14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Banyak orang yang meremehkan ilmu komunikasi karena mereka berpikiran
bahwa semua orang secara lahiriah sudah dibekali kemampuan untuk
berkomunikasi. Memang benar semua manusia mampu berkomunikasi, namun
tidak semua orang dapat berkomunikasi dengan efektif. Pesan yang dikirimkan
oleh sender mungkin saja disalah artikan oleh receiver. Itulah pentingnya
mengapa kita perlu mempelajari ilmu komunikasi.
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang
untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi,
sesuai dari sudut pandang mana mereka memandangnya. Seperti yang
diungkapkan oleh Effendy bahwa: “istilah komunikasi atau dalam bahasa
Inggris communication berasal dari kata latin communication, dan
bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna”.1
Dalam bukunya juga dijelaskan bahwa komunikasi
bisa terjadi jika ada kesamaan makna antara komunikator dengan
komunikan. Dengan begitu, tidak semua percakapan antara dua orang
walaupun menggunakan bahasa yang sama bisa dikatakan sebagai
1 Onong Uchjana Effendy, 2006, Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung
komunikasi jika tidak memenuhi salah satu syaratnya yaitu kesamaan makna
diantara keduanya.
Brent D. Ruben dalam Muhammad memberikan definisi mengenai
komunikasi manusia secara lebih komprehensif bahwa “Komunikasi
manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya
dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan,
mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain”.2
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa komunikasi merupakan sebuah proses berkelanjutan yang dilakukan
oleh seseorang kepada orang lainnya dalam suatu kelompok orang untuk
menciptakan, mengirimkan pesan dari komunikator kepada komunikasn
dengan tujuan tertentu dalam kelompok maupun organisasi.
Definisi lain disebutkan oleh Gamble “communication is the
deliberate/accidental transfer of meaning and human communications takes place interpersonally (one to one) in small groups (one to a few), in public forum (one to many) via the media or online. 3 (komunikasi adalah pengiriman makna yang terjadi antarpersonal (dari satu orang ke orang lainnya), komunikasi kelompok (dari satu ke beberapa orang), komunikasi public (dari satu ke banyak orang) melalui media maupun online).
2.1.2 Tujuan Komunikasi
Tujuan manusia berkomunikasi secara umum adalah membangun
pemahaman atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti
bukan berarti harus menyetujui tetapi dengan komunikasi memungkinkan
adanya perubahan sikap, pendapat, perilaku ataupun perubahan sosial.
2
Arni Muhammad, 2005, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta hal 3 3
Teri Kwal Gamble and Michael Gamble, 2008, Communication Works Eleventh edition, Mc Graw Hill, New York hal 4
Effendy menjelaskan tujuan komunikasi adalah sebagai berikut: 4 a. Mengubah sikap (to change the attitude)
b. Mengubah opini (to change the opinion) c. Mengubah perilaku (to change the behavior)
d.Mengubah masyarakat (to change the society)
Dalam berbagai situasi kita selalu berusaha mempengaruhi sikap
orang lain dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai dengan
keinginan kita. Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku maupun
tindakan seseorang. Misalnya kampanye kesehatan tentang bahaya narkoba
bertujuan untuk mengubah perilaku remaja agar mengubah perilaku nya
untuk berhenti mengkonsumsi narkoba.
Ketika kita berkomunikasi, manusia berusahan menciptakan
pemahaman yang sama antara komunikator dengan komunikan. Adanya
kesepahaman itu akan merujuk pada kesepahaman pendapat Misalnya
sebuah pesan komunikasi dalam sebuah ceramah keagamaan yang
disampaikan oleh pemuka agama bertujuan untuk mengubah sikap jamaah
agar bersikap sesuai dengan tuntutan agama. Membangun dan memelihara
hubungan dengan orang lain sehingga menjadi hubungan yang makin baik
merupakan tujuan komunikasi.
Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja
meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Misalnya, di kantor seringkali
melakukan komunikasi yang bukan untuk menyampaikan informasi atau
4
Onong Uchjana Effendy, 2003, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung hal 55
mempengaruhi sikap semata tetapi bertujuan lain seperti untuk membina
hubungan baik.
2. 1.3 Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Effendy adalah sebagai berikut : 5
a. Menginformasikan ( to inform)
b. Mendidik (to educate)
c. Mempengaruhi atau membujuk (to influence/ to persuade)
d. Menghibur ( to entertain)
Fungsi-fungsi komunikasi yang telah disebutkan diatas merupakan
hal-hal yang mendasari seseorang untuk berkomunikasi. Pertama,
komunikasi berfungsi untuk menginformasikan, memberitahu dan
menerangkan informasi atau hal-hal yang belum diketahui baik oleh
seseorang maupun publik tentang suatu hal atau kejadian, sehingga
informasi yang diberikan dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Fungsi komunikasi yang kedua adalah untuk memberikan
pendidikan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi orang lain secara
formal maupun informal sehingga mendorong pembentukan perilaku,
pendidikan keterampilan serta kemahiran intelektual yang diperlukan.
Komunikasi memiliki fungsi yang ketiga yaitu untuk
mempengaruhi atau membujuk (to influence/to persuade) seseorang
maupun publik, meyakinkan tentang informasi yang diberikannya
sehingga benar-benar mengetahui situasi yang terjadi di lingkungannya.
5
Onong Uchjana Effendy,2003, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung hal 55
Fungsi komunikasi yang ke empat yaitu untuk memberikan hiburan
atau kesenangan sehingga seseorang maupun public memperoleh selingan
dari kejenuhan yang dialaminya karena tekanan-tekanan dalam rutinitas.
2.2 Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu
organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi
kelompok adalah bahwa sifat organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan
prinsip-prinsip esensial dalam kegiatan komunikasinya.
2.2.1 Pengertian Organisasi
Organisasi dapat membentuk dan membatasi kehidupan
anggotanya karena unsur -unsur manajemen, kendali dan kuasa dapat
membuat organisasi terasa seperti alat dominasi karena organisasi
memiliki minat-minat yang berbeda, yang sebagian dapat mendominasi
yang lainnya.
Menurut Kohler dalam Muhammad menyatakan bahwa “organisasi
adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu
kelompok orang untuk tujuan tertentu” 6 Jadi dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah sebuah sistem yang terdiri atas orang –orang yang saling
membentuk hubungan dengan struktur keanggotaan yang mengatur
koordinasi antar jabatan dalam mencapai tujuan organisasi. Tidak semua
kumpulan orang yang berkelompok bisa disebut organisasi, yang
membedakan antara keduanya adalah ada tidaknya struktur formal yang
mengatur hubungan antar individu serta ada tidaknya anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga dalam kumpulan tersebut.
2.2.2 Komunikasi Organisasi
Menurut Devito dalam bukunya mengatakan bahwa “Komunikasi
organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di
dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun kelompok informal organisasi “. 7
Dari definisi tersebut, komunikasi organisasi dapat diartikan
sebagai proses pengiriman dan penerimaan antar individu dalam sebuah
organisasi yang biasanya membentuk kelompok-kelompok baik itu
kelompok formal (kelompok yang terbentuk dalam struktur formal
organisasi) maupun kelompok informal (kelompok yang terbentuk dari
hubungan-hubungan pertemanan diluar struktur formal organisasi).
Devito menjelaskan sifat-sifat komunikasi dalam organisasi bahwa “Komunikasi organisasi dapat bersifat formal maupun informal. Yang termasuk komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada organisasi. Isinya berupa cara-cara kerja didalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi : memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers dan surat-surat resmi…” 8
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi formal adalah komunikasi
yang mengikuti garis-garis wewenang sebagaimana dituangkan dalam
struktur formal organisasi. Komunikasi formal ini terdiri atas
7 Joseph A.Devito, 1996, Komunikasi Antar Manusia Alih Kuliah Dasar edisi Kelima,
Professional Books, Jakarta hal 340
hubungan sosial yang dapat mempunyai fungsi untuk mentransmisikan
kebijaksanaan-kebijaksanaan dan instruksi –instruksi organisasional.
Komunikasi sangat diperlukan untuk kelangsungan kehidupan
manusia,apalagi di dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan dari
organisasi. Dengan adanya komunikasi di dalam organisasi maka akan
terjadi interaksi diataramasing-masing individu, dimana dapat saling
bertukar informasi, berdiskusi dan melalui komunikasi dapat
meningkatkan motivasi dalam bekerja.
2.2.3 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Dalam organisasi baik yang bergerak di bidang komersial maupun
sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan
melibatkan empat fungsi seperti yang dikemukakan Romli dalam bukunya
yaitu: fungsi informatif, regulatif, persuasif dan integratif.9
Fungsi informatif adalah bahwa komunikasi dapat berfungsi
sebagai alat untuk menyampaikan informasi antar anggota dalam suatu
organisasi yang mempunyai kedudukan yang sama maupun yang memiliki
perbedaan kedudukan. Misalnya, orang-orang dalam tatanan manajemen
membutuhkan informasi dalam pembuatan kebijakan maupun untuk
mengatasi konflik yang terjadi. Sedangkan karyawan membutuhkan
informasi terkait instruksi kerja, jaminan keamanan, izin cuti dan
sebagainya.
9
Syaiful Rohim, 2009, Teori Komunikasi Perspektif, Ragam & Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta hal 113
Fungsi regulatif adalah berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam organisasi. Pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada
kerja. Artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang
pekerjaan yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan.
Fungsi persuasif adalah bahwa komunikasi bisa dijadikan sebagai
alat untuk mengajak, mempengaruhi sikap seseorang agar dapat
melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak komunikator tanpa adanya
kesan memerintah ataupun memaksa.
Fungsi integratif dapat dimaksimalkan dengan pemanfaatan secara
optimal saluran-saluran komunikasi yang ada seperti saluran komunikasi
formal (newsletter, bulletin, dan media internal lainnya), atau melalui
saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama jam
istirahat, saat berolahraga bersama dan lain-lain.
2.3 Arah Aliran Informasi
Dalam komunikasi organisasi kita berbicara tentang informasi yang
berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang
lain yang otoritasnya lebih rendah-komunikasi ke bawah; informasi yang bergerak
dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada yang otoritasnya lebih
tinggi –komunikasi ke atas; informasi yang bergerak di antara orang-orang dan
jabatan –jabatan yang sama tingkat otoritasnya – komunikasi horizontal ; atau
menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan yang lainnya – komunikasi lintas
saluran.
Rosmawaty menjelaskan bahwa aliran informasi dalam organisasi adalah “suatu proses sistemik; dalam proses inilah pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan,ditampilkan dan diinterprestasikan lewat upaya saling mempengaruhi dan proses ini berlangsung secara terus menerus dan berubah secara konstan “ .10
Definisi tersebut menjelaskan bahwa aliran informasi dalam organisasi
adalah sebuah proses yang terus menerus, dengan kata lain aliran informasi ini
bukanlah sesuatu yang terjadi lalu kemudian berhenti, karena komunikasi terjadi
sepanjang waktu.
Komunikasi ke bawah Komunikasi ke atas
Komunikasi horizontal Komunikasi lintas-saluran
Gambar 2.3 Empat arah komunikasi organisasi
(Sumber gambar : R.Wayne Pace, Don F Faules, 1998 :184)
10 Rosmawati, H.P, 2010, Mengenal Ilmu Komunikasi, Widya Padjajaran, Bandung hal 102 O O O O O O O O O O O O
2.3.1 Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa
informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka
yang berotoritas lebih rendah. Menurut Romli “komunikasi ke bawah
merupakan aliran komunikasi dari tingkat atas ke tingkat bawah melalui hierarki organisasi”.11
Dengan kata lain bahwa komunikasi ini menunjukan arus pesan
yang mengalir dari para atasan atau pimpinan kepada bawahannya.
Kebanyakan komunikasi ke bawah digunakan untuk menyampaikan pesan –pesan yang berkenan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan , disiplin ,
perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum.
2.3.2 Komunikasi ke Atas (Upward Communications)
Komunikasi ke atas menurut Dennis dalam Tubbs adalah “proses
penyampaian gagasan, perasaan dan pandangan pegawai tingkat bawah kepada atasannya dalam organisasi”.12
Jadi komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan
kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang
lebih tinggi. Semua karyawan dalam suatu organisasi kecuali yang berada
pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan
11 Khomsahrial Romli, 2011, Komunikasi Organisasi Lengkap, Grasindo, Jakarta hal 176
12 Stewart L.Tubbs and Sylvia Moss, 2005, Human Communication Konteks-Konteks Komunikasi,
dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran
dan mengajukan pertanyaan.
2.3.4 Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara
orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan yang
mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal.
Masmuh menjelaskan bahwa “komunikasi horizontal terjadi antara dua
pejabat atau pihak yang berada dalam tingkatan hierarki wewenang yang sama”. 13
Contoh dari komunikasi horizontal misalnya antara karyawan A
dengan karyawan B yang memiliki kedudukan yang sama sebagai staff
purchasing. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau
tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian
konflik dan saling memberikan informasi. Komunikasi horizontal sangat
penting untuk koordinasi pekerjaan antara bagian-bagian dalam organisasi.
2.3.5 Komunikasi Lintas –Saluran
Dalam kebanyakan organisasi, muncul keinginan pegawai untuk
berbagi informasi melewati batas-batas fungsional dengan individu yang
tidak menduduki posisi atasan maupun bawahan mereka. Romli
menjelaskan bahwa ” komunikasi diagonal merupakan aliran komunikasi
13 Abdullah Masmuh, 2010, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek , UMM
dari orang-orang yang memiliki hubungan kewenangan secara langsung”.14
Kesimpulannya bahwa komunikasi lintas saluran merupakan
komunikasi yang melintasi jalur fungsional dan berkomunikasi dengan
orang –orang yang diawasi dan yang mengawasi tetapi bukan atasan atau
bawahan mereka. Mereka tidak memiliki otoritas lini untuk mengarahkan
orang–orang yang berkomunikasi dengan mereka dan terutama harus
mempromosikan gagasan–gagasan mereka.
Misalnya bagian–bagian seperti akunting, operational, marketing
dan personalia mengumpulkan data, laporan, rencana persiapan, kegiatan
koordinasi dan memberikan nasihat kepada manajer dari semua bagian
organisasi.
2.3.6 Komunikasi Informal/Selentingan
Seperti yang dijelaskan oleh Devito “Grapevine messages don’t
follow any of the formal, hierarchical lines of communication established in an organization, rather, they seem to have a life of their own “. 15 (Grapevine atau komunikasi informal tidak mengikuti jalur komunikasi
formal, hierarkial yang dibangun dalam organisasi, namun memiliki jalur
tersendiri.
14
Khomsahrial Romli, 2011, Komunikasi Organisasi Lengkap, Grasindo, Jakarta hal 176 15
Devito, Joseph A, 2009, Human Communication The Basic Course Eleventh Edition, Pearson International Edition, New York hal 282
Suatu organiasi mempunyai persyaratan teknis yang berasal dari
tujuan yang ditetapkanya. Pencapaian tujuan tersebut menuntut agar
tugas-tugas tertentu harus dilaksanakan dan para karyawan ditetapkan untuk
melaksanakan tugas-tugas tersebut. Sebagai hasilnya, sebagian karyawan
akan menjadi anggota dari suatu kelompok yang didasarkan atas
kedudukan mereka dalam organisasi (kelompok formal). Di lain pihak,
bilamana individu berhubungan secara agak terus menerus, ada
kecenderungan orang-orang itu untuk membentuk kelompok yang
kegiatannya mungkin berbeda dari kegiatan yang diinginkan organisasi
(kelompok informal).
Menurut Gibson “kelompok informal adalah pengelompokan
orang-orang secara alamiah dalam suatu situasi kerja sebagai tanggapan
terhadap kebutuhan sosial. Kelompok ini muncul dari upaya individu dan
tumbuh atas dasar kepentingan yang sama dan persahabatan bukan
dibentuk dengan sengaja”.16
Komunikasi informal terjadi bila pegawai satu sama lainnya tidak
mengindahkan posisinya dalam organisasi, faktor –faktor yang
mengarahkan aliran informasi lebih bersifat pribadi. Arah aliran informasi
kurang stabil, mengalir ke atas, kebawah dan melintasi saluran hanya
dengan sedikit –kalau ada-perhatian pada hubungan–hubungan posisional.
Karena komunikasi informal/personal ini muncul dari interaksi di antara
16
Gibson, L James , John M Ivancevich and James H. Donelly, Jr, “Organisasi, Perilaku, Struktur
orang–orang, informasi ini mengalir dari dari arah yang tidak dapat
diduga, dan jaringannya digolongkan sebagai selentingan (grapevine).
Kiasan ini tampaknya sesuai; grapevine terlihat tumbuh dan menjalar ke
segala arah, menangkap dan menyembunyikan buahnya di bawah
rerimbunan dedaunan, nyaris menantang penyelidikan.
Komunikasi informal cenderung mengandung laporan “rahasia”
tentang orang dan peristiwa yang tidak mengalir melalui saluran
perusahaan yang formal. Informasi yang diperoleh melalui selentingan
lebih memperhatikan “apa yang dikatakan atau didengarkan oleh seseorang” daripada apa yang dikeluarkan oleh pemegang kekuasaan . Paling tidak sumbernya rahasia meskipun informasi itu sendiri bukan
rahasia.
a. Sifat –sifat grapevine
Walaupun grapevine itu membawa informasi yang informal tetapi ada
manfaatnya bagi organisasi. Grapevine memberikan balikan kepada
pimpinan mengenai sentiment karyawan. Dengan adanya jaringan
komunikasi informal karyawan dapat menyalurkan ekspresi emosional
dari pesan-pesan yang dapat mempercepat permusuhan dan rasa marah
bila ditekan. Grapevine dapat membantu menerjemahkan pengarahan
pimpinan kedalam bahasa yang lebih mudah dipahami oleh karyawan.
Efek dari grapevine yang negatif dapat dikontrol oleh pimpinan,
dengan menjaga jaringan komunikasi formal yang bersifat terbuka, jujur,
Hubungan yang efektif antara atasan dan bawahan adalah suatu hal yang
krusial untuk mengontrol informasi informal.
b. Karakteristik Grapevine
Menurut Davis menjelaskan karakteristik grapevine adalah “istilah Grapevine berasal dari perang sipil di Amerika Serikat. Saluran telegraph yang bergantungan bebas dari pohon ke pohon lain serta merambat seperti pohon anggur, menyebabkan pesan yang disampaikan sering terganggu dan tidak jelas.17
Davis menyatakan bahwa terminologi grapevine dapat diterapkan
seluruh komunikasi informal. Komunikasi informal cenderung terdiri
atas laporan-laporan rahasia tentang orang dan peristiwa yang tidak
menyebar melalui saluran resmi dan formal. Informasi yang diperoleh
melalui grapevine lebih menyangkut tentang apa yang seseorang
katakan atau dengar dibandingkan dengan apa yang diumumkan oleh
otoritas.
c. Kegunaan Grapevine
Menurut Halloran dalam bukunya disampaikan bahwa: meskipun
tidak dalam bentuk formal mendapat legalisasi dari organisasi,
selentingan (grapevine) mempunyai beberapa kegunaan. 18 Grapevine dapat menemukan salah satu kebutuhan karyawan, yaitu dapat
memelihara dan menikmati hubungan persahabatan dengan rekan
sekerja. Grapevine dapat membantu karyawan dalam memahami
17 Keith Davis, 1976, Human Relations at work, Mac Grawhill Company, New York
18 Jack Halloran, 2000, Applied Human Relations Organization Approach , Prentice Hall, New
lingkungan kerjanya, terutama dalam menginterprestasikan
perintah-perintah yang kurang jelas dari atas.
Grapevine dapat berfungsi sebagai katup pengaman pada saat
orang-orang sedang bingung atau kurang jelas dengan apa yang sedang
terjadi, mereka dapat mempergunakan grapevine ini untuk
memperbesar rasa keingintahuan mereka untuk mengurangi
kegelisahan mereka sendiri. Setiap individu akan merasa gelisah
apabila ada ketidakpastian, maka dengan komunikasi informal
ketidakpastian itu akan terjawab.
Ketika orang-orang menggosipkan seseorang yang tidak ada,
mereka akan saling mengadili. Beberapa orang menghakimi orang lain,
untuk menguatkan keberadaannya. Hal ini merupakan suatu cara
menghadapi keraguan , ketidakpastian dan kebingungan.
2.4 Jaringan Komunikasi
2.4.1 Pengertian Jaringan Komunikasi
Little John menjelaskan “communication network is the ways in
which any 2 person are linked together”. 19 (jaringan komunikasi adalah cara dimana dua orang terikat dalam komunikasi bersama). Jadi, jaringan
komunikasi adalah sistem komunikasi umum yang akan digunakan oleh
kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang kepada orang lainnya
19
Stephen W Little John and Karen A. Foss, 2008, Theories of Human Communications ninth
sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan sebagai sarana
komunikasi.
Sebuah organisasi terdiri dari orang-orang dalam berbagai jabatan.
Ketika orang-orang dalam jabatan itu mulai berkomunikasi satu dengan yang lainnya, berkembanglah keteraturan dalam kontak dan “siapa berbicara kepada siapa”. Lokasi setiap individu dalam pola dan jaringan yang terjadi member peranan pada orang tersebut. Analisis jaringan telah
mengungkapkan sifat-sifat khas sejumlah anggota jaringan komunikasi
sebagai berikut:
2.4.2 Peranan Jaringan Kerja Komunikasi
Sebuah organisasi terdiri dari orang-orang dalam berbagai jabatan.
Ketika orang-orang dalam jabatan itu mulai berkomunikasi satu dengan
yang lainnya, berkembanglah keteraturan dalam kontak dan jaringan yang
terjadi memberi peranan pada orang tersebut.
Menurut R.Wayne Pace dalam bukunya mengatakan bahwa, “analisis jaringan telah mengungkapkan sifat-sifat khas sejumlah peranan jaringan komunikasi meliputi angggota klik, penyendiri
(isolate), jembatan (bridge), penghubung (liason), penjaga gawang (gate keeper), pemimpin pendapat (opinion leader), dan
kosmopolit(cosmopolites)20
Dari kutipan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran-peran
20
R.Wayne Pace dan Don F. Faules, 2006, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja
yang muncul dalam jaringan komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Anggota Klik
Klik terdiri dari individu-individu yang keadaan
sekelilingnya (kantor, tempat bekerja) memungkinkan kontak antar
individu, yang satu sama lain saling menyukai , dan yang merasa
amat puas dengan kontak-kontak tersebut.
Rogers and Kincaid dalam Kriyantono 21 menyebutkan bahwa klik adalah bagian dari sistem jaringan komunikasi yang anggota-anggotanya relatif lebih sering berhubungan satu sama lain antar anggotanya dengan syarat sebagai berikut: setiap klik paling sedikit terdiri dari tiga anggota, setiap anggota klik tidak mempunyai 50% hubungan, dan setiap anggota klik harus berhubungan satu sama lain secara langsung maupun tidak langsung, artinya tidak memerhatikan arah hubungan.
Klik seringkali terdiri dari individu-individu yang memiliki
alasan formal, yang berhubungan dengan jabatan untuk melakukan
kontak sekaligus juga mempunyai alasan informal dan bersifat
antarpersona.
2. Isolate/ Penyendiri
Penyendiri adalah mereka yang hanya melakukan sedikit
atau sama sekali tidak mengadakan kontak dengan anggota
kelompok lainnya. Konsep penyendiri ini relatif dan harus di
21
Kriyantono, Rachmat, 2010, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media, Jakarta hal 326
definisikan untuk setiap analisis jaringan kerja komunikasi.
Biasanya jaringan kerja di definisikan bergantung pada isi pesan.
Jadi mungkin saja seorang anggota menyendiri dalam suatu
jaringan yang pesan-pesannya mengenai hubungan pemerintahan
dengan organisasi, tetapi menjadi seorang anggota klik sentral bila
pesannya berkenaan dengan administrasi internal dari suatu divisi
dalam organisasi tersebut.
Karakteristik penyendiri:
1. Lebih berorientasi diri sendiri, kurang motivasi dan upaya
untuk maju serta rendah keinginan untuk berinteraksi
2. Kurang pengalaman dalam sistem, rata-rata lebih muda, dan
tidak memiliki power dalam organisasi
3. Lebih banyak menyimpan informasi daripada mengalirkannya.
4. Menganggap komunikasi sebagai sistem tertutup dan tidak
nyaman berada dalam sistem
5. Tidak banyak tahu anggota grup dibanding lainnya dan
cenderung menyimpan informasi yang relevan untuk
kepentingan grupnya sendiri.
3. Jembatan/Bridge
Jembatan adalah seorang anggota klik yang meiliki
juga menjalin kontak dengan anggota klik lain. Sebuah jembatan
berlaku sebagai pengontak langsung antara dua kelompok pegawai.
4. Penghubung/Liason
Penghubung adalah orang yang mengaitkan atau
menghubungkan dua klik atau lebih tetapi bukan anggota salah
satu kelompok yang dihubungkan tersebut. Peranan penghubung
adalah mengaitkan satuan-satuan organisasi bersama-sama dan
menggambarkan orang-orang yang berlaku sebagai penyaring
informasi dalam organisasi.
5. Penjaga Gawang/Gatekeeper
Dalam suatu jaringan komunikasi organisasi, penjaga
gawang (gatekeeper) adalah orang yang secara strategis
ditempatkan dalam jaringan agar dapat melakukan pengendalian
atas pesan apa yang akan disebarkan melalui system tersebut.
Seorang penjaga gawang paling mudah dikenali dalam jaringan
komunikasi berurutan, karena informasi dan pesan dapat
dikendalikan hampir dalam setiap hubungan. Setiap penyampai
pesan dalam suatu rantai urutan dapat menjadi penjaga gawang.
6. Pemimpin Pendapat/Opinion Leader
Berlawanan dengan pemimpin resmi yang memiliki otoritas
pemimpin pendapat (opinion leader) adalah orang tanpa jabatan
formal dalam sistem sosial, yang membimbing pendapat dan
mempengaruhi orang-orang dalam keputusan mereka. Orang ini
disebut sebagai pemimpin pendapat, yang dibutuhkan karena
pendapat dan pengaruh mereka. Mereka merupakan orang-orang
yang mengikuti persoalan dan dipercayai orang-orang lainnya
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Opinion leader seperti dikemukakan oleh Cahyana dalam Kriyantono adalah 22 kedudukan individu dalam jaringan komunikasi yang ditunjukan dengan jumlah individu yang memilihnya sebagai pasangan komunikasi. Jika individu yang dipilih oleh individu lain sebagai pasangan komunikasi melebihi jumlah rata-rata pilihan komunikasi yang diterima individu lain, dapat dikatakan individu tersebut sebagai Opinion Leader.
Rumus mencari Opinion Leader:
∑ Hubungan Komunikasi ∑ Anggota Jaringan
Jika hasilnya lebih dari 3 maka dikatakan individu tersebut sebagai
Opinion Leader.
7. Kosmopolit
Manusia kosmopolitan adalah orang yang menjadi milik
seluruh dunia atau orang yang bebas dari gagasan, prasangka, atau
kecintaan local, daerah dan nasional.
22
Kriyantono, Rachmat, 2010, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media, Jakarta hal 325
Seorang kosmopolit adalah individu yang melakukan kontak dengan dunia luar,
dengan individu-individu diluar organisasi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
2.4.3 Pola Jaringan Komunikasi
Ilmu komunikasi mengenal lima jenis pola komunikasi yaitu pola roda,
pola lingkaran, pola rantai, pola Y, dan all channel (semua saluran). 23 Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di gambar dibawah ini :
Pola Roda Pola Rantai Pola Y
Pola Lingkaran Semua Saluran
Gambar 2.4.3 Pola Jaringan Komunikasi
(Sumber: Robert Townsend, Further Up the Organization , New York :Knopf,
1985)
Menurut Townsend dalam Tubbs menyatakan bahwa dalam jaringan roda,
seorang anggota yang biasanya menjadi pemimpin-merupakan pusat komentar
dari setiap anggota kelompok karena pemimpin (orang pusat) ada dalam jaringan ,
ia bebas berkomunikasi dengan keempat anggota lainnya, tetapi mereka hanya
dapat berkomunikasi dengan si pemimpin saja. Dalam jaringan rantai, tiga orang
23
Stewart L Tubbs, and Sylvia Moss, 2005, Human Communications Konteks-Konteks Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung. hal 90
dapat berkomunikasi dengan yang disebelahnya. Jaringan Y mirip dengan
jaringan rantai : tiga dari lima orang hanya dapat berkomunikasi dengan seorang
seorang anggota lainnya. Pola lingkaran dan pola semua saluran tidak dipusatkan
dan kadang-kadang tanpa pemimpin. Dalam lingkaran , setiap orang dapat
berkomunikasi dengan dua orang disebelahnya, dan jaringan semua saluran ,
semua saluran komunikasi terbuka, setiap orang dapat berkomunikasi dengan
semua anggota lainnya.
2.4.4 Jaringan Komunikasi Informal
Little John dalam bukunya menjelaskan tentang jaringan komunikasi
informal bahwa, “emergent networks are the informal channels that are built not
by formal regulations of an organization, but by regular daily contact among member” 24 (jaringan informal adalah jalur komunikasi informal yang dibangun bukan dari aturan formal organisasi, tetapi dari hubungan rutin antar anggota)
Jaringan komunikasi informal adalah komunikasi antara individu yang
berhubungan melalui pola-pola arus komunikasi yang bersifat informal tanpa
melihat kedudukan dan posisi mereka secara struktural dalam organisasi. Jaringan
komunikasi informal terbentuk dari motivasi yang menjadi kebutuhan individu
untuk berinteraksi dan menjadi bagian dari lingkungannya. Komunikasi informal
lebih bersifat hubungan interpersonal yang berarti lebih menekankan hubungan
antar pribadi yang menuntut adanya keakraban dan kesamaan.
24 Stephen W Littlejohn and Karen A. Foss,2008, Theories of Human Communications ninth edition, Thomson & Wardsworth, New York hal 260-261
Aktivasi jaringan komunikasi informal ini terjadi dalam organisasi dari
hasil aktivitas-aktivitas pekerjaan yang megakibatkan interaksi antara karyawan.
Dalam proses akuisisi perusahaan, ketidakterbukaan informasi dari pihak
manajemen perusahaan baik dari sisi media maupun salurannya akan
menimbulkan kabar yang simpang siur, desas-desus serta selentingan yang tidak
jelas terutama mengenai isu pemutusan hubungan kerja yang cukup meresahkan
karyawan.
2.4. 5 Karakteristik Jaringan Komunikasi Informal
Karakteristik munculnya jaringan komunikasi informal
(Grapevine) menurut Halloran : 25 a. Kecepatan perpindahan informasi b. Derajat penyeleksian
c. Operasional local
d. Relasi komunikasi formal
Dapat dijelaskan bahwa pada saat pegawai tertarik akan
pembahasan suatu masalah, maka perpindahan pesan akan bergerak lebih
cepat dari mulut ke mulut . Seorang pembawa berita tentang suatu masalah
tertentu akan melakukan penyeleksian terhadap penerima pesan tersebut.
Setiap informasi yang beredar didalam organisasi, tidak akan melibatkan
orang yang berada di luar organisasi. Informasi informal hanya akan
berputar bagi orang-orang yang berkepentingan di dalam organisasi.
Komunikasi formal dan informal berjalan beriringan atau tidak sama
25Jack Halloran, D.Benton, Douglas A. Benton, 2000, Applied Human Relations Organization Approach, Prentice Hall, New York hal 77
sekali. Pada saat informasi formal tidak aktif, maka jaringan informasi
informal tidak akan mengisi kesenjangan komunikasi tersebut. Tidak akan
ada komunikasi dalam setiap subjek, Pada saat komunikasi formal berjalan
efektif, maka akan timbul komunikasi informal yang aktif.
2.4.6 Struktur Jaringan Komunikasi Informal
Dibalik hubungan struktural yang formal, dalam organisasi
terdapat juga sistem hubungan sosial yang lebih kompleks yaitu sistem
atau jaringan informal. Struktur jaringan informal menurut Wafford dalam
Suprapto adalah “memiliki jalur hubungan yang minimum (sedikit)
diantara anggota-anggota kelompok dan untuk setiap jalur hubungan,
proses seleksi, encoding dan decoding harus saling diulang-ulang.” 26 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar dibawah ini
A A
E B E B
D C D C
Formal network of communications Emergent flow of communications under current condition
Gambar 2.4.6 Operating Structure for two slash network (Sumber Wafford,dkk.1977)
26
2.4.7 Analisis Jaringan Komunikasi
Analisis jaringan komunikasi memiliki beberapa tujuan seperti yang disebutkan oleh Little John adalah,27 “if you were to analyze a network, look at
several things the ways in which any two person are linked together. The network functions are:
1. Control information flow
2. Bring people with common interest together 3. Build common interpretations
4. Enhance social influence
5. Allow for an exchange of resources
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu analisis jaringan
komunikasi adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk
mengidentifikasikan struktur komunikasi (susunan dari elemen-elemen yang
berbeda yang dapat dikenal melalui satu pola arus komunikasi dalam suatu
sistem). Adapun yang dianalisis adalah dengan menggunakan tipe-tipe hubungan
interpersonal (hubungan antar orang perorang dalam organisasi). .
Menurut Harjana dari analisis jaringan ini juga akan ditemukan yaitu tokoh bintang komunikasi (communications star). Kedua, tokoh-tokoh jembatan (bridge). Ketiga, penghubung (liason), yakni orang yang tidak termasuk dalam kelompok kecil manapun tetapi mempunyai hubungan dengan beberapa kelompok kecil dan ke empat orang terpencil (isolate). 28 Dari berbagai analisis jaringan ini dapat diketahui adanya berbagai
kelompok kecil dengan ikatan kuat (klik) dan variasi peran perorangan (individual
role) dalam berbagai jaringan komunikasi antar pribadi yang terbentuk dalam
organisasi. terpisah dapat dilakukan untuk berbagai kepentingan yang berbeda,
27
Stephen W Littlejohn and Karen A. Foss,2008, Theories of Human Communications ninth
edition, Thomson & Wardsworth, New York hal 261 28
misalnya untuk komunikasi tentang tugas atau kedinasan, komunikasi sosial, atau
komunikasi obrolan dan desas desus.
2.5 Akuisisi
2.7.1 Pengertian Akuisisi
Hunger mendefinisikan akuisisi sebagai pembelian terhadap sebuah perusahaan yang kemudian dijadikan sebagai cabang atau divisi operasi dari perusahaan yang membeli. Akuisisi biasanya terjadi diantara perusahaan yang berbeda ukuran, dan bisa bersifat bersahabat atau agresif. 29
Definisi lain menyebutkan bahwa akuisisi seperti yang dijelaskan
oleh Moin “dalam terminologi bisnis diartikan sebagai pengambil-alihan
kepemilikan /pengendalian atas saham atau asset perusahaan lain dan
dalam peristiwa baik perusahaan pengambil alih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum terpisah” 30
Dari kedua definisi tersebut maka disimpulkan bahwa akuisisi
adalah pembelian atau pengambilalihan kepemilikan diantara dua
perusahaan yang berbeda ukuran dengan tetap mempertahankan eksistensi
perusahaan yang diakuisisi sebagai badan hukum yang terpisah.
Perubahan yang biasa terjadi dalam proses akuisisi tersebut bisa berupa
perubahan corporate identity, budaya organisasi, susunan manajerial.
2.7.2 Alasan-alasan Melakukan Akuisisi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger
29
Hunger, J David dan Thomas L. Wheelen, 2003, Manajemen Strategis, Andi, Semarang hal 214
30
maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.