• Tidak ada hasil yang ditemukan

H. Nedi Sunaedi. Drs. M.Si. 1) Rydwannulah Darmawan 2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "H. Nedi Sunaedi. Drs. M.Si. 1) Rydwannulah Darmawan 2)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMANFAATAN SALURAN IRIGASI PARAGPAG SUB DAS CI LIUNG – CI TANDUY SEBAGAI SUMBER PENGAIRAN LAHAN SAWAH DI DESA

BOJONGGEDANG KECAMATAN RANCAH KABUPATEN CIAMIS

H. Nedi Sunaedi. Drs. M.Si.1) (nedi_pdil@yahoo.com) Rydwannulah Darmawan 2) (rydwandarmawan@gmail.com)

Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Siliwangi

ABSTRACT

Rydwannulah Darmawan, 2015. Utilization of Irrigation Paragpag sub

watershed Ci Liung - Ci Tanduy as Water Resources Wetland in Village Bojonggedang Rancah District of Ciamis Regency. Geography Education Study Program. Faculty of

Teacher Training and Education. Siliwangi University. This study has a background of the problem of utilization as a source of irrigation Irrigation of paddy fields. Meeting the needs of wetland drainage and irrigation channel utilization and process management as a source of irrigation of paddy fields. The benefits of irrigation channels is perceived by the farming community as a source of irrigation rice cultivators wetland.

The main issue addressed in this study is the condition of irrigation channels Paragpag as a source of irrigation of paddy fields in the Village District of scaffolding Bojonggedang Kudat district and how the use and maintenance of irrigation channels Paragpag as a source of irrigation of paddy fields in the village of scaffolding Bojonggedang District of Ciamis Regency.

The research method used is descriptive research method, the instrument used is the observation, interviews, documentation studies, and literature stud. In this study, sampling was taken 20% of the study population. Data processing and data analysis using quantitative analysis techniques (simple percentages)

The results showed as much as 93.3% of respondents stated that the irrigation channel conditions paragpag poor and 86.7% of respondents said discharge irrigation channels are affected by river discharge Ci Liung. As many as 80% of respondents said the use and maintenance of irrigation channels used in a simple, used for agriculture and fisheries as well as the maintenance is done directly by the community mutual cooperation.

For further research is expected to examine in depth, detailed and is expected to meneilti things that have not been revealed in this sekripsi and is expected to be more selective in revealing the problems.

(2)

2 ABSTRAK

Rydwannulah Darmawan, 2015. Pemanfaatan Saluran Irigasi Paragpag sub DAS Ci Liung – Ci Tanduy sebagai Sumber Pengairan Lahan Sawah di Desa Bojonggedang Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis. Program Studi Pendidikan Geografi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Siliwangi.

Penelitian ini mempunyai latar belakang masalah tentang pemanfaatan Saluran Irigasi sebagai sumber pengairan lahan sawah. Pemenuhan kebutuhan pengairan lahan sawah dan proses pemanfaatan saluran irigasi serta pengelolaannya sebagai sumber pengairan lahan sawah. Manfaat saluran irigasi sangat dirasakan oleh masyarakat petani penggarap sawah sebagai sumber pengairan lahan sawah.

Masalah pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah kondisi saluran irigasi Paragpag sebagai sumber pengairan lahan sawah di Desa Bojonggedang Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis serta bagaimana proses pemanfaatan dan pemeliharaan saluran irigasi Paragpag sebagai sumber pengairan lahan sawah di Desa Bojonggedang Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan stud literatur. Dalam penelitian ini penarikan sampel diambil 20% dari populasi penelitian. Pengolahan data dan analisis data menggunakan teknik analisis kuantitatif (persentase sederhana)

Hasil penelitian menunjukan sebanyak 93,3% responden menyatakan bahwa kondisi saluran irigasi paragpag kurang baik serta 86,7% responden menyatakan debit saluran irigasi dipengaruhi oleh debit sungai Ci Liung. Sebanyak 80% responden menyatakan proses pemanfaatan dan pemeliharaan saluran irigasi dimanfaatkan secara sederhana, dimanfaatkan untuk pertanian dan perikanan serta pemeliharaan dilakukan secara langsung oleh masyarakat secara gotongroyong.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti secara mendalam, terperinci dan diharapkan dapat meneilti hal-hal yang belum terungkap dalam sekripsi ini serta diharapkan lebih selektif dalam mengungkapkan permasalahan.

(3)

3 A. Latar Belakang

Air merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam kegiatan pertanian terutama sector pertanian seperti penanaman padi yang memerlukan lahan yang relative basah dan kolam untuk perikanan. Sehingga keberadaannya perlu di jaga untuk kelangsungan pengembangan sector pertanian dan perikanan. Terutama sumber air yang berasal dari saluran irigasi atau sungai. Harus ada perawatan dari daerah hulu sungai agar air tetap bisa mengalir meskipun di musim kemarau, sehingga tidak menghambat pengembangan usaha pertanian yang ada. Selain perawatan di daerah hulu sungai, tentunya saluran atau parit yang menjadi tempat air mengalir juga perlu dijaga agar air dapat mengalir dengan lancer ke lahan-lahan sawah dan kolam yang lebih luas.

Hampir semua sector dalam kehidupan memerlukan air, tidak hanya untuk pertanian saja, sehingga keberadaan air sangatlah penting, bahkan tidak jarang ada dari sebagian orang yang rela bertengkar demi memperebutkan air untuk mengairi lahan pertanian mereka. Namun yang menjadi kendala adalah kurangnya kesadaran setiap orang untuk menjaga kelestarian jalur laju air seperti sungai dan parit. Apabila saluran irigasi tidak terawatt dengan baik, musim hujan atau kemaraupun air bias saja berhenti mengalir karena tersumbat dan sebagainya. Sector pertanian yang terus berjalan tentunya membutuhkan air secara terus menerus, sementara debit air tidaklah selalu tetap. Tentunya ini menjadi permasalahan yang terus terjadi apabila kondisi irigasi tidak dimanfaatkan dengan baik.

Usaha mendatangkan air dengan mambuat bangunan-bangunan dan saluran-saluran untuk mengalirkan air guna keperluan pertanian, membagi-bagikan air ke sawah-sawah atau ladang-ladang dengan cara yang teratur dan mambuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah air itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya. (Gandakoesoemah, 1975:10). Pemanfaatan saluran irigasi menjadi salah satu faktor penting dalam memenuhi sumber pengairan lahan sawah, selain sawah tadah hujan ada juga sawah yang mendapatkan sumber airnya dari saluran irigasi yang sengaja di buat untuk memenuhi kebutuhan air. Sehingga perawatan dan pemanfaatan sebuah irigasi

(4)

4

harus sesuai dengan kondisi air dan lahan sawah yang yang dilalui oleh saluran irigasi agar pengairan lahan sawah tetap lancar.

Kebutuhan lahan sawah akan sumber air sangatlah penting dalam menunjang keberlangsungan pengelolaan lahan sawah tersebut. Air menjadi salah satu faktor penting dalam pengelolan lahan sawah, karena dalam menanam padi relatif memerlukan sumber air yang banyak. Pengelolaan air untuk memenuhi kebutuhan lahan sawah sangat penting, selain dari air hujan, sumber air yang diperoleh bisa juga dari saluran irigasi yang sengaja di buat untuk memenuhi kebutuhan air sawah. Saluran irigasi yang baik dapat memenuhi kebutuhan air pada lahan sawah selain juga dari bedit air yang sesuai untuk kebutuhan lahan sawah yang teraliri saluran irigasi. Selain itu pengelolaan saluran irigasi juga menjadi faktor yang sangat penting untuk pembagian air dalam proses pengaliran air dari daerah hulu ke daerah hilir.

Seperti halnya yang terjadi di saluran irigasi Paragpag yang terdapat di desa Bojonggedang, saluran irigasi ini mengairi lahan pertanian kurang lebih sekitar 53 Ha lahan sawah dan kolam. Panjang saluran irigasi sekitar 2 km lebih. Namun kondisinya kurang terawat atau tidak termanfaatkan dengan baik, sehingga apabila musim kemarau tiba lahan sawah dan kolam menjadi kering. Kondisi ini diperparah dengan semakin sedikitnya debit air dari sungai ciliung yang mengalir serta kondisi bendung yang sudah tidak memadai lagi.

Saat musim hujan sering terjadi longsoran tanah sehingga aliran airnya sering terhambat karena kontur tanah di sekeliling saluran irigasi relatif bertebing, saat musim kemarau aliran air berkurang karena debit sungai air ciliung yang berkurang sehingga tidak semua lahan pertanian teraliri oleh air, hanya bagian hulu saja yang sering teraliri oleh air karena berdekatan dengan pintu irigasi. Bagi petani yang memiliki lahan di daeran hilir tentunya hal ini menjadi masalah karena lahan mereka tidak teraliri oleh air. Ditambah lagi dengan kondisi saluran air yang sudah mendangkal karena pengendapan lumpur yang sudah banyak sehingga mengganggu aliran air dari daerah hulu ke hilir. Tidak adanya pengelola irigasi yang khusus membuat aliran air tidak teratur sehingga sering banyak petani yang seenaknya mengalirkan air ke lahan sawah mereka tanpa memperdulikan kecukupan air untuk lahan sawah yang lain. Hal tersebt

(5)

5

menjadi sanga menarik untuk diteliti karena pengelolaan air menjadi hal yang sangat penting agar pembagian air merata dari daerah hulu ke daerah hilir.

B. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kondisi saluran irigasi paragpag sebagai sumber pengairan lahan sawah di Desa Bojonggedang Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.

2. Untuk mengetahui Bagaimana proses pemanfaatan saluran irigasi paragpag dalam menunjang pengairan lahan sawah di Desa Bojonggedang Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan sesuatu yang menjadi sasaran peneltian secara mendetail atau mendalam. Dalam arti, penelitian tersebut dilakukan untuk mengungkapkan segala sesuatu atau berbagai aspek dari sasaran penelitian. Metode penelitian kuantitatif adalah mengolah dan menginterpretasikan data yang berbentuk angka dan dengan perhitungan yang bersifat matematik.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat variabel tunggal yaitu variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kondisi Fisik saluran irigasi

a. Fasilitas saluran irigasi kurang baik

b. Debit aliran dipengaruhi oleh kondisi debit sungai Ci Liung 2. Proses pemanfaatan air dan pemeliharaan saluran irigasi

a. Pemanfaatan dilakukan secara sederhana b. Dimanfaatkan untuk pertanian dan perikanan

c. Pemeliharaan dilakukan secara langsung oleh masayarakat secara gotongroyong.

(6)

6 E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah pedoman yang digunakan dalam kegiatan penelitian, supaya penelitian yang dilakukan terarah. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan melalui pengamatan langsung di lapangan, pedoman wawancara digunakan untuk mengumpulkan data melalui wawancara langsung dengan responden petani penggarap sawah sebanyak 30 orang di Desa Bojonggedang Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis.

G. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani penggarap sawah yang teraliri saluran Irigasi Paragpag di Desa Bojonggedang Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis sebanyak 149 jiwa.

2. Sampel

Penulis menggunakan pengambil sampel 20%. Yang menjadi sampel penelitian dalam penelitian ini adalah petani penggarap sawah sebanyak 30 jiwa (20% dari populasi 149 jiwa).

Jumlah Populasi dan Sampel No Petani penggarap sawah Jumlah Populasi Jumlah Sampel 20 % Teknik Pengumpulan Data 1 Dusun Mulyasari 128 26 Simpel Random Sampling 2 Dusun Desa 21 4 Jumlah 149 30

(7)

7

H. Kondisi Saluran Irigasi Paragpag sebagai Sumber Pengairan Lahan Sawah a. Kondisi Saluran Irigasi Kurang Baik

Fungsi irigasi secara umum untuk menyediakan sumber air atau mengalirkan air terhadap lahan-lahan pertanian. Keberadaan saluran irigasi menjadi sangat penting sebagai pemenuhan kebutuhan air untuk lahan pertanian. Pendistribusian air akan baik ketika kondisi saluran dalam kondisi yang baik pula. Fasilitas saluran kondisi bendung menjdi faktor utama yang menunjang pebendistribusian air berjalan dengan baik.

Tidak adanya pengelolaan saluran irigasi secara khusus mengakibatkan saluran irigasi ada pada kondisi yang kurang baik. Pengelolaan saluran irigasi hanya mengandalan peran aktif masyarakat petani penggarap sawah saja, sementara pihak pemerintahan desa tidak begitu banyak berperan aktif, hanya menjadi fasilitator penggalang dana untuk pemeliharaan saluran irigasi. Dengan demikian kondisi saluran irigasi tidak terpelihara secara optimal.

b. Debit Aliran Irigasi dipengaruhi oleh Debit Aliran Ci Liung

Irigasi merupakan salah satu upaya masyarakat dalam menyediakan air untuk lahan sawahnya. Pendistribusian air Irigasi mencukupinya kebutuhan pengairan bagi lahan sawah sekitar. Debit aliran Irigasi menjadi faktor utama terkersediaan air untuk lahan sawah. Faktor cuaca terutama tingkat curah hujan menjadi faktor penting tinggi dsn rendahnya debit aliran sungai yang juga memepengaruhi debit aliran irigasi.

Sama halnya dengan irigasi lain, Irigasi paragpag memanfaatkan sungai untuk sumber airnya, yaitu sungai Ci Liung yang merupakan sub DAS Ci Tanduy. Besar kecilnya debit aliran Irigasi Paragpag sangat dipengaruhi oleh besarkecilnya debit aliran sungai Ci Liung. Ketika musim kemarau biasanya kondisi debit sungai sedikit berkurang dari biasanya, ini juga akan mempengaruhi besaran debit saluran Irigasi Paragpag. Pada musim kemarau masyarakat petani penggarap sawah harus pintar-pintar membagi air karena debit aliran irigasi tidak begitu melimpah.

(8)

8

I. Proses Pemanfaatan dan Pemeliharaan Saluran Irigasi Paragpag a. Pemanfaatan Dilakukan Secara Sederhana

Pemanfaatan saluran irigasi Paragpag di Desa Bojonggedang Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis dilakukan secara sederhana oleh masyarakat petani penggarap sawah. Pemanfaatan secara sederhana atau tradisional merupakan pemanfaatan saluran irigasi tanpa menggunakan peralatan yang canggih atau hanya bersipat peralata-peralatan sederhana yang hanya menggunakan tenaga manusia saja untuk pengoperasiannya.

Kegiatan masyarakat yang menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul, garpu tanah, golok dan linggis merupakan modal utama dalam memanfaatkan dan memperbaiki kondisi irigasi agar selalu terjaga dengan baik. Pintu-pintu saluran yang hanya menggunakan kayu untuk mengontrolnya membuktikan masih sederhananya pemanfaatan saluran Irigasi Paragpag. Penggunaan alat yang lebih modern tentunya akan memakan biaya yang lebih besar dan keahlian yang khusus, keterbatasan petani dari segi keahlian dan konsdisi ekonomi membuat hanya peralatan sederhana yang digunakan untuk memanfaatkan dan pemeliharaan kondisi saluran irigasi.

b. Dimanfaatkan untuk Pertanian dan Perikanan

Pada awalnya pembuatan Irigasi dimaksudkan untuk mengaliri air terhadap lahan pertanian masyarakatsaja, akan tetapi irigasi dimanfaatkan pula untuk penunjang kebutuhan masyarakat lainnya. Perikanan adalah salah satu kegiatan yang dilakukan masyarakat dan memerlukan relatif banyai air dalam pengelolaannya

Dari hasil penelitian dan observasi yang dilakukan di lapangan bahwa pemanfaatan saluran Irigasi Paragpag dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan perikanan. Masyarakat petani penggarap sawah selain memiliki lahan sawah juga memiliki kolam ikan yang dimanfaatkan untuk keperluan pribadi, sehingga selain mengairi lahan sawah saluran irigasi Paragpag juga mengaliri kolam ikan milik

(9)

9

masyarakat. Namun kebanyakan pemanfaatan air Irigasi digunakan untuk mengairi lahan sawah karena lebih banyak lahan sawah dibandingan dengan kolam.

c. Pemeliharaan Dilakukan secara Langsung oleh Masyarakat secara Gotongroyong

Pada umunya pengurusan irigasi menjadi wewenang dari petugas irigasi, akan tetapi karena tidak adanya petugas atau pengelolaan secara khusus membuat hanya masyarakat yang berperan aktif dalam pemeliharaan saluran Irigasi Paragpag di Desa Bojonggedang Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis. Keberadaan masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan saluran irigasi sangat besar. Pemeliharaan dilakukan oleh masyarakat secara gotongroyong. Setiap ada gangguan terhadap saluran irigasi terutama karena timbunan longsor, masyarakat saling memberitahu satu sama salin agar melakukan kerjasama atau gotongroyong untuk memperbaiki saluran irigasi yang tersumbat. Sehingga prosesnya akan lebih cepat dan mudah apabila dikerjakan secara bersama-sama.

J. Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Pembelajaran di Sekolah Mengenai Mata Pelajaran Geografi.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran di Sekolah, penelitian yang dilakukan berkaitan dengan pembelajaran disekolah khususnya di kelas X SMA/MA pada semester dua yang mempelajari tentang materi hidrosfer dengan sub bab perarian darat yang membahas tentang pola aliran sungai, jenis sungai dan pemanfaatan sungai. Penelitian ini utamanya berkaitan dengan pemanfaatan atau manfaat dari sungai, adapun manfaat sungai yang digunakan oleh manusia diantaranya sebagai irigasi pertanian, sebagai sumber kehidupan untuk diambil ikannya, saran transfortasi, sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan sebagai Objek Wisata. Dalam penelitian ini berkaitan salah satunya dengan manfaat dari sungai yaitu dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian. Aliran Sungai Ci Liung dimanfaatkan untuk Irigasi Paragpag di Desa Bojonggedang untuk mengairi lahan pertanian.

(10)

10 K. Simpulan dan Saran

a. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka simpulan dari skripsi ini yaitu:

1. Kondisi saluran irigasi paragpag sub DAS Ci Liung – Ci Tanduy sebagai sumber pengairan lahan sawah di Desa Bojonggedang Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis adalah:

a. Kondisi saluran irigasi paragpag kurang baik karena kurangnya perawatan dan tidak adanya kepengurusan atau pengelolaan saluran irigasi secara khusus.

b. Debit aliran irigasi dipengaruhi oleh debit aliran sungai Ci Liung, ketika bedit sungai Ci Liung tinggi maka debit saluran Irigasi Juga akan tinggi Karena sumber air saluran Irigasi Paragpag hanya dari sungai Ci Liung. 2. Proses pemanfaatan dan pemeliharaan saluran Irigasi Paragpag adalah sebagai

berikut:

a. Pemanfaatan dilakukan sederhana dengan menggunakan alat-alat tradisional seperti golok,cangkul, linggis dan sebagainya. Penggunaan tutup atau pintu saluran irigasi juga hanya menggunakan kayu atau bambu.

b. Dimanfaatkan untuk Pertanian dan Perikanan, saluran irigasi paragpag selain dimanfaatkan untuk pengairan lahan sawah juga digunakan untuk pengairan kolam ikan milik petani.

c. Pemeliharaan dilakukan secara langsung oleh masyarakan secara Gotongroyong, apabila terjadi gangguan terhadap saluran irigasi baik karena longsoran tanah atau sebagainya, masyarakat petani penggarap sawah secara gotongroyong melakukan perbaikan karena tidak adanya pengelolaan secara khusus hanya oleh petani penggarap sawah saja.

(11)

11 b. Saran

Keterbatasan masyarakat secara ekonomi dan sumberdaya manusia dalam pengelolaan dan pemeliharaan saliran irigasi paragpag serta kurangnya peran serta pihak pemerintah Desa Bojonggedang Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis, oleh karena itu ada saran yang ingin disampaikan oleh penulis yaitu:

1. Kepada Pemerintah Desa Bojonggedang Kecamantan Rancah Kabupaten agar lebih berperan aktif dalam pengelolaan saluran Irigasi Paragpag terutama dalam segi pendanaan dalam memperbaiki saluran irigasi yang rusak.

2. Kepada masyarakat sekitar saluran Irigasi Paragpag agar ikut serta dalam menjaga dan mengelola saluran irigasi agar tetap dapat termanfaatkan dengan baik.

3. Dari hasil penelitian ini ditemukan beberapa permasalahan menarik yang dapat dikaji oleh peneliti yang akan datang, seperti halnya potensi sub DAS Ci Liung Citanduy sebagai sumber air Irigasi dan Karakteristik Petani Desa Bojonggedang dalam mengelola lahan pertanian.

L. Daftar Pustaka

AhmanSya, Prof. Dr. H.M, (2011). Pengantar Geografi. Bandung : LPPN BinaSaranaInformatika.

Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Yogyakarta:GajahMada University Press.

Gandakoesoemah, R. 1975. Ilmu Irigasi. Sumur Bandung: Bandung.

Indarto, (2010). Hidrologi Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi. Jember:BumiAksara

Mantra, Ida Bagoes.(2011). Demografi Umum.Yogyakarta :Pustaka Pelajar. Nasution, S (2012). Metode Research. Jakarta :Bumiaksara

Nurmala, Tati, et.al. (2003). Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Graham Ilmu. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi. 30

Mei 2006.Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46. Jakarta Profil Desa Bojonggedang : 2014 (Tidak diterbitkan)

(12)

12

Sumaatmaja, Nursid ((1988). Studi Geografi. Bandung : PT. Alumni. Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara

Tim Dosen PKL Geografi. (2012). Pedoman Pkl Dataran Tinggi Bandung. Tasikmalaya: Tidak diterbitkan.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya

Air. 18 Maret 2004. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan varietas krisan dengan pemberian dosis IBA terhadap jumlah akar, panjang akar dan berat

Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah (1) Pembelajaran kooperatif tipe STAD ternyata efektif dapat meningkatkan pemahaman siswa, (2) Dari

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variable bebas X (rasa percaya diri) dan variabel terikat Y (prestasi belajar), Penelitian menggunakan variabel

#anker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel$sel yang melapisi #anker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel$sel yang melapisi

Struktur Truss adalah suatu struktur yang terdiri dari elemen-elemen batang yang disambung sama lain, yang mana elemen-elemen tersebut dalam analisis dapat

Apabila jasa/pelayanan yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa/pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan dan apabila jasa/pelayanan yang

Hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat perubahan peningkatan biomassa basah yang tinggi dari setiap dua minggu pengamatan yaitu dimana perubahan ini juga

1) Data yang berkaitan dengan kemampuan awal siswa yaitu berupa nilai UTS (Ulangan Tengah Semester) mata pelajaran matematika. Nilai awal ini digunakan untuk melihat