BA
BAB III
B III
TATA CARA
TATA CARA PE
PENI
NINJAUAN K
NJAUAN KEM
EMBA
BALI
LI
REN
RENCANA TA
CANA TATA RUANG WI
TA RUANG WILA
LAYAH
YAH
3.1
3.1.
.
TATA C
TATA CARA PE
ARA PENIN
NINJAUA
JAUAN
N KEMBAL
KEMBALI
I YANG
YANG DILAKUKA
DILAKUKA N
N 1
1 (SATU
(SATU))
KAL
KAL I DALA
I DALAM 5 (LIMA) T
M 5 (LIMA) TAHUN
AHUN
Tahap peninjauan kembali rencana tata ruang yang dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) Tahap peninjauan kembali rencana tata ruang yang dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun meliputi:
tahun meliputi: 1.
1. Penetapan Penetapan pelaksanaan pelaksanaan peninjauan peninjauan kembali.kembali. 2.
2. Pelaksanaan Pelaksanaan peninjauan peninjauan kembali.kembali. 3.
3. Perumusan rekomendasi Perumusan rekomendasi tindak lanjut tindak lanjut hasil pelaksanaan hasil pelaksanaan peninjauan kembali peninjauan kembali rencanarencana tata ruang.
tata ruang.
3.1
3.1.1. .1. PenePenetapan Ptapan Pelaksanaan elaksanaan Peninjauan KembaliPeninjauan Kembali Kegiatan yang dilakukan pada tahap penetapan ini adalah: Kegiatan yang dilakukan pada tahap penetapan ini adalah: 1.
1. Pemahaman dasar Pemahaman dasar hukum peninjauan hukum peninjauan kembali kembali RTRWN, RTRWP, RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K.atau RTRWK/K. 2. Persiapan penyusunan surat keputusan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota 2. Persiapan penyusunan surat keputusan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
tentang peninjauan kembali RTRWN, RTRWP, RTRWK/K. tentang peninjauan kembali RTRWN, RTRWP, RTRWK/K. 3.
3. Pembentukan tim pelakPembentukan tim pelaksana yang terdiri sana yang terdiri dari Pemerintah dari Pemerintah atau pemerintah daearah,atau pemerintah daearah, universitas, dan lembaga penelitian.
universitas, dan lembaga penelitian. 4.
4. Penyusunan Penyusunan rencana rencana kerja.kerja.
Hasil dari kegiatan tersebut, meliputi: Hasil dari kegiatan tersebut, meliputi: 1.
1. Keluarnya surat Keluarnya surat keputusan Menteri, keputusan Menteri, gubernur, atau gubernur, atau bupati/walikota tentang bupati/walikota tentang peninjauanpeninjauan kembali RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K.
kembali RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K. 2.
2. Terbentuknya tim pelaksana Terbentuknya tim pelaksana peninjauan kembali RTRWN, peninjauan kembali RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/KRTRWP, atau RTRWK/K yang terdiri dari unsur Pemerintah atau pemerintah daearah, universitas, dan lembaga yang terdiri dari unsur Pemerintah atau pemerintah daearah, universitas, dan lembaga penelitian melelui keputusan keputusan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
penelitian melelui keputusan keputusan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota 3.
3.1
3.1.2. .2. PelaPelaksanaan ksanaan Peninjauan Peninjauan KembaliKembali
Proses pelaksanaan peninjauan kembali terhadap RTRW meliputi kegiatan pengkajian, Proses pelaksanaan peninjauan kembali terhadap RTRW meliputi kegiatan pengkajian, evaluasi, serta penilaian terhadap rencana tata ruang dan penerapannya.
evaluasi, serta penilaian terhadap rencana tata ruang dan penerapannya.
3.1.2.1. Pengkajian 3.1.2.1. Pengkajian
Kegiatan pelaksanaan peninjauan kembali terhadap RTRW pada tahap pengkajian ini Kegiatan pelaksanaan peninjauan kembali terhadap RTRW pada tahap pengkajian ini meliputi:
meliputi: 1.
1. Penyusunan Penyusunan format format data dan data dan informasi, informasi, meliputi:meliputi: a.
a. Penyusunan format matrik dan Penyusunan format matrik dan indikator kesesuaian dokumen RTRW indikator kesesuaian dokumen RTRW dengandengan kebijakan yang berlaku.
kebijakan yang berlaku. b.
b. Penyusunan format Penyusunan format matrik dan matrik dan indikator temuan indikator temuan dinamika pembangunan dinamika pembangunan nasionalnasional dan/atau daerah.
dan/atau daerah. 2.
2. Pengumpulan dan Pengumpulan dan identifikasi data identifikasi data dan informasi dan informasi yang dibutuhkan, yang dibutuhkan, melalui:melalui: a.
a. Survey Survey primer/ primer/ lapangan lapangan untuk untuk mendapatkan:mendapatkan: 1)
1) Data dan Data dan informasi informasi mengenai kebijakan mengenai kebijakan yang yang berlaku.berlaku.
2) Data dan informasi yang diamati di lapangan berupa kondisi aktual dari 2) Data dan informasi yang diamati di lapangan berupa kondisi aktual dari
struktur ruang dan pola ruang. struktur ruang dan pola ruang. 3)
3) Data dan Data dan informasi informasi mengenai dinamika mengenai dinamika pembangunan yang pembangunan yang terjadi.terjadi.
4) Selain menggunakan lembar tabulasi untuk mendapatkan nilai kuantitatif 4) Selain menggunakan lembar tabulasi untuk mendapatkan nilai kuantitatif rencana yang ada, pelaksanaan survei lapangan juga menggunakan peta-peta rencana yang ada, pelaksanaan survei lapangan juga menggunakan peta-peta dasar eksisting dan rencana yang telah ada untuk memantau kondisi dasar eksisting dan rencana yang telah ada untuk memantau kondisi pemanfaatan ruang dan struktur ruang.
pemanfaatan ruang dan struktur ruang. b.
b. Survey sekunder Survey sekunder berupa pengumpulan data, berupa pengumpulan data, peta, dokumen, peta, dokumen, dan informasi dan informasi lainnyalainnya meliputi:
meliputi: 1)
1) Dokumen RTRWN, RTRWP, Dokumen RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K yang atau RTRWK/K yang sudah berkekuatan hukumsudah berkekuatan hukum termasuk data-data spasial.
termasuk data-data spasial. 2)
2) Dokumen RPJMN Dokumen RPJMN atau RPJMD atau RPJMD yang sudah yang sudah berkekuatan hukum.berkekuatan hukum. 3)
3) Data/ informasi Data/ informasi dan peta dan peta mengenai kondisi mengenai kondisi eksisting.eksisting.
4) Dasar-dasar hukum atau kebijakan penataan ruang yang menjadi acuan 4) Dasar-dasar hukum atau kebijakan penataan ruang yang menjadi acuan
normatif pada saat penyusunan RTRW. normatif pada saat penyusunan RTRW.
5) Dasar-dasar hukum atau kebijakan penataan ruang baik internal maupun 5) Dasar-dasar hukum atau kebijakan penataan ruang baik internal maupun
eksternal yang berlaku saat ini. eksternal yang berlaku saat ini. 6)
6) Data, peta, Data, peta, dokumen, dan dokumen, dan informasi linformasi lainnya mengenai ainnya mengenai dinamika pembangunandinamika pembangunan nasional yang terjadi.
7)
7) Data dan informasi spasial Data dan informasi spasial disajikan dalam disajikan dalam format yang kompatibel denganformat yang kompatibel dengan sistem informasi georafis dengan skala disesuaikan dengan skala RTRWN sistem informasi georafis dengan skala disesuaikan dengan skala RTRWN yang berlaku.
yang berlaku.
Hasil dari kegiatan pelaksanaan pada tahap ini, meliputi: Hasil dari kegiatan pelaksanaan pada tahap ini, meliputi: 1.
1. Terumuskannya Terumuskannya format format data dan data dan informasi informasi meliputi:meliputi: a.
a. Matriks Matriks realisasi realisasi indikasi indikasi program RTRWN, program RTRWN, RTRWP, atau RTRWP, atau RTRWK/K.RTRWK/K. b.
b. Matriks Matriks kesesuaian dokumen kesesuaian dokumen RTRW dengan RTRW dengan kebijakan internal kebijakan internal dan eksternal dan eksternal yangyang berlaku saat ini.
berlaku saat ini. c.
c. Matriks Matriks temuan temuan dinamika dinamika pembangunan nasional pembangunan nasional yang yang terjadi.terjadi. 2.
2. Terkumpulnya/ Terkumpulnya/ teridentifikasinya data teridentifikasinya data dan idan informasi nformasi yang dibutuhkan, yang dibutuhkan, meliputi:meliputi: a.
a. Data, peta, dokumen, dan iData, peta, dokumen, dan informasi lainnya mnformasi lainnya mengenai rencana pemanfaatanengenai rencana pemanfaatan ruang (RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K).
ruang (RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K). b.
b. Kebijakan-kebijakan intKebijakan-kebijakan internal dan ernal dan eksternal yang eksternal yang berlaku saat berlaku saat ini.ini. c.
c. Data, peta, dokumen, Data, peta, dokumen, dan informasi dan informasi lainnya mengenai lainnya mengenai dinamika pembangunandinamika pembangunan nasional yang terjadi.
nasional yang terjadi.
3.1.2.2. Evaluasi 3.1.2.2. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dalam pelaksanaan peninjauan kembali dilakukan untuk mengukur Kegiatan evaluasi dalam pelaksanaan peninjauan kembali dilakukan untuk mengukur tingkat kualitas dan kesahihan RTRW. Kegiatan evaluasi ini meliputi:
tingkat kualitas dan kesahihan RTRW. Kegiatan evaluasi ini meliputi: 1.
1. Evaluasi Evaluasi terhadap terhadap kualitas kualitas RTRWRTRW
Kualitas RTRW ditunjukkan dari kelengkapan dan kedalaman pengaturan muatan Kualitas RTRW ditunjukkan dari kelengkapan dan kedalaman pengaturan muatan materi, kesesuaian muatan materi dengan karakteristik daerah, dan kesesuaian materi, kesesuaian muatan materi dengan karakteristik daerah, dan kesesuaian dengan dinamika internal yang berkembang.
dengan dinamika internal yang berkembang.
Evaluasi kelengkapan muatan dan kedalaman pengaturan muatan materi RTRW Evaluasi kelengkapan muatan dan kedalaman pengaturan muatan materi RTRW didasarkan atas muatan RTRW sebagaimana yang diatur dalam UU 26/2007, PP didasarkan atas muatan RTRW sebagaimana yang diatur dalam UU 26/2007, PP 15/2010, PP 26/2008, Permen PU 15/009, Permen PU 16/2009, dan Permen PU 15/2010, PP 26/2008, Permen PU 15/009, Permen PU 16/2009, dan Permen PU 17/2009.
17/2009.
Evaluasi kesesuaian muatan materi dengan kebutuhan pembangunan dan Evaluasi kesesuaian muatan materi dengan kebutuhan pembangunan dan karakteristik daerah, dilakukan melalui penilaian kesesuaian muatan materi RTRW karakteristik daerah, dilakukan melalui penilaian kesesuaian muatan materi RTRW dengan:
dengan: a.
a. Kearifan Kearifan lokallokal b.
b. Kebutuhan Kebutuhan pembangunanpembangunan
Evaluasi kesesuaian dengan dinamika internal yang berkembang dilakukan melalui Evaluasi kesesuaian dengan dinamika internal yang berkembang dilakukan melalui identifikasi dan penilaian terhadap kondisi yang terkait dengan perkembangan identifikasi dan penilaian terhadap kondisi yang terkait dengan perkembangan paradigma pemikiran, kebijakan, perkembangan teknologi, penemuan sumberdaya paradigma pemikiran, kebijakan, perkembangan teknologi, penemuan sumberdaya
alam, perubahan perilaku sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kinerja rencana tata ruang.
Tabel 3.1.
Checklis t Materi Muatan RTRWN
No. Muatan RTRWN Kelengkapan Kedalaman materi *Keterangan
Ada Tidak Baik Bur uk 1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
1.1. Tujuan penataan ruang 1.2. Kebijakan penataan ruang 1.3. Strategi penataan ruang
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 2.1. Sistem pusat pelayanan
2.1.1. Sistem perkotaan nasional a. PKN
b. PKW c. PKL d. PKSN 2.1.2. Sistem perdesaan 2.2. Sistem jaringan prasarana
1. Sistem jaringan transportasi nasional a. Sistem jaringan transportasi darat
1) Jaringan jalan nasional 2) Jaringan jalur kereta api 3) Jaringan transportasi sungai,
danau, dan penyeberangan b. Sistem jaringan transportasi laut
1) Tatanan kepelabuhan 2) Alur pelayaran
c. Sistem jaringan transportasi udara 1) Tatanan kebandarudaraan 2) Ruang udara untuk
penerbangan 2. Sistem jaringan energi nasional
a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi b. Pembangkit tenaga listrik
c. Jaringan transmisi tenaga listrik 3. Sistem jaringan telekomunikasi nasional
a. Jaringan terestrial b. Jaringan satelit
4. Sistem jaringan sumber daya air a. Wilayah sungai lintas negara b. Wilayah sungai lintas provinsi c. Wilayah sungai strategis nasional 3. RENCANA POLA RUANG
3.1. Kawasan Lindung
No. Muatan RTRWN Kelengkapan Kedalaman materi *Keterangan Ada Tidak Baik Bur uk
3.1.2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
3.1.3. Kawasan perlindungan setempat
3.1.4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
3.1.5 Kawasan rawan bencana alam 3.1.6. Kawasan lindung geologi 3.1.7. Kawasan lindung lainnya 3.2. Kawasan Budidaya
3.2.1. Kawasan peruntukkan hutan produksi 3.2.2. Kawasan hutan rakyat
3.2.3. Kawasan peruntukkan pertanian 3.2.4. Kawasan peruntukkan perkebunan 3.2.5. Kawasan peruntukkan perikanan 3.2.6. Kawasan peruntukkan pertambangan 3.2.7. Kawasan peruntukkan industri 3.2.8. Kawasan peruntukkan pariwisata 3.2.9. Kawasan peruntukkan permukiman 3.2.10. Kawasan budidaya lainnya 4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
1. Bidang pertahanan keamanan 2. Bidang pertumbuhan ekonomi 3. Bidang sosial dan budaya
4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup 5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG YANG BERISI INDIKASI
PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN 5.1. Struktur Ruang Nasional
5.1.1. Perwujudan sistem perkotaan 5.1.2. Perwujudan sistem pedesaan 5.1.3. Perwujudan sistem transportasi 5.1.4. Perwujudan sistem jaringan energi 5.1.5. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi 5.1.6. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air 5.1.7. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
5.1.8. Perwujudan sistem jaringan/ prasarana lainnya
5.2. Pola Ruang Nasional
5.2.1. Perwujudan kawasan lindung 5.2.2. Perwujudan kawasan budidaya 6. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
6.1. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi 6.2. Arahan Perizinan
6.3 Arahan Insentif dan Disinsentif 6.4. Arahan Sanksi Administratif
Tabel 3.2.
Checklis t Materi Muatan RTRWP
(kelengkapan antara muatan rencana tata ruang yang ada dalam rencana dengan muatan RTR yang sesungguhnya dibutuhkan)
No. Muatan RTRW Provin si Kelengkapan Kedalaman materi *Keterangan
Ada Tidak Baik Bur uk
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
1.1. Tujuan penataan ruang 1.2. Kebijakan penataan ruang 1.3. Strategi penataan ruang
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 2.1. Sistem pusat pelayanan
2.1.1. Sistem perkotaan a. PKN b. PKW c. PKL d. PKSN 2.1.2. Sistem pedesaan 2.2. Sistem jaringan prasarana
2.2.1. Sistem jaringan transportasi a. Sistem jaringan transportasi
darat
1) Jaringan jalan
2) Jaringan jalur kereta api 3) Jaringan transportasi
sungai, danau, dan penyeberangan b. Sistem jaringan transportasi
laut
1) Tatanan kepelabuhan 2) Alur pelayaran c. Sistem jaringan transportasi
udara 1) Tatanan
kebandarudaraan 2) Ruang udara untuk
penerbangan 2.2.2. Sistem jaringan energi
a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi
b. Pembangkit tenaga listrik c. Jaringan transmisi tenaga
listrik
2.2.3 Sistem jaringan telekomunikasi a. Jaringan terestrial b. Jaringan satelit
2.2.4 Sistem jaringan sumber daya air a. Wilayah sungai lintas negara b. Wilayah sungai lintas provinsi
No. Muatan RTRW Provin si Kelengkapan Kedalaman materi *Keterangan Ada Tidak Baik Bur uk
c. Wilayah sungai strategis nasional
2.2.5. Sistem prasarana pengelolaan lingkungan
2.2.6. Sistem jaringan prasarana lainnya 3. RENCANA POLA RUANG
3.1. Kawasan Lindung
3.1.1. Kawasan hutan lindung 3.1.2. Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan bawahannya
3.1.3. Kawasan perlindungan setempat 3.1.4. Kawasan suaka alam, pelestarian
alam, dan cagar budaya 3.1.5 Kawasan rawan bencana alam 3.1.6. Kawasan lindung geologi 3.1.7. Kawasan lindung lainnya 3.2. Kawasan Budidaya
3.2.1. Kawasan peruntukkan hutan produksi
3.2.2. Kawasan hutan rakyat
3.2.3. Kawasan peruntukkan pertanian 3.2.4. Kawasan peruntukkan perkebunan 3.2.5. Kawasan peruntukkan perikanan 3.2.6. Kawasan peruntukkan
pertambangan
3.2.7. Kawasan peruntukkan industri 3.2.8. Kawasan peruntukkan pariwisata 3.2.9. Kawasan peruntukkan permukiman 3.2.10. Kawasan budidaya lainnya 4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
4.1. Bidang pertahanan keamanan 4.2. Bidang pertumbuhan ekonomi 4.3. Bidang sosial dan budaya
4.4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
4.5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup 5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG YANG BERISI
INDIKASI PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN
5.1. Struktur Ruang Provinsi
5.1.1. Perwujudan sistem perkotaan 5.1.2. Perwujudan sistem pedesaan 5.1.3. Perwujudan sistem transportasi 5.1.4. Perwujudan sistem jaringan energi 5.1.5. Perwujudan sistem jaringan
telekomunikasi
5.1.6. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air
5.1.7. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan lingkungan
No. Muatan RTRW Provin si Kelengkapan Kedalaman materi *Keterangan Ada Tidak Baik Bur uk
5.1.8. Perwujudan sistem jaringan/ prasarana lainnya
5.2. Pola Ruang Provinsi
5.2.1. Perwujudan kawasan lindung 5.2.2. Perwujudan kawasan budidaya 6. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
6.1. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi 6.2. Arahan Perizinan
6.3 Arahan Insentif dan Disinsentif 6.4. Arahan Sanksi Administratif
Keterangan:
Pada kolom *keterangan diisi dengan kearifan lokal dan kebutuhan pembangunan yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah
Tabel 3.3.
Checklis t Materi Muatan RTRW Kabup aten
No. Muatan RTRW Kabupaten Kelengkapan Kedalaman Materi *Keterangan
Ada Tidak Baik Bur uk
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG 1.1. Tujuan penataan ruang
1.2. Kebijakan penataan ruang 1.3. Strategi penataan ruang
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 2.1. Sistem pusat pelayanan
2.1.1. Sistem perkotaan a. PKN b. PKW c. PKL d. PKSN 2.1.2. Sistem pedesaan 2.2. Sistem jaringan prasarana
2.2.1. Sistem jaringan transportasi a. Sistem jaringan transportasi
darat
1) Jaringan jalan
2) Jaringan jalur kereta api 3) Jaringan transportasi
sungai, danau, dan penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi laut 1) Tatanan kepelabuhan 2) Alur pelayaran c. Sistem jaringan transportasi
udara
1) Tatanan kebandarudaraan 2) Ruang udara untuk
penerbangan 2.2.2. Sistem jaringan energi
a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi
b. Pembangkit tenaga listrik c. Jaringan transmisi tenaga listrik 2.2.3. Sistem jaringan telekomunikasi
a. Jaringan terestrial b. Jaringan satelit
2.2.4. Sistem jaringan sumber daya air a. Wilayah sungai lintas negara b. Wilayah sungai lintas provinsi c. Wilayah sungai lintas kabupaten d. Wilayah sungai strategis
nasional
2.2.5 Sistem prasarana pengelolaan lingkungan
No. Muatan RTRW Kabupaten Kelengkapan Kedalaman Materi *Keterangan Ada Tidak Baik Bur uk
2.2.6. Sistem jaringan prasarana lainnya
3. RENCANA POLA RUANG 3.1. Kawasan Lindung
3.1.1. Kawasan hutan lindung 3.1.2. Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan bawahannya
3.1.3. Kawasan perlindungan setempat 3.1.4. Kawasan suaka alam, pelestarian
alam, dan cagar budaya 3.1.5 Kawasan rawan bencana alam 3.1.6. Kawasan lindung geologi 3.1.7. Kawasan lindung lainnya 3.2. Kawasan Budidaya
3.2.1. Kawasan peruntukkan hutan produksi 3.2.2. Kawasan hutan rakyat
3.2.3. Kawasan peruntukkan pertanian 3.2.4. Kawasan peruntukkan perkebunan 3.2.5. Kawasan peruntukkan perikanan 3.2.6. Kawasan peruntukkan pertambangan 3.2.7. Kawasan peruntukkan industri 3.2.8. Kawasan peruntukkan pariwisata 3.2.9. Kawasan peruntukkan permukiman 3.2.10. Kawasan budidaya lainnya
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS 4.1. Bidang pertahanan keamanan 4.2. Bidang pertumbuhan ekonomi 4.3. Bidang sosial dan budaya
4.4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
4.5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup 5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG YANG BERISI INDIKASI
PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN 5.1. Struktur Ruang Kabupaten
5.1.1. Perwujudan sistem perkotaan 5.1.2. Perwujudan sistem pedesaan 5.1.3. Perwujudan sistem transportasi 5.1.4. Perwujudan sistem jaringan energi 5.1.5. Perwujudan sistem jaringan
telekomunikasi
5.1.6. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air
5.1.7. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan lingkungan 5.1.8. Perwujudan sistem jaringan/
prasarana lainnya 5.2. Pola Ruang Kabupaten
5.2.1. Perwujudan kawasan lindung 5.2.2. Perwujudan kawasan budidaya
No. Muatan RTRW Kabupaten Kelengkapan Kedalaman Materi *Keterangan Ada Tidak Baik Bur uk
6. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG 6.1. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi
6.2. Arahan Perizinan
6.3 Arahan Insentif dan Disinsentif 6.4. Arahan Sanksi Administratif
Keterangan:
Pada kolom *keterangan diisi dengan kearifan lokal dan kebutuhan pembangunan yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah
Tabel 3.4.
Checklis t Materi Muatan RTRW Kot a
No. Muatan RTRW Kota Kelengkapan Kedalaman Materi *Keterangan Ada Tidak Baik Bur uk
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
1.1. Tujuan penataan ruang 1.2. Kebijakan penataan ruang 1.3. Strategi penataan ruang
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 2.1. Hirarki Pusat Pelayanan Wilayah Kota
2.1.1. Pusat pelayanan kota 2.1.2. Sub pusat pelayanan kota 2.1.3. Pelayanan lingkungan 2.2. Sistem jaringan prasarana
2.2.1. Sistem jaringan transportasi a. Sistem jaringan transportasi
darat
1) Jaringan jalan
2) Jaringan jalur kereta api 3) Jaringan transportasi
sungai, danau, dan penyeberangan b. Sistem jaringan transportasi
laut
c. Sistem jaringan transportasi udara
2.2.2. Sistem jaringan energi
a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi
b. Pembangkit tenaga listrik c. Jaringan transmisi tenaga
listrik
2.2.3. Sistem jaringan telekomunikasi a. Jaringan terestrial b. Jaringan satelit
2.2.4. Sistem jaringan sumber daya air 2.2.5. Sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
a. Sistem drainase b. Sistem persampahan c. Sistem penyediaan air bersih d. Sistem pengelolaan limbah 2.2.6. Sistem jaringan prasarana lainnya
3. RENCANA POLA RUANG
3.1. Kawasan Lindung
3.1.1. Kawasan hutan lindung 3.1.2. Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan bawahannya
3.1.3. Kawasan perlindungan setempat 3.1.4. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota
No. Muatan RTRW Kota Kelengkapan Kedalaman Materi *Keterangan Ada Tidak Baik Bur uk
3.1.5 Kawasan suaka alam dan cagar budaya
3.1.6. Kawasan rawan bencana alam 3.1.7. Kawasan lindung lainnya 3.2. Kawasan Budidaya
3.2.1. Kawasan perumahan
3.2.2. Kawasan perdagangan dan jasa 3.2.3. Kawasan perkantoran
3.2.4. Kawasan industri 3.2.5. Kawasan pariwisata
3.2.6. Kawasan ruang terbuka non hijau 3.2.7. Kawasan ruang evakuasi bencana 3.2.8. Kawasan peruntukkan ruang bagi
kegiatan sektor informal 3.2.9. Kawasan peruntukkan lainnya
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
4.1. Bidang pertahanan keamanan 4.2. Bidang pertumbuhan ekonomi 4.3. Bidang sosial dan budaya
4.4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
4.5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
5. RENCANA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG
TERBUKA, SERTA PRASARANA DAN SARANA UMUM 5.1. Ruang terbuka hijau kota
5.2. Ruang terbuka non hijau kota 5.3. Jaringan pejalan kaki 5.4. Jaringan angkutan umum 5.5. Ruang kegiatan sektor informal 5.6. Ruang evakuasi bencana
6. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG YANG BERISI INDIKASI PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN 6.1. Struktur Ruang Kota
6.1.1. Perwujudan pusat pelayanan wilayah kota
6.1.2. Perwujudan sistem transportasi 6.1.3. Perwujudan sistem jaringan energi 6.1.4. Perwujudan sistem jaringan
telekomunikasi
6.1.5. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air
6.1.6. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan lingkungan 6.1.7. Perwujudan sistem jaringan/
prasarana lainnya 6.2. Pola Ruang Kota
6.2.1. Perwujudan kawasan lindung 6.2.2. Perwujudan kawasan budidaya
7. KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
No. Muatan RTRW Kota Kelengkapan Kedalaman Materi *Keterangan Ada Tidak Baik Bur uk
7.2. Ketentuan Perizinan
7.3 Ketentuan Insentif dan Disinsentif 7.4. Sanksi Administratif
Keterangan:
Pada kolom *keterangan diisi dengan kearifan lokal dan kebutuhan pembangunan yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah
2. Evaluasi terhadap kesahihan RTRW
Evaluasi terhadap kesahihan RTRW merupakan evaluasi kesesuaian antara RTRW dengan perkembangan peraturan perundang-undangan yang terkait atau berpengaruh terhadap pelaksanaan RTRW. Contoh evaluasi kesesuaian peraturan perundang-undangan yang terkait atau berpengaruh terhadap pelaksanaan RTRW dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.5.
Kesesuaian Kebijakan No.
Peraturan Perundangan-undangan Yang Mempengaruhi
Pelaksanaan RTRW
Kesesuaian
Kajian Kesesuaian Sesuai Tidak Sesuai
1. 2. 3. 4.
5. Dst...
3. Evaluasi terhadap kesesuaian pemanfaatan ruang
Kegiatan evaluasi untuk menilai tingkat kesesuaian rencana tata ruang terhadap pemanfaatan ruang ini memungkinkan ditemukannya simpangan-simpangan terhadap rencana tata ruang. Dalam pemanfaatan RTRW, simpangan-simpangan yang terjadi adalah apabila ada perbedaan antara program-program pembangunan yang dilakukan tidak sesuai dengan arahan, tujuan dan sasaran penataan ruang, atau ada perbedaan antara struktur dan pola ruang dalam RTRW dengan realisasi struktur dan pola ruang wilayah. Penilaian simpangan dalam pemanfaatan ruang dilakukan melalui analisis kualitatif dan kuantitatif.
Evaluasi terhadap kesesuaian pemanfaatan ruang dilakukan untuk melihat:
a. Sesuai/tidaknya rencana pemanfaatan ruang dengan kondisi di lapangan; dan b. Realisasi pelaksanaan program pemanfaatan ruang (indikasi program yang
terdapat dalam RTRW.
a. Sejauh mana RTRW dapat mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan di lapangan.
b. Sejauh mana RTRW dapat mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya manusia.
c. Sejauh mana RTRW dapat mewujudkan perlindungan terhadap lingkungan dari akibat negatif pemanfaatan ruang.
d. Sejauh mana rencana program pembangunan dalam RTRW sudah dilakukan. e. Sejauh mana rencana pemanfaatan ruang dalam RTRW sesuai dengan kondisi di
lapangan.
Sedangkan untuk analisis secara kuantitatif komponen kriterianya adalah untuk mengetahui perbedaan wujud pemanfaatan ruang pada saat peninjauan kembali dilakukan dengan rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang yang telah direncanakan dalam RTRW.
Pengkajian, evaluasi dan penilaian terhadap kondisi eksisting pola ruang dan struktur ruang, sehingga berdasarkan realitas dan bukti-bukti yang diamati dapat diambil kesimpulan, sejauh mana RTRW dapat mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan di lapangan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan ketersediaan: sumber daya manusia dan perlindungan terhadap lingkungan dari akibat negatif pemanfaatan ruang.
Dalam menganalisis kuantitatif terhadap simpangan penerapan/ implementasi RTRW, langkah awal adalah melakukan overlay dari peta kondisi eksisting dengan peta rencana pola dan struktur ruang dalam RTRW, sehingga akan diketahui seberapa besar perubahan atau pelanggaran terhadap rencana tata ruang.
Evaluasi terhadap simpangan pemanfaatan ruang dilakukan untuk melihat: a. Besaran simpangan pemanfaatan ruang
Ukuran simpangan kecil jika penyimpangan kurang dari 20% (dua puluh persen) dari rencana kawasan yang ditetapkan pada lokasi yang bersangkutan, sedangkan ukuran simpangan besar adalah penyimpangan lebih dari 20% (dua puluh persen) dari rencana kawasan yang ditetapkan pada lokasi yang bersangkutan.
b. Jenis simpangan pemanfaatan ruang
Meliputi kegiatan pemanfaatan yang tidak sesuai dengan RTRW dan rencana yang belum terlaksana.
c. Dampak simpangan pemanfaatan ruang
Meliputi dampak lingkungan dan dampak sosial-ekonomi. Dampak lingkungan dan dampak sosial-ekonomi terdiri atas dampak menguntungkan dan merugikan
Untuk menghitung besaran penyimpangan dari peta yang dioverlay-kan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pemanfaatan ruang
Cara memulai adalah dengan menghitung persentase luas masing-masing jenis penyimpangan terhadap kawasan yang direncanakan, misalnya wujud fisik saat ini yang tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang menurut RTRW adalah A hektar, luasan kawasan menurut RTRW adalah x hektar. Maka penyimpangan yang terjadi sebesar:
A
x 100% = a%
x Atau
Luas kawasan menurut RTRW adalah x hektar, sedangkan luas kawasan berdasarkan kondisi eksisting pada saat peninjauan kembali dilaksanakan adalah B hektar, maka penyimpangan yang terjadi sebesar:
x - B
x 100% = a%
x
b. Struktur utama tingkat pelayanan
Cara penilaian adalah dengan membuat matriks jumlah fasilitas dan utilitas pada kawasan yang ditunjuk sebagai pusat pelayanan. Apabila temyata pada kawasan yang ditunjuk tidak memenuhi kriteria, maka berarti telah terjadi penyimpangan. Penyimpangan terjadi bila direncanakan ada 4 pusat pelayanan dan yang sesuai hanya 3 pusat pelayanan, berarti 1 pusat pelayanan tidak sesuai.
Penyimpangan yang terjadi adalah: ¼ x 100% = 25%
c. Sistem utama transportasi
1) Dalam rencana ada sistem utama transportasi, dalam progam juga ada, tetapi pelaksanaannya tidak melalui pusat-pusat yang telah ditentukan, maka penyimpangannya dinilai sebesar 100%.
2) Dalam rencana tidak ada sistem utama transportasi tetapi dalam program ada, maka penyimpangan dinilai sebesar 100%.
3) Dalam rencana ada sistem utama transportasi tetapi tidak ada, maka penyimpangan dinilai sebesar 100%.
4) Membandingkan antara panjang dan luas jalan eksisting dengan panjang dan luas jaringan jalan dalam rencana, misalnya:
1) Bila ada jaringan bukan pada kawasan yang perlu pelayanan, berarti terjadi penyimpangan sebesar 100%.
2) Membandingkan kebutuhan pelayanan eksisting dengan rencana pelayanan dalam RTRW, misalnya:
Hasil analisis ini merupakan salah satu bahan masukan komponen penilaian dalam matrik pengkajian evaluasi dan penilaian simpangan penerapan/ implementasi pemanfaatan ruang dan sebagai dasar untuk tim pelaksana dalam memberikan rekomendasi penanganan untuk penertiban pelanggaran penataan ruang maupun rekomendasi untuk mengimplentasikan rencana tata ruang.
Evaluasi terhadap simpangan pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk melihat jenis simpangan dilakukan dengan melihat realisasi pelaksanaan indikasi program yang terdapat dalam RTRW. Jenis simpangan ini meliputi kegiatan pemanfaatan yang tidak sesuai dengan RTRW dan rencana yang belum terlaksana. Contoh evaluasi terhadap realisasi pelaksanaan indikasi program yang terdapat dalam RTRW dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.6.
Evaluasi terhadap Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program yang Terdapat dalam RTRWN, RTRWP, dan RTRW Kabupaten
No Realis asi Pelaksanaan Indikasi Pro gram Yang Terdapat Dalam RTRWN, RTRWP, dan RTRW Kabu paten
Simpangan
Keterangan Ada TIdak
1 Struktur Ruang
a. Perwujudan sistem perkotaan b. Perwujudan sistem pedesaan c. Perwujudan sistem transportasi d. Perwujudan sistem jaringan energi
e. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi f. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air g. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
h. Perwujudan sistem jaringan/ prasarana lainnya 2 Pola Ruang
a. Perwujudan kawasan lindung b. Perwujudan kawasan budidaya
Tabel 3.7.
Evaluasi terhadap Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program yang Terdapat dalam RTRW Kota
No Realis asi Pelaksanaan Indikasi Pro gram Yang Terdapat Dalam RTRW Kota
Simpangan
Keterangan Ada Tid ak
1 Struktur Ruang Kota
a. Perwujudan pusat pelayanan wilayah kota b. Perwujudan sistem transportasi
No Realis asi Pelaksanaan Indikasi Pro gram Yang Terdapat Dalam RTRW Kota
Simpangan
Keterangan Ada Tid ak
d. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi e. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air f. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
g. Perwujudan sistem jaringan/ prasarana lainnya 2 Pola Ruang Kota
a. Perwujudan kawasan lindung b. Perwujudan kawasan budidaya
Evaluasi terhadap simpangan pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk melihat dampak simpangan pemanfaatan ruang dilihat berdasarkan dampak lingkungan dan sosial ekonomi pada suatu daerah yang ditimbulkan dari simpangan pemanfaatan ruang tersebut. Contoh evaluasi terhadap dampak simpangan yang ditimbulkan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.8.
Evaluasi terhadap Dampak Simpangan yang Ditimbulkan dalam RTRWN, RTRWP, dan RTRW Kabupaten
No Realis asi Pelaksanaan Indik asi Program Yang Terdapat Dalam RTRWN, RTRWP, dan RTRW Kab.
Dampak Sosial
Dampak
Lingkungan Keterangan 1 Struktur Ruang
a. Perwujudan sistem perkotaan b. Perwujudan sistem pedesaan c. Perwujudan sistem transportasi d. Perwujudan sistem jaringan energi
e. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi f. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air g. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
h. Perwujudan sistem jaringan/ prasarana lainnya 2 Pola Ruang
a. Perwujudan kawasan lindung b. Perwujudan kawasan budidaya
Tabel 3.9.
Evaluasi terhadap Dampak Simpangan yang Ditimbulkan dalam RTRW Kota
No Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program Yang Terdapat Dalam RTRW Kota
Dampak Sosial
Dampak
Lingkungan Keterangan 1 Struktur Ruang
a. Perwujudan sistem perkotaan b. Perwujudan sistem pedesaan c. Perwujudan sistem transportasi d. Perwujudan sistem jaringan energi
No Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program Yang Terdapat Dalam RTRW Kota
Dampak Sosial
Dampak
Lingkungan Keterangan f. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air
g. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan lingkungan
h. Perwujudan sistem jaringan/ prasarana lainnya 2 Pola Ruang
a. Perwujudan kawasan lindung b. Perwujudan kawasan budidaya
3.1.2.3. Penilaian
Penilaian terhadap RTRW merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu/ kelompok orang melalui pemberian suatu opini nilai yang didasarkan pada data dan informasi yang obyektif dan relevan mengenai RTRW dengan menggunakan metode/ teknik tertentu atas obyek tertentu pada saat tanggal penilaian. Penilaian terhadap RTRW ini menghasilkan rekomendasi tindak lanjut terhadap RTRW. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya, penilaian terhadap RTRW meliputi:
1. Terdapat perubahan kebijakan dalam RTRW atau tidak terdapat perubahan kebijakan dalam RTRW;
2. Terdapat dinamika pembangunan atau tidak terdapat dinamika pembangunan; 3. Kualitas RTRW baik atau kualitas RTRW buruk;
4. RTRW sahih atau RTRW tidak sahih; dan/atau
5. Ditemukan adanya simpangan dalam pelaksanaan RTRW atau tidak ditemukannya simpangan dalam pelaksanaan RTRW.
3.1.3. Perumusan Rekom endasi Tindak Lanjut
Perumusan rekomendasi tindak lanjut merupakan hasil peninjauan kembali yang dikeluarkan oleh tim pelaksana yang menyatakan bahwa RTRW yang ditinjau kembali tersebut tidak perlu dilakukan revisi atau perlu dilakukan revisi.
3.1.3.1. Rekomendasi Tidak Perlu Dil akukan Revisi terhadap RTRW
Surat rekomendasi tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW dikeluarkan oleh tim pelaksana sebagai hasil dari peninjauan kembali. Surat rekomendasi ini diberikan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota untuk kemudian ditetapkan bahwa RTRW yang ada tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya dan dapat disertai dengan usulan untuk dilakukannya penertiban terhadap pelanggaran rencana tata ruang. Berikut adalah contoh perumusan rekomendasi yang menyatakan bahwa tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW.
Lampiran I. Contoh Surat Rekomendasi Tidak Perlu Dilakukan Revisi terhadap RTRW
Kepada Yth,
Bp/Ibu ... Selaku Menteri PU/ Gubernur Provinsi .../ Bupati Kabupaten .../ Walikota Kota ...
Di tempat
Hal : Rekomendasi Tindak Lanjut sebagai Hasil Peninjauan Kembali RTRW Lamp : 1 bendel
Dengan hormat.
Kami dari tim pelaksana peninjauan kembali RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang ditunjuk oleh Menteri/ Gubernur/ Bupati/Wallikota telah selesai melaksanakan peninjauan kembali terhadap RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang dilaksanakan dari tanggal ... sampai ... Dari pelaksanaan peninjauan kembali tersebut, kami nilai bahwa:
1. Tidak terdapat perubahan kebijakan yang mempengaruhi RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K;
2. Tidak terdapat dinamika pembangunan yang mempengaruhi RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K;
3. Kualitas RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K baik; 4. RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K sahih; dan
5. Tidak ditemukan simpangan yang mempengaruhi RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K.
Berdasarkan penilaian tersebut, maka kami rumuskan bahwaRTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K ti dak perlu dilakukan revisi.
Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Dengan hormat,
3.1.3.2. Rekomendasi Perlun ya Dilakukan Revisi terh adap RTRW
Surat rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap RTRW dikeluarkan oleh tim pelaksana sebagai hasil dari peninjauan kembali. Surat rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap RTRWN diberikan kepada Menteri, surat rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap RTRWP diberikan kepada gubernur, Surat rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap RTRWK/K diberikan kepada bupati/walikota untuk kemudian ditetapkan bahwa RTRW perlu direvisi. Adapun jenis revisi dibagi menjadi perubahan peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang dan penggantian/ penyusunan ulang RTRW. Revisi RTRW berupa perubahan peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang dilakukan apabila:
1. materi perubahannya tidak lebih dari 20% (dua puluh persen);
2. sistematika peraturan perundang-undangan tidak berubah (atau terjadi perubahan sistematika tetapi tidak merubah esensi peraturan perundang-undangan); atau
3. materi peraturan perundang-undangan yang berubah kurang dari 50% (lima puluh persen). Perhitungan perubahan materi peraturan perundang-undangan dihitung berdasarkan jumlah pasal yang berubah esensinya.
Sedangkan, revisi RTRW berupa penggantian/ penyusunan ulang RTRW dilakukan apabila:
1. materi perubahannya lebih dari 20% (dua puluh persen);
2. sistematika peraturan perundang-undangan berubah dan mengakibatkan esensi peraturan perundang-undangan ikut berubah; atau
3. materi peraturan perundang-undangan yang berubah lebih dari 50% (lima puluh persen).
Berikut ini adalah contoh surat rekomendasi dari tim pelaksana peninjauan kembali yang menyatakan bahwa RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K perlu dilakukan revisi.
Lampiran II. Contoh Surat Rekomendasi Perlu Dilakukan Revisi terhadap RTRW
Kepada Yth,
Bp/Ibu ... Selaku Menteri PU/ Gubernur Provinsi .../ Bupati Kabupaten .../ Walikota Kota ...
Di tempat
Hal : Rekomendasi Tindak Lanjut sebagai Hasil Peninjauan Kembali RTRW Lamp : 1 bendel
Dengan hormat.
Kami dari tim pelaksana peninjauan kembali RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang ditunjuk oleh Menteri/ Gubernur/ Bupati/Wallikota telah selesai melaksanakan peninjauan kembali terhadap RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang dilaksanakan dari tanggal ... sampai ... Dari pelaksanaan peninjauan kembali tersebut, kami nilai bahwa:
1. Terdapat perubahan kebijakan yang mempengaruhi RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K;
2. Terdapat dinamika pembangunan yang mempengaruhi RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K;
3. Kualitas RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K tidak baik; 4. RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K tidak sahih; dan
5. Ditemukan simpangan yang mempengaruhi RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K. Berdasarkan penilaian tersebut, maka kami rumuskan bahwaRTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K perlu dilakukan r evisi.
Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Dengan hormat,
56 setiap 5 tahun
sekali selama masa berlakunya RTRW Penetapan pelaksanaan PK SK Menteri, gubernur, atau bupati/walikota tentang pelaksanan PK
pembentukan dan penetapan tim pelaksana PK
SK Menteri, gubernur, atau bupati/walikota tentang pembentukan tim pelaksana PK
tim pelaksana PK (unsur pemerintah,akademisi, LSM pemerhati tata ruang
dan lingkungan setiap 5 tahun sekali selama masa berlakunya RTRW Penyusunan format data dan
informasi Matriks daftar inventarisasi data dan informasi Pengumpulan data dan informasi
data, informasi dan peta-peta kondisi dan kondisi eksisting
rencana PENETAPAN PELAKSANAAN PERUMUSAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT
Pengkajian, evaluasi dan penilaian
Terdapat dinamika pembangunan nasional
dan perubahan kebi akan nasional
Materi peraturan yang berubah < 50%
Tidak terdapat dinamika pembangunan nasional dan
perubahan kebijakan nasional RTRW tidak perlu direvisi RTRW tetap berlaku sesuai masa berlakunya RTRW perlu direvisi Simpangan RTRW < 20%
Sistematika peraturan tidak berubah
Materi peraturan yang berubah > 50% Simpangan RTRW > 20%
Sistematika peraturan berubah RTRW direvisi melalui proses dan
prosedur perubahan Perda penataan ruang
RTRW direvisi melalui proses dan prosedur penyusunan RTRW baru
Gambar 3.1. Tata Cara Peninjauan Kembali RTRW yang Dilakukan 1 (Satu) d alam 5 (Lima) Tahun
3.2.
TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI YANG DILAKUKAN LEBIH DARI
1 (SATU) KALI DAL AM 5 (LIMA) TAHUN
Peninjauan kembali RTRW yang dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun meliputi:
1. Penetapan pelaksanaan peninjauan kembali rencana tata ruang; 2. Pelaksanaan peninjauan kembali rencana tata ruang; dan
3. Perumusan rekomendasi tindak lanjut hasil pelaksanaan peninjauan kembali rencana tata ruang.
3.2.1. Penetapan Pelaksanaan Peninjauan Kembali Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, meliputi:
1. Pemahaman kebijakan mengenai penetapan bencana alam skala besar;
2. Pengamatan visual dampak bencana alam skala besar yang telah ditetapkan oleh undang-undang;
3. Pemahaman kebijakan sebagai dasar hukum penetapan perubahan batas teritorial negara;
4. Pemahaman perubahan batas-batas teritorial negara yang ditetapkan dengan undang-undang;
5. Pemahaman kebijakan sebagai dasar hukum penetapan perubahan batas wilayah daerah;
6. Pemahaman perubahan batas-batas wilayah daerah yang ditetapkan dengan undang-undang;
7. Persiapan penyusunan surat keputusan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota mengenai peninjauan kembali RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K;
8. Pembentukan tim pelaksana yang terdiri dari unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian; dan
9. Penyusunan rencana kerja rinci. Hasil dari kegiatan tersebut, meliputi:
1. Laporan data-data kerusakan/ dampak bencana alam skala besar yang telah ditetapkan dengan undang-undang;
2. Data karakteristik dan peta-peta wilayah sesuai dengan batas wilayah baru perubahan batas teritorial negara yang telah ditetapkan dengan undang-undang.
3. Data karakteristik dan peta-peta wilayah sesuai dengan batas wilayah baru perubahan batas teritorial negara yang telah ditetapkan dengan undang-undang.
4. Keluarnya surat keputusan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota tentang peninjauan kembali RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K;
5. Terbentuknya tim pelaksana peninjauan kembali RTRW yang terdiri dari unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian; dan
6. Rencana kerja tim pelaksana.
3.2.2. Pelaksanaan Peninjauan Kembali 3.2.2.1. Pengkajian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, meliputi: 1. Perumusan format data dan informasi
a. Penyusunan format matrik dan indikator dampak kerusakan akibat bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan undang-undang terhadap pemanfaatan ruang di lapangan;
b. Penyusunan format matrik dan indikator perubahan batas-batas teritorial negara yang ditetapkan dengan undang-undang terhadap pemanfaatan ruang terhadap pemanfaatan ruang di lapangan;
c. Penyusunan format matrik dan indikator perubahan batas-batas wilayah daerah yang ditetapkan dengan undang-undang terhadap pemanfaatan ruang di lapangan;
d. Penyusunan format matrik dan indikator dampak kerusakan akibat bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan undang-undang terhadap rencana pemanfaatan ruang dalam RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K;
e. Penyusunan format matrik dan indikator perubahan batas-batas teritorial negara yang ditetapkan dengan undang-undang terhadap pemanfaatan ruang terhadap rencana pemanfaatan ruang dalam RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K; dan
f. Penyusunan format matrik dan indikator perubahan batas-batas wilayah daerah yang ditetapkan dengan undang-undang terhadap rencana pemanfaatan ruang dalam RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K.
2. Pengumpulan/ identifikasi data dan informasi mengenai dampak kerusakan akibat bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan undang-undang
a. Survey primer untuk mendapatkan data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai kondisi aktual dampak bencana;
b. Survey primer untuk mendapatkan data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai perubahan batas-batas teritorial negara;
c. Survey primer untuk mendapatkan data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai perubahan batas-batas wilayah daerah;
d. Survey sekunder pengumpulan data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai dampak bencana;
e. Survey sekunder pengumpulan data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai perubahan batas-batas teritorial negara; dan
f. Survey sekunder pengumpulan data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai perubahan batas-batas wilayah daerah.
Hasil dari kegiatan ini meliputi:
1. Terumuskannya format data dan informasi
a. Terumuskannya matrik penilaian dampak kerusakan akibat bencana alam skala besar terhadap pemanfaatan ruang di lapangan;
b. Terumuskannya matrik penilaian perubahan batas-batas teritorial negara terhadap pemanfaatan ruang di lapangan;
c. Terumuskannya matrik penilaian perubahan batas-batas wilayah daerah terhadap pemanfaatan ruang di lapangan;
d. Terumuskannya matrik penilaian dampak kerusakan akibat bencana alam skala besar terhadap rencana pemanfaatan ruang RTRWN, RTRWP, RTRWK/K;
e. Terumuskannya matrik penilaian perubahan batas-batas teritorial negara terhadap rencana pemanfaatan ruang RTRWN, RTRWP, RTRWK/K;
f. Terumuskannya matrik penilaian perubahan batas-batas wilayah daerah terhadap rencana pemanfaatan ruang RTRWN, RTRWP, RTRWK/K;
2. Terkumpulnya data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai dampak bencana;
3. Terkumpulnya data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai perubahan batas-batas teritorial negara;
4. Terkumpulnya data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai perubahan batas-batas wilayah daerah;
5. Teridentifikasinya dampak kerusakan akibat bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan undang-undang;
6. Teridentifikasinya batas-batas teritorial negara yang ditetapkan dengan undang-undang;
7. Teridentifikasinya batas-batas wilayah daerah yang ditetapkan dengan undang-undang;
3.2.2.2. Evaluasi
Kegiatan evaluasi pada tahap ini meliputi: 1. Evaluasi terhadap kualitas RTRW
Evaluasi ini dilakukan dengan melihat dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam skala besar terhadap rencana pemanfaatan ruang dalam RTRW dan/atau dampak yang ditimbulkan oleh perubahan batas teritorial negara/ daerah. Dampak ini meliputi: a) Luasan kerusakan lahan/ pemanfaatan ruang yang diakibatkan oleh bencana alam
skala besar dan/atau luasan wilayah akibat dari perubahan batas teritorial negara/ daerah.
b) Jenis pemanfaatan ruang yang rusak akibat dari bencana alam skala besar dan/atau jenis pemanfaatan ruang yang bertambah/ berkurang akibat dari perubahan batas teritorial negara/ daerah.
c) Perubahan kesesuaian peruntukkan kawasan akibat bencana alam skala besar; dan
d) Perubahan rencana struktur ruang dan pola ruang bencana alam skala besar dan/atau perubahan batas teritorial/daerah.
Contoh evaluasi terhadap bencana alam skala besar dan perubahan batas teritorial negara/ wilayah daerah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.10.
Evaluasi terhadap Dampak Bencana Alam Skala Besar dan Perubahan Batas Teritor ial Negara/ Wilayah Daerah
No. Dampak Bencana dan/atau
Perubahan Batas Luas
Jenis Pemanfaatan Ruang
yang Rusak/ Berubah Luas 1. Kerusakan lahan akibat
bencana alam skala besar 2. Luas wilayah yang berubah
akibat perubahan batas
2. Evaluasi terhadap kesahihan RTRW
Kesahihan RTRW merupakan evaluasi kesesuaian antara RTRW yang masih berlaku dengan peraturan perundang-undangan terkait.
Contoh perubahan kesesuaian peruntukkan kawasan akibat bencana alam skala besar dan/atau perubahan batas teritorial daerah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.11.
Evaluasi t erhadap Perubahan Kesesuaian Strukt ur dan Pola Ruang Akib at Bencana Al am Skala Besar
No. Dampak Perubahan Kesesuaian Keterangan
Ada Tid ak 1. PERUBAHAN KESESUAIAN PERUNTUKKAN KAWASAN
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 2.1. Hirarki Pusat Pelayanan Wilayah Kota
2.1.1. Pusat pelayanan kota 2.1.2. Sub pusat pelayanan kota 2.1.3. Pelayanan lingkungan 2.2. Sistem jaringan prasarana
2.2.1. Sistem jaringan transportasi
a. Sistem jaringan transportasi darat 1) Jaringan jalan
2) Jaringan jalur kereta api 3) Jaringan transportasi sungai,
danau, dan penyeberangan b. Sistem jaringan transportasi laut c. Sistem jaringan transportasi udara 2.2.2. Sistem jaringan energi
a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi b. Pembangkit tenaga listrik
c. Jaringan transmisi tenaga listrik 2.2.3. Sistem jaringan telekomunikasi
a. Jaringan terestrial b. Jaringan satelit
2.2.4. Sistem jaringan sumber daya air 2.2.5. Sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
a. Sistem drainase b. Sistem persampahan
c. Sistem penyediaan air bersih d. Sistem pengelolaan limbah 2.2.6. Sistem jaringan prasarana lainnya 3. RENCANA POLA RUANG
3.1. Kawasan Lindung
3.1.1. Kawasan hutan lindung
3.1.2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
3.1.3. Kawasan perlindungan setempat 3.1.4. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota 3.1.5 Kawasan suaka alam dan cagar budaya 3.1.6. Kawasan rawan bencana alam
3.1.7. Kawasan lindung lainnya 3.2. Kawasan Budidaya
3.2.1. Kawasan perumahan
3.2.2. Kawasan perdagangan dan jasa 3.2.3. Kawasan perkantoran
No. Dampak Perubahan Kesesuaian Keterangan Ada Tid ak
3.2.4. Kawasan industri 3.2.5. Kawasan pariwisata
3.2.6. Kawasan ruang terbuka non hijau 3.2.7. Kawasan ruang evakuasi bencana 3.2.8. Kawasan peruntukkan ruang bagi
kegiatan sektor informal 3.2.9. Kawasan peruntukkan lainnya 4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
4.1. Bidang pertahanan keamanan 4.2. Bidang pertumbuhan ekonomi 4.3. Bidang sosial dan budaya
4.4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
4.5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup 5. RENCANA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG
TERBUKA, SERTA PRASARANA DAN SARANA UMUM 5.1. Ruang terbuka hijau kota
5.2. Ruang terbuka non hijau kota 5.3. Jaringan pejalan kaki
5.4. Jaringan angkutan umum 5.5. Ruang kegiatan sektor informal 5.6. Ruang evakuasi bencana
Tabel 3.12.
Evaluasi terhadap Perubahan Kesesuaian Struktur dan Pola Ruang Akibat Perubahan Batas Terit ori al Negara/ Wilayah Daerah
No. Dampak Perubahan Kesesuaian Keterangan
Ada Tid ak 1. PERUBAHAN KESESUAIAN PERUNTUKKAN KAWASAN
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 2.1. Hirarki Pusat Pelayanan Wilayah Kota
2.1.1. Pusat pelayanan kota 2.1.2. Sub pusat pelayanan kota 2.1.3. Pelayanan lingkungan 2.2. Sistem jaringan prasarana
2.2.1. Sistem jaringan transportasi
a. Sistem jaringan transportasi darat 1) Jaringan jalan
2) Jaringan jalur kereta api 3) Jaringan transportasi sungai,
danau, dan penyeberangan b. Sistem jaringan transportasi laut c. Sistem jaringan transportasi udara 2.2.2. Sistem jaringan energi
a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi b. Pembangkit tenaga listrik
No. Dampak Perubahan Kesesuaian Keterangan Ada Tid ak
2.2.3. Sistem jaringan telekomunikasi a. Jaringan terestrial
b. Jaringan satelit
2.2.4. Sistem jaringan sumber daya air 2.2.5. Sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
a. Sistem drainase b. Sistem persampahan
c. Sistem penyediaan air bersih d. Sistem pengelolaan limbah 2.2.6. Sistem jaringan prasarana lainnya 3. RENCANA POLA RUANG
3.1. Kawasan Lindung
3.1.1. Kawasan hutan lindung
3.1.2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
3.1.3. Kawasan perlindungan setempat 3.1.4. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota 3.1.5 Kawasan suaka alam dan cagar budaya 3.1.6. Kawasan rawan bencana alam
3.1.7. Kawasan lindung lainnya 3.2. Kawasan Budidaya
3.2.1. Kawasan perumahan
3.2.2. Kawasan perdagangan dan jasa 3.2.3. Kawasan perkantoran
3.2.4. Kawasan industri 3.2.5. Kawasan pariwisata
3.2.6. Kawasan ruang terbuka non hijau 3.2.7. Kawasan ruang evakuasi bencana 3.2.8. Kawasan peruntukkan ruang bagi
kegiatan sektor informal 3.2.9. Kawasan peruntukkan lainnya 4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
4.1. Bidang pertahanan keamanan 4.2. Bidang pertumbuhan ekonomi 4.3. Bidang sosial dan budaya
4.4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
4.5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup 5. RENCANA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG
TERBUKA, SERTA PRASARANA DAN SARANA UMUM 5.1. Ruang terbuka hijau kota
5.2. Ruang terbuka non hijau kota 5.3. Jaringan pejalan kaki
5.4. Jaringan angkutan umum 5.5. Ruang kegiatan sektor informal 5.6. Ruang evakuasi bencana
3. Evaluasi terhadap pemanfaatan ruang
Evaluasi ini dilakukan dengan melihat kesesuaian rencana pemanfaatan ruang dalam RTRW dengan kesesuaian rencana pemanfaatan ruang pasca bencana skala besar dan/atau kesesuaian rencana pemanfaatan ruang pasca perubahan teritorial negara/ daerah.
Luas kawasan eksisting adalah A hektar, sedangkan luas kawasan yang rusak akibat bencana alam skala besar adalah x hektar, maka penyimpangan yang terjadi sebesar
A
x 100% = a%
x Atau
Luas kawasan menurut RTRW adalah x hektar, sedangkan luas kawasan berdasarkan kondisi eksisting pada saat peninjauan kembali dilaksanakan adalah B hektar, maka penyimpangan yang terjadi sebesar:
x - B
x 100% = a%
x
4. Struktur utama tingkat pelayanan
Cara penilaian adalah dengan membuat matriks jumlah fasilitas dan utilitas pada kawasan yang ditunjuk sebagai pusat pelayanan. Apabila temyata pada kawasan yang ditunjuk tidak memenuhi kriteria, maka berarti telah terjadi penyimpangan. Penyimpangan terjadi bila direncanakan ada 4 pusat pelayanan dan yang sesuai hanya 3 pusat pelayanan, berarti 1 pusat pelayanan tidak sesuai.
Penyimpangan yang terjadi adalah: ¼ x 100% = 25% 5. Sistem utama transportasi
1) Dalam rencana ada sistem utama transportasi, dalam progam juga ada, tetapi pelaksanaannya tidak melalui pusat-pusat yang telah ditentukan, maka penyimpangannya dinilai sebesar 100%.
2) Dalam rencana tidak ada sistem utama transportasi tetapi dalam program ada, maka penyimpangan dinilai sebesar 100%.
3) Dalam rencana ada sistem utama transportasi tetapi tidak ada, maka penyimpangan dinilai sebesar 100%.
4) Membandingkan antara panjang dan luas jalan eksisting dengan panjang dan luas jaringan jalan dalam rencana
6. Sistem jaringan utilitas
1) Bila ada jaringan bukan pada kawasan yang perlu pelayanan, berarti terjadi penyimpangan sebesar 100%.
2) Membandingkan kebutuhan pelayanan eksisting dengan rencana pelayanan dalam RTRW.
Hasil analisis ini merupakan salah satu bahan masukan komponen penilaian dalam matrik pengkajian evaluasi dan penilaian simpangan penerapan/ implementasi pemanfaatan ruang dan sebagai dasar untuk tim pelaksana dalam memberikan rekomendasi penanganan untuk penertiban pelanggaran penataan ruang maupun rekomendasi untuk mengimplentasikan rencana tata ruang.
3.2.2.3. Penilaian
Penilaian terhadap RTRW merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu/ kelompok orang melalui pemberian suatu opini nilai yang didasarkan pada data dan informasi yang obyektif dan relevan mengenai RTRW dengan menggunakan metode/ teknik tertentu atas obyek tertentu pada saat tanggal penilaian. Penilaian terhadap RTRW ini menghasilkan rekomendasi tindak lanjut terhadap RTRW.
3.2.3. Perumus an Rekom endasi Tindak Lanjut
Perumusan rekomendasi tindak lanjut merupakan hasil peninjauan kembali yang dikeluarkan oleh tim pelaksana yang menyatakan bahwa rencana tata ruang yang ditinjau kembali tersebut tidak perlu dilakukan revisi atau perlu dilakukan revisi.
3.2.3.1. Rekomendasi Tidak Perlu Dil akukan Revisi terhadap RTRW
Surat rekomendasi tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW dikeluarkan oleh tim pelaksana sebagai hasil dari peninjauan kembali. Surat rekomendasi ini diberikan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota untuk kemudian ditetapkan bahwa RTRW yang ada tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya dan dapat disertai dengan usulan untuk dilakukannya penertiban terhadap pelanggaran rencana tata ruang. Berikut adalah contoh perumusan rekomendasi yang menyatakan bahwa tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW.
Lampiran III. Contoh Surat Rekomendasi Tidak Perlu Dilakukan Revisi terhadap RTRW
Kepada Yth,
Bp/Ibu ... Selaku Menteri PU/ Gubernur Provinsi .../ Bupati Kabupaten .../ Walikota Kota ...
Di tempat
Hal : Rekomendasi Tindak Lanjut sebagai Hasil Peninjauan Kembali RTRW Lamp : 1 bendel
Dengan hormat.
Kami dari tim pelaksana peninjauan kembali RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang ditunjuk oleh Menteri/ Gubernur/ Bupati/Wallikota telah selesai melaksanakan peninjauan kembali terhadap RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang dilaksanakan dari tanggal ... sampai ... Dari pelaksanaan peninjauan kembali tersebut, kami nilai bahwa:
1. Bencana alam skala besar tidak menimbulkan pengaruh terhadap RTRW; dan/atau 2. Perubahan batas teritorial negara dan/atau batas daerah tidak menimbulkan pengaruh
terhadap RTRW.
Berdasarkan penilaian tersebut, maka kami rumuskan bahwaRTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K ti dak perlu dilakukan revisi.
Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Dengan hormat,
3.2.3.2. Rekomendasi Perlun ya Dilakukan Revisi terh adap RTRW
Surat rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap RTRW dikeluarkan oleh tim pelaksana sebagai hasil dari peninjauan kembali. Surat rekomendasi ini diberikan kepada Menteri, gubernur, bupati/walikota untuk kemudian ditetapkan bahwa RTRW perlu direvisi. Adapun jenis revisi dibagi menjadi perubahan peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang dan penggantian/ penyusunan ulang RTRW. Revisi RTRW berupa perubahan peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang terjadi dilakukan apabila:
Revisi RTRW berupa perubahan peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang dilakukan apabila:
1. materi perubahannya tidak lebih dari 20% (dua puluh persen);
2. sistematika peraturan perundang-undangan tidak berubah (atau terjadi perubahan sistematika tetapi tidak merubah esensi peraturan perundang-undangan); atau
3. materi peraturan perundang-undangan yang berubah kurang dari 50% (lima puluh persen). Perhitungan perubahan materi peraturan perundang-undangan dihitung berdasarkan jumlah pasal yang berubah esensinya.
Sedangkan, revisi RTRW berupa penggantian/ penyusunan ulang RTRW dilakukan apabila:
1. materi perubahannya lebih dari 20% (dua puluh persen);
2. sistematika peraturan perundang-undangan berubah dan mengakibatkan esensi peraturan perundang-undangan ikut berubah; atau
3. materi peraturan perundang-undangan yang berubah lebih dari 50% (lima puluh persen).
Berikut ini adalah contoh surat rekomendasi dari tim pelaksana peninjauan kembali yang menyatakan bahwa RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K perlu dilakukan revisi.
Lampiran IV. Contoh Surat Rekomendasi Perlu Dilakukan Revisi terhadap RTRW Kepada Yth,
Bp/Ibu ... Selaku Menteri PU/ Gubernur Provinsi .../ Bupati Kabupaten .../ Walikota Kota ...
Di tempat
Hal : Rekomendasi Tindak Lanjut sebagai Hasil Peninjauan Kembali RTRW Lamp : 1 bendel
Dengan hormat.
Kami dari tim pelaksana peninjauan kembali RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang ditunjuk oleh Menteri/ Gubernur/ Bupati/Wallikota telah selesai melaksanakan peninjauan kembali terhadap RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang dilaksanakan dari tanggal ... sampai ... Dari pelaksanaan peninjauan kembali tersebut, kami nilai bahwa:
1. Bencana alam skala besar menimbulkan pengaruh terhadap RTRW; dan/atau
2. Perubahan batas teritorial negara dan/atau batas daerah menimbulkan pengaruh terhadap RTRW.
Berdasarkan penilaian tersebut, maka kami rumuskan bahwaRTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K perlu dilakukan r evisi.
Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Dengan hormat,
69
Gambar 3.2. Tata Cara Peninjauan Kembali RTRW yang Dilakuk an Lebih d ari 1 (Satu) dalam 5 (Lima) Tahun
Materi peraturan yang berubah < 50% Simpangan RTRW < 20%
Sistematika peraturan tidak berubah
Materi peraturan yang berubah > 50% Simpangan RTRW > 20%
Sistematika peraturan berubah Secepatnya setelah terjadi
perubahan perkembangan lingkungan strategis
Faktor-faktor penyebab :
1. Bencana alam skala besar yang ditetapkan UU;
2. Perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan UU; dan/atau
3. Perubahan batas wilayah daerah yang ditetapkan UU. Penetapan Pelaksanaan PK SK Menteri tentang pelaksanaan PK Pembentukan dan penetapan tim pelaksana PK SK Menteri tentang pelaksanaan PK
Tim Pelaksana PK (unsur pemerintah, akademisi, LSM pemerhati tata ruang dan lingkungan
Data informasi perubahan kebijakan, baik eksternal maupun internal sebagai akibat dari bencana alam skala besar, perubahan batas teritorial negara, dan/atau perubahan batas wilayah daerah
Penyusunan format data dan
informasi
Matrik daftar inventarisasi data dan
informasi
Pengumpulan data dan informasi
Data, informasi dan peta-peta kondisi eksisting dan rencana
Pengkajian, evaluasi dan penilaian PENETAPAN PELAKSANAAN PERUMUSAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT Terdapat dinamika pembangunan nasional dan perubahan kebi akan nasional
Tidak terdapat dinamika pembangunan nasional dan
perubahan kebijakan nasional RTRW tidak perlu direvisi RTRW tetap berlaku sesuai masa berlakunya RTRW perlu direvisi RTRW direvisi
melalui proses dan prosedur perubahan
Perda penataan ruang
RTRW direvisi melalui proses dan
prosedur penyusunan RTRW
3.1. TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI YANG DILAKUKAN 1 (SATU) KALI DALAM
5 (LIMA) TAHUN...34
3.1.1. Penetapan Pelaksanaan Peninjauan Kembali...34
3.1.2. Pelaksanaan Peninjauan Kembali...35
3.1.2.1. Pengkajian...35
3.1.2.2. Evaluasi...36
Tabel 3.1. Checklist Materi Muatan RTRWN...37
Tabel 3.2. Checklist Materi Muatan RTRWP...39
Tabel 3.3. Checklist Materi Muatan RTRW Kabupaten... 42
Tabel 3.4. Checklist Materi Muatan RTRW Kota...45
Tabel 3.5. Checklist Dinamika Pembangunan...Error! Bookmark not defined. Tabel 3.6. Kesesuaian Kebijakan...47
Tabel 3.7. Checklist Perubahan Kebijakan Tata Ruang...Error! Bookmark not defined. Tabel 3.8. Evaluasi terhadap Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program yang Terdapat dalam RTRWN, RTRWP, dan RTRW Kabupaten... 50
Tabel 3.9. Evaluasi terhadap Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program yang Terdapat dalam RTRW Kota...50
Tabel 3.10. Evaluasi terhadap Dampak Simpangan yang Ditimbulkan dalam RTRWN, RTRWP, dan RTRW Kabupaten...51
Tabel 3.11. Evaluasi terhadap Dampak Simpangan yang Ditimbulkan dalam RTRW Kota 51 3.1.2.3. Penilaian...52
3.1.3. Perumusan Rekomendasi Tindak Lanjut...52
3.1.3.1. Rekomendasi Tidak Perlu Dilakukan Revisi terhadap RTRW... 52
3.1.3.2. Rekomendasi Perlunya Dilakukan Revisi terhadap RTRW ... 54
Gambar 3.1. Tata Cara Peninjauan Kembali RTRW yang Dilakukan 1 (Satu) dalam 5 (Lima) Tahun...56
3.2. TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI YANG DILAKUKAN LEBIH DARI 1 (SATU) KALI DALAM 5 (LIMA) TAHUN...57
3.2.1. Penetapan Pelaksanaan Peninjauan Kembali...57
3.2.2. Pelaksanaan Peninjauan Kembali...58
3.2.2.1. Pengkajian...58
3.2.2.2. Evaluasi...60
Tabel 3.12. Evaluasi terhadap Dampak Bencana Alam Skala Besar dan Perubahan Batas Teritorial Negara/ Wilayah Daerah...60
Tabel 3.13. Evaluasi terhadap Perubahan Kesesuaian Struktur dan Pola Ruang
Akibat Bencana Alam Skala Besar ...61
Tabel 3.14. Evaluasi terhadap Perubahan Kesesuaian Struktur dan Pola Ruang Akibat Perubahan Batas Teritorial Negara/ Wilayah Daerah... 62
3.2.2.3. Penilaian...65
3.2.3. Perumusan Rekomendasi Tindak Lanjut...65
3.2.3.1. Rekomendasi Tidak Perlu Dilakukan Revisi terhadap RTRW... 65
3.2.3.2. Rekomendasi Perlunya Dilakukan Revisi terhadap RTRW ... 67
Gambar 3.2. Tata Cara Peninjauan Kembali RTRW yang Dilakukan Lebih dari 1 (Satu) dalam 5 (Lima) Tahun...68