• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN PKN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN PKN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM SETTING

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN

KOMPETENSI PENGETAHUAN PKN

KD. Diah Pramana D.S1, M. Putra2 , Nym Ganing3

1,2,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Email :diahpramanadewi@yahoo.com1, putramd3112@yahoo.co.id2,

nyomanganing@yahoo.co.id3

Abstrak

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn melalui penerapan pendekatan saintifik dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD SD Negeri 3 Sesetan tahun pelajaran 2015/2016.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Sesetan sebanyak 36 orang.Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes.instrumen pengumpulan data penguasaan kompetensi pengetahuan PKn yang digunakan adalah tes bentuk pilihan ganda biasa. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) nilai rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan PKn meningkat 20,3% dari 𝑋̅ = 66,7 pada siklus I menjadi 𝑋̅ = 87 pada siklus II, (2) ketuntasan klasikal penguasaan kompetensi pengetahuan meningkat 58,34% dari 30,55% pada siklus I menjadi 88,89% dari jumlah siswa 36 orang pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam setting pembelajaran kooperatif tipe Stad untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn siswa kelas IVB SD Negeri 3 Sesetan tahun pelajaran 2015/2016.

Kata Kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran stad, penguasaan kompetensi pengetahuan.

Abstract

The purpose of this research is (1) Improve the mastery competencies knowledge of PKn by scientific approach application in cooperative learning STAD type at SD Negeri 3 of Sesetan learning year 2015/2016. Subject of this research are the students of SD Negeri 3 of Sesetan grades IV with total sample 36 students. The method that used to collect the data of this research is Test Method. Data collecting instrument mastery competencies of PKn that used is standard multiple choice test. The data analyzed by using the analyze statistic descriptive method. The result of this research show that (1) the average score mastery competencies of PKn is increase 20,3% from X= 66.7 at first cycle become X= 87 at second cycle, (2) classical completeness mastery of competencies knowledge is increase 58.34% from 30.55% at first cycle become 88.89% from total number of 36 students at second cycle. According to the result of that research. The conclusion is the application of scientific approach in STAD cooperative learning setting type to improve mastery of competencies knowledge of PKn grade IVB student of SD Negeri 3 of Sesetan learning year 2015/2016.

(2)

2 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat aktif mengembangkan potensi dirinya. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya dimasa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana siswa tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki siswa apabila pengetahuan, kemampuan, intelektual, sikap dan kebiasaan, memberikan dasar untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, warganegara, dan anggota umat manusia.

Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran dipayungi oleh sebuah tema yang mengaitkan beberapa mata pelajaran. Kurikulum 2013 dilaksanakan melalui Pendekatan Saintifik untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Adapun tiga pandangan tentang kurikulum, yaitu secara konseptual, pedagogis, dan yuridis. Kurikulum dalam hal ini ialah sebagai pengatur pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.Dalam pelaksanaanya sangat diperlukan pendekatan untuk meningkatkan perkembangan karakteristik dari siswa. Sebagai langkah untuk dapat memberikan pendekatan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, maka pendidikan nasional menyusun kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik.

Penerapan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan seperti mengamati, menanya, menalar, mengasosiasikan dan

mengkomunikasikan atau

mendemontrasikan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru sangat diperlukan agar peserta didik dapat tanggap dan mudah mengerti di dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu kondisi pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan Saintifik diharapkan dapat mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. (Daryanto, 2014:51).

Menurut (Jayanti,2013:2) Pembelajaran ialah suatu peristiwa yang sengaja direncanakan agar dapat memudahkan individu dalam menempuh suatu proses pembelajaran. Pembelajaran juga memiliki arti yang sangat penting didalam penataan lingkungan sosial yang kondusif sehingga proses belajar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, karena pembelajaran bersifat rekayasa perilaku, maka proses pembelajaran terikat dengan tujuan. Di dalam proses pembelajaran akan melibatkan seluruh komponen yang saling mendukung untuk mencapai tujuan. Komponen-komponen yang membentuk kegiatan belajar seperti guru, media, sarana dan prasarana, kurikulum, evaluasi , lingkungan. Dalam jenjang sekolah dasar, siswa banyak diberikan mata pelajaran salah satunya adalah PKn (Pendidikan Kewarganegaraan).

Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas (2006:49), adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD RI 1945.

Pembelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu proses pembelajaran dalam rangka membentuk siswa agar dapat belajar dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandasan pada Pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Pembelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pada tingkat sekolah dasar pendidikan PKn memberikan

(3)

3 pelajaran pada siswa untuk memahami dan membiasakan dirinya dalam kehidupan di sekolah atau di luar sekolah, karena materi pendidikan PKn menekankan pada pengalaman dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang oleh pengetahuan dan pengertian sederhana sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan berikutnya. Permasalahan yang terjadi pada saat mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran masih jauh dari apa yang diharapkan,dan guru masih saja menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah dan mengharapkan siswa untuk duduk, diam, dengar, mencatat dan hafal pada saat mengejarkan mata pelajaran PKn.

Pembelajaran konvensional juga mengakibatkan media-media yang akan digunakan saat pembelajaran kurang menarik dan inovatif, yang mengakibatkan siswa menjadi kurang aktif, tidak adanya interaksi, terlalu monoton, dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Sehingga mengakibatkan, rendahnya penguasaan kompetensi pengetahuan PKn yang di alami siswa, itu disebabkan oleh pembelajaran PKn yang dilakukan guru kepada siswa hanya menentukan hasil akhirnya saja tetapi tidak memperhitungkan bagaimana proses dalam pembelajarannya. Padahal pada pembelajaran PKn perlu adanya perkembangan pola pikir yang dialami siswa dari proses yang dilakukan agar pembelajaran tersebut lebih efektif diberikan, bukan hanya sekedar memberikan penilaian secara tertulis saja. Dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa menyebabkan penguasaan kompetensi pengetahuan dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran PKn yang diperoleh siswa masih kurang dari apa yang kita harapkan, dikarenakan siswa tidak memiliki semangat dalam mengikuti pelajaran yang hanya menilai hasil akhir dalam pembelajarannya.

Penguasaan kompetensi pengetahuan khususnya pada mata pelajaran PKn memang harus dikembangkan, hal itu dikarenakan jika guru mampu mengembangkan proses pembelajarannya di dalam kelas, maka siswa akan timbul rasa percaya diri dalam

siswa tersebut. Sehingga dengan siswa percaya diri dalam mengikuti pembelajaran PKn, maka siswa akan mampu merubah tingkah lakunya. Hal tersebut membuat siswa akan lebih aktif, lebih interaktif, dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. Dari observasi awal penelitian yang dilakukan dilapangan, penulis memperoleh informasi dari guru mata pelajaran PKn bahwa selama ini dalam kegiatan pembelajaran PKn SDN 3 Sesetan khususnya pada kelas IVB siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang kurang aktif dan kurang bersemangat. Kadang kala pada proses belajar di dalam kelas, saat guru menjelaskan materi pembelajaran siswa kurang aktif dan masih bermain-main dan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran tidak ada media yang mendukung sehingga siswa kurang mengerti, disamping itu juga kurangnya guru dalam memberikan dorongan atau memotivasi siswa agar lebih giat mengikuti pembelajaran. Sehingga saat melaksanakan Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, dan Ulangan Akhir Semester siswa sering kali tidak mendapatkan hasil belajar yang diharapkan. Nilai persentase rata-rata hasil belajar siswa kelas IVB SDN 3 Sesetan tahun Ajaran 2015/2016 hanya 20 dari 36 siswa belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Sehingga dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai KKM mengakibatkan Kompetensi Pengetahuan dalam mata pembelajaran PKn akan jauh menurun.

Adapun permasalahan yang di dapat dari hasil observasi yang dilakukan di SD N 3 Sesetan, pada pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas memerlukan suatu solusi yang mampu mengaplikasikan kurikulum 2013 ke dalam proses pembelajaran yang disusun secara sistematis dan tidak monoton sehingga dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan siswa. Salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team

Achievement Division) dalam pendekatan

(4)

4 saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau merumuskan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan

Pembelajaran Cooperative Learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanyaterdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman, 2010:202). Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok. pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara peserta belajar itu sendiri. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan guru (multi way traffic communication).

Lima unsur dasar pembelajaran cooperative learning (Rusman 2010:204), yaitu : 1) ketergantungan yang positif, 2) pertanggungjawaban individual, 3) kemampuan bersosialisasi, 4) tatap muka, dan5) evaluasi proses kelompok.

Pembelajaran kooperatif akan baik digunakan apabila, 1) guru menekankan pentingnya usaha bersama disamping usaha secara individual, 2) guru menghendaki pemerataan pemerolehan hasil dalam belajar, 3) guru ingin menanamkan unsur sebaya atau belajar melalui teman sendiri, 4) guru menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif siswa, 5) guru menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan.

Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu: (Rusman, 2010 :206) 1) Pembelajaran secara tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara tim. Tim merupakan

tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran, 2) Didasarkan pada manajemen kooperatif, 3) Kemauan untuk bekerja sama, 4) Ketrampilan bekerja sama. STAD adalah proses pembelajaran berkelompok yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai ketrampilan yang diajarkan oleh gurunya, dengan pembelajaran berkelompok ini siswa akan menjadi lebih aktif dan proses pembelajaran akan menjadi menyenangkan.Menurut Isjoni (2012: 64), STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran yang paling baik untuk pemulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Disamping itu metode ini juga sangat mudah diadaptasi telah digunakan dalam matematika, sains, ilmu pengetahuan sosial, bahasa inggris, teknik, dan banyak subjek lainnya, dan pada tingkat sekolah menegah sampai perguruan tinggi.

Adapun Keunggulan pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu, 1) Meningkatkan hubungan antar individu, karena setiap siswa berpeluang sama untuk terlihat aktif, interaksi yang lebih banyak, saling membagi tanggung jawab dan saling mengisi. 2) Memberikan dukungan kepada interaksi siswa, karena akan tertanam sikap saling menghargai pendapat teman yang berbakat cerminan dari sikap ilmiah, meningkatkan ketekunan, ketabahan, dan keuletan dalam mengerjakan tugas-tugas. 3) Memupuk rasa percaya diri dan meningatkan aktualitas konsep diri masing-masing siswa. 4) Siswa menjadi senang (puas) dengan pengalaman belajar mereka. 5) Membantu siswa mengembangkan kemampuan berkomunikasi.

Pelaksanaan/ siklus aktivitas pembelajaran STAD adalah sebagai berikut yaitu (Isjoni,2012:64)

a. Siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan jenis kelamin dan sukunya.

(5)

5 c. Siswa-siswa didalam kelompok itu

memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut.

d. Semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut. Mereka tidak dapat membantu satu sama lain.

e. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang sebelumnya

Penerapan pendekatan saintifik dalam setting pembelajaran Kooperatif tipe STAD ini lebih menekankan kepada proses pembelajaran berkelompok yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa mudah dalam memahami pembelajaran.

Penelitian ini di dukung penelitian sebelumnya oleh Arisandi (2014) menyatakan bahwa penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada siswa kelas III SDN 2 Benoa. Selanjutnya, Wiryani (2013) menyatakan bahwa model kooperatif tipe stad dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada siswa kelas V SDN 8 Banjar. Berdasarkan uraian di atas, sangat menarik dilakukan kajian melalui penelitian agar penguasaan kompetensi pengetahuan PKn siswa meningkat. Penulis ingin mencoba menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam pendekatan saintifik. Dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam pendekatan saintifik diharapkan mampu mempermudah pengaplikasian kurikulum 2013 ke dalam kelas agar guru tidak bergantung kepada pembelajaran konvensional. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Setting Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan PKn Siswa Kelas IVB SD Negeri 3 Sesetan Tahun Pelajaran 2015/2016 ”.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Sesetan tahun pelajaran 2015/2016 pada siswa kelas IV. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IVB SD Negeri 3

Sesetan yang berjumlah 36 orang dengan jumlah perempuan 20 orang dan jumlah laki-laki 16 orang. Kelas IVB dipilih sebagai subjek penelitian karena kelas ini memiliki penguasaan kompetensi pengetahuan PKn yang masih rendah. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah penguasaan kompetensi pengetahuan PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Sesetan dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas.PTK adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas mellui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut.

Prosedur penelitian yang dilakukan pada siklus I adalah (1) Perencanaan, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merencanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran yang penerapan pendekatan saintifik dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD, antara lain, menentukan jadwal pelajaran yang disesuaikan dengan pelajaran yang ada di sekolah, menyiapkan materi pelajaran yang menyangkut Pendekatan Saintifik dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD, membuat instrumen pengumpulan data, menyusun lembaran tes hasil belajar siswa, menyiapkan lembar kerja siswa, membuat RPP, menyiapkan media yang relevan dengan materi yang akan diajarkan. (2) Pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru menyampaikan permasalahan dalam pembelajaran, siswa melakukan identifikasi masalah, siswa melakukan pembuktian untuk merumuskan benar tidaknya hipotesis, data-data yang sudah ada digunakan untuk dibuat kesimpulan, siswa melaporkan hasil kegiatannya dalam forum diskusi. (3) Perencanaan, dilakukan pada saat proses pelaksanaan tindakan berlangsung yaitu dengan menggunakan hasil test. (4) Refleksi, merupakan suatu renungan terhadap tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah

(6)

6 menganalisis proses tindakan yang telah dilaksanakan, baik kelemahan dan kelebihannya sehingga diperoleh kesimpulan tentang keberhasilan maupun kekurangan dari penerapan pendekatan saintifik dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil kesimpulan tersebut digunakan untuk dasar perbaikan pada tindakan berikutnya yang kemudian dilanjutkan dengan perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Pada siklus II kegiatan yang dilakukan pada prinsipnya sama dengan siklus I. Hanya saja pada siklus II tindakan yang dilakukan adalah berupa penyempurnaan dari siklus I. Prosedur penelitian atau pelaksanaan tindakan pada siklus II juga tidak berbeda dari siklus I, hanya saja terdapat beberapa perbaikan dalam beberapa pelaksanaan pembelajaran, tergantung hasil refleksi dari siklus I.

Pengumpulan data dari penelitian ini menggunakan metode tes.Data penguasaan kompetensi pengetahuan PKnsiswa di kumpulkan dengan menggunakan tes objektif pilihan ganda biasa

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan menghitung hasil presentase penguasaan kompetensi pengetahuan PKn. Indikator keberhasilan penelitian ditetapkan yaitu, rata-rata 80% dari keberhasilan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn siswa, maka dilakukan penskoran dan penentuan standar keberhasilan belajar.Sistem penilaian dalam penelitian ini berpedoman pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) muatan materi PKn .Sedangkan dilihat secara klasikal, dikatakan tuntas apabila lebih dari 80% dari jumlah siswa kelas IV SD N 3 Sesetan memperoleh nilai sesuai dengan KKM. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan 4 kali pertemuan yaitu 3 kali untuk pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes penguasaan kompetensi pengetahuan PKn. Data hasil belajar pengetahuan PKn diperoleh dari hasil dalam setiap pembelajaran.

Data hasil penguasaan kompetensi pengetahuan PKn siswa pada siklus I diperoleh melalui pemberian tes pada tes akhir siklus I. Tes penguasaan kompetensi pengetahuan dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun dengan jumlah soal sebanyak 30 butir yang berbentuk tes pilihan ganda biasa.

Hasil analisis mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan PKn pada siklus I, diperoleh M= 66,3; Me= 62,5; dan Mo= 57,06 sehingga Mo=57,06 < Me = 62,5 < M= 66,3 yang menunjukkan kurve juling positif yang berarti sebagian besar skor pada siklus I cenderung rendah.

Persentase nilai rata-rata pada siklus I yaitu 66,3% yang dikonversikan pada tabel kriteria persentase berada pada interval 65 – 79 dengan kriteria sedang. Ketuntasan klasikal pada siklus I diperoleh 30,55% dimana 11 siswa yang tuntas dari jumlah siswa yaitu 36 siswa.

Data hasil penguasaan kompetensi pengetahuan PKn siswa pada siklus II diperoleh melalui pemberian tes pada tes akhir siklus II.Tes penguasaan kompetensi pengetahuan dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun dengan jumlah soal sebanyak 30 butir yang berbentuk tes pilihan ganda biasa.

Hasil analisis mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan PKn pada siklus II, diperoleh M= 87; Me= 88; dan Mo= 88,3 sehingga Mo=88,3 > Me = 88 > M= 87 yang menunjukkan kurve juling negatif yang berarti sebagian besar skor pada siklus II cenderung tinggi. Persentase nilai rata-rata pada siklus II yaitu 87% yang dikonversikan pada tabel kriteria persentase berada pada interval 80 – 89 dengan kriteria aktif. Ketuntasan klasikal pada siklus II diperoleh 88,89% dimana 32 siswa yang tuntas dari jumlah siswa yaitu 36 siswa.

Dengan penerapan pendekatan saintifik dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn pada siswa kelas IV pada tema Cita-citaku.Adanya peningkatan yang terjadi dari

siklus I ke siklus II maka penelitian ini dihentikan.

(7)

7 Berdasarkan nilai rata-rata hasil analisis data penelitian tindakan kelas pada siklus I dan II, maka dapat dihitung peningkatan penguasaan kompetensi

pengetahuan PKn siswa kelas IV SD Negeri 3 Sesetan sebagai berikut.

Tabel 1. Tabel Data Peningkatan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Pkn dari Siklus I dan Siklus II

Variabel Siklus I Siklus II Peningkatan

Mean Penguasaaan Kompetensi

Pengetahuan PKn 66,7 87 20,3

Median Penguasaaan Kompetensi

Pengetahuan PKn 62,5 88 25,5

Modus Penguasaaan Kompetensi

Pengetahuan PKn 57,06 88,3 31,24

Persentase Penguasaan Kompetensi

Pengetahuan PKn 66,7% 87% 20,3%

Ketuntasan Klasikal 30,55% 88,89% 58,34%

Data peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn siswa dari pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat juga

dilihat dalam bentuk grafik seperti di bawah ini.

Grafik 1.Grafik Peningkatan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan PKn Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Sesetan

Pada siklus II nilai rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan PKn siswa meningkat. Persentase rata-rata Nilai rata-rata penguasaan kompetensi

pengetahuan PKn siswa meningkat 20,3 dari 66,7 pada siklus I menjadi 87 pada siklus II. Ketuntasan belajar muatan materi PKn secara klasikal meningkat 58,34% dari

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Siklus I Siklus II Penguasaan kompetensi pengetahuan PKn ketuntasan klasikal

(8)

8 30,55% pada siklus I menjadi 88,89% pada siklus II. Dengan demikian secara klasikal penguasaan kompetensi pengetahuan PKn siswa kelas IV sudah sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

PEMBAHASAN

Adanya peningkatan ini karena diterapkannya pendekatan saintifik dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga terjadi peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn secara efektif.

Penerapan pendekatan saintifik dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat belajar siswa yang berdampak pada meningkatnya penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe yang dikembangkan oleh Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2012:64). Menurut Isjoni (2012: 64), tipe STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran yang paling baik untuk pemulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.

Keunggulan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah dapat meningkatkan hubungan antar individu, memberikan dukungan kepada interaksi siswa, memupuk rasa percaya diri, meningkatkan aktualitas konsep diri masing-masing siswa, dan membantu siswa mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Sesuai dengan pemaparan tersebut, dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran yang nantinya berimbas pada peningkatan prestasi belajar siswa. Keberhasilan penelitian ini juga didukung hasil temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yunita Yani (2015) menyatakan bahwa penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe stad dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SD Gugus Letda Kajeng meningkat, selain itu

Kemala Nasrina (2015) menyatakan bahwa penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Stad dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi berprestasi pada siswa kelas IV Gugus III Tuban Kabupaten Badung.

Berdasarkan uraian tersebut dan peningkatan-peningkatan yang terjadi pada setiap siklus menunjukkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatka penguasaan kompetensi pengetahuan PKn pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Sesetan Tahun Pelajaran 2015/2016.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Sesetan tahun pelajaran 2015/2016. Nilaipersentase rata-rata (M%) penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa meningkat20,3% pada siklus I M% = 66,7% sedangkan pada siklus II M% = 87%. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal meningkat 58,34% pada siklus I =30,55% sedangkan pada siklus II = 88,89%.

Berdasarkan siumpulan yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini diajukan saran-saran sebagai berikut.Disarankan kepada siswa agar dapat meningkatkan pengalaman belajarnya dengan rasa percaya diri dan aktif dalam mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kepada guru agar dapat mengimplementasikan pendekatan saintifik dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan PKn siswa. Kepalasekolah hendaknya dapat mengimplementasikan pendekatan saintifik dalam setting kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Kepada peneliti lain supaya dapat mengembangkan pendekatan saintifik dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menyempurnakan

(9)

aspek-9 aspek yang belum terjangkau dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi Prof. Dr. 2009.

Penelitian Tindakan Kelas.

Yogyakarta: Bumi Aksara.

Agung, A.A. Gede. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha

Singaraja.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Yogyakarta: Gava Media Jakni, S.Pd .November 2014. Pendidikan

Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Alfabeta Bandung

Rusman , M.Pd . Dr 2010 . Model-Model Pembelajaran . Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

H.Isjoni , M.Si, Drs. 2012 . Cooperativ Learning . Bandung

Kosasih, 2014. Strategi dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : Yrama Widya

Susanto, 2013.Teori Belajar dan

Pembelajaran di Sekolah

Dasar.Jakarta :

Kencana Prenada Media Group

Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Konstruktivistik : Sebuah Pengembangan

Pembelajaran Berbasis CTL.

Jakarta: Prestasi Pustakarya

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model

Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arisandi,Ni Putu Desi. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD No.2 Benoa Tahun 2014/2015. Singaraja: Undiksha

Daryanto. 2014. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

___________. 2014. Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia No 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Depdikbud.

___________. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia No 104 Tahun 2014 tentang

Penilaian Hasil Belajar Oleh

Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Depdikbud.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran

Saintifik Untuk Implementasi

Kurikulum 2013. Jakarta. Bumi

Aksara.

___________. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia No 81 A

Pendekatan Pembelajaran

Saintifik.Jakarta : Depdikbud

Lasia, Ni Nyoman. 2013. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas III di SDN 12 Padangsambian Tahun 2013/2014. Singaraja : Undiksha Wulandari. Putu Ayu Junita.

2013.Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD Dengan Media Compact Disk (CD) Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

IPA Siswa Kelas VA SDN 1 Penatih Tahun

Ajaran 2013/2014. Singaraja :

Undiksha

Nasrani Kemala. 2015. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar IPS Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Pada Siswa Kelas VI Gugus III Tuban Kabupaten Badung. Singaraja : Undiksha

Gambar

Grafik 1.Grafik Peningkatan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan PKn Siswa Kelas IV   SD Negeri 3 Sesetan

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menghitung dan meminimumkan biaya material handling , membuat disain usulan layout baru berdasarkan systematic layout

Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Gustia (2016) dimana pemangkasan yang dilakukan saat tanaman mentimun mendekati umur 20 hari sangat efektif

[r]

Proses fermentasi dilakukan menggunakan isolat bakteri Bacillus sp.TG dengan memvariasikan jumlah sumber karbon minyak kelapa sawit dengan konsentrasi 0,1 g/100 mL, 0,5g/100

Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Pemohon memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan permohonan Permohonan Pembatalan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN PT BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA.. Noble House

Berkat penemuan dari para pakar teknologi, benda fisik yang lazim disebut pesawat radio ini bisa didengar melalui gelombang atau frekuensi SW (Short Wave), AM (Amplitudo

Metode yang dilakukan untuk melihat persentase kemampuan sabun ekstrak daun sirih dalam membunuh Candida albicans dengan lama kontak 1 menit, 2 menit, dan 5 menit..