• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa

dalam Skripsi Mahasiswa

(Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)

Liesna Andriany

Dosen Kopertis Wilayah I Dpk. FKIP UISU Medan Jl. Sisingamangaraja Medan E-mail: Liesna.andriany63@gmail.com, liesna.andriany@fkip.uisu.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengembangan model pembelajaran bahasa Indonesia yang berdasarkan analisis pemakaian bahasa skripsi mahasiswa FKIP UISU Medan. Teori yang digunakan meliputi kaidah Tata Bahasa Indonesia Baku, kaidah EYD, teori analisis kesalahan berbahasa, dan teori analisis wacana. Metode penelitiannya menggunakan metode deskripsi dengan sampel sebanyak 56 skripsi dari berbagai jurusan yang ada di FKIP UISU. Teknik analisis data yang digunakan yaitu (1) analisis kesalahan berbahasa dan (2) analisis wacana. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa pada semua skripsi yang diteliti ditemukan kesalahan berbahasa yang mencakup semua aspek yang diteliti, yaitu kesalahan pemakaian tanda baca, kesalahan penyusunan kalimat, dan kesalahan penyusunan paragraf. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemakaian bahasa Indonesia dalam skripsi mahasiswa FKIP UISU belum semuanya baik dan benar. Berdasarkan analisis bahasa skripsi inilah dirancang model pembelajaran untuk mata kuliah Bahasa Indonesia dan sekaligus dapat mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa sehingga kompetensi sebagai seorang sarjana sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.

Kata kunci: kaidah EYD, model, tata bahasa Indonesia baku

I. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia yang digunakan dalam skripsi mahasiswa adalah ragam bahasa baku, ragam bahasa ilmiah. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis dan masuk akal. Oleh sebab itu pemakaian ragam bahasa baku dalam skripsi sangat mutlak. Matakuliah bahasa Indonesia hanya diberikan 2 SKS, yang berarti satu bulan empat kali tatap muka dengan waktu kumulatif sebanyak 400 menit per bulan. Namun bukan banyaknya waktu materi yang disajikan tetapi sejauhmana kompetensi dapat dikuasai mahasiswa dalam waktu yang disediakan. Jadi pemanfaatan waktu yang disediakan dalam pembelajaran merupakan usaha yang cukup menentukan.

Oleh karena itu, matakuliah bahasa Indonesia pada tingkat perguruan tinggi dirasakan sangat perlu ditangani secara serius, sekurang-kurangnya selama pendidikan di sekolah menengah atas belum mampu menamatkan siswa dengan kompetensi bahasa Indonesia yang membanggakan. Berdasarkan hal tersebut dengan demikian pemakaian bahasa baku, lebih-lebih dalam pemakaian bahasa baku dalam skripsi sebagai bentuk karya ilmiah, penelitian “Analisis Pemakaian Bahasa Indonesia Skripsi mahasiswa dalam Rangka Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Kelompok Mata Kuliah Perkembangan Kepribadian (MPK)” perlu dilakukan.

(2)

2. Pembatasan Masalah

Permasalahan skripsi begitu luas dan kompleks. Penelitian ini hanya akan membatasi pada persoalan kebahasaan. Hal yang akan dikaji dalam penelitian ini ialah kesalahan bahasa dilihat dari tataran linguistik yang meliputi tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan paragraf.

Dalam melihat kesalahan bahasa dalam skripsi tersebut dipakailah acuan kaidah bahasa dan ejaan. Jadi bersifat normatif. Hasilnya diharapkan dapat dipakai sebagai landas tumpu dalam pengembangan model pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia.

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kesalahan berbahasa Indonesia dalam skripsi dilihat dari tataran linguistik, yang meliputi:

a. Kesalahan penulisan ejaan dalam skripsi mahasiswa. b. Kesalahan penyusunan kalimat dalam skripsi mahasiswa. c. Kesalahan penyusunan paragraf dalam skripsi mahasiswa. d. Pengembangan model pembelajaran Bahasa Indonesia

4. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, sebagai berikut:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada dosen pengasuh mata kuliah Bahasa Indonesia berupa materi pengajaran untuk bahan ajar, dan model pembelajaran yang tepat.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang objektif kepada mahasiswa terutama tentang bentuk kesalahan yang sering muncul, sehingga kesalahan tersebut dapat diantisipasi, dihindari dan dibetulkan.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kemampuan mahasiswa menulis skripsi dengan menggunakan bahasa Indonesia baku.

d. Penelitian ini bermanfaat untuk pembinaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara khususnya bahasa ilmiah.

II . Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Skripsi

Setiap mahasiswa pada jenjang strata satu yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi diwajibkan menulis karangan ilmiah dengan nama skripsi yang materinya cukup luas dan mendalam pengulasannya. Skripsi adalah karya ilmiah yang wajib di tulis oleh mahasiswa S1 untuk melengkapi persyaratan pendidikan akademinya (Wibowo, 2003:65).

The Liang Gie (2002:119) menyatakan skripsi adalah suatu macam karya ilmiah yang memaparkan sebuah pokok soal yang cukup penting dalam suatu cabang ilmu sebagai hasil penelitian pustaka dan/atau lapangan yang dilakukan oleh seseorang mahasiswa berdasarkan penugasan akademik dari perguruan tingginya untuk menjadi salah satu syarat kelulusannya sebagai sarjana.

(3)

dengan tujuan penulis. Akhirnya laporan penelitian mahasiswa yang disebut skripsi ini harus dipertanggungjawabkan dan dipertahankan oleh penulisnya dalam suatu sidang ujian.

Penulisan skripsi dapat menjadi salah satu jawaban yang tepat dalam persoalan peningkatan latihan menuangkan hasil pikiran ke dalam tulisan serta latihan berpikir dan bekerja ilmiah di kalangan mahasiswa. Melalui penulisan skripsi, mahasiswa dilatih mengenal konsep, membuat rencana penelitian, menjaring data serta menganalisis data untuk ditarik kesimpulannya. Setelah diperikan kesimpulan hasil penelitiannya kemudian ditulis dalam bentuk laporan karya ilmiah berupa skripsi.

Dalam membuat skripsi, mahasiswa harus memperhatikan beberapa syarat seperti, bentuk, susunan, metodologi keilmuan, pembuktian, dan bahasa. Berbicara tentang bahasa dalam skripsi, pemakaian ragam bahasa baku adalah mutlak. Hal ini senada dengan pernyataan Kridalaksana (1975:15) bahwa bahasa Indonesia baku merupakan ragam resmi yang digunakan dalam keperluan resmi: wacana ilmiah, kotbah, ceramah, kuliah, dan berbicara dengan orang yang dihormati. Termasuk penulisan skripsi yang bersifat imiah. Bahasa karya ilmiah (baca skripsi) merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia. Ragam bahasa ini sering juga disebut dengan ragam bahasa baku, ragam ilmiah, ragam bahasa standar, atau ragam bahasa ilmu

2. Kaidah Bahasa Indonesia dan Ejaan

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian ini kajian pustaka ini akan mengarahkan kajiannya terhadap ikhwal kaidah penyusunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kaidah ejaan, dan penyusunan paragraf.

Menurut Parera (1990: 46-61) secara morfologis kata dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan atas: kata dasar dan kata jadian (kata turunan). Sedangkan kata yang mengalami proses afiksasi dapat dibedakan menjadi: kata berawalan, kata bersisipan, kata berakhiran, dan kata berkonfliks. Kata yang mengalami reduplikasi meliputi: kata ulang suku kata awal disebut dwipurwa, kata ulang utuh atau murni disebut dwilingga, kata ulang berubah bunyi disebut dwilingga salin suara (vokal atau konsonan), dan kata ulang berimbuhan baik pada lingga pertama maupun lingga kedua.

Pada pembentukan kalimat perlu diperhatikan faktor kalimat efektif, ciri-ciri kalimat efektif menurut Akhadiah, dkk. (1993: 116) ialah memperhatikan (a) kesatuan, (b) kesejajaran bentuk, dan (c) kehematan. Pembentukan kalimat hendaknya memperhatikan ciri-ciri tersebut.

Pemakaian ejaan yang benar merupakan salah satu faktor yang menentukan kesempurnaan bahasa skripsi. Yang dimaksud ejaan adalah seperangkat kaidah yang mengatur cara melambangkan bunyi ujaran, cara memisahkan atau menggabungkan lambang-lambang itu dalam suatu bahasa (Finosa, 1991:79). Sejalan dengan pengertian di atas, Keraf (1975:30) menyatakan bahwa ejaan adalah keseluruhan daripada peraturan bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interaksi antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa.

Ejaan untuk bahasa Indonesia adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kaidah bahasa skripsi adalah EYD. Pembakuan bahasa skripsi berarti juga standarisasi penulisannya. Standarisasi penulisan menyangkut berbagai hal. Standar artinya baku, tetap, dan tidak berubah setiap saat. Ada kaidah-kaidah bahasa yang mantap. Kaidah-kaidah bahasa inilah yang menjadi tolok ukur agar bahasa skripsi standar. Keseluruhan Kaidah-kaidah EYD tersebut dapat ditemukan dalam buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang

(4)

3. Analisis Kesalahan Berbahasa

Menurut Crystal (dalam Ruru dan Ruru, 1985:2) analisis kesalahan berbahasa (selanjutnya akan disingkat menjadi anakes) adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pembelajar bahasa asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teori-teori atau prosedur linguistik. Corder (Richards, 1974:25) membedakan pengertian kekeliruan (mistake) dengan kesalahan

(error). Kekeliruan mengacu pada performansi dan bersifat okasional, karena faktor kelelahan,

tergesa-gesa, sedang marah dan sejenisnya. Sedangkan kesalahan (error) adalah sesuatu yang diucapkan atau ditulis oleh seseorang yang tidak sadar (unconscious), membuat kesalahan dan ia tidak dapat membetulkan kesalahan itu sendiri secara langsung. Setiap kata tertentu yang digunakan baik secara lisan maupun tulis, kesalahan tersebut akan terulang kembali. Kesalahan tersebut mengacu pada kompetensi, bersifat sistematis, ajek, dan mencerminkan kekurangsempurnaan aplikasi terhadap kaidah-kaidah bahasa tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia terletak pada pemakaian aspek kebahasaan, karena tidak menerapkan kaidah bahasa Indonesia yang baku atau standar.

4. Analisis Wacana

Analisis wacana menurut Kartomihardjo (1992) adalah cabang ilmu bahasa yang dikembangkan untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar daripada kalimat. Konsekuensinya analisis wacana juga memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam konteks sosial, dan khususnya interaksi atau dialog antar penutur. Sejalan dengan pendapat Stubbs (dalam Oetomo (1993:5) yang menyatakan bahwa analisis wacana merujuk pada upaya mengkaji pengaturan bahasa di atas kalimat atau di atas klausa, dan karena itu mengkaji satuan-satuan kebahasaan yang lebih luas, seperti pertukaran percakapan atau teks tertulis.

Wacana dapat dibedakan berdasarkan fungsi bahasa dan cara produksinya (Brown dan Yule, 1996:27). Berdasarkan fungsinya terdiri atas wacana transaksional dan wacana interaksional. Wacana transaksional menekankan pada pengekspresian isi atau informasi yang ditujukan kepada pembaca atau pendengar. Wacana interaksional menekankan pada fungsi bahasa untuk menciptakan hubungan sosial dan personal pada pendengar atau pembaca, misalnya percakapan, debat polemik, dsb. Dalam wacana transaksional bahasa berfungsi sebagai alat transmisi informasi. Berdasarkan cara produksinya, wacana dibedakan teks tulis (written text) dan wacana lisan (spoken discourse). Analisis wacana pada penelitian ini hanya berupa wacana tulis. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa sumber data yang berupa surat dinas termasuk wacana tulis transaksional.

Suatu wacana dapat dianalisis dengan beberapa prinsip interpretasi yang dapat digunakan untuk memahami maksud penulis atau penutur. Wahab (1991) mengemukakan dua prinsip untuk menginterpretasikan wacana, yaitu prinsip lokalitas dan prinsip analogi.

Prinsip lokalitas dan prinsip analogi dalam analisis wacana ini sama dengan konsep koherensi dalam paragraf. Sedangkan suatu wacana pada umumnya dipahami sebagai unit yang lebih besar daripada kalimat, dapat berupa paragraf. Koherensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa kalimat yang disusun dalam suatu wacana dianggap mempunyai hubungan timbal balik, walaupun tidak ada tanda linguistik atau piranti kohesi yang tampak, karena ada wacana yang kohesif tetapi tidak koheren. Sebaliknya, ada wacana yang koheren tetapi tidak kohesif. Dengan demikian dalam suatu wacana yang dipentingkan adalah tercapainya koherensi bukan kohesi (Samsuri, 1987).

(5)

III. Metode dan Lokasi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menerapkan metode deskriptif. Karena tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk melukiskan keadaan yang sebenarnya dan mengumpulkan informasi tentang keadaan nyata sekarang.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di FKIP-UISU. Dipilihnya FKIP-UISU tempat penelitian karena pertimbangan bahwa FKIP-UISU memiliki banyak program studi yang terdiri dari Prodi Pendidikan Kimia, Prodi Pendidikan Biologi, Prodi Pendidikan Fisika, Prodi Pendidikan Matematika, Prodi Pendidikan Sejarah, dan Prodi Pendidikan PPKN.

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah skripsi mahasiswa FKIP UISU. Skripsi yang menjadi sumber data penelitian ini adalah skripsi yang berada di perpustakaan FKIP UISU dengan tahun skripsi 3 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 – 2013 yang berjumlah 224 skripsi.

b. Sampel

Penentuan sampel pada penelitian ini mengacu pendapat Arikunto (1996:107), bahwa apabila subjek kurang 100 maka diambil semua sehingga disebut penelitian populasi, selanjutnya bila populasinya besar dapat diambil antara 10 – 15% dan 20 – 25% atau lebih.

Berdasarkan jumlah populasi di atas relatif besar, maka tidak semua populasi diteliti. Hanya sebanyak 56 skripsi (25%) yang dijadikan sample penelitian, yang ditetapkan secara acak/random. Kelas yang menjadi pengembangan model adalah semester 2 program studi Pendidikan Biologi.

4. Teknik Pengumpulan dan Analisis data

Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik studi dokumentasi. Yang menjadi sumber data adalah Bab I (Pendahuluan) dengan dasar pertimbangan bahwa Bab I sudah dapat mewakili gambaran penulisan skripsi tersebut dan setiap program studi pembagian Bab I sama, yang dimulai dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Langkah pengumpulan data sebagai berikut.

a. Peneliti mendaftar skripsi yang menjadi sampel dengan teknik acak. b. Peneliti melakukan kodifikasi terhadap sumber data.

Teknik analisis data dengan menggunakan dua jenis analisis, yaitu (1) analisis kesalahan berbahasa, dan (2) analisis wacana. Data tersebut kemudian ditelaah secara deskriptif dengan langkah-langkah sebagai berikut.

(6)

a. Mengidentifikasi seluruh jenis kesalahan yang ada dalam skripsi. Pengidentifikasian data didasarkan pada jenis kesalahan berbahasa dilihat dari tataran linguistik.

b. Mengklasifikasi kesalahan tersebut ke dalam kelompok tataran linguistic tertentu: ejaan, pembentukan kata, pembentukan kalimat, pemilihan kata, dan penyusunan paragraf.

c. Menganalisis/menjelaskan kesalahan. d. Menghitung frekuensi setiap tipe kesalahan. e. Mengevaluasi kesalahan.

f. Merancang model pembelajaran Bahasa Indonesia

IV. Hasil Penelitian

1. Deskripsi analisis pemakaian ejaan dan pemakaian tanda baca.

Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis data temuan kesalahan berbahasa Indonesia dalam skripsi mahasiswa.

Hasil analisis pemakaian ejaan dan tanda baca pada penelitian ini terdiri atas (1) analisis pemakaian tanda baca, meliputi tanda titik (.), tititk dua (:), titik koma (;), koma (,), hubung (-), kurung (), garis miring (/), dan garis bawah, (2) analisis ejaan meliputi penulisan kata dasar, kata turunan, kata depan, kata serapan, kata bilangan, dan penulisan hufur besar.

Dari hasil olahan data ditemukan bahwa jumlah kesalahan pemakaian tanda titik dalam data penelitian ini sebanyak 654. Sedangkan jumlah seluruh kesalahan pemakaian tanda baca dalam korpus data adalah 2414. Berdasarkan jumlah ini, persentase kesalahan pemakaian tanda titik 27,09%. Hasil analisis tanda baca tentang pemakaian tanda titik, dapat diketahui bahwa para mahasiswa khususnya mahasiswa FKIP UISU masih kurang memahami kaidah penggunaan tanda titik.

Jumlah kesalahan pemakaian tanda titik dua dalam data penelitian sebanyak 348, sedangkan data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan pemakaian tanda titik dua 14,41%. Para mahasiswa masih melakukan kesalahan dalam penggunaan tanda titik dua. Persentase ini menunjukkan bahwa para mahasiswa masih kurang memahami pemakaian tanda baca titik dua.

Jumlah kesalahan pemakaian tanda koma dalam data penelitian ini sebanyak 462, sedangkan jumlah seluruh kesalahan pemakaian tanda baca dalam korpus data adalah 2414. Dilihat dari jumlah ini, persentase kesalahan pemakaian tanda koma sebesar 19,13%. Berdasarkan analisis ini dapat dikemukakan, bahwa kesalahan pemakaian tanda koma merupakan kesalahan tanda baca yang masih dilakukan para mahasiswa. Hal ini membuktikan bahwa para mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam menerapkan kaidah pemakaian tanda baca koma.

Jumlah kesalahan pemakaian tanda titik koma dalam data penelitian ini sebanyak 247, sedangkan data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan pemakaian tanda titik koma 10,23%. Berdasarkan analisis ini dapat dikatakan bahwa kesalahan pemakaian tanda titik koma masih ditemukan yang berarti para mahasiswa masih mengalami permasalahan dalam penggunaan tanda baca titik koma.

Jumlah kesalahan pemakaian tanda hubung dalam data penelitian ini sebanyak 308, sedangkan data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan pemakaian tanda hubung12,75%. Berdasarkan analisis ini dapat disimpulkan bahwa kesalahan pemakaian tanda hubung masih ada. Ini berarti bahwa para mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam pemakaian tanda hubung.

(7)

Jumlah kesalahan pemakaian tanda kurung dalam data penelitian ini sebanyak 146, sedangkan data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan pemakaian tanda kurung 4,63%. Berdasarkan analisis ini dapat dikemukakan bahwa kesalahan pemakaian tanda kurung masih ditemukan yang berarti para mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam pemakaian tanda kurung.

Jumlah kesalahan pemakaian garis bawah dalam data penelitian ini sebanyak 168. Sedangkan data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan pemakaian garis bawah 6,95%. Berdasarkan analisis ini dapat dikemukakan bahwa kesalahan pemakaian garis bawah masih ada. Yang berarti para mahasiswa masih mengalami permasalahan dalam pemakaian garis bawah.

Jumlah kesalahan pemakaian garis miring dalam data penelitian ini sebanyak 115. Sedangkan data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan pemakaian garis miring 4,76%. Berdasarkan analisis ini dapat dikemukakan bahwa kesalahan pemakaian garis miring masih ada yang berarti para mahasiswa masih mengalami permasalahan dalam pemakaian garis miring.

2. Deskripsi analisis penyusunan kalimat

Analisis kesalahan penyusunan kalimat ini terdiri atas (1) kesatuan, (2) kesejajaran, (3) kehematan, dan (4) kesesuaian. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dibahas masing-masing aspek.

Dari hasil analisis kesatuan kalimat, ditemukan 172 (24,25%) kalimat yang tidak ada kesatuan isinya. Besarnya persentase tersebut menunjukkan bahwa para mahasiswa belum bisa menyusun kalimat dengan baik dan benar.

Hasil analisis kesejajaran kalimat ditemukan 144 (20,10%) yang kehilangan kesejajaran. Besarnya persentase tersebut memperlihatkan bahwa para mahasiswa masih belum mampu menyusun kalimat dengan baik dan benar.

Dari seluruh kalimat yang dianalisis, ditemukan 208 (29,63%) kalimat yang tidak hemat. Dari besarnya persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa belum dapat menyusun kalimat efektif.

Dari 345 kalimat yang dianalisis diketahui 185 (26,09%) kalimat yang tidak sesuai dengan ragam bahasa baku. Berdasarkan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baku.

3. Deskripsi analisis kesatuan paragraf

Analisis kesalahan penyusunan paragraf ini terdiri atas: (1) kesatuan, (2) kepaduan (koherensi), dan (3) pengembangan. Berikut ini akan dikemukakan masing-masing aspek tersebut.

Dari 178 paragraf yang dianalisis, ditemukan 114 (34,13%) yang tidak memenuhi syarat kesatuan. Berdasarkan persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam menyusun paragraf yang memiliki syarat adanya kesatuan. aragraph.

Dari 178 paragraf yang dianalisis, ditemukan 98 (29,34%) yang tidak koheren.. Berdasarkan persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam menyusun paragraph yang memiliki syarat adanya kesatuan.

Dari 178 paragraf yang dianalisis, ditemukan 122 (36,52%) yang tidak ada pengembangan. Berdasarkan persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam menyusun paragraph secara lengkap. Salah satu penyebab kesalahan tersebut adalah tidak adanya pengembangan kalimat utama.

(8)

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah diuraikan di atas ternyata pemakaian bahasa Indonesia dalam skripsi mahasiswa masih kurang baik, dan belum benar. Kesimpulan ini didasarkan kenyataan bahwa hampir semua sampel skripsi ditemukan kesalahan berbahasa yang mencakup semua aspek yang diteliti.

4. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia

Unsur-unsur pembentuk model pembelajaran bahasa Indonesia dirancang memiliki kerangka konseptual yang mengorganisasikan pengalaman belajar dengan prosedur yang sistematis, bermakna prospektif dan berorientasi masa depan dan didasari oleh gambaran pemakaian bahasa skripsi mahasiswa, teori belajar dan teori instruksional, dan prestasi belajar yang diinginkan. Selain itu perlu diperhitungkan keinginan pemberdaya lulusan, karakteristik materi, dan pengalaman dosen untuk mencetak lulusan yang mampu bersaing secara kompetitif di dunia kerja, merupakan indicator untuk membentuk model pembelajaran bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.

Berangkat dari kesalahan pemakaian bahasa skripsi mahasiswa dikembangkan model pembelajaran bahasa Indonesia, maka model pembelajaran yang akan dikembangkan perlu dilandasi oleh teori belajar tertentu.

Model-model mengajar bahasa Indonesia yang dapat dikembangkan berbasis kompetensi, yakni proses dan prosedur melaksanakan kegiatan belajar-mengajar yang dapat mengoptimalkan kegiatan mahasiswa. Untuk setiap model yang dibahas dikemukakan prosedur penggunaannya serta prasyarat pembelajaran dan petunjuk penyusunan satuan pelajaran. Nama model pembelajaran yang diberikan tidak sepenuhnya dari literatur asing.

Model mengajar langsung, model mengajar konstruktivistik, dan model mengajar integratif sangat tepat digunakan. Sudah barang tentu penggunaan model-model mengajar tersebut menuntut aktivitas dosen yang lebih tinggi, baik dalam pelaksanaannya maupun dalam persiapannya. Ini berarti untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mahasiswa dengan KBK diperlukan dan dituntut optimalnya tugas dan tanggung jawab dosen. Tanpa usaha dan aktivitas dosen dalam memberikan bantuan dan stimulasi belajar, mustahil diperoleh aktivitas belajar mahasiswa yang optimal.

Model pengajaran langsung pada hakikatnya hampir sama dengan model mengajar informasi-ekspositori. Mengingat model mengajar informasi-ekspositori dalam praktik di perkuliahan masih dominan, diharapkan kelemahan dan kekurangan model ini dapat diatasi dengan model pembelajaran langsung. Pada model pembelajaran langsung, informasi dosen yang disampaikan baik melalui penjelasan maupun demonstrasi dapat diperkaya dengan pelatihan yang dilakukan mahasiswa.

Model pengajaran konstruktivistik memusatkan aktivitas kepada mahasiswa. Aktivitas belajar mahasiswa dalam model ini menggabungkan aktivitas individual dan aktivitas kelompok. Pada model ini mahasiswa aktif menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya dengan membuat pengertian yang berbeda lewat refleksi, pemecahan konflik dan dialog.

Model pengajaran integratif merupakan model mengajar yang meletakkan dasar-dasar berpikir ilmiah, yakni berpikir teratur, logis, dan sistematis. Berpikir ilmiah dimulai dari pengajuan masalah, pengkajian teori untuk merumuskan hipotesis, pengumpulan data untuk menguji hipotesis, pengambilan kesimpulan, yakni penerimaan atau penolakan hipotesis. Pembelajaran bahasa Indonesia diintegrasikan dengan disiplin ilmu lain. Materi tidak dipisah-pisahkan bahkan perlu dikemas menjadi satu kesatuan. Langkah ini dilakukan mahasiswa dengan bimbingan dan arahan dosen.

(9)

V. Simpulan dan Saran 1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa pemakaian bahasa Indonesia dalam skripsi mahasiswa masih kurang baik dan belum semuanya benar. Hal ini juga membenarkan gambaran bahwa para mahasiswa khususnya mahasiswa FKIP UISU masih mengalami kesulitan dalam menerapkan bahasa baku. Kesimpulan ini berdasarkan kenyataan bahwa hampir semua skripsi yang diteliti ditemukan kesalahan berbahasa yang mencakup semua aspek yang dianalisis. Kesalahan berbahasa tersebut meliputi (1) penggunaan ejaan dan tanda baca, (2) penyusunan kalimat, dan (3) penyusunan paragraf.

Berlandaskan gambaran pemakaian bahasa skripsi inilah disusun model-model pembelajaran Bahasa Indonesia. Model yang dapat dikembangkan adalah model pembelajaran langsung, model konstruktivistik, dan model integrative. Model pembelajaran langsung, model pembelajaran konstruktivistik, dan model pembelajaran integratif dapat berlaku umum. Artinya, dapat digunakan di berbagai tingkat dan pada setiap materi bahasa Indonesia, baik materi kebahasaan, maupun materi keterampilan berbahasa.

2. Saran

Berdasarkan simpulan di atas diharapkan dosen bahasa Indonesia banyak memberi latihan-latihan menulis ilmiah dengan maksud kesalahan-kesalahan berbahasa tersebut dapat diantisipasi, dihindari, dan dibetulkan sehingga kompetensi sebagai seorang sarjana sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.

Dari hasil penelitian ini diharapkan dosen bahasa Indonesia dapat mengetahui materi yang perlu ditekankan pada pembelajaran dan sekaligus dapat mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Daftar Pustaka

Akhadiah, Sabarti dkk. 1993. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwi, Hasan dkk. 1998. tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Badudu, J.S. 1988. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT Gramedia.

Barnet, S. dan Stubbs M. 1997. Practical Guide to Writing. Boston: Toronto: Little, Brown and Company.

Bloom, Benyamin S., Hastings, J.T. dan Madaus, G.F. (1971) Handbook on Formative and

Summative Evaluation of Student Learning. New York: Mc Grow-Hill.

Brown, Gillian and Yule, George. 1983. Discourse Analysis. Sidney: Cambridge University Press.

Corder, Pit. 1981. Error Analysis and interlanguage. New York: Oxford University Press. Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Offset.

Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1980. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1987. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(10)

Sheal, Peter, 1989 dalam Direktorat Dikmenum, (2003).Bahan Penataran KBK.Jakarta: Dikmenum.

Soedjito. 1990. Kalimat Efektif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wildman and Burton dalam Schwier 7 Misanchuer (1994). Education Research. 4th Ed. New York: Longman, Inc

Referensi

Dokumen terkait

Di sisi lain karena tidak fanatik dan dipicu pemahaman terhadap agama warga tidak semua mendalam, kesibukan sehari-hari ‘ditelan’ aktivitas ekonomi (pedagang, petani,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, serta Shalawat dan Salam kepada Nabi Muhammad Saw, sehingga penulis

Demography of the menopause and pattern of climacteric symptoms.. in the East

Pemilihan model atau strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang

[r]

Od ostalih obilježja brenda statistički je značajan utjecaj promoviranja od strane poznatih osoba te namjena koji pozitivno utječu na odluku pri kupnji sportske obuće dok cijena

Telah diadakan Pemeriksaan Barang sesuai dengan lampiran kontrak kepada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Puncak dan telah diterima dalam keadaan 100% baru, baik

Apa yang harus dilakukan agar mutu suara