• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

1

POTENSI INVESTASI

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Provinsi Kalimantan Tengah terletak antara 0o45' Lintang Utara dan 3o30' Lintang Selatan dan 110o45’−115o51’ Bujur Timur. Kalimantan tengah merupakan provinsi dengan luas wilayah terluas kedua di Indonesia setelah Provinsi Papua. Luas wilayah Kalimantan Tengah adalah 153.564 km2 atau 8,04 persen dari luas Indonesia. Wilayah administrasinya dibagi menjadi tiga belas kabupaten dan satu kota.

Provinsi Kalimantan Tengah Bagian utara berbatasan dengan Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, bagian timur berbatasan dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, bagian selatan berbatasan dengan Laut Jawa, dan bagian barat berbatasan dengan Kalimantan Barat.

Kalimantan Tengah memiliki sebelas sungai besar dan 33 sungai kecil yang bermula dari utara dan mengalir ke Laut Jawa. Sungai Barito merupakan sungai terpanjang di Kalimantan Tengah dengan panjang mencapai 900 km dengan kedalaman berkisar antara 6 hingga 14 meter. Sungai

DAFTAR 11 SUNGAI BESAR DI KALIMANTAN TENGAH Nama Sungai Sungai Barito Sungai Kapuas Sungai Kahayan Sungai Katingan Sungai Mentaya Sungai Seruyan Sungai Lamandau Sungai Arut Sungai Sebangau Sungai Jelai Sungai Kumai Panjang 900 km 600 km 600 km 650 km 400 km 350 km 300 km 250 km 200 km 200 km 175 km Lebar 500 m 450 m 450 m 250 m 350 m 250 m 150 m 100 m 100 m 150 m 250 m

(2)

2

merupakan lokasi utama pemukiman dan moda transportasi yang penting di Kalimantan Tengah.

Provinsi Kalimantan Tengah terbentuk sejak tanggal 23 Mei 1957 dengan UU Darurat No. 10 Tahun 1957 dan disahkan dengan UU No. 21 Tahun 1958. Pada tanggal 2 Juli 2002 dilaksanakan Peresmian Pemekaran Kabupaten Baru di Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2005 Provinsi Kalimantan Tengah dimekarkan menjadi 13 Kabupaten dan 1 Kota. Pemerintahan di Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari 1.569 Desa, 123 Kelurahan, 66 Kedemangan, 136 Kecamatan, 13 Kabupaten dan 1 Kota.

Nama Kabupaten / Kota Ibukota (KmLuas 2)

Jarak ke Ibukota Provinsi (km)

Kabupaten Barito Selatan Buntok 8.830 511

Kabupaten Barito Timur Tamiang Layang 3.834 418

Kabupaten Barito Utara Muara Teweh 8.300 605

Kabupaten Gunung Mas Kuala Kurun 10.804 180

Kabupaten Kapuas Kuala Kapuas 14.999 142

Kabupaten Katingan Kasongan 17.800 88

Kabupaten Kotawaringin Barat Pangkalan Bun 10.759 449

Kabupaten Kotawaringin Timur Sampit 16.496 227

Kabupaten Lamandau Nanga Bulik 6.414 559

Kabupaten Murung Raya Puruk Cahu 23.700 702

Kota Palangka Raya Palangka Raya 2.678 -

Kabupaten Pulang Pisau Pulang Pisau 8.997 98

Kabupaten Seruyan Kuala Pembuang 16.404 457

Kabupaten Sukamara Sukamara 3.827 686

A. POTENSI INVESTASI KOTA PALANGKA RAYA

Secara umum Kota Palangka Raya dapat dilihat sebagai sebuah Kota yang memiliki 3 (tiga) wajah yaitu wajah perkotaan, wajah pedesaan dan wajah hutan.

Kondisi ini, memberikan tantangan tersendiri bagi pemerintah Kota Palangka Raya dalam membangun Kota Palangka Raya. Kondisi ini semakin menantang lagi bila mengingat luas Kota Palangka Raya yang berada pada urutan ke-3 di Indonesia yaitu 2,687 km2. Kota Palangka Raya - -

di sebelah Utara, Kabupaten Pulang Pisau di Timur dan Selatan, serta Kabupaten Katingan di sebelah Barat.

Populasi penduduk Kota Palangka Raya pada tahun 2015 sebesar 259.865 jiwa dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebessar 267.757 jiwa dengan tingkat populasi sebesar 3,04 %. 1. Sektor Pertambangan

(3)

3

Potensi Sektor Pertambangan di Kota Palangka Raya antara lain Batu Bara (IUP 5 dan Luas Lahan 23.887 Ha), Zircon (IUP 9 dan Luas Lahan 29.308 Ha) dan Pasir Kuarsa (IUP 1 dan Luas Lahan 2.874 Ha).

2. Sektor Kehutanan

Untuk memelihara kualitas lingkungan hidup perkotaan sekaligus memperbaiki keseimbangan ekosistem, telah ditetapkan kawasan hutan seluas ± 1.635 Ha melalui Keputusan Walikota No. 98 Tahun 2010 tanggal 17 April 2010. Hasilnya, Kota palangka Raya menjadi kawasan Hutan Taman Kota terbesar di dunia. Agar bermanfaat maksimal, maka di kawasan Hutan Kota akan dibangun berbagai fasilitas seperti lahan parkir, pusat informasi, rest room, ruang pertemuan, bungalow, jalan titian, tapal batas, pelabuhan, dan sebagainya. Selain itu, juga akan dikembangkan budidaya perikanan air tawar yang sekaligus menjadi sarana rekreasi, akuarium air tawar, serta didukung dengan prasarana wisata air seperti perahu dan sarana permainan lainnya. Sesuai dengan fungsinya, Hutan Kota “Himba Kahui” dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan penunjang budidaya, pariwisata alam dan rekreasi, dan pelestarian budaya.

3. Sektor Pertanian dan Peternakan

Luas lahan pertanian di Kota Palangka Raya sebesar 267.851 Ha, dimana terdiri dari lahan sawah, lahan pertanian bukan sawah dan lahan bukan pertanian.

Untuk sektor peternakan yang menjadi potensi unggulan adalah sapi potong, kambing dan babi.

Jenis Ternak Populasi Daging Produksi (kg) Telur

Sapi Kambing Babi

Ayam Ras Petelor Ayam Broiler Ayam Kampung Itik 1.883 1.134 17.498 100.000 1.429.070 82.257 5.570 845.607 27.704 209.405 - - - - - - - 51.840 - 209.187 53.090 4. Sektor Perkebunan

Komoditi unggulan sektor perkebunan di Kota Palangka Raya antara lain : karet, kelapa dan kelapa sawit

KOMODITI LUAS LAHAN (Ha) TOTAL PRODUKSI (Ton)

Karet 5 007,20 2.900,25

Kelapa 209,70 111,60

Kelapa Sawit 2.517,15 211

5. Sektor Pariwisata

Taman Nasional Sebangau

Merupakan salah satu perwakilan ekosistem hutan rawa gambut yang masih tersisa di Kalimantan Tengah, yang memiliki keanekaragaman hayati berupa 166 jenis flora, 106 jenis burung, 36 jenis

(4)

4

ikan dan 35 jenis mamalia, serta spesies orang utan yang diperkirakan berjumlah 2.500 – 4.500 ekor.

B. POTENSI INVESTASI KABUPATEN BARITO SELATAN

Kabupaten Barito Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang di keempat penjuru wilayahnya :

a. Utara berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara b. Timur berbatasan dengan Kabupaten Kapuas

c. Selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah.

d. Barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan.

Secara geografis Kabupaten Barito Selatan terletak membujur atau memanjang Sungai Barito dengan letak Astronomis pada 120’ LU - 2 35’ dan 114 BT - 115 BT.

Kabupaten Barito Selatan mempunyai luas wilayah 8.830 Km2 yang terdiri dari 6 (enam) Kecamatan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Barito Selatan merupakan dataran rendah, wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai yang merupakan daerah perbukitan. Ketinggiannya berkisar antara 10 s.d 150 meter dari permukaan laut.

Kabupaten Barito Selatan memiliki satu sungai besar (Sungai Barito) dan banyak sungai kecil serta anak sungai yang jumlahnya sedang kita lakukan invetarisasi melalui kegiatan toponini, kondisi geografis ini menjadikan ciri khas Kabupaten Barito Selatan menjadi daerah perairan yang dapat dilayari hingga 700 Km dari 900 Km panjang sungai Barito.

Kabupaten Barito Selatan beriklim tropis dengan suhu udara mencapai 34C pada siang hari dan malam hari hingga mencapai 23 C, dengan rata-rata curah hujan pertahun mencapai 252,25 mm.

1. Sektor Industri / Pabrik Pengolahan : a. Industri Pengolahan Karet (Crum Rubber)

b. Industri Pabrik Ban dalam atau sejenis yang berbahan dasar karet lateks. c. Industri Pengolahan Minyak Sawit (Crude Palm Oil).

d. Industri Pabrik Minyak Goreng atau Bio Diesel e. Industri Makanan dan Minuman dalam kemasan. 2. Sektor Pertambangan / Galian :

a. Pertambangan/Penggalian Batu Bara b. Pertambangan/Penggalian Bijih Besi c. Pertambangan/Penggalian Pasir Kuarsa 3. Sektor Perkebunan / Kehutanan :

a. Perkebunan Karet Lateks b. Perkebunan Kelapa c. Perkebunan Kelapa Sawit d. Perkebunan Tebu

(5)

5

KOMODITI LUAS LAHAN (Ha) TOTAL PRODUKSI (Ton)

Karet 32.632,00 8.098,88

Kelapa 509,66 63,91

Kelapa sawit 3 281,70 2 203,82

4. Sektor Pariwisata

a. Wisata Air Danau Sadar.

b. Wisata Air Danau Malawen / Danau Sababilah / Danau Sanggu c. Wisata Alam Goa Liang Lempang Desa Palu Rejo

d. Wisata Alam Lalemo Lewas desa Sababilah

Sedangkan potensi dan peluang investasi jika menurut masing-masing wilayah Kecamatan adalah sebagai berikut :

a. Kecamatan Dusun Utara

- Perkebunan Karet

- Perkebunan Kelapa Sawit

- Perkebunan Kopi / Kakao b. Kecamatan Dusun Selatan

- Pabrik Ban atau barang lain yang berbahan dasar karet lateks.

- Pabrik makanan / minuman dalam kemasan

- Pabrik minyak goreng dan bio diesel

- Perkebunan karet

- Perkebunan kelapa sawit

- Perkebunan kopi / kakao

- Pariwisata

c. Kecamatan Karau Kuala

- Perkebunan Karet

- Lokasi Stocplile batu bara

- Pengolahan karet (Crumb Rubber) d. Kecamatan Dusun Hilir

- Perkebunan karet

- Lokasi stockpile batu bara

e. Kecamatan Jenamas

- Perkebunan karet

- Lokasi stockpile batu bara - Peternakan (kerbau rawa)

f. Kecamatan Gunung Bintang Awai

- Perkebunan karet - Perkebunan kopi / kakao

- Pertambangan / penggalian batu bara

(6)

6

- Industri pengolahan batu untuk bahan konstruksi jalan.

- Pengolahan produk kopi / kakao

- Industri pabrik briket batu bara

- Wisata alam Liang Lempang Palu Rejo

C. POTENSI INVESTASI KABUPATEN BARITO TIMUR

Kabupaten Barito Timur yang beribukotakan Tamiang Layang terletak antara 12 LU dan 25 LS dan 114 dan 115 Bujur Timur yang mana secara geografis wilayah Kabupaten Barito Timur berbatasan dengan bagian :

 Utara : Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah  Timur : Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan

 Selatan : Kabupaten Barito Selatan  Barat : Kabupaten Barito Selatan

Dengan luas wilayah 3.834 km2 atau 2,5% dari luas Kalimantan Tengah. Yang meliputi 10 Kecamatan yang terdiri dari 100 Desa dan 3 Kelurahan yaitu : Banua Lima, Dusun Timur, Awang, Patangkep Tutui, Dusun Tengah, Pematang Karau, Paju Epat, Raren Batuah, Paku dan Karusen Janang. Kecamatan Dusun Timur dan Kecamatan Paju Epat merupakan Kecamatan terluas, masing-masing 867,70 km2 dan 664,30 km2 yang mana bila dijumlahkan luasnya biasa mencapai 40,15% dari

seluruh Wilayah Barito Timur. 1. Potensi Bahan Tambang

Ke arah timur terdiri dari bahan Batubara, Bijih Besi, Sirtu, Latret dan Andesit. Sedangkan ke arah Barat adalah Pasir Kuarsa dan Koalin.

2. Potensi Pertanian, Peternakan dan Perikanan

o Tanaman Pangan : Kacang Hijau, Kacang Kedelai, Kacang Tanah, Jagung, Padi Ladang, Padi Sawah, Ubi Jalar dan Ubi Kayu.

o Buah-buahan : Durian, Cempedak, Paken, Rambutan, Langsat, Pisang dan Jenis buah-buahan lainnya.

o Perikanan Darat : Ikan Sungai dan Ikan Budidaya

o Peternakan : Sapi Potong, Kerbau, Kuda, Kambing, Babi dan Ayam 3. Potensi Kehutanan dan Perkebunan

a. Kehutanan

 Kayu Bulat dan Kayu Olahan  Rotan dan Damar

(7)

7

b. Perkebunan

Karet, Kelapa, Kelapa Sawit

KOMODITI LUAS LAHAN (Ha) TOTAL PRODUKSI (Ton)

Karet 59.592,02 14.047,37

Kelapa 168,80 20,16

Kelapa sawit 23.799,62 19.767,43

4. Potensi Wisata dan Budaya

Danau Maudan, Rumah Betang, Watu Uei Makam Putri Manyang, Makam Tumenggung Jaya Karti, Embung Sirau, Desa Tradisional Telang Baru, Tambak Mas Raja Paju Epat Soeta Oeno, Konservasi Ekosistem Alam Jenis Anggrek, Ptung Abeh, Liang Saragih, Riam Sentaki, Danau Putai, Liang Ayah, Riam Kendong.

D. POTENSI INVESTASI KABUPATEN BARITO UTARA

Secara geografis Kabupaten Barito Utara adalah salah satu Kabupaten yang berada di pedalaman pulau Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu p - Batas-batas wilayah adalah :

 Sebelah Utara : Kabupaten Murung Raya dan Provinsi Kalimantan Timur  Sebelah Timur : Provinsi Kalimantan Timur

 Sebelah Selatan : Kabupaten Barito Selatan dan Provinsi Kalimantan Selatan

Sebelah Barat : Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Gunung Mas

Luas wilayah Kabupaten Barito Utara : 830.000 Ha/83.000 Km2 dengan wilayah administrasinya meliputi 6 (enam) Kecamatan, yaitu Kecamatan Teweh Tengah, Kecamatan Gunung Timang, Kecamatan Gunung Purei, Kecamatan Lahei, Kecamatan Montallat dan Kecamatan Teweh Timur, serta meliputi 93 Desa dan 10 Kelurahan.

Dari sebelah selatan ke arah timur, area Kabupaten Barito Utara merupakan dataran agak rendah, ke arah utara berbentuk bukit-bukitan lipatan dan patahan yang diajari oleh pegunungan Muller/Schwaner. Pada daerah tropis ketinggian wilayah merupakan usnur penting yang menentukan persediaan fisik tanah. Dengan adanya perbedaan tinggi akan menentukan perbedaan suhu yang berperan dalam menentukan jenis tanaman yang cocok untuk diusahakan. Disamping itu ketinggian juga erat hubungannya dengan unsur kemampuan tanah yang lain, misalnya lereng dan drainase.

Wilayah Kabupaten Barito Utara meliputi pedalam DAS Barito dan terletak pada ketinggian sekitar 200 – 1.730 M dari permukaan laut. Bagian selatan merupakan dataran tinggi dan pegunungan.

1. Pariwisata

Secara umum potensi kepariwisataan di Kabupaten Barito Utara terdiri dari potensi alam seperti sungai dengan riam-riamnya, air terjun, pemandangan alam perbukitan, pegunungan dengan

(8)

8

hutan alamnya dengan berbagai tumbuhan alam seperti anggrek. Jumlah obyek wisata sebanyak 25 buah, yang terdiri dari wisata alam dan wisata budaya. Kabupaten Barito Utara juga mempunyai kekayaan budaya dari beberapa suku yang jumlahnya cukup banyak baik berupa rumah betang, acara ritual wara, tarian-tarian khas daerah serta ragam budaya lainnya.

2. Perhotelan, Restoran dan Pusat Perbelanjaan (Mall)

Kabupaten Barito Utara sangat potensial bagi penanaman modal dibidang perhotelan, restoran dan pusat perbelanjaan (Mall), karena hal ini didukung dengan tersedianya lahan, perkembangan penduduk dan perkembangan ekonomi masyarakat ditambah dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Barito Utara yang pasti sangat memerlukan hotel, restoran yang representatif dan tempat perbelanjaan yang memadai sebagai dapat pula sebagai tempat rekreasi.

3. Pertambangan

Kabupaten Barito Utara kaya akan potensi sumber daya alam, baik berupa bahan galian logam maupun non logam, karena dari luasan wilayah Kabupaten Barito Utara hampir seluruh luasannya sangat berpotensi sebagai bahan galian tambang seperti batu bara, emas, minyak bumi, gas bumi dan damar.

Areal pertambangan batu bara yang masih potensial sekaligus peluang yaitu sebesar 454.788 Ha dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebanyak 141 yang tersebar di 6 (enam) Kecamatan. Dan berdasarkan hasil inventarisir dan evaluasi bahan galian, jenis batu bara memiliki : - Tereka : 77.700.000 Ton - Hipotik : 306.730.000 Ton - Terukur : 4.877.273 Ton - Kalori : 4.656 – 8.415 Cal /Kg - Terindikasi : 2.731.199 Ton - Sulfur : 0,11 – 5,07 % - Asli content : 1,40 – 13,00 %

Potensi sumber daya energi berupa minyak dan gas bumi dengan cadangan hipotik yang cukup besar tersebar di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Barito Utara, yaitu :

- Kecamatan Lahei (Desa Karendan/Haragandang)

- Kecamatan Teweh Tengah (Desa Lemo/Pararawen)

- Kecamatan Gunung Timang (Desa Tongka/Ngurit)

- Kecamatan Montallat (Desa Tumbang Laung).

Berdasarkan hasil survey oleh PT. UNOCAL (Kontraktor Pertamina) dan kemudian dilanjutkan dengan survey seismik oleh ELNUSA BANGKANAI ENERGI Ltd diperkirakan terdapat lebih dari 4.000 titik sumber minyak.

(9)

9

4. Perkebunan

Investasi di sektor perkebunan kedepan memiliki prospek yang lebih cerah untuk dikembangkan, hal ini mengingat masih luasnya lahan yang tersedia untuk pengembangan di sektor ini.

 Karet

 Kelapa Sawit

KOMODITI LUAS LAHAN (Ha) TOTAL PRODUKSI (Ton)

Karet 45.943,00 13.412,00

Kelapa sawit 25.691,00 128.585,37

5. Pertanian Tanaman Pangan

Komoditi lokal dan introduksi yang potensial untuk dikembangkan dalam investasi agribisnis tanaman pangan dan holtikultura, dimana secara nilai ekonomis dan kontinuitas sangat menjanjikan. Jenis komoditi/produk unggulan yang dapat dikembangkan antara lain : durian, cempedak, pisang kepok (manurun) dan kedelai.

6. Perikanan

Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang diharapkan dapat menjadi andalan bagi perekonomian Kabupaten Barito Utara dimasa depan.

Potensi perikanan di Kabupaten Barito Utara diproyeksikan ke dalam luasan areal pencairan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis budaya ikan yaitu seluas 4.200 Ha yang terdiri dari perairan sungai, danau, rawa, waduk dan air genangan. Areal yang dapat digunakan untuk budidaya ikan seluas 80 Ha. Jadi potensi dan peluang investasi untuk pegembangan pembudidayaan ikan yang berskala besar terbuka lebar.

7. Peternakan

Potensi peternakan di Kabupaten Barito Utara cukup besar dan memiliki peluang untuk dikembangkan antara lain : sapi potong, kambing, babi, ayam potong, itik. Hal ini dapat dilihat dari permintaan dasar yang cukup tinggi, luas lahan yang tersedia, iklim dan cuaca yang mendukung serta kebiasaan yang telah lama mengenal sektor ini walaupun masih secara tradisional.

E. POTENSI INVESTASI KABUPATEN GUNUNG MAS

Kabupaten Gunung Mas terbentuk menjadi Kabupaten dengan diterbitnya Undang-undang Noor 5 Tahun 2002 Tanggal 10 April 2002 tentang Pembentukan 9 (sembilan) Kabupaten : Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabuapten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah dan disepakati tanggal 21 Juni 2003 sebagai Hari Jadi Kabupaten Gunung Mas.

Secara geografis Letak Gunung Mas pada posisi ± 0o – 18” 00 Lintang Selatan sampai dengan ± 01o 40” 30” Lintang Selatan dan ± 113o 01” 00 Bujur Timur sampai dengan ± 114o 01” Bujur Timur. Luas

(10)

10

wilayah Kabupaten Gunung Mas 10.804 Km2 dan merupakan kabupaten terluas keenam dari empat belas kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah (7,04% dari luas Provinsi Kalimantan Tengah).

No. Kecamatan Kelurahan Desa

1 2 3 4

1. Sepang Sepang Simin Pematang Limau, Tampelas, Sepang Kota, Tewai Baru, Tanjung Karitak, Rabauh

2. Kurun Kuala Kurun dan Tampang Tumbang Anjir

Petak Bandang, Tanjung Riu, Teluk Nyatu, Tumbang Tambirah, Penda Pilang, Tumbang Manyangan, Hurung Bunut, Tumbang Lampahung, Tewang Pajangan, Tumbang Tariak, Tumbang Miwan, Tumbang Hakau, Pilang Munduk

3. Tewah Tewah Sare Rangan, Tumbang Pajangei, Sumur Mas, Batu Nyapau, Teluk Lawah, Kasintu, Upon Batu, Batu Nyiwuh, Rangan Mihing, Tumbang Habaon, Tanjung Untung, Sei Riang, Sandung Tambun, Taja Urap, Karason Raya

4. Kahayan Hulu Utara

Tumbang Miri Tumbang Pasangon, Teluk Kenduri, Dandang, Tumbang Hamputung, Batu Tangkoi, Penda Rangas, Tumbang Sian, Tumbang Takaoi, Tumbang Tanjungan, Tumbang Korik, Tumbang Ponyoi

5. Rungan Jakatan Raya

Bereng Malaka, Parempei, Bereng Baru, Talangkah, Luwuk Langkuas, Tumbang Kajuei, Luwuk Kantor, Tumbang Buntut, Tumbang Jutuh, Linau, Tumbang Baringei, Tumbang Malahoi, Karya Bakti

6. Manuhing Tumbang Talaken

Takaras, Taringen, Bereng Jun, Bereng Balawan, Balawan Mulia, Fajar Harapan, Bangun Sari, Tumbang Sepan, Tangki Dahuyan, Tumbang Jalemu, Gohong

7. Mihing Raya Kampuri Tuyun, tumbang Empas, Rangan Tate, Tumbang Danau, Dahian Tambuk

8. Damang Batu

Tumbang Marikoi

Tumbang Posu, Tumbang Maraya, Lawang Kanji, Karetau Rambangun, Tumbang Anoi, Kretau Sarian, Tumbang Mahuroi 9. Miri Manasa Tumbang

Napoi

Harowu, Rangan Hiran, Tumbang Masukih, Tumbang Manyoi, Mangkuhung, Buntoi, Tumbang Siruk, Tumbang Lapan, Tumbang Koroi, Tumbang Hatung

10. Rungan Hulu Tumbang

Rahuyan Jangkit, Tumbang Lapan, Batu Puter, Sei Antai, Tumbang Mujai, Sangal, Tumbang Tuwe, Hantapang 11. Manuhing

Raya

Tehang Luwuk Tukau, Tumbang Samui, Tumbang Oroi, Putat Durei, Tumbang Mantuhe

12. Rungan Barat

Rabambang Masulan, Tumbang Jalemu Kajuei, Jalemu Raya, Tusang Raya, Tajah Antang Raya, Hujung Pata, Mangkawuk, Tumbang Kuayan, Tumbang Langgah, Tumbang Bahanei.

1. Pertambangan

Kabupaten Gunung Mas memiliki potensi mineral logam dan batubara. Bahan galian yang terdapat di Kabupaten Gunung Mas terdiri dari Mineral Logam Emas (Au), Perak (Ag), Galena (Pbzn), Platina (Pt), Besi (Fe), Seng (Zn), Zirkon (ZrSiO4), Tembaga (Cu), Granit dan Batubara.

(11)

11

Potensi Tambang di Kabupaten Gunung Mas

No Bahan Galian Kecamatan Kelurahan / Desa

1 2 3 4

1. Emas Sepang Desa Pematang Linau, Tampelas, Sepang Kota, Tewai Baru, Sepang Simin, Tanjung Karitak, Rabauh

Mihing Raya Desa Tuyun, Tumbang Empas, Ruangan Tate, Tumbang Danau, Dahian Tambuk dan Kelurahan Kampuri

Tewah Desa Sarerangan, Tumbang Panjangei, Sumur Mas

Kurun Desa Pilang Munduk, Tumbang Hakau, Hurung Bunut, Tumbang Tariak, Tumbang Miwan, Tewang Pajangan, Kelurahan Tampang Tumbang Anjir

Miri Manasa Desa Tumbang Lapan, Tumbang Siruk, Tumbang Koroi, Buntoi mangkuhung, Tumbang Monyoi, Tumbang Masukih dan Keluaran Tumbang Napoi

Kahayan Hulu Utara

Desa Tumbang Hamputung, Batu Tangkoi, Tumbang Pasangon, Dandang, Tumbang Tanjungan, Tumbang Takaoi, Tumbang Korik, Tumbang Ponyoi dan Kelurahan Tumbang Miri.

Damang Batu Desa Lawang Kanji, Tumbang Meraya, Tumbang Posu, Keretau Rambangun, Tumbang Anoi, Kretau Sarian, Tumbang Mahuroi dan Kelurahan Tumbang Marikoi.

Rungan Hulu Desa Tumbang Bahanei, Tumbang Lapan, Sangal, Tumbang Langgah, Hantapang, Tumbang Mujai, Sei Antai, Tumbang Tuwe dan Kelurahan Tumbang Rahuyan

Rungan Desa Parempei, Talangkah, Luwuk Langkuas, Tumbang Kajuei, Luwuk Kantor, Rambambang, Bereng Baru dan Bereng Malaka Manuhing Desa Takaras, Bereng Jun, Tangki Dahuyan dan Taringen Manuhing Raya Desa Putat Durei, Tumbang Mantuhe dan Kelurahan Tehang 2. Batu Bara Sepang Desa Pematang Limau, Tampelas, Sepang Kota, Tewai Baru,

Sepang Simin, Tanjung Karitak, Rabauh Tewah Desa Sarerangan, Taja Urap dan Karason.

No Bahan Galian Kecamatan Kelurahan / Desa

1 2 3 4

Kurun Desa Pilang Munduk, Tumbang Hakau, Hurung Bunut, Tumbang Tariak, Tumbang Miwan, Tewang Pajangan, Kelurahan Tampang Tumbang Anjir dan Kelurahan Kurun

Miri Manasa Desa Tumbang Masukih

Damang Batu Desa Lawang Kanji, Tumbang Maraya, Tumbang Posu, Karetau Rambangun, Tumbang Anoi, Kretau Sarian, Tumbang Mahuroi dan Kelurahan Tumbang Marikoi

Rungan Hulu Desa Jangkit, Tumbang Bahanei, Tumbang Lapan, Sangal, Tumbang Langgah, Batu Puter, Hanpatung dan Kelurahan Tumbang Rahuyan Rungan Desa Linau, Tumbang Baringei dan Kelurahan Tumbang Jutuh Manuhing Desa Tumbang Sepan, Balawan Mulia, Bangun Sari, Bumi Harjo,

Fajar Harapan, Bereng Belawan dan Kelurahan Tumbang Talaken. 3. Zirkon Sepang Desa Pematang Limau, Tampelas, Sepang Kota, Sepang Simin,

Tewai Baru, Tanjung Karitak dan Luwuk Andan / Rabauh

Mihing Raya Desa Tuyun, Tumbang empas, Dahian Tambuk dan Kelurahan Kampuri

Miri Manasa Desa Tumbang Lapan, Mangkuhung, Tumbang Hatung, Tumbang Masukih dan Kelurahan Tumbang Napoi

Damang Batu Desa Lawang Kanji, Tumbang Mahuroi, dan Kelurahan Tumbang Marikoi

Manuhing Desa Takaras, Bereng Jun dan Taringen

4. Tembaga Miri Manasa Desa Tumbang Siruk, Tumbang Mayoi, Mangkuhung, Tumbang masukih dan Kelurahan Tumbang Napoi

5. Bijih Besi Damang Batu Desa Kretau Sarian dan Tumbang Anoi 6. Mineral

Logam Miri Manasa Desa Rangan Hiran dan Harowu 7. Galena Damang Batu Desa Tumbang Mahuroi

(12)

12

2. Pertanian dan Perkebunan

Tanaman yang diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Gunung Mas adalah padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang kedelai. Untuk sayur-sayuran yang diusahakan adalah kacang panjang, cabe, terong, ketimun, kangkung dan bayam.

Wilayah Kabupaten Gunung Mas sangat potensial juga untuk pengembangan tanaman perkebunan terutama karet dan kelapa sawit. Terdapat 21 Perusahaan Besar Swasta (PBS) yang berinvestasi di Kabupaten Gunung Mas terdiri dari 6 (enam) PBS yang operasional (telah memegang Izin Usaha) dengan luas lahan ± 102.177 Ha yang telah memasuki tahap pembangunan dan 15 (lima belas) PBS yang non operasional.

3. Perikanan dan Peternakan

Potensi pengembangan perikanan bertumpu pada pengembangan perikanan darat di kolam dan danau serta perairan umum di DAS Kahayan, Rungan dan Manuhing. Peluang Investasi yang siap menerima investor adalah keramba di DAM sekata Juri Kecamatan Kurun dan keramba jaring apung di Bendungan Gohong Rawai. Sedangkan untuk potensi investasi peternakan dikembangkan populasi ternak yang memproduksi daging dan telur.

Jumlah Ternak yang Dipotong Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak, 2013 Kecamatan

Jenis Ternak (Ekor)

Sapi Kerbau Kambing Babi

(1) (2) (3) (4) (5) Manuhing 8 0 8 115 Manuhing raya 3 0 2 30 Rungan 12 1 14 110 Rungan hulu 4 0 3 45 Rungan Barat 5 0 0 40 Sepang 6 1 4 150 Mihing raya 6 2 4 110 Kurun 355 4 12 1 100 Tewah 120 2 14 200

Kahayan Hulu utara 14 0 15 120

Damang batu 6 0 0 40

Miri manasa 4 0 0 40

(13)

13

4. Kehutanan

Pengelolaan hutan untuk konservasi Sumber Daya Alam (SDA) dan lahan :

1) Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hutan Rawa dan Hutan Hujan Tropika Terintegrasi/Terkonversi dengan sektor Pariwisata dan sektor Perikanan , Reboisasi lahan kritis/tidur dan areal hutan eks HPH;

2) Pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI), suaka marga satwa / cagar alam, wisata alam/wana wisata, dan Penelitian Hutan Ilmiah (Eko Turisme).

Pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) di Indonesia telah dimulai sejak awal dekade 1990-an melalui pelibatan investor swasta dengan sebagian besar pendanaannya didukung dari Dana Reboisasi (DR). Pengembangan HTI tersebut dilatar belakangi oleh adanya kesenjangan antara kapasitas industri pengolahan hasil hutan dengan kemampuan pasokan bahan baku yang selama ini ditopang oleh produksi dari hutan alam.

Pada pemanfaatan hutan di Kabupaten Gunung Mas, terdapat 6 (enam) Perusahaan Besar Swasta (PBS) yang beroperasi. 5 (Lima) PBS merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan 1 (Satu) PBS merupakan Penanaman Modal Asing (PMA).

5. Pariwisata

Tahun 2008 di wilayah Kabupaten Gunung Mas terdapat 27 obyek wisata dimana 6 (enam) diantaranya merupakan obyek wisata unggulan, yaitu :

1) Batu Suli terletak di Desa Upon Batu/Tumbang Manage Kecamatan Tewah merupakan obyek wisata berbentuk bongkahan batu besar yang berdiri menjulang tinggi di sungai Kahayan dan terdapat juga legenda Batu Antang dan Batu Tingkes.

2) Air Terjun Bawin Kameloh terletak di Km 7 arah jalan trans Kurun – Hurun Tampang ke arah Kapuas Hulu (Sei Hanyo). Dilengkapi dengan kawasan bumi perkemahan, trap beton, titian kayu, bendungan, ruang ganti pakaian/WC, ruang tunggu dan shelter.

3) Air Terjun batu Mahasur terletak di Kuala Kurun dengan ketinggian 25 km, cocok untuk wisata pemandian dan panjat tebing.

4) Situs Tambun Bungai terletak di Tumbang Pajangei Kecamatan Tewah. Terdapat peninggalan seperti pusaka Tampung Penyang dan Bungai, Batu Patahu dan beberapa kumpulan pusaka lainnya.

5) Betang Toyoi terletak di Tumbang Malahoi Kecamatan Rungan. Seluruh bangunan masih asli dan masih tersimpan guci dengan cerita mitos yang unik yang dikenal dengan nama Haramaung Putri Anding Sawung.

6) Riak Kuluk Guhung terletak di Desa Tumbang Jutuh Kecamatan Rungan. Disana terdapat jalur sungai dengan arus deras, sangat cocok bagi orang yang menyukai olahraga arum jeram.

(14)

14

F. POTENSI INVESTASI KABUPATEN KAPUAS

Kabupaten Kapuas memiliki luas 14.999 km2 atau 1.499.900 Ha (9,77% dari luas wilayah Kalimantan Tengah). Secara administrasi Pemerintahan terdiri dari 17 Kecamatan yang terbagi atas 14 kelurahan dan 214 desa. Panjang pantai ± 37 km yang melintasi 5 (lima) desa di Kecamatan Kapuas Kuala.

Batas Wilayah :

 Wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan dan Provinsi Kalimantan Selatan (Kabupaten Barito Kuala).

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau.

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas dan Murung Raya.  Sebelah Selatan berbagasan dengan Laut Jawa.

Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Kapuas :

1. Pengembangan infrastruktur tranportasi yang terinegrasi dan menghubungkan antar Kecamatan, untuk membuka akses dan keterisolasian serta mendukung pergerakan orang, barang dan jasa. Pembangunan diprioritaskan kepada 8 (delapan) ruas jalan dan 3 (tiga) jembatan, yaitu :

 Jalan Kapuas – Mandomai – Mantangai – Tanjung Kelanis – Simpang Lungkuh Layang  Jalan Anjir Km. 1 – Sare Pulau – Pulau Kupang – Lupak

 Jalan Timpah – Pujon – Sei Hanyo – Tumbang Bukoi

 Jalan Nasional – Sei Asam – Bakungin – Palingkau Seberang  Jalan Anjir Km. 9 – Catur – Tamban – Lupak – Palampai  Jalan Simpang Palingkau – SP1, SP2, SP3 – Penda Ketapi  Jalan Basarang – Batanjung

 Jembatan Anjir Serapat  Jembatan Mandomai

 Jembatan Mantangai Peningkatan cakupan layanan, akses dan distribusi rumah layak. 2. Pengembangan infrastruktur wilayah lainnya dan infrastruktur pertanian yang mendukung

aktivitas ekonomi masyarakat.

3. Peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat dengan penyediaan sarana dan prasarana serta peningkatan mutu dan cakupan layanan.

4. Pengembangan sektor dan komoditas unggulan berbasis potensi sumber daya lokal yang memiliki daya ungkit bagi kesejahteraan masyarakat.

5. Penerapan reformasi birokrasi dan pelayanan publik yang prima dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.

6. Pelestarian dan penghormatan kepada nilai-nilai budaya lokal sebagai identitas masyarakat Kapuas.

7. Pembangunan desa melalui Gerakan Membangun Desa Bajenta (Gerbang Desa Bajenta). 8. Pemberdayaan masyarakat melalui Kapuas tiada hari tanpa aktivitas (Kapuas Taheta).

9. Pembangunan Kecamatan melalui Kapuas maju aman, mandiri, tangguh dan terpadu (Kapuas Mantap).

(15)

15

10. Peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat dengan penyediaan sarana dan

prasarana serta peningkatan mutu dan cakupan layanan.

11. Pengembangan sektor dan komoditas unggulan berbasis potensi sumber daya lokal yang memiliki daya ungkit bagi kesejahteraan masyarakat.

12. Penerapan reformasi birokrasi dan pelayanan publik yang prima dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

13. Pelestarian dan penghormatan kepada nilai-nilai budaya lokal sebagai identitas masyarakat Kapuas.

14. Pembangunan desa melalui Gerakan Membangun Desa Bajenta (Gerbang Desa Bajenta). 15. Pemberdayaan masyarakat melalui Kapuas tiada hari tanpa aktivitas (Kapuas Taheta). Komoditi Unggulan Kabupaten Kapuas :

Kabupaten Kapuas menjadi lumbung padi potensial bagi Provinsi Kalimantan Tengah dan diharapkan nantinya dapat menjadi salah satu penghasil padi utama untuk memenuhi kebutuhan beras nasional. Adanya NOTA KESEPAHAMAN Bupati Kapuas dengan Kementerian BUMN melalui PT. Pupuk Indonesia untuk Program Ekstensifikasi Pertanian.

 Seluas 11.000 Ha, di Kecamatan Bataguh, Tamban Catur dan Selat.

 Kabupaten Kapuas sebagai salah satu sentra produksi, komitmen dan perhatian pemerintah pusat dan provinsi cukup besar terhadap sektor tanaman pangan.

 Kabupaten Kapuas merupakan Produksi Pertanian dan akan ditargetkan 50 persen akan menjadi penyumbang untuk ketersediaan Pangan di Kalimantan Tengah maupun secara Nasional.

 Sebagai wujud komitmen Pemerintah, Tanam Perdana oleh Bapak Gubernur Kalimantan Tengah dan Menteri BUMN serta Direktur PT. Pupuk Indonesia Tanggal 21 Maret 2013.

1. Pertanian

Sebaran Wilayah Pengembangan Komoditas Tanaman Pangan (Padi & Palawija) dan Hortikultura Kabupaten Kapuas :

 Padi: Kecamatan Kapuas Timur, Kabupaten Kuala, Kapuas Hilir, Kapuas Murung, Pulau Petak.

 Kedelai: Kecamatan Kapuas Timur, Kapuas Kuala, Kapuas Hilir, Kapuas Murung, Pulau Petak.

 Jagung, Kecamatan Kapuas Timur, Kapuas Kuala, Kapuas Hilir, Kapuas Murung, Pulau Petak dan Mentangai.

 Kacang Tanah: Kecamatan Kapuas Timur, Kapuas Kuala, Kapuas Hilir, Kapuas Murung, Pulau Petak.

(16)

16

Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Sawah menurut Kecamatan

di Kabupaten Kapuas, 2014

KECAMATAN Luas Panen (ha) Produksi (ton) Rata-rata Produksi (kuintal/ha)

1 KAPUAS KUALA 11 279 44 026 39,03 2 TAMBAN CATUR 5 588 21 808 39,03 3 KAPUAS TIMUR 10 914 42 654 39,08 4 SELAT 1 778 6 965 39,17 5 BATAGUH 15 459 60 400 39,07 6 BASARANG 1 665 6 520 39,16 7 KAPUAS HILIR 3 727 14 568 39,09 8 PULAU PETAK 10 251 40 119 39,14 9 KAPUAS MURUNG 13 508 52 869 39,14 10 DADAHUP 3 978 15 537 39,06 11 KAPUAS BARAT 8 267 32 391 39,18 12 MANTANGAI 6 700 25 978 38,77 13 TIMPAH - - - 14 KAPUAS TENGAH - - - 15 P. TALAWANG - - - 16 KAPUAS HULU - - - 17 M. TALAWANG - - - JUMLAH 2014 93 114 363 836 39,07 2013 93 258 361 442 38,76 2012 98 734 329 742 33,40 2011 90 162 288 132 31,96 2. Kehutanan

Potensi hasil hutan lainnya yang merupakan alternatif mata pencaharian sebagian besar masyarakat seperti rotan, jelutung, damar dan gembor diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk menambah penerimaan pemerintah Kabupaten Kapuas selain dari kayu.

(17)

17

3. Perikanan

Kawasan Peruntukan Perikanan, meliputi :

 Kawasan perikanan budidaya, meliputi perikanan budidaya air payau, perikanan budidaya air tawar, dan perikanan buiddaya laut yang terletak di seluruh kecamatan baik pada kawasan lindung maupun kawasan budidaya lainnya.

 Kawasan penangkapan ikan laut, terletak di daerah pesisir Kecamatan Kapuas Kuala dan Kapuas Hilir.

 Kawasan pengelolaan perikanan danau, terletak di Kecamatan Mantangai, Pujon dan Timpah.  Kawasan keramba ikan/jaring apung, terletak di seluruh Kecamatan.

Kecamatan

Nilai Produksi Perikanan (Juta Rupiah)

Perikanan Darat Perikanan Laut

2013 2014 2013 2014 Kapuas Kuala 96235.43 163412.70 189876.25 190632 Tamban Catur 28202.08 16675.50 - - Kapuas Timur 2591.60 5603 - - Selat 27526.13 84843 - - Bataguh 25956.98 15465 - - Basarang 38380.65 60254.40 - - Kapuas Hilir 8490.90 6862.50 - - Pulau Petak 13788.78 7704 - - Kapuas Murung 19162.55 22017.90 - - Dadahup 3500.20 9256.50 - - Kapuas Barat 10860.58 8956.50 - - Mantangai 25366.83 24393 - - Timpah 19340.20 25713.30 - - Kapuas Tengah 4408.53 4704.90 - - Pasak Talawang 1627.40 2818.80 - - Kapuas Hulu 594.83 789 - - Mandau Talawang 509.60 929.10 - - KAPUAS 326543.23 460399.10 189876.25 190632 4. Peternakan

Jenis ternak yang telah dikembangkan di wilayah Kabupaten Kapuas, antara lain meliputi ternak sapi potong, kerbau, kambing, babi, ayam buras, ayam ras, itik dan ayam arab.

 Kecamatan Basarang : Jenis ternak sapi potong ayam broiler.  Kecamatan Selat : jenis ternak sapi potong.

 Kecamatan Kapuas Kuala : jneis ternak sapi potong, kambing dan kerbau.  Kecamatan Kapuas Murung : jenis ternak sapi potong, kambing dan kerbau.

(18)

18

 Kecamatan Mantangai : jenis ternak kambing dan sapi potong.

 Kecamatan Timpah : jenis ternak babi dan sapi potong.

 Kecamatan Kapuas Tengah : ternak sapi, kambing, babi, ayam buras, ayam petelor dan itik.  Kecamatan Kapuas Hulu : Sapi, Kerbau, Babi, Ayam Buras, Ayam Petelor dan Itik.

Usaha Agribisnis peternakan dapat menjadi salah satu upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat dipedesaan telah dilaksanakan di Kecamatan Basarang, Kapuas Kuala dan Mantangai.

G. POTENSI INVESTASI KABUPATEN KATINGAN

- Wilayah Kabupaten Katingan berdasarkan dengan beberapa wilayah lain, yaitu : a. Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Malawi Provinsi Kalimantan barat. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa.

c. Sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Seruyan. d. Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Gunung Mas, Kota Palangka Raya serta Kabupaten

Pulang Pisau.

Wilayah Kabupaten Katingan memiliki potensi stategis dalam konstelasi wilayah yang lebih luas yaitu: a. Terletak di jalan trans Kalimantan, sehingga dapat memberikan dampak yang besar terhadap

proses pertumbuhan dan perkembangan Kabupaten Katingan pada masa yang akan datang. b. Kabupaten Katingan yang secara geografis berdekatan dengan Kota Palangka Raya sebagai

Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, merupakan daerah penyangga atau hinterland bagi pengembangan wilayah ibukota provinsi Kalimantan Tengah.

c. Implikasi tidak langsung mengakibatkan Kasongan sebagai ibukota Kabupaten Katingan, menjadi wilayah yang berfungsi sebagai pintu masuk bagi pola dan jalur pergerakan kegiatan penduduk menuju ibukota Provinsi Kalimantan Tengah.

Kabupaten Katingan merupakan Kabupaten dengan luas wilayah terbesar kedua di Provinsi Kalimantan Tengah. Luas wilayah Kabupaten Katingan saat ini adalah 20.403 km2 (sekitar 11,59 persen dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah). Dari luas wilayah tersebut, Kabupaten Katingan terbagi ke dalam dua kawasan besar yaitu kawasan pasang surut yang merupakan daerah potensi pertanian tanaman pangan, dan kawasan non pasang surut yang merupakan potensi lahan perkebunan rakyat dan perkebunan besar swasta. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, tentu saja strategi dan kebijakan pembangunan daerah ditempuh dengan cara yang berbeda. Secara administratif, Kabupaten katingan terbagi kedalam 13 kecamatan dan 161 desa/kelurahan dengan rincian sebagai berikut :

(19)

19

No Nama Kecamatan Luas (Km2) Luas Wilayah % Terhadap

Katingan Jumlah Desa/Kelurahan 1. Katingan Kuala 1.440 8,09 16 2. Mendawai 1.826 10,26 7 3. Kamipang 2.793 15,69 9 4. Tasik Payawan 804 4,52 8 5. Katingan Hilir 663 3,72 8

6. Tewang Sangalang Garing 568 3,19 10

7. Pulau Malan 805 4,52 14 8. Katingan Tengah 1.089 6,12 16 9. Sanaman Mantikei 1.874 10,53 14 10. Petak Malai 1.156 6,49 7 11. Marikit 2.178 12,24 18 12. Katingan Hulu 1.775 9,97 23 13. Bukit Raya 829 4,66 11 Kabupaten Katingan 17.800 100 161

Kabupaten Katingan memiliki sejumlah potensi sumber daya alam yang sangat prospektif bagi pengembangan investasi dan perdagangan. Sebagian besar potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal sehingga masih sangat berpeluang bagi usaha penanaman modal, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Selain potensi sumber daya alam, pengembangan investasi dan perdagangan juga telah didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana seperti kawasan industri, pelabuhan dan Bandar Udara. Selain itu pemerintah Kabupaten Katingan juga menjamin adanya iklim investasi yang kondusif, serta memberikan insentif bagi investor, seperti mempermudah perijinan, pelayanan perijinan melalui satu pintu, dan berbagai kemudahan lainnya.

1. Kehutanan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK 529/Menhut-II/2012, tanggal 25 September 2012 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor 759/KPTS/UM/10/1982 tentang penunjukkan areal hutan di wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah seluas ± 15.300.000 Ha sebagai Kawasan Hutan, diketahui data kawasan hutan Kabupaten Katingan sebagai berikut :

1. Kawasan Hutan Suaka Alam/Pelestarian Alam 444.459,85 Ha 2. Kawasan Hutan Lindung (HL) 47.922,99 Ha

3. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 397.961,20 Ha 4. Hutan Produksi (HP) 575.205,33 Ha

5. Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi 395.591,58 Ha 6. Areal Penggunaan Lain (APL) 166.856,30 Ha

(20)

20

Produksi Kayu Hutan Menurut Jenis Produksi di Kabupaten Katingan

Tahun Kayu Bulat (m3) Kayu Gergajian (m3) Kayu Lapis

2008 501 356,63 19 801,81 - 2009 385 384,31 12 712,2 - 2010 346 563,41 83 69,95 - 2011 496 634,39 10 613,96 - 2012 381 459,57 10 613,96 - 2013 328 111,00 9 167,99 - 2014 411 178,05 13 681,44 - Jumlah 2850 687,36 84961,31 - 2. Perkebunan

Komoditi perkebunan mencakup hasil tanaman perkebunan baik yang diusahakan oleh masyarakat maupun yang dikelola oleh perusahaan perkebunan seperti karet, kelapa sawit dan sebagainya seperti dalam tabel di bawah ini :

Kecamata n

Produksi Tanaman Perkebunan menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman di Kabupaten Katingan (Ton)

Kelapa Sawit Kelapa Karet

2013 2014 2015 2016 2013 2014 2015 2016 2013 2014 2015 2016 Katingan Kuala 920 265.50 - - - - 136.42 1.40 - - 138.80 - Mendawai - - - 39.68 - Kamipang 15 - 12.32 18 982.40 992.20 - - 2.50 - 32.40 - Tasik Payawan 8.96 - 16.20 252 - 978.50 - - 3 - 151.68 - Katingan Hilir 88.16 - 7509.60 7537.50 8448.13 10136.10 - - - - 184 - Tewang Sangalang Garing 37.50 8.80 1201.92 252 37110 37048 4620 4.62 8.50 - 155.75 - Pulau Malan 79.58 - 2654.40 265.44 54.50 64 2.85 2.55 8 - 412.99 - Katingan Tengah 98 15.10 1432.80 1507.41 140872.25 154901.20 11.42 11.42 2.40 0.70 947.70 1235.64 Sanaman Mantikei 17 17 417.99 380 - 180.10 9.13 8.15 6 - 237.10 - Petak Malai - - - 58.60 - Marikit 10.72 3.20 2.80 10.40 - - - 156 - Katingan Hulu 56.05 8.10 - - - - 1.40 1.40 10 9 58.80 - Bukit Raya 38 9.50 - - - - 4.20 4.20 - - 27.36 - Katingan 1368.97 327.20 13248.03 10222.75 187467.28 203321.60 4785.42 33.74 40.40 9.70 2600.86 1235.64

(21)

21

3. Pertambangan

Produksi Pertambangan dan Penggalian di Kabupaten Katingan, 2014

Jenis Komoditas Satuan Jumlah Produksi

Pertambangan Bijih Logam

a. Pasir Besi/ Iron Sand Ton 19 717

Penggalian/ Quarrying

a. Pasir/ Sand M3 11 559

b. Tanah/ Land M3 304 050

c. Pasir Urug M3 26 981

d. Kerikil/ Pebble M3 38 775

e. Batu Belah/ Crack Stone M3 78 700

f. Zircon/ Zircon M3 7 700

Jumlah 487 2

H. POTENSI INVESTASI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Daerah Kota Waringin Barat termasuk wilayah supraja yang berada di bawah Kabupaten Kotawaringin, Kabupaten Kotawaringin Barat mempunyai 6 Kecamatan, 81 Desa, dan 13 Kelurahan.

Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat berbatasan dengan :

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukamara dan Kabupaten Lamandau; • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Seruyan;

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa; dan • Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lamandau. Struktur Tata Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat

1. Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah suatu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama, untuk melindungi kelestarian sumber daya alam. Sumber daya buatan dan nilai serta budaya bangsa guna menunjang pembangunan berkelanjutan.

Wilayah yang ditetapkan sebagian kawasan lindung pada dasarnya merupakan kawasan yang secara teknis planologis tak memungkinkan untuk pengembangan perbagai kegiatan budidaya karena fungsi perlindungannya. Delinasi kawasan lindung yang akan dilakukan berlandaskan pada kriteria yang ditetapkan dalam Keppres No. 32/1990 tentang pengelolaan kawasan lindung. Berdasarkan kajian wilayah Kabupten Kotawaringin Barat, terdapat 3 (tiga) jenis kawasan lindung yaitu kawasan lindung yang memberikan perlindungan di bawahnya, kawasan hutan suaka alam dan kawasan perlindungan setempat. Luas kawasan lindung Kabupaten Kotawaringin Barat yang direncanakan adalah ± 270.798.82 ha atau 25.17% dari luas wilayah administrasi kabupaten

(22)

22

Kotawaringin Barat secara keseluruhan yang erbagi atas Hutan Lindung, Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting, kawasan Suaka Margasatwa, Kawasan Taman Wisata dan Sempadan (Pantai, Sungai, Danau/Situ). Tujuan ditetapkannya hutan lindung adalah mencegah terjadi erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi hidrologi tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah dan air permukaan. Pengembangan kawasan untuk ditetapkan menjadi hutan lindung dalam Penataan Ruang Wilayah di Kabupaten Kotawaringin Barat adalah terletak di Kecamatan Arut Utara seluas 40.421.83 Ha atau 15.05% dari luas wilayah Kecamatan Arut Utara atau hanya 0.38% dari total luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat.

a. Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting

TNTP ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 698/pkt/UM/XI/78, tanggal 13 November 1978 dan SK Menteri Kehutanan No. 687/kpts-II//1996, tanggal 25 Oktober 1996 seluas 414.140 ha. Taman ini secara geografis terletak antara 2’35’ – 3’20 LS dan 111’50’ – 112’15’ BT sedangkan secara administratif pemerintahan, terletak berbatasan langsung dengan Kabupaten Seruyan. Luas kawasan yang masuk dalam wilayah kabupaten Kotawaringin Barat adalah seluas 190.145 ha atau 17.67% dari luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. Dalam lingkup wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat secara spesifik secara keseluruhan terletak di Kecamatan Kumai dengan proporsi sebesar 65.09%.

b. Kawasan Suaka Margasatwa

Wilayah yang cocok dijadikan Kawasan Suaka Margasatwa adalah areal yang terletak di Kecamatan Arut Selatan dan Kecamatan Kotawaringin Lama. Kawasan ini memiliki luas sebesar 37.397.31 ha atau 3.48% dari luas wilaayh Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara sepsifik kawasan yang terletak di Kecamatan Arut Selatan seluas 17.555.14 ha atau 7.31% dari luas kecamatan atau 46.94% dari total kawasan Suaka Margasatwa. Kawasan ini juga termasuk ke wilayah administrasi Kecamatan Kotawaringin Lama dengan luas 19.842.17 ha atau 16.28% dari luas kecamatan atau 53.06% dari total luas kawasan.

c. Kawasan Taman Wisata

Taman Wisata Tanjung Keluang ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK Menteri Kehutanan No. 046/kpts-II/1984, tanggal 12 Maret 1984 seluas 2.691 ha. Taman wisata Tanjung Keluang secara administratif pemerintahan, terletak di Kecamatan Kumai. Dalam rencana ini kajian fisik memberikan tingkat kesesuaian untuk Taman Wisata seluas 13.006.90 ha atau 1.21% dari luas Kabupaten Kotawaringin Barat.

d. Kawasan yang memberikan perlindungan setempat

Rencana ini dimaksudkan untuk mempertahankan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas air serta mempertahankan kelestarian fungsi pantai, sungai, danau/rawa.

Kawasan sempadan pantai ini membentang di bagian selatan wilayah pesisir Kabupaten Kotawaringin Barat, mulai dari Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di Kecamatan Kumai sampai wilayah pesisir selatan Kecamatan Arut Selatan. Panjang pantai ini kurang lebih 155.5 km, maka luas lahan perlindungan minimal perlindungan ini adalah 50-100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat yang lebarnya proposional dengan bentuk dan kondisi pantai.

(23)

23

e. Kawasan Sempadan Sungai

Sungai-sungai di Kabupaten Kotawaringin Barat yang perlu dilindungi adalah sungai-sungai besar seperti sungai Kumai, Sungai Arut dan Sungai Lamandau. Perlindungan sekurang-kurangnya 100 m dari kiri dan kanan sungai dan 50 m bagi anak sungai di luar pemukiman dan apabila sungai dan anak sungai tersebut melintasi lingkungan pemukiman maka areal perlindungan adalah 10-50 m di kiri-kanan sungai.

Sempadan sungai di Kabupaten Kotawaringin Barat mempunyai luas kurang lebih 725 km2. Untuk DAS arut luas sempadan sungai sekitar 250 km2. Sedang DAS Lamandau yang mengalir

di Kabupaten Lamandau memiliki sempadan sungai harus dilindungi seluas 325 km2. DAS

Kumai yang merupakan kumpulan anak-anak sungai memiliki luas 150 km2. f. Kawasan Sempadan Danau/Rawa

Di Kabupaten Kotawaringin Barat terdapat beberapa danau atau rawa yang juga perlu dilindungi sebagai pengendali banjir atau digunakan untuk kepentingan masyarakat sehari-hari maupun untuk keperluan pertanian dan perkebunan. Danau-danau tersebut adalah Danau Kenambui dan Sulung di Kecamatan Arut Selatan, danau Gatel dan Kotawaringin di Kecamatan Kotawaringin Lama. Areal yang perlu dilindungi adalah selebar 50-100.

2. Kawasan Budidaya

a. Kawasan Hutan Produksi

Kawasan Hutan Produksi adalah kawasan dengan peruntukan budidaya kehutanan, baik dengan sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) dan Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB) melalui Hak Pengelolaan Hutan (HPH) maupun Hutan Tanam Industri (HTI). Dalam RTRWP yang masuk ke wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat adalah seluas 264.222.98 ha atau 24.56% dari total luas Kabupaten Kotawaringin Barat. Setelah dianalisis, maka dalam RTRW Kabupaten Kotawaringi Barat 2006, luas untuk peruntukan Hutan Produksi adalah sebesar 238.079 ha atau sebesar 22.13% dari total luas kabupaten. Angka ini lebih kecil dari kebijakan provinsi sebesar 24.143.98 ha atau 2.4%. Pengurangan ini dikarenakan adanya penambahan untuk penggunaan pemukiman dan penggunaan lainnya.

b. Kawasan Hutan Produksi Tetap (HPT)

Rencana untuk Kawasan Hutan Produksi Tetap dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2006 adalah seluas 60.551.29 ha atau 5.63% dari total luas kabupaten. Luas kawasan ini sama dengan luas penetapan provinsi.

c. Kawasan Pengembangan Produksi (KPP)

Kawasan Pengembangan Produksi (KPP) diarahkan penggunaannya untuk kegiatan budidaya non kehutanan berskala besar, termasuk diantara usaha perkebunan besar swasta (PBS). Luas yang direncanakan adalah seluas 274.120.73 ha atau 25.57% dari total luas wilayah kabupaten.

(24)

24

d. Kawasan Transmigrasi

Luas kawasan transmigrasi dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2006 adalah seluas 34.181.19 ha atau 3.18% dari total luas wilayah Kabupaten.

e. Rencana Penataan Jaringan Jalan

Berdasarkan jaringan jalan yang ada, semua wilayah belumlah mempunyai akses ke pusat pertumbuhannya dan tidak memperhatikan struktur hirarki yang jelas. Dengan struktur yang ada Kota Pangkut dan daerah belakangnya tidak memiliki akses yang baik ke pusat kabupaten, sehingga perkembangannya tidak sepesat daerah lain. Sedangkan Kotawaringin Lama berkesan terpisah dari Kabupaten Kotawaringin Barat dan lebih dekat ke Kabupaten Sukamara. Dalam perencanaan jaringan ajaln dalam RTRW, pengembangan jaringan jalan dititik beratkan pada keseimbangan struktur tata ruang yang memberikan akses yang sama disemua wilayah, sebagai berikut :

1.Direncanakan luas baru antara Mekar Jaya (Pangkalan Lada) ke Kotawaringin Lama dan klas Kolektor Primer selanjutnya disebut KMJ.

2.Direncanakan luas jalan baru antara Pangkalan Bun menuju dan berpotongan dengan KMS dengan klas yang sama.

3.Direncanakan ruas jalan baru di bagian timur Kecamatan Arut Utara hingga ke bagian utaranya dengan klas kolektor sekunder.

4.Direncanakan ruas jalan baru di Bagian Selatan Kecamatan Arut Selatan.

f. Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang

Rencana alokasi pemanfaatan ruang adalah merupakan wujud fisik pengembangan ruas berdasarkan daya dukung masing-masing unit lahan, yang secara fungsional merupakan pemberian fungsi tertentu pada suatu kawasan. Tujuan pemberian fungsi berdasarkan daya dukungnya tersebut dimaksudkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan dalam kaitannya dengan pengembangan sumber daya lahan tersebut. Jenis kegiatan fungsional yang ditetapkan diatasnya juga ditentukan berdasarkan pertimbangan daya produktivitas lahan dan konservasi lingkungan yang mungkin berpengaruh. Kegiatan fungsional yang diatur dalam pemanfaatannya di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat ini meliputi dua dominasi penggunaan utama yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan budidaya yang dimaksudkan dalam rumusan ini adalah kawasan yang diperkenankan pemanfaatannya bagi kegiatan non pertanian. Hingga tahun 2017 jumlah penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat berjumlah 323.697 jiwa dimana penduduk Kecamatan Arut Selatan membengkak menjadi 123.288 jiwa dan penduduk terkecil di Kecamatan Arut Utara akan berjumlah 10.828 jiwa saja. Tingkat pertumbuhan penduduk rata dari Tahun 2011-2017 adalah 4.70%. Kepadatan penduduk pada tahun 2011 rata-rata 22 jiwa/km2 dan 24 jiwa km2. Penyebaran penduduk di masa mendatang terutama difokuskan pada pusat-pusat pengembangan/yang relatif cepat berkembang tanpa menggangu keseimbangan lingkungan dan pada daerah-daerah pedalaman (Kecamatan Arut Utara). Strategi agar keseimbangan penduduk tercapai di daerah ini dengan meningkatkan daya tarik wilayah yang dicerminkan dengan bertambahnya penduduk di Kota Pangkut dan wilayah belakangannya dapat seimbang dengan wilayah lainnya.

Sektor-sektor Unggulan di Kabupaten Kotawaringin Barat : 1. Pertanian

Usaha pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Kabupaten Kotawaringin Barat hanya sebagian kecil yang mungkin berorientasi pasar, karena sebagian besar dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pada dasarnya pembangunan sub-sektor tanaman pangan dan hortikultura diarahkan pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya peran

(25)

25

serta masyarakat pada umumnya melalui peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pertanian. Hal tersebut dapat dicapai salah satunya melalui perluasan areal pertanian sehingga produksi beras dapat ditingkatkan kualitasnya. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan pengolahan pasca panen dan sistem pemasaranya. Selain itu kualitas produksi, sistem irigasi, sumber daya manusia (jumlah dan kualitas penyuluh pertanian) juga perlu ditingkatkan.

Sub Round

Padi Sawah Padi Ladang Padi

Luas Panen Padi dan Palawija (Hektar) Produktivitas Padi dan Palawija (Kuintal/Hektar) Produksi Padi dan Palawija (Ton) Luas Panen Padi dan Palawija (Hektar) Produktivitas Padi dan Palawija (Kuintal/Hektar) Produksi Padi dan Palawija (Ton) Luas Panen Padi dan Palawija (Hektar) Produktivitas Padi dan Palawija (Kuintal/Hekt ar) Produksi Padi dan Palawija (Ton) 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 Januari - April 3802 37.32 14188 1664 22.82 3797 5466 32.90 17985 Mei - Agustus 154 37.53 578 0 0 0 154 37.53 578 September - Desember 58 37.76 219 0 0 0 58 37.53 219 Januari - Desember 4014 37.33 14985 1664 22.82 3797 5678 33.08 18782 2. Perkebunan

Pertumbuhan agronomis tanaman perkebunan di Pangkalan Bun relatif baik. Pengembangan perkebunan dengan menggunakan tanaman tahunan yang berupa pohon, merupakan teknologi yang compatibel dengan persyaratan ekologis, dapat memberikan fungsi hutan yang berbeda dengan hutan produksi. Pengembangan perkebunan pada dasarnya berupa membangun suasana harmonis antara unsur-unsur ekologi, ekonomi dan sosial budaya, sehingga nantinya bisa menjadi kawasan industri masyarakat perkebunan (Kimbun) dalam konteks ini termasuk di dalamnya adalah pengembangan kebun sebagai sumber pangan dalam arti luas. Dalam rangka mendorong pengembangan perkebunan, pemerintah sebaiknya memberikan kemudahan kepada investor untuk menanamkan modalnya.

Luas Areal, Produksi, dan Jumlah Petani Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan dan jenis Tanaman, 2015

Kecamatan

Karet Kelapa Kelapa Sawit

Luas Areal Tanaman Perkebunan (Hektar) Produksi Tanaman Perkebunan (Ton) Petani Tanaman Perkebunan (Petani) Luas Areal Tanaman Perkebunan (Hektar) Produksi Tanaman Perkebunan (Ton) Petani Tanaman Perkebunan (Petani) Luas Areal Tanaman Perkebunan (Hektar) Produksi Tanaman Perkebunan (Ton) Petani Tanaman Perkebunan (Petani) 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 Kotawaringin Lama 1621 562.98 588 92 60.48 269 18431.38 20790 5785 Arut Selatan 2528.50 625.10 579 91.25 25.92 320 4293.81 7031 1754 Kumai 2025 437.86 420 280 67.20 151 6031.13 9261.07 1573 Pangkalan Banteng 6442.01 2674.10 1768 128 52.80 525 1431 2862.20 764 Pangkalan Lada 1890.99 1168.57 954 136 56.12 436 13257.78 27028.72 3556 Arut Utara 1051 134.26 358 11.50 5.22 16 1349 1239.86 668 Kotawaringin Barat 15558.50 5602.87 4667 738.75 267.74 1717 44794.10 68212.85 14100 3. Kehutananan

Sektor kehutanan saat ini menjadi sorotan bukan saja dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Dengan melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki serta meningkatnya permintaan

(26)

26

bahan baku kayu dari dalam maupun luar negeri tidak sedikit pengusaha yang tertarik dengan investasi ini. Kabupaten Kotawaringin Barat sendiri memiliki jenis-jenis tanaman dengan nilai jual tinggi seperti Meranti, Ulin dan lainnya di mana kayu-kayu dan diproduksi dari tanaman tersebut menjadi andalan bagi pengusaha dan masyarakat yang ingin memperoleh penghasilan yang besar dari praktek jual beli kayu.

4. Pertambangan

Dari beberapa potensi yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat yang sudah dimanfaatkan adalah bahan galian B seperti emas terdapat di Kecamatan Arut Utara Desa Sambi, kecubung di Kecamatan Arut Utara, Desa Pangkut dan Gandis. Kaolin di Kecamatan Kumai Desa Keraya dan Kubu. Tambang golongan C seperti pasari kwarsa dan tanah liat. Kedua bahan galian ini digunakan untuk membangun sarana dan prasarana wilayah.

5. Perikanan

Produksi ikan di daerah Kabupaten Kotawaringin Barat selama ini masih bertumpu pada usaha penangkapan ikan, baik pada perairan umum (sungai, danau, rawa). Peningkatan produksi ikan perairan umum tersebut diduga berhubungan dengan permintaan pasar yang meningkat dan sumber daya perairan umum yang potensial. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan dan revitalisasi pembangunan perikanan yang baik selain peningkatan dan pengembangan sarana prasarana produksi perikanan dan kelautan.

6. Peternakan

Untuk meningkatkan produksi daging yang lebih berkualitas baik, maka perlu diperhatikan pengembangan budidaya peternakan sapi yang terencana dengan baik. Selain itu pengembangan budidaya peternakan ternak besar dan kecil perlu dilakukan guna menunjang produksi daging selama kapasitas yang mencukupi. Perlu juga diperhatikan peningkatan populasi dan produksi peternakan tersebut agar tidak hanya memenuhi konsumsi lokal saja tetapi juga dapat meluas hingga pasar ekspor maka perlu pengembangan sistem pemasaran dengan mengefektifkan pasar ternak, tempat produksi pemotongan hewan dan pengamanan produksi ternak dengan menekan angka kematian ternak.

7. Pariwisata

Bila diperhatikan dari posisinya Kabupaten Kotawaringin Barat berada di ujung sebelah barat Provinsi Kalimantan Tengah, memiliki garis pantai dan hutan beragam dari yang mencirikan mangrove sampai kebagian iteriornya yang merupakan hutan tropis basah yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon langka yang tidak terdapat di belahan dunia lainnya seperti ulin dan kayu nyatu. Secara umum potensi kepariwisataan di Kabupaten Kotawaringin Barat, tidak hanya memiliki potensi alam seperti hutan alami, pantai pasir putih di kubu tetapi juga wisata kebudayaan berupa rumah betang, acara ritual dan tari-tarian daerah lainnya. Hal penting lainnya di Kabupaten

(27)

27

Kotawaringin Barat terdapat sebuah kota lama yang merupakan salah satu situs penataan kota yang sudah dipromosikan kebeberapa negara di Eropa dan Cina.

a. Pantai Kubu

Pantai Kubu di tepai Teluk Kumai merupakan obyek wisata transito bagi kawasan yang akan menuju ke Taman Nasional Tanjung Puting. Di pantai ini terdapat kehidupan hewan langka yaitu ikan duyung dan pesut (lumba-lumba) lokasi objek wisata pantai kubu sepenuhnya merupakan aset pemerintah kabupaten, di dalam pengelolaan selanjutnya diharapkan dapat bekerja sama dengan sektor swasta yang berminat untuk berinvestasi di bidang ini.

b. Tanjung Keluang

Pantai Tanjung Keluang seluas 200 ha terletak di ujung Pantai Kubu, terbentuk dari hamparan pasir putih dengan laut tenang, sangat cocok untuk berenang dan berjemur sambil menikmati pesona pantai yang khas. Pantai ini langsung menghadap kelaut jawa, dapat dicapai dengan perahu penyeberangan (klotok wisata) dalam waktu 30 menit dari Pantai Kubu. Pantai ini jauh dari keramaian sehingga wisatawan yang mendambakan ketenangan dan keheningan alam dapat menjumpainya di tempat ini. Obyek wisata Tanjung Keluang juga sepenuhnya menjadi milik Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat dan saat ini menanti insvestor untuk pengembangan selanjutnya.

c. Tanjung Penghujan

Di pantai ini wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara dapat menyaksikan keajaiban alam sekaligus menikmati keindahan alam saat matahari terbit dan matahari terbenam. Hamparan pantai Tanjung Penghujan seluas 44,7 ha, salah satu alternatif bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan Pantai Bugamraya. Kawasan Pantai Bugamraya dapat dicapai melalui jalan darat 1,5 jam dari Pangkalan Bun.

d. Pantai Keraya

Obyek wisata Pantai Keraya dan air terjun patih mambang lokasinya berhadapan dengan pantai wisata tanjung penghujan, obyek wisata ini dapat dicapai dalam waktu 15 menit perjalan darat dari Pantai Tanjung Penghujan. Wisatawan di obyek wisata pantai keraya dapat bersantai sambil menikmati lalu lalang kapal penumpang, perahu nelayan dan indahnya panorama alam.

e. Air Terjun Patih Mambang

Air Terjun Patih Mambang yang terletak di kawasan wisata Bugamraya menjanjikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan setelah menikmati panorama pantai.

Bagi wisatawan yang gemar berarung jeram atau ingin menikmati pemandangan alur sungai yang masih alami, hulu sungai Arut di Kecamatan Arut Utara sangat tepat untuk menyalurkan hobi tersebut. Lika-liku alur sungai dengan berbatuan yang ersebar menanti para wisatawan yang gemar dengan tantangan alam tersebut. Alur sungai Arut yang potensial untuk berolahraga arung jeram terbentang sepanjang 30 km dimulai dari Desa Riam sampai ke Pangkut yang merupakan Ibukota Kecamatan Arut Utara. Pemandangan masih sangat alami dan asri, kini menanti investor untuk pengembangan selanjutnya. Ibukota Kecamatan (Kota

(28)

28

Pangkut) dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten (Kota Pangkalan Bun) melalui jalan darat kurang lebih 3 jam, dan melalui alur Sungai Arut selama kurang lebih 4 jam. Bagi wisatawan yang baru berkunjung ke tempat ini, dianjurkan agar didampingi oleh pemandu wisata.

f. Gosong Senggora

Gosong Senggora merupakan objek wisata bagian dari Pantai Bugamraya yang berupa gugusan pulau kecil.

I. POTENSI INVESTASI KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/ Kota yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, beribukota di Sampit yang terletak 111 0’ 50” Bujur Timur sampai 113 0’ 46” Bujur Timur dan 0 23’ 14” Lintang Selatan sampai 3 32’ 54” Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur adalah 16.496 km2, terdiri dari 17 Kecamatan. Sebagian besar wilayah kabupaten Kotawaringin Timur merupakan dataran rendah yang meliputi bagian tengah memanjang dari Timur ke Barat. Kota Sampit sebagai ibukota Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki lokasi yang strategis dan mudah dijangkau yaitu dengan penerbangan langsung berjarak tempuh 1 jam baik dari kota Surabaya maupun Jakarta. Dengan terdapatnya Pelabuhan laut Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur selama ini juga dikenal sebagai salah satu pintu gerbang Provinsi Kalimatan Tengah. Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki sarana infrastruktur yang memadai, kemudahan aksebilitas, ketersediaan sumber daya manusia yang memadai, serta kekayaan alam yang potensial untuk dikembangkan, sehingga membuat daerah ini menjadi daerah tujuan investasi yang menarik dan menjanjikan. Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur juga telah menerapkan berbagai kebijakan yang ditunjukan untuk menciptakan iklim investasi melalui mekanisme Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Kesemuanya itu membuat Kabupaten Kotawaringin Timur sebagai daerah tujuan investasi yang layak untuk diperhitungkan, dan selanjutnya akan dipaparkan sekilas potensi beserta sarana pendukung investasi yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur.

Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki potensi investasi yang cukup beragam dan masih terbuka untuk pengembangan investasi. Potensi tersebut berasal dari komoditi unggulan yang mencakup sub sektor tanaman pangan (padi, ubi kayu), perkebunan (kelapa sawit, kelapa dalam, karet), peternakan (sapi potong, ayam pedaging dan petelur), dan perikanan (perikanan darat dan laut). Kesemuanya memiliki peluang untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi produk-produk berdaya saing tinggi yang tentunya dapat memberikan keuntungan tinggi bagi investor yang berinvestasi di Kabupaten Kotawaringin Timur.

1. Potensi Investasi Sub Sektor Perkebunan

Perkebunan merupakan sub sektor dengan kontribusi terbesar yaitu sebesar 20,37 persen dalam perolehan sektor pertanian yang selama ini mendominasi pertumbuhan ekonomi domestik di Kabupaten Kotawaringin Timur. Setidaknya dalam 5 tahun terakhir, pertumbuhan sub sektor perkebunan menunjukkan tren yang positif tiap tahunnya. Dominasi sub sektor perkebunan di Kabupaten Kotawaringin Timur menjadikan komoditi-komoditi yang ada di dalamnya menjadi komoditi unggulan dengan potensi pengembangan yang sangat menjanjikan.

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah di Sekretariat DPRD Provinsi Kalimantan Tengah melaksanakan Pengadaan Langsung untuk Paket Pekerjaan berikut:.. Nama

, Panitia Pengadaan Barang/Jasa dilingkungan Bidang Perumahan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah Sumber Dana APBD Provinsi Kalimantan Tengah

bahwa untuk menentukan titik-titik Tata Batas Wilayah Antar Provinsi maupun Antar Kabupaten / Kota di Kalimantan Tengah, sebagai tindak lanjut Undang-Undang dan

Penetapan kebijakan pembangunan daerah agar memperhatikan arah kebijakan, strategi, dan prioritas pengembangan wilayah Pulau Kalimantan, serta Provinsi Kalimantan Tengah yang

Posisi Kabupaten Paser yang sangat strategis yang berbatasan langsung dengan Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan selat Makasar memungkinkan akses pemasaran produk yang

Kabupaten Nunukan merupakan sebuah wilayah di bagian utara Provinsi Kalimantan, Provinsi Kalimantan terletak di ujung utara Pulau Kalimantan, berbatasan langsung

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. Daerah adalah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Pemerintahan Daerah

Provinsi Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam serta memiliki keindahan bentang alam yang indah,