• Tidak ada hasil yang ditemukan

Temu Teknis Fungsional non Peneliti 2000 Gambar 1. Peralatan opem untak pemas fistula Gambar 2. Penyuntikan proc ain (anastesi) didaerah legok lapar k

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Temu Teknis Fungsional non Peneliti 2000 Gambar 1. Peralatan opem untak pemas fistula Gambar 2. Penyuntikan proc ain (anastesi) didaerah legok lapar k"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK PEMASANGAN FISTULA RUMEN PADA

DOMBA

Suwandi dan LL PUstaka

Balai Penelitian Ternak, Po Box 221, Bogor

RINGKASAN

Fistula adalah pembuatan saluran yang menghubungkan organ atau rongga tubuh internal dengan organ internal lain atau permukaan tubuh, digunakan pada penelitian untuk mengetahui fimgsi biologis alat pencemaan dalam penelitian nutrisi, bertujuan untuk memudahkan pengambilan cairan rumen.

Pembedahan fistula rumen memerlukan pengetahuan tentang tata letak dan bentuk anatomis dari organ tsb, sehingga penting untuk menentukan lokasi operasi yang tepat dan aman. Pada pembedahan fistula rumen diharapkan hasilnya dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama serta aman, mudah dan praktis .

Kata kunci : Fistula, domba

Tenw Teknis Fungsional nonPenelitl 2000

PENDAHULUAN

Pengertian fistula secara harafiah adalah suatu saluran kecil yang abnormal, dapat terjadi karena kecelakaan atau abnormalitas kongenital . Saluran tersebut berawal dari rongga alarm seperti kelenjar mamae, bagian dalam kelenjar anal/ rektum ke permukaan yaitu antara dua organ internal atau dan organ internal ke permukaan tubuh (WEST, 1979). Fistula yang dibuat dengan sengaja dengan metoda pembedahan disebut fistulasi atau fistulalisasi (BLOOD, dkk 1988) dan diperlukan dalam penelitman atau untuk diagnostika dan terapetika .

Pembedahan untuk membuat fistula rumen memerlukan pengetahuan tentang tata letak dan bentuk anatomis dan organ tubuh tersebut. hal ini penting untuk menentukan lokasi operasi yang tepat dan aman. Tulisan ini bertujuan mengemukakan teknik pemasangan fistula pada domba serta untuk memndahkan pengambilan isi organ atau cairan rumen.

BAHAN DAN METODA

Bahan dan Obat-obatan

Yang

: Ternak Domba, antibiotika, rompun, ATS, Gusanex, kapas digunakan

savlon, injeksi procain, salf dan yodium Peralatan

Meja operasi, skalpel, tang arteri anatomis, tang arteri chirurgis, operasi gunting lurus, gunting bengkok, jarum, benang catgut/ benang katun, pinset chirurgis, pinset anatomis, sarong tangan karet, spuit 1 ml, 5 ml, dan 10 ml ., pencukur jenggot, tempat alat-alat operasi, klem besi, kanula/ karet fistula rumen dan obeng .

(2)

Gambar 1 . Peralatan opem untak pemas

fistula

Temu Teknis Fungsional non Peneliti 2000

(3)

Ten, Tekms Fungsiondnon Penehti2000

Cara Kerja •

Ternak percobaan dipuasakan selama 24 jam, setelah pemeriksaan status kondisi, hewan dibaringkan miring di atas meja bedah dengan posisi legok lapar

(flank)mengarah keatas, lokasi operasi dicukur, didesinfektan dengan yodium . •

Ternak disuntik dengan rompun 0 .1-0 .2 ml/ 20 kg berat badan/intra muscular.

Lokasi yang akan disayat diberi suntikan procain (anastesi lokal) dengan indikasi intra muscular, subcutan dan sekeliling dan tunggu 5-10 menit. (Gambar 2) .

Lebarnya penyayatan disesuaikan dengan diameter karet fistula rumen/ kanula . •

Pada waktu penyayatan hindari pembuluh darah setelah kulit tersayat tampak otot daging , dipisahkan secara tumpul, dikuak/ dibuim maka terlihat dinding rumen, setelah rumen terlihat, jepit dengan Alice forcep dan

tank

keluar lalu jepit pakai klem besi. (Gambar 3).

Kemudian dilakukan penjahitan bagian dalam dengan catgut, peatama daging dcngan rumen selanjutoya rumen dengan kulit luar.

Daerah yang sudah dioperasi (dijahit) diberi penisilin salep dan disemprvt Gusanex.

Disuntik dengan antibiotika selama 3 han berturut-tunt.

r

Gambar 3 . Penjepitan rumen dengan klem besi, penjahitan di sekeliling daerah operasi

Setelah perlakuan terakhir dengan suntikan penisilin maka pengobatan dengan salf dan gusanex tens dilakukan didaerah bekas operasi mai %xInya supaya

(4)

tidak dihinggapi lalat dan keadaannya tetap kering, 10-11 han setelah operasi rumen dan klem penjepit akan terlepas (Gambar 4), sehingga cairan rumen keluar dari daerah flank (legok lapar) . Selanjutnya kita pasang kanula/ karet fistula rumen yang telah disediakan sebelumnya. Pemasangan karet fistula hanis tepat clan jangan sampai longgar (Gambar 5), karena bila bocor keadaannya tidak anaerob lagi sehingga bisa mengaldbatkan mikroba yang berada didalam rumen kemmgkinan mati, digesti nunen terganggu akibatnya domba bisa mati .

Hal-hal lain yang penting dan perlu diperhatikan adalah semua prosedur operas, dilakukan seaseptis mungkin, karena dengan bekerja secara aseptis penyembuhan luka akan cepat terjadi .

Gambar 4 . Klem besi penjepit nunen lepas (setelah 10 -11 hari) Cairan nunen keluar.

Tenure Teknis Ftengsional non Peneltti 2000

HASIL DAN PEM 3AHASAN

Perlu kita ketahui dan berbagai penggunaan fistula dapat dilakukan pada befiagai organ tubuh, masing-masing organ tubuh mempunyai fungsi tersendin misalnya : Fistulasi nunen dan pemasangan kantong nilon pada ruminansia sebagai studi nutrisi, evaluasi dayacerna teriadap pakan (AURORA, 1989) fistulasi ruuren pacia sapi dan domba untuk riset pakan (deWAL1,, dkk 1983) fistulisasi rumen dan

(5)

Temu Teknis Fungsional non Peneliti 2000

abomasum pada ternak domba mempelajari metabolisme clan digesti domba (Weston . 1983) dan fistulisasi esofagus pada domba berguna untuk pengambilan sampel pakan yang dipilih oleh hewan yang merumput (DENNEY, 1981) .

Berdasarkan pengalaman kerja, pembuatan fistula yang biasa dilakukan di Balai Penelitian Ternak Ciawi hasilnya dapat dipakai dalam waktu cukup lama. Hal ini dapat diperlihatkan pada Tabel 1 .

Tabel 1 . Lama ketahanan ternak yang berfistula rumen di kandang percobaan Ciawi .

Sumber : Balimak Ciawi.

Data diatas tergantung dari bagaimana cara pemeliharaan dan perawatan pada ternaknya. Berhubung ternak yang difistula tersebut dipergunakan untuk berbagai kegiatan penelitian nutrisi, hal inilah yang berpengaruh sekali terhadap masa hidup

ternak percobaan tersebut.

Kemungkinan Kontaminasi

Kemungkinan kontaminasi bakteri/ infeksi bisa teijadi pada lubang fistula apabila operasi dilakukan tidak steril . Hal tersebut selama ini belum pernah terjadi di Balitnak Ciawi . Ditempat lain sudah sering dilaporkan adanya kasus temak terinfeksi oleh Clostridium tetani setelah operasi.

Kontaminasi bakteri bisa juga terjadi disebabkan oleh personel yang melakukan pengambilan cairan rumen atau pada pemasukkan kantong nilon, tidak hati-hati yang menyebabkan terkoyaknya lubang perut tersebut atau pada waktu penutupan tutup kanula tidak sempurna, sehingga terjadi kebocoran . cairan rumen keluar penit, cairan disekitar lubang yang tidak dibersihkan akan menimbulkan infeksi karena dihinggapi oleh lalat yang bertelur dan timbulnya belatung dan terjadi infeksi . Masalah pada pemasangan fistula rumen

Salah satu masalah pemasangan fistula rumen karena tidak sesuainya antara lingkaran atau lubang hasil penyayatan (operasi) yang dibuat dengan karet fistula yang akan dipasang didaerah legok lapar, lubang bisa lebih besar atau lebih kecil, kemungkinan ini bisa disebabkan adanya infeksi pasca bedah, namun dengan perawatan luka yang seaseptis mungkin hal diatas bisa diminimalkan, meskipun bila infeksi terjadi dan ternyata lubang menjadi lebih besar atau kecil hal tersebut bisa

197 No . Jenis Ternak Lama (tahun)

1 . Kambing Kacang 1-2 2 . Kerbau Lokal 6-8

3 . Sapi PO 4

(6)

DAFTAR BACAAN

AURORA, S .P . 1989 . Pencernaan dalam Abomasum . Usus halus dan usus besar . Pencernaan Mikroba pada Ruminansia . Gajah Mada University Press, pp. 59-65 .

Temu Teknis Fungsional non Peneliti 2000

ditanggulangi dengan menyesuaikan diameter lubang kanula (karet fistula) dengan lubang perut .

KESIMPULAN

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan pembedahan fistula rumen yang baik dan perawatan yang baik setelah pasca fistula, hasilnya diharapkan dapat dipakai dalam waktu yang cukup lama, aman, mudah dan praktis.

BLOOD D .C, . STUDDERT, V . P . 1988 . Baillere's Comprehensive Veterinary Dictionary ., 1't ed . Baillere . Tindall London.

DENNEY, G .D . 1981 . Technical Notes: A Modification of an Esophageal Fistula Flug that Allows Low Maintenance of Free Ranging Sheep and Goat. J . of Rang Manage . 34 : 2 .

deWAAL H .O, ENGELS E .A.N ., BIEL L .C . 1983 . A . Note on the insertion of rumen Cannulae in Pregnant Ewes . South African Tydskr Veek . 13 : 4 .

WEST, G . P . 1979. Blacks 1'eterinarv Dictionary . 12th ed A & C Black London .

WESTON R .H. 1983 . The Effect of Mild Exposure on Various Aspects of Digestion and Metabolism in Rounage fed Sheep. Proc. Nutr . Soc . Aust. 8 : --- .

Referensi

Dokumen terkait

(1) Ajaran ‘Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah; Syarak Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru’ – disingkat sebagai ABS - SBK – adalah

Hasil percobaan yang didapat untuk sirkuit 1 dan sirkuit 2 tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa semakin besar nilai Q (debit) maka semakin besar pula

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu pengadukan bahan dengan bahan dasar serbuk SMC batok kelapa yang disintesis dengan metode LSE terhadap hasil

Alasan kasasi yang diajukan Terdakwa dalam perkara kecelakaan lalu lintas yang diputus oleh Mahkamah Agung dengan Nomor Putusan 47 K/Pid/2014 tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

Lintasan terpendek adalah lintasan minimum yang diperlukan untuk mencapai suatu tempat dari tempat tertentu. Lintasan minimum yang dimaksud dapat dicari dengan menggunakan graf.

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ada tiga spesies lalat buah yang tertarik pada atraktan petrogenol maupun atraktan minyak atsiri buah pala yaitu Bactrocera carambolae,

Secara ringkas dapat dikatakan tujuan studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang