• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan Kecil AnKes. Part 1: Sekadar. Part 2: Jenis Pemeriksaan Laboratorium dan Kegunaannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Catatan Kecil AnKes. Part 1: Sekadar. Part 2: Jenis Pemeriksaan Laboratorium dan Kegunaannya"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Catatan Kecil AnKes

Catatan Kecil AnKes (Analis Kesehatan) adalah kumpulan catatan kuliah, praktik atau hal-hal yang berkaitan dengan bidang Analis Kesehatan/Analis Medik/Analis Laboratorium--milik Devania Pury. DILARANG menjadikan tulisan ini sebagai acuan dalam menulis skripsi, tesis, jurnal ilmiah, karya tulis atau semacamnya. *** Well, saya menulisnya di sini sekadar untuk mengingat-ingat agar tidak pikun terhadap ilmu yang pernah saya dapat. Ditulis dalam bahasa yang ngawur, acak-adul, tumplak-tumplek jadi satu. Semoga bisa bermanfaat!

Part 1: Sekadar

Lama tak menyentuh buku pelajaran, otak saya beku. Jadi, mulailah saya membuka-buka kembali dan mulai belajar lagi karena banyak yang mulai terlupa. Sesungguhnya, ini karena akan ada ujian makanya saya

horor dan mulai SKS.

Mungkin, banyak yang belum tahu tentang Analis Kesehatan--dan penjelasannya silakan dicari di Google. Kebetulan saya adalah salah satu yang ikut nyemplung di sana. Intinya tulisan ini tidak akan jauh-jauh dari materi-materi khusus analis: kimia analitik, hematologi, mikrobiologi, analis makanan dan minuman, serta materi-materi lainnya.

Bentuk tulisan di sini enggak jelas, tak berstruktur dan mungkin acak-adul dengan bahasa ngalor-ngidul. Semoga bermanfaat dan mari kita berdiskusi jika saya ada yang keliru, siapa tahu kebetulan ada kakak-kakak yang kebetulan berbidang ilmu sama atau berbidang ilmu terkait.

Salam,

Devania Pury

Part 2: Jenis Pemeriksaan Laboratorium dan Kegunaannya

• Tes Agregasi Trombosit (TAT) : agregasi trombosit adalah kecenderungan trombosit untuk menempel satu sama lain membentuk bekuan darah. TAT berguna untuk mengetahui kelainan kualitas trombosit (yang menimbulkan gangguan agregasi) dan memonitor terapi (misalnya pemberian aspirin).

Hiperagregasi berarti peningkatan kecenderungan trombosit untuk membentuk agregasi -> meningkatkan resiko stroke dan PJK.

Hipoagregasi berarti trombosit 'malas' membentuk bekuan -> meningkatkan resiko perdarahan • Viskositas Darah : untuk mengetahui kekentalan plasma

• Hb - elektroforesis : untuk mengetahui adanya variasi atau kelainan hemoglobin seperti thalassemia atau hemoglobinopati

• HbF : HbF adalah jenis Hb yang dimiliki oleh janin. Setelah bayi lahir, HbF digantikan oleh HbA (Hb dewasa). Pemeriksaan HbF digunakan untuk mengetahui adanya kelainan hemoglobin, misalnya

(2)

• Hitung Eosinofil : Eosinofil merupakan sel darah yang berperan pada proses alergi, infeksi parasit -> pemeriksaan Hitung Eosinofil bertujuan untuk mengetahui adanya proses alergi/hipersensitifitas atau infeksi parasit misalnya cacing (penyakit penyakit tersebut tidak selalu disertai peningkatan jumlah eosinofil)

• Mikrofilaria : filaria merupakan parasit yang ditularkan oleh nyamuk, merupakan penyakit kaki gajah. Pemeriksaan mikrofilaria menggunakan sediaan apus darah, darah diambil pada tengah malam atau menjelang dini hari (karena pada saat itulah parasit filarial berada di darah tepi)

• Hematologi Rutin : mengetahui adanya kelainan darah seperti anemia (kurang darah), adanya infeksi atau kelainan sel darah putih yang lain, alergi dan gangguan pembekuan darah akibat kelainan jumlah trombosit • Retikulosit : retikulosit merupakan eritrosit (sel darah merah) muda. Peningkatan retikulosit menunjukkan peningkatan pembentukan sel darah merah, misalnya akibat perdarahan atau ada peningkatan penghancuran eritrosit

• MCV, MCH, MCHC : merupakan indeks eritrosit, menggambarkan ukuran dan kandungan Hb dalam eritrosit (menentukan jenis anemia)

• SI, TIBC, IBC, % Saturasi Transferin : menggambarkan status kandungan besi dalam tubuh (menentukan apakah ada kekurangan atau kelebihan zat besi)

• Gambaran Darah Tepi : mengetahui adanya kelainan morfologi eritrosit, leukosit dan trombosit (mengetahui jenis anemia, kelainan hemoglobin, leukosit dan trombosit)

• Waktu Perdarahan (BT) : sebagai pemeriksaan penyaring sebelum operasi untuk mengetahui kelainan trombosit dan dinding pembuluh darah

• Waktu Pembekuan (CT) : sebagai pemeriksaan penyaring sebelum operasi untuk mengetahui kelainan pembekuan darah (kelainan faktor - faktor pembekuan darah)

• PPT : merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kelainan faktor pembekuan darah dan memonitor terapi antikoagulan

• APTT : merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kelainan faktor pembekuan darah dan memonitor terapi antikoagulan

• Fibrinogen : fibrinogen merupakan faktor pembekuan darah (faktor I), dihasilkan oleh hati. Pemeriksaan fibrinogen berguna untuk mengetahui adanya kelainan pembekuan darah, mengetahui adanya resiko

terjadinya pembekuan darah (peningkatan kadar fibrinogen berarti ada peningkatan resiko pembekuan darah -> peningkatan resiko terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke), dan mengetahui adanya gangguan fungsi hati

Part 3: Materi Teori Kimia Klinik 2: Bilirubin

BILIRUBIN

Oleh: dr. Ratna

- adalah produk penguraian hem, sebagian besar (85-90%) berasal dari penguraian hemoglobin. Sebagian kecil (10-15%) berasal dari senyawa seperti : mioglobin, pemecahan sitokrom, jaringan dan protein hem lain - bilirubin yang bersirkulasi di dalam plasma terikat pada albumin

(3)

1. Bilirubin tidak terkonjugasi (indirek) 2. Bilirubin terkonjugasi (direk)

- di dalam hepar, bilirubin tak terkonjugasi memasuki hepatosit dan terutama di konjugasi dengan asam glukuronat melalui mekanisme yang melibatkan bilirubin - UDP glukuronosiltransferase

- bentuk yang diekskrrsikan adalah : bilirubin glukuronida, yang dinamai sebagai bilirubin terkonjugasi atau ester bilirubin

- enzim glukuronosiltransferase memerlukan waktu 3 minggu untuk berkembang -> ikterus fisiologis pada neonatus

- perbedaan bilirubin indirek dan bilirubin direk

Bilirubin indirek : larut dalam lipid, relatif tidak larut dalam air Bilirubin direk : larut dalam air

Pemeriksaan Kelainanan Metabolisme Bilirubin

- Analisis laboratorium membedakan 2 macam bilirubin dalam serum, yaitu

1. Bentuk terkonjugasi / bilirubin direk ~> dapat langsung diukur tanpa mengubah bentuknya

2. Bentuk tak terkonjugasi / indirek ~> untuk dapat diukur, harus terlebih dulu diajdikan "larut dalam air" - Bila kadar bilirubin direk/indirek sampai 2-4 mg/dl ~> dijenal "ikterus"

- Nilai rujukan :

Bilirubin total = 0,3 - 1,1 mg/dl Bilirubin direk = 0,1 - 0,4 mg/dl - Penyulit analisis :

1. pada spesimen tidak boleh ada hemolisis karena akan mengganggu penetapan bilirubin 2. Kekeruhan / opalensi yang berkaitan dengan hiperlipidemia juga akan berpengaruh 3. Puasa ~> kadar bilirubin akan meningkat sedikit

- Sebab - sebab hiperbilirubinemia :

1. Bilirubin indirek meningkat ~> hemolisis, destruksi eritrosit, penyerapan / konjugasi oleh sel hati kurang baik

2. Bilirubin direk meningkat ~> kerusakan intrahepatik, saluran empedu ekstra hepatik tersumbat - Penyinaran matahari akan mengurangi kadar bilirubin 10-20% ~> dilakukan pada bayi ikterus ringan - Hemoglobin dan senyawa lain masuk ke dalam SRE (Sistem Retikulo Endotelial) dan dipecah menjadi bilirubin

- Di dalam hepar, bilirubin yang tak terkonjugasi memasuki hepatosit dan diekskresikan dalam bentuk bilirubin terkonjugasi

- Bilirubin terkonjugasi disekresikan ke dalam saluran empedu dan melewati usus

- Di dalam usus besar, bilirubin direduksi oleh bakteri menjadi UROBILINOGEN ~> yaitu : suatu xat yang tidak berwarna, yang larut dalam air dan mudah teroksidasi menjadi pigmen urobilin yang berwarna coklat merah muda

- Urobilin disertai banyak senyawa lain menbentuk zat pewarna feses, yaitu STERKOBILIN ~> warna coklat tua

- Sebagian kecil urobilinogen diabsorbsi ke dalam sirkulasi portal dan di dalam hepar, urobilinogen ini aa yang di ekskresikan kembali ke dalam empedu sedang sisanya diekskresikan oleh ginjal

- Bila urin terpapar dengan udara, urobilinogen dioksidasi menjadi urobilin. Bagian terbesar pigmen yang menbentuk warna urine tidak dapat diidentifikasi dan dikenal sebagai UROKROM

(4)

- Dalam keadaan normal ~> pada feses orang dewasa TIDAK ditemukan bilirubin. Pada neonatus, bilirubin ditemukan di dalam feses dan tidak terdapat urobilinogen di dalam feses / urine ~> karena mekanisme reduksi bakteri untuk mengkonversi bilirubin menjadi urobilinogen perlu beberapa bulan.

- Bilirubin tak terkonjugasi dan bilirubin terkonjugasi dapat dibedakan secara kimia oleh kecepatan

reaksinya dengan asam sulfanilat yang didiazotiasiasi untuk menbentuk azobilirubin ( reaksi van den Bergh ) - Bilirubin yak terkonjugasi tidak memberikan warna yang segera ~> reaksi Van den Bergh direk negatif. Tetapi warna akan timbul setelah penambahan alkohol, kafein ( reaksi van den Bergh indirek )

- Bilirubin terkonjugasi akan bereaksi cepat dan warna lembayung muda timbul dalam beberapa menit ~> reaksi van den Bergh direk positif

- Batas rujukan bilirubin total plasma pada orang dewasa = 5-7 mikromol/L

- Bilirubin pelan - pelan dirusak oleh sinar ultraviolet / sinar biru. Fototerapi ini digunakan untuk pengobatan Hiperbilirubinemia pada neonatal.

Part 4: Jenia Tabung Sampel Darah

Jenis tabung untuk sampel darah biasanya dibedakan berdasarkan warna pada tutupnya : 1. BIRU

Berisi pengawet sitrat yang digunakan untuk uji koagulasi spt PT / APTT 2. HIJAU

Berisi heparin yang digunakan untuk uji AGD ( Analisa Gas Darah ) atau LE ( Lupus Erimatrosus ) 3. UNGU

Berisi pengawet EDTA yang biasanya digunakan untuk darah lengkap, dll 4. ABU - ABU

Berisi natrium florida yang digunakan untuk pemeriksaan glukosa 5. MERAH

Tabung tanpa zat aditif/antikoagulan tp berisi aktifator utk mpercpat hemostasis, utk kimiawi, serologi, bank darah dll

6. KUNING LEMBAYUNG

Berisi Gel agar darah yang telah terpisah dengan serum tidak tercampur kembali

Part 5: Panel Pemeriksaan

FAAL HEMOSTASIS - Hematologi lengkap - Waktu Perdarahan ( BT) - Waktu Pembekuan ( CT ) - PPT - APTT - Fibrinogen

UJI SARING ANEMIA - Hematologi Lengkap - Hapusan Darah Tepi

(5)

- Retikulosit ANEMIA DEFISIENSI - Hematogi Lengkap - SI - TIBC - Feritin

- Hapusan Darah Tepi - Vitamin B12 - Asam Folat ANEMIA HEMOLITIK - Hematologi Lengkap - Retikulosit - Bilirubin - G6PD

- Hapusan Darah Tepi - Analisis Hb elp - Coombs test PROFIL LEMAK - Kolesterol Total - Trigliserida - Kolesterol HDL - Kolesterol LDL ( Direk ) RISIKO PJK / STROKE - Profil Lemak - APO B - Small dense LDL - Lp ( a ) - Fibrinogen - TAT - Glukosa darah - Viskositas Darah - Viskositas Plasma - Homocysteine - Adiponektin - hs CRP ( ss CRP ) - Tes Treadmill

INFARK MIOKARD AKUT - CPK ( CK ) - CKMB - LDH - SGOT - Troponin I - Troponin T - h-FABP cardiodetect - ECG

GAGAL JANTUNG CONGESTIVE - Echocardiography

(6)

- ECG - Foto Thorax - NT proBNP - SGPT HIPERTENSI - Urine lengkap - BUN-Ureum - Kreatinin - Mikroalbumin urin - Cystatin C - Profil Lemak - HbA1C - Natrium - Kalium - Klorida - Kalsium - Cortisol - ECG - Foto Thorax FUNGSI GINJAL - Urine lengkap - BUN-Ureum - Kreatinin - Mikroalbumin Urine - Cystatin C - Asam urat - Natrium - Kalium - Kalsium - Fosfor Anorganik PENGELOLAAN DIABETES - Glukosa Puasa - Glukosa 2 jam PP - HbA1C - TTGO - Insulin - C-Peptide - HOMA IR - HOMA %B - Profil Lemak - Adiponektin - BUN-Ureum - Kreatinin - Urine Lengkap - Mikroalbumin urine - Cystatin C - TAT - Fibrinogen - Viskositas darah - Viskositas plasma

(7)

- ECG

DIAGNOSIS PENYAKIT HATI - SGOT

- SGPT - Gamma GT

- Fosfatase Alkali ( ALP ) - Bilirubin

- Cholinesterase ( CHE ) - Albumin

- Globulin - PPT

- USG Upper Abdomen

PRA VAKSINASI HEPATITIS B - HBsAg Kualitatif - Anti HBs - Anti HBc HEPATITIS AKUT - SGOT - SGPT - Fosfatase Alkali - Gamma GT - Bilirubin - HBsAg Kualitatif - HBeAg - IgM Anti HBc - Anti HCV - HCV core Ag - IgM anti HCV - IgM anti HAV

- USG Upper Abdomen HEPATITIS B KRONIS - HBsAg Kuantitatif - HBeAg - Anti HBe - HBV DNA Kuantitatif - SGPT HEPATITIS C KRONIS - Anti HCV - HCV RNA Kuantitatif - HCV RNA Genotyping - SGPT TORCH - IgM Toxoplasma - IgG Toxoplasma - IgM Rubella - IgG Rubella - IgM CMV

(8)

- IgG CMV - IgM HSV-2 - IgG HSV-2 IBU HAMIL - Hematologi Lengkap - Urine lengkap - TTGO ibu hamil - TORCH - HBsAg kualitatif - Anti HCV - Anti HIV - VDRL - TPHA - G6PD - Golongan Darah

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL - VDRL - TPHA - Preparat GO - Preparat Trichomonas - Preparat Jamur - IgM HSV-2 - IgG HSV-2 - IgM Chlamydia - IgG Chlamydia - HBsAg kualitatif - Anti HCV - Anti HIV OBSERVASI FEBRIS - Hematologi lengkap - Urine lengkap - SGOT - SGPT - CRP kuantitatif - Procalcitonin ( PCT ) - Widal - IgM Salmonella - IgM Dengue - IgG Dengue - Dengue NS1 Ag - Malaria - Kultur Darah - Kultur Urine - Kultur Gaal STATUS TIROID - TSHs - Free T4 - Free T3

(9)

AMENORRHEA - LH - FSH - Prolaktin - Estradiol - TSHs - Free T4 KESUBURAN WANITA - LH - FSH - Prolaktin - Estradiol - Progesteron - TSHs - Free T4 - TORCH

- IgM & IgG Chlamydia - Foto HSG KESUBURAN PRIA - LH - FSH - Prolaktin - Testosteron - Analisis Sperma PETANDA TUMOR

# KEPALA dan LEHER : SCC # PARU : CEA, NSE, SCC # HATI : AFP, CEA

# PENCERNAAN : CA 19-9, CEA # PAYUDARA : CEA, CA 15-3 # OVARIUM : CA 125, CEA # UTERUS : B-HCG, CEA # SERVIKS : SCC, CEA # TESTIS : AFP, B- HCG, NSE

# PROSTAT : PSA Total, Free PSA, Rasio PSA, PAP OSTEOPOROSIS - N-Mid Osteocalcin - B-Crosslaps (B-CTx) - BMD ALERGI - Eosinofil - IgE Total - IgE Spesifik - IgE Atopy REMATIK - Rheumatoid Factor

(10)

- Rose Waaler - ASTO - CRP kuantitatif - Asam Urat - ANA test - LE test - C3 komplemen - C4 komplemen

Part 6: Tugas Kasus Kimia Klinik Lanjut

Kasus Penyakit Hati di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta 1. KETERANGAN KLINIS

Pada lembar hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik di dapat data sebagai berikut : Tanggal : 06/09/12 jam : 13:54:14

Nama pasien : mr. X Jenis kelamin : laki - laki Umur : 60 tahun

Tipe sampel : serum/plasma

Hasil Pemeriksaan pada Bagian Kimia Klinik :

- BUN = 17.0 mg/dL (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 6 - 20 mg/dL - GLUC = 159 mg/dL (HIGH) ~> Nilai Rujukan = 74 - 106 mg/dL - CREA = 1,15 mg/dL (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 0,7 - 1,2 mg/dL - ALBUMIN = 3,93 g/dL (LOW) ~> Nilai Rujukan = 3,97 - 4,94 g/dL - BIL T = 12,37 mg/dL (HIGH) ~> Nilai Rujukan = 0 - 1,2 mg/dL - AST = 30 U/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 0 - 40 U/L - BIL D = 11,66 mg/dL (HIGH) ~> Nilai Rujukan = 0 - 0,2 mg/dL - Na = 136 mmol/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 136 - 145 mmol/L - K = 4,23 mmol/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 3,5 - 5,1 mmol/L - Cl = 98,0 mmol/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = 98 - 107 mmol/L

- Osmolalitas = 277 mmol/L (NORMAL) ~> Nilai Rujukan = -99999 - 999999 mmol/L 2. PENJELASAN

a). Kimia Darah Untuk Faal Hati - SGOT / AST

Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase / Aspartat Amino Transferase merupakan enzim transaminase atau katalisator perubahan dari asam amino menjadi asam ketoglutarat.

Enzim ini sebagian besar ditemukan dalam otot jantung dan hati, sementara dalam kondisi sedang dapat ditemukan pada otot rangka, ginjal, dan pankreas. Konsentrasinya yang rendah terdapat dalam darah, kecuali

(11)

jika terjadi cedera seluler, kemudian dalam junlah yang banyak dilepas ke dalam sirkulasi.

Kadar AST serum tinggi dapat ditemukan setelah terjadi infark miokardium ( MI ) akut dan kerusakan hati. Pada penderita infark jantung akut, SGOT / AST akan meningkat setelah 6 - 10 jam.

AST akan keluar dari otot jantung dan memuncak dalam 24 - 48 jam setelah terjadi infark. Kadar AST serum akan kembali normal dalam 4 - 6 hari kemudian, jika tidak terjadi infark tambahan.

Kadar AST serum biasanya dibandingkan dengan kadar enzim jantung yang lain.

Pada penyakit hati, kadar serum akan meningkat 10 kali atau lebih, dan tetap demikian dalam waktu yang lama.

Nilai normal : Pria = 0 - 37 U/L Wanita = 0 - 31 U/L

( sumber : Sutedjo, A. Y, SKM. 2009. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Amara Books. Yogyakarta)

Masalah Klinis :

Penurunan Kadar : kehamilan, ketoasidosis diabetik

Peningkatan Kadar : MI akut, hepatitis, nekrosis hati, penyakit dan trauma muskoloskeletal, pankreatitis akut, angina pektoris yang serius, olahraga berat, injeksi MI, perikarditis, stres otot rangka, infark paru, cerebrovascularacident ( VCA ), obstruksi saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung kongesti, tumor hati, kolaps sirkulasi.

- SGPT / ALT

Serum Glutamik Pyruvik Transaminase / Alanin Aminotransferase merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosa destruksi hepatoseluler.

Enzim ini juga ditemukan dalam junlah sedikit pada otot jantung, ginjal serta otot rangka. Kadar ALT serum dapat lebih tinggi dari sekelompok transferase lainnya ( transaminase ). AST, dalam kasus hepatitis akut serta kerusakan hati akibat penggunaan obat dan zat kimia, dengan setiap serum mencapai 200 - 4000 U/L. ALT digunakan ... (penjelasan belum buat lagi, hehhehe)

3. ANALISA HASIL LABORATORIUM KLINIK

Pada hasil laboratorium ditemukan kadar bilirubin total yang sangat tinggi yaitu 12,37 mg/dL dan bilirubin direk yang juga tinggi yaitu 11,66 mg/dL

Sehingga kita bisa mendapatkan kadar bilirubin indirek sebesar 0,81 mg/dL

Bilirubin indirek atau bilirubin tak terkonjugasi adalah bilirubin yang belum diubah dan belum melalui hepatosit. Bilirubin direk adalah bilirubin yang terkonjugasi yang telah diubah di hepar.

Pada hasil laboratorium ini dapat dilihat bahwa bilirubin direk sangat tinggi dibandingkan bilirubin indirek. Ini menunjukkan adanya gangguan setelah hati ( post hepar ).

Kadar AST dan ALP yang masih normal dapat memberikan dua arah pengertian yang berbeda. Yang pertama adalah AST dan ALP yang normal disebabkan karena memang sel - sel hati (hepatosit) masih baik. Yang kedua yaitu AST dan ALP yang normal karena telah banyak sel hati yang rusak maka hepatosit yang masih mampu menghasilkan AST dan ALP sedikit. Oleh karena itulah maka kita melihat kadar albuminnya. Jika hati pasien telah rusak parah maka pasien tidak hanya akan mengeluh tentang ikteriknya saja tetapi juga akan mengeluh beberapa hal seperti adanya pendarahan, bengkak dll.

Selain itu pada kasus kerusakan hati berat maka kadar albumin akan sangat rendah sekali.

Pada pemeriksaan laboratorium ini juga dilakukan pemeriksaan penduking yaitu pemeriksaan gula darah. Adanya pemeriksaan terhadap gula darah pasien ini dilakukan untuk screrning fungsi pankreas karena pankreas menghasilkan insulin.

Jika kadar glukosa sangat tinggi atau sangat rendah maka diagnosis pasien akan mengarah pada tumor pankreas.

Kadar bilirubin yang sangat tinggi dalam darah akan membuat pasien terlihat kuning (ikterus). 4. ARAH DIAGNOSIS

(12)

Ikterik

5. SARAN untuk PASIAN

Pasien sebaiknnya melakukan pemeriksaan pendukung lain yg lebih spesifik.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu contoh, yaitu pemanfaatan Internet untuk menyajikan informasi mengenai suatu Maskapai Penerbangan Bali Air (Bali Air) yang berisi tentang jadwal penerbangan, jenis

Pada bagian ini ditunjukan respon dari frekuensi tegangan terbangkit generator set terhadap perubahan beban, arus beban untuk menunjukkan perubahan beban dan

Dari uraian di atas terlihat bahwa pemahaman pluralisme menurut Rahman lebih difokuskan pada keharusan adanya toleransi keberagamaan dengan mengakui adanya dimensi

Pada variabel motivasi individu dengan tingkat dukungan sosial yang dalam menjaga kesehatan selama kehamilan tinggi memiliki perasaan kuat bahwa individu subjek penelitian

Menyusun laporan keuangan bulanan, triwulan, semester, dan tahunan perusahaan untuk memastikan laporan keuangan tersebut dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip PSAK dan

l. Peningkatan pemerataan kondisi infrastruktur dan lingkungan bagi kehidupan masyarakat yang sehat dan nyaman. Tingginya tuntutan profesionalisme kinerja aparat

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel kemudahan berpengaruh signifikan terhadap variabel minat menggunakan dan dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) konflik yang terjadi bermula dari kegiatan sehari-hari antara anak dan orangtua, (2) penyelesaian konflik umumnya anak meminta maaf