkan produkMerancang dan mengembangkan produkCrash BoxCrash Box untuk memenangkan persaingan dariuntuk memenangkan persaingan dari  produk sejenis yang ada di pasaran.

 produk sejenis yang ada di pasaran. 1.3

1.3 Langkah-langkah PengembanganLangkah-langkah Pengembangan

1.

1. Menentukan produk yang akan dikembangkan beserta gambar produk yang ada diMenentukan produk yang akan dikembangkan beserta gambar produk yang ada di  pasaran

 pasaran 2.

2. Mendapatkan alasan pengembangan baik dari kemungkinan peluang-peluang yang adaMendapatkan alasan pengembangan baik dari kemungkinan peluang-peluang yang ada maupun dari kebutuhan pelanggan melalui proses interview.

(6)

3. Mengelompokkan interpretasi kebutuhan pelanggan untuk mempermudah  pengidentifikasian.

4. Konsep Desain produk alternatif 5. Pemilihan Konsep Desain terbaik.

6. Menentukan spesifikasi dari produk yang terpilih

7. Membuat pernyataan misi dari konsep produk yang terpilih. 8. Menentukan prinsip kerja dari konsep produk yang terpilih

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya

Velmurugan dan Muralikannan (2009) meneliti karakteristik penyerapan energi pada crash box dengan melakukan pengujian statik dan dinamik dari beberapa macam bentuk

 penampang di antaranya lingkaran (circle), persegi ( square), dan persegi panjang (rectangular)

masing-masingcrash box memiliki keliling, ketebalan, dan tinggi yang sama, hasil penelitian

tersebut menunjukkan penyerapan energi spesifik pada penampang lingkaran (circle) lebih

tinggi dari penampang persegi ( square) dan persegi panjang (rectangular ) sedangkan

 penampang persegi ( square) lebih baik dari persegi panjang (rectangular ).

Berdasarkan penelitian di atas perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

 bagaimana pengaruh variasi diameter dan panjangcrash box berpenampang lingkaran (circle)

agar didapatkan ukuran yang baik dalam penyerapan energi dan perilaku deformasinya, hal ini dilakukan untuk mendukung hasil penelitian sebelumnya

2.2 Coll apsi ble I mpact En er gy Absorber 

2.2.1 Cr ash Box 

Crash box adalah salah satu jenis penyerap energi impak ( Impact energy absorber ) yang diletakkan diujung rangka depan kendaraan yang berfungsi sebagai penyerap energi

impak akibat tabrakan pada bagian depan, pada saat terjadi tabrakan depan ( frontal crash)

crash box diharapkan dapat terdeformasi dengan menyerap energi tabrakan sebelum mengenai bagian yang dilindungi sehingga kerusakan pada rangka kabin utama dapat

diminimalisasi dan penumpang dapat selamat. Energi yang diterima oleh crash box saat

(8)

menyerap energi impak dan mengurangi gaya maksimalnya diamana seluruh energi tabrakan didistribusikan secara merata dan besar gayanya tidak melebihi nilai yang

diizinkan agar struktur yang lain terlindung dari kerusakan yang parah. Agarcrash boxdapat

memproteksi struktur dengan baik maka desaincrash box harus mengikuti kriteria sebagai

 berikut :

 Energi impak akibat tabrakan sebanyak mungkin harus dapat didistribusikan

menjadi deformasi irreversible atau energi tabraknya diubah menjadi deformasi  plastis.

 Crash box adalah peralatan sekali pakai sehingga harus mudah diproduksi dan  biayanya rendah serta mudah pemasangan dan pelepasannya.

 Crash box harus cukup panjang agar jalur deformasi untuk penyerapan energi tabrakan semakin panjang pula, tetapi tidak mengambil terlalu banyak ruang pada  bagian depan kendaraan.

Gambar 2.1Crash box pada struktur rangka kendaraan

Sumber : Liu Yanjie (2008)

2.2.2 Jenis-jenis Cr ash box 

Crash box sebagai system keamanan pasif pada kendaraan memiliki beragam jenis

(9)

 persegi ( square tubes),corrugated tubes, multicorner columns, frusta, struts,honeycomb cells,  sandwich plates dan bentuk-bentuk khusus lain yang sesuai dengan kegunaannya sebagai

 penyerap energi impak akibat tabrakan depan. Contoh jenis crash box dapat dilihat pada

gambar 2.2.

Gambar 2.2 Jenis-jenisCrash box

Sumber : Jiayao Ma and Zhong You (2008) 2.3 Tekuk (Buckling) 

 Buckling merupakan suatu jenis dari kegagalan struktur yang terjadi pada struktur kolom atau struktur berbentuk tiang, hal ini terjadi akibat pembebanan secara aksial pada struktur tersebut, jika suatu tiang yang tipis diberi tekanan maka tiang tersebut akan membengkok dan terdefleksi secara lateral sehingga dapat dikatakan struktur tersebut

mengalami buckling . Dengan bertambahnya beban aksial pada struktur kolom maka defleksi

lateral juga akan bertambah dan pada akhirnya kolom akan benar-benar terdeformasi plastis.

(10)

Gambar 2.3 Buckling pada struktur kolom Sumber :.Beer, 2006: 635

Crash boxmerupakan salah satu jenis komponen yang berfungsi untuk menyerap energi kinetik akibat tabrakan dimana energi tersebut diubah kebentuk lain yaitu deformasi plastis

 pada struktur dengan bentuk tekukan – tekukan yang disebutbuckling , sehingga dengan adanya

buckling pada crash box tersebut energi kinetik akibat tabrakan yang diterima oleh kendaraan tidak langsung tersalur ke rangka utama yang akan menyebabkan kerusakan parah dan cidera  pada penumpang.

Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:

1. Kualitas Produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.

2. Biaya Produk

Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut  biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan

oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu. 3. Waktu Pengembangan Produk

Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya

(11)

akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.

4. Biaya Pengembangan

Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

5. Kapabilitas Pengembangan.

Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang. Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan  bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini didapat dari  persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk,  perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan  pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.

Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap – tiap elemen suatu produk

mempunyai fungsi – fungsi sendiri. Diantara fungsi – fungsi satu dengan yang lain terkadang ada

saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya. Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :

 Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.

 Pengelompokan fungsi produk.

Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi sekumpulan output. Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun , merancang, dan mengkomersialkan suatu produk.

2.4 Proses Pengembangan Generik 

Proses pengembangan produk yang umum terdiri dari enam tahap, yaitu:

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan ini sering dirujuk karena kegiatan ini mendahului  persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.

2. Pengembangan Konsep

Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi,alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.

(12)

3. Perancangan Tingkatan Sistem

Fase perancangan tingkata sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen.

4. Perancangan Detail

Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.

5. Pengujian dan perbaikan

Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari  bermacam-macam versi produksi awal produk.

6. Produksi awal:

Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya.

2.5 Pengembangan Konsep : Proses Awal Hingga Akhir

Proses pengembangangan konsep mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Identifikasi kebutuhan pelanggan

Sasaran kegiatan ini adalah untuk memahami kebutuhan pelanggan dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan.

2. Penetapan spesifikasi target

Spesifikasi memberikan uraian yang tepat mengenai bagaimana produk bekerja.

3. Penyusunan Konsep

Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area konsep-konsep  produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

4. Pemilihan Konsep

Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis dan secara berturut-turut dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan.

5. Pengujian Konsep

Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan pelanggan telah terpenuhi, mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama  proses pengembangan selanjutnya.

(13)

Spesifikasi target yang telah ditentukan diawal proses ditinjau kembali setelah  proses dipilih dan diuji.

7. Perencanaan proyek

Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadual  pengembangan secara rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu  pengembangan dan mengidentifikasi sumber daya yang digunakan untuk

menyelesaikan proyek.

8. Analisis Ekonomi

Tim, sering didukung oleh analisis keuangan, membuat model ekonomis untuk  produk baru.

9. Analisa Produk-Produk pesaing

Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi  produk baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan  produk dan proses produksi.

10. Pemodelan dan Pembuatan Prototipe

Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan prototipe.

Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataaan misi proyek terdapat lima tahapan proses berikut :

1. Mengidentifikasi peluang

2. Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek

3. Mengalokasikan sumberdaya dan rencana waktu 4. Melengkapi perencanaan pendahuluan proyek 5. Merefleksikan kembali hasil dan proses.

2.6 Membuat Target Spesifikasi

Target spesifikasi merupakan tujuan tim pengembangan yang berperan dalam menjelaskan  produk agar sukses di pasaran. Kemudian target spsesifikasi ini akan diperbaiki tergantung

kepada batasan konsep produk yang akhirnya dipilih. Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 4 langkah:

1. Menyiapkan gambar metrik dan menggunakan metrik-metrik kebutuhan, jika diperlukan. Metrik yang baik adalah yang merefleksikan secara langsung nilai produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan.

(14)

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika membuat daftar metrik: a. Metrik harus komplit

 b. Metrik merupakan variabel yang berhubungan (dependent), bukan variabel bebas (independent)

c. Metrik harus praktis

d. Beberapa kebutuhan tidak dengan mudah diterjemahkan menjadi metrik terukur. 2. Mengumpulkan informasi tentang pesaing.

3. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.

 Nilai ideal adalah hasil terbaik yang diharapkan tim. Nilai yang dapat diterima secara marginal adalah nilai metrik yang membuat produk diterima secara komersial.

2.7 Menentukan Spesifkasi Akhir

Menentukan spesifikasi akhir sangat sulit karena adanya trade-offs, yaitu hubungan

 berlawanan antara dua spesifikasi yang sudah melekat pada konsep produk yang terpilih. Tahap

 paling sulit untuk memperbaiki spesifikasi adalah memilih metode agar trade-off dapat

terpecahkan.

2.8 Aktivitas Penyusunan Konsep

Konsep produk adalah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi , prinsip kerja, dan  bentuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan

kebutuhan pelanggan.

2.9 Tahapan Penentuan Konsep Produk  1. Memperjelas Masalah

Memperjelas masalah mencakup pengembangan sebuah pengertian umum dan  pemecahan sebuah masalah menjadi submasalah.

2. Pencarian secara Eksternal

Pencarian eksternal bertujuan untuk menemukan pemecahan keseluruhan masalah dan submasalah yang ditemukan selama langkah memperjelas masalah.

3. Pencarian secara Internal

Pencarian internal merupakan penggunaan pengetahuan dan kreativitas dari tim dan  pribadi untuk menghasilkan konsep solusi.

(15)

Penggalian secara sistematik ditujukan untuk mengarahkan ruang lingkup kemungkinan dengan mengatur dan mengumpulkan penggalan solusi yaitu yang merupakan solusi untuk sub-submasalah.

5. Merefleksikan pada Hasil dan Proses

Meskipun langkah refleksi diletakkan paling akhir, refleksi sebaiknya dilakukan pada keseluruhan proses.

2.10 Penyusunan Fungsi Produk 

Secara umum fungsi produk di bagi menjadi dua, yaitu ; fungsi utama (main function) dan

fungsi tambahan ( sub-function). Seperti diketahui, bahwa suatu produk bisa terdiri dari satu

 bagian ( part ) atau lebih. Sedangkan sebuah bagian/part dapat terdiri dari satu atau lebih

komponen. Komponen terdiri dari beberapa elemen.

Berdasarkan atas struktur pembentukan suatu produk diatas, maka fungsi suatu produk dapat dibagi menjadi fungsi utama (main function), fungsi bagian ( part  –  function), fungsi

komponen (component function) dan fungsi elemen (element function). Tetapi secara umum

fungsi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu fungsi utama (overall function) dan fungsi bagian (

 sub- function).

Untuk itu, setiap industri dalam merancang dan mengembangkan produk yang baik, akan melakukan langkah yang berbeda-beda tergantung dari jenis industri tersebut. Namun secara umum metode untuk merancang dan mengembangkan produk dapat digambarkan seperti pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Metode product design and development 

(16)

2.11 Proses Pengambilan Data Dengan Metode QFD A. Tahap Perencanaan dan Persiapan

Tahap ini merupakan persiapan dalam melakukan dan mengimplementasikan QFD. Adapun topik kuncinya meliputi:

1. Menetapkan dukungan dari seluruh organisasi: Dukungan ini haruslah berasal dari  pihak manajemen, fungsional, serta anggota team QFD yang terdiri dari berbagai

skill.

2. Menentukan keuntungan yang mungkin didapat: beberapa keuntungan yang dapat diperoleh oleh tim QFD antara lain untuk: 1) mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, 2) mengembangkan visi anggota tim secara umum dari suatu produk, mendokumentasikan seluruh keputusan dan asumsi-asumsi selama interpretasi secara

ringkas dalam bentuk home of quality, 3) meminimalkan resiko pengulangan di

tengah proyek, dan 4) mempercepat perancangan produk.

3. Memutuskan siapa konsumennya: Disini didefinisikan secara jelas siapa konsumennya, mengidentifikasi semua konsumen yang potensial, serta mengidentifikasi konsumen kunci. Untuk mengidentifikasi konsumen kunci ada  beberapa cara: 1). Setiap orang langsung setuju, 2). Metode matrik prioritas, 3).

Metode AHP

4. Menetapkan horizon waktu: Horison waktu perlu didefinisikan secara jelas dalam  proses QFD untuk membantu menjaga perencanaan yang realistis.

5. Memutuskan cakupan produk: Cakupan ini berguna untuk mendefinisikan apa-apa saja yang ada di dalam dan apa saja yang tidak ada dalam pembahasan QFD. Dengan adanya cakupan ini akan membantu anggota team untuk mengabaikan data yang tidak relevan dan memperhatikan semua ide-ide dan data yang relevan.

6. Memutuskan team dan hubungannya dengan organisasi: Team QFD yang ideal seharusnya mencakup semua perwakilan dari semua fungsi yang ada dalam  perusahaan yang meliputi sales & marketing , product design, supplier / purchasing ,

manufacturing engineering ,manufacturing production,order processing dan service. Hal ini penting untuk kesuksesan dalam perancangan produk karena semua fungsi terlibat didalamnya.

(17)

8. Melengkapi fasilitas dan materialnya: Selama melakukan proses QFD diperlukan  beberapa fasilitas dan material yang akan mendukungnya yang meliputi: Lokasi,

ruangan, bantuan komputer, dan material pendukung yang lain. B. Tahap PengumpulanVoi ce Of Cu stomer 

Pada tahap ini akan dilakukan survey untuk memperoleh suara pelanggan yang tentu membutuhkan waktu dan ketrampilan untuk mendengarkan. Proses QFD membutuhkan data konsumen yang ditulis sebagai atribut-atribut dari suatu produk atau  jasa. Tiap atributmempunyai data numerik yang berkaitan dengan kepentingan relatif atribut bagi konsumen dan tingkat performansi kepuasan konsumen dari produk yang dibuat berdasarkan atribut tadi.

Data dari konsumen dapat menunjukkan variasi pola hubungan yang mungkin tergantung bagaimana performansi kepuasan atribut dikumpulkan. Interpretasi data ini harus memperhitungkan apakah pelanggan yang di-survey menggunakan satu atau  beberapa produk dan apakah sampel pelanggan terdiri atas seluruh pelanggan dari  berbagai tipe atau segmen. Langkah-langkah pada tahap ini secara ringkas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Mengklasifikasi kebutuhan pelanggan

Model klien menggunakanrevealed importance dan stated importance tiap atribut

untuk mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan menjadi 4 katagori:

 Kebutuhan yang diharapkan (expected needs): High stated importance dan Low

revealed importance.

 Kebutuhan impact rendah (low-impat needs): Low stated importance dan Low

revealed importance.

 Kebutuhan impact tinggi (high-impact needs): High stated importance dan High

revealed importance.

 Kebutuhan yang tersembunyi (hidden needs): Low stated importance dan High

revealed importance.

2. Mengumpulkan data-data kualitatif

Untuk membuat keputusan perancangan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen maka produsen harus mengerti kebutuhan sesungguhnya dari konsumen. Produsen harus bisa membedakan kebutuhan konsumen sesungguhnya dengan solusi teknisnya. Untuk megumpulkan data kualitatif bisa dilakukan dengan: 1) Wawancara satu persatu, 2)Contexual Inquiry, dan 3) Wawancara focus grup.

(18)

3. Analisa data pelanggan

Proses analisa data pelanggan ini akan menghasilkan diagram afinitas, dimana langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

 Identifikasi frase yang mewakili kebutuhan konsumen dengan menggunakan

 pernyataan dari pengalaman konkrit. Pada proses pembuatan diagram afinitas  pernyataan konkrit ini dikembangkan menjadi atribut konsumen pada tingkat yang

lebih tinggi.

 Pilih tingkatan untuk mewakili keinginan atau kebutuhan konsumen dalam rumah

kualitas (house of quality).

 Buat diagram Afinitas. Diagram afinitas merupakan alat yang digunakan untuk

mengidentifikasi informasi yang bersifat kualitatif dan terstruktur secara hierarkis (bottom up).

 Mengurutkan frase-frase menjadi kebutuhan konsumen sesungguhnya (true

customer need ) menggunakan voice of customer table. Selama proses ini dikembangkan pertanyaan-pertanyaan, hal-hal yang harus dipecahkan dan ide-ide konsep produk.

4. Kuantifikasi data

Setelah diagram afinitas terbentuk maka langkah selanjutnya adalah mengkuantifikasi data. Data yang dibutuhkan untuk proses QFD adalah:

 Kepentingan relatif dari kebutuhan-kebutuhan tersebut

 Tingkat performansi kepuasan konsumen untuk masing-masing

kebutuhan/keinginan C. Diagram Afinitas

Dalam proses QFD, kebutuhan atau keinginan konsumen diatur dalam diagram afinitas. Diagram afinitas digunakan untuk mengumpulkan dan mengorganisir fakta-fakta, opini dan ide-ide. Disamping itu juga memacu kreativitas yang mendorong ekspresi batas dari fakta dan opini serta kondisi perusahaan, mengelompokkan elemen-elemen informasi tersebut sesuai dengan kesamaan dan pertaliannya. Konstruksi diagram afinitas membutuhkan bentuk brainstorming dengan hasil sebuah grafik. Langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam pembuatan diagram afinitas adalah:

(19)

2. Mengumpulkan ide-ide (true customer needs) dan memasukkannya ke dalam kartu-kartu dan disosialisasikan kepada seluruh anggota tim;

3. Mengelompokkan kartu-kartu ke suatu kotak berdasarkan kesesuaian ide. Pada

langkah ini mungkin saja suatu ide tidak hanya masuk kedalam suatu kotak, tetapi  juga masuk ke kotak-kotak lainnya tergantung tingkat kesesuaian terhadap  pengelompokkan ide;

4. Proses sorting , dimana melakukan sorting pada langkah ketiga sehingga ide-ide

 benar-benar masuk pada kelompok yang sesuai;

5. Membuat nama bagi pengelompokkan ide yang telah didapat yang mewakili

elemen-elemen pada suatu kelompok;

6. Melakukan leveling terhadap setiap kelompok sehingga diperoleh level mulai dari

yang tertinggi sampai yang terendah. D. Tahap Penyusunan H ome Of Quality 

Menurut Cohen (1992) tahap-tahap dalam menyusun rumah kualitas adalah sebagai berikut:

1. Tahap I Matrik Kebutuhan Pelanggan, tahap ini meliputi: 1) Memutuskan siapa

 pelanggan, 2) Mengumpulkan data kualitatif berupa keinginan dan kebutuhan konsumen, 3) Menyusun keinginan dan kebutuhan tersebut, dan 4) Pembuatan diagram afinitas

2. Tahap II Matrik Perencanaan, tahap ini bertujuan untuk mengukur

kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan menetapkan tujuan-tujuan performansi kepuasan.

3. Tahap III Respon Teknis, pada tahap ini dilakukan transformasi dari

kebutuhan-kebutuhan konsumen yang bersifat non teknis menjadi data yang besifat teknis guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

4. Tahap IV Menentukan Hubungan Respon Teknis dengan Kebutuhan Konsumen.

Tahap ini menentukan seberapa kuat hubungan antara respon teknis (tahap 3) dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan (tahap 1).

5. Tahap V Korelasi Teknis, tahap ini memetakan hubungan dan kepentingan antara

karakterisitik kualitas pengganti atau respon teknis. Sehingga dapat dilihat apabila suatu respon teknis yang satu dipengaruhi atau mempengaruhi respon teknis

(20)

6. Tahap IV Benchmarking dan Penetapan Target, pada tahap ini perusahaan perlu menentukan respon teknis mana yang ingin dikonsentrasikan dan bagaimana jika dibandingkan oleh produk sejenis

E. Tahap Analisa dan Interpretasi

Tahap analisa dan interpretasi merupakan tahap teknis dan implementasiquality

 function deployment . Disini dilakukan analisis dan interpretasi terhadap rumah kualitas yang sudah disusun pada tahap sebelumnya. Dan bila dilanjutkan pada pembuatan suatu  produk atau jasa, maka akan dapat dihasilkan produk atau jasa yang mempunyai karakteristik yang kuat dalam memenuhi keinginan konsumen. Berikut ini merupakan

 bentuk dari house of quality secara umum:

Gambar 2.5 Rumah Kualitas Sumber: Cohen, 1992 2.12 Data Material dan Dimensi Spesimen

Material crash box yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan penelitian

sebelumnya (Velmurugan : 2009). AISI 1340Steel ,annealed at 910°C dengan material

(21)

Tabel 2.1 Material properties crash box

AISI 1340

Steel ,an neal ed at 910°C 

 Density (kg/m3 ) 7870

 Poisson’s Ratio  0.29

 Modulus Elastisitas (GPa)  205

Yield Strength (MPa)  266.94

Shear Modulus (GPa) 76

Tangent Modulus (GPa)  2.67

Tabel 2.2 Material properties impactor 

Stru ctur al Steel 

 Density (kg/m3 ) 7850

 Poisson’s Ratio  0.3

 Modulus Elastisitas (GPa)  200

Yield Strength (MPa)  250

Shear Modulus (GPa) 76

(22)

BAB III

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK 

3.1 Pernytaan Misi

Diskripsi produk

• Untuk mereduksi energi impak yang

terjadi selama tabrakan.

Sasaran bisnis

• Produk diluncurkan pada tahun 2014

• Memperoleh pangsa pasar sebesar 20%

 pada tahun 2016

Pasar Utama • Industri Otomotif

Pasar Skunder

• Bengkel Spart Part

• Pemilik Kendaraan Mobil

Asumsi-asumsi

• Berbentuk silinder bertingkat dengan

diameter berbeda.

• Posisi Crash Box diletakkan di depan

(Belakang Bumper).

Pihak yang terkait

• Pengguna

• Pengecer

• Tenaga Penjual

• Pusat servis

(23)

3.2 Alasan Pengembangan

3.2.1 Informasi produk yang ada dipasaran

Tabel 3.1 beberapa Crash Box yang ada saat ini

No Gambar Keterangan

1.

2.

$54.98 ± Rp 494.820

3.

3.2.2 Informasi produk Crash Box Spesifikasi Crash Box :

 Bahan : Alumunium  Harga : Rp 300.000   Berat Produksi : 0,83441 Kg : Naas Corp  Dimensi : P = 100 mm, Tebal = 10 mm

(24)

Gambar 3.1 Desain Crash Box 3.2.3 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

1. Mengumpulkan Data Mentah Dari Pelanggan Melalui Interview.

Pelanggan yang diinterview dibedakan menjadi dua, yaitu konsumen  primer dan konsumen sekunder. Konsumen primer adalah konsumen yang

memasarkan produk Crash Box (Toko Spart Part, Bengkel) sedangkan

(25)

Pelanggan :

Pelanggan : Asroni Pewawancara : Nanang Tawaf

Alamat : Malang Tanggal : 05-05-2013

Pekerjaan : Mahasiswa

Penggunaan Digunakan untuk meminimalisir beban

impak saat terjadi tabrakan Hal-hal yang disukai terhadap

 produk yang sekarang

Harganya murah, kualitas baik. Ringan.

Hal-hal yang tidak disukai terhadap produk yang sekarang

- Mudah rusak

Usulan perbaikan

-2. Menginterpretasikan Data Mentah Menjadi Kebutuhan Pelanggan Tuntunan (Guideline) Pernyataan Pelanggan Pernyataan Kebutuhan yang salah Pernyataan Kebutuhan yang benar “Apa”  bukan “Bagaimana” Mengapa anda membuat produk menggunakan material Alumunium.

Produk terbuat dari material Baja.

Material Baja

susah untuk

terdeformasi.

Spesifik Saya sering

melihat rangka depan kendaraan rusak akibat tabrakan. Bagian depan kendaraan harusnya terbuat

dari bahan yang

keras, sehingga

tahan terhada

tabrakan.

Harus ada suatu

 produk untuk

menahan beban

impak.

Positif tidak  Negatif

Tidak masalah jika terjadi tabrakan.

Crash Box harus terbuat dari bahan yang keras supaya

tahan terhadap

 beban impak.

Crash Box harus  bisa terderformasi

sehingga beban

impak bisa

(26)

Atribut dari Produk

Saya kesulitan

mengganti Crash

 Box yang rusak.

Harusnya rangka kendaraan menyesuaikan dimensi Crash  Box. Harusnya Crash Box mudah dipasang pada rangka kendaraan. Hindari “Harus”  dan “Mesti” Saya sering  bingung memilih

 jenis Crash Box

untuk kendaraan

tertentu.

Crash Box dibuat untuk semua merk kendaraan.

Crash Box dibuat menyesuaikan merk kendaraan.

3. Mengorganisasikan Kebutuhan Menjadi Hirarki

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengorganisasikan kebutuhan-kebutuhan pelanggan menjadi beberapa tingkatan mulai yang utama/primer hingga yang sekunder. Misalnya penandaan * untuk yang tidak terlalu penting dan *** untuk kebutuhan sangat penting/primer.

*** Harganya murah *** Crash Box anti karat *** Crash Box ringan *** Mudah dipasang *** Tidak mudah aus

** UkuranCrash Box bervariasi

** Crash Box mudah didapat ** Berwarna

* Dilengkapi dengan penutup

4. Menetapkan Tingkat Kepentingan Setiap Kebutuhan

Penetapan bobot atau tingkat kepentingan setiap kebutuhan dapat dinyatakan dengan daftar isian survei sebagai berikut yang mana setiap kebutuhan dinyatakan dalam bobot skala 1 (tidak diinginkan) hingga 5 ( sangat  penting ). Hasil ini akan melengkapi daftar hirarki pada langkah sebelumnya.

(27)

No. Produk  Need Tingkat kepentingan

1 Crash Box Harganya murah 5

2 Crash Box Anti karat 5

3 Crash Box Ringan 5

4 Crash Box Mudah dipasang 5

5 Crash Box Tidak mudah aus 4

6 Crash Box Ukuran bervariasi 3

7 Crash Box Mudah didapat 2

8 Crash Box Berwarna 2

9 Crash Box Dilengkapi dengan penutup 1

10 Crash Box Meminimlisir impak 5

11 Crash Box Sambungan ke rangka kuat 5

12 Crash Box

Penutup Crash Box  bisa

melindungi dari air yang masuk dari luar.

5

13 Crash Box Tahan lama 5

14 Crash Box mudah dirawat 4

5. Merefleksikan Hasil dan Proses

Pada langkah ini, tim menguji hasil identifikasi kebutuhan pelanggan untuk meyakinkan bahwa hasilnya konsisten dengan pengetahuan dan intuisi yang telah dikembangkan melalui interaksi yang cukup lama dengan pelanggan. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan adalah :

(28)

a. Sudahkan kita berinteraksi dengan semua tipe pelanggan penting dalam target pasar kita?

 b. Apakah kita sanggup menangkap lebih jauh kebutuhan yang berhubungan dengan produk sekarang untuk menangkap kebutuhan tersembunyi ?

c. Diantara pelanggan manakah yang telah menjadi partisipan yang baik sehingga dapat membantu pengembangan produk selanjutnya ?

d. Masih adakah wilayah penyelidikan yang harus dikejar untuk mencatat kemampuan wawancara yang telah dilakukan ?

3.2.4 Spesifikasi Target Produk  1. Menyiapkan daftar metric

Tabel 3.2 daftar metrikCrash Box

Metri k No. Need Poin Metrik  Tingkat kepentingan Units

1. 3,10 Total Deformasi Maksimum 5 N/m

2. 2,5,9,12,14 Tahan lama 5 hour

3. 3,6 Tebal maksimum 5 mm

4. 4,9,12 Panjang maksimum penutup 4 mm

5. 3,6  panjang maksimumCras Box 5 mm

6. 6 variasiCras Box 2 pcs

7. 3  berat total 4 g

8. 5,10 tegangan geser maksimum 5 Pa

9. 5,10,11,13 Japan Industrial Standart test 5 Binary

10. 5,10 Regangan 5 Pa

11. 1 harga satuan 5 Rp

12. 3 kekakuan 5 kN/m

(29)

14. 8 kekasaran 5 m

15. 4,14 waktu perakitan dan

(30)

1 2 1 1 1 0 9 8 7 6 5 4 3 2 1 P e n u t u p C r a s h B o x b i s a m e l i n d u n g i d a r i a i r y a n g m a s u k d a r i l u a r . S a m b u n g a n k e r a n g k a k u a t M e m i n i m l i s i r i m p a k D i l e n g k a p i d e n g a n p e n u t u p B e r w a r n a M u d a h d i d a p a t U k u r a n b e r v a r i a s i T i d a k m u d a h a u s M u d a h d i p a s a n g R i n g a n A n t i k a r a t H a r g a n y a m u r a h Total Deformasi Maksimum 1 Tahan lama 2 Tebal maksimum 3 Panjang maksimum  penutup 4  panjang maksimum Cras Box 5

variasi Cras Box 6

 berat total 7 tegangan geser maksimum 8 Japan Industrial Standart test 9 Regangan 10 harga satuan 11 kekakuan 12 kekerasan 13 kekasaran 14

waktu perakitan dan  pembongkaran saat 15 E E D METRIC

(31)

13 Tahan lama 14 mudah dirawat

28

3.2.5 Penyusunan HOQ (H ouse Of Quali ty )

Dalam penyusunan House Of Quality tentu didahului oleh pengumpulan

data yang dimisalkan didapat dari kuisioner Dalam penyebaran kuisioner tersebut dadapat suara dari responden. Dari pengumpulan data hasil responsi tersebut didapat nilai harapan dari tingkat kepuasan dan nilai kinerja dari tingkat

kepentingan dimana nilai-nilai tersebut kemudian dimasukkan kedalam House Of

Qualitysehingga didapatkan kepentingan absolute dan relative dari tiap nilai-nilai tersebut. Adapun dalam setiap usaha peningkatan sebuah produk perlu diperhatikan adalah dimensi kualitas dari sebuah produk. dimana hal ini pertama kali di cetuskan oleh penemunya yaitu : Prof David Garin. Adapun dimensi kualitas memiliki 8 Atribut dimana hal ini perlu diperhatikan dalam usaha  peningkatan kualitas dari sebuah produk. Adapun 8 atribut yang termasuk dalam

dimensi kualitas tersebut adalah :

(32)

3.2.5 Penyusunan HOQ (H ouse Of Quali ty )

Dalam penyusunan House Of Quality tentu didahului oleh pengumpulan

data yang dimisalkan didapat dari kuisioner Dalam penyebaran kuisioner tersebut dadapat suara dari responden. Dari pengumpulan data hasil responsi tersebut didapat nilai harapan dari tingkat kepuasan dan nilai kinerja dari tingkat

kepentingan dimana nilai-nilai tersebut kemudian dimasukkan kedalam House Of

Qualitysehingga didapatkan kepentingan absolute dan relative dari tiap nilai-nilai tersebut. Adapun dalam setiap usaha peningkatan sebuah produk perlu diperhatikan adalah dimensi kualitas dari sebuah produk. dimana hal ini pertama kali di cetuskan oleh penemunya yaitu : Prof David Garin. Adapun dimensi kualitas memiliki 8 Atribut dimana hal ini perlu diperhatikan dalam usaha  peningkatan kualitas dari sebuah produk. Adapun 8 atribut yang termasuk dalam

dimensi kualitas tersebut adalah :

1.  Performance(performa) : Menyangkut karakteristik suatu produk.

2.  Durability(ketahanan) : Jangka waktu yang dibutuhkan sebuah produk hingga tiba saatnya diganti.

3. Serviceability : Kemudahan servis sebuah produk atau perbaikan ketika dibutuhkan.

4.  Aesthetics(estetik) : Menyangkut tampilan, rasa, bunyi, bau, atau rasa sebuah  produk.

5.  Perceived Quality : Mutu/kualitas yang diterima dan dirasa sebuah produk

 bagi customer .

6. Conformance : Kesesuaian kinerja dan mutu sebuah produk dengan standarisasi.

7.  Reliability (keandalan) : Kemungkinan produk untuk tidak berfungsi pada  periode waktu tertentu.

8.  Featutes (fitur) : Item-item ekstra yang ditambahkan pada fitur dasar dari sebuah produk.

Untuk mengetahui performa Crash Box, dilakukan penyebaran kuesioner

terhadap responden, yakni pengguna kendaraan khususnya mobil yang

menggunakan Crash Box. Kuesioner disebarkan bisa dengan metoda online

(33)

diisi oleh pengguna Crash Box, kuesioner yang memenuhi syarat sebanyak 20 responden. Sedangkan untuk masing kompetitor yaitu Jonnesway dan Jason diambil masing-masing 10 responden. Data tersebut dilihat dari error sampling sebesar 20%. Dalam kuesioner tersebut, responden diminta untuk memberikan

 penilaian atas kinerja dan harapannya atas atribut-atribut dalamCrash Box.

Penilaian responden terhadap atribut-atribut tersebut dikelompokkan dalam 5

skala, dengan menggunakan skala likert. Untuk“Harapan”:

1 = Sangat Tidak Penting (STPt) 2 = Tidak Penting (TPt)

3 = Biasa-biasa saja (Bbs) 4 = Penting (Pt)

5 = Sangat Penting (SPt)

Sedangkan untuk“Kinerja”:

1 = Sangat Tidak Puas (STPs) 2 =Tidak Puas (TPs)

3 = Netral (N) 4 = Puas (Ps)

5 = Sangat Puas (SPs) 1. Nilai Harapan

Berikut pengumpulan data yang dalam mempemperoleh nilai harapan dari tingkat kepuasan.

Tabel 3.3 Hasil perolehan nilai harapan

 No Tingkat Kepuasan SPt Pt Bbs TPt STPt

1 Harganya murah 12 4 2 1 1

2 Anti karat 8 2 3 1 1

3 Ringan 11 3 4 1 1

4 Mudah dipasang 9 5 2 2 2

5 Tidak mudah aus 10 5 2 1 2

(34)

7 Mudah didapat 8 2 3 1 1

8 Berwarna 11 3 4 1 1

9 Dilengkapi dengan penutup 9 5 2 2 2

10 Meminimlisir impak 10 5 2 1 2

11 Sambungan ke rangka kuat 12 4 2 1 1

12 Penutup Crash Box bisa melindungi

dari air yang masuk dari luar. 8 2 3 1 1

13 Tahan lama 11 3 4 1 1

14 mudah dirawat 9 5 2 2 2

Keterangan :

Sangat Tidak Penting (STPt); Tidak Penting (TPt); Biasa-biasa saja (Bbs); Penting (Pt); Sangat Penting (SPt)

Dari Tabel Hasil perolehan Nilai harapan di atas, dapat dihitung Nilai

Harapan responden atas atribut-atribut Crash Box. Perhitungan Nilai Harapan

dilakukan dengan cara :

Menghitung Skor Total masing-masing atribut pelayanan. Skor total didapatkan dari rumusan :

Skor Total = (E1 x 1) + (E2 x 2) + (E3 x 3) + (E4 x 4) + (E5 x 5) dimana :

E1 : jumlah responden dengan jawaban“Sangat TidakPenting” (STPt)

E2 : jumlah responden dengan jawaban“Tidak Penting” (TPt)

E3 : jumlah responden dengan jawaban “Biasa-biasa saja” (Bbs)

E4 : jumlah responden dengan jawaban“Penting” (Pt)

E5 : jumlah responden dengan jawaban“Sangat Penting” (SPt)

Contoh, perhitungan untuk atribut nomor 1 : bisa dilipat Skor Total = (1 x 1) + (1 x 2) + (2 x 3) + (4 x 4) + (12 x 5) = 85

Membagi Skor Total tersebut dengan jumlah responden  Nilai Harapan = Skor Total : Jumlah responden

(35)

Contoh : dari Skor Total atribut 1 pada langkah diatas,  Nilai Harapan = 85 : 20 = 4.25

 Nilai Harapan juga dapat disajikan dalam bentuk persentase, yang dihitung dari persentase Skor Total terhadap Skor Maksimum. Skor Maksimum didapat dari perhitungan seandainya semua responden (20 orang) memilih jawaban 5 (Sangat Penting/SPt) untuk suatu atribut. Sehingga Skor Maksimur = 20 x 5 = 100

Contoh : dari perhitungan Skor Total atribut 1 di atas,

 Nilai Ekspektasi (%) = (Skor Total : Skor Maksimum) x 100 % = (85 : 100) x 100 % = 85 %

Hasil perhitungan Nilai Harapan untuk semua atribut peningkatan stabilitas dinamik pada motor skutik, disajikan dalam Tabel 3.4 di bawah.

Tabel 3.4 Nilai harapan responden atas atribut-atributCrash Box

 No Tingkat Kepuasan Total Nilai Nilai Harapan

1 Harganya murah 85 4.25

2 Anti karat 60 3

3 Ringan 82 4.1

4 Mudah dipasang 77 3.85

5 Tidak mudah aus 80 4

6 Ukuran bervariasi 85 4.25

7 Mudah didapat 60 3

8 Berwarna 82 4.1

9 Dilengkapi dengan penutup 77 3.85

10 Meminimlisir impak 80 4

(36)

12 Penutup Crash Box bisa melindungi dari

air yang masuk dari luar. 60 3

13 Tahan lama 82 4.1

14 mudah dirawat 77 3.85

2.Nilai Kinerja

Sedangkan nilai kinerja dapat kita lihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.5 Hasil perolehan nilai kinerja

 No Tingkat Kepuasan SPs Ps N TPs STPs

1 Harganya murah 10 5 2 2 1

2 Anti karat 8 2 3 1 1

3 Ringan 11 3 4 1 1

4 Mudah dipasang 9 5 2 2 2

5 Tidak mudah aus 10 5 2 1 2

6 Ukuran bervariasi 10 5 2 2 1

7 Mudah didapat 8 2 3 1 1

8 Berwarna 11 3 4 1 1

9 Dilengkapi dengan penutup 9 5 2 2 2

10 Meminimlisir impak 10 5 2 1 2

11 Sambungan ke rangka kuat 10 5 2 2 1

12 Penutup Crash Box bisa melindungi

dari air yang masuk dari luar. 8 2 3 1 1

13 Tahan lama 11 3 4 1 1

(37)

Keterangan :

Sangat Tidak Puas (STPs); Tidak Puas (TPs); Netral (N); Puas (Ps); Sangat Puas (SPs)

Dari tabel hasil perolehan nilai kinerja di atas, dapat dihitung Nilai Kinerja

responden atas atribut-atribut Crash Box. Perhitungan Nilai Kinerja dilakukan

dengan cara :

Menghitung Skor Total masing-masing atribut pelayanan. Skor total didapatkan dari rumusan :

Skor Total = (E1 x 1) + (E2 x 2) + (E3 x 3) + (E4 x 4) + (E5 x 5) dimana :

E1 : jumlah responden dengan jawaban“Sangat Tidak Puas”(STPs)

E2 : jumlah responden dengan jawaban“Tidak Puas” (TPs)

E3 : jumlah responden dengan jawaban“Netral” (N)

E4 : jumlah responden dengan jawaban “Puas” (Ps)

E5 : jumlah responden dengan jawaban“Sangat Puas” (SPs)

Contoh, perhitungan untuk atribut nomor 1 : bisa dilipat Skor Total = (1 x 1) + (2 x 2) + (2 x 3) + (5 x 4) + (10 x 5) = 81

Membagi Skor Total tersebut dengan jumlah responden  Nilai Kinerja = Skor Total : Jumlah responden

Contoh : dari Skor Total atribut 1 pada langkah diatas,  Nilai Kinerja = 81 : 20 = 4.05

 Nilai kinerja juga dapat disajikan dalam bentuk persentase, yang dihitung dari persentase Skor Total terhadap Skor Maksimum. Skor Maksimum didapat dari perhitungan seandainya semua responden (20 orang) memilih jawaban 5 (Sangat Puas/SPs) untuk suatu atribut. Sehingga Skor Maksimur = 20 x 5 = 100 Contoh : dari perhitungan Skor Total atribut 1 di atas,

 Nilai Ekspektasi (%) = (Skor Total : Skor Maksimum) x 100 % = (81 : 100) x 100 % = 81 %

Hasil perhitungan Nilai Harapan untuk semua atribut peningkatan stabilitas dinamik pada motor skutik, disajikan dalam Tabel di bawah.

(38)

Tabel 3.6 Nilai harapan responden atas atribut-atributCrash Box

 No Tingkat Kepuasan Total Nilai Nilai Kinerja

1 Harganya murah 81 4.05

2 Anti karat 60 3

3 Ringan 82 4.1

4 Mudah dipasang 77 3.85

5 Tidak mudah aus 80 4

6 Ukuran bervariasi 81 4.05

7 Mudah didapat 60 3

8 Berwarna 82 4.1

9 Dilengkapi dengan penutup 77 3.85

10 Meminimlisir impak 80 4

11 Sambungan ke rangka kuat 81 4.05

12 Penutup Crash Box bisa melindungi dari

air yang masuk dari luar. 60 3

13 Tahan lama 82 4.1

14 mudah dirawat 77 3.85

Dalam pengisian house of quality nantinya dibutuhkan nilai tingkat

kepentingan dari kompettitor yang ada dimana kompetitor tersebut adalah :Crash

 Boxdengan produk Jonneswaydan Jasondengan produk Spin. Tabel 4.5 dibawah

ini adalah nilai dari tingkat kepuasan dari Jonnesway dan Tabel 4.6 dibawah ini

(39)

Tabel 3.7 Nilai tingkat kepuasan dari jonnesway

 No Tingkat Kepuasan Sps Ps N TPs STPs Total J. Res Nilai

1 Harganya murah 4 1 2 1 2 34 20 3.4

2 Anti karat 2 2 3 2 1 32 20 3.2

3 Ringan 5 2 1 1 1 39 20 3.9

4 Mudah dipasang 3 3 2 1 1 36 20 3.6

5 Tidak mudah aus 2 3 2 1 2 32 20 3.2

6 Ukuran bervariasi 4 1 2 1 2 34 20 3.4 7 Mudah didapat 2 2 3 2 1 32 20 3.2 8 Berwarna 5 2 1 1 1 39 20 3.9 9 Dilengkapi dengan  penutup 3 3 2 1 1 36 20 3.6 10 Meminimlisir impak 2 3 2 1 2 32 20 3.2 11 Sambungan ke rangka kuat 4 1 2 1 2 34 20 3.4 12

Penutup Crash Box

 bisa melindungi dari air yang masuk dari luar.

2 2 3 2 1 32 20 3.2

13 Tahan lama 5 2 1 1 1 39 20 3.9

14 mudah dirawat 3 3 2 1 1 36 20 3.6

Tabel 3.8 Nilai tingkat kepuasan dari jason

 No Tingkat Kepuasan Sps Ps N TPs STPs Total J. Res Nilai

(40)

2 Anti karat 2 2 3 2 1 32 20 3.2

3 Ringan 5 2 1 1 1 39 20 3.9

4 Mudah dipasang 3 3 2 1 1 36 20 3.6

5 Tidak mudah aus 2 3 2 1 2 32 20 3.2

6 Ukuran bervariasi 3 2 2 1 2 33 20 3.3 7 Mudah didapat 2 2 3 2 1 32 20 3.2 8 Berwarna 5 2 1 1 1 39 20 3.9 9 Dilengkapi dengan  penutup 3 3 2 1 1 36 20 3.6 10 Meminimlisir impak 2 3 2 1 2 32 20 3.2 11 Sambungan ke rangka kuat 3 2 2 1 2 33 20 3.3 12

Penutup Crash Box

 bisa melindungi dari air yang masuk dari luar.

2 2 3 2 1 32 20 3.2

13 Tahan lama 5 2 1 1 1 39 20 3.9

14 mudah dirawat 3 3 2 1 1 36 20 3.6

3. Respon Teknikal

Teknikal respon merupakan jawaban atas kebutuhan pelanggan dimana hasil dari teknikal respon merupakan penterjemahan kebutuhan konsumen

kedalam „bahasa‟  organisasi. Respon teknikal ini didapatkan dari penjabaran

rumus-rumus yang telah diterangkan pada bab sebelumnya. Adapun respon

(41)

Tabel 3.9 Atribut teknikal respon

 No. Teknikal Respon

1 Total Deformasi Maksimum

2 Tahan lama

3 Tebal maksimum

4 Panjang maksimum penutup

5 panjang maksimumCras Box

6 variasiCras Box

7 berat total

8 tegangan geser maksimum

9 Japan Industrial Standart test

10 Regangan

11 harga satuan

12 kekakuan

13 kekerasan

14 kekasaran

15 waktu perakitan dan pembongkaran saat

 perawatan

16 Total Deformasi Maksimum

17 Tahan lama

(42)

4. Hubungan Antara Respon Teknikal dan Atribut-Atribut Pelayanan. Dalam menyusun House Of Quality, hal penting yang dilakukan adalah melihat hubungan antara respon teknikal dan atribut produk atau pelayanan. Hubungan tersebut disusun dalam bentuk matriks. Matriks ini menilai kuat tidaknya hubungan antara respon teknikal dan atribut produk atau pelayanan yang merupakan hubungan yang kuat, sedang ataupun lemah, dapat dilihat pada tabel di bawah. Masing-masing hubungan dalam house of quality dilambangkan dalam bentuk simbol. Adapun hubungan antara respon teknikal dengan atribut-atribut pelayanan dapat dilihat pada tabel 3.10 di bawah.

Tabel 3.10 Menyajikan hubungan antara setiap respon teknikal dan atribut

 pelayanan padaCrash Box.

Hubungan kuat antara respon teknikal dan atribut pelayanan, bobot keterhubungan = 9

Hubungan sedang kuat antara respon teknikal dan atribut pelayanan,  bobot keterhubungan = 5

Hubungan sedang lemah antara respon teknikal dan atribut pelayanan,  bobot keterhubungan = 3

Hubungan lemah antara respon teknikal dan atribut pelayanan, bobot keterhubungan = 1

(43)

T a b e l 3 . 1 1 H u b u n g a n a n t a r a r e s p o n t e k n i k a l d e n g a n a t r i b u t -a t r i b u t p e l a y a n a n 1 0 9 8 7 6 5 4 3 2 1 S e d a n g K u a t K u a t S a m b u n g a n k e r a n g k a k u a t M e m i n i m l i s i r i m p a k D i l e n g k a p i d e n g a n p e n u t u p B e r w a r n a M u d a h d i d a p a t U k u r a n b e r v a r i a s i T i d a k m u d a h a u s M u d a h d i p a s a n g R i n g a n A n t i k a r a t L e m a h S e d a n g L e m a h

Total Deformasi Maksimum Tahan lama

Tebal maksimum

Panjang maksimum penutup

 panjang maksimum Cras  Box

variasi Cras Box

 berat total

tegangan geser maksimum

Japan Industrial Standart test Regangan

harga satuan

kekakuan kekerasan kekasaran

waktu perakitan dan  pembongkaran saat  perawatan

Total Deformasi Maksimum Tahan lama

(44)

11 PenutupCrash Box bisa

melindungi dari air yang masuk dari luar.

12 Tahan lama 13 mudah dirawat 14 Anti karat 41 BAB IV KESIMPULAN

4.1 Pengelompokan Interpretasi Kebutuhan Pelanggan

Fungsi  Digunakan untuk meminimalisir gaya impak pada rangka

kendaraan

 Digunakan untuk meminimalisir getaran pada ruang penumpang.

Kualitas  Bahan yang ringan dan kuat

 Tahan lama

Praktis  Mudah dipasang pada kendaraan

 Mudah perawatannya

Ergonomi  Ukuran menyesuaikan jenis kendaraan

(45)

BAB IV KESIMPULAN

4.1 Pengelompokan Interpretasi Kebutuhan Pelanggan

Fungsi  Digunakan untuk meminimalisir gaya impak pada rangka

kendaraan

 Digunakan untuk meminimalisir getaran pada ruang penumpang.

Kualitas  Bahan yang ringan dan kuat

 Tahan lama

Praktis  Mudah dipasang pada kendaraan

 Mudah perawatannya

Ergonomi  Ukuran menyesuaikan jenis kendaraan

 Harga dibawah pasaran

 Warnanya elegan

Estetika  Desain menarik

Gambar

Gambar 2.1 Crash box  pada struktur rangka kendaraan Sumber : Liu Yanjie (2008)
Gambar 2.3  Buckling  pada struktur kolom Sumber :.Beer, 2006: 635
Gambar 2.4 Metode  product design and development  Sumber: Eppinger, 2001
Gambar 2.5 Rumah Kualitas Sumber: Cohen, 1992 2.12 Data Material dan Dimensi Spesimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian, ELA dapat membantu untuk mengidentifikasi daerah yang dimanipulasi jika gambar asli memiliki tingkat kualitas lain dengan daerah disalin, adapun

Bergeraknya satu segmen Bergeraknya satu segmen rongga dada berlawanan rongga dada berlawanan dengan gerakan nafas. dengan

Emakumeek idatzitako nobela intismistetan “emakumeen espazioak barne espazioak dira nagusiki” (idem: 49), baina eleberri honetako pertsonaiak bestelako harreman bat du

Berbagai realitas lingkungan/kekuatan sosial spesifik yang potensial mem- beri jalan terbentuknya struktur sosial masyarakat agraris yang terstratifikasi adalah : masih

Kelebihan pemberian edukasi dengan metode ceramah adalah murah, mudah untuk dilakukan, dapat menyajikan materi pelajaran yang luas, dapat memberikan pokok-pokok materi yang

Pada proses ini perancangan implementasi algoritma levenshtein pembuatan aplikasi kamus bahasa isyarat berbasis android dituangkan kedalam bahasa pemrograman JAVA

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, metode SOM akan digunakan untuk mengelompokkan mahasiswa berdasarkan data nilai dari beberapa matakuliah di semester berjalan1.

dalam kondisi yang damai dan dengan menghormati TUHAN, Allah Israel dan Daud juga bersyukur dapat menyelesaikan dengan baik dan menyaksikan raja yang meneruskan.