TINJAUAN SPIONASE SEBAGAI ALAT UNTUK MENDUKUNG
TINJAUAN SPIONASE SEBAGAI ALAT UNTUK MENDUKUNG
KEAMANAN DAN KERJASAMA ANTARNEGARA DALAM
KEAMANAN DAN KERJASAMA ANTARNEGARA DALAM
MEMBERANTAS KEJAHATAN TRANSNASIONAL
MEMBERANTAS KEJAHATAN TRANSNASIONAL
Stephanie Rebecca Magdalena R P!"ba# Hadi Rah$at P!"na$a# SH#LLM
Stephanie Rebecca Magdalena R P!"ba# Hadi Rah$at P!"na$a# SH#LLM
Fakultas Hukum, Program Pascasarjana Ilmu Hukum, Universitas Indonesia
Fakultas Hukum, Program Pascasarjana Ilmu Hukum, Universitas Indonesia Email:
Email: purpleholixx@gmail.com purpleholixx@gmail.com
Ab%t"a&
Ab%t"a& Huku
Hukum m intenintenasionasional al tidak mengatur sejauh mana tidak mengatur sejauh mana batasbatasan an normnorma a terhaterhadap dap kegiakegiatan tan intelintelijen yangijen yang dapat dilakukan dalam hubungan antar negara. Tidak adanya pengaturan spionase di masa damai dalam hukum dapat dilakukan dalam hubungan antar negara. Tidak adanya pengaturan spionase di masa damai dalam hukum inter
internasinasional, onal, dimakdimaksudkasudkan n untuk untuk menjmenjaga aga stabistabilitas litas politpolitik ik dan dan kerjakerjasama sama dalam hubungan dalam hubungan antarantarnegarnegara.a. Spionase merupakan kebutuhan bagi pertahanan negara untuk membela diri dari bahaya sekecil apapun yang Spionase merupakan kebutuhan bagi pertahanan negara untuk membela diri dari bahaya sekecil apapun yang mungkin datang. Penelitian ini menyarankan agar Pemerintah Indonesia memperkuat kemampuan intelijennya mungkin datang. Penelitian ini menyarankan agar Pemerintah Indonesia memperkuat kemampuan intelijennya untuk mendukung negara dalam setiap
untuk mendukung negara dalam setiap kerjasama internasional dan pemberantasan kejahatan transnasional.,kerjasama internasional dan pemberantasan kejahatan transnasional., ata unci! Spionase, Perdamaian dan
ata unci! Spionase, Perdamaian dan eamanan, erjasamaeamanan, erjasama, ejahatan Transnasional., ejahatan Transnasional.
Ab%t"act
Ab%t"act International law does
International law does not regulate the norm limit not regulate the norm limit the extent to the extent to which intelligence activities to which intelligence activities to do indo in the relations between states. This lack of regulation of espionage in peacetime international law, intended to the relations between states. This lack of regulation of espionage in peacetime international law, intended to maintain political stability and cooperation in
maintain political stability and cooperation in the relations between states. Espionage is a necessity for national the relations between states. Espionage is a necessity for national defense to defend themselves from the slightest danger that might come up. This study recommends that the defense to defend themselves from the slightest danger that might come up. This study recommends that the overnment of Indonesia to strengthen its intelligence capabilities to support the country in any international overnment of Indonesia to strengthen its intelligence capabilities to support the country in any international cooperation and combating transnational crime.
cooperation and combating transnational crime.
!eyword
!eywords: Espionage, "eace and #ecurs: Espionage, "eace and #ecurity, $oopeity, $ooperation, Transration, Transnational $rime.national $rime.
Pendah!l!an
Pendah!l!an
"enempatkan praktik spionase di dalam kerangka hukum internasional bukanlah hal
"enempatkan praktik spionase di dalam kerangka hukum internasional bukanlah hal
yang mudah. #alam praktiknya, banyak negara yang menyimpulkan bah$a spionase harus
yang mudah. #alam praktiknya, banyak negara yang menyimpulkan bah$a spionase harus
diyakini sebagai suatu hal yang lumrah
diyakini sebagai suatu hal yang lumrah dilakukan. Sehingga banyak negara yang salingdilakukan. Sehingga banyak negara yang saling
memata%matai satu sama lain. Sementara di sisi lain banyak pula yang beranggapan bah$a
memata%matai satu sama lain. Sementara di sisi lain banyak pula yang beranggapan bah$a
pengiriman
pengiriman mata%mata mata%mata ke ke dalam dalam teritorial teritorial negara negara lain lain merupakan merupakan pelanggaran pelanggaran hukumhukum
terhadap integritas kedaulatan dan teritorial negara tersebut. &leh karena itu praktik spionase
ma
masisih h memenjnjadadi i kekeamambibiguguan an dadalalam m huhukukum m ininteternrnasasioionanal l teterkrkaiait t dedengngan an keketitiadadaaaaanan
pengaturannya dalam prinsip hukum
pengaturannya dalam prinsip hukum internasionalinternasional..''
Peperangan secara (isik bukan lagi menjadi perang di dunia modern, melainkan
Peperangan secara (isik bukan lagi menjadi perang di dunia modern, melainkan
sebuah perang in(ormasi. Spionase saat ini mengalami perkembangan (ungsi selain sebagai
sebuah perang in(ormasi. Spionase saat ini mengalami perkembangan (ungsi selain sebagai
alat
alat perpertahtahanaanan n dan dan keakeamanmanan an negnegara, ara, jugjuga a berber(un(ungsi gsi sebsebagaagai i alaalat t yanyang g memmemungungkinkinkankan
tertibnya keamanan internasional. )ukup banyak negara%negara yang memiliki kesamaan
tertibnya keamanan internasional. )ukup banyak negara%negara yang memiliki kesamaan
kepentingan dan tujuan nasional bergabung dalam suatu kerjasama keamanan internasional,
kepentingan dan tujuan nasional bergabung dalam suatu kerjasama keamanan internasional,
se
sepepertrtii the the EurEuropeopean an %nio%nion&s n&s 'api'apid d 'eac'eaction tion (or(orcece *++F yang dilatarbelakangi oleh *++F yang dilatarbelakangi oleh
kesada
kesadaran ran dan dan -peng-penglihatanlihatan negara%neg negara%negara ara angganggota ota Uni Uni /rop/ropa a akan akan pentinpentingnya keamanangnya keamanan
bersama.
bersama.
Selain ber(ungsi menjaga keamanan internasional, spionase dapat digunakan juga
Selain ber(ungsi menjaga keamanan internasional, spionase dapat digunakan juga
se
sebabagagai i (a(asisililitatas s ununtutuk k mme$e$ujujududkakan n dadan n mmenendudukukung ng kekebeberlrlanangsgsunungagan n kekerjrjasasamamaa
internasional. 0anyak kerjasama internasional yang berlangsung karena dia$ali dari rasa
internasional. 0anyak kerjasama internasional yang berlangsung karena dia$ali dari rasa
aman dan percaya diantara negara pihak dalam tahapan negosiasi karena spionase hadir
aman dan percaya diantara negara pihak dalam tahapan negosiasi karena spionase hadir
seb
sebagai agai (as(asilitilitas as negnegara ara untuntuk uk memmembacbaca a kebkebijaijakan kan negnegara ara lailainnynnya. a. SepSeperti erti dibdibententuknuknyaya
"rolifera
"roliferation #ecurity Initiativetion #ecurity Initiative *PSI, yaitu suatu upaya bersama dari beberapa negara untuk *PSI, yaitu suatu upaya bersama dari beberapa negara untuk
meningkatkan kerjasama internasional, dalam menghentikan pengiriman senjata pemusnah
meningkatkan kerjasama internasional, dalam menghentikan pengiriman senjata pemusnah
masal *
masal *weapons of mass weapons of mass destructiondestruction *1"# *1"#22
Pada umumnya spionase hanya dipergunakan untuk melindungi kepentingan negara
Pada umumnya spionase hanya dipergunakan untuk melindungi kepentingan negara
ma
masisingng%m%masiasing ng yayang ng beberdrdamampapak k memerurugigikakan n nenegagara ra yayang ng memenjnjadadi i tatargrget et sasasarsaranannynya.a.
"eskipun demikian, terdapat (ungsi%(ungsi positi( lain dari kegiatan spionase yang tidak
"eskipun demikian, terdapat (ungsi%(ungsi positi( lain dari kegiatan spionase yang tidak
hanya berguna bagi kepentingan individual negara, namun juga bertujuan untuk menciptakan
hanya berguna bagi kepentingan individual negara, namun juga bertujuan untuk menciptakan
keamanan internasional dan mendukung berjalannya kerjasama internasional. Seperti saat
keamanan internasional dan mendukung berjalannya kerjasama internasional. Seperti saat
3merika Serikat mengumumkan pada dunia bah$a orea Utara memiliki program rahasia
3merika Serikat mengumumkan pada dunia bah$a orea Utara memiliki program rahasia
untuk memperkaya uranium untuk senjata nuklir, padahal dalam masa itu, orea Utara turut
untuk memperkaya uranium untuk senjata nuklir, padahal dalam masa itu, orea Utara turut
serta dalam kerjasama
serta dalam kerjasama )on*pr )on*proliferation oliferation )uclear Tre)uclear Treatyaty *4PT, yang mengharuskan negara *4PT, yang mengharuskan negara
1
1 +adsan, +adsan, 3. 3. 5ohn.5ohn.The %nresolved E+uation of Espionage and International awThe %nresolved E+uation of Espionage and International aw. 2667. page. '. Tipologi. 2667. page. '. Tipologi
pandangan
pandangan mengenai mengenai keabsahan keabsahan spionase spionase dalam dalam hukum hukum internasional internasional 88The The litliteraeraturture e thathat t doedoes s exiexist st onon peacetime espionage
peacetime espionage can can be be split split into into three groups. -ne three groups. -ne group suggests group suggests peacetime espionage peacetime espionage is is legal legal or or not not illegal/ under international law. 0nother group suggests peacetime espionage is illegal under international illegal/ under international law. 0nother group suggests peacetime espionage is illegal under international law.12 0 third group, straddled between the other two, maintains that peacetime espionage is neither legal nor law.12 0 third group, straddled between the other two, maintains that peacetime espionage is neither legal nor illegal3
illegal3
2
2 )h)hririststopopheher r #. 0ak#. 0akerer ToToleranlerance ce of of InterInternationnational al EspiEspionage: onage: 0 0 (unc(unctional tional 0ppr0pproachoach. . 3m3mericericanan
University Internationa
pemilik senjata non%nuklir untuk menghentikan pengembangan dan akuisisi senjata nuklir.<
Pembahasan mengenai kegiatan intelijen dan spionase yang telah sejak lama dipraktekan dalam hubungan internsional menjadi menarik, ketika tidak ada pembatasan hukum internasional yang mengaturnya namun sejak lama menjadi nilai yang hidup di masyarakat internasional.
Tin'a!an Te("iti%
0erdasarkan latar belakang yang telah dibuat, maka terdapat beberapa teori yang relevan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu!
a Te("i Keda!latan Te"it("ial
edaulatan teritorial berkaitan dengan ke$enangan eksklusi( suatu negara terhadap $ilayahnya. edaulatan teritorial ini si(atnya tidaklah mutlak. 3da pembatasan%pembatasan yang melekat menurut hukum internasional, antara lain!
*' Suatu negara tidak dapat melaksanakan yurisdiksi eksklusi(nya -keluar dari $ilayahnya yang dapat mengganggu kedaulatan $ilayah negara lain=>
*2 Suatu negara yang memiliki kedaulatan teritorial juga memiliki ke$ajiban untuk menghormati kedaulatan teritorial negara lain. 0egitu pun sebaliknya.
Tunduknya suatu negara yang berdaulat atau tunduknya paham kedaulatan kepada kebutuhan pergaulan masyarakat internasional demikian merupakan syarat mutlak bagi terciptanya suatu masyarakat internasional yang teratur. "engingat bah$a kehidupan suatu masyarakat internasional yang teratur hanya mungkin dengan adanya hukum internasional.; Teori kedaulatan teritorial memiliki relevansi yang kuat
dalam penelitian ini mengingat bah$a praktik spionase merupakan pelanggaran
3 #aryl imball. $hronology of %.#.*)orth !orean )uclear and 4issile 5iplomacy. #apat dilihat https!??$$$.armscontrol.org?(actsheets?dprkchron, diakses <6 5uni 26'>.
4@reen, 4.3. "aryan. International aw of "eace 6nd ed . 9ondon! "ac#onald and /vans. ':A2. page. 2'2,
dikutip dari 3dol(, Huala. 3spek%3spek 4egara dalam Hukum Internasional. 0andung! eni "edia. 26''. hlm. '''.
terhadap kedaulatan teritorial yang dimiliki oleh suatu negara. Teori ini juga diperlukan sebagai dasar suatu negara untuk tidak mengintervensi secara diam%diam kebijakan dalam negeri suatu negara.
b Te("i Kepentingan Na%i(nal ) National Interest *
epentingan 4asional adalah tujuan%tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan kebutuhan bangsa? negara atau sehubungan dengan hal yang dicita%citakan. #alam hal ini kepentingan nasional yang relati( tetap dan sama diantara semua negara?bangsa adalah keamanan *mencakup kelangsungan hidup rakyatnya dan kebutuhan $ilayah serta kesejahteraan. edua hal pokok ini yaitu keamanan * security dari kesejahteraan * prosperity. epentingan nasional diidentikkan dengan dengan 8tujuan nasionalB. )ontohnya kepentingan pembangunan ekonomi, kepentingan pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia *S#" atau kepentingan mengundang investasi asing untuk mempercepat laju industrialisasi.C
Teori ini diperlukan sebagai alasan mengapa banyak negara maju dibidang teknologi berlomba%lomba menguasai negara lain dengan cara mendapatkan in(ormasi secara
legal maupun ilegal *spionase untuk memenuhi kepentingan nasionalnya.
c H!&!$ Kebia%aan Inte"na%i(nal+ P"in%ip Ke%eta"aan# Ke$e"de&aan# Good- Neighbourliness dan N(n,Inte"-en%i di .a&t! da$ai
#oktrin Persamaan #erajat 4egara%4egara * 5octrine of the E+uality of #tates di kembangkan sejak pemulaan sejarah Hukum Internasional, ternyata doktrin tersebut masih bertahan hingga sekarang dengan mendapat tambahan penekanan dengan menamakannya sebagai prinsip persamaan edaulatan 4egara dalam 5eclaration -n "rinciples -f International aw $oncerning 0nd $o*-peration 0mong #tates In 0ccordance 7ith The %nited )ations $harter yang di keluarkan "ajelis Umum P00 pada tahun ':76. Prinsip kemerdekaan juga memberikan ke$enangan negara untuk melaksanakan kehendaknya sendiri secara penuh * self* reliance, termasuk terlihat oleh sikap patuh atas ke$ajiban%ke$ajiban internasional, juga mampu mencegah masuknya intervensi asing dalam pelaksanaan kedaulatan.
#emikian pula dalam hukum internasional di kenal adanya prinsip hidup berdampingan secara damai * "eaceful $o*Existence. Terdapat lima prinsip hidup
6 +udy, T. Study Strategis dalam trans(ormasi sistem Internasional Pasca Perang #ingin. 0andung! +e(ika 3ditama. 2662. hlm. 7:.
berdampingan secara damai yaitu saling menghormati kedaulatan teritorial masing% masing, saling tidak melakukan agresi * )on 0ggression, saling tidak mencampuri urusan dalam 4egeri masing%masing 4egara * )on Intervention. Hidup berdampingan secara damai, persamaan kedudukan dan kedaulatan.
#emikian halnya dengan prinsip non%intervensi di $aktu damai. Prinsip ini secara mendasar tersirat dalam 0rticle 6 onvensi "ontevideo Tahun ':<< yang berbunyi sebagai berikut! 8The federal state shall continue a sole person in the eyes
of international law.B 7 #engan kata lain, apabila suatu negara ingin dihormati oleh
negara lain, hendaknya negara tersebut berbuat hal yang serupa kepada negara lainnya. Prinsip%prinsip tersebut penting untuk digunakan dalam penelitian ini. Sebab, prinsip%prinsip tersebut menggambarkan bagaimana seyogyanya pelaksanaan hak dan
ke$ajiban di dalam hubungan antar negara. Met(de Penelitian
5enis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian hukum normati(. Penelitian hukum normati( adalah penelitian hukum yang berdasarkan kaidah atau norma dalam peraturan perundang%undangan.A Sejalan dengan tujuan dan man(aat penelitian ini,
jenis pendekatan yang digunakan antara lain! pendekatan perundang%undangan *the statute approach, pendekatan historis, dan pendekatan konseptual. &leh karena penelitian ini merupakan penelitian hukum normati(, maka sumber datanya adalah berupa bahan%bahan hukum, baik bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier. Pokok penggunaan bahan hukum dalam penelitian ini adalah bahan hukum primer, antara lain! %nited )ations $harter, onvensi #en Haag ':67, onvensi "ontevideo ':<<, onvensi 1ina ':C', onvensi 1ina ':C:, %nited )ations $onvention on Transnational -rgani8ed $rime 2666, #ingle $onvention on )arcotic 5rugs, $onvention on "sychotropic #ubstances 191 , $onvention against the Illicit Traffic in )arcotic 5rugs and "sychotropic #ubstances ':AA, dan UU 4o. '7 Tahun 26'' tentang Intelijen 4egara.
7 Ibid . hlm. ''C.
83miruddin dan Dainal 3sikin. Pengantar "etode Penelitian Hukum, 5akarta! +aja$ali Press. 266<.
Pengumpulan bahan hukum? data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara teknik studi dokumen. Studi dokumen dilakukan atas bahan%bahan hukum yang relevan dengan permasalahan penelitian. Studi dokumen diperlukan bagi penelitian ini untuk menganalisa masalah pokok mengenai politik spionase yang seringkali dipergunakan negara% negarahigh technology dalam hubungan antar negara. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik deskripti(, teknik interpretasi, teknik evaluasi, teknik argumentasi.
Ha%il Penelitian dan Pe$baha%an
Spionase *pengintaian, memata%matai dari bahasa Perancis! espionnage adalah serangkaian proses yang melibatkan sumber daya manusia *agen atau sarana teknis untuk mendapatkan in(ormasi yang biasanya tidak tersedia secara publik. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan in(ormasi yang dapat mempengaruhi pembuat keputusan dan pembentuk opini untuk menguntungkan kepentingan nasionalnya. Spionase biasanya dianggap sebagai bagian dari upaya institusional *misal, pemerintahan atau badan intelijen. :
Istilah spionase pada mulanya dianggap sebagai suatu keadaan memata%matai musuh potensial atau aktual, terutama untuk tujuan militer dan pertahanan.'6 Spionase adalah bagian
dari kegiatan intelijen, yang juga berkaitan dengan analisis laporan diplomatik, surat kabar, majalah, publikasi teknis, statistik komersial, dan siaran radio dan televisi. #alam beberapa tahun terakhir, aktivitas spionase telah sangat dibantu oleh kemajuan teknologi, khususnya di bidang intersepsi sinyal radio dan ketinggian tinggi (otogra(i. Spionase merupakan kejahatan
menurut kode hukum dari banyak negara.'' 4amun tidak ada pelarangan spionase di dalam
hukum internasional.
9 7hat is Espionage; 9ihat dalam https!??$$$.mi;.gov.uk?home?the%threats?espionage?$hat%is%
espionage.html, diakses 2; "ei 26'>
10 5enis dan tujuan spionase sangatlah kompleks. #e$asa ini tujuan dari spionase tidaklah hanya kebijakan
negara, namun kini telah berkembang yaitu untuk memata%matai perusahaan, yang dikenal sebagai spionase industrial.
11 0erbagai kodi(ikasi hukum mengenai Spionase dan 3nti%spionase dibentuk oleh berbagai negara, 9ihat! Espionage 0ct':'7of %nited #tates (ederal aw, -fficial #ecrets 0ct':A: of %nited
!ingdom,$riminal $ode 0mendment Espionage and 'elated 4atters/ 0ct 2662 of 0ustralia,The
-fficial #ecrets 0ct ':2< of India# Undang%Undang +epublik Indonesia 4o. '7 Tahun 26'' tentang
Pengetahuan dan in(ormasi adalah kekuatan. Sejak ribuan tahun yang lalu hal ini telah dikemukakan oleh banyak pendapat seperti autilya dan Sun TEu,'2 yang berpendapat
bah$a in(ormasi dan pengetahuan merupakan senjata yang paling penting dalam melaksanakan urusan negara. #alam bidang pertahanan dan militer, pengetahuan tentang musuh, kemampuan perang musuh, keterbatasan dan intensi mereka sangat penting untuk melemahkan atau mengeksploitasi kekuatan mereka. 3ksi spionase memang bukanlah hal yang baru dalam dunia intelijen. Hampir semua negara, bahkan organisasi s$asta dan bisnis pun memilikinya. #ikenal pula organisasi intelijen kuat di tingkat dunia seperti )I3 *US3,
@0 *+usia, "I%C *Inggris, dan "ossad *Israel.'<
Spionase di masa perang adalah legal di dalam hukum internasional. Tindakan ini dianggap sebagai salah satu dari seni 8mempertahankan diriB dalam perang. #alam kon(lik militer, spionase dianggap diperbolehkan karena banyak negara mengakui bah$a dengan adanya spionase, suatu misi lebih mudah dan sukses dijalankan. Hal ini diatur secara legal dalam hukum humaniter internasional, khususnya yang tercantum dalam Pasal 2> dalam onvensi #en Haag I * 'egulations 'especting the aws and $ustoms of 7ar on and menegaskan bah$a<=r>uses of war and the employment of measures necessary for obtaining information about the enemy and the country are considered permissible3 . Para tentara atau agen spionase memakai penyamaran untuk menyembunyikan identitas mereka yang sebenarnya dari musuh, untuk menembus garis musuh dan mengumpulkan data intelijen. 4amun, jika penyamaran mereka tertangkap di belakang garis musuh, mereka tidak berhak
untuk mendapatkan status ta$anan perang dan tunduk pada penuntutan dan penghukuman *termasuk eksekusi.
Setelah berakhirnya perang dunia, kondisi masyarakat internasional mulai beranjak kondusi( hingga dapat dikatakan $aktu yang damai * peace time. 4amun, keberadaan praktik pengintaian atau spionase tetap ada bahkan semakin nyata di $aktu yang damai. 0aik selama perang, maupun selama era perdamaian, negara tetap memata%matai satu sama lain.
12 Sun, TEu, The 0rt of 7ar, terjemahan Samuel 0. @ri((ith, 9ondon! &G(ord University Press, ':7', dan autilya 0rtharasta, terjemahan 9.4. +angarajan, 4e$ #elhi! Penguin 0ooks, '::2, memberi perhatian besar pada (ungsi intelijen perang. Sun TEu cenderung memberi perhatian lebih banyak pada dinas intelijen, sedangkan autilya pada bagaimana operasi intelijen harus dilakukan. In(ormasi
tersebut harus diperoleh dari sumber yang benar%benar mengetahui situasi musuh *chapter '<!
Employment of #ecret 0gents.
13 Soetopo, F.. Top #ecret! #inamika Intelijen #unia! "embongkar &perasi +ahasia )I3, @0, "I%C,
Tidak pernah ada perang tanpa mata%mata, dan tidak pernah terjadi perdamaian di mana mata%mata tidak terlibat dalam persiapan untuk perang lain di masa depan.'> Tidak adanya
pengaturan spionase di masa damai dalam hukum internasional, dimaksudkan untuk menjaga stabilitas politik dan kerjasama dalam hubungan antarnegara. Tindakan masa perang atau damai spionase tidak diatur dalam hukum internasional positi(. Tidak ada hukum, perjanjian, norma, atau kebiasaan, yang dapat mendikte apa yang bisa dan apa yang tidak bisa dimata% matai. "enurut "ichael app, penangkapan mata%mata diatur oleh hukum domestik dari negara sasaran dan juga diatur oleh norma%norma kebiasaan. 9ima norma kebiasaan dari penangkapan mata%mata selama masa damai didasarkan pada! ';
1/ Location is Paramount : #pying in international areas does not violate international law. Infringing upon state?s territory violates both domestic and international laws and, as such, a spy is subect to the usual domestic conse+uences. The response to overflights or other technological invasions of territory are determined by the ability of the target state to take definitive action to defeat such remote intrusionsA
6/ The Lack of Enforcement of International Law: Espionage during peacetime, regardless if performed by the uniform military or a civilian
agency, is expressly prohibited by well*established international law, but still occurs without substantial or permanent punishment to the spying stateA
B/ The Forfeiture of Technology: 0ny e+uipment apprehended in the course of capturing a spy is fair game to permanent sei8ure, close inspection and reverse engineeringA
C/ The Fate of Sies is !irectly Linked to the "mount of #edia "ttention : 7hen the espionage has been exposed to widespread public knowledge, the spying nation should expect the return of its prisoners after a decent interval for propaganda, including possible show trials. This release will occur in
conunction admitted or not/ with a prisoner exchange or for the final propaganda value of making a DhumanitarianD gesture of release, usually with
an apology or acknowledgment that does not necessarily have to be truly heartfelt or sincere by the spying state andor the spies themselves. This <apology3 still provides the target state the ability to assert, particularly for domestic or other friendly audiences, that it was the victimA
*; The Fate of "nonymous Sies: 7hen a failed espionage mission has not been exposed to the public, usually in less*free societies, foreign spies may be captured and held in prison for decades or simply be executed, possibly under color of domestic law, depending on applicable domestic laws andor customs .
14 "ichael app. #pying for "eace: Explaining the 0bsence of the (ormal 'egulation of "eacetime
Espionage. The University o( )hicago. 2667. Page.'
elima norma kebiasaan tersebut membantu negara, dalam menyelesaikan kon(lik dengan mata%mata yang ditangkap selama masa damai. Hal ini penting untuk dicatat, bagaimanapun, bah$a pengaturan spionase baik di masa perang dan masa damai terbatas hanya kepada bagaimana negara akan memperlakukan mata%mata yang ditangkap. Tidak ada regulasi baik masa perang atau damai spionase berkaitan dengan apa yang dapat dimata%matai maupun tidak.'C 4amun hal tersebut belum menjelaskan mengapa tidak di(ormalkannya
peraturan spionase di masa damai. "eskipun negara%negara memprotes keras ketika mereka dimata%matai, tidak ada satu pun negara memiliki keberanian atau dorongan yang serius untuk meregulasi (ormal spionase di masa damai, seperti melarang atau membatasi spionase.
eberadaan spionase adalah penting dalam memenuhi kepentingan nasional suatu negara. epentingan nasional adalah tujuan%tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan kebutuhan bangsa? negara atau sehubungan dengan hal yang dicita%citakan. #alam hal ini kepentingan nasional yang relati( tetap dan sama diantara semua negara?bangsa adalah keamanan *mencakup kelangsungan hidup rakyatnya dan kebutuhan $ilayah.'7 &leh karena
itu, tentu dibutuhkan kelengkapan alat pertahanan yang baik *termasuk intelijen untuk me$ujudkan keamanan yang kondusi(. 0ilamana spionase diatur dan dilarang dilakukan, justru akan menimbulkan kecurigaan dan dilema keamanan diantara negara%negara. Sebab,
keamanan bersama muncul dari rasa -aman di masing%masing negara.
Spionase mungkin berasal dari legitimasi normati(, sebagai perpanjangan dari hak negara untuk membela diri * self*defense. 0eberapa doktrin hukum internasional mengenai konsep pertahanan diri diartikan dengan luas, yaitu segala metode yang memungkinkan serangan pre%empti( dalam keadaan terbatas untuk melindungi keamanan nasional. #alam pandangan yang luas ini, spionase dianggap sebagai kebutuhan dan hukum teknis yang digunakan untuk menjaga batas suatu negara.'A #i bidang militer, kegunaan spionase tidak
terbatas hanya menjaga keutuhan dan keamanan negara, namun juga dalam menjaga
16 Ibid , hlm. C.
17 9ihat teori kepentingan nasional *national interest hlm. '6
18 uincy 1right. Espionage and the 5octrine of )on Intervention, dalam kutipan jurnal )hristopher #.
0aker Tolerance of International Espionage: 0 (unctional 0pproach. 3merican University International 9a$ +evie$ ':, no. ; *266<. page. '6:;.
keamanan internasional. %) $harter mengamanahkan seluruh negara di dunia untuk menjad perdamaian dan keamanan diatas bumi. Hal ini tercantum dalam $hapter I 0rticle 1 poin 1/
%) $harter:
<To maintain international peace and security, and to that end: to take effective collective measures for the prevention and removal of threats to the peace, and for the suppression of acts of aggression or other breaches of the peace, and to bring about by peaceful means, and in conformity with the principles of ustice and international law, adustment or settlement of international disputes or situations which might lead to a breach of the peace.3
0erdasarkan cita%cita perdamaian tersebut, negara%negara telah berjanji dan sepakat untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional dalam kehidupan benegara. 4egara%negara yang merasa memiliki kepentingan yang sama, tentu akan cenderung mencari -ka$an untuk bersatu memastikan tercapainya kepentingan tersebut. Sebagai contoh, dibentuknya the European %nion&s 'apid 'eaction (orce *++F yang dilatarbelakangi oleh kesadaran dan
-penglihatan negara%negara anggota Uni /ropa akan pentingnya keamanan bersama.
"elalui penyatuan diskrit militer nasional berdasarkan kepentingan keamanan bersama *yaitu membela diri terhadap ancaman umum, dibentuklah kerjasama keamanan tersebut dengan menghubungkan kepentingan keamanan bersama di sepanjang baris aktivitas (ungsional terkait. In(rastruktur yang dirancang untuk melaksanakan ++F merupakan model (ungsional untuk mencapai kerja sama multilateral. ': ++F merupakan salah satu misi dari
kebijakan $ommon #ecurity and 5efence "olicy *)S#P yang dibentuk oleh Uni /ropa untuk menjaga perdamaian dunia, sta( militer Uni /ropa dan sebuah pusat satelit Uni /ropa untuk kebutuhan intelijen atau pengintaian. 26 Perluasan jangkauan misi pertahanan )S#P tersebut
bertujuan untuk menjaga perdamaian dan keamanan bersama dari ancaman kon(lik yang mungkin terjadi di $ilayah sekitar /ropa.
Selain ber(ungsi untuk membentuk sebuah keamanan bersama di dunia *international security, spionase juga bekerja sebagai pengendali bilamana terdapat stategi intelijen asing yang hendak memicu perang. Hal ini terjadi pada The $uban 4issiles $risis,
19 5oel 0locker,7estern "ress 'eview: E%&s 'apid 'eaction (orce and -ther #ubects 'adio (ree
Europe broadcast , 4ov. 2', 2666 *explaining that the ''( is tailored to respond to a host of
different threats, including crisis management, humanitarian relief and peace*keeping . #ikutip dalam
jurnal )hristopher #. 0aker Tolerance of International Espionage: 0 (unctional 0pproach. 3merican University International 9a$ +evie$ ':, no. ; *266<. page. ''66
20)ouncil o( the /uropean Union.D$#5" structures and instrumentsJ. 9ihat
':C2, dimana 3S melakukan penerbangan pengintaian diatas uba setelah delapan laporan pengintaian )I3 menunjukkan bah$a bagian%bagian rudal dari kapal Soviet sedang diturunkan di pelabuhan uba untuk dibangun pangkalan rudal disana.2' 3ncaman tersebut
berpotensi sangat dekat dengan $ilayah 3S, sehingga 3S merasa perlu untuk segera mempertahankan diri. 4amun bibit pertikaian ketiga negara tersebut akhirnya dapat diselesaikan dengan negosiasi yang damai. 3S meminta +usia untuk menghentikan pembuatan pangkalan rudal tersebut, dan 3S berjanji akan menghentikan ancaman blokade
atas uba.22
Penyerangan berdasarkan in(ormasi spionase yang dilakukan 3merika Serikat saat itu menimbulkan banyak pro dan kontra di dalam masyarakat internasional. 4amun, dalam jurnalnya yang berjudul Espionage and the 5octrine of )on*Intervention in Internal 0ffairs,
uincy 1right mengemukakan lima alasan yang memungkinkan 3merika Serikat dibenarkan melakukan spionase di masa damai!2<
a. Spionase merupakan praktek umum yang dilakukan oleh semua negara= b. Spionase merupakan kebutuhan untuk membela diri=
c. Spionase melengkapi kebutuhan untuk menjaga keseimbangan kekuasaan=
d. eberatan +usia dalam pandangan kegiatan spionase sendiri tidak masuk akal= dan
e. Spionase berkebajikan dalam mengintervensi komunisme.
asus tersebut menggambarkan betapa pentingnya (ungsi spionase bagi deteksi dini pertahanan dan keamanan suatu negara. Sebab secara normati( kegiatan intelijen adalah bagian dari kegiatan keamanan nasional *national security.2> Hukum internasional pun
21 )hristopher #. 0aker .-p.$it. page. '6:C.
22 9ihat https!??history.state.gov?milestones?':C'%':CA?cuban%missile%crisis, diakses 2; 5uni 26'>. 8The
$uban 4issile $risis of -ctober 19F6 was a direct and dangerous confrontation between the %nited #tates and the #oviet %nion during the $old 7ar and was the moment when the two superpowers came closest to nuclear conflict. The crisis was over but the naval +uarantine continued until the #oviets agreed to remove their IG62 bombers from $uba and, on )ovember 6H, 19F6, the %nited #tates ended its +uarantine. %.#. upiter missiles were removed from Turkey in 0pril 19FB.B
23 . 1right, 8 Espionage and the 5octrine of )on*Intervention in Internal 0ffairsB *':C2 in +. Stanger ed.,
Essays on Espionage and International aw, <. #ikutip dalam jurnal )raig 0ro$n. Espionage in International aw: 0 )ecessary Evil . Faculty o( 9a$, University o( 1estern &ntario. ':::. Page. 2:.
secara tersirat memberikan toleransi kepada negara%negara untuk saling mencari tahu in(ormasi penting yang berguna bagi pertahanan dan keamanan mereka.
Spionase sebagai bagian dari intelijen negara memberikan penilaian tentang berbagai isu yang sedang berkembang, kecenderungan strategis ke depan baik pada tingkat regional maupun global, perkembangan teknologi, dan kemampuan negara lain yang tidak dimiliki negaranya sendiri. Seluruh in(ormasi tersebut akan diberikan kepada pemerintahnya sebagai input dalam merumuskan kebijakan luar negeri. 4amun negara tentu akan mencari in(ormasi sedalam%dalamnya dan seluas%luasnya mengenai moti( kerjasama internasional yang dita$arkan.
Saat ini tidak ada negara di dunia yang terisolasi dan tidak membuka diri terhadap hubungan dengan negara lain. Setiap negara pasti membutuhkan kerjasama dengan pihak lain. Hubungan kerjasama internasional ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional. #i samping demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap manusia, setiap negara tentu memiliki kelebihan, kekurangan dan kepentingan yang beragam. Hal%hal inilah yang mendorong negara melakukan hubungan dan kerjasama internasional di berbagai sektor kehidupan bernegara. #alam dunia yang ditandai saling ketergantungan de$asa ini, tidak ada satu negara yang tidak memiliki perjanjian dengan negara lain, dan tidak ada satu negara yang tidak diatur oleh perjanjian dalam kehidupan internasionalnya.2;
"enurut Jienna $onvention on the aw of Treaties ':C:,2C negosiasi atau
perundingan merupakan tahapan utama dalam pembuatan perjanjian internasional. #alam tahapan negosiasi inilah, sangat diperlukan kelihaian negosiator untuk membaca arah
24 5emadu, 3leksius. dkk. +e(ormasi Intelijen 4egara. Pacivis. 5akarta! 266;. hlm. ;6. 8#alam rangka memperkuat keamanan nasional itu, intelijen biasanya mempunyai empat (ungsi utama yaitu *' mengumpulkan in(ormasi, *2 menganalisis in(ormasi dan menyampaikan kepada pembuat kebijakan, *< melakukan operasi tertutup *covert action, dan *> melakukan counterintelligence. Seluruh (ungsi tersebut dilakukan untuk memperkuat sistem peringatan dini *early warning system keamanan nasional dalam menghadapi serangan strategis yang mungkin tiba%tiba terjadi.B
25 "auna, 0oer. -p.$it . hlm. A2.
26 Ibid , hlm. A<. 8Terdapat < *tiga tahapan dalam pembuatan perjanjian internasional *treaty making
kepentingan pihak lain. Spionase mem(asilitasi kerjasama internasional dan memberikan in(ormasi yang memungkinkan pemimpin negara *negosiator untuk lebih menghargai posisi negosiasi pasangan mereka sehingga mendorong terciptanya dialog strategis dalam perundingan. Spionase juga membuka jalan bagi negosiator untuk lebih memahami apa yang
menjadi perhatian dan kebutuhan bagi kepentingan nasional pihak lain.27
Pada tahap a$al perjanjian dibentuk, tentu terdapat banyak ketidakpastian mengenai pre(erensi mitra negosiasi itu, mengenai niat dan kemampuan mereka, yang dapat mendukung atau justru menyulitkan pembentukan kerjasama. 4egosiator juga mungkin memiliki keraguan dalam posisi ta$ar%mena$ar dengan mitra negosiasi yang ia rasa keliru menanggapi isu strategis yang ingin dicapai perjanjian. &leh karena itulah, spionase dapat menghasilkan in(ormasi tentang negara asing, yang mendorong pihak lain yang ragu untuk bernegosiasi.2A #alam hal ini, spionase menciptakan peluang kerjasama bagi para pihak yang
memiliki kepentingan yang sejalan untuk dapat menegosiasikan hasil yang saling menguntungkan *mutually beneficial outcomes.2:
Spionase memang seringkali digunakan sebagai alat untuk mendukung negara melakukan kerjasama dengan negara%negara lain. Seperti dibentuknya "roliferation #ecurity Initiative *PSI, yaitu suatu upaya bersama dari beberapa negara untuk meningkatkan
27 enneth 1. 3bbott, JTrust Kut JerifyD: The "roduction of Information in 0rms $ontrol Treaties and
-ther International 0greements, cornell intKl l. j. ', << *'::< 8stating that assurance procedures enhance interactive communications bet$een parties entering into an agreement and allo$ the parties to communicate their concerns.B #ikutip dalam )hristopher #. 0aker. Tolerance of International Espionage: 0 (unctional 0pproach. 3merican University International 9a$ +evie$ ':, no. ; *266<. page. ''6;.
28 )hristopher #. 0aker . Ibid . page. ''6C. 8highlighting that states may be more confident and willing to
enter into an agreement once they are certain that the current participating states have ade+uate assurance procedures in place .B
29 @eo((rey 0. #emarest. Espionage in International aw, 2> #env. 5. IntKl l. L polKy <2', <2;%2C *'::C
8 providing that assurances further states& goals of Dpromoting cooperation and keeping the agreement intact .B #ikutip dalam )hristopher #. 0aker . Ibid . page. ''6C.
kerjasama internasional, dalam menghentikan pengiriman senjata pemusnah masal *weapons of mass destruction *1"#.<6 Tujuan pembentukan kerjasama ini adalah! <'
<The primary role of "#I participants is to abide by a #tatement of Interdiction "rinciples aimed at interdicting illicit transfers of weapons of mass destruction
745/, their delivery systems, and related materials. The initiative seeks to develop partnerships of states working together, employing their national capabilities to develop a broad range of legal, diplomatic, economic, military, and other tools to interdict threatening shipments via air, land, and sea. 0dditionally, participating states agree to enact measures to ensure that their national facilities
are not utili8ed to transfer illicit weapon cargoes.B
ebersatuan negara%negara anggota untuk berkomitmen mela$an 1"# dilakukan dengan cara turut berbagi in(ormasi intelijen, yang dikumpulkan oleh intelijen masing% masing negara,<2 khususnya bilamana kejahatan proli(erasi tersebut melintasi batas negara
mereka. Pembagian in(ormasi intelijen ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama dari kontra%proli(erasi nuklir. 0entuk kolaborasi intelijen seperti ini mem(asilitasi kerjasama internasional dalam menciptakan perdamaian dan keamanan dunia dari penyebaran senjata pemusnah massal *1"#.
Selain sebagai (asilitator negosiasi, ketersediaan spionase juga dapat diman(aatkan negara untuk mengukur pemenuhan kerjasama internasional. etika spionase ter sedia sebagai alat pendukung, negara akan lebih bersedia untuk turut ke dalam suatu kerjasama internasional meskipun memiliki potensi resiko tinggi. Sebab, ketika negara dipersenjatai dengan spionase sebagai alat untuk -memata%matai dan -menguping perilaku pihak lain, negara memiliki kepastian yang lebih besar karena dapat memvalidasi kepatuhan pihak lain
30 4ikitin, "ary 0eth. "roliferation #ecurity Initiative "#I/. )ongressional +esearch Service! 26'2. on
Summary! 8The "roliferation #ecurity Initiative "#I/ was formed to increase international cooperation in interdicting shipments of weapons of mass destruction 745/, their delivery systems, and related materials. The Initiative was announced by "resident Kush on 4ay B1, 6HHB. "#I does not create a new legal framework but aims to use existing national authorities and international law to achieve its goals. Initially, 11 nations signed on to the <#tatement of Interdiction "rinciplesB that guides "#I cooperation. 0s of 4ay 6H16, 92 countries plus the Loly #ee/ have committed formally to the "#I principles, although the extent of participation may vary by country. "#I has no secretariat, but an -perational Experts roup -E/, made up of 61 "#I participants, coordinates activities.B
31 Proli(eration Security Initiative *PSI. #apat dilihat di http!??$$$.nti.org?treaties%and%
regimes?proli(eration%security%initiative%psi?, diakses 7 5uli 26'>
32 4ikitin, "ary 0eth. -p. cit , page. '. 8enhance the capabilities of our military, intelligence, technical,
and law enforcement communities to prevent the movement of 745 materials, technology, and expertise to hostile states and terrorist organi8ations.B
itu, terhadap isi dari kerjasama internasional. Setidaknya mendeteksi adanya $anprestasi, ketika peserta lain gagal untuk mematuhi perjanjian internasional tersebut.<<
Hal ini diperlukan karena pada umumnya hanya sedikit kerjasama internasional yang me$ajibkan pesertanya untuk melaporkan, mem%validasi, dan memberi jaminan atas berlakunya isi perjanjian tersebut bagi mereka. 0ahkan, kegiatan pemantauan hasil kerjasama tersebut sering dijad$alkan dan diatur sedemikian rupa agar saling meguntungkan. Sebagai contoh, veri(ikasi protokol dari Perjanjian omprehensi( Uji )oba 4uklir *$omprehensive )uclear Test*Kan Treaty *$TKT menetapkan prosedur yang mengijinkan negara pesertanya untuk diperiksa di negaranya *on*site inspection, sehingga negara tersebut dapat mempersiapkan terlebih dahulu proses pemeriksaan. Hal ini tentu memungkinkan terjadinya ketidakakuratan proses validasi dan sandi$ara kepatuhan diantara negara%negara peserta.<>
Seperti hal nya yang berhasil dilakukan India ketika uji coba nuklir di negaranya. India berhasil menyamarkan persiapan uji coba nuklir pada tahun ':::, oleh karena mengetahui jad$al orbit satelit penga$as di sekitar (asilitas pengujian. Hal tersebut menimbulkan ketidakpuasan negara%negara yang merasa perlu mengidenti(ikasi lebih dalam tentang keberlakuan kerjasama internasional diantara mereka.<; Padahal perjanjian )T0T ini
me$ajibkan semua negara pesertanya untuk!<C
1/ Each #tate "arty undertakes not to carry out any nuclear weapon test explosion or any other nuclear explosion, and to prohibit and prevent any such nuclear explosion at any place under its urisdiction or control.
33 )hristopher #. 0aker .-p.$it . page. ''6A. 8 Instead, functionalists predict that states view peace as a
Dsuperordinate goal,D and will cooperate with other states to achieve peace regardless of the prospective imposition of punitive sanctions.21 In this sense, espionage buttresses the functional approach to international cooperation. Espionage may be thought of as a tool that enables Dsuper*validationD of international compliance with security agreements.B
34 Patricia He$itson, )onproliferation and 'eduction of )uclear 7eapons: 'isks of 7eakening the
4ultilateral )uclear )onproliferation norm, 2' 0erkeley 5. IntKl l. >6;, >>A%>: *266< *noting that the $TKT establishes Dglobal verification regimeD which relies on a number of techni+ues to ensure compliance . #ikutip dalam jurnal )hristopher #. 0aker. Tolerance of International Espionage: 0 (unctional 0pproach. 3merican University International 9a$ +evie$ ':, no. ; *266<. page. ''62.
35 )hristopher #. 0aker. Ibid . page. ''6<.
36 )T0T& Preparatory )ommission! 0rticle I $omprehensive )uclear*Test*Kan Treaty. #apat diunduh di
6/ Each #tate "arty undertakes, furthermore, to refrain from causing, encouraging, or in any way participating in the carrying out of any nuclear weapon test explosion or any other nuclear explosion.
0erdasarkan ke$ajiban negara peserta dalam 0rticle I diatas, )T0T melarang semua ledakan nuklir di bumi baik untuk militer atau untuk tujuan damai. #isini lah peran spionase sebagai alat yang dapat diberdayakan negara untuk memastikan pemenuhan kerjasama internasional.
0ukti ketidakpatuhan yang diperoleh melalui spionase dapat mencegah situasi krisis, sebelum terjadinya ketegangan internasional sebagai akibat dari pelanggaran kerjasama. Sebagai contoh, Terkait dengan proli(erasi nuklir, pada &ktober 2662 telah terungkap bah$a orea Utara mengembangkan program rahasia senjata nuklirnya. Selama bertahun%tahun, 3merika Serikat dan masyarakat internasional telah mencoba untuk merundingkan diakhirinya pengembangan nuklir dan rudal orea Utara dan ekspor teknologi rudal balistik yang dilakukannya. Upaya tersebut telah dilakukan dengan maksimal dalam periode krisis, kebuntuan, dan kemajuan ke arah de%nuklirisasi tentati(. orea Utara memang telah sejak lama menjadi tantangan utama bagi reEim non%proli(erasi nuklir dunia.<7 0erdasarkan
perjanjian ini, orea Utara sebagai negara peserta yang memiliki ke$ajiban dalam perjanjian, seharusnya telah berkomitmen untuk serius membekukan program senjata plutonium yang jelas terlarang. #alam kasus tersebut, dapat dilihat bah$a spionase ber(ungsi e(ekti( untuk
mengungkapkan pelanggaran nuklir orea Utara sebelum terjadi akibat yang mungkin membahayakan masyarakat dunia.
Spionase juga ber(ungsi untuk meningkatkan kepercayaan antara pihak%pihak dalam perjanjian yang berhubungan dengan keamanan internasional, yang mengandalkan jaminan a(irmati( dari kepatuhan yang bersangkutan. Tanpa spionase, negara hanya dapat menerima in(ormasi yang disediakan oleh mitra perjanjian lainnya. 4egara harus berpuas diri dan menganggap bah$a hasil yang diserahkan kepadanya itu adalah data yang akurat. epercayaan para pihak dalam perjanjian internasional justru meningkat saat spionase menegaskan, bah$a data yang tersedia adalah akurat. Sebagai contoh, 3merika akan lebih bersedia bekerja sama dengan negara%negara lain di masa depan jika hasil dari spionase
mereka menegaskan bah$a moti( yang dikemukakan oleh negara peserta lain adalah benar dan nyata.
euntungan yang dita$arkan spionase lebih mengikat secara veri(ikasi dalam mendukung kerjasama (ungsional. Spionase memungkinkan negara untuk mendeteksi pelanggar secara real*time.B2 Seperti dalam menanggulangi kejahatan transnasional yang
bergerak bebas seperti 4arkotika. Terbentuknya $onvention against the Illicit Traffic in
)arcotic 5rugs and "sychotropic #ubstances, ':AA, tentu dia$ali dengan adanya kebutuhan negara%negara untuk bekerjasama dalam mengatasi kejahatan narkotika yang melintasi batas negara. onvensi ini diprakarsai Perserikatan 0angsa%0angsa *P00 dengan tujuan untuk mempromosikan kerjasama di antara para pihak sehingga mereka dapat lebih e(ekti( menanggulangi peredaran gelap narkotika dan psikotropika dalam dimensi internasional.
#alam melaksanakan ke$ajiban konvensi, para pihak harus mengambil tindakan yang diperlukan, termasuk langkah%langkah legislati( dan administrati(, agar disesuaikan dengan sistem legislati( negara masing%masing.<: Salah satu contoh betapa sulitnya
mengendalikan perdagangan gelap narkotika adalah 3(ghanishtan. #i 3(ghanishtan, opium merupakan komoditas utama dan terbesar yang diproduksi oleh negara tersebut. Produksi panen opium yang besar tentu memerlukan pasar yang luas. &leh karena itulah perdagangan gelap opium beredar dengan melalui banyak sindikat.>6 "enurut U4&#), 3(ghanishtan tidak
mungkin mampu dengan sendirian menghentikan produksi opium di dalam negeri melalui kebijakan pertaniannya sendiri. #ibutuhkan kerjasama diantara negara%negara untuk mencegah dan menanggulangi masuk dan beredarnya opium secara bebas di pasar gelap. #alam hal inilah, spionase menjadi (asilitas untuk membantu pencegahan, masuknya peredaran gelap narkotika dari%dan%ke dalam teritori negara.
ejahatan transnasional semakin berkembang cepat pasca periode Perang #ingin berakhir. arakteristik ancaman juga berubah menjadi multidimensional. 3ncaman dapat
38 uincy 1right, Espionage and the 5octrine of )on*Intervention in Internal 0ffairs, In /ssays on
/spionage and International 9a$, 8 pointing out that historical conceptions of espionage developed before the evolution of instantaneous radio communications and satellites.B #ikutip dalam jurnal )hristopher #. 0aker. Tolerance of International Espionage: 0 (unctional 0pproach. 3merican University International 9a$ +evie$ ':, no. ; *266<. page. '''6.
39 0rticle 6 "oint 1/ %nited )ations $onvention 0gainst Illicit Traffic in )arcotic 5rugs and
"sychotropic #ubstances , 1922, <The purpose of this $onvention is to promote co*operation among the "arties so that they may address more effectively the various aspects of illicit traffic in narcotic drugs and psychotropic substances having an international dimension. In carrying out their obligations under the $onvention, the "arties shall take necessary measures, including legislative and administrative measures, in conformity with the fundamental provisions of their respective domestic legislative systems.3
40 0ddiction, $rime 0nd Insurgency:The Transnational Threat -f 0fghan -pium. #apat diunduh
dalam http!??$$$.unodc.org? documents? data%and%analysis? 3(ghanistan? 3(ghanM &piumM TradeM 266: M$eb.pd( . 8 Ketween 6HH6 and 6HH2, 0fghan farmers earned a total of about %#M F.C billion from opium poppy cultivation, and 0fghan traffickers approximately %#M 12 billion from local opiate processing and trading. 5uring the same seven*year period, the transnational trade in 0fghan opiates produced a total turn over of %#M CHH to NHH billion. 0rrests figures suggest that there may be around
1 million traffickers involved in bringing opiates to some 1F million opiate users across the world
juga dijelaskan sebagai segala sesuatu yang membahayakan kedaulatan suatu negara, integritas $ilayah, keselamatan $arga negara, dan kehidupan demokratis baik yang bersi(at konvensional maupun non%konvensional. Segala ancaman ringan maupun berat yang muncul de$asa ini perlu di$aspadai dan diantisipasi. #isinilah peran spionase sebagai sarana pendeteksi dini masalah%masalah yang mungkin juga kasat mata telah terjadi. 4egara memang memiliki kedaulatan teritorial, yurisdiksi, dan hak non%intervensi untuk mengatur sendiri kepentingan nasionalnya. 4amun dengan lajunya kejahatan transnasional di era global ini. Tidak mungkin bagi suatu negara untuk mengatasi segala resiko dan ancaman tersebut sendirian. #iperlukan spionase sebagai suatu alat semu yang justru mendukung berjalannya perjanjian%perjanjian internasional berjalan e(ekti(, untuk menanggulangi masalah%masalah
internasional saat ini.
Sedikitnya terdapat ; *lima masalah yang kerap kali terjadi di dalam spektrum kejahatan transnasional, seperti! terorisme= proli(erasi nuklir= narkotika= perusakan lingkungan hidup= dan perdagangan manusia *human trafficking yang membutuhkan kerjasama internasional dalam proses penanggulangannya. Sebab, negara dengan segala kekuatan dan kemampuannya tidak mungkin mampu bekerja sendiri menyelesaikan kejahatan%kejahatan yang umumnya terorganisir lintas batas negara. Spionase berperan penting dalam mendukung kerjasama internasional. 4amun meskipun spionase tersedia
sebagai alat untuk mengupayakan pemberantasan kejahatan transnasional, hendaknya dalam meman(aakan spionase dalam berkoordinasi dan bekerja sama, negara%negara saling untuk tidak mengesampingkan prinsip%prinsip bernegara dalam hukum internasional seperti penghormatan kedaulatan negara dan prinsip bertetangga baik * good*neighbourlines, agar
tidak mele$ati koridor%koridor eksklusi( dari ke$enangan negara untuk mengatur urusan dalam negerinya.
Ke%i$p!lan
0erdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai (ungsi spionase sebagai alat untuk mendukung keamanan dan kerjasama antarnegara dalam perspekti( hukum transnasional dapat disimpulkan bah$a!
' Spionase memiliki (ungsi positi( sebagai alat penjaga perdamaian dan keamanan internasional. Hukum internasional tidak dapat mengatur spionase dalam sebuah aturan (ormal. Tidak adanya pengaturan spionase di masa damai dalam hukum internasional, dimaksudkan untuk menjaga stabilitas politik dan kerjasama dalam hubungan antarnegara. #alam hal ini spionase merupakan hal yang harus dapat ditoleransi untuk
digunakan. "engingat spionase merupakan kebutuhan bagi pertahanan negara untuk membela diri * self*defense dari bahaya sekecil apapun yang mungkin datang. Terlebih dengan berkembangnya kejahatan transnasional yang mengancam perdamaian dan keamanan internasional.
2 Spionase memiliki (ungsi positi( sebagai alat yang dapat memastikan negara melaksanakan ke$ajiban internasionalnya dalam pemberantasan kejahatan transnasional. Spionase ber(ungsi sebagai (asilitator dalam negosiasi kerjasama internasional. etersediaan spionase penting untuk memberikan in(ormasi yang memungkinkan pemimpin negara *negosiator untuk membaca arah kepentingan pihak lain dalam proses perundingan *pra kerjasama. Setelah kerjasama dibentuk pun, spionase hadir sebagai alat yang memungkinkan validasi kepatuhan para pihak terhadap isi dari perjanjian internasional tersebut. Suatu negara akan lebih bersedia untuk turut ke dalam suatu kerjasama internasional meskipun beresiko tinggi. Sebab, ketika negara diperlengkapi dengan spionase, negara memiliki kepastian yang lebih besar, karena dapat memvalidasi kepatuhan pihak lain terhadap isi dari kerjasama internasional. Spionase memungkinkan adanya kepastian negara%negara melaksanakan ke$ajiban internasionalnya dalam memberantas kejahatan transnasional.
< Spionase mempermudah dunia dalam mengatasi kejahatan transnasional. Perkembangan in(rastruktur komunikasi telah memungkinkan adanya arus in(ormasi yang mele$ati batas%batas teritorial negara kebangsaan tanpa dapat atau sulit untuk dikendalikan borderless sphere of influence. 4amun, dengan ketersediaan spionase sebagai sarana pendeteksi dini masalah%masalah yang mungkin juga kasat mata telah terjadi. Spionase membantu negara%negara dalam berkerjasama memberantas kejahatan transnasional yang semakin berkembang kompleks dari $aktu ke $aktu, seperti! terorisme= proli(erasi nuklir= narkotika= dan perdagangan manusia *human trafficking yang membutuhkan kerjasama internasional dalam proses penanggulangannya. Sebab, negara dengan segala kekuatan dan kemampuannya tidak mungkin mampu bekerja sendiri menyelesaikan kejahatan%kejahatan yang umumnya terorganisir lintas batas negara.
&leh sebab itu, spionase paling tepat dide(inisikan sebagai alat yang ber(ungsi menciptakan situasi politik damai diantara negara%negara di dunia. Saat ini dapat dipastikan tidak ada satupun negara di dunia saat, yang tidak menggunakan spionase sebagai alat pendukung terciptanya perdamaian dan keamanan internasional, serta kerjasama internasional dalam hubungan antarnegara. 4amun demikian dari sisi negati( harus diakui bah$a dengan ketiadaan pengaturan (ormal tentang praktik spionase, menciptakan peluang terabaikannya
penghormatan kedaulatan negara dan prinsip%prinsip hukum internasional lain seperti good* neighbouliness dan non%intervensi.
Sa"an
Saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah!
' Perlu dibuat suatu kesepakatan negara%negara di dunia mengenai pembatasan etik spionase untuk menjaga koridor prinsip hukum internasional. @una mendapatkan pula status legal dari spionase dalam mendukung terciptanya perdamaian dan keamanan dunia=
2 Peran intelijen Indonesia harus diperkuat melalui peningkatan skill dan teknologi yang diiringi dengan pro(esionalisme dan nasionalisme yang tinggi, untuk mendukung negara dalam setiap kerjasama internasional yang bertujuan memberantas kejahatan transnasional= dan
< 4egara harus terus menerus melakukan pembaharuan dengan cara%cara yang inovati( untuk meman(aatkan (ungsi spionase dalam intelijen negara. @una memberantas kejahatan transnasional, menga$al kerjasama%kerjasama internasional yang dapat saja berpotensi merugikan negara dan turut menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
Da/ta" Re/e"en%i
3bbott. 1. enneth. *'::<. JTrust Kut JerifyD: The "roduction of Information in 0rms $ontrol Treaties and -ther International 0greements, cornell intKl l. j. ', <<.
3ddiction, )rime 3nd Insurgency: The Transnational Threat -f 0fghan -pium . *266:. #apat diunduh dalam http!??$$$.unodc.org? documents? data%and%analysis? 3(ghanistan? 3(ghanM &piumM TradeM 266: M$eb.pd( .
3dol(, Huala. *26''. 3spek%3spek 4egara dalam Hukum Internasional. 0andung! eni "edia.
3miruddin dan Dainal 3sikin. *266<. Pengantar "etode Penelitian Hukum, 5akarta! +aja$ali Press.
0aker. )hristopher #. *266<. Tolerance of Intern0tional Espionage: 0 (unctional 0pproach . 3merican University International 9a$ +evie$ ':.
#emarest, @eo((rey 0.. *'::C. Espionage in International aw, 2> #env. 5. IntKl l. L polKy. @reen, 4.3. "aryan. *':A2 International aw of "eace 6nd ed . 9ondon! "ac#onald and
He$itson, Patricia. *266<. )onproliferation and 'eduction of )uclear 7eapons: 'isks of 7eakening the 4ultilateral )uclear )onproliferation norm, 2' 0erkeley 5. IntKl l. >6;.
5oel, 0locker. *2666. 7estern "ress 'eview: E%&s 'apid 'eaction (orce and -ther #ubects 'adio (ree Europe broadcast .
5emadu, 3leksius. dkk. *266; +e(ormasi Intelijen 4egara. 5akarta! Pacivis.
app, "ichael. *2667. #pying for "eace: Explaining the 0bsence of the (ormal 'egulation of "eacetime Espionage. The University o( )hicago.
autilya. *'::2. 0rtharasta, 4e$ #elhi! Penguin 0ooks.
imball, #aryl. *2662. $hronology of %.#.*)orth !orean )uclear and 4issile 5iplomacy. #apat dilihat https!??$$$.armscontrol.org?(actsheets?dprkchron, diakses <6 5uni 26'>.
4ikitin, "ary 0eth. *26'2. "roliferation #ecurity Initiative "#I/. )ongressional +esearch Service.
+adsan, 3. 5ohn. *2667 /. The %nresolved E+uation of Espionage and International aw.
+udy, T. *2662. Study Strategis dalam trans(ormasi sistem Internasional Pasca Perang #ingin. 0andung! +e(ika 3ditama.